makalah 3

42
MODUL MKK Seorang Anak dengan Keluhan Sakit Perut Berulang KELOMPOK III Fakultas Kedokteran 03007348 Dimas Adi Bayu Dewo 03008218 Sari Putri Utami 03009012 03009023 Amira Danila Anggie Hardiyanti 03009036 Ayu Prima Dewi 03009052 Catherine Grace Tauran 03009062 Denata Prabashiwi 03009075 Dudi Novri Wijaya 03009087 Fisherra Kusuma Wardhani 03009099 G. Aiko Sulistiyowati 03009110 Henza Ayu Primalita 03009121 Indrastiti Pramitasari 03009133 Lady Diana 03009143 Margo Sebastian

Upload: denata-prabhasiwi

Post on 13-Aug-2015

64 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah 3

MODUL MKK

Seorang Anak dengan Keluhan Sakit Perut Berulang

KELOMPOK III

Fakultas Kedokteran

Universitas Trisakti

Jakarta, 14 Juni 2012

03007348 Dimas Adi Bayu Dewo

03008218 Sari Putri Utami

03009012

03009023

Amira Danila

Anggie Hardiyanti

03009036 Ayu Prima Dewi

03009052 Catherine Grace Tauran

03009062 Denata Prabashiwi

03009075 Dudi Novri Wijaya

03009087 Fisherra Kusuma Wardhani

03009099 G. Aiko Sulistiyowati

03009110 Henza Ayu Primalita

03009121 Indrastiti Pramitasari

03009133 Lady Diana

03009143 Margo Sebastian

Page 2: makalah 3

BAB I

PENDAHULUAN

Apendisitis merupakan peradangan dari usus buntu. Hal ini sering dikategorikan

sebagai darurat medis dan beberapa kasus memerlukan pengangkatan usus buntu yang

meradang, baik dengan laparotomi atau laparoskopi. Angka kematian tinggi jika kasus ini

tidak diobati, terutama akibat adanya resiko pecahnya apendiks vermiformis yang dapat

menyebabkan peritonitis dan syok septik. Apendiks merupakan tabung sepanjang 3-5 cm dan

merupakan jaringan yang memanjang dari usus besar. Tidak ada yang benar-benar yakin apa

fungsi dari usus buntu. Satu hal yang kita tahu bahwa kita bisa hidup tanpa apendiks (usus

buntu) tanpa konsekuensi nyata setelah pengangkatan apendiks sebagai akibat apendisitis

Kurang dari 50% orang dengan usus buntu memiliki gejala yaitu berupa nyeri yang

dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah, dan

kemudian, setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke kanan bawah

bagian perut. Ketika dokter menekan daerah ini dengan lembut dan ketika tekanan

dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam (nyeri lepas). Demam mulai 37,7°C sampai 38,3°C

juga merupakan tanda umum. Memindahkan posisi pasien dan batuk dapat meningkatkan

rasa sakit.

Rasa sakit dari radang usus buntu dapat berubah dari waktu ke waktu, sehingga

membentuk diagnosis yang kadang-kadang bisa menyulitkan. Selain itu, nyeri perut dapat

timbul dari sejumlah masalah kesehatan lain dari usus buntu. Untuk membantu mendiagnosis

usus buntu, dokter kemungkinan akan mengambil riwayat tanda-tanda dan gejala dan

melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh pada bagian abdomen.

Page 3: makalah 3

BAB II

LAPORAN KASUS

SESI 1

Seorang anak wanita umur 10 tahun diantar ibunya datang ke dokter keluarga dengan keluhan

sakit perut berulang sejak 1 tahun terakhir ini. Sakit dirasakan sekitar pusar terutama sebelah

kanan. Kadang disertai mual dan muntah. Buang air besar normal. Tidak ada hubungannya

dengan factor stress. Pernah dilakukan pemeriksaan EMG dan hasilnya normal.

SESI 2

Ternyata satu minggu kemudian anak ini datang kembali ke dokter keluarga tersebut karena

demam dan merasakan sakit lebih terfokus diperut kanan bawah yang didahului nyeri

didaerah ulu hati. Oleh dokter, ditanyakan mengenai keadaan kesehatan lingkungan

rumahnya, termasuk apakah ada yang sakit panas dan dirawat dirumah sakit. Karena obat-

obatan yang diberikan di p[uskesmas yang dia kunjungi sebelumnya tak banyak menolong

walau sudah diberikan suntikan penghilang rasa sakit, dokter tersebut merujuk ke RS dan

oleh dokter IGD dilakukan pemeriksaan laboratorium darah lengkap, dengan hasil lab:

leukosit 16.000/mm, segmen neutrofil lebih dari normal. Yang lain-lain dalam batas normal

Page 4: makalah 3

BAB III

PEMBAHASAN

Anamnesis

Identitas Pasien

Nama : -

Usia :10 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : -

Nama Orang Tua : -

Alamat : -

Masalah dan hipotesis

Masalah:

pasien merasakan sakit perut berulang sejak satu tahun terakhir. Sakit dirasakan sekitar pusar

terutama sebelah kanan. Kadang disertai mual dan muntah.

Interpretasi :

Nyeri perut berulang merupakan suatu keadaan dimana nyeri perut terjadi sebanyak tiga kali

atau lebih selama minimal tiga bulan dalam kurun waktu satu tahun umumnya karena

kelainan fungsional atau manifestasi klinik dari suatu kelainan organik. mual muntah yang

timbul akibat adanya gangguan pada sistem pencernaan ataupun sistem yang terkait.

Hipotesis

Berdasarkan letak nyerinya dapat dihipotesiskan beberapa keadaan berikut:

Gambar kuadran perut

1. Apendisitis

Page 5: makalah 3

Apendisitis merupakan suatu keadaan peradangan pada apendiks vermiformis dan

merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai

semua umur tetapi lebih sering menyerang seseorang yang berusia 10-30 tahun.

2. Divertikulitis

3. Penyakit chron

4. Obstruksi kolon

5. Penyakit ginjal (pyelonefritis)

6. Abses psoas

7. Penyakit inflamasi pelvik

8. Kista atau torsio ovarium

9. KET (kehamilan ektopik terganggu)

10. Hernia inguinalis

Merupakan penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia

dan muskuloaponeurotik dinding perut baik secara kongenital atau kelainan yang

didapat.

11. Abses panggul

Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Leukosit 16.000/ml 5000-10.000/ml

Segmen netrofil Lebih dari normal

Interpretasi pemeriksaan laboratorium :

Pemeriksaan Fisik

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fisik diagnostik

yang diharapkan untuk ditemukan adalah :

Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5°C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin

sudah terjadi perforasi. Bisa terdapat perbedaan suhu aksilar dan rektal sampai 1°C

a. Inspeksi

Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut.

Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik.

Page 6: makalah 3

Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut

kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses appendikuler

b. Palpasi

Dengan palpasi di daerah titik Mc. Burney didapatkan tanda-tanda peritonitis lokal

yaitu: 1.Nyeri tekan di Mc. Burney

2. Nyeri lepas

3. Defans muscular lokal.

Defans muscular menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietal.

Pada appendiks letak retroperitoneal, defans muscular mungkin tidak ada, yang ada

nyeri pinggang.

Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung

1. Nyeri tekan bawah pada tekanan kiri (Rovsing)

2. Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan (Blumberg)

3. Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk,

mengedan.

Appendisitis infiltrat atau adanya abses apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan di

perut kanan bawah

c. Auskultasi

Auskultasi pada apendiks bisa menunjukkan suara usus normal atau hiperaktivitas

pada appendiks, sedangkan untuk tanda suatu perforasi auskultasi terdengar hipoaktif.

Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan

untuk mengetahui letak apendiks.

Page 7: makalah 3

1.Uji psoas

Uji psoas dilakukan dengan rangsangan m. psoas lewat hiperekstensi atau fleksi aktif.

Pasien dimiringkan kekiri. Pemeriksa meluruskan paha kanan pasien, pada saat itu ada

hambatan pada pinggul / pangkal paha kanan.Bila apendiks yang meradang menempel di

m.psoas, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri.

2. Uji obturator

Uji obturator digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan

m.obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil. Pemeriksa menggerakkan

tungkai bawah kelateral, pada saat itu ada tahanan pada sisi samping dari lutut , menghasilkan

rotasi femur kedalam. Dengan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi

terlentang, pada apendisitis pelvika akan menimbulkan nyeri.

Untuk pemeriksaan rectal taucher umumnya tidak memberikan hasil yang cukup berarti

bila sudah cukup meyakinkan diagnosis appendiks dari nyeri perut anak. Namun, bila

diagnosis meragukan, terutama pada anak yang sangat kecil (lebih muda dari 4 tahun) dimana

belum bisa menginterpretasikan nyeri perut tersebut, pemeriksaan rectum sering memberikan

informasi penting.

Pemeriksaan Penunjang

EMG normal

Interpretasi:

Selain pemeriksaan penunjang di atas, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain

untuk mendeteksi kemungkinan penyebab sakit perut, seperti :

1. USG

Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG,

terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Melalui pemeriksaan ini dapat

ditentukan kelainan pada system hepatobilier, traktusurinarius, dan traktus ginekologis

serta kemungkinan apendisitis akut,

Keuntungan lain yang diperoleh pada penggunaan sonografi ialah sekaligus

kita dapat menilai kelainan organ yang berdekatan dengan sistem hepatobilier antara

Page 8: makalah 3

lain pankreas dan ginjal. Aman dan tidak invasif merupakan keuntungan lain dari

sonografi.

2. PemeriksaanRadiologi

Pemeriksaan fotopolos abdomen 3 posisi perlu dilakukan untuk menentukan adanya

tanda perforasi, ileus, dan obstruksi usus. Selain pada foto polos abdomen juga dapat

ditentukan adanya kalsifikasi pada pancreas, fraktur tulang belakang dan adanya

baturadiolusen pada kontur ginjal.

3. Endoskopi

Dengan endoskopi pemeriksa dapat melihat kondisi mukosa atau kelainan pada

saluran pencernaan bagian atas, mulai dari oesofagus sampai usus bagian

proksimal.Pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan indikasi.

4. Computed Tomography (CT)

Adalah pemeriksaan radiologi yang dapat memperlihatkan serial organ-organ visera.

Adanya kelainan hati dapat diperlihatkan lokasinya dengan tepat.

Diagnosis dan Diagnosis Banding

Patofisiologi

Page 9: makalah 3

Pada fase awal appendicitis mukosa mengalami inflamasi terlebih dahulu.Kemudian

inflamasi ini akan meluas ke lapisan submukosa, termasuk juga lapisan muskularis dan

lapisan serosa. Terbentuk pula eksudat fibrinopurulen pada permukaan serosa dan menyebar

ke dinding peritoneal terdekat, sehingga menyebabkan peritonitis. Pada fase ini glandula

mukosa yang nekrosis masuk ke dalam lumen usus, sehingga menyebabkan terjadinya nanah

atau pus di dalam lumen. Akhirnya, pembuluh-pembuluh kapiler yang mensuplai darah ke

appendiks mengalami trombose dan appendiks yang infark tersebut menjadi nekrosis atau

Page 10: makalah 3

gangrenous. Setelah mengalami nekrosis, appendiks dapat mengalami perforasi, sehingga

kandungan yang terdapat dalam lumen appendiks,seperti pus dapat menyebar di cavitas

peritoneal dan menimbulkan peritonitis.

            Apendiks terinflamsi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat.

Kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor maupun benda asing. Proses

inflamasi ini meningkatkan tekanan intraluminal dapat menimbulkan nyeri abdomen atas atau

menyebar bebas secara progresif dalam beberapa jam, terlokalisasi dikuadran kanan bawah

dari abdomen, akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus.

Pada stage awal appendisitis, pasien merasa nyeri pada bagian periumbilikal karena

persarafan T10 dari appendix yang mengalami radang. Seiring dengan memburuknya

peradangan, akan terbentuk exudate pada permukaan serosa appendix. Saat exudat

menyentuh peritoneum parietalis, akan terasa nyeri lokal dan lebih intense.

Faktor psikogenik dan nyeri perut

Faktor psikogenik (stress) dapat menyebabkan timbulnya nyeri perut dan gangguan

lain pada saluran cerna. Sindrom yang sering dikaitkan dengan ini adalah sindrom kolon

iritabel. Syndrome ini ditandai dengan fungsi kolon, motilitas usus yang abnormal/ meninggi

menyebabkan nyeri dan diare, peninggian absorpsi air menyebabkan peninggian jumlah

mukus. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada kelainan ini, saluran

pencernaan sangat peka terhadap berbagai rangsangan. Stress, makanan, obat-obatan, hormon

atau rangsangan lainnya bisa menyebabkan kontraksi saluran pencernaan menjadi abnormal.

Kontraksi saluran pencernaan menjadi lebih kuat dan lebih sering, sehingga makanan dan

tinja hanya sesaat singgah di usus kecil sehingga seringkali menyebabkan diare.

Penatalaksanaan

Pada keadaan massa apendiks dengan proses radang yang masih aktif yang ditandai dengan :

Keadaan umum klien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggi

Pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan bawah masih jelas terdapat tanda-

tanda peritonitis

Laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke

kiri.

Page 11: makalah 3

Sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah klien dipersiapkan, karena

dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum.

Sebelum operasi

o Pasien dipuasakan 8-12 jam untuk persiapan operasi serta untuk observasi.

o Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami pasien dapat diberikan

analgesic (NSAID atau golongan narkotik dalam dosis kecil)

o Beri posisi yang memberikan rasa nyaman (biasanya dengan kedua tungkai

difleksikan) serta diberi bantal kecil untuk menyangga perut.

o Rehidrasi lewat bolus cairan untuk mencegah dehidrasi.

o Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi

o Pemasangan kateter untuk kontrol produksi urin.

o Pada apendektomi yang melibatkan pembukaan usus bagian bawah,

diperlukan pemberian antibiotika profilaksis pre-operasi untuk mencegah

infeksi luka operasi yang merupakan komplikasi utama dari apendektomi.

Kemudiaan, bila saat operasi ditemukan perforasi maka pemberian antibiotik

akan diperpanjang sebagai terapi. Golongan antibiotic dapat digunakan

seftriaxon secara intravena. Apabila tidak ditemukan perforasi maka

antibiotic hanya diberikan 1 kali sebelum operasi sementara jika ada perforasi

maka antibiotic dapat diteruskan sampai 7-10 hari setelah operasi.

o Obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk

membuka pembuluh – pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi

tercapai.

o Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.

o Hindari pemberian obat pencahar atau enema karena tindakan ini akan

menstimulasi usus dan meningkatkan resiko perforasi.

Operasi

o Apendektomi.

o Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka abdomen

dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.

o Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin

mengecil,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu

Page 12: makalah 3

beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif

sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.

Insisi Grid Iron (McBurney Incision)Insisi Gridiron pada titik McBurney. Garis insisi parallel dengan otot oblikus eksternal, melewati titik McBurney yaitu 1/3 lateral garis yang menghubungkan spina liaka anterior superior kanan dan umbilikus.

Lanz transverse incision12

Insisi dilakukan pada 2 cm di bawah pusat, insisi transversal pada garis miklavikula-midinguinal. Mempunyai keuntungan kosmetik yang lebih baik dari pada insisi grid iron.

Rutherford Morisson’s incision (insisi suprainguinal)13

Merupakan insisi perluasan dari insisi McBurney. Dilakukan jika apendiks terletak di parasekal atau retrosekal dan terfiksir.

Low Midline Incision13

Dilakukan jika apendisitis sudah terjadi perforasi dan terjadi peritonitis umum.

Page 13: makalah 3

Insisi paramedian kanan bawah13

Insisi vertikal paralel dengan midline, 2,5 cm di bawah umbilikus sampai di atas pubis.

Macam-macam Insisi untuk apendektomi

Pasca operasi

o Observasi Tanda vital.

o Pertahankan puasa dalam periode awal pasca bedah untuk mencegah distensi

abdomen dan vomitus

o Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan

lambung dapat dicegah.

o Baringkan pasien dalam posisi semi fowler.

o Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien

dipuasakan.

o Berikan minum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30

ml/jam. Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya

diberikan makanan lunak.

o Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur

selama 2×30 menit.

o Pantau flatus dan defekasi sebagai indicator motilitas usus.

o Pasien diberikan acetaminophen liquid (suntikan) atau kombinasi

acetaminophen dan codein untuk menghilangkan rasa nyeri. Pada pasien yang

diberikan golongan narkotik dapat terjadi konstipasi sehingga bisa diberikan

pelunak tinja (stool softener)

o Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.

o Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.

Pencegahan

Page 14: makalah 3

Pencegahan primer

Makan makanan tinggi serat

Defekasi teratur

Olahraga

Pengobatan penyakit cacing (bila ada meminimalkan resiko)

Pencegahan sekunder

Diagnosis dini Mencegah komplikasi

Komplikasi

Prognosis (kurang interpretasi)

Ad Vitam: Ad Bonam

Ad Functionam: Ad Bonam Ad Sannationam: Ad Bonam

Page 15: makalah 3

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI

Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan meluas dari

diafragma sampai pelvis. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian, abdomen yang

sebenarnya yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu rongga sebelah

bawah dan lebih kecil. Batas-batas rongga abdomen adalah di bagian atas yaitu diafragma, di

bagian bawah yaitu pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot-

otot abdominal, tulang-tulang illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang yaitu

tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum.

Page 16: makalah 3

Abdomen terbagi menjadi 4 kuadran

Isi dari rongga abdomen adalah sebagian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus

halus dan usus besar.

1. Lambung 

Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah

sekat rongga badan. Lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut :

a. Bagian atas lambung disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.

b. Bagian tengah lambung disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.

c. Bagian bawah lambung disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.

Fungsi lambung :

a. Tempat penyimpanan makanan sementara.

b. Mencampur makanan.

c. Melunakkan makanan. 

d. Protein diubah menjadi pepton.

e. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan. 

f. Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum.

2. Usus Halus 

Usus halus merupakan saluran berkelok-kelok yang panjangnya sekitar 6–8 meter, lebar 25

Page 17: makalah 3

mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi

memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan. 

Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:

a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya ± 25 cm,

b. jejunum (usus kosong), panjangnya ± 7 m,

c. ileum (usus penyerapan), panjangnya ± 1 m.

3. Usus Besar 

Usus besar atau kolon memiliki panjang ± 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon

transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum

crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil

yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan

dalam imunitas.

Fungsi usus besar adalah :

a. Absorpsi air, garam dan glukosa. 

b. Sekresi musin oleh kelenjer di dalam lapisan dalam. 

c. Penyiapan selulosa. 

d. Defekasi (pembuangan air besar).

4. Hati

Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian teratas dalam rongga

abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara langsung dilindungi oleh iga-

iga. 

Fungsi hati adalah :

a. Menimpan berbagai bentuk glukosa, vit B12, dan zat besi

b. Penyediaan tenaga (zat gula) dan protein

c. Pengeluaran hormon-hormon dan insulin.

d. Pembentukan dan pengeluaran Lemak dan Kolesterol

e. Penyaring dan pembuang bahan bahan beracun di dalam darah melalui proses

pembongkaran hemoglobin.

f. Merubah amonia menjadi urea

5. Kandung Empedu 

Page 18: makalah 3

Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran

berotot. Letaknya di dalam sebuah lekukan di sebelah permukaan bawah hati, sampai di

pinggiran depannya. Panjangnya delapan sampai dua belas centimeter. Kandung empedu

terbagi dalam sebuah fundus, badan dan leher. 

Fungsi kangdung empedu adalah :

a. Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu. 

b. Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat.

6.Pankreas 

Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm

dan tebal + 2,5 cm. Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan

biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (usus 12 jari). Organ ini dapat

diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu kelenjar endokrin dan eksokrin. Pankreas terdiri

dari :

a.Kepala pankreas

Merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam

lekukan duodenum dan yang praktis melingkarinya.

b. Badan pankreas

Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan

vertebra lumbalis pertama.

c. Ekor pankreas

Merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang sebenarnya menyentuh limpa. Pada

pankreas terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke dalam duodenum.

Fungsi pankreas adalah :

1. Fungsi exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk getah

pankreas dan yang berisi enzim dan elektrolit.

2. Fungsi endokrin terbesar diantara alvedi pankreas terdapat kelompok-kelompok kecil

sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata.

3. Menghasilkan hormon insulin → mengubah gula darah menjadi gula otot.

7. Ginjal 

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah kanan

dari kiri tulang belakang, di belakang peritoneum. Dapat diperkirakan dari belakang, mulai

Page 19: makalah 3

dari ketinggian vertebra thoracalis sampai vertebra lumbalis ketiga. Ginjal kanan lebih rendah

dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6 sampai 7½

centimeter. Pada orang dewasa berat kira-kira 140 gram. Ginjal terbagi menjadi beberapa

lobus yaitu : lobus hepatis dexter, lobus quadratus, lobus caudatus, lobus sinistra. 

Fungsi ginjal adalah :

a. Mengatur keseimbangan air. 

b. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah. 

c. Ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam.

8. Limpa 

Terletak di regio hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen diantara fundus ventrikuli dan

diafragma. 

Fungsi limpa adalah : 

a. Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasil eritrosit dan limposit. 

b. Setelah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk homoglobin dan zat besi

bebas. 

Limpa dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : 

a. Dua facies yaitu facies diafraghmatika dan visceralis. 

b. Dua kutub yaitu ekstremitas superior dan inferior.

c. Dua margo yaitu margo anterior dan posterior 

APENDISITIS

Page 20: makalah 3

Usus buntu adalah sebuah kantong berbentuk tabung sempit yang melekat pada usus.

Ketika usus buntu tersumbat, menjadi meradang dan menyebabkan kondisi disebut usus

buntu. Jika penyumbatan berlanjut, jaringan yang meradang menjadi terinfeksi dengan

bakteri dan mulai mati dari kurangnya pasokan darah, yang akhirnya mengakibatkan

pecahnya usus buntu (appendix perforasi atau pecah).

The American Journal of Epidemiologi studi menemukan bahwa usus buntu adalah

kondisi umum yang mempengaruhi sekitar 6,7% menjadi 8,6% dari populasi. DI Amerika

Serikat 250.000 kasus radang usus buntu dilaporkan setiap tahun. Individu dari segala usia

bisa terkena, dengan insiden tertinggi terjadi pada remaja dan dua puluhan, namun kasus

yang jarang terjadi radang usus buntu neonatal dan prenatal telah dilaporkan. Peningkatan

kewaspadaan dalam mengenali dan mengobati potensi kasus radang usus buntu sangat

penting dalam sangat muda dan tua, sebagai populasi ini memiliki tingkat komplikasi yang

lebih tinggi. Apendisitis adalah kondisi anak yang paling umum yang membutuhkan

pembedahan darurat perut.1

Penyebab apendisitis

Tidak ada penyebab yang jelas tentang usus buntu. Feces dianggap salah satu

kemungkinan penyebab obstruksi usus buntu. Bakteri, virus, jamur, dan parasit dapat

mengakibatkan infeksi, menyebabkan pembengkakan dari jaringan dinding apendiks.

Organisme yang menginfeksi berbagai spesies termasuk Yersinia, adenovirus,

cytomegalovirus, actinomycosis, spesies mikobakteri, spesies Histoplasma, spesies

Schistosoma, cacing kremi , dan Strongyloides stercoralis. Pembengkakan jaringan dari

Page 21: makalah 3

penyakit radang usus seperti penyakit Crohn juga dapat menyebabkan usus buntu. Apendisitis

adalah bukan penyakit keturunan dan tidak menular dari orang ke orang.

Apendisitis biasanya dimulai dengan nyeri samar-samar di tengah perut sering dekat

pusar atau "pusar" (umbilicus). Rasa sakit perlahan-lahan bergerak ke perut kanan bawah (ke

arah pinggul kanan) selama 24 jam ke depan. Dalam uraian klasik, nyeri perut bisa disertai

dengan mual , muntah , kurang nafsu makan, dan demam . Semua gejala ini, bagaimanapun,

terjadi pada kurang dari setengah dari orang yang mengembangkan radang usus buntu. Lebih

umum, orang dengan radang usus buntu memiliki kombinasi dari gejala ini.

Gejala apendisitis dapat berlangsung 4-48 jam untuk berkembang. Selama waktu ini,

orang mengembangkan radang usus buntu mungkin memiliki berbagai tingkat

kehilangan nafsu makan, muntah, dan sakit perut. Orang tersebut mungkin memiliki

sembelit atau diare , atau mungkin tidak ada perubahan dalam kebiasaan buang air

besar.

Gejala awal sering sulit dipisahkan dari kondisi lain termasuk gastroenteritis (radang

perut dan usus). Banyak orang dirawat di rumah sakit untuk usus buntu diduga

meninggalkan rumah sakit dengan diagnosis gastroenteritis; awalnya, radang usus

buntu yang benar adalah sering salah didiagnosis sebagai gastroenteritis.

Anak-anak dan orang tua sering memiliki gejala yang lebih sedikit, atau tidak dapat

cukup menggambarkan gejala mereka, yang membuat diagnosis mereka kurang jelas

dan timbulnya komplikasi lebih sering.

Patofisiologi

Apendisitis pada umumnya disebabkan oleh obstruksi dan infeksi pada appendix.

Beberapa keadaan yang dapat berperan sebagai faktor pencetus antara lain sumbatan lumen

appendix oleh mukus yang terbentuk terus menerus atau akibat feses yang masuk ke

appendix yang berasal dari secum. Feses ini mengeras seperti batu dan disebut fecalith.

Adanya obstruksi berakibat mukus yang diproduksi tidak dapat keluar dan tertimbun

di dalam lumen appendix. Obstruksi lumen appendix disebabkan oleh penyempitan lumen

akibat hiperplasia jaringan limfoid submukosa. Proses selanjutnya invasi kuman ke dinding

appendix sehingga terjadi proses infeksi. Tubuh melakukan perlawanan dengan

meningkatkan pertahanan tubuh terhadap kuman-kuman tersebut. Proses ini dinamakan

Page 22: makalah 3

inflamasi. Jika proses infeksi dan inflamasi ini menyebar sampai dinding appendix, appendix

dapat ruptur. Dengan ruptur, infeksi kuman tersebut akan menyebar mengenai abdomen,

sehingga akan terjadi peritonitis. Pada wanita bila invasi kuman sampai ke organ pelvis,

maka tuba fallopi dan ovarium dapat ikut terinfeksi dan mengakibatkan obstruksi pada

salurannya sehingga dapat terjadi infertilitas. Bila terjadi invasi kuman, tubuh akan

membatasi proses tersebut dengan menutup appendix dengan omentum, usus halus atau

adnexsa, sehingga terbentuk massa peri-appendicular. Di dalamnya dapat terjadi nekrosis

jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. Appendix yang ruptur juga dapat

menyebabkan bakteri masuk ke aliran darah sehingga terjadi septicemia.

Appendix yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna tetapi akan

membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya.

Perlengketan ini menimbulkan keluhan berulang di perut kanan bawah. Pada suatu ketika

organ ini dapat meradang lagi dan disebut mengalami eksaserbasi akut.2

Diagnosis

Apendisitis didiagnosis dengan gejala klasik dari radang usus buntu dan pemeriksaan

fisik (pemeriksaan kesehatan praktisi dari perut pasien).

Praktikum: Meskipun ada tes darah dapat mengkonfirmasi radang usus buntu,

sampel darah dikirim untuk analisis laboratorium untuk memeriksa jumlah sel darah

putih , yang biasanya meningkat pada individu dengan usus buntu. Namun, tingkat

normal dapat hadir dengan radang usus buntu, dan peningkatan kadar dapat dilihat

dengan kondisi lainnya. Sebuah urine mungkin diperintahkan untuk menyingkirkan

infeksi saluran kemih (atau kehamilan ) sebagai penyebab gejala-gejala pasien.

Tes pencitraan: Tes imaging diperintahkan saat diagnosis tidak mudah terlihat.

Sebagian besar pusat kesehatan memanfaatkan CT scan dari perut dan panggul untuk

membantu dalam mengevaluasi nyeri perut yang dicurigai disebabkan oleh usus

buntu. USG scanning umumnya digunakan pada anak-anak kecil untuk menguji untuk

usus buntu untuk menghindari mengekspos anak untuk radiasi dari CT scan.

Kondisi lain yang menyebabkan nyeri perut dapat menyerupai gejala radang usus

buntu membuat diagnosis lebih sulit. Kondisi ini termasuk batu ginjal , infeksi saluran

Page 23: makalah 3

kemih , hernia , batu empedu dan masalah kandung empedu, radang usus , diverticulitis , dan

ovarium atau masalah testis.

Operasi

Pengobatan terbaik untuk apendisitis adalah operasi untuk mengeluarkan usus buntu

(appendectomy) sebelum pecah usus buntu. Sambil menunggu operasi, pasien akan diberi

cairan infus untuk menjaga terhidrasi dengan baik. Pasien tidak akan diizinkan untuk makan

atau minum karena hal itu dapat menyebabkan komplikasi dengan anestesi selama operasi.

Pembedahan biasanya dilakukan melalui laparoskopi , prosedur invasif minimal mana

kecil "lubang kunci" sayatan dibuat di perut dan usus buntu akan dihapus dengan bantuan

kamera kecil dipandu oleh ahli bedah. Namun, dalam beberapa kasus mungkin diperlukan

untuk melakukan prosedur perut terbuka untuk menghapus lampiran.

Kadang-kadang, operasi untuk radang usus buntu mengungkapkan usus buntu tidak

meradang (usus buntu negatif), dengan kecepatan tinggi pada bayi, orang tua, dan wanita

muda. Namun, penggunaan studi pencitraan (CT scan, ultrasound) tampaknya telah

mengurangi tingkat usus buntu negatif menjadi 7% -12%. Kesulitan dalam membuat

diagnosis yang pasti dari masalah medis dan resiko kehilangan lampiran akut meradang (dan

pasien menjadi sangat sakit karena perforasi) membuat suatu tarif dari misdiagnosis tak

terelakkan. Kaum perempuan khususnya memiliki tingkat tinggi usus buntu negatif ovarium

dan rahim masalah membuat diagnosis lebih sulit. CT scan sebelum operasi telah terbukti

menurunkan persentase ini untuk lebih dekat dengan 7% sampai 8% pada wanita.

Tindak lanjut

Setelah usus buntu tanpa komplikasi, waktu pemulihan dapat bervariasi dari 2-6

minggu. Individu mungkin secara bertahap melanjutkan diet normal dengan pembatasan

dalam kegiatan fisik selama sedikitnya dua sampai empat minggu. Para dokter akan

memeriksa sayatan minggu berikutnya untuk mencari infeksi luka mungkin.

Pencegahan

Tidak ada cara untuk memprediksi ketika usus buntu akan terjadi atau mencegah dari

terjadi. Tidak ada faktor risiko yang telah terbukti untuk usus buntu. Ia telah mengemukakan

Page 24: makalah 3

bahwa faktor risiko potensial mungkin termasuk diet rendah serat dan tinggi gula, riwayat

keluarga, dan infeksi.

Prognosis

Dengan usus buntu tidak rumit, kebanyakan orang sembuh tanpa komplikasi jangka

panjang. Jika usus buntu pecah, ada risiko lebih besar komplikasi, termasuk kematian.

Peningkatan risiko umumnya ditemukan di sangat muda, tua, dan mereka dengan sistem

kekebalan yang lemah, termasuk orang dengan diabetes . Apakah usus buntu yang berlubang

adalah risiko yang signifikan untuk infertilitas belum mapan. Beberapa ahli menyarankan

bahwa ini harus dipertimbangkan pada wanita muda yang mungkin berisiko.

Page 25: makalah 3

Nyeri perut pada Anak

A. Definisi

Nyeri perut adalah nyeri yang dirasakan di antara dada dan region inguinalis. Nyeri

perut bukanlah suatu diagnosis, tapi merupakan gejala dari suatu penyakit. Nyeri akut

abdomen didefinisikan sebagai serangan nyeri perut berat dan persisten, yang terjadi tiba-tiba

serta membutuhkan tindakan bedah untuk mengatasi penyebabnya. Appley mendefinisikan

sakit perut berulang sebagai serangan sakit perut yang berlangsung minimal 3 kali selama

paling sedikit 3 bulan dalam kurun waktu 1 tahun terakhir dan mengganggu aktivitas sehari-

hari

B. Klasifikasi

Klasifikasi pada garis besarnya sakit perut dapat dibagi menurut datangnya serangan dan

lamanya serangan, yaitu akut atau kronik (berulang), yang kemudian dibagi lagi atas kasus

bedah dan non bedah (pediatrik). Selanjutnya dapat dibagi lagi berdasarkan umur penderita,

yang di bawah 2 tahun dan di atas 2 tahun, yang masing-masing dapat dikelompokkan

menjadi penyebab gastrointestinal dan luar gastrointestinal (Boediarso, 2009).

Konsep yang klasik membagi sakit perut berulang ke dalam 2 golongan: organik

(fungsional) dan psikogenik (psikosomatik). Biasanya harus dicari dulu penyebab organik,

bila tidak ditemukan bisa dipikirkan kemungkinan penyebab psikogenik. Cara pendekatan

seperti ini tentu akan banyak memakan waktu dan biaya (Boediarso, 2009).

Barr mengajukan konsep yang agak berbeda. Sakit perut berulang digolongkan atas 3

kelompok, yaitu: organik, disfungsional, dan psikogenik. Nyeri organik disebabkan oleh

suatu penyakit, misalnya infeksi saluran kemih. Nyeri disfungsional disebabkan oleh berbagai

variasi fisiologi normal dan dibagi dalam dua kategori, yaitu sindrom nyeri spesifik (yang

mekanisme penyebab nyerinya diketahui, misalnya defisiensi laktase dan konstipasi) dan

sindrom nyeri nonspesifik (mekanisme penyebab nyeri tidak jelas atau tidak diketahui). Nyeri

psikogenik disebabkan oleh tekanan emosional atau psikososial tanpa adanya kelainan

organik atau disfungsi.

Page 26: makalah 3

Untuk memastikan diagnosis kelompok nyeri psikogenik maka ada tiga kriteria yang harus

dipenuhi yaitu:

1. Ada bukti yang cukup kuat untuk menghilangkan penyebab kelainan organik.

2. Bukti positif bahwa ada gangguan emosional dan ada kaitan waktu antara timbulnya

sakit perut dengan periode meningkatnya stress yang dialami anak.

3. Sakit perut ini akan bereaksi langsung dengan hilangnya ketegangan emosional

meskipun kemungkinan hal ini tidak selalu terjadi

Konsep ketiga diajukan oleh Levine dan Rappaport (1984) yang menekankan adanya

penyebab multifaktor.

Sakit perut berulang merupakan perpaduan dari empat faktor, yaitu:

1. Predisposisi somatik, disfungsi, atau penyakit

2. Kebiasaan dan cara hidup

3. Watak dan pola respons

4. Lingkungan dan peristiwa pencetus

Nyeri perut non organik

Diagnosis nyeri perut yang banyak digunakan saat ini adalah Kriteria Rome. Kriteria Rome

membagi keluhan nyeri perut non-organik menjadi 5 kategori diagnosis, yaitu (Boediarso,

2010 dan Chang, 2009) :

1. Dispepsia Fungsional

Dispepsia adalah rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian atas (di atas umbilikus).

Keluhan telah dirasakan selama paling sedikit 12 minggu, tidak perlu berurutan, dalam kurun

waktu 12 bulan terakhir. Rasa sakit tidak berhubungan dengan pola defekasi dan bentuk tinja.

Berdasarkan gejala klinis, Dispepsia fungsional dibagi menjadi 3 bentuk, yaitu (1) Ulcer like

dyspepsia, bila yang dirasakan adalah rasa sakit, (2) dysmotility like dyspepsia, bila yang

dirasakan adalah rasa tidak nyaman, dan (3) Unspecified (non specific) dyspepsia, bila

keluhan yang disampaikan pasien tidak memenuhi kriteria ulcer atau dysmotility dyspepsia.

Rasa tidak nyaman dapat berupa rasa penuh, cepat kenyang, sering sendawa, mual, retching,

atau muntah. Semua keluhan di atas mencerminkan gangguan pada saluran cerna atas

2. Sindrom Usus Iritabel

Page 27: makalah 3

Sakit perut atau rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan perubahan pola defekasi

dan bentuk tinja. Anak telah cukup matang untuk menjelaskan rasa sakit yang dialami selama

paling sedikit 12 minggu, tidak perlu berurutan, dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

Keluhan akan hilang setelah defekasi. Kemungkinan adanya kelainan organik perlu

dipikirkan bila ditemukan rasa sakit pada malam hari, diare, perdarahan per rektum, demam

atau penurunan berat badan dan riwayat sindrom usus iritabel dalam keluarga.

3. Nyeri perut fungsional

Sakit dirasakan di daerah periumbilikus berlangsung secara terus menerus pada anak usia

sekolah atau remaja, tidak berhubungan dengan keadaan fisiologis seperti makan, defekasi,

atau menstruasi, beberapa kasus mengganggu aktivitas sehari-hari. Episode berlangsung

kurang dari 1 jam, bahkan kadangkala hanya berlangsung beberapa menit. Rasa sakit

umumnya tidak sampai membangunkan anak pada saat tidur, tetapi sakit yang dirasakan pada

malam hari seringkali menyebabkan anak tidak dapat tidur. Anak umumnya mempunyai

masalah emosi, sifat perfeksionis, kesulitan belajar, dan orangtua mempunyai harapan yang

terlalu besar kepada anak. Anak sering pula mengeluh sakit kepala, mual (tanpa muntah), dan

letih. Faktor psikologis berupa kecemasan atau depresi, gejala somatisasi, serta fobia sekolah

perlu dipikirkan.

4. Migren perut

Sakit perut timbul secara paroksismal pada daerah garis tengah perut, non-kolik,

berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan diselingi periode tidak sakit

selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Keluhan lain (minimal 2 keluhan) seperti

sakit kepala, takut terhadap cahaya, riwayat migren di dalam keluarga, sakit kepala pada satu

sisi, dan aura sebagai prodomal serangan sakit (visual, sensorik, atau motorik) juga

ditemukan pada anak dengan migren perut. Keluhan telah berlangsung dalam kurun waktu 12

bulan dengan minimal 3 kali serangan.

5. Erofagia

Udara yang tertelan dapat menyebabkan distensi perut secara berlebihan sehingga

mengganggu masukan minum/makan anak. Keluhan berlangsung selama minimal 12 minggu,

tidak perlu berurutan, dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Pada anamnesis dan pemeriksaan

Page 28: makalah 3

fisis terlihat distensi perut akibat adanya udara di dalam lumen usus, sendawa berulang kali,

dan sering flatus. Erofagia seringkali tidak terlalu diperhatikan oleh orangtua. Erofagia perlu

dipikirkan apabila pada saat pemeriksaan fisis ditemukan suara menelan berulang kali yang

disertai keluhan tersebut di atas. Keluhan dan gejala klinis akan hilang pada saat tidur.

Kecemasan yang dialami oleh seorang anak dapat menyebabkan perilaku menelan secara

berlebihan (Markum, 1999).

Nyeri perut organik

Tabel penyebab organik sakit perut berulang

Ekstra-abdominal Intra abdominal

gastrointestinal ginjal Lain – lain

Keracunan timbal Porfiria Epilepsi Diabetes Asma Demam rematik "Sickle-cell anemia" Hiperparatirodisme Hipertrigliserid Peritonitis Tumor/kista Medulla spinalis Perinkotritis

Malrotasi Duplikasi Stenosis Gastritis Hiatus hernia Hernia inguinalis Volvulus Intususepsi Colitis ulseratif Konstipasi kronik Intoleransi laktosa Askariasis Ulkus peptikum Penyakit Crohn Apendisitis kronik Hiperplasia limfoid noduler Limfoma

Pielonefritis Hidronefrosis Batu ginjal Obstruksi uretero pelvik

Hepatomegali Splenomegali Kolesistitis Kolelitiasis Pankreatitis kronik Kista ovarium Endometriosis

Page 29: makalah 3

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan tanda-tanda klinis yang ditemukan pada pasien serta terapi yang

dilakukan oleh dokter, kelompok kami menyimpulkan bahwa kondisi yang dialami oleh

pasien adalah apendisitis kronis eksaserbasi akut. Tindakan operasi dapat dilakukan secara

terjadwal namun sebaiknya disarankan untuk segera dilakukan karena ditakutkan adanya

perforasi apendiks yang dapat mengakibatkan peritonitis dan syok septik yang dapat

mengancam jiwa pasien. Tindakan operasi pada pasien sendiri merupakan prosedur bedah

kecil yang memiliki prognosis baik apabila tidak disertai dengan penyulit yang terdapat pada

pasien atau kemungkinan adanya komplikasi yang diakibatkan dari penyulit tersebut.

Page 30: makalah 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Minkes RK. Pediatric Appendicitis Treatment & Management. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/926795-treatment#showall. Accessed on June 12, 2012.

2. Cunha JP. Apendisitis. Available at:http://www.emedicinehealth.com/appendicitis/article_em.htm. Accessed on 12 June 2012.