makalah 1

44
Swety Retna/S4310019 MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK TAHUN 2009 Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan Disusun oleh: SWETY RETNA S4310019 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

Upload: swetty-retna

Post on 01-Jul-2015

200 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

MAKALAH

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK

TAHUN 2009

Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Disusun oleh:

SWETY RETNA

S4310019

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam

rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa

sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang

paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

Menurut Wikipedia, laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu

perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan

keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan ekuitas

4. Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau

laporan arus dana

5. Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari

laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah

aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran

kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan

biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai

unsur neraca.

Page 3: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

Analisis laporan keuangan ini berfokus pada reformulasi laporan keuangan,

analisis common size, analisis trend, analisis profitabilitas, dan peramalan dengan

menggunakan metode simple forecasting maupun full information forecasting PT Tiga

Pilar Sejahtera Food.

B. Alasan Pemilihan Judul

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan perusahaan multinasional yang

memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan

pada tahun 1959. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan makanan.

Perusahaan dengan karyawan lebih dari 3000 karyawan. Sudah punya sertifikat

HACCP, ISO, dll dan merupakan perusahaan makanan terbesar ke-3 Se-Asia Tenggara di

tahun 2010.

Berdasar data annual report yang diposting oleh Indonesia Stock Exchange (IDX),

penulis memberikan penilaian awal sebagai berikut:

Dari data yang tersedia, diketahui bahwa current ratio PT Tiga Pilar Sejahtera Food cukup

tinggi pada tahun 2009 dan secara umum dari tahun 2008 sampai 2009 mengalami

kenaikan. Artinya, bahwa asset lancar yang dimiliki perusahaan mampu menjamin utang

lancarnya. Namun, jika dilihat secara keseluruhan, PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki

rasio keuangan yang cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun, sehingga akan sulit untuk

menilai prospek perusahaan tersebut apakah akan memiliki rasio lancar yang tetap tinggi

atau akan jatuh pada akhir tahun berikutnya. Sebagai seorang investor yang hendak

menanamkan modal di perusahaan tersebut tentunya akan mempertimbangkan hal

tersebut.

Return On Asset atau pengembalian atas aktiva menggambarkan profitabilitas perusahaan

secara keseluruhan. Rasio ini membandingkan imbalan untuk pemegang saham dan

kreditor dengan jumlah aset. Return On Asset PT Tiga Pilar Sejahtera Food mengalami

Page 4: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

penurunan dari tahun 2008 ke 2009 dan secara umum selalu berfluktuasi dari tahun ke

tahun meskipun tidak terlalu signifikan, sehingga jika dirata-rata dapat dikatakan cukup

stabil.

Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih per lembar saham biasa yag beredar selama

satu periode, rasio ini mengukur profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham biasa.

EPS PT Tiga Pilar Sejahtera Food meningkat dari tahun 2008 ke tahun 2009.

Debt-Asset Ratio (DAR) menunjukkan jumlah asset yang dibiayai dengan hutang.

Semakin besar DAR maka perusahaan semakin beresiko likuidasi. PT Tiga Pilar Sejahtera

Food memiliki rasio DAR yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, begitu pula dari

tahun 2008 ke 2009.

Debt-Equity Ratio (DER) merupakan tingkat leverage perusahaan terhadap ekuitas

pemegang saham. Semakin besar DER berarti semakin besar kemungkinan perusahaan

menggunakan utang sebagai pendanaan operasi perusahaannya. Maka dengan besarnya

DER, resiko perusahaan diasumsikan semakin tinggi. Dari data pada tahun 2008 dan 2009

diketahui bahwa nilai DER PT Tiga Pilar Sejahtera Food mengalami kenaikan meskipun

tidak terlalu tinggi.

Gross Processing Margin (GPM) merupakan perbedaan antara biaya komoditas mentah

dan laba yang dihasilkan oleh komoditas tersebut setelah dijual dalam bentuk produk jadi.

GPM meskipun pada tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan, tetapi nilai GPM PT

Tiga Pilar Sejahtera Food dapat dikatakan cukup tinggi.

Penilaian awal diatas memberikan rasa ingin tahu penulis untuk menganalisis

lebih jauh dan lebih detail lagi tentang prospek perusahaan dan bagaimana potensi

perusahaan dalam pasar investasi di Indonesia.

Page 5: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

C. Manfaat makalah

Tujuan makalah ini dibuat adalah :

a. Untuk mengetahui kinerja salah satu perusahaan di sektor manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia dengan menganalisa laporan keuangannya.

b. Untuk memenuhi persyaratan tugas akhir mata kuliah Analisis Laporan Keuangan.

D. Sistematika Penulisan

I. PENDAHULUAN

Bagian yang memuat latar belakang, alasan pemilihan perusahaan, tujuan diharapkan

dan sistematika penulisan.

II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Memuat hasil analisis data antara lain Reformulasi Laporan Keuangan, Analisis Rasio

Laporan Keuangan, Analisis Profitabilitas, Analysis of Growth, Common size dan

Trend Analysis.

III. KESIMPULAN

Memuat tentang kesimpulan penelitian dan keterbatasan penelitian.

IV. REFERENSI (DAFTAR PUSTAKA)

LAMPIRAN

Page 6: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

BAB II

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Reformulasi Laporan Keuangan

a. Laporan Perubahan Ekuitas

REFORMULATED STATEMENT OF COMMON EQUITY

PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk

Page 7: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

b. Laporan Laba Rugi

REFORMULATED OF BALANCE SHEETS

Page 8: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

c. Laporan Neraca

REFORMULATED INCOME STATEMENTPT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk

for the year ended 2009/12/31Operating revenue 533,194,383,227

Page 9: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

d. Laporan Arus Kas

Reformulated cash flow statemens

PT Tiga Pilar Sejahtera Food TbkKeterangan 2009

Page 10: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

2. Rasio Laporan Keuangan

a. Rasio Likuiditas

Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya (termasuk kewajiban jangka panjang yang telah berubah

menjadi kewajiban jangka pendek). Rasio yang paling banyak digunakan untuk

mengukur likuiditas adalah Current ratio:

Berdasar hasil perhitungan, rasio likuiditas PT Tiga Pilar Sejahtera Food sebesar

117%, berarti PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki likuiditas yang tinggi.

b. Rasio Leverage

Disebut juga rasio solvabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan

dibiayai oleh hutang (dana pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat

keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditur) dalam hal ini adalah bank yang

Total Financing Flows ( D + F )

Liquidity Ratio

1 Current Ratio Current assetCurrent liability

Page 11: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

mewakili. Atau bisa juga diartikan sebagai sebuah kemampuan perusahaan untuk

melunasi kewajibannya jika perusahaan tersebut dilikuidasi.

Debt To Equity Ratio

Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh hutang.

Semakin rendah rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban perusahaan.

Berdasarkan hasil perhitungan Debt to Equity Ratio (DER), PT Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk memiliki persentase yang cukup tinggi, artinya solvabilitas

perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera kurang baik.

c. Rasio Aktivitas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam

mengelola sumber-sumber yang dimilikinya.

1) Perputaran Aktiva (Asset Turnover)

Perputaran aktiva yaitu rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan

manajemen perusahaan dalam mengelola investasi (aktiva) yang dimiliki untuk

menghasilkan penjualan.

Rasio ini semakin besar semakin bagus, karena merupakan pertanda bahwa

manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva untuk menghasilkan

penjualan. Dari hasil perhitungan Asset Turnover PT Tiga Pilar Sejahtera dapat

dikatakan rendah (kurang dari 1).

Return On Investment Net IncomeTotal Asset

Return On Equity Net Income

current liability

Activity Ratio

Page 12: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

2) Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)

yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan aktiva tetap

yang untuk industry manufaktur merupakan aktiva produktif.

3) Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)

Untuk mengetahui berapa kali piutang dagang berputar dalam satu tahun.

Berdasar hasil perhitungan, piutang PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki perputaran

piutang sebanyak 3,26 kali dalam setahun.

4) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

menunjukkan berapa kali persediaan barang berputar dalam setahun.

Berdasar hasil perhitungan, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki Inventory turnover

sebanyak 1,62 kali dalam setahun.

5) Perputaran Utang Dagang (Account Payable Turnover)

Menunjukkan perputaran utang dagang per tahun.

6) Perputaran Modal Kerja (working Capital Turnover)

Yaitu menunjukkan periode perputaran modal kerja per tahun.

current liability

Activity Ratio

current liability

Activity Ratio

Current liability

2 Quick Ratio cash+receivablecurrent liability

Current liability

2 Quick Ratio cash+receivablecurrent liability

3 Asset Turnover Net SalesTotal Asset

Page 13: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

d. Rasio Rentabilitas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Untuk

para pemegang saham, rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam

investasi.

1) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada setiap

penjualan yang dilakukan.

Berdasarkan perhitungan, PT Tiga Pilar Sejahtera memperoleh laba bersih 7% dari

setiap penjualan yang dilakukan.

2) Return On Investment (ROI)

Atau yang biasa dikenal juga dengan Return On Asset (ROA) menunjukkan tingkat

pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan. Dengan kata

lain, ROI menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp1,- dari investasi

yang dilakukan.

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan ROI PT Tiga Pilar Sejahtera

menunjukkan presentase sebesar 3%.

3) Tingkat Pengembalian Modal (Return On Equity/ROE)

Rasio ini mengukur berapa besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis

(pemegang saham) atas modal yang disetorkannya untuk bisnis tersebut. ROE

merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam

“memperkaya” pemegang sahamnya. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Menurut perhitungan, ROE PT Tiga Pilar Sejahtera cukup tinggi, yaitu 10%.

Inventory Turnover Cost of Good SoldInventory

Account Payable Cost of Good SoldTurnover Acc. Payable

Account Payable Cost of Good SoldTurnover Acc. Payable

Page 14: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

e. Rasio Coverage

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban

kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis.

Dalam memberi kredit, bank sangat memperhatikan kelancaran pembiayaan kewajiban

dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi perusahaan yang dibiayai berjalan terus

(going concern). Rasio ini mencoba memberikan indikasi mengenai hal tersebut. Rasio

yang digunakan adalah Time Interest Earned Ratio, rasio ini mengukur tingkat

kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman.

Berdasarkan data PT Tiga Pilar Sejahtera, diperoleh hasil rasio Coverage nya sebesar

176%. Angka ini dapat dipertimbangkan cukup tinggi.

3. Analisis Laporan Keuangan

Analysis of Growth

a. Dividen Payout Ratio

Payout ratio memberikan sebuah gambaran mengenai seberapa baik laba perusahaan

dalam mendukung pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Semakin tinggi

payout ratio, maka semakin baik nilai perusahaan tersebut. Payout ratio PT Tiga Pilar

Sejahtera pada tahun 2008 sebesar 0%, pada tahun 2009 sebesar 0%. Hal ini

menunjukkan bahwa perusahan selama dua tahun berturut-turut tidak mampu

membayar dividen kepada para pemegang sahamnya. Ini bisa menjadi pertimbangan

tersendiri bagi investor dalam menanamkan saham di perusahaan tersebut.

b. Growth rate of CSE

Pertumbuhan CSE merupakan berita baik bagi investor. Pada tahun 2008 Growth rate

of CSE sebesar 11,55%. Sedangkan pada tahun 2009 sebesar 9,67%. Growth rate of

Capital

Net Profit Margin Net IncomeSales

Page 15: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

CSE PT Tiga Pilar Sejahtera mengalami penurunan. Hal ini mungkin disebabkan

terjadinya kenaikan cost of good sold yang tidak sebanding dengan kenaikan nilai

penjualan.

c. Net borrowing cost

Net borrowing cost merupakan biaya yang timbul akibat transaksi pinjaman. NBC

mengalami kenaikan dari tahun 2008 ke 2009. Pada tahun 2008 NBC perusahaan

sebesar 49,89%, dan pada tahan 2009 NBC perusahaan sebesar 120,73%. Ini

mencerminkan ketidakefisienan perusahaan dalam mengelola bunga pinjaman.

d. Profit Margin

Profit Margin adalah sebuah indikator sebuah strategi pricing perusahaan dan sebaik

apa pengendalian biayanya. Profit Margin PT Tiga Pilar Sejahtera Food mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun. Tahun 2008 PM perusahaan sebesar 18,27%. Pada tahun

2009 PM perusahaan sebesar 18,76%.

e. Operating Liabilities leverage

Operating Liabilities leverage tahun 2008 sebesar 70,96%, dan tahun 2009 sebesar

78,97%. OLLEV perusahaan mengalami penurunan, hal ini semakin menguatkan

dugaan bahwa kinerja perusahaan sedang mengalami penurunan selama beberapa

waktu kedepan. Kenaikan OLLEV ini disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu karena

naiknya opperating liabilities dan turunnya net operating assets. Naiknya opperating

liabilities disebabkan karena membengkaknya hutang-hutang jangka pendek

perusahaan.

f. Asset Turnover

ATO perusahaan secara umum mengalami kenaikan. Tentu saja hal ini merupakan

berita gembira bagi investor. Karena dengan naik nya ATO, tentu saja akan

memperlancar likuiditas dan solvabilitas perusahaan. ATO yang tinggi juga

Page 16: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

menggambarkan penjualan yang tinggi dengan menggunakan operasional aset yang

rendah.

g. Financial Leverage

FINLEV perusahaan mengalami kenaikan 14,10% dari pada tahun 2008 menjadi

29,18% pada tahun 2009. Hal ini tidak baik bagi investor, karena struktur modal

perusahaan menjadi lebih lemah.

h. Growth rate in Sales

Pertumbuhan penjualan mengalami kenaikan jika membandingkan pertumbuhan

penjualan di tahun 2008 dan tahun 2009, yaitu dari 1,12% menjadi 9%.

i. Growth rate in operating income

Pertumbuhan operating income mengalami penurunan. Pada tahun 2008 sebesar

28,36% kemudian meningkat menjadi 6,15% pada tahun 2009.

j. Growth in NOA

Pertumbuhan NOA di tahun 2009 terlihat mengalami penurunan dari 37,46% menjadi

15,10%. Hal ini mungkin karena penjualan aset-aset yang digunakan untuk operasi

karena mungkin perusahaan ingin rasio ROA nya terlihat bagus diwaktu krisis.

Sehingga, diduga manajer malakukan tindakan penghapusan aset-aset.

k. Growth in CSE

Pertumbuhan pada CSE juga mengalami penurunan kendati hanya sedikit. Hal ini

mungkin disebabkan oleh penurunan laba perushaan, sehingga perusahaan tidak dapat

memasukan sisa laba nya kedalam akun laba ditahan perusahaan lebih banyak dari

tahun sebelumnya.

l. Days in Account Receivable

Days in Account Receivable sedikit mengalami kenaikan dari tahun 2008 ke tahun

2009. Ini berarti perusahaan tidak mampu menagih piutang-piutangnya.

Page 17: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

m. Days ini Inventory

Days ini Inventory perusahaan mengalami kenaikan, hal ini berarti buruk. Persediaan

terlalu lama berada di gudang. Persediaan seharusnya memiliki waktu berada di

gudang yang singkat, agar cepat di jual ke konsumen. Jika perusahaan memiliki days

in inventory yang sedikit, artinya perusahaan cepat untuk mengkonversi persediaan

nya menjadi kas. Hal ini akan menunjukan perusahaan memiliki likuiditas yang bagus.

Common Size Analysis

Analisis common size adalah analisis yang digunakan untuk membandingkan pernyataan

keuangan dari perusahaan dengan ukuran yang berbeda, atau perusahaan yang sama

namun berbeda periode dengan mengekspresikan item-item dalam proporsi untuk

beberapa pengukuran yang terkait dengan size atau ukuran. Pernyataan keuangan

terstandar dapat diciptakan, mengungkapkan trends dan menyediakan pandangan yang

mendalam tentang bagaimana perusahaan yang berbeda diperbandingkan.

Analisis Common Size adalah standarisasi yang sederhana tiap-tiap item untuk

mengeliminasi efek dari ukuran. Tiap-tiap item diekspresikan dalam rupiah untuk

merefleksikan skala dari operasi. Namun, jika atribut dipilih secara hati-hati, dan jika

reformulasi pelaporan digunakan, penskalaan akan membuka hal-hal yang berhubungan

dengan operasi perusahaan. Dan jika dibandingkan lintas perusahaan, atau lintas waktu,

pelaporan common-size akan mengidentifikasi fitur-fitur yang tidak biasa yang

membutuhkan investigasi lebih lanjut (Penman, 2007).

a. Common-Size Income Statement

Berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh dari IDX, untuk laporan laba rugi

diperbandingkan antara tahun 2008 dengan tahun 2009.

Perbandingan common-size Income Statement menjelaskan beberapa hal di bawah ini:

Page 18: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

1) Pada tahun 2009, PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki Cost of sales yang lebih

tinggi atau meningkat dari tahun sebelumnya. Peningkatannya sebesar 2,75%.

Selain itu beban operasinya juga mengalami peningkatan meskipun tidak begitu

signifikan.

2) Tahun 2009 dari penjualan PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki profit margin

yang menurun dari tahun sebelumnya, yaitu dari 18,76% menjadi 18,27%. Hal ini

disebabkan karena meningkatnya biaya penjualan dan biaya operasional lainnya

pada tahun 2009.

3) Jumlah Comprehensive Income Final, sebagai gambaran dari presentase

penjualan, adalah net profit margin (comprehensive). Perbandingan dari jumlah

ini akan membuka seberapa banyak knaikan atau penurunan profit perusahaan

lewat aktivitas pendanaan (Penman, 2007). Comprehensive Income pada tahun

2009 mengalami kenaikan dibanding pada tahun sebelumnya yaitu 5,86% dari

penjualan pada tahun 2008 menjadi 7,09% dari penjualan pada tahun 2009.

b. Common-size Balance Sheet

Common-size Balance Sheet terstandarisasi pada total asset, tetapi pendekatan yang

lebih normatif, melalui reformulasi, terstandarisasi pada aset dan kewajiban yang

digunakan untuk kegiatan operasional. Presentase tersebut mendeskripsikan komposisi

relatif dari aset bersih dalam aktivitas operasi (Penman, 2007)

1) Total Operating Asset

Komposisi Total Operating Asset pada tahun 2009 yang paling besar berasal dari

Asset Tetap dan Persediaan, kemudian disusul oleh Piutang Usaha. Asset Tetap

dan Persediaan mendominasi Total Operating Asset pada tahun 2009 dengan

presentase 57,47% dan 24,80% kemudian Piutang Usaha menempati 14,98%. Pola

ini tidak berubah dari tahun 2007 ke 2008 sampai 2009.

Page 19: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

2) Operating Liabilities

Komposisi Operating Liabilities pada tahun 2009 yang paling besar berasal dari

hutang bank jangka pendek dan hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam

satu tahun. Hutang tersebut mendominasi Operating liabilities pada tahun 2009

dengan persentase berturut-turut sebesar 57,59% dan 12,05%. Pola ini tidak

berubah dari tahun ke tahun.

3) Financial Assets

Komposisi Financial Assets pada tahun 2009 yang paling besar berasal dari

Tanaman Perkebunan dan Uang Muka Jangka panjang dengan persentase

masing-masing 36,58% dan 49,09%. Namun, pola ini tidak berlaku pada tahun

2008 karena sebelumnya tanaman perkebunan mendominasi dengan prosentase

80,96%.

4) Financial Obligation

Komposisi Financial Obligation pada tahun 2009 yang paling besar berasal dari

hutang bank dan hutang sewa pembiayaan dengan persentase masing-masing

91,51% dan 7,64%. Pola ini tidak berubah dari tahun 2008 dimana hutang bank

dan hutang sewa pmbiayaan memiliki persentase masing-masing 83,82% dan

14,15%.

5) Common Shareholder Equity

Komposisi common shareholder equity pada tahun 2009 yang paling besar dari

Modal Saham yaitu dengan persentase 87,50%. Pola ini tidak berubah dari tahun

2008, modal saham mendominasi dengan persentase 95,97%.

Page 20: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

Trend Analysis

Trend Analysis menggambarkan item-item pelaporan keuangan sebagai index relatif

terhadap tahun dasar (Penman, 2007). Pada kasus PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk,

tahun dasarnya adalah tahun 2008.

a. Trend Analysis Income Statement

1) Penjualan

Penjualan tahun 2009 mengalami peningkatan yaitu tumbuh dari 1,1% pada tahun

2008 menjadi 9% pada tahun 2009.

2) Cost of Sales

Cost of Sales pada tahun 2009 mengalami kenaikan pertumbuhan dibanding tahun

sbelumnya. Peningkatan ini menyebabkan pertumbuhan gross margin mengalami

penurunan yang cukup signifikan.

3) Gross Margin

Gross margin pada tahun 2008 sebesar 32,6% dan menurun sebesar 0,1% pada

tahun 2009. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya cost of sales.

4) Total Operating Expense

Total operating expense mengalami pertumbuhan pada tahun 2009 yaitu dari

16,6% pada tahun 2008 menjadi 19%. Hal ini berpotensi mengurangi

comprehensive income.

5) Comprehensive Income

Pertumbuhan Comprehensive Income mengalami penurunan yang cukup signifikan

yaitu dari 82% pada tahun 2008 menjadi 31,2% di tahun 2009. Penurunan ini

diakibatkan karena peningkatan pada cost of sales dan total operating expense

tanpa diimbangi oleh peningkatan pada penjualan yang cukup signifikan pada

tahun 2009.

Page 21: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

b. Trend Analysis Balance Sheet

1) Total Operating Assets

Total Asset yang digunakan untuk aktivitas operasi mengalami penurunan dari

31,1% pada tahun 2008 menjadi 9,7% pada tahun 2009. Hal ini merupakan dampak

dari penurunan pada akun kas dan setara kas, persediaan dan beberapa akun aset

operasi lain.

Persediaan pada tahun 2009 mengalami penurunan dari 26,1% pada tahun 2008

menjadi 20,1% pada tahun 2009.

Piutang pada tahun 2009 untuk piutang kepada pihak yang memiliki hubungan

istimewa mengalami penurunan dari 1,9% menjadi -1,8% di tahun 2009.

Sedangkan piutang kepada pihak ketiga mengalami kenaikan yang cukup

signifikan dari tahun 2008 yaitu 14% menjadi 71,9% di tahun 2009.

Aset tetap pada tahun 2009 mengalami penurunan pertumbuhan dari tahun 2008

sebesar 37,6% menjadi -2,8% pada tahun 2009.

2) Total Operating Liabilities

Total kewajiban yang digunakan untuk mendukung aktivitas operasional

mengalami penurunan yang cukup besar yaitu 23,5% pada tahun 2008 menjadi

2,5% pada tahun 2009. Hal ini merupakan dampak pada penurunan terhadap

hutang jangka pendek dan hutang pajak yang masing-masing mengalami

penurunan dari tahun 2008 yaitu 33,9% dan 69,5% menjadi -21,9% dan -5,2%.

Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dalam akun hutang

bank mengalami kenaikan yang cukup tinggi yaitu dari -9,9% pada tahun 2008

menjadi 357,8% pada tahun 2009.

Page 22: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

3) Total Financial Assets

Total aset yang digunakan untuk pembiayaan mengalami kenaikan dalam

pertumbuhannya yaitu dari 15,1% di tahun 2008 menjadi 159,9% di tahun 2009.

Hal ini disebabkan karena munculnya aset-aset finansial baru di periode tahun

2008 dan 2009 yang pada tahun 2007 akun-akun tersebut masih bernilai nol.

4) Total Financial Obligation

Total kewajiban keuangan mengalami penurunan yang cukup drastis dari 3080,6%

pada tahun 2008 menjadi 36% pada tahun 2009. Ini merupakan dampak dari

pelunasan utang kepada pihak-pihak tertentu.

5) Common Shareholder Equity

Common shareholder equity mengalami penurunan meskipun tidak terlalu banyak

yaitu dari 11,5% menjadi 9,7% pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan adanya

kenaikan beban-beban sepanjang tahun 2009.

6) Net Operating Assets

Net Operating Asset mengalami pertumbuhan yang menurun dari tahun 2008

sebesar 37,5% menjadi 15,1% di tahun 2009.

Profitability Analysis

Profitabilitas suatu perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai sejauh mana tingkat

pengembalian yang didapat oleh perusahaan dari aktivitas investasinya. Profitabilitas

adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Rasio profitabilitas

menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas manajemen aktiva dan hutang terhadap

hasil operasi. Bagian analisis profitabilitas adalah evaluasi rasio kinerja operasi yang

umumnya mengaitkan pos laporan laba rugi dan penjualan. Tingkat profitabilitas bisa

diukur melalui beberapa rasio, antara lain:

Page 23: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

a. RNOA (Return on Net Operating Asset)

Rasio laba bersih terhadap Net Operating Asset, mengukur tingkat pengembalian atas

Net Operating Assets setelah bunga dan pajak.

RNOA = Operating Income After Tax( NOA 2009 + NOA 2008) / 2

Hasil perhitungan RNOA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Adalah:

RNOA tahun 2009 = 97.407 .368 .220

(566.179 .021.850+491.917 .621 .852) /2 =18,4%

RNOA tahun 2008 = 91.766 .072 .875

(491.917 .621.852+357.858 .921 .799) /2 = 21,59%

Hasil ini menunjukkan bahwa pengembalian atas total aktiva tahun 2009 menurun

dibandingkan tahun 2008, hal ini dikarenakan meningkatnya beban lain-lain dan

kenaikan pajak. Disamping itu juga terdapat peningkatan dalam jumlah aset yang

pada tahun-tahun sebelumnya bernilai nol. Dari sini dapat disimpulkan juga bahwa

kenaikan pertumbuhan penjualan tidak mampu mengimbangi kenaikan pertumbuhan

total asset dan total biaya, sehingga menyebabkan RNOA menurun.

b. ROCE (Return on Common Equity)

Merupakan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan.

ROCE = Comprehensif Income(CSE 2008 + CSE 2007 )/ 2

Hasil perhitungan ROCE PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah sebagai berikut:

ROCE tahun 2009 = 37.786 .775 .452

(428.442.451 .768+390.655 .676 .312) /2 = 9,23%

ROCE tahun 2008 = 28.686 .156 .655

(390.655 .676 .312+350.215 .179.023)/2 = 7,74%

Page 24: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

Hasil ini menunjukkan bahwa pengembalian atas total aktiva tahun 2009 meningkat

dibandingkan tahun 2008, hal ini dikarenakan pertumbuhan common shareholder

equity (9,7%) lebih rendah dari comprehensive income (31,7%). Pertumbuhan

common shareholder equity rendah karena modal saham dari tahun 2008 sampai 2009

tidak ada kenaikan (tidak menambah modal saham).

Page 25: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

BAB III

KESIMPULAN

1. Kesimpulan

Setelah dilakukan berbagai analisis terhadap pernyataan keuangan PT Tiga Pilar

Sejahtera, penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut.

Berdasarkan perhitungan rasio laporan keuangan, PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki

likuiditas yang cukup tinggi yaitu 117%, begitu pula rasio solvabilitasnya yaitu 245%.

Secara umum PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki rasio aktivitas yang cukup baik,

yaitu memiliki asset turnover 0,4 kali dalam setahun, fixed asset turnover 0,6 kali

setahun, account receivable turnover juga cukup tinggi yaitu 3,3 kali, perputaran

persediaan mencapai 1,62 kali. Namun dalam perputaran hutang, PT Tiga Pilar Sejahtera

hanya memperoleh hasil 0,4 kali, meskipun begitu dari sisi perputaran modal kerja PT

Tiga Pilar Sejahtera memperoleh angka 8,4 kali dalam setahun.

Rasio rentabilitas yang merupakan indikasi kemampuan perusahaan mencetak laba,

PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki Net Profit Margin cukup baik, yaitu 7%. Dilihat dari

Return On Investment (ROI) PT Tiga Pilar Sejahtera memiliki ROI sebesar 3% dan

Return On Equity 10%. Rasio coverage PT Tiga Pilar Sejahtera Food cukup tinggi yaitu

176%.

Berdasarkan hasil perhitungan ROCE diperoleh hasil 7,74% pada tahun 2008 dan

9,23% pada tahun 2009. Sedangkan RNOA pada tahun 2008 21,9% dan pada tahun 2009

sebesar 19,41%. Dapat disimpulkan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera Food memiliki

profitabilitas yang cukup bagus, meskipun RNOA mengalami sedikit penurunan dari

tahun 2008 ke tahun 2009, tetapi prosentasenya masih bisa dikatakan cukup bagus.

Page 26: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

Secara umum, penulis dapat menyimpulkan bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera

memiliki nilai yang cukup bagus untuk tempat investasi, hanya saja yang perlu

dipertimbangkan adalah bahwa PT Tiga Pilar Sejahtera sudah selama 4 tahun berturut-

turut tidak membagikan dividen bagi para pemegang sahamnya.

2. Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan makalah ini adalah bahwa penulis memberikan penilaian atas analisis masih

terlalu umum dan kemungkinan untuk tidak sesuai dengan keadaan yang sbenarnya masih

sangat besar. Untuk lebih memperkuat analisis maka perlu adanya perhitungan mengenai

forecasting atau peramalan ke depan atas analisis nilai perusahaan.

Saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya diperhitungkan peramalan dengan

simple maupun full forecasting.

Page 27: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

REFERENSI (DAFTAR PUSTAKA)

Penman, Stephen H. Financial Statement Analysis and Security Valuation. Singapore:Mc Graw Hill., 2007.

www.wikipedia.com

www.idx.co.id

www.google.co.id

Page 28: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

LAMPIRAN

Perhitungan Analisis Common-size

Page 29: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

Page 30: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019

Perhitungan Analisis Trend

Page 31: MAKALAH 1

Swety Retna/S4310019