majalah igi media edisi 01

36

Upload: nooryadi

Post on 20-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Majalah IGI Media Edisi 01.pdf

TRANSCRIPT

  • 01NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    EKSKLUSIF

    KETUA IGI Satria Dharmamenyatakan IGI merupakan organisasiprofesi guru yang mandiri dan independenyang menjadi pilar penting guru sebagaiprofesi sesuai amanat undang-undang.Kami memang fokus meningkatkan mutudan profesionalisme guru sebagai salah satutahap paling penting dalam reformasipendidikan, kata Satria Dharma, di Jakarta,(31/8), sebagai respons atas pernyataanMendiknas Muh. Nuh dalam acaraSilaturahmi dan Buka Puasa Bersama IGI diGedung A Kemendiknas, (30/8).

    Untuk itu, IGI sedang merancangkonsep peningkatan kompetensiguru yang bisa dijadikan acuan untukmenentukan mutu para guru di Indonesia.Konsep ini akan menentukan gurutersebut bermutu atau tidak, juga bisadiketahui di tingkat mana mutu gurutersebut, tandasnya.

    Dia berharap ke depan IGI akanmenjadi organisasi profesi guru terdepanyang bisa mengemban amanah parapendiri bangsa yakni mencerdaskankehidupan bangsa. Guru memegangperanan penting dalam kehidupanberbangsa dan bernegara, pungkasnya.

    Dalam acara Silaturahmi bersama IGIsemalam, Menteri Pendidikan Nasional Muh.Nuh menyatakan dalam reformasikeguruan terdapat dua pilar penting agarupaya peningkatan mutu danprofesionalisme bisa berjalan dengan baik.

    Pertama tersedianya pendidikan profesiguru. Kedua, adanya organisasi profesi guru.

    Pendidikan profesi guru sekarang inibelum ada. Makanya, tahun depan, kamiakan menciptakan Rintisan PendidikanProfesi Guru. Kami mendidik 5.000 calonguru. Mereka diberi beasiswa dandiasramakan, tegas Muh. (30/8),dalam acara Silaturahmi dan Buka PuasaBersama Ikatan Guru Indonesia di GedungA, Kemendiknas.

    Hadir dalam kesempatan tersebutKetua Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma,Sekjen IGI M. Ihsan, Wakil Ketua DewanPembina IGI Gatot Prijowirjanto, Dirjen PMPTKBaedhowi, Dirjen Dikti Prof. DjokoSuyanto dan ratusan gurudi Jabodetabek serta pengurus IGI dariberbagai wilayah dan daerah. Acarasilaturahmi digelar lesehan, akrab, danpenuh canda tawa, meski juga muncul kritik-kritik pedas. Muh. Nuh sempatmenyinggung kritik tajam Petisi IGI tentangpenolakan Rintisan Sekolah BertarafInternasional sambil mengelus dada.Bahasanya ada yang keras ada juga yanglembut. Saya baca satu per satu. Sayaberterima kasih diberi masukan seperti ini,kata Mendiknas diikuti gerrr dan tepuktangan. Ucapan terima kasih saya nantiakan diberikan secara tertulis,sambungnya.

    Menurut Mendiknas, pendidikanprofesi guru sangatlah penting dan menjadi

    prioritas pemanfaatan anggaran tahun2011. Kemendiknas akan merekrut calonguru yang baru, yaitu mahasiswa semester 5dan 6 untuk dididik secara khusus.Rekrutmen lainnya berasal dari calon guruyang baru saja lulus kemudian didik selamasatu sampai dua tahun.

    Mengenai organisasi profesi, Mendiknasmeminta IGI, sebagai organisasi profesi, turutmenjaga dan melindungi guru sebagaiprofesi. Organisasi profesi guru harus ikutmeningkatkan kompetensi danprofesionalisme guru, katanyamenandaskan.

    Organisasi profesi juga diharapkanturut menjaga etika dalam duniapendidikan. Organisasi profesi harusikut menjaga etika dan menghindari bisnistransaksional dalam dunia pendidikan,harapnya. Dia mengingatkan pentingnyapelajaran etika ini sambil mengutip kitabtalim mutaalim. Dalam kitab kuning itudijelaskan bagaimana etika seorang guru,etika seorang murid, etika guru kepadaorang tua murid, dan etika selama prosesbelajar mengajar.

    Dalam mengupas kitab itu, Mendiknasmeminta masyarakat pendidikan tidak lagimenggunakan istilah menuntut ilmu tetapimencari (secara beretika, red) ilmu. Denganetika inilah, sejatinya organisasi profesi gurubersandar. Kami tidak mungkin membentukorganisasi profesi. Organisasi profesi ituharus independen, pungkasnya. [hb]

  • 02 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    INDEKS

    Apapun Kurikulumnya,Mutu Guru Kuncinya

    Wawasan04

    Memiliki dan mendapatkan guru-guru berkualitasprima itu semakin lama semakin perlu mengingatbahwa dunia pendidikan perlu mengalami perubahanyang sama cepatnya dengan dunia ilmu pengetahuandan dunia bisnis.

    Laoshi HomeschoolingInspirasi08Tak sedikit sekolah di Indonesia yang menghasilkanproduk gagal. Hal itu tak lepas dari pemahaman yangsalah terhadap hakikat pendidikan. Banyak sekolah yanghanya mengejar target nilai tuntas dan menjadikankelas seolah arena balap kuda. Inilah yang menjadikankeprihatinan Ariani Kusumaningrum, laoshi (guru)pemenang lomba menulis artikel guru pada 2009.Karena itu, dia mengajukan homeschooling sebagaialternatif segar dalam pendidikan.

    Sharing11

    Banjir Tag Globalisasi di Facebook,Sebuah Aplikasi ICT di Kelas PKnDi tengah kontroversi facebook yang semakin memanas, apalagi kasus demi kasus mulaibermunculan ke permukaan sehingga menimbulkan ketakutan dan kepanikan. Bahkan bisa jadiakan menjadikan apatisme terhadap situs jejaring sosial yang semakin hari semakin naik daun saja.

    PIMPINAN REDAKSIMohammad Ihsan

    REDAKTUR PELAKSANAArman Saputra

    REDAKTUR EKSEKUTIFSatria DharmaAhmad Rizali

    BIRO JAKARTAHabe Arifin

    BIRO JAWA TENGAHMampuono

    SEKRETARIS REDAKSIIstikhomah

    REPORTERHari Subagio, M Basyir,Faisal, Catur W

    FOTOGRAFERAgus Yazid Setyabudi

    PIMPINAN PERUSAHAANSatria Dharma

    MARKETING DAN PEMASARANAndy Yasin, Husain Yatmono

    DITERBITKAN OLEHIkatan Guru Indonesia

    ALAMAT REDAKSIJl. Dharmawangsa 7/4 Surabaya 60286Telp/Fax. (031) 5025050

    Website: www.igi.or.idEmail: [email protected]

    Anda memiliki pemikiran dan gagasan tentang pendidikandan keguruan di negeri ini? Silakan tuangkan dalam bentukartikel (maksimal 800 kata), atau opini aspiratif mengkritisi/saran atas kebijakan yang ada. Kirim ke redaksi IGI Media. Setiap naskah yang masuk akan diseleksiuntuk dimuat dalam salah satu rubrik majalah IGI Media.

    Pembelajaran Adaptifdi Era Digital

    ICT14Sebagai pendidik di era digital kita tak bisa lagimengajar dengan cara-cara seperti dulu.. Kitaselayaknya memahami apa yang mereka sukai saat ini

    Implikasi Teori Belajardalam ProsesPembelajaran

    Pembelajaran20

    Profesi guru adalah lebih cocok dikategorikansebagai Soft Profession. Karena dalam mengajarguru dapat melaksanakan dengan berbagai carayang tidak harus mengikuti suatu prosedurbaku, dan aspek dan "sense" dan "art"memegang peran yang amat penting.

  • GURU adalah sebuah profesi yangsangat mulia, kehadiran guru bagipeserta didik ibarat sebuah lilin yangmenjadi penerang tanpa batas tanpamembedakan siapa yang diterangi nyademikian pula terhadap peserta didik.Tetapi, dalam mengemban amanahsebagai seorang guru, perlu kiranyatampil sebagai sosok profesional. Sosokyang memiliki ilmu pengetahuan danwawasan, sosok yang dapat membericontoh teladan dan sosok yang selaluberusaha untuk maju, terdepan danmengembangkan diri untukmendapatkan inovasi yang bermanfaatsebagai bahan pengajaran kepada anakdidik.

    Peran guru sebagai tenaga pendidiktidak hanya berhenti sebagai pemegangtonggak peradaban saja, melainkan jugasebagai rahim peradaban bagi kemajuanzaman. Karena dialah sosok yangberperan aktif dalam pentransferan ilmudan pengetahuan bagi anak didiknyauntuk dijadikan bekal yang sangat vitalbagi dirinya kelak. Bahkan yang lebihpenting disamping itu, mereka mampumengembangkan dan memberdayakanmanusia, untuk dicetak menjadi seorangyang berkarakter dan bermental baja,agar mereka tidak minder dalammeghadapi masalah dan dapat bersikaplayaknya seorang ksatria.

    Maka bagaimanapun juga peranseorang guru tidak dapat diremehkan didalam bidang apapun, baik yang bersifatpendidikan maupun yang lainnya.Tetapiunngtuk mencari dan menjadi guruyang seperti itu tidaklah semudahmembalikkan telapak tangan, melainkanmembutuhkan etos dan spiritperjuangan yang luar biasa.Sebagaimana yang telah diungkapkanoleh Friedric Wilhelm Nietzsche, seorangfilsuf terkemuka abad postmodern. Diamenuturkan bahwa seorang guru sejatiadalah mereka yang tidak memikirkansegala sesuatu, termasuk dirinya sendiri,kecuali muridnya. Dari sini dapat kitatarik kesimpulan bahwa seorang guruyang benar-benar patut dijadikantauladan adalah mereka yang terfokuspada anak didiknya, demi tercapainyapencerahan. Karena bagaimanapun jugaanak didik adalah cikal bakal majumundurnya sebuah bangsa. Kemanabangsa ini akan diarahkan itu tergantungpada mereka.

    03NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    Profesionalitas GuruNamun masalah pelik yang sering

    kita hadapi selama ini adalah status gurutidak lagi diindahkan oleh pemegangstatus itu sendiri. Mereka menjadikaneksistensi guru sebagai profesi. Bahkanyang lebih mengerikan lagi, banyak orangmenjadi guru hanya sebagai alternatifatau pelampiasan (jalan keluar mencarinafkah) saja. Guru semacam inilah yangberbahaya, karena mereka tidak mampumembentuk karakter dan mencerdaskananak didiknya, tetapi mereka malah justrucenderung menguras harta negara.Disamping itu, demi terisinya matapelajaran, sekarang ini dari pihak sekolahsering kali salah kamar dalammenempatkan posisi guru sebagaipemegang mata pelajaran. Hal itumenjadi sebab utama rapuhnyapendidikan bangsa ini, karena kurangnyaprofesionalitas tenaga pengajar.Tak dapatdipungkiri, benturan finansial seringkalimenjadi masalah ketika para guru inginmengembangkan aspek pengetahuanmereka. Terlebih aspek pengembangankarir dengan cara menimba ilmu kejenjang yang lebih tinggi. Akan tetapi,sebagai seorang yang harus lebih pintardan lebih pandai dari anak didik nya, mautak mau cara ini harus ditempuh paraguru. Dengan kata lain, meningkatkanprofesionalisme itu memang harusdiiringi dengan sekolah lanjutan setelahmemiliki gelar sarjana ke pendidikan. Ikutambil bagian dalam berbagai kegiatanseminar kependidikan, diskusi denganpakar-pakar ilmu pengetahuan dan lainsebagainya termasuk cara untukmencerdaskan diri di samping menuntutilmu secara formal. Tentu saja kearifandan kebijaksanaan dalam prosesmemenej penghasilan sangatdibutuhkan dalam rangkamempersiapkan pendanaan untukmendapatkan pendidikan kelanjutan.Tidak sedikit para doktor, profesor atausarjana lanjutan lainnya yang memenejkeuangan mereka demikian rupa,sehingga mampu menyelesaikanpendidikan hingga akhirnya benar-benartampil sebagai seorang pendidik yangmemiliki profesi yang dibanggakan.

    Setelah itu para guru akan lebihmempunyai peluang dan harapan untukmendapatkan posisi tawar dalamberbagai aspek, yang akhirnyamendapatkan finansial yang lebih tinggi

    dari keberadaan mereka semula yanghanya mengandalkan kemampuanmengajar. Dukungan berbagai pihakmemang memberikan peluang. Biladiperhatikan undang-undang, perhatianpemerintah yang memberikan danafinansial bagi para guru honor. Saat ini,berbagai peluang yang mengandalkankemampuan untuk mendapatkanfinansial tambahan sudah cukup banyak.Bagi mereka yang mampu menulis, mediasurat kabar, umumnya memberikanfinansial bila tulisan mereka diterbitkan.Lembaga pendidikan kursus jugamenunggu para pendidik yang ahli dibidangnya. Sehingga orang-orang yangprofesional akan mengandalkankemampuannya untuk mendapatkanfinansial yang berdampak padakesejahteraan hidup keluarganya.

    Ingatlah, kemajuan zaman akanmenggiring manusia yang profesionallebih memposisikan diri sesuai ilmu dankemampuan mereka masing-masing. Jikatidak, semua orang akan tertinggal,terutama para guru.

    Anak didik dengan orang tuanyayang mapan akan memilih sekolahdengan tingkat kecerdasan guru yangmereka anggap profesional pula.Lembaga pendidikan akan melakukan halyang sama, memilih para guru yangprofesional, karena finansial yang merekaberikan sama dengan tingkatpengetahuan dan kinerja para guru yangbakal menjadikan siswa mereka cerdas,mampu berkompetisi dan bisa bersaingdengan siswa lainnya dalam dan luarnegeri. Jika tidak dari sekarangmembenahi diri ke arah yang profesionalkapan lagi.

    Hari Guru selalu diperingati setiaptanggal 25 November, tapi sadarkah kita,setiap tahun ribuan pengetahuan barubermunculan yang memerlukankeseriusan para guru untukmembahasnya. Jika guru yang ada tidakmengembangkan diri dengan harapanlebih profesional, apakah mungkin gurumampu mentransfer ilmu pengetahuanyang baru? Cakap, cerdas dan memilikiposisi tawar adalah ciri guru masa depan,yang selalu mengembangkan diri denganilmu pengetahuan dan inovasi, yangselalu ingin maju dari peserta didik nya.Anak didik menjadi insinyur, selayaknyaguru-guru mereka menjadi doktor atauprofesor. [*]

    EDITORIAL

    Tingkatkan KualitasGuru dan Pendidikan!

  • 04 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    WAWASAN

    INI bukan versi iklan Apapunmakannya, minumnya tapi judul inimemang perlu saya tampilkan agarpara pengambil kebijakan pendidikand Indonesia sadar bahwa jika merekaingin membuat perubahan yangberarti dalam bidang pendidikan makafokus utama mereka haruslah tetappada kualitas guru.

    Seperti yang dikatakan oleh Fullan,kelas dan sekolah baru akan efektifapabila (1) kita merekrut orang-orangterbaik untuk menjadi guru, dan (2)lingkungan kerja guru dibuat nyamandan kondusif untuk bekerja danmendorong mereka untuk berkaryaagar mereka tidak loncat mencaripekerjaan lain.

    Itu kalau kita mau melakukanperubahan dalam pendidikan lho! Tapikalau sekedar menjalankanpendidikan seadanya ya lakukan sajaapa yang sudah dilakukan selama ini.

    Memiliki dan mendapatkan guru-guru berkualitas prima itu semakinlama semakin perlu mengingat bahwadunia pendidikan perlu mengalamiperubahan yang sama cepatnyadengan dunia ilmu pengetahuan dandunia bisnis. Kalau tidak maka duniapendidikan hanya akan menghasilkanlulusan-lulusan yang katrok terhadapperkembangan dunia lain. Apapunperubahan dan inovasi pendidikanyang hendak dilakukan oleh bangsa inikalau mutu guru rendah maka

    semuanya akan sia-sia. Segala ambisibesar macam Sekolah BertarafInternasional pada akhirnya akankandas bertekuk lutut di kaki guruyang sama sekali tak bertarafinternasional. Paling banter nantinyaakan menjadi Sekolah BertarifInternasional.

    Coba bayangkan betapakatroknya dunia pendidikan kita yanglebih dari 90% gurunya ternyata tidakmengenal dunia internet dan tidakpunya akses ke dunia maya. Padahal disemua sudut dunia orang dariberbagai macam suku, bangsa, agama,dan pendidikan sudah terhubung danberkomunikasi dengan internet. Apajadinya jika orang-orang katrokdiminta untuk mengadakanperubahan di dunia ini?

    PERUBAHAN KURIKULUMPerubahan kurikulum dalam

    sistem pendidikan kita adalah sebuahkeniscayaan. Kalau tidak berubahberarti kita semakin tertinggal. Kalausekolah kita tidak mengajarkanpemanfaatan komputer sebagai alatbelajar dan internet sebagai sumberbelajar maka sekolah kita jelas akantertinggal jauh di belakang. Kita hanyaakan menghasilkan lulusan-lulusanyang tidak kompatibel dengankebutuhan dunia baru yangmensyaratkan kemampuanmemanfaatkan internet sebagai media

    ApapunKurikulumnya,Mutu GuruKuncinya

    Oleh: Satria DharmaKetua Ikatan Guru Indonesia

    Educational changedepends on what teach-

    ers do and think its assimple and as complex

    as that. It would all be soeasy if we could legislate

    changes in thinking.Classrooms and schools

    become effective when(1) quality people arerecruited to teaching,

    and (2) the workplace isorganized to energizeteachers and reward

    accomplishments. Thetwo are intimately

    related. Professionallyrewarding workplace

    conditions attract andretain good people. TheNew Meaning of Educa-

    tional Change, 3rd ed.Fullan (2001:115).

  • 05NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    dalam segala urusan dunia modern. Ituartinya kita hanya akan meluluskan siswadengan kualitas dunia agraris belaka.Sungguh celaka!

    Itu sebetulnya sudah dipahami olehsemua pihak. Untuk bisa menghasilkansiswa-siswa yang siap berkompetisidalam dunia modern maka mereka mestidididik oleh para guru yang memilikikapasitas dan kompetensi yang memadaidengan kebutuhan masa depan tersebut.Masalahnya adalah apakah para guru kitamampu untuk diajak terus menerusberlari mengejar perkembangan jamandan teknologi jika mereka tidak pernah,dan lebih parah lagi, tidak mau dilatihdan dibimbing?

    Dunia pendidikan kita memangmenghadapi masalah besar dengankompetensi para gurunya. Seorangpengamat pendidikan dengan masygulberkata bahwa dunia pendidikan kitadilaksanakan oleh mayoritas orang-orang yang tidak kompeten.Menyakitkan tapi memang begitufaktanya. Itu adalah buah dari kebijakanpendidikan sebelum ini yang merekrutguru secara asal-asalan dan padaakhirnya dunia pendidikan diisi olehorang-orang yang tidak kompeten. Dankita harus menanggungnya sekarang.

    Ironinya adalah bahwa kita hampirtidak punya daya untuk mengubahkeadaan tersebut. Berbagai upayauntuk memperbaiki kompetensi danprofesionalisme guru nampaknyaselalu terganjal oleh fakta bahwabanyak guru yang tidak mampu (danjuga tidak mau) untuk ditingkatkankualitasnya. Dari sononya memangsudah katrok dan tidak bisa diperbaiki.Hanya sebagian kecil saja guru yangmemiliki tulang bagus dan bisadididik dan dilatih ulang.

    MUTU GURU KENDALATERBESAR KURIKULUM KITA

    Fakta menunjukkan bahwa mutuguru di Indonesia masih jauh darimemadai untuk melakukanperubahan yang sifatnya mendasarmacam mengenal dan menggunakaninternet sebagai media pembelajaran.Lebih ke bawah lagi. para guru bahkanbelum mengenal pengajaran denganmenggunakan proyek-proyek yangmenggabungkan beberapa matapelajaran sekaligus. Pengajarantematik bahkan masih asing terdengaroleh para guru. Kurikulum ini hanyadipahami secara parsial sehingga jugaditerapkan secara parsial.

    Ketidakmampuan memahamipendekatan yang mendasari

    kurikulum ini membuat para guru tidakberusaha untuk mengubah polapengajaran lama mereka secaramendasar. Mereka belum mampu untukmelaksanakan KBM dalam sebuah proyeksecara bersama dengan guru-guru daribidang studi lain. Guru belummemahami konstelasi bidang studi yangdiajarkannya dalam kaitan danhubungannya dengan bidang studi laindan masih melihat berbagai bidang studisecara terpisah dan tersendiri tanpa adahubungan dengan bidang studi lain.Guru masih melihat bidang studinyaberupa text dan belum context karenametode CTL (Contextual Teaching andLearning) masih berupa wacana danbelum menjadi pengetahuan, apalagiketrampilan, bagi para guru.

    Guru-guru masih terjebak padafilosofi dan pendekatan lamanya. Hal ininampak jelas pada evaluasi yang merekalakukan. Evaluasi yang digunakan olehpara guru dilapangan masihberpedoman pada paradigma lama yanghanya mengukur kemampuan kognitifdengan bentuk-bentuk evaluasi yanghampir tidak berubah sama sekalidengan kurikulum sebelumnya.Kesulitan utama pada guru-guru adalahketidakpahaman mereka mengenai apadan bagaimana melakukan evaluaidengan portofolio. Karenaketidakpahaman ini mereka kembalikepada pola assesmen lama dengan tes-tes dan ulangan-ulangan yang bersifatcognitive-based semata. Tidak adanyamodel sekolah yang bisa dijadikansebagai rujukan membuat para gurutidak mampu melakukan perubahan,apalagi lompatan, dalam prosespeningkatan kegiatan belajarmengajarnya.

    Sebagian besar guru, bahkan padasekolah-sekolah yang dianggapunggulan, bahkan belum paham benardengan prinsip student-centered dankegiatan belajar mengajar masihberpusat pada gurunya. CBSA yangsebelum ini telah dikenalkan masihberupa wacana dan belum menjadikegiatan sehari-hari di kelas. Merekahanya mengambil kulit-kulitnya dantidak paham esensinya. Saat inisekolah-sekolah berlomba-lombamenerapkan moving class tanpa tahuapa sebenarnya inti dari moving classtersebut sehingga yang terjadisamasekali berbeda dengan apa yanghendak dicapai oleh sistem movingclass tersebut. Dan itu juga lagi-lagikarena rendahnya kualitas gurusehingga mereka tidak mampumenyerap dan memahami apa

    sebenarnya dibalik berbagai perubahanyang terjadi di negara-negara maju.Mereka mengikuti tapi tidak paham apasebenarnya yang mereka ikuti itu.

    Alih-alih berupaya untukmeningkatkan kualitas guru melaluipelatihan yang terporgram secarasistematis dan mendasar pemerintahjustru mengeluarkan kebijakan UjianNasional yang kontraproduktif tersebut.Bagaimana mungkin sekolah dimintauntuk mendidik dan melatih siswa agarmemiliki kompetensi tapi dilain pihakpemerintah masih bersikerasmenggunakan bentuk evaluasi UjianNasional (UN) untuk menentukankelulusan siswa. Ujian Nasional yangcognitive-based sama sekali tidak sejalandengan KBK secara filosofis. Seperti yangdikatakan oleh Bagong Suyanto, mantanKetua Komisi Litbang Dewan PendidikanJawa Timur :Penilaian yang berorientasipada hasil daripada proses ini, sedikitbanyak menyebabkan orientasi siswamenjadi bersifat karbitan, cenderungingin hasil yang instan, dan ujung-ujungnya yang lahir adalah mentalpotong kompas: bukan sesuatu yangsubstansial. implikasi dari modelpenilaian prestasi belajar siswa semacamini sebetulnya rawan, menyebabkanterjadinya kualitas pembelajaranmenjadi stagnan, bahkan kontra-produktif. (Kompas, 31 Januari 2005)

    Atau seperti yang disampaikan olehY Priyono Pasti, Kepala SMA SantoFransiskus Asisi Pontianak :Bagaimana mungkin pendidikan kitaakan melahirkan generasi muda yangmilitan, beretos kerja tinggi, siapmenghadapi tantangan global, dandapat bersaing dengan bangsa-bangsa lain ketika prosespembelajaran di sekolah hanyamenghamba pada kurikulum,mengabdi pada UN, berkutat padabagaimana mengerjakan soal-soaldalam LKS/PR, dan menghafal soal-soal dan kunci-kunci jawaban UN yangmelecehkan itu? Bukankah UN hanyamengukur pencapaian prestasiakademik siswa terhadap sejumlahtujuan instruksional? Bagaimanadengan prestasi non-akademik yangtelah mereka raih? Pertanyaan yangsulit untuk kita jawab.

    Undang-Undang Nomor 20 Tahun2003 tentang Sistem PendidikanNasional sebetulnya sudah sangat jelasmengatur bahwa evaluasi hasil belajarpeserta didik dilakukan oleh pendidik(baca: guru) untuk memantau proses,kemajuan, dan perbaikan hasil belajarpeserta didik secara berkesinambungan.

  • 06 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    Sifat danFenomenaPerubahan

    1.New MaterialsMateri baru, apapun itu,

    merupakan bagian yang tangibledalam suatu inovasi, baik itu berupabenda (komputer baru) ataupunkebijakan (kurikulum baru) sekaligusyang relatif paling mudah diusahakan.

    2.New Behaviour/PracticesYang sulit adalah dalam

    melakukan perubahan. Keahlian,latihan, dan metoda pelajaran apayang harus dilakukan jika gurumelaksanakan KBM? Perubahanprilaku menunjukkan hal yang lebihrumit. Bahan pelajaran bisa didapatkandalam semalam, namun ini tidakmenjanjikan bahwa besoknya kitamenjadi ahli dalam melakukannya.Perubahan adalah sautu proses danbukan sekedar kejadian. Untukmengembangkan keahlian secara teusmenerus diperlukan upayapengembangan profesi.

    3.New Belief/UnderstandingBagaimana kita memahami

    perubahan adalah hal yang sangatpenting untuk membuat penilaianapakah kita akan melaksanakannyaatau tidak dan bagaimanamenggunakannya.

    BAGAIMANA KUALITAS GURU YANGDIBUTUHKAN AGAR KURIKULUM BISA SUKSES?

    Prof. Suyanto Ph.D, Dirjen Mandikdasmen:Guru harus diajak berubah dengan dilatih

    terus menerus dalam pembuatan satuan pela-jaran, metode pembelajarannya yang berbasisInquiry, Discovery, Contextual Teaching andLearning, menggunakan alat bantunya,menyusun evaluasinya, perubahan filos-ofisnya, dll.

    Achmad Sapari, mantan Kasi KurikulumSubdiknas TK/SD Dindik Kab. Ponorogo

    Guru harus terus ditingkatkan sensi-vitasnya dan kreatifitasnya. Sensifitas adalahkemampuan guru untuk mengembang-kankepekaan-kepekaan paedagogisnya untukkepentingan pembelajaran.

    Jika guru telah memiliki kualitas sebagaiguru professional maka tuntutan kurikulumbagaimana pun tentu akan dapat dipenuhinya.Seorang guru profesional adalah bak seorangChef ahli yang dapat diminta untuk membuatmasakan jenis apa pun sepanjang bahan danperalatannya tersedia. Seorang Chef ahli bahkanbisa membuat masakan yang enak meskibahan dan peralatannya terbatas.

    BAGAIMANA UNTUKMENCAPAI ITU SEMUA?

    Mulai sekarang rekrutlah guru-guru yangmemang memiliki kualifikasi tinggi padabidangnya. Syarat utama bagi guru untuk dapatmengajar dengan baik adalah guru yangmemiliki kapasitas penguasaan materi yangtelah memadai. Guru harus benar-benarkompeten dengan materi yang akan dibe-rikannya. Guru yang tidak kompeten tentutidak akan dapat menghasilkan siswa yangkompeten.

    Selain itu guru juga harus memilikikomitmen yang benar-benar tinggi dalam usa-ha untuk mengembangkan kurikulum ini. Guruyang memiliki motivasi rendah tidak akan dapatmelaksanakan KBK ini karena KBK menuntutkerja keras guru untuk mempersiapkan danmelaksanakannya di kelas.

    Setelah itu berikan pelatihan tentangpembelajaran sebanyak-banyaknya danbiarkan mereka berkreasi di kelas. Kalau perlumagangkan mereka ke sekolah-sekolah inter-nasional agar mereka melihat langsungbagaimana pendekatan competence-baseddilakukan di kelas. Berikan otonomi seluas-luasnya pada mereka untuk mengembangkankurikulum.

    Apabila guru telah dapat menguasai materiyang hendak diajarkannya maka guru harusdapat mengupdate dirinya. Pelatihan terusmenerus adalah jawabnya. Baik itu metodologi-metodologi pengajaran yang berkorelasi denganpenguasan KBK, maupun pemahaman filosofidan paradigma yang menyertainya. Pelatihanini harus dibarengi dengan usaha-usaha kerasuntuk mengembangkan sensifitas dan krea-tivitas dari masing-masing guru untuk me-ngembangkan sendiri metodologi yang tepat

    bagi siswa masing-masing. Practice.practice. and practice.

    Sekolah juga harus terus aktif untukmeningkatkan motivasi dari para gurunyadalam memberikan pengajaran yang terbaikbagi siswa-siswanya, Sekolah berkewajibanuntuk meningkatkan kompetensi guru-guru-nya dalam memahami materi yang diajarkan-nya dan metodologi penyampaiannya. Untukitu sekolah harus secara berkala menye-lenggarakan atau mengirim guru-gurunyauntuk mengikuti seminar, loka-karya, pela-tihan, magang, maupun studi banding ke se-kolah-sekolah yang telah mampu melaksa-nakan sistem pengajaran yang efektif. Mini-mal guru harus dapat memperoleh 3 (tiga)kali seminar atau pelatihan mengenai bidangstudi yang diajarkannya maupun tentang me-todologi. Guru juga harus selalu aktif mengi-kuti perkembangan metodologi pengajarandengan mengikuti berbagai kegiatan kelom-pok profesi sejenis maupun melalui buletin-buletin profesi.

    Dianjurkan agar sekolah-sekolah maubelajar ke sekolah-sekolah internasional yangada di kota masing-masing karena merekatelah lama melaksanakan pendekatan stu-dent-centered maupun competence basedini, terutama dalam penerapan evaluasi de-ngan menggunakan portofolio.

    Ibarat koki yang harus memahami da-sar-dasar tentang segala jenis bahan maka-nan dan peralatan masak sebelum ia mampumembuat suatu masakan atau sajian yangbenar-benar berkualitas, guru juga harus me-mahami benar materi yang hendak diajar-kannya dan tahu tentang bagaimana me-ngolahnya menjadi suatu kegiatan belajarmengajar yang mampu mengembangkankompetensi siswa-siswanya. Dibutuhkanguru-guru profesional untuk dapat mengem-bangkan kurikulum apa pun dan bukan seka-dar guru berkualitas standar.

    Guru profesional bukan hanya harus be-nar-benar menguasai materi yang harus di-sampaikannya kepada siswa dan kaitannyadengan tujuan pendidikan nasional secarafilosofis maupun praktis. Ia juga harus pahamhal-hal mendasar seperti prinsip belajar otakkiri dan kanan, pendekatan Quantum Teachingand Learning, pemahaman tentang MultipleIntelligences dan penerapannya di kelas, Tak-sonomi Bloom dan aplikasinya pada prosesbelajar mengajar, metode pengajaran Contex-tual Teaching and Learning, mengakses danmemanfaatkan internet sebagai wahanabelajar, mengorkestrasikan materi yang di-ajarkannya dengan materi pelajaran lain dalamsuatu KBM tematik berbentuk project. Guruprofesional bukan hanya harus well-per-formed, tapi juga harus well-trained, well-equipped, dan tentunya juga well-paid.

    Selamat berjuang dalam pendidikan!Education is a world of change. If you dontchange you rot.

  • 07NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

  • 08 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    INSPIRASI

    LANGIT Surabaya tampak cerah soreitu. Seolah ia turut bersiap menyambutkedatangan Presiden Susilo BambangYudhoyono (SBY) dan beberapa pejabatkenegaraan di DBL Arena. Ya, pada 3 April2009, Presiden yang didampingi Ibu AniYudhoyono bakal menyapa sekitar 4.500guru di gedung yang terletak tak jauhdari Graha Pena, Jawa Pos, tersebut. Padahari itu, kedatangan presiden menjadipenutup program Untukmu GurukuJawa Pos 2009.

    Beberapa hari sebelumnya, sayakebetulan berkesempatan untuk rapatbersama tim protokoler Istana Negaradan Pasukan Pengamanan Presiden

    Tak sedikit sekolah di Indonesia yang menghasilkan produk gagal. Hal itu taklepas dari pemahaman yang salah terhadap hakikat pendidikan. Banyak sekolah

    yang hanya mengejar target nilai tuntas dan menjadikan kelas seolah arena balapkuda. Inilah yang menjadikan keprihatinan Ariani Kusumaningrum, laoshi (guru)pemenang lomba menulis artikel guru pada 2009. Karena itu, dia mengajukan

    homeschooling sebagai alternatif segar dalam pendidikan.

    (Paspampres) di Graha Pena Jawa Pos.Saat itulah untuk kali pertama sayamengetahui betapa rumitnya persiapanuntuk menyambut kedatangan presiden.Wajar. Sebab, pengamanan untuk RI-1memang benar-benar sangat ketat.Karena itu, persiapannya pun harusbenar-benar matang.

    Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu tiba. RI-1 muncul dan menyaparibuan guru tersebut di podium. Sayaberada tak jauh dari podium, tepatnya didekat panggung kecil tempat musisimenghibur para tenaga pendidik itu.

    Di podium itu, tidak hanya ada SBYdan para pejabat negara serta Muspida

    Jawa Timur. Tak jauh dari kursi parapejabat tersebut, duduk para penerimapenghargaan program Untukmu GurukuJawa Pos 2009. Mereka adalah juara yangmewakili para juara lain yang duduk dibarisan bawah podium, tepat diseberang SBY.

    Penghargaan itu diberikan secaralangsung oleh Gubernur Jatim Soekar-wo. Para penerimanya adalah guru ber-prestasi se-Jatim. Salah seorang di anta-ranya adalah Ariani Kusumaningrum, gu-ru bahasa Mandarin di SMAN 2 Malangdan SMAN 6 Malang.

    Perempuan berjilbab itu adalahpemenang alias juara pertama lomba

    Ariani KusumaningrumAriani KusumaningrumAriani KusumaningrumAriani KusumaningrumAriani Kusumaningrum

    Laoshi HomeschoolingLetakkan Fondasi Pendidikan pada Kebutuhan

    dan Kekhasan Potensi Anak

    Ariani Kusumaningrum mendapat ucapan selamat dari Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. (dok)

  • 09NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    menulis artikel dalam program UntukmuGuruku Jawa Pos 2009. Beberapa saatsebelum penyerahan penghargaan, laguHimne Guru berkumandang di DBLArena. Penat dan lelah terbayar saat itu.Hati ini dan mungkin ribuan guru laintergetar oleh lantunan untuk parapahlawan tanpa tanda jasa tersebut.

    Ketika Ariani beserta penerimapenghargaan lain disalami olehSoekarwo, giliran Indonesia Pusakaberkumandang. Standing ovation dantepuk tangan riuh dari para guru, jugaPresiden SBY, diberikan kepada parajuara tersebut. Tak terkira rasa haruyang tertumpah saat itu. Mendiknaskala itu, Bambang Sudibyo, tak kalahsemangat dan terus menebar senyumkepada sang juara.

    Ariani Kusumaningrum menjadijuara dalam lomba penulisan artikelJawa Pos lewat tulisannya yangberjudul Homeschooling, AlternatifSegar. Istri Gatot Mulyono tersebutmengungguli ribuan guru se-Jatimyang mengirimkan artikelnya kepanitia Untukmu Guruku Jawa Pos2009. Melalui seleksi yang sangat ketat,artikel yang dimuat di Jawa Pos dankoran Radar (Jawa Pos Group) se-Jatimpada 14 Febuari 2009 tersebutakhirnya ditetapkan sebagaipemenang pertama. Selain menerimahonor tulisan dan sertifikat dari JawaPos, Ariani berhak membawa pulangsebuah sepeda motor dari Honda.

    Ibu empat anak itu memang patutdiacungi jempol. Selain mengajarbahasa Mandarin, dia aktif sebagaipraktisi homeschooling, sebuah halyang masih dipandang sebelah mataoleh kebanyakan orang tua. Menurutperempuan kelahiran 27 Desember1980, tersebut, homeschooling dapatmenjadi salah satu jawaban bagipotret buram pendidikan di Indonesia.

    Arek asli Malang tersebutmenjelaskan, homeschooling adalahpembelajaran yang diselenggarakanorang tua di rumah dan beberapatempat di luar sekat sekolah formal.Orientasinya adalah pengembangankecerdasan optimal setiap personal,tutur alumnus Universitas BrawijayaMalang itu.

    Dia menuturkan ihwal dirinyatertarik terhadap homeschooling.Awalnya, ketertarikan itu lahir darikegelisahan dan keprihatinan sayamelihat kondisi para siswa di sekolahtempat saya mengajar, ucap Ariani.Dia mengatakan, setiap minggu

    mereka harus bergulat dengan lebihdari 15 mata pelajaran.

    Mencatat, menghafal, danmenjawab soal untuk mendulang skormaksimal adalah rutinitas yang harusmereka lakukan, ujarnya. Namun,lanjut dia, para anak didiknya tersebuttak sadar mengapa mereka harusmenghafalkan ini dan itu, mempelajariini dan itu, serta manfaat pelajaran inidan itu dalam kehidupan nyatamereka di masyarakat.

    Dia memaparkan, nilai ketuntasanyang ditargetkan pada setiap matapelajaran membuat mereka sangatterampil untuk berbuat curang demimencapai skor maksimal. Mereka takpeduli lagi untuk apa mereka sekolahdan apa itu hakikat pendidikan. Bagimereka, yang penting mencapai targetnilai tuntas persis dengan seorangsales mengejar target setoran, tuturperempuan berkacamata itu.

    Sekretaris MGMP bahasa MandarinSMA/SMK Malang itu memaparkan,kelas seperti arena balap kuda aliasberlomba-lomba mencapai finis. Yaitu,target nilai tuntas. Bagaimana jikamereka tidak mencapai finis? Tentusaja cap bodoh atau IQ jongkokkerap disandangkan kepada mereka.Padahal, setiap siswa adalah individuyang unik dan memiliki potensi khas,urai laoshi (guru) berusia 29 tahuntersebut.

    Dia tak menampik fakta bahwabanyak sekolah di Indonesia yangmenghasilkan produk-produk gagal.Sebab, mereka mengukurkeberhasilan belajar hanya dariparameter yang seragam tanpamengindahkan keberagaman potensisiswa, tegas Ariani.

    Ariani menambahkan, orang tuaseharusnya meletakkan fondasipendidikan pada kebutuhan dankekhasan potensi anak-anak mereka.Keberhasilan pendidikan bukanmenjadikan anak-anak pacuan kudamenuju garis finis berupa nilaiketuntasan yang sama. Karena itu,saya mengungkapkan kegelisahantersebut dan solusi untukmengatasinya lewat artikelhomeschooling, ujarnya. Sebuahtulisan yang menggugah sekaligusmengantarkannya bertemu denganpresiden RI. [ditulis oleh eko prastetyo]

    Tak seperti biasanya, hari inisaya ketiban rezeki menjadifasilitator ekstra kurikuler sains disebuah SD di wilayah KarangTengah, Lebak Bulus JakartaSelatan. Sebuah aktivitas yangsudah amat jarang saya lakukanoleh karena sudah saatnyalah sayadiganti oleh para anak muda.

    Pada akhir kegiatan anak-anakdiminta untuk menyelesaikantantangan berupa kuis. Salah satudari tantangan itu ialah membuatpertanyaan. Seperti biasa,tantangan yang satu ini dirasapaling sulit oleh anak-anak. Bolehjadi ini sebuah cerminan, bahwabertanya belumlah menjadiketerampilan yang diasah denganbaik oleh pendidikan di sekolahmaupun di rumah.

    Lalu dialog terjadi antara sayadan seorang anak perempuan,kelas 2 SD.

    Anak : Aku tidak bisamembuat pertanyaan.

    Saya : Kamu boleh bertanyaapa saja. Yang paling mudah saja.

    Anak : Nggak bisa.Saya : Wah, ternyata lebih

    susah buat pertanyaan daripadamenjawab ya?

    Anak : Iya.Saya : Bagaimana dengan

    Bapak dan Ibu guru yang mestimembuat pertanyaan ya?

    Anak : Hmmh, aku nggak maujadi guru. Aku mau jadi dokter.

    Saya : Dokter perlu bertanyaapa nggak?xxxxx

    Anak : Perlu.Saya : Jadi perlu nggak kamu

    berlatih bertanya supaya nanti jadidokter yang hebat?

    Anak : Hehehe. Iya, iya...(sambil tertawa)

    Tak lama kemudian, ia sudahberhasil membuat pertanyaan!

    Salam, Muzi Marpaung.

    Dialog KecilkuOleh: Muzi Marpaung

    SHARING

  • 10 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    SHARING

    Surat untuk Erin GruwellOleh: Nina Soeparno

    ITU teks SMS yang saya terima dari seorang guru diAceh. Beberapa hari sebelumnya, saya terima juga satupaket dokumen dari beliau. Isinya ternyata tugas-tugasyang saya minta untuk dibuat setelah pelatihan, yangsaya berikan lengkap karya-karya siswa ibu gurutersebut. Saya terharu, ternyata Ibu Ros, demikianpanggilan si ibu guru itu benar-benar menjalankan danmempraktikkan apa yang telah saya berikan selama tigahari di bulan November dulu itu, di kelasnya. Di antarabebagai kertas dokumen yang dikirimkan, ada beragamhasil karya siswa seperti puisi, komik, poster, berbagaipertanyaan dll, project setelah mereka menonton filmFreedom Writers, film favorit yang selalu saya bawakemana pun saya memberikan pelatihan.

    Terus terang, saya surprised menerima paket itu.Selain tidak menyangka karena mendapat paket itu,yang lebih membuat saya terharu adalah Bu Ros benar-benar berusaha mempraktikkan apa yang telah sayaberikan di pelatihan dulu itu, di kelasnya. Bahkan, karyayang dibuat oleh siswanya pun sangat menarik. Bagusmalah, untuk ukuran pemula. Dalam hati saya berseru,Tuh, kannn...mereka juga bisa.

    Awalnya saya amat ragu ketika akan memutarkanfilm saat memberikan pelatihan di Aceh. Selain ini untukpertama kalinya, sehingga ada perasaan takut gagal,takut tidak ada sambutan baik dari peserta pelatihan,takut dipandang aneh karena memberikan film sebagaimedia belajar, ada perasaan takut lain yang erathubungannya dengan budaya dan adat istiadat di Acehsendiri yang berkaitan dengan hukum Islam. Namunketika itu saya nekat, kapan lagi saya pikir. Lalu saya punmeminta izin kepada Pak Tabrani agar membolehkansaya memutar film. Silakan saja, asal itu berkaitandengan media belajar. kan judul besarnya itu. begitukira-kira beliau berkata, mengisyaratkan lampu hijau.

    Freedom Writers memang favorit saya, di antarasekian banyak film tentang guru yang dititipkan temansaya untuk diputar setiap kali saya memberikanpelatihan. Film itu mengisahkan tentang guru yangberjuang keras meningkatkan motivasi belajar siswaagar anak-anak yang berada di daerah imigran Amerikaitu lulus ujian. Bukan hanya itu, sang guru melakukanberbagai pendekatan yang menyentuh jiwa muridnyadengan meminta mereka menuliskan kisah hidup yangtragis dalam sebuah jurnal yang kelak disebut denganFreedom Writers Diary.

    Sama seperti saya yang sangat tersentuh denganfilm itu, guru-guru yang kebanyakan perempuan itupun ada yang terharu dan menangis ketika melihatperjuangan Erin Gruwell dalam memotivasi siswanyaitu. Namun satu hal yang membuat saya terheran-heran adalah kesan mendalam para guru atasperceraian yang terjadi dengan Erin akibat terlalufokus kepada siswanya ketimbang suaminya. Di antaraberbagai tugas dan diskusi yang kami lakukan sepertipuisi, komik, poster, surat, bahkan resensi isinyakebanyakan mempertanyakan tentang hal tersebutketimbang teknik dan pendekatan yang dilakukan Erindalam menghadapi siswanya yang kebanyakan adalahanggota gangster di kawasan imigran Amerika.Termasuk surat yang dibuat oleh Bu Ros kepada Erin.Ada satu bagian surat yang bunyinya seperti ini:

    Erin, sahabat mu ini terus bertanya-tanya,mengapa engkau tega meninggalkan suamimusendirian di rumah, sementara kau mengurusimuridmu yang menembak temannya. Mengapa kaulebih mementingkan muridmu ketimbang suamimu...Saya tersenyum-senyum sendiri membacanya. Sayasendiri tidak memikirkan hal tersebut sejauh itu.Mungkinkah karena saya yang sehari-hari menghadapiberbagai berita perceraian dan menghadapi muridyang sebagian besar orang tuanya bercerai sehinggasaya menjadi maklum akan hal itu? Wallahualam...

    Satu hal yang membuat saya berbangga hatiadalah, ternyata apa yang saya ingin tularkan kepadaguru-guru, sedikit banyak dilakukan walaupun masihjauh dari kata sempurna. Bu Ros, misalnya, selainmemutarkan film tersebut, beliau mulai juga memintamurid melakukan hal yang sama seperti yangdilakukannya ketika pelatihan dulu. Andaikan tiap 25guru, ada satu yang melakukan, pasti akan banyakguru yang menggantikan saya kelak..., duh...senangnya.

    Bu Nina, terima kasih ya, ibu sudah memberi sayaberbagai ide. Sudah saya jalankan beberapa, mohonmaaf apabila saya lupa, apa kegiatan yang adahubungannya dengan analisis dan evaluasi dalamBloom Taxonomy ya?

    Sepenggalan surat Bu Ros itu kembali membuatsaya tersenyum lagi mengingat masa ketika saya barumenjadi guru. Ah, ibu, saya pun perlu 2 tahun untukbenar-benar paham teori itu di luar kepala... *

    Asskum bu Nina. Semoga surat saya sudah sampai ketangan ibu. Di dalamnya ada surat untuk Erin Gruwell, salahsatu tugas yang saya pilih untuk projek film. Tapi sebetulnya,

    ibu lah Erin Gruwell itu...

  • 11NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    SHARING

    DI TENGAH kontroversi facebook yang semakin memanas,apalagi kasus demi kasus mulai bermunculan ke permukaansehingga menimbulkan ketakutan dan kepanikan. Bahkan bisajadi akan menjadikan apatisme terhadap situs jejaring sosialyang semakin hari semakin naik daun saja. Ketika ada tesa yangmengatakan bahwa facebook itu haram, facebook ituberbahaya, facebook itu mubazir, serta berbagai macam stigmayang muncul secara formal tidaklah masalah. Namun sebagaipihak yang berada, bergerak, dan berjuang di ranah pendidikansudah sepatutnya kita mempertimbangkan bagaimanamenyikapi masalah ini. Saat ini hampir bisa dipastikan tidak adasatu kekuatan pun yang bisa melawan arus teknologi berbasisinternet. Bahkan di Cina atau di Iran sekalipun pemerintah tidakberdaya menghambatnya.

    Hal yang paling diperlukan untuk mengatasi masalah iniadalah dengan memberikan penjelasan dan arahan kepadasiswa agar lebih bijak dan berjalan kepada kebaikan, baik untukdirinya sendiri maupun kepada orang lain. Upaya ini saya sikapidengan memberikan ruang yang banyak kepada murid-muridsaya yang berjumlah sekitar 350-an siswa untuk memanfaatkanteknologi di tengah era globalisasi.

    Semester ini, materi PKn untuk kelas 9 adalah GLOBALISASIyang harus dibagi rata alokasi waktunya dengan materiberikutnya mengingat dipercepatnya akhir tahun ajaran 2009/2010. Untuk membuat materi ini menarik. Saya berinisiatifmemberikan nuansa berbeda kepada siswa yang memang saatini mereka selalu menunggu inovasi atau kegiatan yang lebihmenantang terhadap semua pelajaran. Salah yang saya rancangadalah pada ranah afektif dan psikomotor, tentunya setelahmereka terjejali dengan aspek kognitif.

    Berikut adalah cuplikan salah satu murid saya di notes yangia tulis.

    "Menurut saya dampak globalisasi sangat berpengaruhterhadap segala bidang. Saya mendukung, karena denganadanya globalisasi kita semua dapat mengetahui segala haldengan mudah, cepat dan tepat. Kita semestinya dapatmemilah-milah antara hal yang baik dan buruk tentang adanyaglobalisasi ini. Jangan hanya asal memanfaatkannya begitu saja.

    Yang saya lakukan dalam globalisasi adalah memanfaatkansegala hal positif di dalamnya. Sebagai contoh memakai internetuntuk mencari pelajaran ataupun contoh-contoh soal,

    menggunakan televisi untuk mengetahui berita dari dalamnegeri maupun luar negeri, dan menggunakan handphoneuntuk menghubungi jarak jauh. Jangan malah disalahgunakanuntuk hal yang tidak baik, seperti memakai internet untukmencari video atau gambar yang tidak selayaknya dilihat olehremaja, atau yang sedang ramai dibicarakan adalah memakaijejaring sosial untuk memperdagangkan wanita.

    Zaman sekarang globalisasi sangatlah berguna bagi semuakalangan, entah itu muda maupun tua. Kita bisa mendapatmanfaat banyak dari globalisasi ini."

    Saya meminta para siswa untuk menulis opini mereka dicatatan (notes) akun facebook mereka. Tentunya mereka harusmen-tag saya terlebih dahulu, bahkan jika mereka belum adahubungan teman dengan saya maka mereka harusmengundang saya untuk dijadikan teman mereka. Teknis inimemang sedikit merepotkan, tapi menyenangkan. Selain tugasmenulis, mereka juga harus men-tag teman sekelasnya. Tugaslain dari teman-temannya adalah mereka saling memberikankomentar satu sama lain. Jadi betapa bisa dibayangkan 360 +(40x360) tulisan berupa opini dan komentar satu sama lain.Namun dari semua ini, saya melihat antusiasme siswa untuksaling memberik komentar dan seolah adrenalin mereka naik.Saya malah yakin, pada kegiatan ini mereka lupa dengan segalaaktivitas ritual mereka seperti update status atau bergosip.

    Hal lain yang saya lihat dari kegiatan ini adalah merekasemakin paham dan seperti menemukan mainan baru berupamanfaat lain dari facebook, selain update status atau memasangfoto narsis. Kini semakin banyak dari mereka yang menulis segalamacam di notes "catatan" mereka di facebook. Bahkan tidakjarang saya menemukan tulisan-tulisan yang cukup menarik.Mulai dari yang berbahasa Indonesia bahkan juga beberapaorang yang menulis dalam Bahasa Inggris, termasuk dalam tugassaya. Berikut adalah cuplikan dari salah satu siswa saya, Devira.Saya tidak mengedit sedikit pun. Saya publish secara alamiahsaja.

    "In Here, I will convey my opinion about globalization and howto overcome.

    I think Globalization describes an ongoing process by whichregional economies, societies, and cultures have become integratedthrough a globe-spanning network of communication and trade.The term is sometimes used to refer specifically to economicglobalization: the integration of national economies into theinternational economy through trade, foreign direct investment,capital flows, migration, and the spread of technology. However,globalization is usually recognized as being driven by a combina-tion of economic, technological, sociocultural, political, andbiological factors. This globalization also making all individual orgroup of people get challenge to each other compete in order toearn life of either in this era. And then, I think the affect of globaliza-tion have positive and negative side".

    Saya merasa mereka sangat bangga dengan tulisannya danberusaha menunjukkan kemampuan diri mereka secaramaksimal. Satu hal yang harus dijadikan pertimbangan, lakukanpemeriksaan dengan memberikan komentar kepada mereka.Berikan apresiasi yang positif, selalu mengarahkan murid-muridkita untuk selalu berpikir, bertutur, dan bertindak secara positifberkenaan dengan teknologi yang sering disebut pisau bermatadua yang siap menerkam siapa pun yang tidak siap dan tidaktahu mengenai apa yang seharusnya mereka lakukan pada eraglobalisasi ini.

    Semoga kegiatan yang saya lakukan ini bisa menginspirasibahkan bisa dikembangkan dengan lebih baik lagi.

    Guru SMP Negeri 3 Bogorhttp://sopyanmk.wordpress.com

    http://facebook.com/sopyanmk

    Banjir Tag Globalisasidi Facebook,

    Sebuah Aplikasi ICTdi Kelas PKn

    Oleh: Sopyan Maolana Kosasih, S.Pd.

  • 12 IGI MEDIA - AGUSTUS 2010

    ICT

    Menggunakanwww.PBworks.comuntuk Menunjang Pengajaran Bahasa

    Oleh: Ruth Widiastuti (IALF Surabaya)

    TULISAN ini bukan merupakan sebuah tulisan hasil pene-litian, akan tetapi lebih merupakan bentuk keinginan saya, yangbukan ahli IT, untuk membagi pengalaman menggunakanonline workspace (maaf saya belum begitu tahu istilah-istilahteknis komputer atau Internet dalam bahasa Indonesia, olehkarenanya saya akan banyak menggunakan istilah-istilah bahasaInggris yang semoga saja cukup akrab dengan pembaca).

    Apakah www.PBworks.com

    Sebelum mencari tahu apakah Pbworks itu , kita lihat dulupengertian workspace. Workspace merupakan kumpulan filedan halaman yang disimpan di dalam subdomain yang ada didalam PBworks. (http://usermanual.pbworks.com/Getting+Started+-+Workspaces).

    www.PBworks.com yang dulunya lebih dikenal sebagaiwww.Pbwikis.com merupakan online workspace yang dapatdigunakan secara bersama-sama oleh sekelompok orang.Keanggotaan kelompok ini dapat ditentukan oleh administra-tor: apakah nantinya akan terbuka untuk umum dalam artiantidak menggunakan password atau hanya terbatas untukanggota yang berarti harus menggunakan password. Kata PBsendiri berasal dari sebuah singkatan dalam bahasa InggrisPeanut Butter sandwich yang berarti semoga penggunaanyasemudah membuat roti tangkup isi selai kacang (http://blog.pbworks.com/category/philosophy/). Akar kata inidiharapkan memberi kesan bahwa www.Pbworks.commerupakan sebuah program online yang mudah digunakanatau user friendly. Program ini memberikan pilihan kebutuhanpengguna misalnya bisnis, pendidikan atau individual.

    Mengapa Menggunakan www.Pbworks.com

    Di tengah maraknya penggunaan blog dan Facebook sertajejaring sosial lainnya, saya membutuhkan sebuah media yang dapat: Menjadi tempat komunikasi yang aman antara siswa-guru-

    siswa, untuk meningkatkan rasa percaya diri dan belajarberinteraksi dalam target bahasa yang dipelajari. Rasa amanini dapat diujudkan dalam bentuk akses kontrol.

    Sebuah media yang dapat diakses oleh siswa dan guru diluar jam tatap muka.

    Sebuah media yang memberi rasa aman dalam menampunghasil karya siswa, melihat berbagai karakter murid yangberbeda mulai dari yang percaya dirinya tinggi maupunyang kurang percaya diri. Dengan banyaknya kasuspenyalahgunaan Facebook, saya perlu mencari alternatifyang dapat mengatasi permasalahan ini.

    Sebuah media yang memiliki fitur yang dapat mencakup ke-empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, membaca,menulis dan berbicara.

    Sebuah media yang tidak hanya mampu menampungkontribusi siswa dan memberi kesempatan kepada siswalainnya dan guru untuk memberi komentar, akan tetapijuga memberi kesempatan kepada siswa untuk mengedithasil karya tulisnya dan melihat jejak feedback yang

    diberikan guru pada hasil karya tulis yang merupakan salahsatu komponen penting dalam proses belajar menulis. Halini sayangnya tidak didapati baik di blog maupun diFacebook.

    Sebuah media yang memberitahu ketika terjadi perubahan. Sebuah media yang pengoperasiannya mudah dan murah.

    Dan semua jawaban untuk pertanyaan di atas dapatditemukan pada penggunaan www.PBworks.com . Padawww.PBworks.com free trial Anda dapat memasukkan linkvideo, link podcast, link online artikel, foto, slide show, sertadokumen tentu saja. Pengaturan foldernya pun juga mudah.Dan www.PBworks.com juga dilengkapi dengan video carapemakaian yang mudah dipahami.

    Kelemahan

    Karena www.PBworks.com dapat diakses dan diedit olehanggotanya, maka administrator perlu mengamati jalurkomunikasi di dalamnya. Untungnya di dalamwww.PBworks.com terdapat tingkatan pengguna dengankapasitas yang berbeda, yaitu reader (pembaca), writer (penulis),editor (penyunting) dan administrator.

    Pada tingkatan free trial memang Anda mendapatkanhampir semua fitur yang diperlukan dalam proses KBM.Sayangnya, hanya pada tingkat premium, mereka menyediakanback-up files Anda. Meskipun demikian, jangan kuatir kalauAnda hanya menggunakan program free trial yang hingga saatini belum dibatasi lama penggunaannya. Karena kita, sebagaiadministrator, selalu mendapatkan pemberitahuan segalabentuk perubahan yang terjadi pada pbworks melalui email,maka secara tidak langsung email tersebut dapat kita gunakansebagai back-up files.

    Kelemahan yang ketiga berhubungan dengan masihkuatnya budaya menyimpan pendapat untuk diri sendiri.Dalam beberapa kali penggunaan Pbworks untuk kelas saya,masih saja terdapat siswa pasif yang hanya menggunakanworkspace sebagai tempat mengumpulkan tugas danmengamati lalu lintas komunikasi yang ada tanpa berkeinginanuntuk memberikan kontribusi yang lebih nyata. Hal ini,sayangnya juga saya dapati dari grup yang beranggotakan guru.Untuk poin ini, saya masih terus berusaha mencari cara jituuntuk mendorong peserta untuk lebih aktif.

    Akan dibawa kemana penggunaan workspacewww.PBworks.com ini

    Diakui atau tidak, masih banyak siswa Indonesia yangbelum terbiasa berkomunikasi online dengan baik. Belumbanyak juga siswa kita yang terbiasa menyumbangkanpendapat tanpa diminta. Melalui online workspace ini siswaterdorong untuk berkomunikasi secara online baik denganmenggunakan bahasa formal maupun informal, berkolaborasimemberikan kontribusi terhadap keanekaragaman space yangada misalnya dengan diskusi terhadap suatu link artikel, video

    12 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

  • 13NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    atau podcast, serta belajar dari kesalahan dalam proses menulisbaik yang dibuat sendiri maupun oleh teman melalui feedbackhistory yang diberikan oleh guru. Dengan demikian Pbworksdapat digunakan sebagai koleksi file dan tempat refleksipembelajaran.

    Nantinya, diharapkan siswa akan terbiasa untukmempublikasikan hasil karyanya secara online. Ini dapatdijadikan latihan membuat e-portfolio untuk para siswa.

    Bagaimana menggunakan www.Pbworks.comCara penggunaan Pbworks ini dapat dilihat dan dipelajari

    secara langsung pada websitenya http://pbworks.com/content/edu+overview?utm_campaign=nav-tracking&utm_source=Top%20navigation.

    Untuk memberi gambaran, berikut langkah-langkah yangbisa anda lakukan:1. Klik link http://pbworks.com dan Axnda akan mendapatkan

    tampilan seperti berikut.

    2. Pilihlah jenis kebutuhan Anda, misalnya for education. Klikpilihan tersebut, dan Anda akan mendapatkan tampilan berikut.

    3. Anda dapat mempelajari terlebih dahulu seperti apaPbworks dengan mengikuti free training apabila anda klikresources pada tampilan di atas.

    4. Apabila anda sign up, maka Anda akan diberi pilihanpemakaian.

    5. Pilihan Free akan membawa Anda pada:6. Kemudian Anda dapat mengundang siswa-siswa, setelah

    membuka akun di Pbworks. Cara mengundang siswa punuga sangat mudah. Anda dapat menggunakan email pribadimereka atau akun kelas tanpa alamat email.

    7. Selama menggunakan Pbworks ini, meskipun andamenggunakan Free Trial Anda akan mendapatkan freetraining juga.

    Apa yang sudah saya lakukan denganmenggunakan www.Pbworks.com

    Contoh berikut saya ambil dari salah satu kelas yangpernah saya dapatkan.

    Saya membuat beberapa folder di dalam Pbworks di antaranya:

    Weekly writing (tugas utama di sini saya memberikankoreksi).

    Grammar section (siswa dapat menyampaikan pertanyaanatau guru memberikan contoh soal).

    Vocabulary section (phrasal verbs). Free Writing (di sini siswa dapat mengunduh hasil karya

    mereka dengan topik bebas, dan teman yang lain dapatmemberi komentar tidak dari segi tata bahasa akan tetapidari segi isi. Guru tidak harus memberikan komentarataupun koreksi tata bahasa.).

    Free Reading (sama seperti free writing, siswa dapatmembagi bacaan yang mereka anggap menarik dan alasanmengapa mereka suka atau tidak suka buku/bahan bacaantersebut dan dilanjutkan dengan diskusi).

    Video (baik yang berkaitan dengan tema ataupunvideo bebas).

    Foto (baik yang berhubungan dengan materi maupun yanglebih informal misalnya foto liburan).

    Podcasts (bisa diberikan sebagai tugas, atau siswa jugasaling berbagi podcast yang mereka anggap menariksebagai bahan diskusi).

    Contoh Penggunaan Pbworks.com dalam kelasbahasa Inggris1. Ini merupakan contoh halaman pertama dari workspace

    kami. Setting bisa dicustomise tentu saja.Dan bagian lain dari halaman pertama di mana sayamengunduh slide dari Ken Robinson menjadikannya topikdiskusi yang menarik (terima kasih kepada IGI yangmemberi saya ide tentang presentasi Ken Robinson).

    2. Ini merupakan contoh bentuk koreksi yang diberikan kesiswa dan siswa dapat melihat atau membandingkan karyaasli mereka dan koreksi yang diberikan. Diharapkan siswadapat belajar melalui kesalahan yang dibuatnya dengan katalain refleksi diri.

    3. Berikut kutipan salah satu komentar dari salah satumurid setelah menggunakan Pbworks dalam prosesbelajar mengajar.

    I think that PBWork helped me in writing, eventhough I rarelywrote free writing (he he), except the writing that Ruth orderedus to do. I always looked to PBWork and learned my friendsfree writing. I liked to read them, and I learned many newwords, although then I forgot many words, too (he he).The part of PBWork I liked most was the page that Ruth gaveus the correction of writing. When I found the corrections, Icopied all of them, and put them into my netbook, so I couldstudy at my boarding house. Thats why I think that this part(writing) was very useful for me. (Tri, Chief of Primary HealthCentre in Central Kalimantan)

    PenutupTidak mudah memang untuk memulai sesuatu yang baru.

    Seringkali kita dibayangi oleh ketakutan kita sendiri akankesulitan-kesulitan yang ada di depan kita. Masih tidakstabilnya koneksi Internet di Indonesia dan minimnyapengetahuan teknologi, seringkali menyurutkan keinginanpara guru di Indonesia untuk belajar menggunakan teknologidalam proses KBM.

    Beruntung kita memiliki IGI yang berkomitmenmemajukan pendidikan di Indonesia dan kualitas mengajarguru melalui ICT. Semoga artikel berikut dapat membantumeningkatkan minat belajar siswa.

    Referensihttp://blog.pbworks.com/category/philosophy/http://iccwithialf2010.pbworks.com/

  • 14 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    Pembelajaran Adaptifdi Era Digital

    Oleh: Nur Miftahul Fuad, S.Pd., M.Pd(Penulis adalah guru SMP Negeri 2 Puncu Kediri)

    Era DigitalBeberapa tahun belakangan ini arus teknologi dan

    informasi semakin tak terkendali. Teknologi selulersemakin merambah ke pelosok-pelosok negeri danmerasuk tanpa pandang usia. Teknlogi internet pun takkalah serunya. Situs Google, Yahoo, Blog, dan Youtubesemakin booming dan menjadi rujukan wajib untukberselancar di dunia maya. Facebook dan Twitter seakanmenjadi kebutuhan primer sehari-hari bagi sebagianmasyarakat kita, bahkan anak-anak didik kita. Melalui akunFacebook dan Twitter seseorang dapat berbagi danterhubung dengan orang-orang di penjuru dunia. Warnetdan kafe-kafe berfasilitas hotspot area seakan menjaditempat nongkong yang paling diminati. Dari sanalahmereka berkenalan, berbincang, berdiskusi, sertamembangun jaringan sosial sambil menikmati segelas kopimaupun teh panas. Semua informasi belahan dunia mamputersaji lewat genggaman kita. Pesan SMS begitu cepatsampai tujuan dalam hitungan detik. Hadirnya 3G mampumenampilkan komunikasi visual secara langsung padahal

    beberapa tahun yang lalu hal ini masih sebatas impianyang hadir di dunia komik. Akhirnya, teknologi punterkadang menjadi candu bagi sebagian orang.

    Demikianlah potret digitalisasi yang tidak terjadi diera 20 tahunan yang silam. Bahkan saat itu, tidakterbayangkan perubahan teknologi akan terjadi secepatini. Generasi sekarang memang terlahir dan hidup dalamera yang serba digital, dunia yang diadopsi sebagai bagiankeseharian, gaya hidup, serta interaksi sosial. Merekamenikmati foto dan musik secara digital, bermain-mainpun secara online bahkan tanpa dibatasi oleh ruang danzona geografis. Mereka cenderung menyukai komputer,gambar, animasi, video, daripada dokumen berbentuk teksdan buku. Dunia digital memang mempermudah danmembuat hidup semakin praktis, asalkan menguasainya.

    Bagaimana Sikap Kita?Keadaan di atas tentu berbeda dengan era manakala

    kita (terutama para pendidik dan orang tua saat ini)terlahir. Era digital belum menjamah kala itu, semuanyamasih terkesan manual dan tradisional. Kalaupun adadigital, hanyalah kaum elite yang dapat menikmatinya.Lalu, bagaimana kita (para pendidik dan orang tua)menyikapi adanya fenomena ini? Lalu apa pula solusinya?

    Keberadaan siswa dan anak kita sebagai komunitasasli atau "genuine community" dari dunia digital bukanberarti membebaskan tanggung jawab dan kewajibankita untuk terus membimbing mereka tentang manfaatteknologi. Bahkan, saat melihat mereka lebih menguasaidalam penggunaan teknologi ketimbang kita sebagaiorang dewasa, mereka bukan tidak butuh perhatian danpendampingan kita. Salah satu aspek yang berkaitanlangsung adalah pendidikan. Pendidikan dirumah, disekolah, dan di lingkungan masyarakat memilikitanggung jawab besar terhadap mereka ke depan. Tentuantara ketiga pilar ini, perlu ada sinergisasi langkah yang

    Sebagai pendidik di era digitalkita tak bisa lagi mengajar

    dengan cara-cara seperti dulu..Kita selayaknya memahami apa

    yang mereka sukai saat ini

    ICT

  • tepat agar digitalisasi dapat disikapi secara benar.Pada zona pendidikan di sekolah, siswa-siswa kita

    sudah banyak yang mampu memanfaatkan internetdengan baik, memiliki email, akun facebook dansejenisnya, blog dan situs pribadi, serta beragamkemampuan yang lebih canggih lainnya. Merekaterkadang mendownload sendiri materi-materipelajaran mutakhir yang terkadang kita belummengetahuinya. Pertanyaannya, sudahkah kitamenguasainya sebagaimana siswa kita? Jawaban daripertanyaan itu dapat kita jadikan bahan renunganmendalam untuk kemudian kita jadikan pijakan dalammencari solusi dan langkah positif ke depan.

    Pembelajaran AdaptifLain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

    Peribahasa tersebut pas untuk di angkat kembalisebagai wacana pembaharuan dalam pembelajaran. Eradahulu tentu berbeda dengan era yang serba digitalseperti sekarang ini, tentu pada ranah pendidikan disekolah model pembelajaran pun sudah sepatutnya adaperubahan. Bukankan secara biologis, makhluk yangmampu eksis adalah makhluk yang adapatif? Begitujuga dengan pembelajaran kita sudah selayaknyaadalah pembelajaran yang adaptif mengusung nilai-nilai digital agar tetap eksis dan tetap diminati.

    Prof. Degeng dalam kuliahnya pernahmenyinggung bahwa untuk mengajar, kita perlu untukberhenti mengajar. Maksudnya berhenti mengajardengan cara-cara yang lama. Memang benar, di era yangserba digitila, sebagai pendidik tentu kita tidak bisa lagimengajar mereka dengan cara-cara seperti dulu. Kitaselayaknya memahami apa yang mereka sukai saat ini.

    Dari berbagai pengalaman nyata, banyak anakdidik kita yang memiliki sifat cenderung pendiam disekolah, namun memiliki blog pribadi di internetyang berisi tulisan ekpresif yang sangatmengesankan. Ada pula yang mampu menghadirkanuraian materi yang jelas yang terkadang dijadikanbahan rujukan siswa dari sekolah-sekolah yang lain.Hanya saja, ekspresi itu tidak ia tampilkan pada dunianyata sehingga tidaklah banyak guru yang tahu akankemampuan siswanya tersebut.

    Alhamdulillah banyak praktisi pendidikan yangkemudian terbuka paradigmanya. Dengan asumsi untukmencapai hasil belajar maksimal, guru harus mengenalidan menyelami cara mereka belajar saat ini. Merekaadalah komunitas asli dari dunia digital yang sangatmementingkan peran digital tecnology dalam prosespembelajarannya. Namun yang perlu digarisbawahibahwa teknologi tidak selalu mutlak dikaitkan denganmata ajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).Sebaliknya, mata pelajaran apapun dapat terintegrasidengan penggunaan TIK, selama guru maumengembangkan kurikulum dan media pembelajaransecara maksimal.

    Pada pembelajaran era digital, guru dituntut untukmampu berkomunikasi dengan mereka, membimbingmereka yang cenderung menyukai dunia maya danmenghadirkannya di dunia nyata, begitu jugasebaliknya. Guru diharapkan mampu mengatasiperbedaan yang terjadi antara dunia nyata dan duniavirtual (cyber) untuk menghasilkan lulusan yang

    berkompetensi sesuai bidangnya. Jangan sampailulusannya nanti mempunyai kemampuan yang virtual saja.

    Yang tidak kalah pentingnya yaitu menciptakan modelpembelajaran inovatif yang benar-benar adaptif denganera digital. Pembelajaran yang adaptif tersebut bisaberupa: pemanfaatan e-mail sebagai alat bantupengumpulan tugas sekolah, berbagi file-file materipelajaran, pembuatan blog guru yang menyajikan anekaragam materi yang disajikan secara menarik dan bisadiakses secara mudah oleh setiap siswa, mengoptimalkanfacebook sebagai wahana untuk berdiskusi secara onlineantara guru dengan para siswa, serta menciptakan softwaredan CD pembelajaran bagi siswa.

    Siswa pun hendaknya dituntut untuk mumpunidalam mempresentasikan tugas dan karyanyamenggunakan apliklasi serta piranti yang telah tersedia.Nantinya siswa tak perlu lagi membawa buku tulis kesekolah. Tak perlu pula membeli seabrek buku paketdengan harga yang pastinya tidak murah. Di mana pun,kapan pun, siswa bisa belajar materi apa pun sesuaidengan kemampuan dan keinginannya. Dengankreativitas guru dalam menyikapi perubahan teknologi,diharapkan siswa akan tertarik dan senantiasatermotivasi untuk senantiasa mengikuti pembelajaranyang kita sajikan tanpa mengalami kebosanan. Denganmodal itu, tujuan pembelajaran akan benar-benar dapatdicapai secara optimal.

    Lebih jauh, agar pembelajaran adaptif di era digitaldapat berjalan dengan langkah yang selaras, tentu sekolahjuga perlu memberikan fasilitas yang mendukung. Sistem"digital school" layak diapresiasi dan diciptakan.

    Fasilitas hotspot area dengan kemudahan dankelancaran akses diharapkan menjadikan siswa nyamandan betah untuk tetap tinggal di sekolah. E-book dan cdpembelajaran layak dihadirkan di perpustakaan sekolah.Bagi guru, program sagusala "satu guru satu laptop"hendaknya benar-benar dapat diterima dan dijalankandengan baik. Namun, agar programnya tidak berjalanpincang hendaknya piranti-piranti tersebut jugadiimbangi dengan kemampuan kita untukmengoperasikannya. Untuk itu, pihak sekolahdiharapkan untuk memberikan bimbingan danpelatihan khusus bagi guru.

    PenutupSebuah perubahan yang baik perlu diselaraskan

    dengan cara pandang yang baik pula. Kita tak lagi dapatmenolak dari pesatnya perkembangan teknologi daninformasi yang kian deras. Banyak aspek kehidupan yangbelum lahir 20 tahun yang lalu, kini hadir di tengah-tengah kita. Perubahan akan terus berlanjut, namunparadigma kita, khususnya guru hendaknya mampumenyesuaikan diri secara positif.

    Kita harus siap menghadapi tantangan dan peluang inikarena kita tidak akan pernah tahu perubahan apalagi yangakan terjadi 20 tahun lagi. Di era digital sekarang ini,menjadi guru adaptif adalah suatu keharusan. Untuk itulah,kita harus mempersiapkan dan membekali diri kita dangenerasi penerus kita menjadi pembelajar sepanjanghayat untuk dapat menciptakan inovasi baru dalammemberikan solusi bagi kehidupan masyarakat di masamendatang. Muaranya adalah tercapainya cita-citapendidikan nasional yang kita impikan. *

    15NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

  • 16 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    Mengeluarkan Sesuatuyang Original dari Pikiran

    KLINIKMENULIS

    Oleh: HernowoPenulis Mengikat Makna

    Ketika Anda mulai menulis daripikiran Anda sendiri, Anda mestibersedia untuk menulis sampah

    selama lima tahun karena kita telahmengumpulkannya selama waktu

    yang lebih panjang dari itu.NATALIE GOLDBERG

    Anda harus menulis berkali-kalidan menyingkirkan sekian banyak

    materi sampah sebelum Andaakhirnya merasakan suasana yang

    nyaman. RAY BRADBURY

    Banyak orang berpikir, parasarjana otomatis bisa menulis.Faktanya, banyak dosen yang

    mengambil program doktorkesulitan merajut pemikirannya

    menjadi tulisan yang baik. Hanyadengan mengajar, tak ada jaminan

    seorang pendidik bisa menulis.Menulis membutuhkan latihan dan,

    seperti seorang pemula, ia pastimemulai dengan karya yang biasa-

    biasa saja, bahkan cenderungburuk. Namun, sepanjang itu

    original, patut dihargai.RHENALD KASALI

    KENALKAH Anda dengan Natalie, Ray,dan Rhenald? Jika tak kenal, tak apa. Yangpenting, pada saat ini, Anda memiliki ke-sempatan untuk merasakan apa yang di-katakan oleh mereka. Saya ingin menjadikankata-kata mereka sebagai panduan untukmenjelaskan tentang apa saja yang dapatkita lakukan ketika kita ingin menjalankankegiatan menulis di tingkat paling dasar.

    Mengapa kita perlu mengenal danmerasakan kegiatan menulis di tingkatyang paling dasar? Sebab tak sedikit orangyang ingin dapat menulis dihadapkandengan kenyataan ini: mereka langsungmenulis di sebuah tingkat yang tinggi tanpamelewati tingkat yang paling dasar. Sesung-guhnya, ya tidak ada masalah. Namun, seringterjadi, orang-orang yang melompat ter-sebut akhirnya berhenti menulis karena ha-sil tulisannya tidak kunjung menghadirkanrasa percaya diri.

    Merasakan kegiatan menulis di tingkatyang paling dasar akan banyak membantucalon penulis dalam memecahkan pelbagaipersoalan nonteknis menulissalah satucontohnya ya soal kepercayaan diri itu. Ten-tu, ketika menjalani proses menulis di ting-kat yang paling dasar, seseorang tak bolehhanya mengikuti secara ala kadarnya. Be-berapa sikapseperti kesungguhan, ke-sabaran, kecintaan, kecermatan, kegigihan,kedisiplinan, kejujuran, dan masih banyaklagiperlu dimunculkan dan dilibatkanketika menulis.

    Marilah kita jalani kegiatan menulis ditingkat paling dasar dengan dipandu olehNatalie, Ray, dan Rhenald. Siapa sih Natalie,Ray, dan Rhenald? Natalie Goldberg adalahpencetus metode revolusioner menulisbebas dan instruktur menulis terlaris diAmerika Serikat. Sementara itu, Ray Brad-bury adalah sastrawan kondang berke-bangsaan Amerika Serikat. Dan RhenaldKasali adalah penulis Indonesia yang telahmelahirkan karya-karya serius tetapi mudahdinikmatiChange! (2005) dan Myelin(2010) adalah dua contoh karya-hebatnya.

    Ray memandu kita agar tidak terburu-buru dalam menulis. Sebab ada kemung-kinan, kita harus berkali-kali melakukan ke-giatan membuang agar perasaan kitanyaman dalam menulis. Menulislah secara

    mencicil dan jika macet ya berhenti, kira-kira begitulah pesan-penting Ray. Dan ingat,dalam tahapan menulis seperti ini, kita di-larang keras untuk mengoreksi atau mem-baca hasil tulisan begitu kita selesai menulis.Kita bahkan dianjurkan untuk membacanyapada keesokan harinya. Nah, di sinilah kitaperlu memanfaatkan kesabaran yang kitamiliki.

    Saran dari Rhenald, sekaligus untuk me-nutup penjelasan tentang kegiatan menu-lis di tingkat yang paling dasar ini, perlu kitaperhatikan secara saksama. Ketika kita se-dang membuang apa saja, kita juga perluberkonsentrasi penuh untuk mengeluar-kan sesuatu yang original. Untuk dapatmencapai keadaan seperti itu, ada baiknya,sebelum mengeluarkan sesuatu, kita mere-nung terlebih dahulu. Fokus dan perhatikansecara sangat cermat hal-hal yang berse-liweran di kepala kita. Lalu, sesegera mung-kin kita menangkap (menyetop) sesuatuyang berkelebat yang ada di dalam pikirankitaapa pun bentuknya.

    Dari pesan Natalie, kita bisa belajar bah-wa menulis itu tidak dapat sekali jadi. Ketikaingin memulai menulis, kita harus beranimenulis bebas. Ini berarti, kita harus nekadmenuliskan (mengeluarkan) apa saja. Jikayang ingin kita tulis adalah A, dan ternyatayang keluar adalah E, ya kita harus mene-rimanya. Saya menganggap menulis sepertiini adalah menulis di Ruang Privatkitaseakan-akan berada sendirian di muka bumi.Kegiatan menulis di sini juga identik deng-an kegiatan membuangingat, kita perlubanyak-banyak membuang sampahtulisan.

    Setelah berhasil menangkap sesuatuyang berkelebat di dalam pikiran kita, secarasangat cepat pula, kita pun harus bersegeramerumuskan tentang apa yang berhasil kitatangkap itu. Nah, jika kita dapat melakukankegiatan menulis seperti ini berkali-kali,insya Allah, pada suatu saat nanti, kita akandapat menangkap dan mengeluarkan se-suatu yang originalsebagaimana yangdimaksudkan oleh Rhenald Kasaliyangberasal dari pikiran kita. Pedulikan dan har-gai tulisan awal Anda inisekali lagi, apapun bentuknya. Selamat mencoba dan me-rasakan keasyikan menulis. [*]

  • 17NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    Q: Saya sudah banyak membacabuku tentang bagaimana menulis.Selain membaca, saya jugapernah ikut beberapa kursus danpelatihan menulis. Yang menjadimasalah saya saat ini adalahsaya sulit sekali untuk memulaimelakukan kegiatan menulis.Padahal, saya tahu benar bahwauntuk dapat memilikikemampuan menulis saya harusmulai menulis. Mohon jalankeluarnya.

    A: Memiliki pengetahuan tentangmenulis memang tidak cukup untukmembuat diri kita lantas mampu me-nulis. Pengetahuan itu tetap sangatpenting, namun perlu ditambah deng-anlatihan-latihan menulis yang dija-lankansecara kontinu dan konsisten. Nah,kadang, baik pengetahuan mau-punpelatihan tidak berhasil mendo-rong dirikita untuk bersemangat dan bergairahdalam menjalankan latihan menulis.

    Saran saya begini: Anda perlukembali kepada diri Anda dengan ja-lan, pertama, buang semua aturan, te-ori, dan juga saran-saran saya berikutini setelah Anda membaca dan mema-haminya. Sekali lagi, kembalilah kepa-da diri Anda. Kedua, bayangkan masakecil Anda ketika Anda belajar danberlatih (ingat, Anda bukan hanya be-lajar tetapi juga berlatih) berbicaradan berjalan. Anda tidak memiliki pe-ngetahuan tentang bagaimana berbi-cara dan berjalan yang benar. Andahanya melihat dan kemudian meniruberbicara dan berjalan orang-orangyang ada di sekeliling Anda. Akhirnya,

    Anda, kini, malah bisa bernyanyi danberlaritentu sesuai kadar diri Anda.

    Ketiga, setelah membayangkan,cobalahsekali lagiAnda kembalikepada diri Anda yang sangat berpo-tensi. Yakinkan diri Anda bahwa Andamemiliki potensi menulissebagai-mana Anda juga memiliki potensi ber-nyanyi dan berlari. Latihlah diri Andauntuk menulis sesuai yang Anda paha-mi dari sekeliling Anda. Tirulah orang-orang yang sudah ahli menulis dengancara membaca tulisan mereka. KetikaAnda meniru mereka, upayakan untukmengeluarkan diri original Anda keinginan, harapan Anda, dan apa punyang Anda simpan di dalam pikirandan perasaan Anda. Mulailah dengankata ganti orang pertamaaku atausayadi awal tulisan Anda. Contoh:Aku ingin menulis apa hari ini? Akutertarik meniru cara Andrea Hiratadalam menuliskan masa kecilnya dibukunya, Laskar Pelangi. Bagaimanadengan masa kecilku ya? Teruskanlah.

    Nikmatilah prosesnya dan tidakusah Anda perhatikan hasilnya terle-bih dahulu. Ketika sedang berlatih me-nulis, jangan membaca (mengoreksi)materi yang telah berhasil Anda tulis.Keluarkan (tulis) saja apa yang inginAnda keluarkan. Biasakan melakukanlatihan meniru atau mengeluarkanseperti ini setiap hari, minimal 15 me-nit. Jika merasa cukup (lelah, misalnya),ya berhenti. Jangan lupa, simpan danhargai tulisan-tulisan awal Andatersebut. Saya yakin, dalam satu bulan,Anda akan merasakan sesuatu yangberbeda terkait dengan potensimenulis Anda. [*]

    Q: Sebagai pemula, selalu adaperasaan minder saat hendakmengirimkan tulisan ke berbagaimedia, terutama media cetaknasional. Kok sepertinya opini yangdimuat di sana didominasi hanyaberasal dari figur yang sudahdikenal masyarakat? Apakah benarredaksi media lebihmemprioritaskan tulisan dari orangterkenal dan mengesampingkanpenulis pemula?

    A: Tulisan yang berhasil dimuat dimedia massa tentulah, pertama, tulisanyang dapat memberikan manfaat.Kedua, tulisan yang memberikanmanfaat itu juga disajikan denganbagus atau memenuhi kaidah-kaidahkepenulisan. Ketiga, tulisan tersebutsesuai dengan garis kebijakan yangtelah ditetapkan oleh media massayang bersangkutan.

    Apabila dapat saja minimalmemenuhi ketiga persyaratan umumyang saya sebutkan di atas, sebuahtulisanmeskipun ditulis oleh seorangpemula yang belum memiliki namabesartentu akan diperhatikan olehtim redaksi sebuah media massa. Jadi,hilangkan anggapan bahwa seorangpenulis pemula tidak mendapat tempatdi majalah atau koran nasional.

    Rasa minder itu wajar bagi seorangpemula. Anda dapat menghilangkannyadengan cara, pertama, belajar dari tulisan-tulisan yang sudah dimuat di media massayang ingin Anda tuju. Kedua, gigihberlatih menulis yang disesuaikandengan apa yang Anda telah pelajari. Danketiga, tidak gampang menyerah sebabsesuatu yang sulit diraih biasanya akanmemberikan imbalan (kepuasan) yangnilainya tiada tara. [*]

    Dimulai dari ManaMenulis Itu?

    Bagaimanaagar Tulisan

    Dapat Dimuatdi Media Massa?

    Anda mempunyai hambatan dalam menulis;menuangkan ide dan menyu-sun karya tulis?Jangan ragu untuk bertanya. Sampaikanpertanyaan Anda kepada redaksi Majalah IGIMedia melalui email: [email protected] danBapak Hernowo akan menjawab danmembantu melalui penjelasan yang penuhsolusi dalam rubrik ini.

    Tanya Jawab Menulis

  • 18 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    MUNGKIN anda bertanya-tanya, koksampai ada tulisan tentang PengadaanBarang dan Jasa di Majalah ini? Bukankahmajalah ini khusus membahas tentangpendidikan, guru, dan sekolah saja?

    Bagi sebagian sekolah, utamanyasekolah negeri yang pernah menerimabantuan berupa hibah, blockgrant, ataubantuan lainnya dalam bentuk dana tunaiyang dikirimkan ke rekening sekolah, prosespengadaan barang/jasa merupakan sebuahproses yang tidak asing lagi. Bagaikan maduyang menarik kumbang, dana segar yangditerima bisa menarik orang-orang disekitarnya untuk ikut menikmati hal terse-but. Namun, bagaikan mawar berduri, hal inibisa berujung di hotel prodeo dengansebuah tuduhan merugikan negara.

    Banyak juga kepala sekolah yangkarena ketidaktahuan terhadap aturanpengadaan barang/jasa membelanjakanbegitu saja dana tersebut, yang padaakhirnya justru bermasalah pada saatpemeriksaan di akhir kegiatan.

    Selain kepala sekolah, juga banyakperusahaan yang menjadi penyedia barang/jasa kerap mengeluh karena proses pelak-sanaan pengadaan di sebuah institusi pendi-dikan menyimpang dari peraturan sehinggamerugikan mereka. Permasalahan ini seba-gian besar terjadi karena ketidaktahuan ter-hadap Keppres No. 80 Tahun 2003 danperubahannya.

    Atas dasar pemikiran tersebut sayamencoba untuk menuliskan sedikitinformasi mengenai tata cara pengadaanbarang dan jasa dalam lingkup pemerintah-an agar pembaca yang menangani hal ini di

    Pengadaan Barang dan Jasadi Pemerintahan

    Oleh:Khalid Mustafa

    sekolah dapat lebih memahami mengenaiproses tersebut. Dan karena materinyacukup luas dan panjang, agar mudahdipahami, saya mencoba untuk membagimenjadi beberapa tulisan, agar pembacayang sudah paham pada satu tahapan dapatlangsung menuju kepada tahapan lainnya.

    Dalam tulisan ini saya akan mencobamemasukkan beberapa kejadian-kejadianyang pernah saya alami maupun penga-laman teman yang lain, agar dapat mem-perkaya isi tulisan. Juga hal-hal yang harusdiperhatikan oleh rekanan pada saatmengikuti pelelangan sehingga tidakmengalami masalah.

    Jangan lupa, untuk lebih memahamisemua tulisan mengenai pengadaan, Andadiharapkan sudah memiliki buku KeputusanPresiden No. 80 Tahun 2003 dan seluruhperubahannya, karena semua tulisan inimengacu kepada produk hokum tersebut.Nah, mari kita mulai!

    Pengertian UmumSeperti yang telah saya tuliskan disini,

    bahwa proses pengadaan barang ataupunjasa dalam institusi pemerintah tidaksemudah pengadaan di ins-titusi swasta. Seluruh peng-adaan barang yang pem-biayaannya melalui APBN/APBD, baik sebagian atau ke-seluruhan, harus mengacukepada aturan yang berlaku(Keppres No. 80 Tahun 2003,Bagian Kedua Pasal 2; bagianketujuh pasal 7)

    Ada beberapa istilah yang

    digunakan dalam proses pengadaan ini,diantaranya:1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

    adalah pejabat yang diangkat oleh Peng-guna Anggaran/Kuasa Pengguna Ang-garan sebagai pemilik pekerjaan yangbertanggung jawab atas pelaksanaanpengadaan barang/jasa.

    2. Penyedia barang/jasa, adalah badanusaha atau perseorangan yang menye-diakan barang/jasa.

    3. Barang, adalah benda dalam berbagaibentuk dan uraian, yang meliputi bahanbaku, bahan setengah jadi, barang jadi/peralatan yang spesifikasinya ditetap-kan oleh pengguna barang/jasa.

    4. Khusus jasa, terbagi atas 3 jenis, yaituJasa Pemborongan, Jasa Konsultasi danJasa lainnya.

    (Bagian I)

    PENGADAAN

  • 19NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    Untuk istilah lebih lengkap, silakan membu-ka Keppres No. 80 Tahun 2003 Pasal 1 danPerpres No. 8 Tahun 2006 Pasal 1.

    ISTILAH-ISTILAH ini harus dipahamiterlebih dahulu, karena dalam pelaksanaanpengadaan, banyak aturan-aturan yangberbeda untuk setiap jenis pengadaan.

    SwakelolaNah, apakah seluruh pengadaan atau

    kegiatan di institusi pemerintah itu harusdilaksanakan dalam bentuk pelelangan?

    Sesuai dengan aturan, ada 2 (dua)pelaksanaan pengadaan, yaitu denganmenggunakan penyedia barang/jasa (pihakketiga) atau dengan cara swakelola (dike-lola sendiri oleh institusi itu).

    Swakelola adalah pekerjaan yang diren-canakan, dikerjakan dan diawasi sendiri olehinstitusi, dimana dalam pelaksanaannyadapat dilaksanakan oleh PPK, instansi peme-rintah lain atau kelompok masyarakat/LSMpenerima hibah.

    Pekerjaan yang dapat dilakukandengan swakelola adalah: Pekerjaan yang bertujuan untuk

    meningkatkan kemampuan teknis SDMpada institusi yang bersangkutan (misalnyadiklat, beasiswa, kunjungan kerja);

    Pekerjaan yang operasi dan peme-liharaannya memerlukan partisipasimasyakarat;

    Pekerjaan yang dari segi besaran, sifat,lokasi, atau pembiayaan tidak diminatioleh penyedia barang/jasa;

    Pekerjaan yang secara rinci/detail tidakdapat dihitung/ditentukan terlebihdahulu, sehingga apabila dilaksanakanoleh penyedia barang/jasa akan me-nanggung resiko yang besar;

    Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran,seminar, lokakarya, atau penyuluhan;

    Pekerjaan untuk proyek percontohan(pilot project) yang bersifat khusus,yangbelum dapat dilaksanakan oleh pe-nyedia barang/jasa;

    Pekerjaan khusus yang bersifat pemro-sesan data, perumusan kebijakan peme-rintah, pengujian di laboratorium,pengembangan sistem tertentu danpenelitian oleh perguruan tinggi/lem-baga ilmiah pemerintah;

    pekerjaan yang bersifat rahasia bagiinstansi pengguna barang/jasa.Nah, dari penjelasan diatas maka cukup

    jelas apa saja yang boleh dilaksanakan secaraswakelola. Di luar dari daftar tersebut, harusdilaksanakan melalui penyedia barang/jasa.

    Ada satu contoh kesalahan persepsiyang terjadi.

    Di sebuah institusi dilakukan pengadaankomputer dan server dengan cara swakelola,

    dimana kepala laboratorium langsung memberibeberapa unit komputer dan server ke tokokomputer tanpa melalui proses lelang. Setelahditanya mengapa melakukan hal tersebut,mereka berdalih, Loh, ini kan pekerjaan yangbersifat rahasia, karena komputer dan server ininanti akan digunakan untuk mengolah data ujianyang sifatnya amat rahasia.

    Di sini terlihat jelas ketidakpahamanterhadap substansi dari Kepres dan pe-ngertian mengenai pekerjaan yang sifatnyarahasia tersebut. Yang rahasia adalahpekerjaannya dan bukan barangnya. Jadiproses pengadaan barangnya tetap harusterbuka dan transparan, tetapi nanti setelahdiadakan, maka penggunaannya masukdalam kategori rahasia. Contoh pengadaanyang sifatnya rahasia adalah pengadaan pe-rangkat untuk peluru kendali, instalasi nuklir,atau untuk intelijen negara.

    Panitia PengadaanApabila sebuah pengadaan barang/

    jasa dilakukan dengan menggunakan pihakketiga, yaitu melalui penyedia barang danjasa, maka proses pengadaannya harusmelalui panitia atau pejabat pengadaan.

    Panitia pengadaan dibentuk bila nilaipengadaan di atas Rp. 50.000.000 (limapuluh juta rupiah), sedangkan di bawah itucukup dengan pejabat pengadaan.

    Jumlah panitia pengadaan minimal 3 or-ang dan berjumlah ganjil sesuai dengan nilaipengadaan dan harus berasal dari pegawainegeri, baik dari instansi sendiri maupuninstansi lainnya.

    Panitia pengadaan harus memahamitentang prosedur pengadaan, jenis peker-jaan yang diadakan maupun substansi pe-ngadaan, tidak memiliki hubungan keluargadengan pejabat yang mengangkat dan me-netapkan sebagai panitia dan memiliki ser-tifikat pengadaan barang/jasa pemerintah.

    Khusus untuk aturan mengenai kepe-milikan sertifikat pengadaan barang/jasapemerintah, sesuai dengan Surat Edaran Menteri

    Negara PPN/Kepala Bappenas No. 0021/M.PPN/01/2008 Tanggal 31 Januari 2008, maka sertifikatpelatihan/bimbingan teknis pengadaan barangdan jasa, untuk sementara, sampai tanggal 31Desember 2008 dapat diberlakukan sebagaisertifikat keahlian pengadaan barang/jasa.Namun, sejak tahun 2010, sesuai Surat EdaranKepala LKPP, telah ditekankan bahwa seluruhanggota panitia pengadaan sudah diwajibkanmemiliki sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa pemerintah.

    Dalam klausul mengenai panitia jugaditegaskan, bahwa panitia harus memahamisubstansi dari pengadaan. Apabila di insti-tusi itu tidak ada orang yang memahamimengenai substansi, maka disilakan untukmengambil orang dari unit/institusi lain.Contoh, sebuah institusi hendak menga-dakan perangkat server dan kelengkap-annya, sedangkan di institusi itu tidak adaseorangpun yang memahami tentang ser-ver, maka dapat mengambil panitia dari ba-gian data atau institusi yang menangani TI.

    PPK, bendaharawan, dan pejabat yangbertugas melakukan verifikasi surat permin-taan pembayaran (SPP) dan/atau pejabatyang bertugas menandatangani surat pe-rintah membayar (SPM) dilarang duduk se-bagai panitia/pejabat pengadaan. Pegawaipada BPKP, Itjen, Inspektorat Utama, dan unitpengawas lainnya juga dilarang menjadi pa-nitia/pejabat pengadaan pada institusi lain.Mereka hanya bisa menjadi panitia/pejabatpengadaan pada institusi masing-masing.

    (bersambung edisi akan datang)

    Anda mempunyai permasalahan tentangpengadaan barang dan jasa untuk institusidan lembaga Anda? Silakan sampaikanpertanyaan Anda kepada redaksi MajalahIGI Media melalui email: [email protected] Bapak Khalid Mustafa akanmenguraikan penjelasannya pada rubrik ini.

    Tanya JawabPengadaan

  • 20 NOVEMBER 2010 - IGI MEDIA

    Implikasi Teori Belajardalam Proses Pembelajaran

    Oleh: Mr. R. Gants(Guru tinggal di Bantul Jawa Tengah)

    PENDAHULUANPROSES pembelajaran merupa-

    kan tahapan-tahapan yang dilaluidalam mengembangkan kemampuankognitif, afektif, dan psikomotorikseseorang, dalam hal ini adalahkemampuan yang harus dimiliki olehsiswa atau peserta didik. Salah satu pe-ran yang dimiliki oleh seorang guruuntuk melalui tahap-tahap ini adalahsebagai fasilitator. Untuk menjadi fasi-litator yang baik guru harus berupayadengan optimal mempersiapkan ran-cangan pembelajaran yang sesuai de-ngan karakteristik anak didik, demimencapai tujuan pembelajaran. Se-bagaimana yang diungkapkan olehE.Mulyasa (2007), bahwa tugas gurutidak hanya menyampaikan informasikepada peserta didik, tetapi harusmenjadi fasilitator yang bertugasmemberikan kemudahan belajar(facilitate of learning) kepada seluruhpeserta didik. Untuk mampu melaku-kan proses pembelajaran ini si guruharus mampu menyiapkan prosespembelajarannya.

    Proses pembelajaran yang akandisiapkan oleh seorang guru hendak-nya terlebih dahulu harus memper-hatikan teori-teori yang melandasi-nya, dan bagaimana implikasinya da-lam proses pembelajaran.

    TEORI BELAJAR YANG MELAN-DASI PROSES PEMBELAJARAN

    Beberapa teori belajar yang ma-landasi proses pembelajaran antara lain :

    1. Teori GagneGagne beranggapan bahwa hi-

    rarki belajar itu ada, sehingga pentingbagi guru untuk menentukan urutan

    materi belajar yang harus diberikan. Materi-materi yang berfungsi prasyarat harusdiberikan terlebih dahulu. Keberhasilansiswa belajar kemampuan yang lebihtinggi,ditentukan oleh apakah siswa itumemiliki kemampuan belajar yang lebihrendah atau tidak.

    Menurut Gagne ada 8 tipe belajar, yaitu: belajar isyarat; belajar stimulus respon belajar merangkaikan belajar aosisasi verbal belajar diskriminasi belajar konsep belajar prinsip/hukum belajar pemecahan masalahKemampuan manusia sebagai tujuan be-lajar menurut Gagne dibedakan menjadi 5kategori, di antaranya ialah: keterampilanintelektual, informasi verbal, dan strategikognitif.

    2. Teori PiagetPrinsip teori Piaget, (a) manusia tumbuh

    beradaptasi, dan berubah melalui perkem-bangan fisik, kepribadian, sosioemosional,kognitif, dan bahasa; (b) pengetahuan da-tang melalui tindakan; (c) perkembangankognitif sebagian besar tergantung sebe-rapa jauh anak aktif memanipulasi dan ber-interaksi dengan lingkungan.

    Menurut Piaget perkembangan kogni-tif pada anak secara garis besar sebagai be-rikut: (a) periode sensori motor (0-2 tahun);(b) periode praoperasional (2-7 tahun); (c)periode operasional konkrit (7-11 tahun); (d)periode operasi formal (11-15 tahun).

    Konsep-konsep dasar proses organisasidan adaptasi intelektual menurut Piaget, yaitu: Skemata, dipandang sebagai sekumpulan

    konsep;Asimilasi, peristiwa mencocokkan infor-

    masi baru dengan informasi lama yangsudah dimiliki oleh seseorang;

    Akomodasi, terjadi apabila antara infor-masi baru dan lama yang semula tidakcocok kemudian dibandingkan dandisesuaikan dengan informasi lama; danEquilibrium (keseimbangan), bila kese-

    imbangan tercapai maka siswa mengenalinformasi baru.

    3. Teori BrunerTeori Bruner hampir serupa dengan te-

    ori Piaget, Di dalam teorinya Bruner me-ngemukakan bahwa perkembangan inte-lektual anak mengikuti 3 tahap represen-tasi yang berurutan, yaitu: (a)enactive rep-resentation, segala pengertian anak ter-gantung kepada responnya; (b) iconic rep-resentation, pola berfikir anak tergantungkepada organisasi visual (benda-bendayang konkrit) dan organisasi sensorisnya;dan (c) simbolic reprentation, anak telahmemiliki pengertian yang utuh tentang se-suatu hal, pada priode ini anak telah mampumengutarakan pendapatnya denganbahasa.

    Berbeda dengan Piaget, Bruner memi-liki pandangan yang lain tentang perananbahasa dalam perkembangan intelektualanak. Bruner berpendapat meskipun bahasadan pikiran berhubungan, tetapi merupa-kan dua sistem yang berbeda. Bahasa meru-pakan alat berfikir dalam yang berbentukpikiran. Dengan kata lain proses berpikiradalah akibat bahasa dalam yang berlang-sung dalam benak siswa.

    Bruner juga berpendapat bahwa ke-siapan adalah penguasaan keterampilan se-derhana yang memungkinkan seseorangmenguasai keterampilan lebih tinggi. Me-nurut Bruner kita tidak boleh menunggudatangnya kesiapan, tetapi harus memban-tu tercapainya kesiapan itu. Tugas orang de-wasalah mengajarkan kesiapan itu padaanak. Berhubungan dengan proses belajarBruner dikenal dengan belajar penemu-annya (discovery learning).

    4. Teori AusubelAusubel berpendapat bahwa belajar

    penemuan itu penting, tetapi dalam be-berapa situasi tidak efisien, ia lebih mene-kankan guru sentral, sehingga Ausubel ku-rang menekankan belajar aktif. Penekanan-

    Profesi guru adalah lebih cocok dikategorikan sebagai