ltm perubahan kebutuhan nutrisi lansia 2

Upload: eva-yulianti

Post on 07-Jan-2016

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

perubahan kebutuhan nutrisi pada lansia

TRANSCRIPT

LEMBAR TUGAS MANDIRI

MATA AJAR KEPERAWATAN GERONTIK

Nama: Eva Yulianti1406649731Topik

:Perubahan fisiologis sistem tubuh lansia (QBD sistem pencernaan)Subtopik:Perubahan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia

Kebutuhan Nutrisi Pada LansiaLansia memerlukan nutrisi dasar yang sama seperti orang dewasa muda. Namun, mereka membutuhkan lebih sedikit kalori karena laju metaboliknya lebih rendah dan karena adanya penurunan aktivitas fisik mereka (Kozier, et.al., 2010). Aktivitas dan kondisi klinis lansia juga akan mempengaruhi kebutuhan nutrisi mereka. Tingkat aktivitas akan berpengaruh pada jumlah kalori total. Lansia yang kurang aktif membutuhkan asupan kalori yang lebih sedikit dibandingkan lansia yang aktif. Namun, aktivitas bukanlah penentu tunggal bagi kebutuhan kalori, karena kalori tambahan dibutuhkan pada kondisi klinis seperti pemulihan dari operasi, sedangkan kalori yang lebih sedikit dibutuhkan jika lansia menderita diaetes atau obesitas (Potter & Perry, 2009).

Menurut Stanley dan Beare (2007) secara fisiologis, kebutuhan energi lebih dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik dari pada usia kronologis. Kebutuhan asupan kalori sehari-hari yang disarankan (Recommended Daily Allowance {RDA}) pada lansia yang berusia 65 sampai 75 tahun adalah 2300 kkal. RDA untuk lansia di atas usia 75 tahun diturunkan menjadi 2050 kkal, konsumsi kalori dari karbohidrat kompleks yang diharuskan sebanyak 55 sampai 65 % dan kurang dari 30 % lemak, serta porsi sisanya adalah protein. Faktor-faktor fisiologis lainnya yang dikaitkan dengan kebutuhan nutrisi yang unik pada lansia adalah menurunnya sensitivitas olfaktorius, perubahan persepsi rasa, dan peningkatan kolesistokinin yang dapat mempengaruhi keinginan untuk makan dan peningkatan rasa kenyang. Berikut ini merupakan beberapa perubahan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada lansia, diantaranya adalah : 1. KaloriKalori adalah energi potensial yang dihasilkan dari makanan yang diukur dalam satuan. Kebutuha kalori pada seseorang ditentukan oleh beberapa factor, seperti tinggi dan berat badan, jenis kelamin, status kesehatan status kesehatan dan penyakit, dan tingkat kebiasaan aktifitas fisik (Miller, 2012). Oleh karena itu kebutuhan kalori pada lansia berbeda dengan kebutuhan kalori pada orang dewasa. Menurut Oktariyani (2012) mengatur pola makan sangat mempengaruhi jumlah kalori yang akan dikonsumsi oleh seseorang agar tidak terjadi kekurangan kalori ataupun kelebihan kalori yang dapat menyebabkan obesitas. Pada lansia, kebutuhan kalori akan menurun 5% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun (Fatmah, 2010). Menurut WHO dalam Fatmah (2010) kecukupan gizi yang dianjurkan untuk lansia ( >60 tahun) pada pria adalah 2200 kalori dan pada wanita ialah 1850 kalori. Perbedaan kebutuhan kalori pada pria dan wanita ini didasarkan pada adanya perbedaan aktivitas fisik dan tingkat metabolisme basal yang berhubungan dengan pengurangan massa otot.2. ProteinProtein menghasilkan komponen esensial untuk pembentukan jaringan baru pada tubuh manusia. Pada lansia terjadi penuruan lean body mass dan jaringan otot, dan juga terjadi penurunan albumin plasma sehingga akan berpengaruh terhadap kebutuhan protein. Kebutuhan protein yang disarakan oleh RDA pada lansia adalah 0,8 g/kgBB dan ini dapat dipenuhi sekitar 10% atau 20% dari intake kalori harian yang berasal dari protein (Miller, 2012).3. Karbohidrat dan serat

Karbohidrat merupakan sumber energi yang utama bagi manusia. Walaupun tubuh mendapatkan pemasukan karbohidrat yang cukup, akan tetapi tubuh juga akan memperoleh energi dari lemak dan protein disebabkan oleh peningkatan tingkat kolesterol serum dan trigliserida dan akibat kekurangan cairan, elektrolit dan asam amino. Menurut Miller (2012) serat berperan dalam mencegah berbagai penyakit dan merupakan komponen penting dalam makanan. Kebutuhan serat rata-rata yang direkomendasikan adalah 25 sampai 38 gram perhari untuk pria dan wanita dewasa (Slavin, 2008 dalam Miller, 2012). pada beberapa hasil penelitian disebutkan bahwa pemasukan serat dari total makanan (12 sampai 33 g/hari) atau dari suplemen (42,5 g/hari) akan menurunkan tekanan darah, memperbaiki tingkat lemak serum, dan mengurangi indikator peradangan. Penelitian ini juga menemukan bahwa serat dapat mencegah dan mengobati obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskuler, dan kanker kolorektal (Dahm, et.al., 2010 dalam Miller, 2012).4. LemakFungsi utama lemak adalah membantu dalam regulasi suhu tubuh, sumber energi cadangan, membantu penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, dan mengurangi sekresi asam dan aktivitas otot pada lambung. Lemak juga dapat memberikan rasa kenyang dan memberikan rasa pada makanan. Lemak dikategorikan berdasarkan sumbernya, yaitu lemak jenuh yang berasal dari hewan dan lemak tak jenuh yang berasal dari sayuran. Konsumsi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan efek yang membahayakan seperti hyperlipidemia, lemak sebaiknya dikonsumsi tidak lebih dari 10% sampai 30% dari total konsumsi kalori perhari (Miller, 2012).5. Vitamin dan mineralProses penuaan itu sendiri sebenarnya tidak mengganggu proses penyerapan vitamin pada berbagai tingkat yang luas. Namun, hasil penelitian terakhir mengindikasikan bahwa lansia mengalami defisiensi vitamin B12, D dan asam folat. Perubahan-perubahan dalam kebutuhan mineral meliputi rendahnya kebutuhan akan zat besi pada wanita lansia dari pada wanita usia produktif. Asupan kalsium sebagai salah satu mineral esensial lainnya bagi lansia sekitar 600 mg perhari untuk wanita. Hal ini hanya menggambarkan 30 sampai 40 % dari tingkat kebutuhan yang disarankan. Panduan diet terbaru menyarankan sedikitnya 1000 mg kalsium perhari untuk seluruh lansia dan 1500 mg perhari untuk wanita lansia yang tidak menggunakan esterogen. Suplemen kalsium tidak akan diabsorbsi secara merata. Karena perbedaan derajat keasaman yang dibutuhkan untuk absorbsi yang sesuai, kalsium sitrat malat merupakan bentuk yang lebih dipilih untuk diberikan bagi lansia yang mengalami hipoklorhidria atau aklorhidria (Stanley & Beare, 2007).6. AirKonsumsi cairan yang tepat sangat penting bagi kesehatan dan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi lansia. meurut Miller (2012) lansia dianjurkan mengkonsumsi air 1500-2000 ml per hari untuk menjaga hidrasi yang memadai. Asupan air pada lansia harus diperhatikan karena omoreseptor pada lansia kurang sensitive, sehingga mereka seringkali tidak merasa haus. Selain penurunan rasa haus, peningkatan jumlah lemak dan penurunan fungsi ginjal untuk memekatkan urin sehingga asupan cairan yang tidak adekuat pada lansia dapat menimbulkan masalah kekurangan cairan pada lansia (Fatmah, 2010). Daftar PustakaFatmah. (2010). Gizi usia lanjut. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Kozier, et al. (2010). Fundamentals of nursing : concept, process, and practice. 7th edition vol.1. New Jersey : Pearson Education Inc.Miller, Carol A. (2012). Nursing for wellness in older adults. Sixth Edition. Philadelphia : Lippincott William and Wilkins.

Oktariyani. (2012). Gambaran status gizi pada lanjut usia di Panti social Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulya 01 dan 03 Jakarta Timur. Depok : Universitas Indonesia. Diakses tanggal 17 September 2015 pukul 08.50 WIB melalui website : https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=0CCIQFjABOApqFQoTCMO03unmhMgCFUSQjgodNC4Eaw&url=http%3A%2F%2Flontar.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F20301303-S42017-Oktariyani.pdf&usg=AFQjCNFqhnb37XfWb5pprB01ri6CTJjVgQ&bvm=bv.103073922,d.c2EPotter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamentals of nursing. 7th edition vol. 1. Singapore : Elsevier Inc.Stanley, Mickey and Beare, Patricia G. (2007). Gerontological nursing: a health promotion/ protection approach. Ed 2. (Terj. Juniarti, Nety dan Kurnianingsih, Sari). Jakarta: EGC