akuntansi syariah murabahah

26
BAB I PENDAHULUAN Secara luas, jual beli dapat diartikan sebagai pertukaran harta atas dasar saling rela. Menurut (Sabiq, 2008) jual beli adalah memindahkan milik dengan (ruad) yang dapat dibenarkan (sesuai syariah) pertukaran dapat dilakukan antara uang dengan barang- barang dengan barang yang biasa kita kenal dengan barter dan uang dengan uang misalnya pertukaran nilai mata uang rupiah dengan yen. Muslim harus mengetahui jual beli yang diperbolehkan dalam syariah, agar harta yang dimiliki halal dan baik. Seperti kita ketahui, jual beli adalah salah satu aspek dalam muamalah (hubungan manusia dengan manusia), dengan kaidah dasar semua boleh kecuali yang dilarang. Kalau belum tahu mana yang dibolehkan dalam syariah, atau belum mengetahui suatu ilmu tertentu, kita wajib mencari tahu sebagaimana sabda Rasulullah: “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang muslim”. (HR. Ibnu Majah) Pertukaran uang dengan barang yang biasa kita kenal dengan jual beli dapat dilakukan secara tunai atau dengan cara pembelian tangguh. Pertukaran barang dengan barang, terlebih dahulu harus memperhatikan apakah barang tersebut merupakan barang ribawi (secara 1

Upload: raudhatul-jannah

Post on 02-Dec-2015

276 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Akuntansi Syariah murabahahWasilah, Sri Nurhayati

TRANSCRIPT

Page 1: Akuntansi Syariah murabahah

BAB I

PENDAHULUAN

Secara luas, jual beli dapat diartikan sebagai pertukaran harta atas dasar

saling rela. Menurut (Sabiq, 2008) jual beli adalah memindahkan milik dengan

(ruad) yang dapat dibenarkan (sesuai syariah) pertukaran dapat dilakukan antara

uang dengan barang-barang dengan barang yang biasa kita kenal dengan barter

dan uang dengan uang misalnya pertukaran nilai mata uang rupiah dengan yen.

Muslim harus mengetahui jual beli yang diperbolehkan dalam syariah,

agar harta yang dimiliki halal dan baik. Seperti kita ketahui, jual beli adalah salah

satu aspek dalam muamalah (hubungan manusia dengan manusia), dengan kaidah

dasar semua boleh kecuali yang dilarang. Kalau belum tahu mana yang

dibolehkan dalam syariah, atau belum mengetahui suatu ilmu tertentu, kita wajib

mencari tahu sebagaimana sabda Rasulullah:

“Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap orang muslim”. (HR. Ibnu Majah)

Pertukaran uang dengan barang yang biasa kita kenal dengan jual beli

dapat dilakukan secara tunai atau dengan cara pembelian tangguh. Pertukaran

barang dengan barang, terlebih dahulu harus memperhatikan apakah barang

tersebut merupakan barang ribawi (secara kasat mata tidak dapat dibedakan) atau

bukan. Untuk pertukaran barang ribawi seperti emas dengan emas, perak dengan

perak, gandum dengan gandum, tepung dengan tepung, kurma dengan kurma,

anggur kering dengan anggur kering, dan garam dengan garam maka

pertukarannya agar sesuai syariah harus dengan jumlah yang sama dan harus dari

tangan ke tangan atau tunai, karena kelebihannya adalah riba. Untuk pertukaran

mata uang yang berbeda harus dilakukan secara tunai.

1

Page 2: Akuntansi Syariah murabahah

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKAD MURABAHAHMurabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjualan dan pembeli. Hal yang membedakan murabahah dengan penjualan biasa kita kenal adalah penjualan secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa harga pokok barang tersebut dan beberapa besar keuntungan yang diinginkan. Pembeli dan penjual melakukan tawar-menawar margin keuntungan sehingga akhirnya diperoleh kesepakatan.

Kemudian timbul perdebatan berkenaan dengan harta perolehan, apakah hanya sebesar harga beli atau boleh ditambahkan dengan biaya lain. Secara umum, keempat selama ulama mahzab membolehkan pembebanan biaya langsung yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga. Mereka tidak memperbolehkan pembebanan biaya langsung yang berhubungan dengan pekerjaan yang memang seharusnya dilakukan oleh penjual, demikian juga biaya tidak memberi nilai tambah pada barang (Karim, 2003).

Harga beli menggunakan harga pokok yaitu harga beli dikurangi dengan diskon pembelian. Apabila diskon diberikan setelah akad, maka diskon yang didapat akan menjadi hak pembeli atau hak penjual sesuai dengan kesepakatan mereka di awal akad. Dalam PSAK 102 dijelaskan lebih lanjut, jika akad tidak mengatur, maka diskon tersebut menjadi hak penjual. Namun pada hakikatnya, diskon poembelian adalah hak pembeli. Sehingga akan lebih baik jika prosedur operasional perusahaan menyatakan bahwa diskon setiap akad murabahah adalah hak pembeli.

Diskon yang berkaitan dengan pembelian barang, antara lain meliputi (PSAK No. 102 par 11):

a) diskon dalam bentuk apa pun dari pemasok atas pembelian barangb) diskon biaya asuransi dari perusahaan asuransi dalam rangka pembelian

barangc) komisi dalam bentuk apa pun yang diterima terkait dengan pembelian

barang

Sedangkan keuntungan yang diinginkan bisa dinyatakan dalam jumlah tertentu (lump sum) misalnya Rp 20.000.000 atau berdasarkan persentase tertentu, misalnya 20% atau 30% dari harga pokok. Sebagai contoh, Adi membeli mobil dengan harga Rp200 juta dan ketika menawarkan mobilnya, ia mengatakan; “saya jual mobil ini dengan harga Rp250 juta, saya mengambil untung Rp50 juta”, pembeli dimungkinkan untuk melakukan tawar-menawar dengan penjual atas besarnya keuntungan yang diinginkannya sehingga diperoleh besarnya keuntungan yang disepakati pembeli dan penjual.

2

Page 3: Akuntansi Syariah murabahah

Besarnya keuntungan harus jelas. Harga barang yang telah disepakati tidak dapat berubah. Misalkan dari contoh di atas harga yang disepakati Rp240 juta dan dapat dibayar dengan mengangsur sebesar Rp10 juta per bulan dalam jangka waktu 2 tahun. Maka besarnya angsuran tetap sebesar Rp 10 juta per bulan selama 24 bulan walaupun harga mobil sudah meningkat atau tingkat bunga pasar meningkat.

Penjual dapat meminta pembeli untuk mewakilinya membeli barang yang dibutuhkan pembeli sehingga barang yang dibeli sesuai dengan keinginannya. Dan akad murabahah dapat terjadi setelah barang tersebut menjadi milik si penjual karena akad tidak sah kalau penjual tidak memiliki barang yang dijualnya, misalnya Hanum ingin membeli rumah dari Asri tidak memiliki rumah seperti yang diinginkan Hanum, kemudian Asri meminta Hanum untuk mewakilinya mencari rumah sesuai dengan yang diinginkannya. Dalam hal ini harus ada 2 transaksi yang terpisah, pertama adalah transaksi jual beli antara Asri dengan penjual pertama di mana terjadi peralihan kepemilikan dari penjualan dari Asri, yang kedua adalah transaksi antara Asri dan Hanum di mana terjadi peralihan kepemilikan dari Asri pada Hanum. Tidak boleh transaksi tunggal yaitu antara penjual pertama dan Hanum karena kalau seperti ini sama saja Asri meminjamkan uang kepada Hanum. Kalau pinjam-meminjam, tidak boleh ada unsur keuntungan atau kelebihan di dalamnya.

Penjual dapat dilakukan secara tunai atau kredit (pembayaran tangguh). Dalam akad murabahah, diperkenankan harga berbeda untuk cara pembayaran yang berbeda. Misalnya harga tunai, harga tangguh dengan periode 1 tahun atau 2 tahun berbeda. Namun penjual dan pembeli harus memilih harga mana yang disepakati dalam akad tersebut dan begitu disepakati maka hanya ada satu harga (harga dalam akad) yang digunakan dan harga ini tidak dapat berubah. Apakah pembeli melunasi lebih cepat dari jangka waktu kredit yang ditentukan atau pembeli menunda pembayarannya, harga tidak boleh berubah.

Penjual dapat meminta uang muka pembelian kepada pembeli sebagai bukti keseriusannya ingin membeli barang tersebut. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah jika akad murabahah disepakati.Namun apabila penjualan telah membeli barang dan pembeli membatalkannya, uang muka ini dapat digunanakan untuk menutup kerugian sipenjual akibat dibatalkannya pesanan tersebut. Bila jumlah uang lebih kecil dibandingkan jumlah kerugian yang harus ditanggung oleh penjual, penjual dapat meminta kekurangannya kepada pembeli. Sebaliknya bila lebih besar, pembeli berhak untuk mengambil atau menerima sebagian uang mukannya.

Apabila akad penjual secara tangguh dan pembeli dapat melunasinya secara tepat waktu atau bahkan ia melakukan pelunasan lebih cepat dari priode

3

Page 4: Akuntansi Syariah murabahah

yang telah ditetapkan, maka penjual boleh memberikan potongan. Namun demikian, besarnya potongan ini tidak boleh diperjanjikan diawal akad (untuk mengindari unsurnya riba).

Apabila pembeli tidak dapat membayar hutangnya sesuai dengan waktu yang ditetapkan, penjual tidak diperbolehkan mengenakan denda atas keterlambatan pada pembeli karena kelebihan pembayaran atas suatu hutang sama dengan riba. Pengecualian berlaku, apabila pembeli tersebut tidak membayar bukan karena mengalami kesulitan keuangan tetapi karena lalai. Dalam kasus seperti ini pengenaan denda diperbolehkan. Namun, denda ini pun tidak boleh diakui sebagai pendapat penjual tapi harus digunakan untuk dana kebajikan/sosial (dana qard) yang akan disalurkan pada orang yang membutuhkan. Tujuan dikenakan denda adalah sebagai hukuman atau sanksi bagi orang yang lalai agar dia lebih disiplin dalam menunaikan kewajiban membayar hutangnnya.

Apabila pelunasan piutang tertunda dikarenakan pembeli mengalami kesulitan keuangan, maka penjual hendaknya memberi keringanan. Keringanan dapat berupa mengahapus sisa tagihan, membantu menjualkan objek murabahah pada pihak lain atau melakukan restrukturisasi piutang.

Rekstrukturisasi piutang dilakukan terhadap debitur yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran piutang yang bersifat permanen. rekstrukturisasi piutang dapat dilakukan dalam bentuk (PSAK ED 108) :

a. memberi potongan sisa tagihan, sehingga jumlah angsuran menjadi lebih kecil.

b. Melakukan penjadwalan ulang (rescheduling), dimana jumlah tagihan yang tersisa tetap (tidak boleh ditambah) dan perpanjangan masa pembayaran disesuaikan dengan kesepakatan kedua belah pihak sehingga besarnya angsuran menjadi lebih kecil.

c. Mengonversi akad murabahah, dengan cara menjual objek murabahah kepada penjual sesuai dengan nilai pasar, kemudian dari uang yang ada digunakan untuk melunasi sisa tagihan. kelebihannya (bila ada) digunakan sebagai uang muka akad ujarah atau sebagai bagian modal dari akad mudhrabah musyarakah atau musyarakah dalam rangka perolehan suatu barang. Hal ini dilakukan terhadap debitur yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran namun debitur tersebut masih prospektif. Sebaliknya, apabila terjadi kekurangan tetap menjadi utang pembeli yang cara pembayarannya disepakati bersama.

Akad murabahah sesuai dengan syariah karena merupakan transsaksi jual beli dimana kelebihan dari harga pokoknya merupakan keuntungan dari penjualan barang. Sangat berbeda dengan praktik riba dimana nasabah meminjam uang sejumlah tertentu untuk membeli suatu barang kemudian atas pinjaman tersebut

4

Page 5: Akuntansi Syariah murabahah

nasabah harys membayar kelebihannya dan ini adalah riba. menurut ketentuan syariah, pinjaman uang harus dilunasi sebesar pokok pinjamannya dan kelebihannya adalah riba, tidak tergantung dari besar kecilnya kelebihan yang diminta juga tidak tergantung kelebihan tersebut nilainya tetap atau tidak tetap sepanjang waktu pinjaman.

Dengan penjualan tangguh, maka akan muncul utang piutang pembeli mempunyai utang dan penjual mempunyai piutang. utuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atau untuk mengindari resiko, penjual dapat mengadakan perjanjian khusus dengan pembeli dan meminta jaminan. Dalam hal ini, objek akad murabahah yaitu barang yang diperjual belikan dapat digunakan sebagai jaminan.

Untuk penjualan tidak tunai (tangguh), sebaiknya dibuatkan kontrak/perjanjiannya secara tertulis dan dihadiri saksi-saksi. Kontrak memuat anatara lain besarnya utang pembeli karena membeli barang, jangka waktu akad, besarnya angsuran setiap periode, jaminan, siapa yang berhhak atas diskon pembelian barang setelah akad pembeli atau penjual dan lain sebagainya.

B. JENIS AKAD MURABAHAHAda 2 (dua) jenis murabahah, yaitu sebagai berikut.

a. Murabahah berdasarkan Pesanan

Dalam murabahah berdasarkan pesanan, penjual melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari pembeli Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Jika aset murabahah yang telah dibeli oleh penjual, dalam murabahah pesanan mengikat, mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual dan akan mengurangi nilai akad.

b. Murabahah tanpa PesananDalam murabahah tanpa pesanan, penjual melakukan pembelian

barang tanpa memperhatikan ada pemesanan dari pembeli.

5

Page 6: Akuntansi Syariah murabahah

C. DASAR SYARIAH1. Sumber Hukum Akad Murabahah

Al-Quran“Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela diantaramu..” (QS 4:29)

“Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu..” (QS 5:1)

“Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.” (QS 2:275)“….dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai ia berkelapangan.” (QS 2:280)

“…dan tolong menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa…” (QS 5:2)“Hai orang yang beriman! Jika kamu melakukan transaksi utang piutang untuk jangka waktu tertentu, tuliskanlah…” (QS 2:282)

Al-HadisDari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka.” (HR. Al-Baihaqi, Ibnu Majah, dan Shahih menurut Ibnu Hibban)

Rasulullah SAW bersabda , “Ada tiga hal yang mengandung keberkahan:jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib)

“Allah mengasihi orang yang memberikan kemudahan bila ia menjual dan membeli serta di dalam menagih haknya.” (Dari Abu Hurairah)“Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya didunia. Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya.” (HR. Muslim)

“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sangsi kepadanya.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

6

Page 7: Akuntansi Syariah murabahah

“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman.” (HR. Bukhari & Muslim)

“Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus keberkahannya.” (HR. Al Bukhari)

2. Rukun Dan Ketentuan Akad Murabahah

Rukun dan ketentuan Murabahah, yaitu:1. Pelaku

Pelaku cakap hukum dan baligh.2. Objek jual beli, harus memenuhi:

a) Barang yang diperjualbelikan adalah barang halalb) Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau

memiliki nilai, dan bukan merupakan barang-barang yang dilarang diperjualbelikan, misalnya: jual beli yang kadaluwarsa.

c) Barang tersebut dimiliki oleh penjuald) Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian

tertentu dimasa depan.e) Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat diidentifikasikan

oleh pembeli sehingga tidak ada gharar (ketidakpastian).f) Barang tersebut dapat diketahui kuantitas dan kualitasnya dengan jelas,

sehingga tidak ada gharar.g) Harga barang tersebut jelas.h) Barang yang diakadkan ada ditangan penjual.

3. Ijab Kabul

D. PERLAKUAN AKUNTANSI (PSAK 102)1. Akuntansi Murabahah (PSAK 102 Revisi 2013)

PSAK No.102 merupakan sistem akuntansi yang  melihat bagaimana proses pencataan terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari pihak-pihak yang terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai di lembaga syariah.a. Akuntansi untuk penjual

1. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan(D) Aset Murabahah                                 xxx

      (K) Kasxxx                                   

2. Untuk murabahah pesanan meningkat, pengukuran aset murabahah setelah perolehan adalah dinilai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi

7

Page 8: Akuntansi Syariah murabahah

penurunan nilai aset karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah, penurunan nilai terebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan mengikat, maka jurnalnya:(D) Beban penurunan nilai                   xxx

                        (K) Aset Murabahah                            xxxUntuk murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak mengikat maka aset dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, dan dipilih mana yang lebih rendah. Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan tidak mengikat, maka jurnalnya(D) Kerugian penurunan nilai              xxx                        (K) Aset murabahah                             xxx

3. Apabila terdapat diskon pada saat pembelian aset murabahah, maka perlakuanya adalah sebagai berikut.a) jika terjadi sebeluma akad murabahah akan menjadi pengurang biaya

perolehan aset murabahah, jurnalnya(D) Aset Murabahah xxx

(K) Kas xxxb) jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati

menjadi hak pembeli, menjadi kewajiban kepada pembeli, jurnal;(D) Kas xxx

(K) Utang xxxc) jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati

menjadi hak penjual , menjadi tambahan pendapatan murabahah, jurnalnya;(D) Kas xxx

(K) Pendapatan Murabahah xxxd) jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjikan dalam

akad, maka akan menjadi hak penjual dan diakui sebagai pendapatan operasional lain, jurnal;(D) Kas xxx

(K) Pendapatan Operasional Lain xxx

4. Kewajiban penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon tersebut akan tereliminasi pada saat:a) dilakukan pembayaran kepada pembeli, sehingga jurnal;

(D) Utang xxx(K) Kas xxx

8

Page 9: Akuntansi Syariah murabahah

b) akan dipindahkan sebagai dana kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh penjual, sehingga jurnal;(D) Utang xxx

(K)Kas xxxdan(D) Dana Kebajikan-Kas xxx

(K) Dana Kebajikan-Potongan Pembelian xxx

5. Pengakuan keuntungan murabahah:a) jika penjualan dilakukan secara tunai atau secara tangguh sepanjang

masa angsuran murabahah tidak melebihi satu periode laporan keuangan, maka keuntungan murabahah diakui pada saat terjadinya akad murabahah;(D) Kas xxx(D) Piutang Murabahah xxx

(K) Aset Murabahah xxx(K) Pendapatan Margin Murabahah xxx

b) namun apabila angsuran lebih dari satu periode maka perlakuannya adalah sebagai berikut;1) keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah dengan syarat

apabila risiko penagihannya kecil, maka dicatat dengan cara yang sama pada butiran a.

2) keuntungan diakui secara proporsional dengan besaran kas yang berhasil ditagih dari piutang murabahah, metode ini digunakan untuk transaksi murabahah tangguh di mana ada risiko piutang tak tertagih relati besar dan/atau beban untuk mengelola dan menagih piutang yang relatif besar, maka jurnal;pada saat penjualan kredit dilakukan;(D) Piutang Murabahah xxx

(K) Aset Murabahah xxx(K) Margin Murabahah Tangguhan xxx

Margin Murabahah Tangguhan disajikan sebagai akun kontra dari 9Piutang Murabahah.

Pada saat penerimaan angsuran:(D) Kas xxx

(K) Piutang Murabahah xxx(D) Margin Murabahah Tangguhan xxx

(K) Pendapatan Margin Murabahah xxxContoh pengakuan keuntungan secara proporsional adalah jika perolehan aser Rp 1000, keuntungan Rp250 (20% dari harga jual) maka;

9

Page 10: Akuntansi Syariah murabahah

Tahun Angsuran Harga Pokok Keuntungan

1 600 4801) 1202)

2 400 320 80

3 250 200 50

catatan; 1)600/1250=48%48%x1.000=Rp4802) 48%x250=Rp120

3) keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih, metode ini digunakan untuk transaksi murabahah tangguh di mana risiko piutang tidak tertagih dan beban pengelolaan piutang serta penagihannya cukup besar. Pencatatannya sama dengan poin 2, hanya saja jurnal pengakuan keuntungan dibuat saat seluruh piutang telah selesai ditagih.

6. Pada saat akad murabahah, piutang diakui sebesar biaya perolehan ditambah dengan keuangan yang disepakati. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi sama dengan akuntansi konversional, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang. Jurnal untuk penyisihan piutang tak tertagih;(D) Beban Piutang Tak Tertagih xxx

(K) Penyisihan Piutang tak Tertagih xxx

7. Potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi tepat waktu atau lebih dari waktu yang disepakati diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah.a) Jika potongan diberikan setelah pelunasan, maka dianggap sebagai

pengurang keuntungan murabahah,dan jurnal:(D) Kas xxx(D) Margin Murabahah Tangguhan xxx

(K) Piutang Murabahah xxx(K) Pendapatan Margin Murabahah xxx

b) Jika potongan yang diberikan setelah pelunasan yaitu penjual menerima pelunasan piutang dan pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada pembeli. Maka jurnalnya;Pada saat penerimaannya piutang dari pembeli(D) Kas xxx(D) Margin Murabahah Tangguhan xxx

10

Page 11: Akuntansi Syariah murabahah

(K) Piutang Murabahah xxx(K) Pendapatan Margin Murabahah xxx

(Nilai Pendapatan Margin Murabahah sebesar saldo Margin Murabahah Tangguhan) Pada saat pengembalian kepada pembeli(D) Pendapatan Margin Murabahah xxx

(K) Kas xxx(Nilai Pendapatan Margin Murabahah Sebesar potongan pelunasan

8. Denda dikenakan jika pembeli lain dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan.(D) Dana Kebajikan Kas xxx

(K) Dana Kebajikan Denda xxx

9. Pengakuan dan pengukuran penerimaan uang muka adalah:a) uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang

diterima;b) pada saat barang jadi dibeli oleh pembeli maka uang muka diakui

sebagai pembayaran piutang (merupakan bagian pokok);c) jika barang batal dibeli oleh pembeli maka uang muka dikembalikan

kepada pembeli setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual.

Jurnal yang terkait dengan penerimaan uang muka:a) penerimaan uang muka dari pembeli

(D) Kas xxx(K) Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx

b) apabila murabahah jadi dilaksanakan(D) Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx

(K) Piutang Murabahah xxxSehingga untuk penentuan margin keuntungan dapat didasarkan atas nilai piutang (harga jual kepada pembeli setelah dikurangi uang muka)

c) pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan calon pembeli lebih besar daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual dalam rangka memenuhi permintaan calon pembeli maka selisihnya dikembalikan kepada calon pembeli.

(D) Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx(K) Pendapatan Operasional xxx(K) Kas xxx

d) pesanan dibatalkan, jika uang muka yang dibayarkan oleh calon pembeli lebih kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual

11

Page 12: Akuntansi Syariah murabahah

dalam rangka memenuhi permintaan calon pembeli, maka penjual dapat meminta pembeli untuk membayarkan kekurangannya dan pembeli membayarkkan kekurangannya.(D) Kas/Piutang xxx(D) Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx

(K) Pendapatan Operasional xxxe) jika perusahaan menanggung kekurangannya atau uang muka sama

dengan beban yang dikeluarkan.(D) Utang Lain-Uang Muka Murabahah xxx

(K) Pendapatan Operasional xxx

10. Acuan AlternatifSesuai dengan Fatwa DSN MUI No. 84 Tahun 2012 tentang Metode Pengakuan Keuntungan Pembiayaan Murabahah, maka pada PSAK 102 (Revisi 2013) khusus untuk penjual memberikan alternatif perlakuan untuk menggunakan metode anuitas pada pengakuan pendapatan. Dalam kondisi ini penjual harus mengikuti PSAK 50 tentang Instrumen Keuangan, PSAK 55 Instrumen Keuangan tentang pengakuan dan Pengukuran, PSAK 60 tentang Instrumen Keuangan tentang Penyajian dan Pengungkapan.

Acuan alternatif ini dapat digunakan oleh penjual jika memang mereka tidak memiliki risiko yang signifikan terkait dengan kepemilikan persediaan untuk transaksi murabahah, seperti: risiko perubahan harga persediaan, keusangan atau kerusakan persediaan, biaya pemeliharaan dan penyimpanan, serta risiko pembatalan pesanan pembelian secara sepihak. Penjual seperti ini lebih terpapar risiko akibat pembiayaan berbasis jual beli.

Untuk itu seluruh pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan terkait dengan pembiayaan murabahah berbasis jual beli akan mengacu kepada PSAK 50, 55, dan 60.a) Pada saat disepakati pembiayaan murabahah:

(D) Piutang Murabahah xxx(K) Aset Murabahah xxx(K) Margin Murabahah Tangguhan xxx

Di mana piutang murabahah diakui sejumlah harga jual disepakati ditambah atau dikurangi dengan pendapatan/beban yang dapat diatribusikan langsung pada pembiayaan murabahah tersebut, aset murabahah sesuai perolehan penjual dan margin murabahah tangguh sebesar margin yang disepakati.

Jika terdapat pendapatan dan beban lainnya terkait langsung dengan pembiayaan maka akan dicatat sebagai piutang murabahah. Pendapatan dan beban ini nantinya akan diamortisasi sesuai dengan

12

Page 13: Akuntansi Syariah murabahah

imbalan hasil efektif selama masa akad. Perlakuan amortisasi inilah yang membedakan dengan metode proporsional.

b) Pada saat pembayaran angsuran pembiayaan murabahah(D) Kas xxx

(K) Piutang Murabahah xxx(D) Margin Murabahah Tangguhan xxx(D) Piutang Murabahah xxx

(K) Pendapatan Murabahah xxx

Piutang murabahah pada jurnal pertama akan berkurang sebesar angsuran, sedangkan margin murabahah tanggunhan akan diakui sebesar amortisasi anuitas berdasarkan tingka imbal hasil efektif. Pendapatan murabahah akan diakui sebesar saldo efektif dikalikan imbal hasil efektif dan tidak boleh diakui melebihi piutang murabahah yang diakui dalam akad. Piutang murabahah pada jurnal kedua akan tergantung dari perhitungan amortisasi.Untuk diperhatikan bahwa penetapan harga jual murabahah adalah sesuai dengan kesepakatan antara pembeli dan penjual dan harga tidak boleh berubah hingga akad selesai. Perhitungan tingkat imbal hasil efektif hanya digunakan untuk melakukan perhitungan anuitas selama masa akad, sesuai dengan harga yang telah disepakati. Hal ini ditegaskan pada PAPSI 2013 bahwa pendapatan margin murahabah yang diakui tidak boleh melampaui margin murabahahyang telah disepakati pada akad.

11. PenyajianPiutang murabahah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang. Margin murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah.

Jika penjual menggunakan metode anuitas untuk akad murabahah, maka piutang murabahah akan disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan effective rate. Jika terjadi penurunan nilai maka penurunan nilai akan disajikan sebagai kontra akun terhadap piutang. Penilaian atas penurunan nilai dilakukan mengacu kepada PSAK 55.

12. Pengungkapan

Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada:

a) harga perolehan aset murabahah

13

Page 14: Akuntansi Syariah murabahah

b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan sebagai kewajiban atau bukan;dan

c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang penyajian laporan Keuangan Syariah;

Jika penjualan menggunakan metode anuitas untuk akad murabahah, maka pengungkapan akan mengacu pada PSAK 60, di mana informasi yang menungkinkan pengguna laporan keuangan untuk menilai seignifikan instrumen keuangan terhadap kenerja dan posisi keuangan entitas, termasuk di antaranya adalah jumlah tercatat, nilai wajar, eksposur risiko kredit, agunan, penyisihan kerugian pembiayaan. Pengungkapan juga dilakukan secara kuantitatif maupun kuantitatif.

b. Akuntansi untuk Pembeli1. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya

perolehan tunai.Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai utang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan). Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan.Jurnal (apabila tidak ada uang muka):(D) Aset xxx(D) Beban Murabahah Tangguhan xxx

(K) Utang Murabahah xxx

2. Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional dengan porsi utang murabahah yang dilunasi. Jurnal;(D) Utang Murabahah xxx

(K) Kas xxx(D) BebanMurabahah xxx

(K) Beban Murabahah Tangguhan xxx

3. Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan utang murabahah diakui sebagai pengurangan beban murabahah tangguhan.Jurnal untuk diskon pembeliaan yang diterima setelah akad murabahah:(D) Kas xxx

(K) Beban Murabahah Tangguhan xxxJurnal untuk potongan pelunasan dan potongan utang murabahah(D) Utang Murabahah xxx(D) Beban Murabahah xxx

14

Page 15: Akuntansi Syariah murabahah

(K) Kas xxx(K) Beban Murabahah Tangguhan xxx

Keterangan beban murabahah dihitung sebesar beban murabahah tangguhan-potongan

4. Denda yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad diakui sebagai kerugian.Jurnal:(D) Kerugian-Denda xxx

(K) Kas/Utang xxx

5. Uang mukaPembeli membayarkan Uang MukaJurnal:(D) Uang Muka xxx

(K) Kas xxxJika sudah memberikan uang muka, maka ketika penyerahan barang, jurnalnya;(D) Aset xxx(D) Beban Murabahah Tangguhan xxx

(K) Uang Muka xxx(K) Uang Murabahah xxx

Jika pembeli membantalkan transaksi dan dikenakan biaya, maka diakui sebagai kerugian. Apabila biaya yang dikenakan lebih kecil dari uang muka, maka jurnalnya;(D) Kas xxx(D) Kerugian Denda xxx

(K) Uang Muka xxxSedangkan apabila biaya yang dikenakan lebih besar dari uang muka, jurnalnya;(D) Kerugian xxx

(K) Uang Muka xxx(K) Kas atau Utang xxx

6. PenyajianBeban murabahah tangguhan disajikan sebagai pengurang (contra account) utang murabahah.

7. PengungkapanPembeli mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada:a) nilai tunai aset yang diperoleh dari transaksi murabahahb) jangka waktu murabahah tangguh

15

Page 16: Akuntansi Syariah murabahah

c) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga

perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Pembayaran atas akad jual beli dapat dilakukan secara tunai atau tangguh (Bai’

Mu’ajjal). Hal yang membedakan murabahah dengan penjualan yang biasa kita

kenal adalah penjual secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa harga

pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkannya.

Pertukaran barang dengan barang, terlebih dahulu harus memperhatikan apakah

barang tersebut merupakan barang ribawi/secara kasat mata tidak dapat dibedakan

atau bukan. Jika pertukaran barang ribawi harus dilakukan dengan jumlah yang

sama dan harus dari tangan ke tangan atau tunai.

Harga tidak boleh berubah sepanjang akad, kalau terjadi kesulitan bayar

dapat dilakukan restrukturisasi dan kalau tidak membayar karena lalai dapat

dikenakan denda. Denda tersebut akan dianggap sebagai dana kebajikan.

Pembayaran uang muka juga diperbolehkan.

Ada beberapa jenis akad murabahah seluruhnya halal asalkan memenuhi

rukun dan ketentuan syariah. Untuk biaya yang terkait dengan aset murabahah

boleh diperhitungkan sebagai beban asalkan itu adalah biaya langsung-menurut

jumhur ulama-atau biaya tidak langsung yang memberi nilai tambah pada aset

murabahah. Pelaksanaan akuntansi untuk murabahah diatur dalam PSAK 102 dan

Exposure Draft PSAK 108.

16

Page 17: Akuntansi Syariah murabahah

DAFTAR PUSTAKA

Wasilah, Sri Nurhayati, AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA, Jakarta:

Penerbit Salemba Empat,

17