maj ft.neuro psikiatri (1) dr pak djohan

129
MANAJEMEN FT. NEURO MANAJEMEN FT. NEURO PSIKIATRI PSIKIATRI Drs. Djohan Drs. Djohan Aras,S.Ft,Physio,M.Pd Aras,S.Ft,Physio,M.Pd

Upload: ikha-shafiyyah

Post on 02-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

Page 1: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

MANAJEMEN FT. NEURO MANAJEMEN FT. NEURO PSIKIATRIPSIKIATRI

Drs. Djohan Drs. Djohan Aras,S.Ft,Physio,M.PdAras,S.Ft,Physio,M.Pd

Page 2: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

CAKUPAN MATERICAKUPAN MATERI

I.I. DASAR-DASAR / HAKEKAT. FT. DASAR-DASAR / HAKEKAT. FT. NEUROPSIKIATRINEUROPSIKIATRI

II.II. POLA MATERI KUNCI. FT. POLA MATERI KUNCI. FT. NEUROPSIKIATRI.NEUROPSIKIATRI.

III.III. MANAJEMEN PENGEMBANGAN. FT. MANAJEMEN PENGEMBANGAN. FT. NEUROPSIKIATRI.NEUROPSIKIATRI.

Page 3: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Pertemuan I. Manajemen FT. Neuro Pertemuan I. Manajemen FT. Neuro PsikiatriPsikiatri

Penjelasan Blok Manaj FT. Neuro Penjelasan Blok Manaj FT. Neuro PsikPsik

1. Tujuan Pembelajaran : Stlh Kuliah Mah Mampu :1. Tujuan Pembelajaran : Stlh Kuliah Mah Mampu :

1. Menjel. 3 konsep dasar yg hrs diketahui1. Menjel. 3 konsep dasar yg hrs diketahui FT. FT.

a. Neuro Anatomi, b. Neuro Fisiologi, c. Neuro Pat.a. Neuro Anatomi, b. Neuro Fisiologi, c. Neuro Pat.

2. Menjel.Keterkaitan Anatomi dan Fisiologi 2. Menjel.Keterkaitan Anatomi dan Fisiologi NeurologiNeurologi

dan bagian-bagiannya.dan bagian-bagiannya.

3. Menjel. Proses Aetiologi kond. N.Psik.3. Menjel. Proses Aetiologi kond. N.Psik.

4. Menjel. Gejala-gejala Klinik kond. N.Psik.4. Menjel. Gejala-gejala Klinik kond. N.Psik.

5. Menjel. Prinsip dasar Fisioterapi N.Psik.5. Menjel. Prinsip dasar Fisioterapi N.Psik.

6. Menjel. Tujuan Pokok FT. N.Psik.6. Menjel. Tujuan Pokok FT. N.Psik.

Page 4: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

2. Pertanyaan Prerekuisit :2. Pertanyaan Prerekuisit :

1.1. Jelaskan 3 konsep dasar yang harus difahami FTs, Jelaskan 3 konsep dasar yang harus difahami FTs, dlmdlmmenangani kond. N.Psik. menangani kond. N.Psik.

2.2. Bagaimana keterkaitan antara Neuro anatomi dan Bagaimana keterkaitan antara Neuro anatomi dan NeuNeuro fisiologi terhadap kond. N.Psikro fisiologi terhadap kond. N.Psik

3.3. Bagaimana konsep prinsip dasar Proses Aetiologi Bagaimana konsep prinsip dasar Proses Aetiologi kond. N.Psik.kond. N.Psik.

4.4. Bagaimana konsep Prinsip gejala klinik kond. Bagaimana konsep Prinsip gejala klinik kond. N.PsikN.Psik

5.5. Bagaimana konsep Prinsip dasar FT. kond. N.Psik.Bagaimana konsep Prinsip dasar FT. kond. N.Psik.6.6. Bagaimana konsep Prinsip dasar Tujuan Pokok FT.Bagaimana konsep Prinsip dasar Tujuan Pokok FT.

pada kondisi N.Psik.pada kondisi N.Psik.

Page 5: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

3. Pokok Bahasan :3. Pokok Bahasan :1.Prinsip dasar konsep FT. Neuro Psikiatri1.Prinsip dasar konsep FT. Neuro Psikiatri

2.Peran Neuro Anatomi dan Neuro Fsiologi 2.Peran Neuro Anatomi dan Neuro Fsiologi

serta bagian-bagiannya.serta bagian-bagiannya.

3. Prinsip dasar Proses Aetiologi Kond. N.Psik.3. Prinsip dasar Proses Aetiologi Kond. N.Psik.

4. Prinsip dasar Gejala-gejala Kond. N.Psik.4. Prinsip dasar Gejala-gejala Kond. N.Psik.

5. Prinsip dasar Manaj.FT. Kond. N.Psik.5. Prinsip dasar Manaj.FT. Kond. N.Psik.

6. Prinsip dasar Tujuan Pokok Manaj.FT.Kond6. Prinsip dasar Tujuan Pokok Manaj.FT.Kond

N.Psik.N.Psik.

Page 6: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

4. Tugas : Penjelasan tugas 1-6.4. Tugas : Penjelasan tugas 1-6.

1.Prinsip dasar konsep FT. Neuro Psikiatri1.Prinsip dasar konsep FT. Neuro Psikiatri

2.Peran Neuro Anatomi dan Neuro Fsiologi 2.Peran Neuro Anatomi dan Neuro Fsiologi

serta bagian-bagiannya.serta bagian-bagiannya.

3. Prinsip dasar Proses Aetiologi Kond. N.Psik.3. Prinsip dasar Proses Aetiologi Kond. N.Psik.

4. Prinsip dasar Gejala-gejala Kond. N.Psik.4. Prinsip dasar Gejala-gejala Kond. N.Psik.

5. Prinsip dasar Manaj.FT. Kond. N.Psik.5. Prinsip dasar Manaj.FT. Kond. N.Psik.

6. Prinsip dasar Tujuan Pokok Manaj.FT.Kond6. Prinsip dasar Tujuan Pokok Manaj.FT.Kond

N.Psik.N.Psik.

Page 7: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

5. 5. Metode/tehnik Metode/tehnik PembelajaranPembelajaran : :

a. Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D)a. Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D)b. Belajar mandiri :b. Belajar mandiri : Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepust)Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepust)c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait.c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait.d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara )d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara )e. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PB.e. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PB.

6. 6. LiteraturLiteratur : : 1. Tidy’s, Physiotherapy edisi 12, capter 19, hal 313-325.1. Tidy’s, Physiotherapy edisi 12, capter 19, hal 313-325.

2. Clinical Neuroanatomi and Neuroscience, edisi 5, cap.2, hal 7-2. Clinical Neuroanatomi and Neuroscience, edisi 5, cap.2, hal 7-78 dan 78 dan

cap. 9, hal 111-190.cap. 9, hal 111-190. 3. Neurocsience Pre Tes, edisi 5, hal 1-7.3. Neurocsience Pre Tes, edisi 5, hal 1-7.

4. Fisiologi Kedokteran , edisi 11, unit XI, hal 705-764.4. Fisiologi Kedokteran , edisi 11, unit XI, hal 705-764.

Page 8: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Pertemuan II. Diskusi :Pertemuan II. Diskusi :

1.Prinsip dasar konsep FT. Neuro Psikiatri1.Prinsip dasar konsep FT. Neuro Psikiatri

2.Peran Neuro Anatomi dan Neuro Fsiologi 2.Peran Neuro Anatomi dan Neuro Fsiologi

serta bagian-bagiannya.serta bagian-bagiannya.

3. Prinsip dasar Proses Aetiologi Kond. N.Psik.3. Prinsip dasar Proses Aetiologi Kond. N.Psik.

4. Prinsip dasar Gejala-gejala Kond. N.Psik.4. Prinsip dasar Gejala-gejala Kond. N.Psik.

5. Prinsip dasar Manaj.FT. Kond. N.Psik.5. Prinsip dasar Manaj.FT. Kond. N.Psik.

6. Prinsip dasar Tujuan Pokok Manaj.FT.Kond6. Prinsip dasar Tujuan Pokok Manaj.FT.Kond

N.Psik.N.Psik.

Page 9: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Pertemuan III. Desain Manajemen Pertemuan III. Desain Manajemen FT.Gangguan SSP.FT.Gangguan SSP.

Tujuan Pembelajaran : Tujuan Pembelajaran :

1. Mengidentifikasi berbagai kond. Ggn. SSP.1. Mengidentifikasi berbagai kond. Ggn. SSP.

2. Menjels. Neuro Anatomi,Neuro Fisiolog dan Neuro 2. Menjels. Neuro Anatomi,Neuro Fisiolog dan Neuro

Patologi Hemiplegi (Otak s/d Gerakan)Patologi Hemiplegi (Otak s/d Gerakan)

3. Menjels. Proses FT.Hemiplegi (Ass s/d.Modifikasi ) 3. Menjels. Proses FT.Hemiplegi (Ass s/d.Modifikasi )

4. Menjels. Problem Priskom & implementasi Dosis FT.4. Menjels. Problem Priskom & implementasi Dosis FT.

pada Hemiplegipada Hemiplegi

5. Demonstrasi Tehnik-tehnik FT. sesuai stadium 5. Demonstrasi Tehnik-tehnik FT. sesuai stadium H.PlegiH.Plegi

a. Tehnik Fasilitasi tonusa. Tehnik Fasilitasi tonus

b. Tehnik Stabilisasi berbagai posisib. Tehnik Stabilisasi berbagai posisi

c. Tehnik Balansing berbagai posisic. Tehnik Balansing berbagai posisi

d. Tehnik Inhibisi tonus dan posture berbagai posisid. Tehnik Inhibisi tonus dan posture berbagai posisi

e. Tehnik Fasilitasi berbagai kebutuhan ADL.e. Tehnik Fasilitasi berbagai kebutuhan ADL.

Page 10: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

2. Pokok Bahasan :2. Pokok Bahasan :

1. Berbagai kondisi Gn. SSP. 1. Berbagai kondisi Gn. SSP.

2. Neuro Anatomi,Neuro Fisiolog dan Neuro 2. Neuro Anatomi,Neuro Fisiolog dan Neuro

Patologi Hemiplegi (Otak s/d Gerakan)Patologi Hemiplegi (Otak s/d Gerakan)

3. Proses FT.Hemiplegi (Ass s/d.Modifikasi ) 3. Proses FT.Hemiplegi (Ass s/d.Modifikasi )

4. Problem Priskom & implementasi Dosis FT.4. Problem Priskom & implementasi Dosis FT.

pada Hemiplegipada Hemiplegi

5. Demonstrasi Tehnik-tehnik FT. sesuai stadium H.Plegi5. Demonstrasi Tehnik-tehnik FT. sesuai stadium H.Plegi

a. Tehnik Fasilitasi tonusa. Tehnik Fasilitasi tonus

b. Tehnik Stabilisasi berbagai posisib. Tehnik Stabilisasi berbagai posisi

c. Tehnik Balansing berbagai posisic. Tehnik Balansing berbagai posisi

d. Tehnik Inhibisi tonus dan posture berbagai posisid. Tehnik Inhibisi tonus dan posture berbagai posisi

e. Tehnik Fasilitasi berbagai kebutuhan ADL.e. Tehnik Fasilitasi berbagai kebutuhan ADL.

Page 11: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

3.Tugas : Penjelasan tugas 1 - 53.Tugas : Penjelasan tugas 1 - 5

1. Berbagai kondisi Gn. SSP. 1. Berbagai kondisi Gn. SSP. 2. Neuro Anatomi,Neuro Fisiolog dan Neuro 2. Neuro Anatomi,Neuro Fisiolog dan Neuro Patologi Hemiplegi (Otak s/d Gerakan)Patologi Hemiplegi (Otak s/d Gerakan) 3. Proses FT.Hemiplegi (Ass s/d.Modifikasi ) 3. Proses FT.Hemiplegi (Ass s/d.Modifikasi ) 4. Problem Priskom & implementasi Dosis FT.4. Problem Priskom & implementasi Dosis FT. pada Hemiplegipada Hemiplegi 5. Demonstrasi Tehnik-tehnik FT. sesuai stadium 5. Demonstrasi Tehnik-tehnik FT. sesuai stadium

H.PlegiH.Plegi a. Tehnik Fasilitasi tonusa. Tehnik Fasilitasi tonus b. Tehnik Stabilisasi berbagai posisib. Tehnik Stabilisasi berbagai posisi c. Tehnik Balansing berbagai posisic. Tehnik Balansing berbagai posisi

d. Tehnik Inhibisi tonus dan posture berbagai d. Tehnik Inhibisi tonus dan posture berbagai posisiposisi e. Tehnik Fasilitasi berbagai kebutuhan ADL.e. Tehnik Fasilitasi berbagai kebutuhan ADL.

Page 12: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

.5. .5. Metode/tehnik PembelajaranMetode/tehnik Pembelajaran : :a. a. Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D)Penjelasan Prinsip-prinsip dasar teori (C/D)

b. Belajar mandiri :b. Belajar mandiri : Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepust)Identifikasi dan Analisis Kajian teori (Studi Kepust)c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait.c. Diskusi : Rekonstruksi teori dan tehnologi terkait.d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara )d. Konsep simpulan hasil PB ( Laporan sementara )

e. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PBe. Kuliah pakar, membangun Prinsip dasar hasil PB..

6. 6. LiteraturLiteratur : : 1. Tidy’s, Physiotherapy edisi 12, capter 19, hal 313-325.1. Tidy’s, Physiotherapy edisi 12, capter 19, hal 313-325.

2. Clinical Neuroanatomi and Neuroscience, edisi 5, cap.2, hal 7-78 2. Clinical Neuroanatomi and Neuroscience, edisi 5, cap.2, hal 7-78 dan dan cap. 9, hal 111-190.cap. 9, hal 111-190. 3. Neurocsience Pre Tes, edisi 5, hal 1-7.3. Neurocsience Pre Tes, edisi 5, hal 1-7.

4. Fisiologi Kedokteran , edisi 11, unit XI, hal 705-7644. Fisiologi Kedokteran , edisi 11, unit XI, hal 705-764 5. Patology, Goodman et-al, Hal 748 (Stroke)5. Patology, Goodman et-al, Hal 748 (Stroke) 6. Neurological Rehabiliation, Darcy Unn Umphred, Hal 619 6. Neurological Rehabiliation, Darcy Unn Umphred, Hal 619

(Hemiplegi)(Hemiplegi) 7. Therapeutic Exercise, Carolyn Kisner, Hal 513 (Posture Problem)7. Therapeutic Exercise, Carolyn Kisner, Hal 513 (Posture Problem)

8.Physioterapi in Neurological Dyfunction, J.E.Loomis, hal 14. dst.8.Physioterapi in Neurological Dyfunction, J.E.Loomis, hal 14. dst. 9. SPK. FT.C, Djohan Aras, Makalah9. SPK. FT.C, Djohan Aras, Makalah

Page 13: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

LAYANAN FISIOTERAPI LAYANAN FISIOTERAPI KEMITRAAN HEMIPLEGI KEMITRAAN HEMIPLEGI

PASCA STROKEPASCA STROKE

OLEH : OLEH :

DRS. H. DJOHAN ARAS, AFT, M.PdDRS. H. DJOHAN ARAS, AFT, M.PdDibawakan dalam Seminar Stroke Dibawakan dalam Seminar Stroke Hemiplegi dan PermasalahannyaHemiplegi dan Permasalahannya

Palu, 28 Juli 2007Palu, 28 Juli 2007

Page 14: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

TEORI PLASTISITASTEORI PLASTISITAS

Plastisitas otak (Plastisitas otak (neuroplasticityneuroplasticity) ) adalah kemampuan otak melakukan adalah kemampuan otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya reorganisasi dalam bentuk adanya interkoneksi baru pada saraf. interkoneksi baru pada saraf. Plastisitas merupakan sifat yang Plastisitas merupakan sifat yang menunjukkan kapasitas otak untuk menunjukkan kapasitas otak untuk berubah dan beradaberubah dan beradapptasi terhadap tasi terhadap kebutuhan fungsional.kebutuhan fungsional. Plastisitas juga Plastisitas juga terjadi pada proses perkembangan terjadi pada proses perkembangan dan kematangan sistem saraf.dan kematangan sistem saraf.

Page 15: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

elastisitas

plastisitas

Page 16: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Suatu benda dengan bentuk awal segi empat jika diberi Suatu benda dengan bentuk awal segi empat jika diberi intervensi atau dimanipulasi untuk membentuk segi tiga, intervensi atau dimanipulasi untuk membentuk segi tiga, maka pada saat proses dilakukan benda berbentuk segi maka pada saat proses dilakukan benda berbentuk segi tiga akan tetapi pada akhirnya benda tersebut akan tiga akan tetapi pada akhirnya benda tersebut akan kembali pada bentuk awalnya, hal ini disebut sebagai kembali pada bentuk awalnya, hal ini disebut sebagai kemampuan elestisitas. kemampuan elestisitas.

Jika bentuk awal suatu benda berbentuk segi empat Jika bentuk awal suatu benda berbentuk segi empat kemudian diberikan intervensi untuk membentuk segi kemudian diberikan intervensi untuk membentuk segi tiga, maka pada saat proses dilakukan benda akan tiga, maka pada saat proses dilakukan benda akan membentuk segi tiga dan juga menjadi bentuk akhir dari membentuk segi tiga dan juga menjadi bentuk akhir dari benda tersebut, hal ini disebut sebagai benda tersebut, hal ini disebut sebagai kemampuan kemampuan plastisitas.plastisitas.

Dengan demikian jelas bahwa sifat elastisitas berbeda Dengan demikian jelas bahwa sifat elastisitas berbeda dengan sifat plastisitas. Sifat elastik artinya kemampuan dengan sifat plastisitas. Sifat elastik artinya kemampuan suatu benda untuk dapat kembali pada bentuk asalnya, suatu benda untuk dapat kembali pada bentuk asalnya, sedangkan sifat plastisitas menunjukkan kemampuan sedangkan sifat plastisitas menunjukkan kemampuan benda untuk berubah kedalam bentuk yang lain.benda untuk berubah kedalam bentuk yang lain.

Page 17: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

PLASTISITAS PADA OTAKPLASTISITAS PADA OTAK

• Kapasitas dari sistem saraf pusat untuk Kapasitas dari sistem saraf pusat untuk beradaptasi dan memodifikasi beradaptasi dan memodifikasi organisasi organisasi struktural struktural dandan fungsional terhadap kebutuhan fungsional terhadap kebutuhan yang bisa berlangsung terus sesuai kebuyang bisa berlangsung terus sesuai kebutuhan tuhan atau atau stimulasistimulasi

• Mekanisme ini merupakan mekanisme Mekanisme ini merupakan mekanisme kompleks yang melibatkan : perubahan kimia kompleks yang melibatkan : perubahan kimia saraf, kelistrikan saraf, penerimaan saraf, saraf, kelistrikan saraf, penerimaan saraf, perubahan struktur neuron saraf, perubahan struktur neuron saraf, dan dan reorganisasi otakreorganisasi otak

• Tidak hanya terjadi pada kerusakan otak seperti Tidak hanya terjadi pada kerusakan otak seperti stroke, trauma kepala dll, tapi juga terjadi pada stroke, trauma kepala dll, tapi juga terjadi pada degenerasi otak seperti pikun, alzheimer, dlldegenerasi otak seperti pikun, alzheimer, dll

Page 18: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

ANATOMICAL PLASTICITY ANATOMICAL PLASTICITY OF NERVOUSOF NERVOUS

RegenerasiRegenerasi Penyebaran Kolateral (Collateral Penyebaran Kolateral (Collateral

Sprouting)Sprouting)

Page 19: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Beberapa asumsi dasar tentang struktur Beberapa asumsi dasar tentang struktur dan fungsi pada otak terkait dengan dan fungsi pada otak terkait dengan plastisitasplastisitas, , diantaranya adalah :diantaranya adalah :

• Otak memiliki struktur tertentu dan memiliki Otak memiliki struktur tertentu dan memiliki fungsi tertentu sesuai dengan penataanfungsi tertentu sesuai dengan penataannyanya

• Otak yang normal akan berkembang sesuai Otak yang normal akan berkembang sesuai dengan kebutuhan (apabila dengan kebutuhan (apabila dibutuhkan/digunakan maka otak akan dibutuhkan/digunakan maka otak akan berkembang dan sebaliknya)berkembang dan sebaliknya)

• Pengaturan fungsi tertentu pada otak Pengaturan fungsi tertentu pada otak terdapat pada beberapa tingkat/area, terdapat pada beberapa tingkat/area, sehingga bila ada satu rusak, masih ada yang sehingga bila ada satu rusak, masih ada yang mengatur fungsi yang rusak. mengatur fungsi yang rusak.

Page 20: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Kemampuan otak untuk memodifikasi Kemampuan otak untuk memodifikasi dan mereorganisasi fungsinya dan fungsi dan mereorganisasi fungsinya dan fungsi yang mengalami cedera/kerusakan yang mengalami cedera/kerusakan disebut neural plasticity. Kemampuan disebut neural plasticity. Kemampuan otak beradaptasi untuk memperbaiki, otak beradaptasi untuk memperbaiki, mengatasi perubahan lingkungannya mengatasi perubahan lingkungannya ( bahaya-bahaya) melalui penyatuan ( bahaya-bahaya) melalui penyatuan neural kembali dikelompokkan menjadi :neural kembali dikelompokkan menjadi :

Page 21: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

a. Sprouting (collateral suprouting)a. Sprouting (collateral suprouting)Merupakan respon neuron daerah yang Merupakan respon neuron daerah yang tidak mengalami cedera dari sel-sel yang tidak mengalami cedera dari sel-sel yang utuh ke daerah yang denervasi setelah utuh ke daerah yang denervasi setelah cedera. Perbaikan fungsi SSP dapat cedera. Perbaikan fungsi SSP dapat berlangsung beberapa bulan ataun tahun berlangsung beberapa bulan ataun tahun setelah cedera dan dapat terjadi secara setelah cedera dan dapat terjadi secara luas di otak pada daerah septal nucleus, luas di otak pada daerah septal nucleus, hipokampus, dan sistem saraf tepi.hipokampus, dan sistem saraf tepi.

Page 22: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

b. Unmaskingb. UnmaskingDalam keadaan normal, banyak akson dan Dalam keadaan normal, banyak akson dan sinaps yang tidak aktif. Apabila jalur utama sinaps yang tidak aktif. Apabila jalur utama mengalami kerusakan maka fungsinya akan mengalami kerusakan maka fungsinya akan diambil oleh akson dan sinaps yang tidak aktif diambil oleh akson dan sinaps yang tidak aktif tadi. Menurut Wall dan Kabat, jalur sinapsis tadi. Menurut Wall dan Kabat, jalur sinapsis mempunyai treshold yang sangat tinggi. mempunyai treshold yang sangat tinggi. Karena mempunyai mekanisme homeostatis. Karena mempunyai mekanisme homeostatis. Dimana penurunan masukan akan Dimana penurunan masukan akan menyebabkan kenaikan eksibilitas sinapsnya.menyebabkan kenaikan eksibilitas sinapsnya.

Page 23: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

c. Diachisia (Dissipation of c. Diachisia (Dissipation of diachisia)diachisia)Keadan ini dimana didapat Keadan ini dimana didapat kehilangan keseimbangan fungsi kehilangan keseimbangan fungsi atau adanya hambatan fungsi dari atau adanya hambatan fungsi dari traktus-traktus central di otak.traktus-traktus central di otak.

Page 24: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Perbaikan fungsi setelah penyembuhan akan Perbaikan fungsi setelah penyembuhan akan didapatkan melaui dua cara yang harus didapatkan melaui dua cara yang harus dipikirkan yaitu:dipikirkan yaitu:1.Latihan gerak / Stimulasi elektris untuk 1.Latihan gerak / Stimulasi elektris untuk mempengaruhi fasilitasi dan mendidik kembali mempengaruhi fasilitasi dan mendidik kembali fungsi otot serta aplikasi fasilitasi terhadap sisi fungsi otot serta aplikasi fasilitasi terhadap sisi anggota yang lesi.anggota yang lesi.2.Latihan/ stimulasi elektris untuk 2.Latihan/ stimulasi elektris untuk mempengaruhi gerak kompensasi sebagai mempengaruhi gerak kompensasi sebagai pengganti daerah yang lesipengganti daerah yang lesi3.Stimulasi elektris mengontrol spastisitas.3.Stimulasi elektris mengontrol spastisitas.

Page 25: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Pada fase penyembuhan ini latihan atau stimulasi elektris sangat berpengaruh Pada fase penyembuhan ini latihan atau stimulasi elektris sangat berpengaruh dalam derajat maupun kecepatan perbaikan fungsi . Stimulasi sedini mungkin dalam derajat maupun kecepatan perbaikan fungsi . Stimulasi sedini mungkin yang dilakukan secara berulang – ulang akan menjadi gerak yang terkontrol/ yang dilakukan secara berulang – ulang akan menjadi gerak yang terkontrol/ terkendali.terkendali.

COUNTER BALANCE DAN COUNTER ACTIVITYCOUNTER BALANCE DAN COUNTER ACTIVITY Rotasi trunkRotasi trunk

Mobilitas ekstrimitasMobilitas ekstrimitasPola jalanPola jalanSpastisitasSpastisitasMekanisme reflek postural normalMekanisme reflek postural normal

Counter balance dan counter activity akan mempengaruhi tonus pada ekstensor Counter balance dan counter activity akan mempengaruhi tonus pada ekstensor trunk (erector spine) dan gluteus maksimus sehingga menghambat rotasi trunk, trunk (erector spine) dan gluteus maksimus sehingga menghambat rotasi trunk, pola jalan, meningkatkan spastisitas dan pola sinergis.pola jalan, meningkatkan spastisitas dan pola sinergis.Mekanisme reflek postural normal selalu digunakan untuk mengontrol tonus.Mekanisme reflek postural normal selalu digunakan untuk mengontrol tonus.

Page 26: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

INTERVENSI STIMULASI ELEKTRISINTERVENSI STIMULASI ELEKTRIS

a. Muscle re-education and fascilitationa. Muscle re-education and fascilitationStimulasi elektris pada prisipnya harus menimbulkan kontraksi otot, Stimulasi elektris pada prisipnya harus menimbulkan kontraksi otot, sehingga akan merangsang golgi tendon dan muscle spindle. sehingga akan merangsang golgi tendon dan muscle spindle. Rangsangan pada muscle spindle dan golgi tendon akan diinformasikan Rangsangan pada muscle spindle dan golgi tendon akan diinformasikan melalui afferent ke susunan saraf pusat sehingga akan melalui afferent ke susunan saraf pusat sehingga akan mengkontribusikan fasilitasi dan inhibisi.mengkontribusikan fasilitasi dan inhibisi.-Rangsangan elektris yang diulang – ulang akan memberikan informasi -Rangsangan elektris yang diulang – ulang akan memberikan informasi ke “ supra spinal mechanism” sehingga terjadi pola gerak terintegrasi ke “ supra spinal mechanism” sehingga terjadi pola gerak terintegrasi dan menjadi gerakan – gerakan pola fungsional .dan menjadi gerakan – gerakan pola fungsional .-Stimulasi elektris melalui saraf motorik perifir melatih fungsi tangan “ -Stimulasi elektris melalui saraf motorik perifir melatih fungsi tangan “ graps” dan “ release” serta dapat memberikan fasilitasi pada otot yang graps” dan “ release” serta dapat memberikan fasilitasi pada otot yang lemah dalam melakukan gerakan.lemah dalam melakukan gerakan.-Pada kondisi CVA spastik stimulus elektris menurunkan spastisitas -Pada kondisi CVA spastik stimulus elektris menurunkan spastisitas melalui mekanisme “ resiprocal inhibition “.melalui mekanisme “ resiprocal inhibition “.Penelitian Gersh (1991) menjelaskan bahwa stimulus elektris pada otot Penelitian Gersh (1991) menjelaskan bahwa stimulus elektris pada otot deltoid dengan menggunakan IDC pada waktu 3 bulan pada CVA selama deltoid dengan menggunakan IDC pada waktu 3 bulan pada CVA selama stadium flacid sampai recovery mampu mengembalikan caput humeri stadium flacid sampai recovery mampu mengembalikan caput humeri yang mengalami luxasioyang mengalami luxasio

Page 27: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

b. Orthotic Substitution pada aktivitas kontraksi otot b. Orthotic Substitution pada aktivitas kontraksi otot agonis akan membentuk relaksasi pada otot antagonis.agonis akan membentuk relaksasi pada otot antagonis.Stimulasi elektris yang diaplikasikan pada gerakan Stimulasi elektris yang diaplikasikan pada gerakan dorsi fleksi ankle akan memberikan fasilitasi kontraksi dorsi fleksi ankle akan memberikan fasilitasi kontraksi dengan memperbaiki pola jalan (gait training) selama dengan memperbaiki pola jalan (gait training) selama swing phase (fase ayunan).swing phase (fase ayunan).Fasilitasi regio gluteal dan otot kuadriseps akan Fasilitasi regio gluteal dan otot kuadriseps akan membentu memberikan stabilisasi selama fase membentu memberikan stabilisasi selama fase “stance” dari gait dan juga pada group plantar flexor “stance” dari gait dan juga pada group plantar flexor ankle dan hamstring akan memfasilitasi push off ankle dan hamstring akan memfasilitasi push off sehingga akan lebih baik pola jalannya terutama pada sehingga akan lebih baik pola jalannya terutama pada penderita post CVA.penderita post CVA.

Page 28: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN

1.Aplikasi antagonis1.Aplikasi antagonisPemberian stimulasi elektris ditujukan pada kelompok antagonis , Pemberian stimulasi elektris ditujukan pada kelompok antagonis , bertujuan melawan otot agonis yang potensial menjadi spastik.bertujuan melawan otot agonis yang potensial menjadi spastik.Stimulus antagonis pada stadium awal akan bermanfaat untuk Stimulus antagonis pada stadium awal akan bermanfaat untuk fasilitasi kontraksi dan menghambat pola sinergis yang dapat fasilitasi kontraksi dan menghambat pola sinergis yang dapat mengganggu pola gerak. Jenis alat listrik yang digunakan mengganggu pola gerak. Jenis alat listrik yang digunakan interrupted direct current, interferensi dan TENS.interrupted direct current, interferensi dan TENS.Dosis pemberian stimulasi 15 – 20 per-menit dengan frekuensi Dosis pemberian stimulasi 15 – 20 per-menit dengan frekuensi setiap hari minimal 3 minggu.setiap hari minimal 3 minggu.Pada kondisi yang sudah memasuki stadium recovery dengan Pada kondisi yang sudah memasuki stadium recovery dengan gejala spastisitas kuat maka , pemberian stimulus elektris harus gejala spastisitas kuat maka , pemberian stimulus elektris harus dibarengi dengan posisioning pasien secara benar .dibarengi dengan posisioning pasien secara benar .

Page 29: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

2.Aplikasi agonis2.Aplikasi agonisPelaksanaan stimulus elektris pada kelompok agonis Pelaksanaan stimulus elektris pada kelompok agonis bertujuan untuk mencapai target kontraksi secara optimal bertujuan untuk mencapai target kontraksi secara optimal sehingga otot akan mengalami relaksasi setelah target sehingga otot akan mengalami relaksasi setelah target tepenuhi. Pada metode ini dapat juga digunakan untuk tujuan tepenuhi. Pada metode ini dapat juga digunakan untuk tujuan reposisi pada sendi yang mengalami subluksasi, sehingga reposisi pada sendi yang mengalami subluksasi, sehingga dengan kontraksi otot yang dapat mulai memberikan gaya dengan kontraksi otot yang dapat mulai memberikan gaya untuk menarik posisi sendi ke arah yang semestinya. Sebagai untuk menarik posisi sendi ke arah yang semestinya. Sebagai contoh adalah subluksasi kaput humeri terhadap cavitas contoh adalah subluksasi kaput humeri terhadap cavitas glenoidalis yang sering dijumpai pada pasien pasca CVA.glenoidalis yang sering dijumpai pada pasien pasca CVA.Jenis arus listrik yang digunakan adalah yang bersifat Jenis arus listrik yang digunakan adalah yang bersifat progressive dengan kontraksi tetanik , misalnya arus faradic , progressive dengan kontraksi tetanik , misalnya arus faradic , IDC dan DIADYNAMIS.IDC dan DIADYNAMIS.

Page 30: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

3.Sensory habituation3.Sensory habituationTeori ini menjelaskan bahwa spastisitas oleh karena adanya mekanisme Teori ini menjelaskan bahwa spastisitas oleh karena adanya mekanisme terlepasnya kontak tonus pada tingkat spinal dan supra spinal akibat adanya terlepasnya kontak tonus pada tingkat spinal dan supra spinal akibat adanya informasi sensoris yang tidak benar.informasi sensoris yang tidak benar.Cranenburgh (1989), mengatakan bahwa daerah yang paling padat dilalui Cranenburgh (1989), mengatakan bahwa daerah yang paling padat dilalui oleh setiap informasi sensoris adalah regio thorakal (Thorakal 1 – 12 ). Pada oleh setiap informasi sensoris adalah regio thorakal (Thorakal 1 – 12 ). Pada regio thorakal informasi sensoris berasal dari regio innervasi somatis dan regio thorakal informasi sensoris berasal dari regio innervasi somatis dan regio innervasi simpatis perifer saling melintasi pada tempat yang sama. regio innervasi simpatis perifer saling melintasi pada tempat yang sama. Pemberian stimulasi elektris pada level thorakal 1 – 12 (regio thorakal ) akan Pemberian stimulasi elektris pada level thorakal 1 – 12 (regio thorakal ) akan membantu memberikan informasi yang benar melalui mekanisme “sensory membantu memberikan informasi yang benar melalui mekanisme “sensory habituation” sehingga setiap impuls langsung sensory yag menuju daerah habituation” sehingga setiap impuls langsung sensory yag menuju daerah thorakal diharapkan akan lebih terkendali. Arus listrik yang digunakan adalah thorakal diharapkan akan lebih terkendali. Arus listrik yang digunakan adalah stimulus (1) thermal hangat atau dingin pada regio thorakal dan (2) stimulus (1) thermal hangat atau dingin pada regio thorakal dan (2) penggunaan arus yang menuju mendepolarisasi sel sensorik pada level penggunaan arus yang menuju mendepolarisasi sel sensorik pada level somatic maupun sympatis perifer sehingga terjadi adaptasi sensory. Adaptasi somatic maupun sympatis perifer sehingga terjadi adaptasi sensory. Adaptasi sensoris menurunkan ketegangan tonus termasuk spastisitas.sensoris menurunkan ketegangan tonus termasuk spastisitas.

Page 31: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

PelaksanaanPelaksanaanStimulasi elektris menggunakan arus Stimulasi elektris menggunakan arus interferensi atau thermal hangat (SWD, interferensi atau thermal hangat (SWD, IR) pada regio punggung sensory IR) pada regio punggung sensory habituation dapat dilakukan melaui habituation dapat dilakukan melaui pemberian stimulasi pada sisi yang pemberian stimulasi pada sisi yang sehat untuk mempengaruhi myostatic sehat untuk mempengaruhi myostatic reflex pada posisi yang lesi.reflex pada posisi yang lesi.

Page 32: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

BIOCHEMICAL PLASTICITY BIOCHEMICAL PLASTICITY OF NERVOUSOF NERVOUS

protein (biasanya protein kinase), protein (biasanya protein kinase), memodifikasi sinaptik yang mengakibatkan memodifikasi sinaptik yang mengakibatkan perubahan fungsi sinapsis.perubahan fungsi sinapsis.

fosforilasi protein, menyediakan mekanisme fosforilasi protein, menyediakan mekanisme untuk penyimpanan memori.untuk penyimpanan memori.

N-metil D-aspartat reseptor (NMDA reseptor) N-metil D-aspartat reseptor (NMDA reseptor) & & alfa-amino-3-hydroxy-5-metil-4-asam alfa-amino-3-hydroxy-5-metil-4-asam isoxazolepropionic reseptor (AMPA reseptor) isoxazolepropionic reseptor (AMPA reseptor) serta exocytosis, mengubah sifat dpt serta exocytosis, mengubah sifat dpt dirangsang atau memberi tanggapan dirangsang atau memberi tanggapan terhadap rangsangan.terhadap rangsangan.

Page 33: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

FUNGSI PLASTISITASFUNGSI PLASTISITAS

Nilai positif dari adanya sifat plastisitas Nilai positif dari adanya sifat plastisitas adalah pada pasien stroke menjadi adalah pada pasien stroke menjadi potensi untuk dapat dikembangkan dan potensi untuk dapat dikembangkan dan dibentuk sehingga dapat menghasilkan dibentuk sehingga dapat menghasilkan gerak yang fungsional dan normal.gerak yang fungsional dan normal.

Nilai negatif dari adanya sNilai negatif dari adanya siifat plastisitas fat plastisitas adalah jika metode yang diberikan tidak adalah jika metode yang diberikan tidak tepat, maka akan terbentuk pola yang tepat, maka akan terbentuk pola yang tidak tepat pula.tidak tepat pula.

Page 34: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

A. PendahuluanA. Pendahuluan

Cegah org sehat tdk sakitCegah org sehat tdk sakit Cegah org sakit tdk cacatCegah org sakit tdk cacat Upayakan org cacat agar produktifUpayakan org cacat agar produktif Upayakan org cacat agar mandiriUpayakan org cacat agar mandiri

Org mondok di RS krn sakit Org mondok di RS krn sakit ++ 30% 30% 70% org di luar RS (dlm masyarakat)70% org di luar RS (dlm masyarakat) Layanan FT Promo – Preven > PentingLayanan FT Promo – Preven > Penting

Sehat (FT) : Org. gerak penuh & fungsi optimal.Sehat (FT) : Org. gerak penuh & fungsi optimal.

1. Paradigma Sehat

Page 35: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Aktivitas Aktivitas 24 jam/hari 24 jam/hari

18 jam (75%) gerak aktif18 jam (75%) gerak aktif

> 60% keluhan krn Gn.gerak.> 60% keluhan krn Gn.gerak. Gn. Gerak Neuromuscular Gn. Gerak Neuromuscular Gn. Fungsi Gn. Fungsi

gerak tubuh :gerak tubuh :

*) Gn. Fungsi gerak primer*) Gn. Fungsi gerak primer

*) Gn. Fungsi gerak sekunder*) Gn. Fungsi gerak sekunder

*) Gn. Fungsi gerak kompleks*) Gn. Fungsi gerak kompleks FT FT atasi Gn. Fungsi gerak. (Sembuh atau atasi Gn. Fungsi gerak. (Sembuh atau

batasi Gn. Fungsi gerak).batasi Gn. Fungsi gerak).

Perlu modifikasi tindakan FT.Perlu modifikasi tindakan FT.

Page 36: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

B. Prinsip Gn. Fungsi Pri, Sek, Komp.B. Prinsip Gn. Fungsi Pri, Sek, Komp.Pengertian :Pengertian : Gn. Fung.Pri, Sek, Komp (PRISKOM): Gn. Fungsi gerak Gn. Fung.Pri, Sek, Komp (PRISKOM): Gn. Fungsi gerak

tubuh muncul & meluas sec.beruntun, akibat Gn. Fung. satu tubuh muncul & meluas sec.beruntun, akibat Gn. Fung. satu alat gerak shg manusia mengalami keterbatasan fungsi > alat gerak shg manusia mengalami keterbatasan fungsi > besar dr yg sesungguhnya.besar dr yg sesungguhnya.

Perubahan Patologi Gn. PRISKOMPerubahan Patologi Gn. PRISKOM

Gn. Fung. terjadi: Diskomunikasi & Disintegrasi fungsi Gn. Fung. terjadi: Diskomunikasi & Disintegrasi fungsi komponenkomponen

*) Saraf (Ganglia Basalis : Extrapyramidal & Pyramidal)*) Saraf (Ganglia Basalis : Extrapyramidal & Pyramidal)

*) Komp. Tractus*) Komp. Tractus

*) Komp. MS*) Komp. MS

*) Komp. Gamma LOOP, dengan *) Komp. Gamma LOOP, dengan

**) Komp. Alat gerak (Sist. Otot, sendi & tulang), dpt **) Komp. Alat gerak (Sist. Otot, sendi & tulang), dpt juga juga dgn dgn

**) Komp. Psikis **) Komp. Psikis

Page 37: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

• Mekanisme Terjadinya PRISKOMMekanisme Terjadinya PRISKOMContoh : Parkinson, diawali :Contoh : Parkinson, diawali : Gn. Fung. Distribusi Dopamin di Ganglia BasalisGn. Fung. Distribusi Dopamin di Ganglia Basalis Gn. Fung. Koord. Extrapyramidal & Pyramidal ke MS viaGn. Fung. Koord. Extrapyramidal & Pyramidal ke MS via Tractus Cortico SpinalTractus Cortico Spinal Gn. Fung. Impuls Gamma LoopGn. Fung. Impuls Gamma Loop Timbul gejala Parkinson :Timbul gejala Parkinson :

Bradi Kinesia (Ger. Lambat)Bradi Kinesia (Ger. Lambat) Akinesia (jarak gerak berkurang) :Akinesia (jarak gerak berkurang) : Dlm FT. C :Dlm FT. C :

* Bradi Kinesia & Akinesia * Bradi Kinesia & Akinesia Gn. Fung. Primer Gn. Fung. Primer* Tremor & Gn. Postur, Gn. Pernapasan * Tremor & Gn. Postur, Gn. Pernapasan Gn. Gn. Fung. Sekunder Fung. Sekunder * Gn. Fung. ADL Halus & Kasar * Gn. Fung. ADL Halus & Kasar Gn. Fung. Gn. Fung.

Kompleks Kompleks

Page 38: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

TUGAS TUGAS Analisis : Mengapa terjadi Gn. Fung. Analisis : Mengapa terjadi Gn. Fung.

Priskom pd HemiplegiPriskom pd Hemiplegi Aplikasi : Beri contoh Gn. Fung. Priskom Aplikasi : Beri contoh Gn. Fung. Priskom

HemiplegiHemiplegi Identifikasi & Aplikasi :Identifikasi & Aplikasi :

Contoh :Contoh :

- Priskom UMNL- Priskom UMNL

- Priskom LMNL- Priskom LMNL

- Priskom Neuro Metabolic Dysfunct.- Priskom Neuro Metabolic Dysfunct.

- Priskom Neuro Psikiatri- Priskom Neuro Psikiatri

Page 39: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Prinsip Dasar Faktor Penyebab Prinsip Dasar Faktor Penyebab Kelainan SyarafKelainan Syaraf

1.1. Injuri (Trauma)Injuri (Trauma)

2.2. PenyakitPenyakit

3.3. Gangguan KejiwaanGangguan KejiwaanFaktor InjuriFaktor Injuri

1.1. FrakturFraktur2.2. Dislokasi SendiDislokasi Sendi3.3. Penekanan SyarafPenekanan Syaraf4.4. Teriris/Tertusuk/TertembakTeriris/Tertusuk/Tertembak

Page 40: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Faktor PenyakitFaktor Penyakit

1.1. Virus Virus :: Polio, GBS, Herpes, Polio, GBS, Herpes, Meningitis, DifteriMeningitis, Difteri

2.2. Bakteri :Bakteri : TBC, Morbus Hansen, Meningitis TBC, Morbus Hansen, Meningitis TBCTBC

3.3. Keracunan :Keracunan : Alkohol, Arsen. Alkohol, Arsen.

4.4. Tumor :Tumor : Benigna, Maligna Benigna, Maligna

5.5. Gangguan Vaskularisasi :Gangguan Vaskularisasi : Stroke, Stroke, Emboli, Trombus.Emboli, Trombus.

Page 41: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Faktor Gangguan KejiwaanFaktor Gangguan Kejiwaan

1.1. Neuropsikosis Organik.Neuropsikosis Organik.

Perubahan Fatologi Saraf Perubahan Fatologi Saraf akibat gangguan tsb pd akibat gangguan tsb pd

Saraf terjadi :Saraf terjadi :

1.1. Radang Akut/Kronik SyarafRadang Akut/Kronik Syaraf

2.2. Degenerasi SyarafDegenerasi Syaraf

Page 42: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Gejala-Gejala Umum Kelainan Gejala-Gejala Umum Kelainan Saraf :Saraf :

1.1. Gejala MentalGejala Mental2.2. Kelainan MotorikKelainan Motorik3.3. Kelainan Sensorik di kulit, Otot & SendiKelainan Sensorik di kulit, Otot & Sendi4.4. Gangguan RefleksGangguan Refleks5.5. Trophic Change (Perubahan Tropik)Trophic Change (Perubahan Tropik)6.6. Gejala AtaksiaGejala Ataksia7.7. Perubahan Reaksi Elektrik (ENG, EMG, NCV) Perubahan Reaksi Elektrik (ENG, EMG, NCV)

terekam pada SDCterekam pada SDC8.8. Kecacatan/DevormityKecacatan/Devormity

Page 43: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Gejala MentalGejala MentalTerutama :Terutama : Jika Patologi di Lobus FrontalisJika Patologi di Lobus Frontalis Jika Area Penghubung Syaraf Jika Area Penghubung Syaraf

Terganggu.Terganggu.

Kelainan MotorikKelainan MotorikTerjadi akibat pusat fasilitasi & inhibisi tidak Terjadi akibat pusat fasilitasi & inhibisi tidak seimbang.seimbang.

1.1. TonusTonus

2.2. FlaccidFlaccid

3.3. SpastikSpastik

4.4. Involuntry Movemant Involuntry Movemant

5.5. Motor skillMotor skill

Page 44: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Kelainan Sensorik di kulit, Kelainan Sensorik di kulit, Otot & SendiOtot & Sendi

1.1. AnaestesiaAnaestesia2.2. ParestesiaParestesia3.3. HypoaestesiaHypoaestesia4.4. HyperaestesiaHyperaestesia5.5. HyperalgesiaHyperalgesia6.6. AllodiniaAllodinia7.7. Propriosensor (Muscle & Joint sense) Propriosensor (Muscle & Joint sense)

terganggu.terganggu.

Page 45: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Gangguan RefleksGangguan Refleks1.1. Arefleks – HyperefleksArefleks – Hyperefleks

2.2. Refleks PatologisRefleks Patologis

3.3. Refleks FisiologisRefleks Fisiologis

4.4. Refleks Primitif.Refleks Primitif.

Trophic Change (Perubahan Trophic Change (Perubahan Tropik)Tropik)

1.1. Trofi Otot (Atrofi, Hypotrofi)Trofi Otot (Atrofi, Hypotrofi)

2.2. Perubahan Kulit, Kuku, Tulang/SendiPerubahan Kulit, Kuku, Tulang/Sendi

3.3. Perubahan Sistem KeringatPerubahan Sistem Keringat

Page 46: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Gejala AtaksiaGejala AtaksiaGangguan ADL & Koordinasi akibat Gangguan ADL & Koordinasi akibat gangguan sistem afferent.gangguan sistem afferent.

Perubahan Reaksi Elektrik (ENG, Perubahan Reaksi Elektrik (ENG, EMG, NCV) terekam pada SDCEMG, NCV) terekam pada SDC

1.1. InervatedInervated

2.2. Partial DenervatedPartial Denervated

3.3. Absolud DenervatedAbsolud Denervated

Page 47: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Kecacatan / Kecacatan / DevormityDevormity

1.1. Joint StiffnessJoint Stiffness

2.2. KontrakturKontraktur

3.3. Gangguan PosturGangguan Postur

4.4. Kelainan Model SendiKelainan Model Sendi

Page 48: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

PRINSIP DASAR TERAPI PRINSIP DASAR TERAPI FT NEURO FT NEURO

PSIKIATRIPSIKIATRIMemperbaiki semaksimal Memperbaiki semaksimal

mungkin kemampuan mungkin kemampuan fungsional gerak tubuh agar fungsional gerak tubuh agar

penderita dapat hidup penderita dapat hidup sebagaimana mestinya tanpa sebagaimana mestinya tanpa

menggantungkan diri pada menggantungkan diri pada orang lain (Mandiri).orang lain (Mandiri).

Page 49: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Tujuan Pokok Fisioterapi Tujuan Pokok Fisioterapi Neuro PsikiatriNeuro Psikiatri

1.1. Mengurangi/Mencegah gejala lain yg Mengurangi/Mencegah gejala lain yg mempersulit aktifitas gerak penderita.mempersulit aktifitas gerak penderita.

2.2. Reedukasi fungsi jaringan yg masih ada u/ Reedukasi fungsi jaringan yg masih ada u/ kompensasi gerakan.kompensasi gerakan.

3.3. Mencegah kontruktur & kecacatan lain.Mencegah kontruktur & kecacatan lain.4.4. Memelihara & Memperbaiki bidang gerak Memelihara & Memperbaiki bidang gerak

sendi termasuk kualitas otot.sendi termasuk kualitas otot.5.5. Mendidik Pend. u/ dpt hidup dgn Mendidik Pend. u/ dpt hidup dgn

kecacatannya baik fisik maupun mental.kecacatannya baik fisik maupun mental.6.6. Menyembuhkan gangguan fungsi syaraf : Menyembuhkan gangguan fungsi syaraf :

Membebaskan jepitan syaraf, Stimulasi Membebaskan jepitan syaraf, Stimulasi Refleks Toar (Normalisasi Neurovegetatif.Refleks Toar (Normalisasi Neurovegetatif.

Page 50: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

C. Prinsip – Prinsip ModifikasiC. Prinsip – Prinsip Modifikasi

Modifikasi FT. C = Melakukan rekayasa terapi FT.C setelah Modifikasi FT. C = Melakukan rekayasa terapi FT.C setelah mengadakan eval, re eval & re ass. thdp suatu kondisi mengadakan eval, re eval & re ass. thdp suatu kondisi FT.CFT.C

Berdasarkan :Berdasarkan :

Perub. Pato FisiologiPerub. Pato Fisiologi

IPTEKIPTEK

EkonomiEkonomi

BudayaBudaya

SosialSosial

LingkunganLingkungan

1. Pengertian

Page 51: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

2. Rekayasa2. Rekayasa

Pemilihan ModalitasPemilihan Modalitas DosisDosis MetodeMetode TeknikTeknik Evaluasi (Kriteria)Evaluasi (Kriteria) Dokumentasi Dokumentasi Informed Consent. Informed Consent.

Page 52: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

3. Hal - Hal Yg Mempengaruhi Modifikasi3. Hal - Hal Yg Mempengaruhi Modifikasia.a. Perubahan PatofisiologiPerubahan Patofisiologi

Setiap perubahan Patofis. membutuhkan Rekayasa Setiap perubahan Patofis. membutuhkan Rekayasa (vide no.2). Out Come :(vide no.2). Out Come :

- Pend. Puas- Pend. Puas

- FTs pandai- FTs pandai

- FT > Sejahtera- FT > Sejahtera

b.b. Perkembangan IPTEK (FT)Perkembangan IPTEK (FT)

- Perubahan perangkat keras : Modalitas / peralatan & - Perubahan perangkat keras : Modalitas / peralatan & sistem kerja alat.sistem kerja alat.

- Perubahan perangkat lunak : Kebijakan, metode & - Perubahan perangkat lunak : Kebijakan, metode & teknikteknik

* Alat, sistem, metode / teknik yg modern > mperkuat * Alat, sistem, metode / teknik yg modern > mperkuat pencapaian tujuan & punya konsekuensi - pencapaian tujuan & punya konsekuensi -

konsekuensi (Biaya, dll)konsekuensi (Biaya, dll)

Out Come !?Out Come !?

Page 53: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

c. Kondisi Sosial – Ekonomic. Kondisi Sosial – Ekonomi

Perbedaan kondisi sosial – ekonomi pend. Perbedaan kondisi sosial – ekonomi pend. mendukung prog.modifikasi terapi sbg salah mendukung prog.modifikasi terapi sbg salah satu pertimbangan pemilihan satu pertimbangan pemilihan modalitas/kebijakan.modalitas/kebijakan.

Out Come !?Out Come !?

d. Fak. Budaya / & Keyakinan Pend/FTsd. Fak. Budaya / & Keyakinan Pend/FTs

- Dpt sbg pendukung / penghambat prog. FT- Dpt sbg pendukung / penghambat prog. FT

- Anutan : Intervensi lokal, regional, - Anutan : Intervensi lokal, regional, segmental.segmental.

Out Come !?Out Come !?

Page 54: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

D. Proses Modif. FTD. Proses Modif. FT1.1. Proses FT UmumProses FT Umum

* Ass* Ass * Prog* Prog * Eval* Eval* Prob* Prob * Penata Laks* Penata Laks * Dokumentasi* Dokumentasi

2.2. Proses FT Khusus Proses FT Khusus WCPT 99 AFTA WCPT 99 AFTA* Ass* Ass* Dx FT* Dx FT* Planning* Planning* Intervensi* Intervensi* Eval/Re Eval/ Re Ass* Eval/Re Eval/ Re Ass* Koord, Komunikasi & Dokumentasi* Koord, Komunikasi & Dokumentasi

** ** Eval/Re Eval/ Re Ass & Dokumentasi Eval/Re Eval/ Re Ass & Dokumentasi

mengantisipasi perkemb. IPTEK, mengantisipasi perkemb. IPTEK, Biopsiko Sosio Biopsiko Sosio Kultural dlm pelayanan prima.Kultural dlm pelayanan prima.

Page 55: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Model WCPT & AFTA, proses FT membuka Model WCPT & AFTA, proses FT membuka Era Baru :Era Baru : Melaksanakan eval : sangat baik – sangat Melaksanakan eval : sangat baik – sangat

tdk baiktdk baik Melaksanakan re eval. setiap bagian/ Melaksanakan re eval. setiap bagian/ langkah langkah Melaksanakan re ass secara sistematis : u/ Melaksanakan re ass secara sistematis : u/

melacak & buat planning & intervensi > melacak & buat planning & intervensi > akurat.akurat. Landasan koord, komunikasi & Landasan koord, komunikasi & dokumentasi > sempurnadokumentasi > sempurna

** Eval & Dokumentasi ** Eval & Dokumentasi Kunci Keberhasilan Kunci Keberhasilan

Page 56: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Jenis Evaluasi :Jenis Evaluasi :

a.a. Waktu Waktu

- Sesaat- Sesaat

- Berkala- Berkala

b.b. HasilHasil

- Subyektif- Subyektif

- Obyektif- Obyektif

Eval. butuh “Alat Ukur & Kriteria”Eval. butuh “Alat Ukur & Kriteria”

Page 57: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Contoh Proses FT (Manaj.Profesi)Contoh Proses FT (Manaj.Profesi)

a.a. Anamnesis : Auto & HeteroanamnesisAnamnesis : Auto & Heteroanamnesis

1) umum1) umum 2) khusus2) khusus

b.b. InspeksiInspeksi : statis – dinamis: statis – dinamis

c.c. Tes OrientasiTes Orientasi : ADL – Koordinasi ext superior : ADL – Koordinasi ext superior dan inferior dan inferior

d.d. Tes Motorik Tes Motorik : berbagai posisi; tidur, duduk, : berbagai posisi; tidur, duduk, berdiri/berjalan : tonus, berdiri/berjalan : tonus,

kekuatan kekuatan otot dlm berbagai otot dlm berbagai aktivitas fungsi aktivitas fungsi gerak. gerak.

e.e. Tes SensorikTes Sensorik : gerak sendi, arah gerak sendi, : gerak sendi, arah gerak sendi, posisi sendi posisi sendi

(propriosensor), (propriosensor), beda titik dan beda titik dan fibrasi.fibrasi.

1. Assessment : SPKFT.C / SPUFT

Page 58: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

f.f. Tes Refleks : fisiologis, patologisTes Refleks : fisiologis, patologis

g. Tes tanda-tanda vital : tekanan darah, pols, g. Tes tanda-tanda vital : tekanan darah, pols, pernapasan, pernapasan,

kesadaran.kesadaran.

h. Tes ADL/Koordinasi/Keseimbangan : tidur, duduk, h. Tes ADL/Koordinasi/Keseimbangan : tidur, duduk, berdiri. berdiri.

i.i. Tes Ortopedi/spesifik lainnya : kontraktur ROM, Tes Ortopedi/spesifik lainnya : kontraktur ROM, trofi otot, joint play, oedem, nyeri, trofi otot, joint play, oedem, nyeri, afasia, dll. afasia, dll.

j. j. Tes Kognitif, psikis sederhana : alamat, tempat Tes Kognitif, psikis sederhana : alamat, tempat tinggal & harapan masa depan.tinggal & harapan masa depan.

k.k. Tes Spesifik : X Ray, Lab, Elecrical Test.Tes Spesifik : X Ray, Lab, Elecrical Test.

Page 59: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

3. Program Fisioterapi 3. Program Fisioterapi

a. Tujuan jangka panjang : a. Tujuan jangka panjang : mengembalikan kapasitas fisik mengembalikan kapasitas fisik dan dan kemampuan fungsional ADL kemampuan fungsional ADL – Koordinasi – Koordinasi penderitapenderita

b. Tujuan jangka pendekb. Tujuan jangka pendek

2. Diagnosis FT : Hemiplegi kanan post HS stadium recovery

Lihat tabel berikut

Page 60: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

NoNo Problem FTProblem FT Modalitas TerpilihModalitas Terpilih Metode/ TeknikMetode/ Teknik DosisDosis

11 Rasa percaya diri Rasa percaya diri berkurang & afasia berkurang & afasia motorikmotorik

Komunikasi Komunikasi terapeutikterapeutik

Terapi wicaraTerapi wicara

MotivasiMotivasiVokal artikulasi Vokal artikulasi yg bermaknayg bermakna

MendengarMendengarMengulangMengulangKlarifikasiKlarifikasiRefleksiRefleksi

F = 3 x /hariF = 3 x /hari

I = penderita I = penderita tetap fokustetap fokus

T = kontak T = kontak langsunglangsung

T = 5 menitT = 5 menit

22 Tonus otot & Tonus otot & kekuatan otot kekuatan otot menurunmenurun

Fasilitasi Fasilitasi stimulasi arus stimulasi arus listrik otot bernilai listrik otot bernilai 0 – 1 arus faradic0 – 1 arus faradic

Fasilitasi Fasilitasi Exercises u/ otot Exercises u/ otot nilai nilai >> 2 terutama 2 terutama klp extensorklp extensor

Klp ototKlp otot

MMTSMMTS

F = 1 x / hariF = 1 x / hari

I = 30 mAI = 30 mA

T = CoplanarT = Coplanar

T = 1 menit (60 T = 1 menit (60 sekon) klp sekon) klp otototot

F = 1 x / hariF = 1 x / hari

I = rangsang tipe I = rangsang tipe saraf IIIasaraf IIIa

T = Thumb T = Thumb KneodingKneoding

T = 8 sekonT = 8 sekon

Page 61: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

NoNo Problem FTProblem FT Modalitas TerpilihModalitas Terpilih MetodeMetode DosisDosis

33 Gangguan Muscles Gangguan Muscles & Joint Sense& Joint Sense

Fasilitasi exercise Fasilitasi exercise otot extensorotot extensor

MMTSMMTS

Aproksimasi Aproksimasi Multiple JointMultiple Joint

F = 1 x / hariF = 1 x / hari

I = rangsang tipe I = rangsang tipe saraf IIIasaraf IIIa

T = Thumb T = Thumb KneadingKneading

T = 8 sekonT = 8 sekon

F = 1 x / hariF = 1 x / hari

I = posisi fokusI = posisi fokus

T = Bonnex T = Bonnex PositionPosition

T = 8 sekonT = 8 sekon

44 Gangguan Gangguan keseimbangan keseimbangan merubah posisi merubah posisi tidur ke duduk - tidur ke duduk - berdiriberdiri

Fasilitasi Fasilitasi ExercisesExercises

Balanced Exc.Balanced Exc. F = 3 x / hariF = 3 x / hari

I = posisi fokusI = posisi fokus

T = Bridging, T = Bridging, Sitting, Sitting, Standing.Standing.

T = 8 sekon / T = 8 sekon / 1 posisi1 posisi

Page 62: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

NoNo Problem FTProblem FT Modalitas TerpilihModalitas Terpilih MetodeMetode DosisDosis

55 Gangguan ADL / Gangguan ADL / Koordinasi berubah Koordinasi berubah posisi untuk :posisi untuk :- Makan minumMakan minum- BerpakaianBerpakaian- Kamar mandiKamar mandi- Memelihara diriMemelihara diri- Aktivitas seksAktivitas seks

Fasilitasi Fasilitasi exerciseexercise

Frenkles Exc.Frenkles Exc.

PNFPNF

F = 3 x / hariF = 3 x / hari

I = posisi fokusI = posisi fokus

T = pola makan T = pola makan minum, ber-minum, ber-pakaian, pakaian, kamar mandi kamar mandi berhias, berhias, posisi alat posisi alat seksseks

T = 30 menitT = 30 menit

Page 63: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

4. Pelaksanaan program terapi (sesuai konsep program yg 4. Pelaksanaan program terapi (sesuai konsep program yg telah dibuat)telah dibuat)

5. Evaluasi, re assessment, re evaluasi5. Evaluasi, re assessment, re evaluasi

a. Evaluasi pelaksanaan program :a. Evaluasi pelaksanaan program :

- Apakah hasil terapi setiap problem meningkat - Apakah hasil terapi setiap problem meningkat % ? ), % ? ), tetap, atau bahkan menurun (% ?) tetap, atau bahkan menurun (% ?)

b. Jika hasil terapi tetap saja/bahkan menurun, maka b. Jika hasil terapi tetap saja/bahkan menurun, maka lakukan re assessment pd seluruh proses fisioterapi lakukan re assessment pd seluruh proses fisioterapi (dari awal – akhir)(dari awal – akhir)

6. Buat modifikasi proses FT.C kondisi yg bersangkutan 6. Buat modifikasi proses FT.C kondisi yg bersangkutan Diagnosis FT & program FT dpt berubah Diagnosis FT & program FT dpt berubah

7. Dokumentasi :7. Dokumentasi :

- Catat semua kejadian serius selama pelak. Program- Catat semua kejadian serius selama pelak. Program

- Buat catatan- Buat catatan22 khusus u/ dikomunikasikan dgn TS. khusus u/ dikomunikasikan dgn TS.

- Buat FT Record dan FT Report- Buat FT Record dan FT Report

- Rancang penelitian u/ pengembangan profesi.- Rancang penelitian u/ pengembangan profesi.

Page 64: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

E. Pengukuran FisioterapiE. Pengukuran Fisioterapi

Pengukuran harus Valid & Reliabel :Pengukuran harus Valid & Reliabel : Obyek masalah jelas & dpt diukurObyek masalah jelas & dpt diukur Alat ukur dpt mengukur obyekAlat ukur dpt mengukur obyek Ajeg hasil pengukurannyaAjeg hasil pengukurannya

Bentuk Hasil PengukuranBentuk Hasil Pengukuran KuantitatifKuantitatif KualitatifKualitatif

Page 65: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Contoh : Obyek Masalah Yg Sering Contoh : Obyek Masalah Yg Sering DiukurDiukur

Definisi : Un Pleasant Sensory & Emotional Definisi : Un Pleasant Sensory & Emotional Experience Associated with actual or potential Experience Associated with actual or potential tissue damage or described in term of such damage tissue damage or described in term of such damage (IASP)(IASP)

Persepsi Nyeri : Sensasi tdk enakPersepsi Nyeri : Sensasi tdk enak

Pengalaman emosiPengalaman emosi

Kerusakan jaringan (Nocisensor)Kerusakan jaringan (Nocisensor) Perasaan yg sama dpt terjadi tanpa kerusakan Perasaan yg sama dpt terjadi tanpa kerusakan

jaringan yg nyata (Without Pain Nociseption)jaringan yg nyata (Without Pain Nociseption) Nyeri Akut : Jaringan rusak nyataNyeri Akut : Jaringan rusak nyata

Nyeri Kronik : Jaringan tdk rusak nyataNyeri Kronik : Jaringan tdk rusak nyata

NYERI

Page 66: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

AllodiniaAllodiniaRangsang yg lemah pd kondisi normal Rangsang yg lemah pd kondisi normal tdk timbul nyeri, kini timbul nyeri Hiper tdk timbul nyeri, kini timbul nyeri Hiper Algesi Primer sekitar luka, Hiper Algesi Algesi Primer sekitar luka, Hiper Algesi Sekunder LR. Cukup kuat Sekunder LR. Cukup kuat Nyeri Nyeri yg hebat.yg hebat.

Kemampuan fungsi S.Saraf berubah Kemampuan fungsi S.Saraf berubah sesuai fungsi disebut Plastisitas sesuai fungsi disebut Plastisitas S.Saraf, yakni berupa seperti alat S.Saraf, yakni berupa seperti alat proteksi tubuh.proteksi tubuh.

Page 67: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Analgesik PreemptifAnalgesik PreemptifMengobati nyeri sebelum terjadi. Analgesik Mengobati nyeri sebelum terjadi. Analgesik Preemptif salah satu cara atasi Plastisitas Preemptif salah satu cara atasi Plastisitas Saraf.Saraf.

Sekali S.Saraf Plastisitas Sekali S.Saraf Plastisitas terjadi hiper terjadi hiper sensitif shg penderita mengeluh nyeri sensitif shg penderita mengeluh nyeri

hebat & butuh tambahan dosishebat & butuh tambahan dosis

Spinal Block cara cegah PlastisitasSpinal Block cara cegah Plastisitas

Segmental Interferensi hambat Plastisitas Segmental Interferensi hambat Plastisitas Saraf.Saraf.

Analgesik BalansAnalgesik Balans

Cara atasi nyeri dgn simultan mulai fase : Cara atasi nyeri dgn simultan mulai fase : Transduksi, Transmisi & Modulasi.Transduksi, Transmisi & Modulasi.

Page 68: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Pengukuran & Kriteria Pengukuran & Kriteria Pengukuran Sbg Sarana EvaluasiPengukuran Sbg Sarana Evaluasi

Alat ukur = VAS / VRS Alat ukur = VAS / VRS

Semakin kecil nilai VAS, semakin positif hasil Semakin kecil nilai VAS, semakin positif hasil terapiterapi

Nyeri akut, aktualitas tinggi/proses patologi Nyeri akut, aktualitas tinggi/proses patologi semakin parah, nilai VAS semakin besar.semakin parah, nilai VAS semakin besar.

Kriteria : S.Nyeri, Nyeri, Kurang Nyeri, Tdk NyeriKriteria : S.Nyeri, Nyeri, Kurang Nyeri, Tdk Nyeri

1. Intensitas Nyeri

10 50 100

Page 69: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

76

45

3

0

21

89

10

0 – 2 = Tdk Nyeri

3 – 5 = Kurang Nyeri

6 – 8 = Nyeri

9 – 10 = Sangat Nyeri

Page 70: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

2. Kekakuan Sendi2. Kekakuan Sendi Alat ukur : GoniometerAlat ukur : Goniometer Semakin > ROM, semakin luas lingkup gerak sendi (LGS)Semakin > ROM, semakin luas lingkup gerak sendi (LGS) LGS < : Nyeri, Kaku, Kontraktur, UMNLLGS < : Nyeri, Kaku, Kontraktur, UMNL LGS > : LMNL, Absolut Ruptur, Cargot, HabitualLGS > : LMNL, Absolut Ruptur, Cargot, Habitual Kriteria : Normal, Hype - HypomobileKriteria : Normal, Hype - Hypomobile

3. Kontraktur3. Kontraktur Alat ukur : Tes Fleksibilitas (kelenturan/penguluran otot)Alat ukur : Tes Fleksibilitas (kelenturan/penguluran otot) Lentur > : Muscles Weakness, Hypermobile sendi, LMNL, Lentur > : Muscles Weakness, Hypermobile sendi, LMNL,

Habitual, Absolut RupturHabitual, Absolut Ruptur Lentur < (kontraktur) : UMNL, trauma sendi / jar lunak, Lentur < (kontraktur) : UMNL, trauma sendi / jar lunak,

nyeri, posisi oning, degenerasi.nyeri, posisi oning, degenerasi. Kriteria : Normal, S.Kontraktur, sedang, sedikit kontraktur.Kriteria : Normal, S.Kontraktur, sedang, sedikit kontraktur.

Page 71: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

4. Kekuatan Otot4. Kekuatan Otot Alat ukur : MMT, EMPTAlat ukur : MMT, EMPT MP MP : Cedera, Lack Exc / Disused, Infeksi, : Cedera, Lack Exc / Disused, Infeksi,

Degeneratif, Peny. Metabolik, Lumpuh Otot, Degeneratif, Peny. Metabolik, Lumpuh Otot, Lumpuh Saraf.Lumpuh Saraf.

Kriteria MMP : 0 s/d 5Kriteria MMP : 0 s/d 5

5. Besaran Lingkar Otot (Sircum 5. Besaran Lingkar Otot (Sircum Ference)Ference)

Alat ukur : Meteran KainAlat ukur : Meteran Kain Sircum Ference > : Exc, DMP, Obesitas (Semu) Sircum Ference > : Exc, DMP, Obesitas (Semu)

, Inflammasi., Inflammasi. Sircum Ference < : Disused, Peny. Kronik, Sircum Ference < : Disused, Peny. Kronik,

Kelumpuhan Otot – Saraf. Kelumpuhan Otot – Saraf. Kriteria : Hyper, Hypo, Eutrofi, Atrofi.Kriteria : Hyper, Hypo, Eutrofi, Atrofi.

Page 72: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

6. ADL - Koordinasi6. ADL - Koordinasi Kemampuan gerak meliputi : Ketepatan, Irama, BertujuanKemampuan gerak meliputi : Ketepatan, Irama, Bertujuan ADL – Koord ADL – Koord : IQ : IQ , kelumpuhan saraf – otot, nyeri, , kelumpuhan saraf – otot, nyeri,

inflamasi, degenerasi, kaku sendi.inflamasi, degenerasi, kaku sendi. ADL – Koord ADL – Koord : Exc : Exc Kriteria : Normal : Tepat, irama, bertujuan bagusKriteria : Normal : Tepat, irama, bertujuan bagus

Tdk Normal : Tepat, irama, bertujuan Tdk Normal : Tepat, irama, bertujuan

7. Keseimbangan7. Keseimbangan Alat Ukur : Kemampuan mempertahankan posisiAlat Ukur : Kemampuan mempertahankan posisi Keseimbangan Keseimbangan : Exc : Exc Keseimbangan Keseimbangan : Nyeri, kelumpuhan otot – saraf, : Nyeri, kelumpuhan otot – saraf,

Gn.mata – telinga, Peny. Degeneratif, Gn.Otak / Ganglia Gn.mata – telinga, Peny. Degeneratif, Gn.Otak / Ganglia BasalisBasalis

Kriteria : Normal, Kurang Normal, Tdk NormalKriteria : Normal, Kurang Normal, Tdk Normal

Page 73: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

9. Bengkak / Oedem9. Bengkak / Oedem Alat Ukur : Palpasi (Ballotement)Alat Ukur : Palpasi (Ballotement) Bengkak : Trauma, Peny. Metabolik, Jantung, Bengkak : Trauma, Peny. Metabolik, Jantung,

Ginjal.Ginjal. Kriteria : S. Bengkak, Bengkak, Tdk Bengkak Kriteria : S. Bengkak, Bengkak, Tdk Bengkak

8. Kapasitas Paru8. Kapasitas Paru Alat Ukur : Spirometer, Meteran Kain, Lilin / Alat Ukur : Spirometer, Meteran Kain, Lilin /

KertasKertas Kapasitas paru Kapasitas paru : Nyeri, kelumpuhan saraf – : Nyeri, kelumpuhan saraf –

otot, Degeneratif, Peny. Paru – Jantung, Joint otot, Degeneratif, Peny. Paru – Jantung, Joint BlockedBlocked

Kriteria : Kapasitas Paru Normal, Tdk NormalKriteria : Kapasitas Paru Normal, Tdk Normal

Page 74: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

11. Sensasi11. Sensasi Alat Ukur : Jarum, Raba, Panas / DinginAlat Ukur : Jarum, Raba, Panas / Dingin Kriteria : Anastesi, Hypostesi, Hyper Aestesi, NormalKriteria : Anastesi, Hypostesi, Hyper Aestesi, Normal Sensasi Terganggu : UMNL, LMNL.Sensasi Terganggu : UMNL, LMNL.

10. Muscles Electro Stimulant10. Muscles Electro Stimulant Alat Ukur : Low Free Cur EquipmentAlat Ukur : Low Free Cur Equipment Semakin kecil Intensitas, semakin normal Impuls saraf Semakin kecil Intensitas, semakin normal Impuls saraf

dlm otot.dlm otot. Kriteria : Kriteria :

II : : 10 – 20 : Sangat bagus10 – 20 : Sangat bagus

30 – 50 : Bagus30 – 50 : Bagus

60 – 8060 – 80 : Cukup: Cukup

> 80 : Tdk bagus> 80 : Tdk bagus

Page 75: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

13. Stress / Kognitif13. Stress / Kognitif

Alat Ukur : Tes WawancaraAlat Ukur : Tes Wawancara Stress : Sakit / Nyeri, Trauma, Peny. Neuro Stress : Sakit / Nyeri, Trauma, Peny. Neuro

Psikosis, Depresi.Psikosis, Depresi. Kriteria : Berat, Ringan, Sedang.Kriteria : Berat, Ringan, Sedang.

12. Refleks12. Refleks Alat Ukur : Refleks HummerAlat Ukur : Refleks Hummer Kriteria : Hyper Refleks, Hypo Refleks, Normal, Kriteria : Hyper Refleks, Hypo Refleks, Normal,

Arefleks.Arefleks. Refleks Terganggu : UMNL, LMNL, Trauma, Refleks Terganggu : UMNL, LMNL, Trauma,

NyeriNyeri

Page 76: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

FILOSOFI FTFILOSOFI FT

Gerak esensi dasar Gerak esensi dasar & salah satu tanda & salah satu tanda kehidupankehidupan

FT memandang FT memandang sehat jika gerak & sehat jika gerak & fungsi geraknya normal fungsi geraknya normal Gerak yg Gerak yg sehat & normal muncul dr rasio, rasa & sehat & normal muncul dr rasio, rasa & fisik yg normal yg terintegrasi & fisik yg normal yg terintegrasi & terkoordinir pd setiap tingkatan aktivitas terkoordinir pd setiap tingkatan aktivitas (Sel s/d Organ Tubuh).(Sel s/d Organ Tubuh).

1. Filosofi FT berlandaskan Pancasila & UUD ‘45

2. Gerak

Page 77: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Dlm sehari – semalam, wkt 24 jam, 75% Dlm sehari – semalam, wkt 24 jam, 75% (18 jam) digunakan u/ gerak aktif, hanya (18 jam) digunakan u/ gerak aktif, hanya 25% (6 jam) gerak pasif (tidur).25% (6 jam) gerak pasif (tidur).

Lebih dari separuh keluhan krn Gn. Gerak.Lebih dari separuh keluhan krn Gn. Gerak. Tdk semua peny (Gn.gerak) dpt diobati Tdk semua peny (Gn.gerak) dpt diobati

dgn Medika Mentosa.dgn Medika Mentosa.

Contoh : M.Weakness, Contractur, Stiff Contoh : M.Weakness, Contractur, Stiff Joint Tanpa Nyeri, Gn.Keseimbangan & Joint Tanpa Nyeri, Gn.Keseimbangan & ADL – Koord, Minus Gn.Keseimbangan ADL – Koord, Minus Gn.Keseimbangan otak yg Reversible.otak yg Reversible.

Obyek formal kajian FT : Gerak & Fungsi Obyek formal kajian FT : Gerak & Fungsi Gerak Individu / MasyarakatGerak Individu / Masyarakat

Page 78: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

3. Individu3. Individu

Indiv. berkapasitas u/ berubah.Indiv. berkapasitas u/ berubah.

Hasil tanggapan interaksi faktor2 fisik, psikis, Hasil tanggapan interaksi faktor2 fisik, psikis, sosial & lingk, mental & spirit indiv sosial & lingk, mental & spirit indiv mengembangkan kesadaran adanya kebutuhan, mengembangkan kesadaran adanya kebutuhan, tujuan u/ bergerak.tujuan u/ bergerak.

4.4. Interaksi antara FT & Pend / Masy & Interaksi antara FT & Pend / Masy & Lingk.sekitar dilandasi o/ norma2 profesi, masy, Lingk.sekitar dilandasi o/ norma2 profesi, masy, agama yg diyakini.agama yg diyakini.

5.5. Otonomi ProfesionalOtonomi Profesional

Setiap pendidikan profesi berhak mengatur Setiap pendidikan profesi berhak mengatur dirinya sec.internal (proses FT) & berinteraksi dirinya sec.internal (proses FT) & berinteraksi dgn profesi lain berdasarkan kemitraan, termasuk dgn profesi lain berdasarkan kemitraan, termasuk otonomi jabatan di luar Birokrasi.otonomi jabatan di luar Birokrasi.

Page 79: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

6. Pendekatan 3 Sisi Kesehatan6. Pendekatan 3 Sisi Kesehatan(G. J. Good Heart) Thn ‘83(G. J. Good Heart) Thn ‘83

Interaksi pendekatan 3 Sisi Kesehatan merupakan Interaksi pendekatan 3 Sisi Kesehatan merupakan pendekatan terbaikpendekatan terbaik

Che

mic

al Mental

Structur

• Gn. Kimia S. Struktur & Mental

• Gn. Mental S.Metabolik & Struktur

• Gn.Struktur S.Metabolik & Mental

Page 80: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Ke 3 Sisi tsb dpt Ke 3 Sisi tsb dpt menimbulkan penyakit :menimbulkan penyakit :

Peny. akibat Chemic : Dokter & ahli lainnya Peny. akibat Chemic : Dokter & ahli lainnya berperan utamaberperan utama

Peny. akibat Mental : Dokter & Psikolog Peny. akibat Mental : Dokter & Psikolog berperan utamaberperan utama

Peny. akibat Struktur : Terapi fisik (FT) & Peny. akibat Struktur : Terapi fisik (FT) & Dokter Bedah berperan utamaDokter Bedah berperan utama

Page 81: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

FISIOLOGI GERAK SADARFISIOLOGI GERAK SADAR

1.1. Limbic : Muncul keinginan /dorongan u/ bergerakLimbic : Muncul keinginan /dorongan u/ bergerak

2.2. Pyramidal & Ekstra Pyramidal SircuitsPyramidal & Ekstra Pyramidal Sircuits

3.3. Jalaran perintah tubuhJalaran perintah tubuh

- TC.B - TC.B Wajah & Mulut Wajah & Mulut

- TCSL - TCSL Tungkai Tungkai

- TCSM - TCSM Ext. Sup & Tubuh Ext. Sup & Tubuh

4.4. MSMS

5.5. Motorik Motorik Impuls Impuls AHC Sesegment AHC Sesegment

6.6. Gamma LoopGamma Loop

- Intra Fusal- Intra Fusal

- Extra Fusal- Extra Fusal

7.7. Terjadi gerak berfungsiTerjadi gerak berfungsi

A. Gerak Sadar

Page 82: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

B. Gerak Refleks (Tdk Sadar)B. Gerak Refleks (Tdk Sadar)1.1. Sirkuit Gamma LoopSirkuit Gamma Loop

2.2. Sist. Saraf tepi ke MSSist. Saraf tepi ke MS

3.3. Trac Spino Thalamic Trac Spino Thalamic Otak Otak

4.4. SSP SSP di otak di otak TCS TCS Gerakan disadari. Gerakan disadari.

C. Patofisiologi Gn. Fungsi Gerak dpt C. Patofisiologi Gn. Fungsi Gerak dpt terjadi krn :terjadi krn :

1.1. Gn. SS.T & SS. PGn. SS.T & SS. P

2.2. Gn. Musculo SkeletalGn. Musculo Skeletal

3.3. Gn. PsikiatriGn. Psikiatri

4.4. GabunganGabungan

Gn. tsb di atas dpt terjadi di sepanjang bagian Gn. tsb di atas dpt terjadi di sepanjang bagian Komponen Sistem Gerak Sadar & Refleks Komponen Sistem Gerak Sadar & Refleks

Page 83: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

D. Wujud Gn. Fungsi GerakD. Wujud Gn. Fungsi Gerak

PrimerPrimer SekunderSekunder KompleksKompleks

Kekuatan otot ( Kekuatan otot ( ) ) NyeriNyeri SST & SSPSST & SSP KeseimbanganKeseimbangan ADLADL Koord.Koord.

a. Tingkatan

b. Jenis

PRISKOM

Page 84: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

HemiplegiHemiplegiLayanan kemitraan HP pasca stroke Layanan kemitraan HP pasca stroke amat dibutuhkan : amat dibutuhkan :

Multi Patologi : Multi Patologi : - kardio vaskular- kardio vaskular- neuromuskular- neuromuskular- muskulo skeletal- muskulo skeletal- komplikasi/penyerta lainnya : gizi, dll.- komplikasi/penyerta lainnya : gizi, dll.

PsikisPsikis SosialSosial OkupasiOkupasi Stroke ulangStroke ulang

Page 85: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Rehabilitasi StrokeRehabilitasi StrokeMelibatkan tim rehabilitasi, yaituMelibatkan tim rehabilitasi, yaitu Dokter (saraf, rehab medis) Dokter (saraf, rehab medis)

koordinatorkoordinator PerawatPerawat FisioterapiFisioterapi Okupasi terapiOkupasi terapi Terapis wicaraTerapis wicara PsikologPsikolog PsikiaterPsikiater Ahli giziAhli gizi Orthotis ProsthetisOrthotis Prosthetis Pekerja sosial medisPekerja sosial medis

Page 86: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

PengertianPengertian

Stroke = CVA (cerebrovascular accident) = Stroke = CVA (cerebrovascular accident) = CVD (cerebrovascular disease) = GPDO CVD (cerebrovascular disease) = GPDO (gangguan pembuluh darah otak)(gangguan pembuluh darah otak)

Istilah yang digunakan untuk Istilah yang digunakan untuk menggambarkan tanda dan gejala menggambarkan tanda dan gejala neurologis, yang biasanya bersifat focal neurologis, yang biasanya bersifat focal dan akut, yang diakibatkan oleh dan akut, yang diakibatkan oleh penyakit/kelainan ataupun gangguan pada penyakit/kelainan ataupun gangguan pada pembuluh darah otakpembuluh darah otak

Stroke dan MasalahnyaStroke dan Masalahnya

Page 87: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Stroke (WHO, 1995)Stroke (WHO, 1995)

Suatu gangguan fungsional Suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal dan gejala klinis baik fokal maupun global yang maupun global yang berlangsung lebih dari 24 berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat jam, atau dapat menimbulkan kematian, menimbulkan kematian, disebabkan oleh gangguandisebabkan oleh gangguan peredaran darah otakperedaran darah otak

Page 88: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

OtakOtak

• Beratnya 1200 – 1400

gram (2 % Berat Badan)• Memerlukan 100 cc darah

/menit u/ membawa

glukosa & O2 ( = 20 %

Curah Jantung )• Bila terhenti STROKE

Page 89: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Vaskularisasi pada OtakVaskularisasi pada Otak Fungsi darah: membawa O2, glukose dan Fungsi darah: membawa O2, glukose dan

nutrisi lainnya serta mengangkut CO2, asam nutrisi lainnya serta mengangkut CO2, asam laktat dan sisa metabolisme lainnyalaktat dan sisa metabolisme lainnya

Otak memiliki berat 2% dr seluruh BB, tp Otak memiliki berat 2% dr seluruh BB, tp mengkonsumsi darah 15% dr curah jantung mengkonsumsi darah 15% dr curah jantung & 25% dari oksigen yang inspirasi& 25% dari oksigen yang inspirasi

Otak sangat rentan thd ischemik & hipoxia. Otak sangat rentan thd ischemik & hipoxia. Ggn vaskuler otak dlm detik sdh Ggn vaskuler otak dlm detik sdh menimbulkan gejala ggn neurologis, dlm menimbulkan gejala ggn neurologis, dlm menit sdh bersifat irreversible. menit sdh bersifat irreversible.

Ada 4 arteri utama yang mensuplai darah ke Ada 4 arteri utama yang mensuplai darah ke otak yaitu sepasang arteri vertebralis dan otak yaitu sepasang arteri vertebralis dan sepasang arteri karotis interna yang sepasang arteri karotis interna yang membentuk anyaman “circulus willisi” di membentuk anyaman “circulus willisi” di dasar otakdasar otak

Page 90: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

STROKE STROKE Masalah utama kesehatan di negara Masalah utama kesehatan di negara majumaju

a.a. Penyebab kematian ketigaPenyebab kematian ketigab.b. Penyebab utama kecacatan pada orang dewasaPenyebab utama kecacatan pada orang dewasac.c. Penyebab kedua terjadinya demensiaPenyebab kedua terjadinya demensia

Insiden StrokeInsiden Stroke Angka kejadian bervariasi, rata-rata di dunia Angka kejadian bervariasi, rata-rata di dunia

5/1000 populasi5/1000 populasi Usia saat serangan: 25% kurang dr 65th; 50% Usia saat serangan: 25% kurang dr 65th; 50%

kurang dr 75 thkurang dr 75 th Laki-laki lebih banyak daripada wanita (3:2)Laki-laki lebih banyak daripada wanita (3:2)

USA : USA : • Insiden Insiden 500.000 orang / tahun 500.000 orang / tahun 400.000 400.000

infark & 100.000 perdarahan infark & 100.000 perdarahan • Angka kematian Angka kematian 175.000 orang 175.000 orang• Tiap 53 detik Tiap 53 detik seseorang terkena stroke seseorang terkena stroke

Page 91: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

UK : > 47.000 pekerja meninggal / tahun UK : > 47.000 pekerja meninggal / tahun & 3 juta hari kerja hilang& 3 juta hari kerja hilang

55 % 55 % 3 tahun pasca stroke 3 tahun pasca stroke kualitas kualitas hidup kuranghidup kurang

Hanya 20 % kembali ke pekerjaan Hanya 20 % kembali ke pekerjaan semulasemula

20,3 - 22,9 juta orang / tahun wanita & 20,3 - 22,9 juta orang / tahun wanita & pria pria kehilangan produktifitas kerja kehilangan produktifitas kerja

WHO : Pengeluaran WHO : Pengeluaran 55.000-73.000 55.000-73.000 USD pertahunUSD pertahun

Prevalensi : 7,1 juta (2000) dan Prevalensi : 7,1 juta (2000) dan kemungkinan akan terus meningkatkemungkinan akan terus meningkat

Page 92: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Liss Liss : : rehabilitasi tepat rehabilitasi tepat 80% 80% jalanjalan tanpa bantuan, 70%tanpa bantuan, 70% mengurusmengurus diri diri sendiri sendiri && 30% 30% kembali bekerja kembali bekerja

MilikanMilikan : 50% : 50% kemandiriankemandirian terbatasterbatas && 25% bergantung 25% bergantung total total

BellBell : 6 : 67%7% disability permanendisability permanen & & 31%31% ter tergantung totalgantung total

GarrisonGarrison : : 71% 71% ggangguan angguan fungsionalfungsional, , 16% di panti 16% di panti && 31% 31% jalanjalan dibantu dibantu

Page 93: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Penyebab StrokePenyebab Stroke Ischemik atau infark otakIschemik atau infark otak

85% kasus stroke85% kasus stroke Paling banyak terjadi pada arteri cerebralis Paling banyak terjadi pada arteri cerebralis

medialismedialis Faktor penyebab paling lazim: proses Faktor penyebab paling lazim: proses

atherosclerosis, thrombosis dan emboli yg terjadi atherosclerosis, thrombosis dan emboli yg terjadi pd pembuluh otak atau berasal dari luar otak pd pembuluh otak atau berasal dari luar otak (paling sering cardiac emboli)(paling sering cardiac emboli)

Haemorrhage atau perdarahan otak (15%)Haemorrhage atau perdarahan otak (15%) Intracerebral haemorrhage 10%, dimana awal Intracerebral haemorrhage 10%, dimana awal

serangan sering fatalserangan sering fatal Subarachnoid haemorrhage 5%Subarachnoid haemorrhage 5% Faktor penyebab paling lazim: hipertensi atau Faktor penyebab paling lazim: hipertensi atau

aneurisma & arteriovenous malformation (AVM)aneurisma & arteriovenous malformation (AVM) Perdarahan menyebabkan brain shift & distortion; Perdarahan menyebabkan brain shift & distortion;

dapat juga menyebabkan ischemik bila dapat juga menyebabkan ischemik bila hematoma menekan arteri di otakhematoma menekan arteri di otak

Page 94: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

PATOLOGI

1. Zona Oedematosa 6 hari – 10 hari

2. Zona Degenerasi 6 – 8 bulan

3. Zona Nekrotik > 8 bulanZona Oedematosa

Zona Degenerasi

Zona Nekrotik

Flaccid 1 – 2 minggu

Recovery 6 – 8 bulan Residual lebih 6 bulan / permanen tahunan

Neurological Improvement

1.Area Nekrotik/infark (Bersifat ireversibel permanen = Zona nekrotik) Disebut area umbra

2. Area degenerasi reversibel (area penumbra = Zona degenerasi)

3. Area Oedematosa (Bersifat reversibel = Zona Oedematosa)

Page 95: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

CONTOH INFARK DI OTAK PADA STROKECONTOH INFARK DI OTAK PADA STROKE

123

1. Area Degenerasi ( Bersifat iriversibel permanen )

Disebut area umbra

2. Area degenerasi riversibel ( area penumbra )

3. Area Oedematosa ( Bersifat riversibel )

Page 96: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan
Page 97: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Lesi di Otak Mengakibatkan ggn pd Sistem Neuromuskuler

Gangguan Neuromuskular tergantung : Derajat lesi, topis lesi.

Page 98: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Risk Factors for Atherothrombosis

AtherosclerosisAtherosclerosis

Atherothrombotic ManifestationsAtherothrombotic Manifestations(MI, Ischemic Stroke, Vascular Death)(MI, Ischemic Stroke, Vascular Death)

AgeAgeObesityObesity

DiabetesDiabetes

HyperlipidemiaHyperlipidemiaHypercoagulableHypercoagulable statesstates

HypertensionHypertension

GeneticsGenetics

InfectionInfection??

Hematologic disordersHematologic disorders

Life-style (e.g., Life-style (e.g., smoking, diet, smoking, diet, lack of lack of exercise)exercise)

GenderGender

Page 99: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Faktor resikoFaktor resikoYang dapat dimodifikasiYang dapat dimodifikasi Yang paling penting ada 3Yang paling penting ada 3

Hipertensi & arteriosclerosisHipertensi & arteriosclerosis DMDM Penyakit jantungPenyakit jantung

Faktor resiko lainnya:Faktor resiko lainnya: Diet, lemak, kolesterolDiet, lemak, kolesterol Tembakau (merokok)Tembakau (merokok) Life style (gaya hidup)Life style (gaya hidup) Latihan/olahragaLatihan/olahraga ObesitasObesitas HematokritHematokrit Pil kontrasepsiPil kontrasepsi StressStress Pekerjaan, dllPekerjaan, dll

Yang tdk dpt dimodifikasi (umur, ras dan Yang tdk dpt dimodifikasi (umur, ras dan keturunan)keturunan)

Page 100: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Klasifikasi/jenis StrokeKlasifikasi/jenis Stroke Transient ischaemic attack (TIA)Transient ischaemic attack (TIA)

Gangguan pembuluh darah yang menyebabkan deficit Gangguan pembuluh darah yang menyebabkan deficit neurologis akut yang berlangsung kurang dari 24 jamneurologis akut yang berlangsung kurang dari 24 jam

Tidak meninggalkan gejala sisaTidak meninggalkan gejala sisa TIA mrpk tanda peringatan akan serangan stroke, jangan TIA mrpk tanda peringatan akan serangan stroke, jangan

pernah diabaikan!!!pernah diabaikan!!! Reversible ischaemic neurological deficits (RIND)Reversible ischaemic neurological deficits (RIND)

Seperti TIA berlangsung lebih lama (maksimal 1 minggu) dan Seperti TIA berlangsung lebih lama (maksimal 1 minggu) dan tak ada gejala sisatak ada gejala sisa

Complete strokeComplete stroke Gangguan pembuluh darah yang menyebabkan deficit Gangguan pembuluh darah yang menyebabkan deficit

neurologis akut yang berlangsung lebih dari 24 jamneurologis akut yang berlangsung lebih dari 24 jam Meninggalkan gejala sisaMeninggalkan gejala sisa Sebab perdarahan atau infarkSebab perdarahan atau infark 3-6 bln setelah TIA/RIND 5-10% pasien akan mengalami stroke 3-6 bln setelah TIA/RIND 5-10% pasien akan mengalami stroke

infark, tp tak semua stroke infark didahului TIAinfark, tp tak semua stroke infark didahului TIA Stroke in evolution (progressive stroke)Stroke in evolution (progressive stroke)

Labil, berubah-ubah, cenderung ke arah memburukLabil, berubah-ubah, cenderung ke arah memburuk

Page 101: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Diagnosis StrokeDiagnosis Stroke

Pemeriksaan klinikPemeriksaan klinik Tanda vitalTanda vital Keadaan pembuluh darah (arteri)Keadaan pembuluh darah (arteri) Penyakit yang melatarbelakangi: atherosclerosis, Penyakit yang melatarbelakangi: atherosclerosis,

peny jantung, DMpeny jantung, DM Mengenali faktor-faktor resiko termasuk riwayat Mengenali faktor-faktor resiko termasuk riwayat

TIATIA Diagnosis pasti dengan CT Scan, kadang MRIDiagnosis pasti dengan CT Scan, kadang MRI AngiographyAngiography Carotid doppler ultrasonographyCarotid doppler ultrasonography

Page 102: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

DIAGNOSIS MEDIS

1. Computerized Tomography Scanning (CT scan)

1) Infark lesi hipodens (lesi dengan densitas rendah) tampak lebih hitam dibanding jaringan otak disekitarnya.

2) Perdarahan Lesi hiperdens (lesi dengan densitas tinggi) tampak lebih putih dibanding jaringan otak disekitarnya.

2. MRI & MRA ( Magnetic Resonance Imaging & Magnetic Resonance Angiography)

untuk mengetahui topis kebocoran pembuluh darah di otak

3. PET Scan ( Positron Emision Tomography Scan)

Page 103: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

PrognosisPrognosis 1/5 hingga 1/3 stroke fatal1/5 hingga 1/3 stroke fatal Perdarahan: 50 - 70% fatalPerdarahan: 50 - 70% fatal Infark: 10 - 25% fatal, scr umum prognosis Infark: 10 - 25% fatal, scr umum prognosis

emboli lebih baik drpd thrombosisemboli lebih baik drpd thrombosis Kematian mendadak hampir pasti Kematian mendadak hampir pasti

perdarahanperdarahan Kematian dalam 1 hingga 3 hari disebabkan Kematian dalam 1 hingga 3 hari disebabkan

lesi otak, tp kematian setelah 1 minggu bisa lesi otak, tp kematian setelah 1 minggu bisa disebabkan komplikasi di luar otak (paru, disebabkan komplikasi di luar otak (paru, jantung)jantung)

Insiden infark berulang dlm 5 tahun pd pria Insiden infark berulang dlm 5 tahun pd pria 40% dan wanita 20%40% dan wanita 20%

Page 104: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Sesaat setelah stroke sulit tentukan prognosisSesaat setelah stroke sulit tentukan prognosis Prognosis dipengaruhi oleh luas lesi, area yang Prognosis dipengaruhi oleh luas lesi, area yang

terkenaterkena derajat beratnya tanda/ gejala, umur, derajat beratnya tanda/ gejala, umur, penyakit yang melatar belakangi/menyertai & penyakit yang melatar belakangi/menyertai & menyulitkan, umur pasien, tingkat kesadaran menyulitkan, umur pasien, tingkat kesadaran saat serangansaat serangan

Prognosis recovery mulai bisa diperkirakan Prognosis recovery mulai bisa diperkirakan setelah 2minggu, tanda baik:setelah 2minggu, tanda baik: urin continence, urin continence, usia mudausia muda, stroke ringan, , stroke ringan,

pemulihan impairment dan pemulihan impairment dan kemampuan kemampuan fungsionalfungsional cepat, persepsi dan kognitif baik cepat, persepsi dan kognitif baik

Kadang penentuan prognosis berlawanan Kadang penentuan prognosis berlawanan dengan kenyataan proses recovery-nyadengan kenyataan proses recovery-nya

50 – 60% pasien lewat 1 bln 50 – 60% pasien lewat 1 bln mandiri mandiri Hampir tak ada perbedaan tanda/gejala Hampir tak ada perbedaan tanda/gejala

pemulihan antara yang infark dan perdarahanpemulihan antara yang infark dan perdarahan

Page 105: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Tanda & gejalaTanda & gejala Sangat bervariasiSangat bervariasi Tanda kenaikan tekanan intra kranial: pusing, sakit Tanda kenaikan tekanan intra kranial: pusing, sakit

kepala, mual, muntah, kaku kudukkepala, mual, muntah, kaku kuduk Gangguan kesadaran: mulai ringan berupa bingung Gangguan kesadaran: mulai ringan berupa bingung

hingga komahingga koma Tanda-tanda focal sesuai dengan area otak yang Tanda-tanda focal sesuai dengan area otak yang

terkena yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu terkena yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu (Impairment)(Impairment) Motorik: hemiplegia/hemiparesis, termasuk otot-Motorik: hemiplegia/hemiparesis, termasuk otot-

otot wajah dgn segala gejala yang menyertai (ggn otot wajah dgn segala gejala yang menyertai (ggn keseimbangan, koordinasi, kontrol motorik, keseimbangan, koordinasi, kontrol motorik, spastisitas, pola sinergis, dll)spastisitas, pola sinergis, dll)

Non motorik: ggn sensorik, ataxia, ggn visual, ggn Non motorik: ggn sensorik, ataxia, ggn visual, ggn visuo-spatial, aphasia, neglect, ggn kognitif, visuo-spatial, aphasia, neglect, ggn kognitif, dysphagia, dysarthria, dyspraxia, ggn emosional & dysphagia, dysarthria, dyspraxia, ggn emosional & perilaku, pikun, incontinence, impotent dllperilaku, pikun, incontinence, impotent dll

Tanda/gejala penyakit penyerta dan penyulit Tanda/gejala penyakit penyerta dan penyulit (komplikasi)(komplikasi)

Gangguan aktivitas fungsionalGangguan aktivitas fungsional

Page 106: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Stroke masa akutStroke masa akut Semua pasien stroke (termasuk TIA) harus Semua pasien stroke (termasuk TIA) harus

masuk RS utk penentuan diagnosis, masuk RS utk penentuan diagnosis, prognosis & penanganan secara tepatprognosis & penanganan secara tepat

Penangan dilakukan melalui UGD, ICU, Penangan dilakukan melalui UGD, ICU, bangsal (sebaiknya ada stroke unit, sehingga bangsal (sebaiknya ada stroke unit, sehingga penanganan terhadap pasien lebih baik)penanganan terhadap pasien lebih baik)

Tujuan:Tujuan: Menentukan diagnosis pastiMenentukan diagnosis pasti Menentukan penyebab & peny. yg Menentukan penyebab & peny. yg

melatarbelakangimelatarbelakangi Mengurangi mortalitas dan potensial disabilitasMengurangi mortalitas dan potensial disabilitas Melakukan tindakan pencegahan sekunderMelakukan tindakan pencegahan sekunder Menangani kelainan yg menyertai (mis: peny Menangani kelainan yg menyertai (mis: peny

jantung, DM)jantung, DM) Melakukan rehabilitasiMelakukan rehabilitasi

Page 107: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Infark otakInfark otak Meningkatkan perfusi dan oksigenasi pada Meningkatkan perfusi dan oksigenasi pada

otakotak Menghilangkan thrombus dan mencegah Menghilangkan thrombus dan mencegah

pembentukan thrombus lebih lanjutpembentukan thrombus lebih lanjut Melindungi/menjaga otak dari kerusakanMelindungi/menjaga otak dari kerusakan

Perdarahan otakPerdarahan otak Menyelamatkan nyawa pasienMenyelamatkan nyawa pasien Menghentikan perdarahan dan mencegah Menghentikan perdarahan dan mencegah

berulangnya perdarahanberulangnya perdarahan Mengurangi tekanan intracranialMengurangi tekanan intracranial Menghilangkan bekuan darah (hematoma) Menghilangkan bekuan darah (hematoma)

dan space occupying lession (dengan dan space occupying lession (dengan pembedahan)pembedahan)

Operasi rekonstruksi arteriOperasi rekonstruksi arteri Melindungi/menjaga otak dari kerusakanMelindungi/menjaga otak dari kerusakan

Page 108: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Rehabilitasi ( WHO, 1981 )Rehabilitasi ( WHO, 1981 )

Semua upaya yang Semua upaya yang ditujukan untuk ditujukan untuk mengurangi dampak dari mengurangi dampak dari semua keadaan yang semua keadaan yang menimbulkan menimbulkan disability disability dan dan atau atau handicaphandicap, serta , serta memungkinkan penyandang memungkinkan penyandang disabilitydisability dan atau dan atau handicaphandicap untuk berpartisipasi secara untuk berpartisipasi secara aktif dalam lingkungan aktif dalam lingkungan keluarga atau masyarakatkeluarga atau masyarakat

Page 109: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Rehabilitasi Stroke Rehabilitasi Stroke (BOBATH)(BOBATH) mengajar pasien mengajar pasien untuk mengelola hidupnya untuk mengelola hidupnya sendiri dengan sendiri dengan keterbatasannya akibat keterbatasannya akibat kerusakan susunan saraf kerusakan susunan saraf pusat pusat

Sasaran rehabilitasi strokeSasaran rehabilitasi stroke (KOTTKE)(KOTTKE) : : mempertahankan fungsi mempertahankan fungsi fisik yang optimal serta fisik yang optimal serta keadaan psiko-sosio-keadaan psiko-sosio-vokasional untuk vokasional untuk memampukan pasien memampukan pasien menjadi menjadi partisipan yang partisipan yang produktifproduktif dalam masyarakat dalam masyarakat

Page 110: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Tujuan Rehabilitasi stroke Tujuan Rehabilitasi stroke

( WHO)( WHO)

1.1. MMemperbaiki fungsi emperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang dan fungsi lain yang tergangguterganggu

2.2. Readaptasi sosial dan Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan mental untuk memulihkan hubungan interpersonal hubungan interpersonal dan aktifitas sosialdan aktifitas sosial

3.3. MelaksanakanMelaksanakan aktivitas aktivitas kehidupan sehari-harikehidupan sehari-hari

Page 111: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Tehnik Rehabilitasi Stroke Tehnik Rehabilitasi Stroke 1. 1. KonvensionalKonvensional / / Tradisional Tradisional

• TTujuan mencegah kontraktur ujuan mencegah kontraktur sendi sendi && mengembalikan mengembalikan fungsi motorfungsi motor

• ProgramProgram : : latihanlatihan L LGS, latihan GS, latihan penguatan otot, aktifitas penguatan otot, aktifitas mobilisasimobilisasi

• ““RRehabilitasi kompensasi” ehabilitasi kompensasi” pendekatan unilateralpendekatan unilateral PPemanfaatan sisi yang sehat emanfaatan sisi yang sehat untuk mengkompensasikan untuk mengkompensasikan sisi yang sakitsisi yang sakit asimetriasimetri

• TTeori ini ditinggalkaneori ini ditinggalkan (???) (???)

Page 112: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

22. . Neurofisiologi/Neurofisiologi/ NeurodevelopmentalNeurodevelopmental

a.a. Menggunakan rangsangan Menggunakan rangsangan sensoris sensoris memfasilitasi / memfasilitasi / menginhibisi fungsi motormenginhibisi fungsi motor

b. Menggunakan prinsip urutan b. Menggunakan prinsip urutan normal perkembangan fungsi normal perkembangan fungsi motor pada manusiamotor pada manusia

c. c. Memfasilitasi /menginhibisi Memfasilitasi /menginhibisi fungsi motor melalui refleks-fungsi motor melalui refleks-refleks primitiverefleks primitive

d. d. Menggunakan prinsip Menggunakan prinsip memperbanyak repetisi darimemperbanyak repetisi dari gerakan-gerakan motorisgerakan-gerakan motoris

Page 113: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

ee. . Mengintegrasikan tubuh dan Mengintegrasikan tubuh dan segmen-segmennya dalam satu segmen-segmennya dalam satu kesatuan fungsikesatuan fungsi

f. Penekanan pentingnya interaksi f. Penekanan pentingnya interaksi antara penderita dan terapisantara penderita dan terapis

• Metode melatih secara optimal Metode melatih secara optimal sisi yang sakit sisi yang sakit Didukung Didukung konsep neuroplastisitas + refleks konsep neuroplastisitas + refleks motorik perkembanganmotorik perkembangan

• Prinsip neuroplastisitas Prinsip neuroplastisitas collateral sproutingcollateral sprouting sprouting sprouting dari area normal sekitar lesi dari area normal sekitar lesi pembentukan sinap baru pembentukan sinap baru ””reactive synaptogenesis” & reactive synaptogenesis” & unmaskingunmasking aktifasi jalur-jalur aktifasi jalur-jalur saraf yang tidak difungsikan saraf yang tidak difungsikan sebelum lesi sebelum lesi

Page 114: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Teknik neurofisiologik atau Teknik neurofisiologik atau neurodevelopmental :neurodevelopmental :

a.a. Teknik BruunstromTeknik Bruunstrom

b.b. Teknik RoodTeknik Rood

c.c. Teknik BobathTeknik Bobath

d.d. Teknik Kabat, Knott, Voss Teknik Kabat, Knott, Voss ( (Propriocetive Propriocetive Neuromuscular Neuromuscular FacilitationFacilitation / PNF ) / PNF )

………………………………..Constraint Induced Constraint Induced Movement Therapy (CIMT)Movement Therapy (CIMT)

Page 115: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Peran FisioterapisPeran Fisioterapis Menjaga status paruMenjaga status paru

(problem: tirah baring, immobilisasi, (problem: tirah baring, immobilisasi, hipoventilasi, aspirasi, ggn kesadaran, ggn hipoventilasi, aspirasi, ggn kesadaran, ggn reflek batuk & bersendawa, ggn menelan, reflek batuk & bersendawa, ggn menelan, stress, dll stress, dll komplikasi paru) komplikasi paru)

Tindakan (disesuaikan dengan keadaan Tindakan (disesuaikan dengan keadaan pasien)pasien) Latihan penapasan dgn segala variasiLatihan penapasan dgn segala variasi Perubahan posisiPerubahan posisi Perkusi, vibrasiPerkusi, vibrasi Drainase posturalDrainase postural Latihan batuk efektif & huffingLatihan batuk efektif & huffing Intubasi, mekanikal suctionIntubasi, mekanikal suction

Page 116: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Menjaga status muskuloskeletalMenjaga status muskuloskeletal Memelihara ROM sendi, cegah pemendekan otot dan Memelihara ROM sendi, cegah pemendekan otot dan

kaku sendi (termasuk spastisitas dan pola sinergis)kaku sendi (termasuk spastisitas dan pola sinergis) Latihan pasif/aktif ROM (hati-hati pd sendi bahu sisi lesi)Latihan pasif/aktif ROM (hati-hati pd sendi bahu sisi lesi) Posisioning, otot dalam posisi memanjang, transferPosisioning, otot dalam posisi memanjang, transfer

Merangsang timbulnya gerak volunterMerangsang timbulnya gerak volunter Pemberian teknik-teknik stimulasiPemberian teknik-teknik stimulasi Latihan gerak aktifLatihan gerak aktif

Mencegah DVTMencegah DVT Latihan gerak pasif/aktif pada tungkai & kakiLatihan gerak pasif/aktif pada tungkai & kaki Posisi tungkai elevasiPosisi tungkai elevasi MassageMassage

Memelihara & meningkatkan kemampuan fungsional Memelihara & meningkatkan kemampuan fungsional dasardasar

Latihan gerak aktif Latihan gerak aktif Task related trainingTask related training Latihan aktivitas fungsional (aktivitas di bed, duduk, berdiri)Latihan aktivitas fungsional (aktivitas di bed, duduk, berdiri)

Dilanjutkan dalam program rehabilitasiDilanjutkan dalam program rehabilitasi Mungkin menangani penyakit yang menyertaiMungkin menangani penyakit yang menyertai

Page 117: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Prinsip adalah Prinsip adalah mobilisasi dinimobilisasi dini (dimulai dalam waktu 48 (dimulai dalam waktu 48 jam) dimana latihan aktif dilakukan sedini mungkin, jam) dimana latihan aktif dilakukan sedini mungkin, begitu pasien dinyatakan aman secara medis begitu pasien dinyatakan aman secara medis dilanjutkan dengan latihan duduk dan berdiri bila dilanjutkan dengan latihan duduk dan berdiri bila keadaan pasien memungkinkan.keadaan pasien memungkinkan.

Pasien dinyatakan secara medis aman, bila:Pasien dinyatakan secara medis aman, bila: Status respirasi stabilStatus respirasi stabil Tekanan darah stabil dan dalam batas rambu-rambu aman Tekanan darah stabil dan dalam batas rambu-rambu aman

bagi pasien tersebutbagi pasien tersebut Khususnya untuk perdarahan sub arachnoid, tekanan Khususnya untuk perdarahan sub arachnoid, tekanan

darah harus benar-benar diperhatikan dan biasanya darah harus benar-benar diperhatikan dan biasanya mobilisasi dini lebih lambat dimulainyamobilisasi dini lebih lambat dimulainya

Rambu-rambu tekanan darah secara praktisRambu-rambu tekanan darah secara praktis Tekanan darah normal 110-120/70-80 mmHgTekanan darah normal 110-120/70-80 mmHg Batas hipertensi 140/90 mmHgBatas hipertensi 140/90 mmHg Batas hipotensi 90/60 mmHgBatas hipotensi 90/60 mmHg Batas aman untuk latihan bila sistole naik/turun hingga 20 Batas aman untuk latihan bila sistole naik/turun hingga 20

mmHg dan diastole naik/turun hingga 10 mmHg dari harga mmHg dan diastole naik/turun hingga 10 mmHg dari harga normal pasien bersangkutannormal pasien bersangkutan

Sebaiknya tidak dilatih jika tensi lebih dari 180/110 mmHg Sebaiknya tidak dilatih jika tensi lebih dari 180/110 mmHg atau kurang dari 80/50 mmHgatau kurang dari 80/50 mmHg

Page 118: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

KelelahanKelelahan

Problem utama pd pend. hemiplegiaProblem utama pd pend. hemiplegia Mempengaruhi program rehabilitasi Mempengaruhi program rehabilitasi

dan aktivitas sehari-haridan aktivitas sehari-hari Dapat disebabkan oleh hambatan Dapat disebabkan oleh hambatan

respirasi pd satu sisi paru akibat lesi respirasi pd satu sisi paru akibat lesi torak satu sisitorak satu sisi

Perlu latihan: pernapasan, daya Perlu latihan: pernapasan, daya tahan, konservasi energi, dan tahan, konservasi energi, dan pemberian obat.pemberian obat.

Page 119: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Peranan latihan ADL – Koord HP pasca Peranan latihan ADL – Koord HP pasca strokestroke

HP HP Ggn.fungsi, lumpuh, separuh tbh Ggn.fungsi, lumpuh, separuh tbh akibat ggn.edaran darah otak.akibat ggn.edaran darah otak.

Sering diawali TIA (40%), 13 x ancaman Sering diawali TIA (40%), 13 x ancaman kena strokekena stroke

Penanaman pola diri, penentu Penanaman pola diri, penentu perkembangan pola gerak selanjutnyaperkembangan pola gerak selanjutnya

Exc. Adeguat Exc. Adeguat NHS 90 – 95% pulih. NHS 90 – 95% pulih. HS.HP 60 – 70% pulih (tergantung patologi)HS.HP 60 – 70% pulih (tergantung patologi)

Kerusakan otak fatal dan luas dampaknya.Kerusakan otak fatal dan luas dampaknya. Pemilihan teknik dan pemulihan ADL – Pemilihan teknik dan pemulihan ADL –

KoordKoord memerlukan pendamping.memerlukan pendamping.

Page 120: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Prinsip Latihan ADL – Prinsip Latihan ADL – Koord.Koord.

Bernilai pengobatanBernilai pengobatan

- ADL – Koord > baik, bukan sebaliknya- ADL – Koord > baik, bukan sebaliknya ADL – Koord terpenting ADL – Koord terpenting AKS AKS

- makan, minum- makan, minum - berpakaian- berpakaian

- k. mandi- k. mandi - seks- seks

- rawat diri- rawat diri Mempercepat pend > mandiri.Mempercepat pend > mandiri.

Page 121: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Cegah stroke ulang dgn Cegah stroke ulang dgn OROR

Telah diperbolehkan dokterTelah diperbolehkan dokter Nilai indeks Barthel Nilai indeks Barthel 10 10 MP MP 2 – 3 2 – 3 8 minggu (program formal FT 8 minggu (program formal FT

selesai)selesai)

tergantung kondisi pend.tergantung kondisi pend.

Page 122: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Kegiatan IstirahatKegiatan Istirahat Persiapan pend.Persiapan pend. Penataan ruanganPenataan ruangan

Evaluasi Keberhasilan AKSEvaluasi Keberhasilan AKS

Dinyatakan berhasil, jika :Dinyatakan berhasil, jika : Bantuan org lain ber AKS semakin krgBantuan org lain ber AKS semakin krg Penderita berangsur mandiriPenderita berangsur mandiri Pend. dpt memodifikasi AKSPend. dpt memodifikasi AKS Pend. enjoy Pend. enjoy

Page 123: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

Alat Ukur Indeks BarthelAlat Ukur Indeks Barthel

No Jenis AKS Kriteria

1

2

3

Saya dpt mengendalikan BAB

Saya dpt mengendalikan BAK

Saya dpt memelihara diri : (muka, rambut, gigi, cukur)Saya perlu bantuan

0 = tak pernah1 = kadang-kadang2 = selalu

0 = tak dapat1 = kadang-kadang2 = selalu

0 = selalu1 = tidak pernah

Page 124: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

No Jenis AKS Kriteria

4

5

6

Saya dpt menggunakan toilet

Makan, saya

Naik turun kursi, tempat tidur, saya

0 = sepenuhnya dibantu1 = bantuan jika perlu2 = bebas

0 = tergantung org lain1 = bantuan jika perlu2 = bebas

0 = tak mampu duduk & tergantung org lain u/ pdh

1 = mampu duduk, perlu bnyk bantuan

2 = perlu sedikit bantuan3 = bebas

Page 125: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

No Jenis AKS Kriteria

7

8

9

Jalan, saya

Berpakaian, saya

Naik turun tangga, saya

0 = tdk dpt, saya sepenuhnya ter-gantung pd kursi roda/didorong orang lain

1 = tdk dpt, tetapi di kursi roda saya dpt menjalankan sendiri

2 = dpt, ttp dibantu dgn fisik/kata-kata org lain.

3 = bebas penuh

0 = tergantung org lain1 = kadang-kadang dibantu2 = bebas, termasuk pakai sepatu

0 = tdk mampu1 = perlu bantuan2 = bebas

Page 126: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

No Jenis AKS Kriteria

10

11

Mandi, saya

Aktivitas seks, saya

JUMLAH / BULAN

0 = tergantung org lain1 = bebas, termasuk ke & keluar dari

kamar mandi

0 = sama sekali tidak bergairah1 = ada gairah, ttp tdk dpt melakukan2 = ada gairah, dpt melakukan, ttp

dibantu oleh pasangan3 = ada gairah, dpt melakukan sendiri

dgn puas.

= …………………………………

Page 127: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

INTERPRETASIINTERPRETASI

0 – 40 – 4 = Cacat sangat berat= Cacat sangat berat 5 – 95 – 9 = Cacat berat= Cacat berat 10 – 1410 – 14 = Cacat sedang= Cacat sedang 15 – 1915 – 19 = Cacat ringan= Cacat ringan > 20> 20 = Bebas & fungsi = Bebas & fungsi

penuhpenuh

Page 128: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

SEMOGA BERMANFAATSEMOGA BERMANFAAT

HP = Tidak berarti : HIDUP PRUSTASIHP = Tidak berarti : HIDUP PRUSTASI HP = Berarti : HARAP PENGERTIANHP = Berarti : HARAP PENGERTIAN HP = Berarti : HELLO HP = Berarti : HELLO

PHYSIOTHERAPISTPHYSIOTHERAPIST

Page 129: Maj Ft.neuro Psikiatri (1) Dr Pak Djohan

KEPUSTAKAANKEPUSTAKAAN1.1. Rosa Anggraeni,D. CIMT, Pada Rehabilitasi Stroke, Jakarta, Rosa Anggraeni,D. CIMT, Pada Rehabilitasi Stroke, Jakarta,

200620062.2. Setiawan. Fisioterapi Stroke Hemiplegi, Poltekkes Setiawan. Fisioterapi Stroke Hemiplegi, Poltekkes

Surakarta, 2006Surakarta, 20063.3. Goodman et al. Pathology, Implications For The Physical Goodman et al. Pathology, Implications For The Physical

Therapist, WB, Saunders Company, 1998Therapist, WB, Saunders Company, 19984.4. Joan El. Physiotherapy in Neurology Dysfunction, Alberta Joan El. Physiotherapy in Neurology Dysfunction, Alberta

University, 1997.University, 1997.5.5. Kisner, C. Therapeutic Exercise Techniques 3Kisner, C. Therapeutic Exercise Techniques 3thth, Davis , Davis

Company, 1996.Company, 1996.6.6. J. Petty N. Neuromusculosceletal Examination and J. Petty N. Neuromusculosceletal Examination and

Assessment, Mosby, Toronto, 2001Assessment, Mosby, Toronto, 20017.7. Butler DS, Mobilisation of The Neruous System, Churchill Butler DS, Mobilisation of The Neruous System, Churchill

Livingstone, 1990Livingstone, 19908.8. Darcy Ann et.al, Neurological Rehabilitation, Mosby Darcy Ann et.al, Neurological Rehabilitation, Mosby

Company, Toronto, 1998.Company, Toronto, 1998.9.9. Djohan Aras. Peranan Fisioterapi dan Keluarga pada Djohan Aras. Peranan Fisioterapi dan Keluarga pada

Penderita Hemiplegi Pasca Stroke, Jurusan Fisioterapi Penderita Hemiplegi Pasca Stroke, Jurusan Fisioterapi Poltekkes Makassar, 2003.Poltekkes Makassar, 2003.

10.10. Gordon F. Neil. Stroke, Panduan Latihan Lengkap, Gordon F. Neil. Stroke, Panduan Latihan Lengkap, Penerjemah Sadoso Sumosardjuno, PT. Raja Grafindo Penerjemah Sadoso Sumosardjuno, PT. Raja Grafindo Persada, 2000.Persada, 2000.