ma war

Upload: dhiforester

Post on 30-May-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 Ma War

    1/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 1/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    M A W A R( Rosa damascenaMill. )

    1. SEJARAH SINGKAT

    Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri.Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol ataulambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataranCina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas didaerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis).

    2. JENIS TANAMAN

    Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifasikan sebagai berikut:Kingdom : PlantaeDivisi : SpermatophytaSub-Divisi : AngiospermaeKelas : Dicotyledonae

    Ordo : RosanalesFamili : RosaceaeGenus : RosaSpecies : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dan

    lain-lain.

    Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand(Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium,

  • 8/14/2019 Ma War

    2/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 2/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dantingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2/tahun.

    Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh

    PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda,Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia,Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antaralain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawarhibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Teabertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.

    Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot,Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong.Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan CimacanSalem untuk tanaman taman.

    3. MANFAAT TANAMAN

    1) Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).2) Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.3) Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.4) Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala

    penelitian di Puslitbangtri).

    4. SENTRA PENANAMAN

    Daerah pusat tanaman mawar terkonsentrasi di kawasan Alaska atau Siberia, India,Afrika Utara dan Indonesia. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanamanpot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah,Jawa Timur dan Jakarta.

    5. SYARAT PERTUMBUHAN

    5.1. Iklim

    1) Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan bunga mawar.2) Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik adalah 1500-3000

    mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinarmatahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh.Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang menyebabkanpengeringan tanaman.

  • 8/14/2019 Ma War

    3/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 3/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    3) Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat luas terhadap lingkungantumbuh, dapat ditanam di daerah beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerahpanas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.

    5.2. Media Tanam

    1) Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebunatau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.

    2) Pada tanah latosol, andosol yang memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yangcukup baik.

    3) Derajat keasaman tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Cadan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar,

    mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsur-unsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.

    5.3. Ketinggian Tempat

    Mawar tumbuh baik pada:1) Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18 derajat C dan maksimum

    2830 derajat C.2) Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum 14-16 derajat C, maksimum 2427

    derajat C.3) Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum 13,7-15,6 derajat C dan maksimum

    19,5-22,6 derajat C.

    Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktifberbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.

    6. PEDOMAN BUDIDAYA

    6.1. Pembibitan

    1) Persyaratan Benih

    Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat dengan memasukan kedalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang).

  • 8/14/2019 Ma War

    4/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 4/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    2) Penyiapan Benih

    Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji:a) Pemilihan buah

    - Pilih buah mawar dari tanaman induk yang sudah produktif berbunga danjenis unggul sesuai keinginan.

    - Petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon.b) Perlakuan After Ripening

    - Siapkan media semai berupa tanah berhumus dan berpasir (1:1).- Masukkan (isikan) media tadi ke dalam bak persemaian atau wadah yang

    praktis dan layak digunakan untuk tempat semai.- Siram media semai dengan air bersih hingga cukup basah (lembab).- Tanamkan buah mawar satu persatu kedalam media semai hingga cukup

    terkubur sedalam 0,5-1,0 cm.- Biarkan buah mawar hingga kulit luarnya membusuk pada kondisi media

    yang lembab, beraerasi baik, dan suhu udaranya sekitar 5 derajat C. Waktuyang diperlukan pada perlakuan After Ripening berkisar antara 50-270 hari(tergantung jenis mawar).

    3) Teknik Penyemaian Benih

    a) Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam mediasemai.

    b) Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang tenggelam bila dimasukkan kedalam air

    c) Cuci biji mawar dengan air bersih.d) Tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada

    bak persemaian.e) Semaikan biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris 5-

    10 cm. Biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai.

    4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

    a) Siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari.b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil

    yang sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).

    5) Pemindahan Bibit

    Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempatpenanaman yang tetap (permanen)

    6.2. Pengolahan Media Tanam

  • 8/14/2019 Ma War

    5/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 5/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun, taman dan dalam pot.Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan dalampot/polybag.

    1) Persiapan

    a) Penyiapan lahan kebun/taman- Lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan mendapat

    sinar matahari langsung (terbuka).- Bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil.

    b) Penyiapan media dalam pot- Siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk kandang,

    kompos, Super TW Plus) dan pasir. Komposisi media campuran tanah,pupuk kandang, kompos dan pasir, 1:1:1. Campuran tanah dengan SuperTW Plus perbandingan 6:1.

    - Sediakan pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tanamanmawar. Pot yang paling baik adalah pot yang terbuat dari bahan tanah dantidak dicat.

    - Siapkan bahan-bahan penunjang lainnya seperti pecahan bata merah ataugenteng atau arang. Bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pengisapkelebihan air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tanaman kepot atau tempat tanam yang baru.

    c) Pengisian media tanam ke dalam pot- Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air.- Basahi pot dengan air hingga cukup basah.

    - Isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot setebal 1 cmsampai sepertiga bagian pot, lubang pembuangan air di dasar pot jangantersumbat.

    - Isikan serasah (humus) secara merata setebal 1cm di atas lapisan batamerah/genting.

    - Isikan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos(1:1:1) atau campuran tanah dengan pupuk organik Super TW Plus (6:1)ditambah sedikit abu dapur. Pengisian media sampai 90 % penuh atau 0,5-1,0 cm di bawah batas permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami bibit(tanaman) mawar.

    2) Pembukaan Lahan

    a) Tanah dicangkul/dibajak sedalam 30 cm hingga gembur.b) Biarkan tanah dikeringanginkan selama 1530 hari agar matang dan bebas dari

    gas-gas beracun.

    3) Pembentukan Bedengan

  • 8/14/2019 Ma War

    6/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 6/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarakantar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akandirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibuat bentuk-bentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang

    serasi dengan lingkungan sekitarnya.

    4) Pemupukan

    Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambilmerapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan(diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.

    6.3. Teknik Penanaman

    1) Penentuan Pola Tanaman

    Buat lubang tanam pada jarak 6060 cm atau 7070 cm, tergantung jenis mawardan kesuburan tanahnya.

    2) Pembuatan Lubang Tanam

    Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya diperoleh lubang

    berbentuk silindris. Ukuran lubang 454545 cm. Kedalaman yang baik yaitu bilatanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagian percabangan utama (budunion) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak dapatmenembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam,cukup 4555 cm.

    Pada saat membuat lubang, tanah di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkanterpisah, karena akan digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila daerah itutertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dandiletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, denganmemasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan terbalik. Topsoil dicampur dengan bahan organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk kandangdan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1 bagian bahan organik.

    Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organik (dalam jumlah lebihbanyak dari pada campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga dipakaitepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik sampai membentukgundukan.

    3) Cara Penanaman

  • 8/14/2019 Ma War

    7/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 7/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila keadaan airnyamemadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yangditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.

    Cara penanaman bibit mawar cabutan :a) Bongkar bibit tanaman mawar dari kebun pembibitan secara cabutan.b) Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 2025 cm agar

    habitus tanaman menjadi perdu (pendek).c) Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril.d) Rendam bibit mawar dalam air atu larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti

    Dekamon 12 cc/liter selama 1530 menit.e) Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur

    menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkalleher batang.

    f) Padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akar-

    akarnya dapat kontak langsung dengan air tanah.g) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman hingga basah.h) Pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi

    tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari.

    Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawarcabutan. Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersamatanah dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag adalahsebagai berikut:a) Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.b) Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian

    dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar)dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawardapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.

    c) Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh harisebelumnya. Letak bibit mawar tepat di tengah-tengah lubang tanam, kemudianurug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan

    d) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah. Bibitmawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahatdulu.

    6.4. Pemeliharaan Tanaman

    1) Penyiangan

    Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapatmenghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/paritantar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.

  • 8/14/2019 Ma War

    8/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 8/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabutrumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman ataumembersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.

    2) Pemupukan

    Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalahpupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambatdipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandinganpupuk NPK 5:15:5.

    Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90135 kg Nditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkanhasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu

    dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 715 hari setelah tanam.Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 34 bulan sekali, tergantung keadaanpertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuranpupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg

    K2O/ha/tahun atau setara dengan urea 1350 kg ditambah TSP 2100 kgditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 -

    1/3 dosispupuk 337,5450 kg Urea ditambah 525700 kg TSP ditambah 100133 kg KClper hektar.

    Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dansetelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam parit-parit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman,kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.

    3) Pengairan dan Penyiraman

    Pengairan dan penyiraman dilakukan:a) Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan

    secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsurdikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).

    b) Waktu pemberian air yang baik pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan

    penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.c) Cara pengairan adalah dengan disiram secara merata menggunakan alat bantuemrat (gembor).

  • 8/14/2019 Ma War

    9/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 9/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    7. HAMA DAN PENYAKIT

    7.1. Hama

    1) Kutu daun (Macrosiphum rosaeLinn., Aphids)Kutu daun, kecil, panjang 0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang tidakbersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan kuncup bunga.Gejala: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal,pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektorvirus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel padapermukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodiumsp.). Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprotinsektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC,Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.

    2) KumbangTiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer (Macrodactylissubspinosus), Fuller (Autoserica castanca) dan Curculio (Rhyncite bicolor).Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm,kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm. Kumbang Curculio

    berwarna merah bergaris hitam 5 mm. Gejala: memakan daun, tangkai dankuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang diserang. Larvasering memakan perakaran tanaman. Pengendalian: mengumpulkan danmemusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisidaHostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada

    konsentrasi yang dianjurkan.

    3) Siput berbulu

    Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.Gejala: pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daunsebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun.Pengendalian: merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dandisemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yangdianjurkan.

    4) Tungau (Tetranychus telarius)

    Tungau mirip laba-laba, sangat kecil 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning.Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca lembab dan panas, serta sirkulasiudara kurang baik. Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan seltanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik merahberwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan. Pengendalian: disemprotinsektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau Mitac 200EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yangdianjurkan.

  • 8/14/2019 Ma War

    10/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 10/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    5) Thrips

    Hama ini berukuran sangat kecil 1 mm, berwarna kuning-oranye/kuningkecoklat-coklatan. Gejala: merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutamabunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang

    lainnya. Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dandisemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.

    6) Nematoda akar (Meloidgynesp.)Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat dengan mikroskop).Gejala: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batangsehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangankekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar. Pengendalian: pergilirantanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) :Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam.

    7) Hama-hama lain:a. Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang daun dan kuncup bunga sehingga

    menjadi rusak/bolong-bolong. Pengendalian: disemprot insektisida Hostathion40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor 70 WSpada konsentrasi yang dianjurkan.

    b. Serangga malam (Night feeding insect), menyerang daun dan bunga.Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan padapengendalian ulat daun.

    c. Serangga pengisap sel tanaman (Leaf hoppers), menyerang daun hinggabintik-bintik putih membentuk lingkaran. Pengendalian: disemprot denganinsektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.

    d. Lalat (Dasyncura rhodophaga), ukuran tubuh kecil 1,2 mm, warna coklatkemerah-merahan/kekuning-kuningan. Telur diletakkan pada tunas baru,setelah menjadi larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan diri ketanah, kemudian dalam waktu satu minggu berubah menjadi lalat.Pengendalian: memusnahkan tanaman yang terserang berat dengan dibakar,menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion 50 EC,Meothrin 50 EC atau Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.

    e. Kutu batang (Aulacaspis rosae) dari famili Coccidae, berukuran kecil 3 mm,Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang

    terserang akan layu, lambat laun mengering (mati). Pengendalian: memangkasbagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprotdengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.

    f. Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh kecil panjang 8 mm,warna hitam-metalik, Gejala: melubangi sekaligus merusak batang bagiandalam. Tanaman yang diserang menjadi layu. Pengendalian: memangkasbagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot denganinsektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 ECpada konsentrasi yang dianjurkan.

  • 8/14/2019 Ma War

    11/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 11/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    7.2. Penyakit

    1) Bercak hitam

    Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae(Lib.) Lind. (Black spot). Gejala:daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun bercak-bercak

    berdiameter 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadikuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak dantajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran. Pengendalian non-kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga kebersihan kebun(sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktifPropineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.

    2) Karat daunPenyebab: cendawan (jamur) Phragmidiummucronatum(Pers. ex Pr.) Schlecht.

    Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, padasisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yangterserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non-kimiawi:pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan. Pengendaliankimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb padakonsentrasi yang dianjurkan.

    3) Tepung mildewPenyebab: cendawan Oidium sp. Gejala: terdapat tepung/lapisan putih padapermukaan daun sebelah bawah dan atas. Daun/bagian tanaman yang terserangakan berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat laun kekuning-kuningan dan akhirnya daun-daun cepat rontok (gugur). Pengendalian non-kimiawi: memetik daun yang terserang untuk dimusnahkan dan menjagakebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisidaBelerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.

    4) Bengkak pangkal batangPenyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn. Gejala:terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah, sehinggatanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati. Pengendalian non-kimiawi: mencabuttanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tanaman

    (pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang bersih dan steril.Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktifStreptomisin atau Oksitetrasikin.

    5) Mosaik (belang-belang)Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus). Gejala: daunmenguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala. Pengendalian:penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif,penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar

  • 8/14/2019 Ma War

    12/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 12/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepadatanaman yang lainnya.

    6) Bercak daun

    Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. danAlternariasp. Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-dauntua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman. Pengendalian non-kimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan dan menjagakebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yangmengandung bahan aktif Tembaga (Cu).

    7) Jamur upasPenyebab: cendawan Corticium salmonicolor(Berk. et Br.) Tjokr. Gejala: terdapatlapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang akanmembusuk serta mati. Pengendalian non-kimiawi: mengelupaskan kulit dan

    mengerok bagian tanaman yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pulasekaligus memotong bagian batang yang terinfeksi berat. Pengendalian kimiawi:disemprot fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.

    8) Busuk bungaPenyebab: cendawan Botrytis cinereaPers. Fr. Gejala: kuntum bunga yang telahmembuka membusuk berwarna coklat, dan berbintil-bintil hitam. Pengendaliannon-kimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong kertasminyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin.Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.

    9) Penyakit FisiologisPenyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, danKalium. Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda(pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil).Kekurangan phosfor menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkankurang kalium daun-daun menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya.Pengendalian: pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2Oataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuaidengan gejala defisiensi.

    8. PANEN

    8.1. Ciri dan Umur Panen

    Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong :kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bungatabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar penuh.

  • 8/14/2019 Ma War

    13/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 13/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapanair tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong melakukanpemetikan bunga mawar pada malam hari.

    8.2. Cara Panen

    Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga pada bagiandasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotongbunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, bersih dansteril.

    8.3. Periode Panen

    Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen padaumur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan

    pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.

    8.4. Prakiraan Produksi

    Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas unggul dapatmenghasilkan 120.000280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi initergantung pada varietas mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatantanaman selama di kebun.

    9. PASCAPANEN9.1. Pengumpulan

    1) Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:a. Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah

    (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawahterendam air.

    b. Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkanpenanganan berikutnya.

    2) Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:

    Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke dalam suatu wadah(keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).

    9.2. Penyortiran dan Penggolongan

    1) Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri.2) Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan

    warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai

  • 8/14/2019 Ma War

    14/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 14/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkailebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.

    9.3. Penyimpanan

    1) Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruangpenyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90%.

    2) Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dansirkulasi udara baik.

    9.4. Pengemasan dan Pengangkutan

    1) Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan.Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga.

    2) Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasiudara baik.

    3) Angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar.4) Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas basah atau masukkan ke dalam botol

    plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh.5) Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar agar kondisi

    ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab.

    10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

    10.1.Analisis Usaha Budidaya

    Perkiraan analisis usaha budidaya mawar seluas 1100 m2 selama 1 tahun yangdilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. Produksi per m2 /tahun minimal 50kuntum bunga dan harga penjualan terendah Rp. 200,-/kuntum.

    1) Biaya produksia. Sewa lahan Rp. 175.000,-

    b. Bibit : 3300 batang Rp. 1.750.000,-c. Pupuk

    - Pupuk kandang 2.000 kg @ Rp.150,- Rp. 300.000,-- Urea 30 kg @ Rp. 1.500,- Rp. 45.000,-- NPK 20 kg @ Rp. 2.000,- Rp. 40.000,-- TSP 100 kg @ Rp. 1.800,- Rp. 180.000,-- KCL 30 kg @ Rp. 1.650,- Rp. 49.500,-

    - Pupuk daun 5 liter @ Rp. 40.000,- Rp. 200.000,-d. Pestisida

    - Furadan 2 kg @ Rp. 16.000,- Rp. 32.000,-- Insektisida 4 kg @ Rp. 25.000,- Rp. 100.000,-

  • 8/14/2019 Ma War

    15/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 15/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    - Fungisida 4 liter @ Rp. 50.000,- Rp. 200.000,-e. Tenaga kerja

    - Pengolahan tanah borongan Rp. 100.000,-- Pembuatan bedengan 10 HKP Rp. 100.000,-

    - Pemasangan pupuk kandang Rp. 60.000,-- Penanaman 10 HKW Rp. 75.000,-- Pengairan selama 1 tahun Rp. 100.000,-- Penyiangan & pemupukan susulan 1 th. Rp. 120.000,-- Pemangkasan Rp. 30.000,-- Penyemprotan selama 1 tahun Rp. 300.000,-- Panen dan pascapanen Rp. 300.000,-- Penunggu 1 orang 1 tahun Rp. 1.500.000,-

    f. Biaya cadangan Rp. 500.000,-Jumlah biaya produksi Rp. 5.756.500,-

    2) Pendapatan : 55.000 x Rp 200,- Rp. 11.000.000,-

    3) Keuntungan Rp. 5.243.500,-

    4) Keuntungan per bulan Rp. 436.950,-

    5) Parameter kelayakan usaha1. Rasio output/input = 1,911

    Catatan : HKP = Hari kerja Pria, HKW = Hari Kerja Wanita

    10.2.Gambaran Peluang Agribisnis

    Bunga mawar mempunyai potensi ekonomi dan sosial yang tinggi. Salah satu negaraprodusen bunga-bungaan terbesar di dunia adalah Belanda. Diantara 10 jenis bungapotong Belanda, ternyata mawar menempati urutan teratas dan paling besar dalamperaihan (perolehan) devisa negara tersebut.

    Peningkatan permintaan bunga potong dan tanaman hias terjadi di Indonesia, karenaselama periode tahun 19851991 ekspor komoditas ini meningkat dari 476 tonmenjadi 4.881 ton.Berarti prospek pengembangan budidaya mawar di negeri kita

    diperkirakan sangat cerah. Mawar diperdagangkan sebagai bunga potong, tabur dantanaman pot.

    Mengingat kepentingan nilai ekonomi dan meningkatnya permintaan bunga potongatupun tanaman hias di dalam dan luar negeri, maka pengembangan budidayamawar perlu diarahkan untuk skala agribisnis yang sesuai dengan permintaan pasar.

    Permintaan bunga mawar di pasar dalam negeri (domestik) cenderung meningkat,terutama di kota-kota besar. Jakarta menyerap bunga-bunga terbesar dengan omzet

    dan peredaran uang mencapai Rp 25,8 miliar per tahun. Permintaan bunga mawar

  • 8/14/2019 Ma War

    16/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 16/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    20.000 kuntum per hari hal ini memberikan gambaran cerah bagi kalanganwirausahawan di berbagai daerah (wilayah) di Indonesia untuk mengelola agribisnisbunga mawar, terutama yang lokasinya strategis dekat dengan kota-kota besar.

    11. STANDAR PRODUKSI

    11.1.Ruang Lingkup

    Standar mawar bunga potong meliputi ruang lingkup, deskripsi, klasifikasi, syaratmutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.

    11.2.Diskripsi

    Standar mutu mawar bunga potong di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional

    Indonesia SNI01-4491-1998.

    11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu

    Berdasarkan kualitasnya,mawar bunga potong diklasifikasikan dalam 4 kelas, yaitu:a) Mutu AA: sempurna, bunga dipanen pada stadia kuncup setengah mekar dan

    berwarna, ditandai dengan kelopak bunga mekar 2 lembar, ukuran seragam,bebas organisme pengganggu tumbuhan, tidak terjadi kerusakan mekanis/fisik,tidak mengandung sisa pestisida serta kotoran dan duri telah dibersihkan daritangkai bunga.

    b) Mutu A: sama dengan ciri AA dengan toleransi 5 % boleh menyimpang.c) Mutu B: sama dengan ciri AA dengan toleransi 10 % boleh menyimpangd) Mutui C: selain AA, A dan B

    Adapun spesifikasi syarat dan mutu untuk mawar bunga potong adalah sebagaiberikut:1) Panjang tangkai

    a. Tipe standar (cm): mutu AA>65; mutu A=55-64; mutu B=40-54; mutu C=25-39b. Type spray (cm): mutu AA>55; mutu A=46-55; mutu B=35-45; mutu C< 35

    2) Diameter kuncup bunga 1/2 mekara. Type standar (cm): mutu AA>2.5; mutu A>2.5; mutu B>2.5; mutu C>2.0

    b. Tipe spray (cm): mutu AA>1.5; mutu A>1.5; mutu B>1.5; mutu C>1.23) Jumlah Kuntum bunga mekar per tangkai

    a. Tipe spray (kuntum): mutu AA> 6; mutu A> 6; mutu B> 6; mutu C

  • 8/14/2019 Ma War

    17/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 17/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    8) Keadaan minimun tangkai bunga: mutu AA=kuat/lurus,tdk pecah, tdk bercabang;mutu A=idem; mutu B=idem; mutu C=kurang kuat/lurus, tdk pecah, tidakbercabang

    9) Daun pada 2/3 bagian tangkai: mutu AA=lengkap & sehat; mutu A=idem; mutu

    B=idem; mutu C=idem10) Kerusakan/cacat (%):mutu AA= 0; mutu A=0; mutu B=0; mutu C

  • 8/14/2019 Ma War

    18/18

    TTG BUDIDAYA PERTANIAN

    Hal. 18/ 18Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

    Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

    12. DAFTAR PUSTAKA

    1) Rukmana, Rahmat. 1995. Mawar. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.2) Soekarno dan Nampiah. 1990. Mawar. Jakarta : Penebar Swadaya.

    Jakarta, Februari 2000

    Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENASEditor : Kemal Prihatman

    KEMBALI KE MENU

    http://../ttg_pertanian.pdfhttp://../ttg_pertanian.pdfhttp://../ttg%20pertanian.pdf