ltm repro 2 perubahan anatomi dan hormonal pada ibu hamil

15
Perubahan Anatomi dan Hormonal pada Ibu Hamil Perubahan antomi dan fisiologi pada perempuan yang sedang hamil biasanya terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut selama kehamilan. Mayoritas perubahan yang terjadi dikarenakan respon tubuh terhadap janin. 1 Adaptasi secara fisiologis maupun anatomis pada seorang ibu terjadi ketika ibu sedang hamil, keadaan ini bertujuan untuk 2 : Menyuport bayi di dalam kandungan untuk hidup (dalam hal nutrisi, oksigen, dan sebagainya) Menjaga bayi di dalam kandungan dari kelaparan, obat-obatan, dan toksin Mempersiapkan uterus untuk proses kelahiran Menjaga ibu dari kemungkinanan gagal kardiovaskular pada saat melahirkan Uniknya, perubahan ini akan kembali seperti semula ketika keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai. Perubahan anatomi dan fisiologis dapat terjadi di berbagai sistem tubuh perempuan yang hamil tersebut, diantaranya adalah 1 : 1. Sistem Reproduksi 1 a. Uterus Pada perempuan yang tidak hamil uterus memiliki berat sebesar 70 gram dan kapasitasnya 10 mL bahkan kurang. Normalnya pada perempuan yang sedang hamil, uterus harus mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion di dalamnya. Maka, uterus dapat menampung volume dari 5 hingga 20 liter dengan berat rata-rata 1100 gram pada akhir kehamilan. Pembesaran ini meliputi peregangan uterus dan penebalan sel-sel otot pada uterus. Bersamaan dengan hal itu akan terjadi penumpukan jaringan ikat dan elastin pada lapisan otot luar. Kerjasama seluruh jaringan ini akan membuat uterus menjadi lebih kuat. Pada daerah korpus uterus akan menebal dibulan pertama namun seiring bertambahnya usia kehamilan maka ketebalan pada korpus akan berkurang. Penebalan uterus dipengaruhi oleh hormone esterogen dan sedikit progesterone. Posisi plasenta juga akan mempengaruhi penebalan dari sel otot uterus tersebut. Uterus akan mengelilingi tempat dari Rhea Putri Ulima 1006685014 Modul Reproduksi Fakultas Kedokteran Universitas

Upload: alfiani-citoz

Post on 29-Dec-2015

96 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Perubahan Anatomi dan Hormonal pada Ibu Hamil

Perubahan antomi dan fisiologi pada perempuan yang sedang hamil biasanya terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut selama kehamilan. Mayoritas perubahan yang terjadi dikarenakan respon tubuh terhadap janin.1 Adaptasi secara fisiologis maupun anatomis pada seorang ibu terjadi ketika ibu sedang hamil, keadaan ini bertujuan untuk2 :

Menyuport bayi di dalam kandungan untuk hidup (dalam hal nutrisi, oksigen, dan sebagainya)

Menjaga bayi di dalam kandungan dari kelaparan, obat-obatan, dan toksin Mempersiapkan uterus untuk proses kelahiran Menjaga ibu dari kemungkinanan gagal kardiovaskular pada saat melahirkan

Uniknya, perubahan ini akan kembali seperti semula ketika keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai. Perubahan anatomi dan fisiologis dapat terjadi di berbagai sistem tubuh perempuan yang hamil tersebut, diantaranya adalah1 :

1. Sistem Reproduksi1

a. UterusPada perempuan yang tidak hamil uterus memiliki berat sebesar 70 gram dan

kapasitasnya 10 mL bahkan kurang. Normalnya pada perempuan yang sedang hamil, uterus harus mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion di dalamnya. Maka, uterus dapat menampung volume dari 5 hingga 20 liter dengan berat rata-rata 1100 gram pada akhir kehamilan.

Pembesaran ini meliputi peregangan uterus dan penebalan sel-sel otot pada uterus. Bersamaan dengan hal itu akan terjadi penumpukan jaringan ikat dan elastin pada lapisan otot luar. Kerjasama seluruh jaringan ini akan membuat uterus menjadi lebih kuat. Pada daerah korpus uterus akan menebal dibulan pertama namun seiring bertambahnya usia kehamilan maka ketebalan pada korpus akan berkurang. Penebalan uterus dipengaruhi oleh hormone esterogen dan sedikit progesterone. Posisi plasenta juga akan mempengaruhi penebalan dari sel otot uterus tersebut. Uterus akan mengelilingi tempat dari implantasi plasenta dan akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan dengan bagian uterus lainnya, maka hal ini akan menyebabkan uterus menjadi tidak rata. Kejadian ini disebut sebagai tanda Piscaseck.

Pada awal kehamilan tuba falopii, ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit di bawah apeks fundus, namun ketika pada akhir kehamilan letaknya akan bergeser ke sebelah atas pertengahan uterus.

Pada minggu-minggu awal kehamilan bentuk uterus masih seperti biasanya, berbentuk seperti buah alpukat. Seiring berjalannya waktu, maka bentuk fundus dan korpus dari uteri akan menjadi sferis pada akhir trimester pertama. Panjangnya akan bertambah lebih cepat dibandingkan dengan lebar dari uterus sehingga akan membentuk oval. Pada minggu pertama ismus uteri akan mengalami hipertrofi layaknya korpus uteri yang akan mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak. Hal ini dikenal sebagai tanda Hegar.

Rhea Putri Ulima1006685014Modul ReproduksiFakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Gambar 1. Hegar sign3

Ketika akhir trimester pertama pula, uterus akan terus membebsar hingga uterus menyentuh rongga dinding abdomen, mendorong usus ke arah samping dan atas. Janin akan terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah kanan (dekstrorotasi). Hal ini dikarenakan adanya rektosigmoid pada daerah kiri pelvis. Pada triwulan akhir kehamilan, ismus akan menjadi segmen bawah dari uterus. Pada saat ini pula otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi hingga segmen bawah uterus semakin melebar dan menipis. Batas antara segmen yang tebal dan tipis tersebut disebut dengan lingkaran retraksi fisiologis.

b. ServiksPada perempuan yang tidak sedang hamil, serviksnya mengandung kolagen yang

terbungkus rapat namun tidak beraturan. Kolagen akan secara aktif disintesis pada saat kehamilan. Sintesis ini dilakukan oleh kolagenase untuk meremodel kolagen yang disekresi oleh sel-sel serviks dan neutrofil. Kolagen akan didegradasi oleh kolagenase intraselular agar prokolagen yang tidak sempurna hancur sehingga kolagen yang lemah tidak terbentuk dan janin di dalam rahim dapat tetap terjaga tidak keluar melalui serviks begitu saja. Sedangkan peran kolagenase ekstraselular secara lambat akan membuat matriks kolagen melemah sehingga memudahkan proses persalinan pada ibu hamil yang siap bersalin.

c. OvariumPada saat hamil, proses ovulasi dan pematangan folikel akan terhenti sementara dan

hanya akan ditemukan satu korpus luteum pada ovarium. Folikel ini akan berfungsi secara maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Kemudian akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang minimal.

d. Vagina dan PerineumKetika perempuan sedang hamil, maka akan terjadi peningkatan dari vaskularisasi

dan hiperemia pada kulit dan otot di perineum dan vulva. Keadaan ini disertai penipisan mukosa dan menghilangnya jaringan ikat dan hipertrofi dari sel otot polos. Hal inilah yang menyebabkan vagina berwarna keunguan dan dikenal dengan tanda Chadwick.

Perubahan pada vagina ini merupakan fase persiapan vagina untuk persalinan yang membutuhkan vagina yang regang dengan mukosa yang semakin tebal, jaringan ikat yang

mengendor, dan hipertrofi dari sel otot polos. Regangan ini akan menyebabkan vagina menjadi lebih panjang. Papil mukosa juga akan mengalami hipertrofi dan membentuk gambaran seperti paku sepatu.

Vagina juga akan mengeluarkan cairan. Volume sekresi ini akan meningkat, dimana sekresi yang dihasilkan vagina berwarna keputihan, menebal, dengan pH pada kisaran 3,5-6. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan dari produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel dari vagina sebagai respons dari Lactobacillus acidophilus.

2. Kulit1

Pada dinding perut akan terjadi perubahan kulit menjadi berwarna kemerahan dan kusam. Terkadang hingga daerah payudara dan paha. Hal ini disebut dengan nama striae gravidarum. Striae ini terjadi karena pembesaran berlebihan pada payudara. Pembesaran payudara ini disebabkan karena adanya chorionic somatotropin, esterogen, dan progesterone.4 Pada perempuan yang multipara akan dapat ditemukan garis berwarna perak berkilau selain striae tersebut. Garis ini adalah sikatrik dari striae sebelumnya. Kejadian ini dapat terjadi serupa dengan tempat predileksi lainnya, diantaranya adalah :

Ukuran dan variasi pada wajah dan leher (chloasma atau melasma gravidum). Pigmentasi berlebih pada aerola dan daerah genital. Namun pigmentasi ini akan

berkurang setelah persalinan. Kontrasepsi oral juga dapat menyebabkan keadaan ini.o Hiperpigmentasi ini dapat dihasilkan dari cadangan melanin pada epidermal

dan dermal, namun penyebab pastinya masih belum diketahui. Pada akhir bulan kedua kehamilan, kadar yang MSH meningkat masih diragukan sebagai penyebabnya.

o Esterogen dan progesterone yang memiliki peran dalam melanogenesis diduga menjadi faktor pendorongnya. Kedua hormone ini dapat menstimulasi melanosit sehingga terjadi hiperpigmentasi kulit.

Meningkatnya esterogen dapat menyebabkan perubahan pada kulit seperti spider angioma dan palmar eritema.

3. Payudara1

Air susu dari payudara perempuan yang sedang hamil tidak dapat keluar dikarenakan adanya prolactin inhibiting hormone yang menekan sekresi dari hormon prolaktin. Namun setelah bulan pertama kehamilan, perempuan ini akan mengeluarkan cairan berwarna kekuningan yang disebut dengan kolostrum. Kolostrum ini disekresi dari kelenjar asinus.

Pada awal kehamilan pula, payudara perempuan akan terasa lebih lunak. Melewati bulan kedua, ukuran payudara akan bertambah dan vena di bawah kulit akan mulai terlihat, puting payudara akan menjadi lebih besar hitam, dan tegak. Kadar esterogen yang tinggi dan progesterone yang dihasilkan oleh plasenta dapat menyebabkan bertambahnya ukuran payudara dan menjadi tegang. Lebih spesifiknya, esterogen akan merangsang pertumbuhan duktus kelenjar mamae dan jaringan payudara. Sedangkan progesterone berperan dalam perkembangan dari sistem alveoli kelenjar susu.4

Seusai persalinan, kadar progesterone dan esterogen menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap alfa-laktalbumin akan hilang. Hal ini akan menyebabkan

prolaktin meningkat dan merangsang sintesis dari lactose dan pada akhirnya meningkatkan produksi air susu. Di bulan yang sama, aerola ibu akan menjadi lebih besar dan kehitaman.

Kelenjar sebasea dari aerola (kelenjar Montgomery) akan membesar dan cenderung menonjol keluar. Apabila payudara semakin membesar maka striae yang terlihat pada perut juga akan muncul. Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak memiliki hubungan dengan jumlah air susu yang akan dihasilkan nantinya ketika setelah persalinan.

4. Perubahan metabolit1

Penambahan berat badan yang terjadi pada ibu hamil sebagian besar terjadi karena bayi yang sedang tumbuh di dalam uterus ibu. Diikuti dengan perkembangan payudara ibu, penambahan volume darah dan cairan ekstraselular. Diperkirakan penambahan berat badan yang terjadi sebanyak 12,5 kg. Standart penambahan berat badan dapat diperhitungkan dari besar IMT yang dimiliki ibunya.

Tabel 1. Rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa tubuh

Kategori IMT Rekomendasi penambahan BB (kg)Rendah <19,8 12,5 – 18 Normal 19,8 - 26 11,5 – 16Tinggi 26 - 29 7 – 11,5Obesitas >29 ≥7Gemeli 16 - 20,5

Pada saat awal kehamilan, akan terjadi peningkatan jumlah cairan. Hal ini terjadi secara fisiologis. Hal ini terjadi karena menurunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang disebabkan karena menurunnya ambang rasa haus dan sekresi dari vasopressin.

Peningkatan tekanan vena kava pada bagian bawah uterus akan menyebabkan oklusi parsial vena kava yang pada akhirnya akan menyebabkan pitting edeme pada kaki dan tungkai, terutama pada usia akhir kehamilan.

Kadar konsentrasi lemak, lipoprotein, apolipoprotein, pada plasma akan meningkat seiring dengan kehamilannya. Lemak ini sebagian besar disimpan pada sentral dan kemudian akan digunakan oleh fetus sebagai nutrisi. Regulasi lemak ini dipengaruhi oleh hormon progesterone dan esterogen. LDL akan sampai pada puncaknya ketika hamil usia ke-36 minggu. HDL sampai pada puncaknya ketika usia kehamilan ke-25 minggu dan berkurang hingga minggu ke-32 kemudian akan menetap.

Gejala metabolit lainnya yang dirasakan ibu hamil adalah mudah lelah pada trimester pertama. Hal ini dikarenakan sedang menurunnya BMR. Seiring bertambahnya usia kehamilan, maka rasa lelah yang dirasakan ibu hamil tersebut akan sedikit demi sedikit berkurang dan menghilang. Maka ibu hamil akan tampak lebih segar kembali.4

5. Sistem Kardiovaskular2

Progesteron akan menurunkan resistensi vascular sistemik ketika kehamilan, yang kemudian akan diikuti oleh menurunnya tekanan darah. Respon yang ditemukan adalah cardiac output akan bertambah sebanyak 30-50%.

Aktivasi dari sistem rennin-angiotensin akan membuat sirkulasi angiotensin II meningkat. Hal ini akan menyebabkan retensi sodium dan air sehingga volume darah akan bertambah sebanyak 40%.

6. Sistem Pencernaan1,2

Semakin besarnya uterus tentunya akan menggeser letak lambung dan usus. Hal ini dapat menyebabkan penurunan motilitas otot polos pada saluran pencernaan dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di dalam lambung sehingga menyebabkan pyrosis (heartburn) yang disebabkan karena tonus sfingter bawah esofagus menurun karena perubahan letak lambung sehingga menyebabkan refluks asam lambung. Selain itu progesterone akan membuat otot polos gastrointestinal menjadi relaksasi sehingga menyebabkan keterlambatan pengosongan lambung dan meningkatkan refluks.

Penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas dapat menyebabkan mual dan konstipasi. Konstipasi disertai peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena adanya pembesaran uterus dapat menyebabkan pendarahan.

Gusi yang lebih hiperemis dan lunak dapat menyebabkan mudahnya terjadi pendarahan apabila ada trauma sedang saja. Sedangkan hati tidak mengalami perubahan anatomi maupun morfologinya. Pada uji fungsi hati, kadar alkalin fosfatase akan meningkat hingga dua kali lipat, sedangkan serum aspartat, alani transamin, gamma-glutamil transferase, albumin, dan bilirubin akan menurun. Kehamilan dapat menjadi faktor predisposisi dari kolelitiasis (batu empedu). Penyebab mayor pada kejadian batu empedu di ibu hamil adalah batu kolesterol.

Kehamilan adalah “diabetogenic state” dengan penampakan resistensi insulin dan berkurangnya uptake glukosa perifer (karena meningkatnya level hormon plasenta anti-insulin, terutama human placental lactogen (hPL). Mekanisme ini diatur untuk memastikan suplai glukosa ke fetus secara terus menerus.

7. Sistem Kemih1

Ketika bulan pertama kehamilan, uterus akan menekan kandung kemih sehingga perempuan hamil cenderung lebih sering ingin berkemih dibandingkan dengan perempuan tidak hamil. Keadaan ini akan semakin hilang ketika usia kehamilan bertambah karena uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas rongga panggul, kemudian keluhan tersebut akan muncul kembali.

Ketika hamil, ukuran ginjal juga akan membesar. GFR dan renal plasma flow juga akan meningkat. Pada ureter akan terjadi dilatasi, sisi kanannya akan lebih membesar dibandingkan ureter kiri. Hal ini mungkin terjadi karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmoid dan terdapat tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus, karena adanya kejadian deksorotasi uterus. Dapat juga disebabkan karena ovarium kanan dengan posisi melintang di atas ureter kanan. Hormon progesteron juga mempengaruhi kejadian ini.

8. Sistem endokrin2

Hormon-hormon yang berperan pada saat kehamilan diantaranya adalah :

Esterogen meningkatkan produksi thyroid binding globulin yang kemudian menyebabkan konsentrasi total hormone tiroid meningkat.

Level kadar kalsium yang menurun pada ibu hamil membuat meningkatnya hormone paratiroid untuk menginduksi perubahan kolekalsiferol (vitamin D3) menjadi metabolit aktifnya yaitu 1,25-dihidroksikolekalsiferol dengan menggunakan 1a-hidroksilase pada plasenta. Ini akan membuat peningkatan absorpsi kalsium pada usus.

Aldosteron dan kortisol meningkat pada ibu hamil. Prolaktin meningkat pada saat kehamilan, fungsinya masih belum jelas. Namun pastinya

sangat penting dalam proses laktasi setelah melahirkan.

9. Sistem muskuloskeletal1

Perubahan musculoskeletal yang sering terjadi pada ibu hamil adalah lordosis yang terjadi pada ibu hamil. Hal ini dikarenakan adanya perbesaran uterus ke arah anterior, lordosis akan menggeser pusat daya berat ke arah kedua tungkai.

10. Sistem Imun2

Imunitas selular akan menurun ketika sedang hamil. Perempuan yang sedang hamil biasanya risiko terkena infeksi virus akan bertambah.

11. Sistem Hematologi2

Ibu hamil biasanya menunjukkan hiperkoagulasi dengan meningkatnya level sirkulasi dari faktor 1 (fibrinogen), VII, VIII, IX, dan X. Perubahan ini untuk menjaga ibu dari kehilangan darah yang berlebihan pada saat kelahiran.

12. Sistem Pernapasan2

Adaptasi pernapasan ketika sedang hamil dibuat untuk mengoptimalkan oksigenasi ibu dan bayi yang berada di dalam kandungannya, dan juga untuk memfasilitasi transfer karbondioksida dari fetus ke ibunya. Mekanisme pernapasan akan berubah selama hamil. Tulang rusuk akan menjadi lebih mengembang dan letak diafragma akan naik 4 cm.

Daftar Pustaka :

1. Sulin D. Ilmu Kebidanan: Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil. FKUI: Departemen Obstetri Ginekologi. 2010. Pg. 174-86.

2. Norwitz ER, Schorge JO. Obstetrics and gynaecology at a glance. London: Blackwell Science. 2001. Pg. 80-1.

3. Alison Burke Medical and Scientific Illustration. Pregnancy: Hegar sign and fundal height. Available at http://www.alison-burke.com/works-medicine.html (accessed on Oct 23rd 2012).

4. Adriaansz G, Hanafiah TM. Ilmu Kebidanan: Diagnostik kehamilan. FKUI: Departemen Obstetri Ginekologi. 2010. Pg. 214-20.

PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI

a. Uterus

Uterus merupakan organ otot lunak yang sangat unik yang mengalami perubahan cukup besar selama kehamilan. Selama kehamilan, serat otot uterus menjadi meregang dan bertambah besar, atau biasa disebut dengan istilah hyperplasia. Hal ini terjadi karena pengaruh dari kinerja hormone dan tumbuh kembang janin pula.Ukuran uterus sebelum hamil yaitu berkisar 7,5cmx5cmx2,5cm dan berkembang pesat menjadi 30cmx22,5cmx20cm salaam kehamilan seiring pertumbuhan janin. Untuk berat uterus sendiri meningkat 20 kali dari semula, dari 60 gr menjadi 1000 gr (Steer & Johnson 1998).

Pertumbuhan uterus yang terutama terjadi pada trimester kedua adalah proses hipertropi atau pembesaran ukuran uterus, hal ini terjadi karena adanya berbagai rangsangan pada uterus untuk melakukan pembesaran ukuran. Pertumbuhan janin membuat uterus meregang sehingga menstimulasi sintesis protein pada bagian myometrium uterus.

Pada akhir trimester pertama yaitu saat umur kehamilan berkisar antara 3-4 bulan, lapisan dinding uterus menebal dari 10mm menjadi 25mm. Namun saat trimester selanjutnya, lapisan dinding uterus menipis antara 5 sampai 10mm (Blackburn 2003).

Sebelum terjadinya kehamilan, uterus merupakan salah satu organ yang berada di rongga pelvis, namun saat akhir trimester I kehamilan uterus menjadi organ yang berada di rongga abdomen. Letak uterus tidak terlalu anteversi maupun antefleksi. Posisinya di rongga abdomen cenderung menempati rongga kanan atas, hal ini dikarenakan colon menempati bagian kiri dari rongga pelvic sehingga posisi uterus saat pertumbuhannya menjadi cenderung ke sebelah kanan. Tinggi fundus uteri dapat dipalpasi melalui abdomen bila posisi uterus telah berada di atas simfisis pubis.

Selama kehamilan, lapisan endometrium uterus menjadi lebih tebal dan lebih banyak pembuluh darah terutama di bagian fundus uteri tempat implantasi normal plasenta yang biasa disebut decidua. Decidua kaya akan cadangan glikogen untuk memenuhi kebutuhan blastosit sebelum terbentuknya plasenta, oleh sebab itulah lapisan deciduas lebih tebal. yang dialami endometrium menjadi 6-8mm lebih tebal ini disebabkan karena pertumbuhan janin dan produksi progesterone oleh corpus luteum.

Myometrium merupakan bagian uterus yang sangat memegang peranan penting yang terdiri daribanyak jaringan otot. Selama kehamilan, serat otot myometrium menjadi lebih berbeda dan strukturnya lebih terorganisir dalam rangka persiapan kinerjanya saat persalinan.

Seiring berangsur-angsurnya perubahan uterus selama kehamilan, serviks pun ikut mengalami perubahan. Struktru dari serviks berubah dari yang tadinya kaku menjadi sangat elastic atau lunak yang mana dapat meregang hingga diameter 10cm atau lebih selama persalinan dan kemudian kembali lagi ke keadaan semula. Selama kehamilan, pada serviks terjadi peningkatan massa, kadar cairan dan pembuluh darah (Blackburn 2003).

b. Ovarium dan tuba falopii

Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena adanya peningkatan estrogen dan progesterone yang menyebabkan penekanan sekresi FSH dan LH dari hipofisis anterior. Corpus luteum akan mensekresi progesterone sampai usia kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah plasenta terbentuk dan berfungsi. Tuba falopii relatif tidak berubah.

c. Vulva dan vagina

Produksi estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epithelium vagina sehingga menjadi lebih elastis. Selain itu, perubahan dari ephitelium tersebut menyebabkan peningkatan seksresi cairan vagina yang dinamakan Leccorhoea. Sel epitel juga menyebabkan peningkatan kadar glikogen dan interaksi basil Doderlein’s yang memproduksi asam lebih untuk melindungi vagina dari serangan berbagai mikroorganisme karena pH vagina yang meningkat selama kehamilan menjadi 3,5 – 6.

3. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER

Volume darah yang dipompakan masing-masing ventrikel setiap menitnya disebut Cardiac Output (CO). Kadar normal CO untuk orang dewasa sehat yaitu berkisar 5L/min namun dapat pula meningkat hingga 20-25L/min. Keadaan ini akan berbeda pada masing-masing individu tergantung aktivitas yang biasa dilakukan.

Selama kehamilan, perubahan dramatis terjadi pada system kardiovaskuler. Perubahan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibu sekaligus janin selama kehamilan (Blackburn 2003). Sirkulasi uteroplasenta turut mengikuti perubahan transport gas, nutisi dan hasil buangan ibu dan janin.

Adaptasi system kardiovaskuler kehamilan yang penting terjadi pada trimester awal kehamilan. Menurut hasil penelitian, system imun dan system hormonal bekerjasama segera untuk mulai adaptasi hemodinamik. Perubahan Hemodinamik yang paling penting pada sirkulasi selama kehamilan adalah peningkatan volume darah dan Cardiac Output serta penurunan tahanan pembuluh perifer. Perubahan yang lain terjadi pada letak dan ukuran jantung, detak jantung, stroke volume dan distribusi darah (de Swiet 1998).

Volume jantung meningkat dari 70 ml menjadi 80 ml antara trimester I dan trimester III. Perubahan anatomi dan fisiologi normal jantung dapat pula mengakibatkan perubahan suara jantung. Desiran systole dan diastole dapat ditemukan pada usia kehamilan 12-20 minggu. Pada wanita yang tidak hamil, suara desiran diastole merupakan suatu kelainan, namun pada wanita hamil hal tersebut tidak terlalu signifikan karena peningkatan aliran darah pada katup trikuspidal.

Peningkatan Cardiac Output disebabkan oleh peningkatan denyut jantung dan stroke volume. Peningkatan Stroke Volume terjadi secara progresif selama trimester pertama dan kedua berkisar 30% dibandingkan keadaan tidak hamil.

Perubahan uterus yang semakin membesar juga merupakan pengaruh utama perubahan cardiac output sesuai posisi tubuh ibu hamil. Pada posisi terlentang, uterus menekan vena cava inferior sehingga terjadi penurunan aliran darah balik vena serta penurunan Cardiac Output hingga 20-30%. Hal ini dinamakan dengan sebutan Supine Hipotensi, yaitu meningkatkan denyut jantung karena terjadi penurunan CO.

Peningkatan volume darah total termasuk didalamnya peningkatan volume plasma yang begitu signifikan (50%) dibandingkan peningkatan sel darah merah (18%) juga merupakan sebab peningkatan CO. Darah yang diperlukan uterus meningkat dari 100ml/min pada akhir trimester pertama menjadi 500ml/min selama kehamilan. Proses Hemodelusi pada kehamilan dan penurunan kadar Hb sering menyebabkan anemia fisiologis.

Aliran darah vena balik yang sulit pada daerah kaki kadang-kadang dapat menyebabkan Varises pada vena kaki dan vulva. Selain itu, Oedema kaki dapat juga terjadi.

4. PERUBAHAN DARAH DAN SISTEM PEMBEKUAN DARAH

Darah mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa, perlindungan dari infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.

Darah terdiri dua komponen yaitu plasma (55%) dan sel-sel darah (45%). Plasma mengandung air, protein plasma, dan elektrolit. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit (99%), leukosit dan trombosit.Volume darah merupakan kombinasi dari volume plasma dan volume sel darah merah. Peningkatan volume darah selama kehamilan berkisar 30-50% dan bahkan bisa lebih pada kehamilan ganda. Peningkatan volume darah berhubungan dengan peningkatan CO mulai kehamilan 6 minggu. Peningkatan volume darah juga berhubungan dengan mekanisme hormonal.

Peningkatan volume plasma yaitu sekitar 50%, hal ini dimaksdukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.

5. PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN

Kehamilan mempengaruhi perubahan system pernafasan pada volume paru-paru dan ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi system pernapasan selama kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolisme dan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadi karena pengaruh hormonal dan biokimia.

Relaksasi otot dan kartilagi toraks menjadikan bentuk dada berubah. Diafragma menjadi lebih naik sampai 4cm dan diameter melintang dada menjadi 2cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan

system pernapasan yang tadinya pernapasan perut menjadi pernapasan dada oleh karena itu diperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.

Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain itu tidal volume meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal ini menyebabkan peningkatan ventilasi pernapasan permenit yaitu jumlah udara yang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripada nafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu. Walaupun hiperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi bikarbonat di ginjal. Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesterone secara langsung di pusat pernapasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinya dyspnoe dan merasa pusing saat napas pendek yang biasanya terjadi ketika duduk di bawah.

6. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN

Selama kehamilan Sistem Perkemihan mengalami berbagai perubahan structural dan fungsional dengan banyaknya perubahan structural yang bertahan dengan baik sampai periode postpartum. Perubahan utama selama kehamilan adalah retensi natrium dan peningkatan cairan ekstraseluler.

a) Ginjal

Ginjal ibu hamil harus bekerja sebagai organ ekskresi primer bagi janin, disamping beruhubungan dengan peningkatan volume dan metabolisme intravascular dan ekstraseluler. Perubahan ginjal secara fisiologis selama kehamilan berhubungan dengan efek progesterone dalam merelaksasikan otot serta tekanan dari perubahan uterus dan perubahan system kardiovaskuler.

Peningkatan panjang ginjal mencapai 1,5cm, hal ini disebabkan oleh peningkatan aliran darah, volume pembuluh darah serta peningkatan cairan ruang interstitial. Ukuran glomerulus bertambah namun jumlah selnya tidak berubah. Secara keseluruhan, struktur mikroskopik ginjal wanita hamil dan tidak hamil sama saja.

b) Ureter

Bagian-bagian ginjal seperti calix renal, pelvis renal dan ureter mengalami dilatasi, perpanjangan, peningkatan tonus otot dan penurunan gerak peristaltic. Perubahan tersebut mengiringi terjadinya hemodinamik, filtrasi glomerulus dan kinerja tubular. Dilatasi calix renal, pelvis renal dan ureter dimulai pada trimester pertama dan menetap sampai trimester ketiga pada lebih dari 90% wanita.Pada 85% wanita, ureter yang berdilatasi ke arah kanan lebih banyak daripada kea rah kiri, mungkin disebabkan oleh dextrorotasi uterus karena adanya kolon sigmoid di kuadran kiri rongga pelvik.

c) Vesica Urinaria

Kapasitas vesica urinaria meningkat pada kehamilan mencapai 1000ml. Estrogen mempengaruhi hipertropi lapisan vesica urinaria. Mukosa vesica urinaria menjadi hiperemis karena peningkatan ukurannya. Mukosa juga menjadi oedema, makanya rentan terkena trauma atau serangan infeksi.

d) Fisiologi Perkemihan Kehamilan

Adanya peningkatan 60% aliran darah sampai akhir trimester pertama yang kemudian secara bertahap turun sampai akhir kehamilan. GFR meningkat 50% selama kehamilan yang dimulai segera setelah konsepsi dan berakhir minggu ke-9 sampai 16.

Kadar glukosa urin dapat meningkat selama kehmailan. Tubulus mengalami penurunan kemampuan dalam mengabsorbsi glukosa. Glukosuria umumnya terjadi pada kehamilan. Proteinuria juga umum terjadi selama kehamilan karena ada eksresi berlebih asam amino, namun proteinuria dengan hipertensi merupakan masalah serius.

7. SISTEM PERSARAFAN

Fungsi system saraf pusat dan otak sangat kompleks dan mencakup semua aktifitas mulai dari reflex dasar sampai perubahan kemampuan kognitif dan emosional. Kinerjanya sangat dberpengaruh dan dipengaruhi hormone. Perubahan yang terjadi menyangkut ketidaknyamanan tulang dan otot, gangguan tidur, perubahan sensasi, pengalaman terhadap nyeri.