makalah akuntansi syariah i

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perkembangan akuntansi yaitu bagian dari ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang bersifat memiliki kebenaran yang absolut. Namun untuk sejauh ini masyarakat di sekitar belum sepenuhnya memahami akan pengaplikasian akuntansi di lingkungan dari cara penempatannya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 yang relatif cukup tinggi serta stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi yang terkendali memberikan kondisi yang kondusif bagi dunia usaha. Hal ini memberikan dampak kepada peningkatan aset, simpanan dan penyaluran dana sehingga fungsi intermediary perbankan syariah yang tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) masih terjaga dengan baik, selain permodalan dan profitabilitas industri perbankan syariah juga tetap terpelihara dengan cukup baik. Kualitas pembiayaan juga relatif lebih baik , walaupun nominal pembiayaan bermasalah sempat meningkat namun akselerasi pembiayaan dan penyisihan aktiva pembiayaan yang cukup besar mampu menekan dan mengendalikan rasio Non Performing Financing (NPF). Selain itu, aktifitas inovasi produk dan layanan perbankan Syariah terus berlangsung. Bank

Upload: firmanchangea4098

Post on 13-Aug-2015

376 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Akuntansi Syariah I

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah perkembangan akuntansi yaitu bagian dari ilmu pengetahuan yang

berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang bersifat

memiliki kebenaran yang absolut. Namun untuk sejauh ini masyarakat di sekitar

belum sepenuhnya memahami akan pengaplikasian akuntansi di lingkungan dari

cara penempatannya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 yang relatif cukup tinggi

serta stabilitas nilai tukar rupiah dan inflasi yang terkendali memberikan kondisi

yang kondusif bagi dunia usaha. Hal ini memberikan dampak kepada

peningkatan aset, simpanan dan penyaluran dana sehingga fungsi intermediary

perbankan syariah yang tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) masih

terjaga dengan baik, selain permodalan dan profitabilitas industri perbankan

syariah juga tetap terpelihara dengan cukup baik. Kualitas pembiayaan juga

relatif lebih baik , walaupun nominal pembiayaan bermasalah sempat meningkat

namun akselerasi pembiayaan dan penyisihan aktiva pembiayaan yang cukup

besar mampu menekan dan mengendalikan rasio Non Performing Financing

(NPF). Selain itu, aktifitas inovasi produk dan layanan perbankan Syariah terus

berlangsung. Bank Indonesia selama tahun 2011 telah memberikan penegasan

kepada 26 laporan produk baru. Hal ini akan semakin meningkatkan akselerasi

dan penerimaan masyarakat terhadap bank syariah.

Akunntansi merupakan salah satu pokok materi kehidupan keseharian kita.

Berkenaan dengan prospek ekonomi ke depan, diharapkan kondisi perekonomian

global yang masih belum pulih tidak akan begitu berpengaruh terhadap

perekonomian domestic seiring dengan perbaikan produktifitas dan efisiensi

perekonomian domestik. Bagi perbankan syariah, prospek ekonomi tersebut akan

semakin mendorong pertumbuhan industri ke depan khususnya melalui: (i)

potensi pasar yang masih besar yang belum tergarap sepenuhnya seiring dengan

Page 2: Makalah Akuntansi Syariah I

membaiknya pendapatan perkapita masyarakat , (ii) ekspektasi investasi asing

setelah tercapainya peringkat investment grade bagi Indonesia sekaligus

menurunkan risk premium Indonesia dalam industri keuangannya di mata

internasional; (iii) kuatnya sektor konsumsi domestik, kinerja investasi dan (iv)

keberhasilan program promosi dan edukasi publik tentang perbankan syariah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengangkat

permasalahan dalam makalah ini yaitu “bagaimana perkembangan akuntansi

syariah hingga sekarang?”

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu

mencantumkan tujuan dalam penulisannya agar penulisan makalah ini lebih

terarah pada sasaran yang akan dicapai. Tujuan penulisan tersebut yakni untuk

mendapatkan gambaran yang pasti tentang perkembangan akuntansi syariah

hingga sekarang.

D. Manfaat Penulisan

Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan makalah ini

yaitu sebagai berikut.

1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang perkembangan

akuntansi syariah.

2. Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta

generasi yang akan datang.

2

Page 3: Makalah Akuntansi Syariah I

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Akuntansi Syariah

Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti yaitu bagian

dari ilmu pengetahuan yang berhubunggan dengan masalah hokum alam dan

perhitungan yang bersifat kebenaran absolute. Penemuan metode baru dalam

akuntansi selalu mengalami penyesuaian dengan kondisi tertentu sehingga dalam

perkembanggan selanjutnya ilmu akuntansi lebih cenderung dengan ilmu social.

Islam juga memandang akuntansi tidak hanya sekedar ilmu yang bebas menilai

untuk melakukan pencatatan dan pelaporan saja, akan tetapi sebagai alat untuk

menjalankan nilai-nilai islam sesuai ketentuan syariah.

Negara madinah merupakan letak awal perkembangan islam yaitu pada

tahun 622 m atau tahun 1 H. Hal ini didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim

adalah bersaudara tanpa memandang ras, suku, warna kulit, dan golongan lainnya,

sehingga kegiatan kenegaraan dilakukan secara gotong royong atau kerja sama

karnanya Negara tersebut tidak memiliki pemasukan dan pengeluaran.

Bentuk sekertariat didirikan akhir tahun 6 H Nabi Muhammad SAW

bertindak sebagai kepala Negara dan juga sebagai ketua Mahkama Agung. Mufti

besar dan panglima perang tertinggi bertindak sebagai penanggung jawab

administrasi Negara.

Pada abad 7 rasul mendirikan baitul maal. Fungsinya sebagai

penyimpanan ketika adanya pembayaran wajib zakat dan usur (pajak pertanian

dari muslim) dan adanya perluasan wilayah atau jizia yaitu pajak perlindungan

dari non muslim, dan juga adanya kharaj yaitu pajak pertanian, non muslim. Nabi

telah menunjukan petugas qadi (banyak) yaitu sejumlah 42 orang di bagi menjadi

lima bagian yaitu :

Sekretaris pernyataan

Sekretaris hubungan pencatat tanah

Sekretaris perjanjian

3

Page 4: Makalah Akuntansi Syariah I

Sekretaris peperangan

pencatat administrasi

Akuntansi bukanlah suatu profesi baru, luca paciolli dalam bukunya yang

berjudul Summa de arithmetika Geomitria Proportionalita pada tahun 1494 M

membahas mengenai double entry book keeping. Luca paciolli menyederhanakan

bentuk akuntansi yang dilakukan pada zaman sebelum Masehi, sehingga ia

ditetapkan sebagai penemu akuntansi modern, meskipun dia mengatakan bahwa

hal tersebut dilakukan lebih dari satu abad yang lalu.

B. Perkembangan Umum Akuntansi

Hampir seluruh ‘peta’ akuntansi Indonesia merupakan by product Barat.

Akuntansi konvensional (Barat) di Indonesia bahkan telah diadaptasi tanpa

perubahan berarti. Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan, standar, dan

praktik akuntansi di lingkungan bisnis. Kurikulum, materi dan teori yang

diajarkan di Indonesia adalah akuntansi pro Barat. Semua standar akuntansi

berinduk pada landasan teoritis dan teknologi akuntansi IASC (International

Accounting Standards Committee). Indonesia bahkan terang-terangan menyadur

Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements IASC,

dengan judul Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI).

Perkembangan terbaru, saat ini telah disosialisasikan sistem pendidikan

akuntansi “baru” yang merujuk internasionalisasi dan harmonisasi standar

akuntansi. Pertemuan-pertemuan, workshop, lokakarya, seminar mengenai

perubahan kurikulum akuntansi sampai standar kelulusan akuntan juga mengikuti

kebijakan IAI berkenaan Internasionalisasi Akuntansi Indonesia tahun 2010.

Dunia bisnis tak kalah, semua aktivitas dan sistem akuntansi juga

diarahkan untuk memakai acuan akuntansi Barat. Hasilnya akuntansi sekarang

menjadi menara gading dan sulit sekali menyelesaikan masalah lokalitas.

Akuntansi hanya mengakomodasi kepentingan ”market” (pasar modal) dan tidak

dapat menyelesaikan masalah akuntansi untuk UMKM yang mendominasi

4

Page 5: Makalah Akuntansi Syariah I

perekonomian Indonesia lebih dari 90%. Hal ini sebenarnya telah menegasikan

sifat dasar lokalitas masyarakat Indonesia.

Padahal bila kita lihat lebih jauh, akuntansi secara sosiologis saat ini telah

mengalami perubahan besar. Akuntansi tidak hanya dipandang sebagai bagian

dari pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan. Akuntansi telah dipahami

sebagai sesuatu yang tidak bebas nilai (value laden), tetapi dipengaruhi nilai-nilai

yang melingkupinya. Bahkan akuntansi tidak hanya dipengaruhi, tetapi juga

mempengaruhi lingkungannya (lihat Hines 1989; Morgan 1988; Triyuwono

2000a; Subiyantoro dan Triyuwono 2003; Mulawarman 2006). Ketika akuntansi

tidak bebas nilai, tetapi sarat nilai, otomatis akuntansi konvensional yang saat ini

masih didominasi oleh sudut pandang Barat, maka karakter akuntansi pasti

kapitalistik, sekuler, egois, anti-altruistik. Ketika akuntansi memiliki kepentingan

ekonomi-politik MNC’s (Multi National Company’s) untuk program

neoliberalisme ekonomi, maka akuntansi yang diajarkan dan dipraktikkan tanpa

proses penyaringan, jelas berorientasi pada kepentingan neoliberalisme ekonomi

pula.

C. Perkembangan Industri Perbankan Syariah

Di tengah meningkatnya gejolak perekonomian dunia terutama sebagai

dampak krisis utang di Eropa dan permasalahan fiskal di AS, kinerja

perekonomian domestik tetap kondusif, dengan laju pertumbuhan GDP mencapai

6,5% (yoy), dan dengan sumber pertumbuhan yang relatif makin berimbang

seiring meningkatnya peran ekspor dan investasi. Sementara itu inflasi tahun 2011

tercatat sebesar 3,79% (yoy) atau lebih rendah dari tahun sebelumnya (6,96%).

Perkembangan tersebut tidak terlepas dari upaya Bank Indonesia dan Pemerintah

dalam mengendalikan pergerakan harga barang dan jasa secara umum. Bauran

kebijakan moneter dan kebijakan makroprudensial yang telah ditempuh Bank

Indonesia serta penguatan koordinasi dengan Pemerintah telah dapat menjaga

keseimbangan permintaan dan pasokan barang khususnya bahan pangan, serta

memelihara stabilitas nilai tukar dan ekspektasi inflasi.

5

Page 6: Makalah Akuntansi Syariah I

Sejalan dengan kinerja perekonomian yang kian membaik, perbankan

secara umum juga masih mampu mempertahankan kinerja positif yang disertai

dengan terus meningkatnya fungsi intermediasi. Sepanjang tahun 2011 total aset

perbankan tumbuh sebesar 21,4% (yoy) menjadi Rp3.708,6 triliun, salah satunya

didorong oleh kenaikan kredit hingga 24,5% (yoy). Selain dipengaruhi oleh

kondisi perekonomian Indonesia yang kondusif, pesatnya pertumbuhan kredit

juga tidak terlepas dari kebijakan GWM LDR Bank Indonesia yang efektif

berlaku sejak Maret 2011. Dengan kebijakan GWM LDR tersebut, LDR

perbankan ditetapkan dalam suatu kisaran yang dipandang mampu mendorong

fungsi intermediasi perbankan namun tetap menjaga prinsip kehati-hatian. LDR

bank umum yang pada akhir tahun 2010 tercatat sebesar 75,2%, kemudian mulai

bergerak ke kisaran yang telah ditetapkan dalam ketentuan GWM LDR sehingga

menjadi 78,8% pada akhir tahun 2011. Dari sisi ketahanan keuangan, sekalipun

terjadi ekspansi kredit yang cukup tinggi, perbankan (bank umum) berhasil

mempertahankan kecukupan permodalan di level 16,0%. Permodalan bank juga

relatif tidak terpengaruh oleh gejolak pasar keuangan internasional, mengingat

rendahnya direct exposure berupa portfolio luar negeri.

Momentum perkembangan ekonomi yang kondusif juga berdampak positif

terhadap perkembangan perbankan syariah. Volume usaha perbankan syariah

yang terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) meningkat 48,6% (yoy) dari posisi

Rp100,3 triliun pada tahun 2010, menjadi Rp149,0 triliun pada tahun 2011. Laju

pertumbuhan volume usaha tersebut selain lebih tinggi dibandingkan tahun lalu,

juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri secara nasional, sehingga

pangsa perbankan syariah terhadap industri perbankan meningkat menjadi 4,0%.

Sejalan dengan ekspansi dimaksud, fungsi intermediasi perbankan syariah masih

dipertahankan pada tingkat yang cukup optimal, tercermin dari Financing do

Deposit ratio yang mencapai sebesar 89,9%.

Secara regional, perkembangan perbankan syariah yang cukup pesat

terjadi di sejumlah daerah. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan kegiatan

6

Page 7: Makalah Akuntansi Syariah I

penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan atau penyaluran pembiayaan

terutama di kawasan Sumatera, kawasan Bali dan Nusatenggara serta kawasan

Sulawesi, Maluku dan Papua yang melebihi laju pertumbuhan secara nasional.

Selain itu, beberapa daerah di kawasan Jawa juga menunjukkan pertumbuhan

yang cukup tinggi. Perkembangan tersebut menunjukkan peluang pengembangan

perbankan syariah yang cukup besar di luar ibukota negara, meskipun DKI Jakarta

dengan skala aktivitas ekonominya, tetap menjadi target utama pengembangan

usaha perbankan syariah dengan pangsa DPK dan pembiayaan terhadap industri

masing-masing mencapai 46,5% dan 37,1%.

Sementara itu, kondisi portofolio valas yang terbatas, serta eksposur

terhadap sektor-sektor yang bergantung pada permintaan eksternal (tradable)

seperti manufaktur, dan pertanian yang relatif rendah, juga melindungi perbankan

syariah dari risiko kerugian sebagai imbas krisis keuangan global. Lebih jauh lagi,

nature prinsip syariah yang menjadi pedoman perbankan syariah juga membatasi

kemungkinan penggunaan instrumen berbasis bunga dan spekulasi yang turut

berkontribusi terhadap krisis yang terjadi. Meskipun demikian, jika kondisi

pelambatan ekonomi global tersebut berkepanjangan diyakini dapat menurunkan

pertumbuhan berbagai sektor ekonomi Indonesia, dan kemudian mempengaruhi

perbankan syariah yang hampir seluruh portfolionya disalurkan ke sektor riil.

D. Akuntansi Syariah: Antara Aliran Pragmatis dan Idealis

Perkembangan akuntansi syariah saat ini menurut Mulawarman (2006;

2007a; 2007b; 2007c) masih menjadi diskursus serius di kalangan akademisi

akuntansi. Diskursus terutama berhubungan dengan pendekatan dan aplikasi

laporan keuangan sebagai bentukan dari konsep dan teori akuntansinya.

Perbedaan-perbedan yang terjadi mengarah pada posisi diametral pendekatan

teoritis antara aliran akuntansi syariah pragmatis dan idealis.

a. Akuntansi Syariah Aliran Pragmatis

Aliran akuntansi syariah pragmatis lanjut Mulawarman (2007a)

menganggap beberapa konsep dan teori akuntansi konvensional dapat

7

Page 8: Makalah Akuntansi Syariah I

digunakan dengan beberapa modifikasi (lihat juga misalnya Syahatah 2001;

Harahap 2001; Kusumawati 2005 dan banyak lagi lainnya).

Modifikasi dilakukan untuk kepentingan pragmatis seperti penggunaan

akuntansi dalam perusahaan Islami yang memerlukan legitimasi pelaporan

berdasarkan nilai-nilai Islam dan tujuan syariah. Akomodasi akuntansi

konvensional tersebut memang terpola dalam kebijakan akuntansi seperti

Accounting and Auditing Standards for Islamic Financial Institutions yang

dikeluarkan AAOIFI secara internasional dan PSAK No. 59 atau yang terbaru

PSAK 101-106 di Indonesia.

Hal ini dapat dilihat misalnya dalam tujuan akuntansi syariah aliran

pragmatis yang masih berpedoman pada tujuan akuntansi konvensional dengan

perubahan modifikasi dan penyesuaian berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Tujuan akuntansi di sini lebih pada pendekatan kewajiban, berbasis entity

theory dengan akuntabilitas terbatas.

Bila kita lihat lebih jauh, regulasi mengenai bentuk laporan keuangan

yang dikeluarkan AAOIFI misalnya, disamping mengeluarkan bentuk laporan

keuangan yang tidak berbeda dengan akuntansi konvensional (neraca, laporan

laba rugi dan laporan aliran kas) juga menetapkan beberapa laporan lain seperti

analisis laporan keuangan mengenai sumber dana untuk zakat dan

penggunaannya; analisis laporan keuangan mengenai earnings atau

expenditures yang dilarang berdasarkan syariah; laporan responsibilitas sosial

bank syari’ah; serta laporan pengembangan sumber daya manusia untuk bank

syari’ah.

Ketentuan AAOIFI lebih diutamakan untuk kepentingan ekonomi,

sedangkan ketentuan syari’ah, sosial dan lingkungan merupakan ketentuan

tambahan. Dampak dari ketentuan AAOIFI yang longgar tersebut, membuka

peluang perbankan syariah mementingkan aspek ekonomi daripada aspek

syariah, sosial maupun lingkungan. Sinyal ini terbukti dari beberapa penelitian

empiris seperti dilakukan Sulaiman dan Latiff (2003), Hameed dan Yaya

(2003b), Syafei, et al. (2004).

8

Page 9: Makalah Akuntansi Syariah I

Penelitian lain dilakukan Hameed dan Yaya (2003b) yang menguji

secara empiris praktik pelaporan keuangan perbankan syariah di Malaysia dan

Indonesia. Berdasarkan standar AAOIFI, perusahaan di samping membuat

laporan keuangan, juga diminta melakukan disclose analisis laporan keuangan

berkaitan sumber dana zakat dan penggunaannya, laporan responsibilitas sosial

dan lingkungan, serta laporan pengembangan sumber daya manusia. Tetapi

hasil temuan Hameed dan Yaya (2003b) menunjukkan bank-bank syari’ah di

kedua negara belum melaksanakan praktik akuntansi serta pelaporan yang

sesuai standar AAOIFI.

Syafei, et al. (2004) juga melakukan penelitian praktik pelaporan

tahunan perbankan syariah di Indonesia dan Malaysia. Hasilnya, berkaitan

produk dan operasi perbankan yang dilakukan, telah sesuai tujuan syariah

(maqasid syariah). Tetapi ketika berkaitan dengan laporan keuangan tahunan

yang diungkapkan, baik bank-bank di Malaysia maupun Indonesia tidak murni

melaksanakan sistem akuntansi yang sesuai syariah. Menurut Syafei, et al.

(2004) terdapat lima kemungkinan mengapa laporan keuangan tidak murni

dijalankan sesuai ketentuan syari’ah.

Pertama, hampir seluruh negara muslim adalah bekas jajahan Barat.

Akibatnya masyarakat muslim menempuh pendidikan Barat dan mengadopsi

budaya Barat. Kedua, banyak praktisi perbankan syariah berpikiran pragmatis

dan berbeda dengan cita-cita Islam yang mengarah pada kesejahteraan umat.

Ketiga, bank syariah telah establish dalam sistem ekonomi sekularis-

materialis-kapitalis.

Pola yang establish ini mempengaruhi pelaksanaan bank yang kurang

Islami. Keempat, orientasi Dewan Pengawas Syariah lebih menekankan

formalitas fiqh daripada substansinya. Kelima, kesenjangan kualifikasi antara

praktisi dan ahli syariah. Praktisi lebih mengerti sistem barat tapi lemah di

syariah. Sebaliknya ahli syariah memiliki sedikit pengetahuan mengenai

mekanisme dan prosedur di lapangan.

b. Akuntansi Syariah Aliran Idealis

9

Page 10: Makalah Akuntansi Syariah I

Aliran Akuntansi Syariah Idealis di sisi lain melihat akomodasi yang

terlalu “terbuka dan longgar” jelas-jelas tidak dapat diterima. Beberapa alasan

yang diajukan misalnya, landasan filosofis akuntansi konvensional merupakan

representasi pandangan dunia Barat yang kapitalistik, sekuler dan liberal serta

didominasi kepentingan laba (lihat misalnya Gambling dan Karim 1997;

Baydoun dan Willett 1994 dan 2000; Triyuwono 2000a dan 2006; Sulaiman

2001; Mulawarman 2006a).

Landasan filosofis seperti itu jelas berpengaruh terhadap konsep dasar

teoritis sampai bentuk teknologinya, yaitu laporan keuangan. Keberatan aliran

idealis terlihat dari pandangannya mengenai Regulasi baik AAOIFI maupun

PSAK No. 59, serta PSAK 101-106, yang dianggap masih menggunakan

konsep akuntansi modern berbasis entity theory (seperti penyajian laporan laba

rugi dan penggunaan going concern dalam PSAK No. 59) dan merupakan

perwujudan pandangan dunia Barat. Ratmono (2004) bahkan melihat tujuan

laporan keuangan akuntansi syariah dalam PSAK 59 masih mengarah pada

penyediaan informasi. Yang membedakan PSAK 59 dengan akuntansi

konvensional, adanya informasi tambahan berkaitan pengambilan keputusan

ekonomi dan kepatuhan terhadap prinsip syariah. Berbeda dengan tujuan

akuntansi syariah filosofis-teoritis, mengarah akuntabilitas yang lebih luas

(Triyuwono 2000b; 2001; 2002b; Hameed 2000a; 2000b; Hameed dan Yaya

2003a; Baydoun dan Willett 1994).

Konsep dasar teoritis akuntansi yang dekat dengan nilai dan tujuan

syariah menurut akuntansi syariah aliran idealis adalah Enterprise Theory

(Harahap 1997; Triyuwono 2002b), karena menekankan akuntabilitas yang

lebih luas. Meskipun, dari sudut pandang syariah, seperti dijelaskan Triyuwono

(2002b) konsep ini belum mengakui adanya partisipasi lain yang secara tidak

langsung memberikan kontribusi ekonomi. Artinya, lanjut Triyuwono (2002b)

konsep ini belum bisa dijadikan justifikasi bahwa enterprise theory menjadi

konsep dasar teoritis, sebelum teori tersebut mengakui eksistensi dari indirect

participants.

10

Page 11: Makalah Akuntansi Syariah I

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang ada dalam VAS, Triyuwono

(2001) dan Slamet (2001) mengusulkan apa yang dinamakan dengan Shari’ate

ET. Menurut konsep ini stakeholders pihak yang berhak menerima

pendistribusian nilai tambah diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu direct

participants dan indirect participants. Menurut Triyuwono (2001) direct

stakeholders adalah pihak yang terkait langsung dengan bisnis perusahaan,

yang terdiri dari: pemegang saham, manajemen, karyawan, kreditur, pemasok,

pemerintah, dan lain-lainnya. Indirect stakeholders adalah pihak yang tidak

terkait langsung dengan bisnis perusahaan, terdiri dari: masyarakat mustahiq

(penerima zakat, infaq dan shadaqah), dan lingkungan alam (misalnya untuk

pelestarian alam).

c. Komparasi Antara Akuntansi Syariah Aliran Idealis dan Pragmatis

Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbincangan mengenai perbedaan

antara aliran akuntansi syariah pragmatis dan idealis di atas adalah, pertama,

akuntansi syariah pragmatis memilih melakukan adopsi konsep dasar teoritis

akuntansi berbasis entity theory. Konsekuensi teknologisnya adalah

digunakannya bentuk laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi dan

laporan arus kas dengan modifikasi pragmatis. Kedua, akuntansi syariah idealis

memilih melakukan perubahan-perubahan konsep dasar teoritis berbasis

shari’ate ET. Konsekuensi teknologisnya adalah penolakan terhadap bentuk

laporan keuangan yang ada; sehingga diperlukan perumusan laporan keuangan

yang sesuai dengan konsep dasar teoritisnya. Untuk memudahkan penjelasan

perbedaan akuntansi syariah aliran pragmatis dan idealis,

11

Page 12: Makalah Akuntansi Syariah I

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Akuntansi tidak hanya dipandang sebagai bagian dari pencatatan dan

pelaporan keuangan perusahaan. Akuntansi telah dipahami sebagai sesuatu yang

tidak bebas nilai (value laden), tetapi dipengaruhi nilai-nilai yang melingkupinya.

Kondisi pelambatan ekonomi global yang berkepanjangan diyakini dapat

menurunkan pertumbuhan berbagai sektor ekonomi Indonesia, dan kemudian

mempengaruhi perbankan syariah yang hampir seluruh portfolionya disalurkan ke

sektor riil. Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbincangan mengenai perbedaan

antara aliran akuntansi syariah pragmatis dan idealis di atas adalah, pertama,

akuntansi syariah pragmatis memilih melakukan adopsi konsep dasar teoritis

akuntansi berbasis entity theory. diharapkan kondisi perekonomian global yang

masih belum pulih tidak akan begitu berpengaruh terhadap perekonomian

domestic seiring dengan perbaikan produktifitas dan efisiensi perekonomian

domestik. Bagi perbankan syariah, prospek ekonomi tersebut akan semakin

mendorong pertumbuhan industri ke depan khususnya melalui: (i) potensi pasar

12

Page 13: Makalah Akuntansi Syariah I

yang masih besar yang belum tergarap sepenuhnya seiring dengan membaiknya

pendapatan perkapita masyarakat , (ii) ekspektasi investasi asing setelah

tercapainya peringkat investment grade bagi Indonesia sekaligus menurunkan risk

premium Indonesia dalam industri keuangannya di mata internasional; (iii)

kuatnya sektor konsumsi domestik, kinerja investasi dan (iv) keberhasilan

program promosi dan edukasi publik tentang perbankan syariah.

13

Page 14: Makalah Akuntansi Syariah I

Daftar Pustaka

Bank Indonesia. Laporan Perkembangan Perbankan Syariah 2011. Direktorat

Perbankan Syariah

Mulawarman, Aji Dedi. 2006. Menyibak Akuntansi Syariah: Rekonstruksi

Teknologi Akuntansi Syari’ah Dari Wacana Ke Aksi. Penerbit Kreasi

Wacana. Jogjakarta.

Mulawarman, Aji Dedi. 2007a. Menggagas Laporan Arus Kas Syariah.

Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makassar. 26-28 Juli

Mulawarman, Aji Dedi. 2007c. Menggagas Laporan Keuangan Syariah Berbasis

Trilogi Ma’isyah-Rizq-Maal. Simposium Nasional Ekonomi Islam 3.

Unpad. Bandung. 14-15 Nopember.

Mulawarman. 2006. Proses rekonstruksi sinergis VAS dan EVAS untuk

membentuk SVAS.

http://akuntansi-syariah.blogspot.com/2008/02/pengantar-akuntansi-syariah-

bagian-1.html

Raharjo, Dawam. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. 2002. Jakarta: Wisma

Nugrasantana

Wasilah, Sri Nurhayati. Akuntansi Syariah. 2011. Jakarta : Salemba Empat

14

Page 15: Makalah Akuntansi Syariah I

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Syariah

Oleh

Firman Maulana

090810301021

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

15

Page 16: Makalah Akuntansi Syariah I

2013

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih mulia, selain mengucapkan puji syukur kehadirat

Allah SWT. yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Untuk menyelesaikan makalah ini, kami berusaha untuk menampilkan

hasil yang terbaik. Adapun cara untuk mencapai hal itu, yakni mencari informasi

tentang tema yang kami susun ini dengan meminjam buku di perpustakaan dan

mencari informasi di internet.

Inti dari makalah ini yaitu membahas tema tentang “Perkembangan

Akuntansi Syariah”.

Dalam penyelesaian makalah ini kami tak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr. Achmad Roziq, SE., MM. selaku Dosen Akuntansi Syariah.

2. Orang tua kami atas segala perhatian dan kasih sayang yang telah

diberikan

3. Teman-teman di S1 Akuntansi A atas kerjasama dan kekompakannya

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal

tersebut tidak lepas dari keterbatasan pengetahuan, pemahaman dan

pengalaman yang kami miliki. Untuk itu, kami mohon saran dan kritik demi

perbaikan di masa-masa yang akan datang. Terima kasih atas perhatian dan

dukungannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak di masa

yang akan datang. Amiin.

Jember, Januari 2013

16

Page 17: Makalah Akuntansi Syariah I

17