makalah akuntansi syariah

43
Pengakuan, pengukuran, Penyajian, dan pengungkapan dalam akuntansi bank Syariah Dikeluarkannya pernyataan standarakuntansikeuanganno. 59tentangakutansi perbankan syariah indonesiaapasi oleh bank Indonesia (bi) merupakan hal yang perlu kita syukuri keberadaannya. Adanya PSAK No. 59 dan PAPSI memiliki banyak makna. Dari sudut pandang perkembangnindstri perbankan syariah PSAK dan PAPSI dapat diharapkan sebagai instrument yang dapat meningkatka kepercayaan public dalam menabung dan berbisnis dengan bank syariah yang pada giliranya akan lebih memacu perkembangan industri bank syariah di Indonesia. Sementara itu juga dilihat dari iklim bisnis masyarakat Indonesia yang masih rendah tingkat integrasinya dengan nilai-nilai islam, PSAK No. 59 dan PAPSI dapat diharapkan sebagai ujung tombak baik dalam proses pengembangan bisnis yang islami maupun dalam pengembangan ilmu bisnis yang peduli pada moralitas, spirit agama,dan kepedulian social. Pengakuan dan pengukuran transaksi dalamakuntansi bank syariah

Upload: muhammad-johan-rambe

Post on 27-Jun-2015

556 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Akuntansi syariah

Pengakuan, pengukuran, Penyajian, dan pengungkapan dalam akuntansi bank Syariah

Dikeluarkannya pernyataan standarakuntansikeuanganno. 59tentangakutansi

perbankan syariah indonesiaapasi oleh bank Indonesia (bi) merupakan hal yang perlu

kita syukuri keberadaannya. Adanya PSAK No. 59 dan PAPSI memiliki banyak

makna. Dari sudut pandang perkembangnindstri perbankan syariah PSAK dan PAPSI

dapat diharapkan sebagai instrument yang dapat meningkatka kepercayaan public

dalam menabung dan berbisnis dengan bank syariah yang pada giliranya akan lebih

memacu perkembangan industri bank syariah di Indonesia. Sementara itu juga dilihat

dari iklim bisnis masyarakat Indonesia yang masih rendah tingkat integrasinya

dengan nilai-nilai islam, PSAK No. 59 dan PAPSI dapat diharapkan sebagai ujung

tombak baik dalam proses pengembangan bisnis yang islami maupun dalam

pengembangan ilmu bisnis yang peduli pada moralitas, spirit agama,dan kepedulian

social.

Pengakuan dan pengukuran transaksi dalamakuntansi bank syariah

Dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 59 tentang

Akuntansi perbankan Syariah oleh ikatan Akuntan Indonesia (IAI) bertujuan untuk

mengatuir perlakuan kuntansi (pengakuan, pengukuran, penyajian dan

pengungkapan) transaksi khusus yang berkaitan dengan aktivitas bank syariah.

Pernyataan ini diterapkan untuk bank umum syariah, bank pengkreditan

rakyat sayriah, dan kantor cabang syariah bank konvensional yang beroperasi di

Indonesia. Hal-hal umum yang tidak diatur dalampernyataan ini memacu pada

pernyataan standar akuntansi yang berlaku umumsepanjang sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah.pernyataann ini bukan nerupakan pengaturan

penyajian laporan keuangan sesuaipermintaan khusus (statutorial)

pemerintah,lembaga pemerintah independent,dan bank sentral (Bank

Page 2: Makalah Akuntansi syariah

Indonesia).laporan keuangan yang disajikan berdasarkan pernyataan ini tidak

dimaksudkan untukmemenuhih peraturan perundang-undangan tersebut.

Pengakuan dan Pengukuran Mudharabah

Karekteristik

Mudharabah adaalah akad kerja sama usaha antara shahibul maal (pemilik

dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan

dimuka. Jika usaha mengalami kerugian, makaa seluruh kerugian ditanggung oleh

pemilik dana, kecuali ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelola dan,

seperti penyelewengan, kecurangan,dan penyalahgunaan dana.

Mudaharabah ada 2 jenis,yaitu ‘mudharabah mutlaqah (investasi tidak terikat)

dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat).

Bank Sebagai Shabibul Maal (pemilik Dana)

Pengakuan dan pengukuran pembiyaanmudharabah

Pengakuan mudharabah adalah sebagai berikut”

1. pembiyaan mudharabah diakui pada saat pembayaran kas atau penyerahan

aktiva nonkas kepada pengelola dana; dan

2. pembiyaan mudharabaha yang diberikan secara bertihahap diakui pada

setisptshap pembayaran atau penyerahaan.

Page 3: Makalah Akuntansi syariah

Pengukuran pembiyaan mudharabah adalah sebagai berikut:

1. Pembiyaan mudharabah dalabentuk kas diukur sejumlah uang yang diberikan

bank pada saat pembayaran;

2. pembiyaan mudharabah dalam bentuk aktiva nonkas:

a. diukur sebesar nilai wajar aktiva nonkas pada saat penyerahan;dan

b. selisisih antara nilai wajar dan nilai buku aktiva nonkas diakui sebagai

keuntungan atau kerugian bank; dan

3. beban yang terjadi sehubungan dengan mudharabah tidak dapat diakui sebagai

bagian pembayaran mudharabah kecuali telah disepakati bersama.

Pengakuan Laba atau Rugi Mudharabah

Apabila pembiyaan mudharabah melewati satu periode pelaporan:

1. laba pembayaran mudharabah diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil

sesuai nasabah yang disepakati; dan

2. rugi yang terjadi diakuidalam periode terjadinya rugi tersebut dan mengurangi

saldo pembayaran mudharabah

Bank sebagai Mudharib (Pengelola Dana)

Dana investasi tidak terikat diakui sebagai investasi tidakterikat pada saat

terjadinya sebesar jumlah yangditerima.pada akhirperiode akuntansi, investasi tidak

terikat diukur sebesar nila tercatat. Bagi hasil investasi tidak terikat dialokasikan

kepada bank dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.

Bagi hasil mudharabah dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode,

yaitu bagi laba (profit sharing) atau bagi pendapatan (revenue sharing).

Kerugiankesalahanatau kelalaian bank dibebankan kepada bank (pengelola dana).

Bank sebagai Agen Investasi

Page 4: Makalah Akuntansi syariah

Apabila bank bertindak sebagai agenda lammnyalurkan dana mudharabah

muqayyadah dan bank tidak menanggung risiko (Chanelling agent),maka

pelaporannya tidak dilakukan dalam neraca tetapi dalam laporan perubaha dana

investasi terikat. Sedangkan dana yang diterima dan belum disalurkan diakui sebagai

titipan.

Apabila bank bertindak sebagai agendalammenyalurkan dana mudharabah

atauinvestasi terikat tetapi bank menanggung risiko atas penyaluran dana tersebut

(executing agent) maka pelaporanya dilakukan dalam neraca sebesar porsi yang

ditanggung oleh bank.

Pengkuan dan pengukuran Musyarakah

Karakteristik

Musyakaah adalah akad kerja sama antara parapemilikmodal yang

mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam musyarakah,

mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk membiayai suatu usaha

tertentu,baik yang sudah berjalan maupun yang baru.selanjutnya mitra dapat

mengembalikan modal tersebut berikutbagi hasil yang telah disepakati secara

bertahap atas Sekaligus kepada bank.

Pembiyaan musyarakah dapat diberikan dala bentuk kas, setara kas, atau

aktiva nonkas, termasuk aktiva tidak terwujud, seperti lisensidan hak paten. Karena

setiap mitra tidak dapaat menjadi modal mitra lainnya, maka setiap mitra dapat

meminta mitra lainnya untuk menyediakan jaminan atas kelalaian atau kesalahan

yang disengaja. Beberapa hal yang menunjukan adanya kesalahan yang disengaja.

Bebrapa hal yang menunjukan adanya kesalahan yang disengaja adalah: pelanggaran

terhadap akad antara lain penyalahgunaan dana pembiayaan, manipulasi biaya dan

pendapatan operasional, serta pelaksanaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.

Page 5: Makalah Akuntansi syariah

Jika tidak terdapat kesepakatan antara pihak yang bersengketa, kesalahan yang

disengaja harus dibuktikan berdasarkan badan arbitrase atau pengadilan

Laba musyarakah dibagi diantara para mitra dan bank secara proposional

sesuai dengan modal yang disetorkan ( baik berupa kas maupun aktiva lainnya) atau

sesuai dengan yang disepakati oleh semua mitra. Sedangkan rugi dibebankan secara

proposional sesuai dengan modal yang disetorkan (baik berupa kas maupun aktiva

lainnya)

Musyarokah dapat bersifat permanen maupun menurun. Dalam musyarakah

permanen, bagi modal setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap

hingga akhir masa akad. Sedangkan dalam musyarakah menurun, bagian modal bank

akan menurun dan pada akhir masa akad, mitra akan menjadi pemilik usaha tersebut.

Bank Sebagai Mitra

Pengakuan dan Pengukuran Awal Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan musyarakah diakui pada saat pembayaran tunai atau penyerahan

aktiva nonkas kepada mitra musyarakah. Pengukuran pembiayaan musyarakah dalam

bentuk:

1. Pembiayaan musyarakah dalam bentuk;

a. Kas dinilai sebesar jumlah yang dibayarkan; dan

b. Aktiva non kas dinilai sebesar nilai wajar dan nilai buku aktiva non

kas, maka selisih tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian bank

pada saat penyerahan; dan

2. Biaya yang terjadi akibat akad musyarakah (misalnya, biaya studi kelayakan)

tidak dapat diakui sebagai bagian pembiayaan musyarakah kecuali

persetujuan dari seluruh mitra musyarakah.

Pengukuran bagi Bank atas Pembiayaan Musyarakah Setelah Akad

Page 6: Makalah Akuntansi syariah

Bagian pengukuran atas pembiayaan musyarakah permanen dinilai sebesar nilai

historis(jumlah yang dibayarkan atau nilai wajar aktiva non kas pada saat penyerahan

modal musyarakah) setelah dikurangi dengan kerugian, apabila ada.

Bagian bank atas pembiayaan musyarakah menurun dinilai sebesar nilai historis

setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bank yang telah dikembalikan oleh

mitra (yaitu sebesar harga jual yang wajar) dan kerugian, apabila ada. Selisih antara

nilai historis dan nilai wajar bagian pembiayaan musyarakah yang dikembalikan

diakui sebagai keuntungan atau kerugian ban pada periode berjalan.

Jika akad musyarakah yang belum jatuh tempo diakhiri dengan pengembalian

diakui sebagai laba atau rugi bank pad aperiode berjalan. Pada saat akad diakhiri,

pembiayaan musyarakah yang belum dikembalikan oleh mitra diakui sebagai piutang

jatuh tempo kepada mitra.

Pengakuan Laba atau Rugi Musyarakah

Laba pembiayaan musyarakah diakui sebesar bagian bank sesuai dengan

nisbah yang disepakati atas hasil usaha musyaraah. Sedangkan rugi pembiayaan

musyarakah diakui secara proporsional sesuai dengan kontibusi modal. Apabila

pembiayaan musyarakah permanen melewati satu periode pelaporan maka:

1. Laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah bagi hasil yang

disepakati; dan

2. rugi diakui dalam periode terjadinya kerugian tersebut dan mengurangi

pembiayaan musyarakah.

Apabila pembiayaan musyarakah menurun melewati satu periode pelaporan

dan terdapat pengembalian sebagian atau seluruh pembiayaan, maka:

1. laba diakui dalam periode terjadinya sesuai dengan nisbah yang

disepakati;dan

2. rugi diakui dalam periode terjadinya secara proporsional sesuai dengan

kontribusi modal dan mengurangi pembiayaan musyarakah.

Page 7: Makalah Akuntansi syariah

Apabila terjadi rugi dalam musyarakah akibat kelalaian atau kesalahan mitra

pengelola usaha musyarakah, maka rugi tersebut ditanggung oleh mitra pengelola

usaha musyarakah. Rugi karena kelalaian mitra musyarakah tersebut diperhitungkan

sebagai pengurang modal mitra pengelola usaha, kecuali jika mitra mengganti

kerugian dengan dana baru.

Pengakuan dan Pengukuran Murabahah

Karakteristik

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan

keuntungan(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat

dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan

dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat nasabah untuk membeli barang yang

dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan

pesanannya. Apabila aktiva murabahah yang telah dibeli bank(sebagai penjual) dalam

murabahah pesanan mengikat mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada

pembeli, maka penurunan nilai tersebt menjadi beban penjual (bank) dan penjual

(bank) akan mengurangi nilai akad.

Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan. Selain itu, dalam

murabahah juga diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara

pembayaran yang berbeda. Bank dapat memberikan potongan apabila nasabah:

1. mempercepat pembayaran cicilan;atau

2. melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.

Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan harga

beli harus diberitahukan. Jika bank mendapat potongan dari pemasok, maka potongan

itu merupakan hak nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad, maka

pembagian potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjia yang dimuat dalam

akad.

Page 8: Makalah Akuntansi syariah

Bank dapat meminta nasabah menyediakan angunan atas piutang murabahah,

antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli dari bank. Bank dapat meminta

kepada nasabah urban sebagai uang muka pembelian pada saat akad apabila kedua

belah pihak bersepakat. Urban menjadi bagian pelunasan piutang murabahah apabila

murabahah jadi dilaksanakan. Tetapi apabila murabahah batal, urban dikembalikan

kepada nasabah setelah dikurangi dengan kerugian sesuai dengan kesepakatan. Jika

uang muka itu lebih kecil dari kerugian bank maka bank dapat meminta tambahan

dari nasabah.

Apabila nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan

yang diperjanjikan, bank berhak menggunakan denda kecuali jika dapat dibuktikan

bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Denda ditetapkan berdasarkan pada

pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat nasabah lebih disiplin terhadap kewajibannya.

Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal

dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial ( Qardhul hasan).

Bank Sebagai Penjual

Pada saat perolehan, aktiva yang diproleh dengan tujuan untuk dijual kembali

dalam murabahah diakui sebagai aktiva murabahah sebagai biaya perolehan.

Pengukuran aktiva murababahah setelah perolehan adalah sebagai berikut:

1. Aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:

a. dinilai sebesar biaya perolehan; dan

b. jika terjadi penurunan nilai akiva karena usang, rusak atau kondisi

lainnya, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi

nilai aktiva;

2. Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak

mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal melakukan transaksi, maka

aktiva murabahah:

a. Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai

bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah;dan

Page 9: Makalah Akuntansi syariah

b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih

rendah dari biaya perolehan, maka slisihnya diakui sebagai kerugian.

Potongan pembelian dari pemasok diakui sebagai pengurangan biaya

perolehan aktiva murabahah. Pada saat akad, piutang murabahah diakui sebesar biaya

perolehan aktiva murabahah ditambah keuntungan yang disepakati. Pada akhir

periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat

direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan kerugian piutang.

Keuntungan murabahah diakui:

1. pada periode terjadiya, apabila akad berakhir pada periode laporan keungan

yang sama; atau

2. selama periode akad secara proposional, apabila akad melampaui satu periode

laporan keuangan.

Potongan pelunasan dini diakui dengan menggunakan salah satu metode berikut:

1. jika potongan pelunasan diberikan pada penyelesaian, bank mengurangi

piutang murabahah dan keuntungan murabahah;atau

2. jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih dulu

menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank

membayar potongan pelunasan kepada nasabah dengan mengurangi

keuntungan murabahah.

Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai

dengan akad. Pada saat diterima, denda diakui sebagai bagian dana sosial.

1. urban diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima

bank pada saat dterima;

Page 10: Makalah Akuntansi syariah

2. pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah, maka urban diakui sebagai

pembayaran piutang; dan

3. jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urban dikembalikan kepada

nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan

bank.

Pengakuan Dan Pengukuran Salam Dan Salam Paralel

Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman

oleh penjual dan pelunasannya dilakukan secara segera oleh pembelian sebelum

barang pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi

salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain

untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam

peralel.

Salam parallel dapat dilakukan dengan syarat:

1. Akad kedua antara bank dan pemasok terpisah dari akad pertama antara bank

dan pembeli akhir, dan

2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.

Bank sebagai pembeli

Piutang salam diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dilihat

kepada penjual. Modal usaha salam dapat berupa kas dan aktiva non kas. Modal

usaha salam dapat berbentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan, sedangkan

modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar (nilai yang

disepakati antara bank dan nasabah).

Page 11: Makalah Akuntansi syariah

Penerimaan barang pesanan diakui dan diukur sebagai berikut:

1. Jika barang pesanan sesuai dengan akad dilihat sesuai nilai yang disepakati

2. Jika barang pesanan berbeda kualitasnya, maka:

a.Barang pesanan yang diterima diukur sesuai dengan akad, jika nilai pasar

(nilai wajar jika nilaii pasar tidak tersedia) dari barang pesanan yang

diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai barang pesanan yang

tercantum didalam akad

b. Barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai pasar (nilai wajar jika nilai

pasar tidak tersedia) pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai

kelebihan, jika nilai pasar dari barang pesanan lebih rendah dari barang

pesanan yang tercantum dalam akad

3. Jika bank tidak menerima sebagian atau seluruh barang pesanan pada tanggal

jatuh tempo pengiriman, maka:

a. Jika tanggal pengiriman diperpanjang nilai tercatat piutang salam sebesar

bagian yang belum dipenuhi tetap sesuai dengan nilai yang tercantum dalam

akad

b. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya, maka piutang salam

berubah menjadi piutang yang harus dilunasi oleh nasabah sebesar bagian

yang tidak dapat dipenuhi.

c. Jika akad salam dibatalkan sebagian atau seluruhnya dan bank mempunyai

jaminan atas barang pesanan serta hasil penjualan jaminan tersebut lebih

kecil dari nilai tercatat piutang salam dan hasil penjualan tersebut diakui

sebagai piutang kepada nasabah yang telah jatuh tempo.

d. Bank dapat menggunakan denda kepada nasabah.

Bank sebagai penjual

Page 12: Makalah Akuntansi syariah

Utang salam diakui pada saat bank menerima modal usaha salam yang

diterima. Modal usaha salam yang diterima dapat berupa kas dan aktiva non kas.

Modal usaha salam dalam bentuk aktiva non kas diukur sebesar nilai wajar.

Pengakuan dan Pengukuran Istishna dan Istishna Paralel

Istishna adalah akad jual beli antara pembeli dan penjual. Berdasarkan akad

tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan sesuai

spesifikasi yang disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati.

Spesifikasi dan barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual diawal akad.

Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis,

spesifikasi teknis, kualitias dan kuantitas. Barang pesanan harus sesuai dengan

karakteristik antara pembeli dan penjual. Jika barang pasanan yang dikirim salah satu

cacat, maka penjual bertanggung jawab atas kelalaiannya.

Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi

istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain

untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istihna

parallel.

Istishna Paralel dapat Dilakukan dengan Syarat:

1. Akad kedua antara bank dan subkontraktor terpisah dari akad pertama antara

bank dan pembeli akhir

2. Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.

Pada dasarnya istishna tidak dapt dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi:

1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya

2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat

menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad.

Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas:

1. Jumlah yang telah dibayarkan.

2. Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.

Page 13: Makalah Akuntansi syariah

Pengakuan Pendapatan dan Keuntungan Istishna Paralel

Pendapatan istishna adalah total harga yang disepakati dalam akad antara

bank dan pembeli akhir, termasuk margin keuntungan. Margin keuntungan adalah

selisih antara pendapatan istishna dan harga pokok istishna. Pendapatan istishna

diakui dengan mengenakan metode persentase penyelesaian atau metode akad.

Bank Sebagai Pembeli

Bank mengakui aktiva istihna dalam menyelesaikan sejumlah termin yang

ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna kepada penjual. Apabila

barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual dan

mengakibatkan kerugian bank, maka kerugian itu dikurangkan dari garansi

penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Apabila kerugian tersebut

melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai piutang

jatuh tempo kepada sub kontraktor.

Pengakuan dan Pengukuran Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik

Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik sewa dan penyewa untuk

mendapatkan imbalan atas objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas

objek sewa yang disewakan.

Ijarah muntahiyah bittamlik adalah akad sewa menyewa antara pemilik objek

sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang disewakannya

dengan obsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu sesuai dengan akad

sewa.

Perpindahan hak milik objek sewa kepada penyewa dalam ijarah muntahiyah

bittamlik dapat dilakukan dengan:

1. Hibah

2. Penjualan sebelum akad berakhir sebesar harga yang sisa cicilan sewa

3. Penjual pada akhir masa sewa dengan pembayaran tertentu yang disepakati

pada awal akad

Page 14: Makalah Akuntansi syariah

4. Penjual secara bertahap sebesar hraga tertentu yang disepakati dan tercantum

dalam akad.

Bank Sebagai Pemillik Objek Sewa

Objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan objek sewa

dan disusutkan sesuai dengan:

1. Kebijakan penyusutan pemilik objek sewa untuk aktiva sejenis jika

merupakan ijarah

2. Masa sewa jika merupakan ternsaksi ijarah muntahiyah bittamlik

Pendapatan ijarah dan ijarah muntahiyah bittamllik diakui selama masa akad

secara proporsional kecuali pendapatan ijarah muntahiyah bittamlik memulai

penjualan secara bertahap maka besar pendapatan setiap periode aka menurun secara

progresif selama masa akad karena adanya pelunasan bagian per bagian objek sewa

pada periode tersebut.

Pengakuan dan Pengukuran Wadi’ah

Wadi’ah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap

saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki. Bank bertanggung jawab atas

pengembalian ttitpan. Wadi’ah terbagi atas wadi’ah yad-dhamanah adalah titipan

yang selama belum dikembalikan kepada penitip dapat dimanfaatkan oleh penerima

titipan, dan wadi’ah yad-amanah apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh

keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak penerimaan titipan. Sedangkan dalam

prinsip wadia’ah yad-amanah, penerimaan titipan tidak boleh memanfaatkan barang

titipan tersebut sampai diambil kembali oleh penitip.

Penerimaan titipan dalam transaksi wadi’ah dapat:

1. Meminta ujrah (imbalan) atas penitipan barang/uang tersebut; dan

2. Memberikan bonus kepada penitip dari hasil pemanfaatan barang/uang titipan

(wadi’ah yad-amanah) namun tidak boleh diperjanjikan sebelumnya dan

besarnya tergantung pada kebijakan penerima titipan.

Page 15: Makalah Akuntansi syariah

Pengakuan dan Pengukuran Qardh

Pinjaman Qardh adalah penyediaan dana atau tgihan yang dapat disamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak

yang dipinjamkan. Bank syariah disampinkan memberikan pinjaman qard juga dapat

menyalurkan pinjaman dalam bentu qardhul hasan. Qardhul Hasan adalah pinjaman

tanpa pinjaman yang memungkinkan pinjaman untuk menggunakan dana tersebut

selam jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir

periode yang disepakati.

Sumber dana qardhul hasan bersal dari eksternal dan internal. Sumber dana

eksternel meliputi dana qardh yang diterima bank syariah dari pihak lain (missal dari

sumbangan, infaq, shadaqah, dan hasil pendapatan nonhalal). Sumber dana internal

meliputi hasil tagihan pinjaman qaldhul hasan.

Pengakuan dan Pengukuran Sharf

Sharf adalah akad jual beli suatu valuta denan valuta lainnya. Transaksi valuta

asing pada bank syariah hanya dapat dilakukan untuk tujuan lindung nilai dan

dibenarkan utuk tujuan spekulatif.

Pendapatan Sharf

Selisih antara kurs yang diperjanjikan dalam kontrak dan kurs tunai pada

tanggal penyerahan valutaq diakui sebagai keuntungan/kerugian pada saat

penyerahan/penerimaan dana.

Pengakuan dan Pengukuran Kegiatan Bank Syariah Berbasis Imbalan

Kegiatan-kegiatan yang menghasilkan ujrah (imbalan ) antara lain:

1. Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa /nasabah kepada

penerima kuasa /bank untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi

kuasa/. Akad wakalah tersebut dapat digunakan antara lain dalam pengiriman

taransfer, penagihan utang baik melalui kliring maupun inkaso, dan realisasi

L/C.

Page 16: Makalah Akuntansi syariah

2. Hiwalah adalah pemindahan pengalihan hak dan kewajiban, baik dalam

bentuk pengalihan piutang maupun utang, dan jasa pemindahan/pengalihan

dana dari suatu etnis kepada etnis lain.

3. Kafalah adalah akad pemberian pinjaman yang diberikan oleh penerima

jaminan dan peminjam bertanggung jawa atas pemenuhan kembali suatu

kewajiban yang menjadi hak penerima jaminan. Kafalah dapat digunakan

untuk pemberian jasa bank antara lain garansi bank, standy by L/C,

pembukaan L/C impor, dan lain-lain.

PENYAJIAN DALAM AKUNTANSI SYARIAH

Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan Pedoman

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah

Indonesia (PABSI). Oleh karena itu laporan keuangan harus mampu memfasilitasi

semua pihak yang terikat dengan bank syariah.

Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-

komponen berikut:

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas

5. Laporan Perubahan Dana Infestasi Terikat

6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Infaq dan Shadaqah

7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan, dan

8. Catatan atas Laporan Keuangan

BENTUK LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Berdasarkan KDDPPLK Bank Syariah dijelaskan, maka laporan keuangan

bank syariah harus disusun berdasarkan kerangka dasar penyususunan dan

penyajiannya. Sebab laporan keuangan bank syariah tentunya memiliki perbedaan,

Page 17: Makalah Akuntansi syariah

meskipun ada beberapa aspek yang mungin sama dengan bentuk laporan keuangan

pada umumnya.

PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

Seperti halnya dengan perusahaan lainnya, bank syariah secara umum dalam

melakukan penyusunan laporan keuangan melalui beberapa tahapan antara lain:

1. Bukti transaksi

2. Jurnal

3. Buku Besar

4. Neraca Saldo

5. Jurnal Penyesuain

6. Laporan Keuangan

BENTUK LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

1. Laporan posisi keuangan (Neraca)

(Nama Bank)Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

Pada Bulan xx Tahun 20xx

Uraian Catatanxxxx

(tahun)Unit

Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

AktivaKas dan setara kasPiutang PenjualanInvestasi

Investasi dalam surat-surat berhargaInvestasi mudharabahInvestasi MusyarakahPenyertaan ModalPersediaanInvestasi pada real estatAktiva yang disewakan

89

101112131415

xx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxxxx.xxx.xxx

--xxx.xxx.xxx

--xx.xxx.xxx

xx.xxx.xxxxxx.xxx

xx.xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

Page 18: Makalah Akuntansi syariah

IstishnaInvestasi lain-lain

------

Total InvestasiAktiva lainnyaAktiva tetap (neto)

Total Aktiva

1617

181920

xx.xxx.xxx--

------

xxx.xxx.xxxxxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxxx.xxx.xxx

------

xxx.xxx.xxxxx.xxx.xxxxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

(Nama Bank)Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi

Pada Bulan xx Tahun 20xx

Uraian Catatanxxxx (tahun)Unit Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

KewajibanRekening koran dan tabunganRekening koran bank dan lembaga keuanganUtangDividen yang diusulkanKewajiban lainnya

Total Kewajiban

Rekening investasi tidak terbatasSaham minoritas

Total Kewajiban, Rekening Investasi Tidak Terbatas dan Saham Minoritas

Ekuitas pemilikModal disetorCadanganLaba ditahan

Total Ekuitas Pemilik

21

2223

24,34

2526

xx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xx.xxx

xx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

x.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxx

Page 19: Makalah Akuntansi syariah

Total Kewajiban, Rekening Investasi Tidak Terbatas, Saham Minoritas dan Ekuitas Pemilik xxx.xxx.xxx xxx.xxx.xxx

2. Laporan Laba Rugi(Nama Bank)

Laporan Laba RugiUntuk Tahun Yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)

Uraian Catatan xxxx (tahun)Unit Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

PendapatanPenjualan tangguhanInvestasi

DikurangiKeuntungan rekening investasi tidak

terbatas sebelum bagian bank sebagai mudharib

Bagian bank sebagai mudharibKeuntungan terhadap rekening investasi tidak

terbatas sebelum pajakBagian bank pada pendapatan dari investasi

(sebagai mudharib dan sebagai pemilik dana)

Pendapatan bank dari investasiBagian keuntungan bank dari rekening

Investasi terbatas sebagai mudharibFee bank sebagai agen investasi untuk

investasi terbatasPendapatan dan jasa-jasa perbankanPendapatan lain-lainTotal pendapatan bankBiaya umum dan administrasiDepresiasiPendapatan neto sebelum pajak dan pajakProvisi untuk zakatPendapatan neto sebelum saham minoritas

(saham minoritas)Pendapatan neto

29A29B

28,29

29B

30

xx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxx(xxx.xxx)

(xxx.xxx)

x.xxx.xxxxx.xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxx.xxxx.xxx

xx.xxx.xxx(x.xxx.xxx)(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx(x.xxx)

xx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxx(xx.xxx)

(xxx.xxx)

x.xxx.xxxxx.xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxx.xxxx.xxx

xx.xxx.xxx(x.xxx.xxx)(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx(x.xxx)

Page 20: Makalah Akuntansi syariah

x.xxx.xxx x.xxx.xxx

3. Laporan Arus Kas

(Nama Bank)Laporan Arus Kas

Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)

Uraian Catatanxxxx (tahun)Unit Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

Arus kas dari operasiPendapatan netoPenyesuaian terhadap pendapatan netoKas neto dari kegiatan operasionalDepresiasiProvisi rekening ragu-raguProvisi untuk zakatProvisi untuk pajakZakat yang dibayarkanPajak yang dbayarkanKeuntungan dar rekening investasi tidak terbatasKeuntungan dari penjualan aktiva tetapDepresiasi dari aktiva yang disewakanProvisi untuk penurunan nilai investasi pada surat-

surat berhargaPiutang ragu-raguPembelian aktiva tetap

Arus kas neto dari operasiArus kas dari kegiatan investasiPenjualan real estat yang disewakanPembelian real estat yang disewakanPenjualan real estatInvestasi pada surat-surat berhargaKenaikan pada investasi mudharabahPenjualan persediaanPenjualan Istishna’Kenaikan neto pada piutang

Arus kas neto dari kegiatan investasi

Arus kas dari kegiatan keuangan

x.xxx.xxx----

x.xxx.xxxxx.xxx

x.xxx.xxx--

(xxx.xxx)--

xxx.xxx--

x.xxx.xxx

xxx.xxx(x.xxx)

(xxx.xxx)

xx.xxx.xxx----

xx.xxx.xxx--

(x.xxx.xxx)x.xxx.xxxx.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxx

------------------------

------

------------------

--

Page 21: Makalah Akuntansi syariah

Kenaikan neto pada rekening investasi tidak terbatas

Kenaikan neto pada rekening koranDividen yang dibayarkanKenaikan pada saldo kredit dan biaya-biaya(Penurunan) pada biaya yang masih harus dibayarKenaikan pada saham minoritasPenurunan pada aktiva lainPenurunan arus kas dari kegiatan pembiayaan

Kenaikan/penurunan uang kas dan setara kasKas dan setara kas pada awal tahunKas dan setara kas pada akhir tahun

37

xxx.xxxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

xxx.xxx(xx.xxx)xxx.xxx

xx.xxx.xxxxx.xxx.xxx

xx.xxx.xxxxx.xxx.xxxxx.xxx.xxx

----------------

------

4. Laporan Perubahan Modal atau Laporan Laba Ditahan

(Nama Bank)Laporan Perubahan Modal

Untuk Tahun yang Berakhir xxxx (tahun) dengan xxxx (tahun lalu)

Uraian

ModalDisetor

UnitMoneter

CadanganUnit

MoneterYang Sah

UnitMoneterUmum

LabaDitahan Total

Saldo per xxxx (tahun)Emisi ( ) sahamPendapatan netoKeuntungan dibagikanTransfer ke cadangan

Neraca per xxxx (tahun)Pendapatan netoKeuntungan dibagikanTransfer ke cadangan

Saldo per xxxx (tahun)

xxx.xxx.xxx--

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

--

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

x.xxx.xxx

--

xxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxx

x.xxx.xxx

--

x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)(x.xxx.xxx)

x.xxx.xxxx.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx--

x.xxx.xxx(x.xxx.xxx)

--

xxx.xxx.xxxx.xxx.xxx

(x.xxx.xxx)--

xxx.xxx.xxx

5. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaa Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah

(Nama Bank)Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah

Page 22: Makalah Akuntansi syariah

Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)

Catatan

xxxx (tahun)Unit

Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

Sumber-sumber Zakat dan SumbanganZakat jatuh tempo dari bankZakat jatuh tempo dari pemilik rekeningSumbangan

Total Sumber Zakat

Penggunaan Zakat dan SumbanganZakat untuk fakir dan miskinZakat untuk Ibnu SabilZakat untuk Gharimin dan membebaskan budakZakat untuk mu’allafZakat untuk fisabilillahZakat untuk amil zakat (biaya administrasi dan

umum)

Total Penggunaan Dana

Kenaikan (penurunan) sumber-sumber terhadap penggunaan

Zakat dan sumbangan yang belum dibagikan pada awal tahun

Zakat dan sumbangan yang belum diberikan pada akhir tahun

x.xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

x.xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxxxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx.xxx

------

--

----------

--

--

--

--

--

6. Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

(Nama Bank)Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Untuk Tahun yang Berakhir xxx (tahun) dengan xxx (tahun lalu)

Uraian Catatanxxxx (tahun)Unit Moneter

xxxx (tahun)Unit Moneter

Saldo AwalPinjaman kebajikanSumber-sumber dana qardhul hasanAlokasi dari rekening koranAlokasi dari pendapatan yang dilarang syariah

xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

Page 23: Makalah Akuntansi syariah

(haram)Sumber di luar bank

Total Sumber Dana Selama Tahun Ini

Penggunaan Qardhul HasanPinjaman kepada para pelajarPinjaman kepada para pengrajinPenyelesaian rekening koran

Total Penggunaan Selama Tahun ini

Saldo Akhir TahunPinjaman KebajikanDana tersedia untuk pinjaman

xxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxxxxx.xxx

xxx.xxx

xxx.xxxxxx.xxx

PENGUNGKAPAN DALAM AKUNTANSI BANK SYARIAH

Bank Syariah harus mengungkapkan hal-halberikut:1. Jenis aktiva produktif,sector ekonomi, dan jumlah aktiva produktifmasing-

masing2. Jumlah aktiva produktif yang diberikan kepada pihak yang mempunyai

hubungan istimewa.3. Kedudukan bank dalam pembiayaan bersamadan besarnya porsi yang di

biayai4. Jumlah aktiva produktif yang telah direktrukturisasidan informasi lain tentang

aktiva produktif yang direktrukturisasi selama periode berjalan5. Klasifikasi aktifa produktif menurut jangka waktu, kwalitas aktiva produktif,

valuta dan tingkat bagi hasilrata-rata.6. Ikhtisar perubahan penyisihan kerugian dan penghapusan aktiva produktif

yang diberikan dalam tahun yang bersangkutan yang menunjukan saldo awal, penyisihan selama tahun berjalan, penghapusan selamatahun berjalan, pembayaran aktifa produktif yang telah dihapus bukukan dan saldo penyisihan pada akhir tahun.

Page 24: Makalah Akuntansi syariah

7. Kebijakan dan metode akuntansi penyisihan (penghapusan aktifa produktif bermasalah).

8. Metode yang digunakan untuk menetukan penyisihan khusus dan umum.9. Kebijakan, manajeman dan pelaksanaan pengendalian resiko portofolio aktifa

produktif.10. Besarnya aktiva produktif bermasalah dan penyisihannya untuk setiap sektor

ekonomi.11. Saldo aktiva yang sudah diaktifkan.

Pengungkapan Untuk Setiap Komponen Laporan Keuangan

Neraca

Pangungkapan pembiayaan mudharabah mencakup:1. Jumlah pembiayaan mudharabah kasdan non kas.2. Kerugian atas penurunan nilai aktiva mudharabah, apabila ada,dan 3. Persentase kepemilikan dana pada investasi tidak terikat yang signifikan

berdasarkan kepemilikan perorangan dan/atau badan hokum

Pengungkapan transaksi Istisna’:1. Pendapatan dan keuntungan dari kontrak istisna’ selama periode berjalan.2. Jumlah akumulasi biaya ataskontrak berjalan serta pendapatan dan keuntungan

sampai dengan akhir periode berjalan 3. Jumlah sisa kontrak yang belum selesai menurut spesifikasi dan syarat kontrak.4. Klaim tambahan yang belum selesai dan semua denda yang bersifat kontijan

sebagai akibat keterlambatan pengiriman barang.5. Nilai kontrak Istisna’paralel yang sedang berjalan rentang periode

pelaksanaannya 6. Nilaikontrakistisna’yang telah ditanda tangani bank selama periode berjalan

tetapi belum dilaksanakan dan rentang periode pelaksanaannya

Pengungkapan transaksi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik mencakup :1. Sumber dana yang digunakan dalam pembiayaan ijarah 2. Jumlah piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga dua tahun terakhir3. Jumlah objek sewa berdasarkan jenis transaksi(ijarah dan ijarah muntahiyah

bittamlik),jenis aktiva, dan akumulasi penyusutannya apabila bank syariah sebagai pemilik objek sewa

4. Jumlah utang ijarah yang jatuh tempo hingga dua tahun yang akan datang apabila bank syariah sebagai penyewa, dan

5. Komitmen yang berhubungan dengan perjanjian ijarah muntahiyah bittamlik yang berlaku efektif pada periode laporan keuangan berikutnya

Page 25: Makalah Akuntansi syariah

Pengungkapan transaksi wadiah mencakup:1. Jumlah dana /barang yang mengikuti prinsip wadiah yad-amanah2. Jumlah dana wadiah yang di blokir sebagai jaminan pembiayaan atau

transaksi perbankan lainnya.

Laporan Laba Rugi

Pendapatan,beban, keuntungan, dan kerugian harus diungkapkan berdasarkan jenis menurut karakteristik transaksi. Sejauh bias dilaksanakan, hal-hal tersebut dibawah ini yang berasal dari investasi yang dibiayai bersama oleh bank dan para pemilik dana investasi tidak terikat dan investasi yang hanya dibiayai oleh bank harus diungkapkan secara terpisah:

1. Pendapatan dan keuntungan investasi2. Bebandan kerugian investasi3. Laba(rugi) investasi 4. Bagian para pemilik dana investasi tidak terikat pada pendapatan (kerugian )

dari investasi sebelum bagian pengelola dana 5. Bagian bank pada pendapatan (kerugian) investasi 6. Bagian bank pada pendapatan dana investasi tidak terikat sebagai pengelola

dana

Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat

Pengungkapan hal-halyang berkaitan dengan laporan perubahan dana investasi terikat dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:

1. Periode yang dicakup laporan perubahan dana investasi terikat2. Secara terpisah saldo awal, keuntungan (kerugian) dan saldo akhir dana

investasi terikat yang berasal dari evaluasi dana investasi tidak terikat3. Siofatdari hubungan antara bank dan para pemilik dana investasi terikat, baik

bank sebagai pengelola dana maupun sebagai agen investasi4. Hak dan kewajiban yang dikaitkan dengan masing-masing jenis dana investasi

terikat atau unit investasi

Laporan Sumber dan Penggunaan Zakat, infak, dan Shadaqah

Pengungakapan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana zakat, infak, dan shadaqah dalamcatatan laporan keuangan mencakup :

1. Periode yang dicakup oleh laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shadaqah

2. Dasarpenentuan zakat para pemegang saham jika bank diharuskan membayar zakat atas nama parapemegang saham

3. Rincian sumber dana zakat,infak, dan shadaqah

Page 26: Makalah Akuntansi syariah

4. Dana zakat, infaq, dan shadaqah yang disalurkan bank selama periode5. Dana zakat,infaq, dan shadaqah yang belum disalurkan pada akhir periode

laporan.

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan

Pengungkapan hal-hal yang berkaitan dengan laporan sumber dean panggunaan dana qardhul hasan dalam catatan atas laporan keuangan mencakup:

1. Periode yang dicakup laporan sumber dan penggunaan dana qardhul hasan2. Rincian saldo qardhul hasan pada awal dan akhir periode berdasarkan

sumbernya3. Jumlah dana yang disalurkan dan sumber dana yang diterima selama periode

laporan berdasarkan jenisnya. BAB XII

Analisis Laporan Keuangan Bank Syariah

Gambaran kinerja suatu bank baik umum maupun syariah biasanya tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti :

1. Pemilik dana/ shahibul maal2. Pihak-pihak yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana3. Pembayar zakat, infak dan shadaqah4. Pemegang saham5. Otoritas pengawasan 6. Bank Indonesia7. Pemerintah8. Lembaga penjamin simpanan 9. Masyarakat.

Keterbatasan – Keterbatasan Laporan Keuangan

Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:

1. Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau.

2. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna.3. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian . Apabila terdapat

beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.

Page 27: Makalah Akuntansi syariah

4. Lebih menekankan pada penyajian suatu peristiwa atau transaksi sesuai substansinya dan realitas ekonomi daripada bentuk hukumnya.(formalitas)

5. Disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis akuntansi dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.

6. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.7. Hanya melaporkan informasi yang material.8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga

menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan antar bank.

9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikualifikasikan umumnya diabaikan.

Rasio – RasioKeuangan Bank Syariah di Indonesia

Hingga saat ini analisis rasio keungan bank syariah msih menggunakan aturan yang berlaku di bank konvensional. Jenis analisis rasio keuangan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:

1. Perbandingan internal. Analisis dengan membandingkan rasio periode sekarang dengan periode yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.

2. Perbandingan esternal. Analisis dilakukan dengan membandingkan rasio perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis dengan rata-rata industri pada suatu titik yang sama.

Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank

1. Rasio Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, meliputi :

a. Rasio Lancar (current ratio), adalah kemampuan bank untuk membayar utang dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Rasio lancar = Kas + Penempatan / Utang lancar

b. Rasio Cepat (quick ratio), adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam utang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid.Rasio cepat = Kas / Utang lancar

c. Rasio Pembiayaan terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit Ratio), menunjukkan kesehatan bank dalam memberikan pembiayaan.Rasio Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total Pembiayaan / Total DPK

Page 28: Makalah Akuntansi syariah

2. Rasio Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesiensi bank dalam memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :

a. Perputaran Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas (efesiensi) dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu periode tertentu dengan jumlah keseluruhan aktiva. Perputaran aktiva tetap = Aktiva tetap / Total aktiva

b. Perputaran Aktiva Total, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan bank dalam mengelola sumberdana dalam menghasilkan pendapatan. Perputaran aktiva total = Pendapatan operasional / Total aktiva

3. Rasio Profitabilitas, adalah rasio yang menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank, yang meliputi :

a. Margin laba (profit margin), adalah gambaran efesiensi suatu bank dalam menghasilkan laba.Margin laba = Laba / Total pendapatan

b. Pengembalian atas aktiva (return on asset), adalah rasio yang menggarkan kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan keuntungan.Pengembalian atas aktiva = Laba / total aktiva

4. Rasio Biaya, adalah menunjukkan tingkat efesiensi kinerja operasional bank. Penentuan besarnya rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Rasio biaya = Biaya opersional / Pendapatan operasional