ltm 4 kimia fisika
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 LTM 4 Kimia Fisika
1/5
LTM 4 - KIMIA FISIKA
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1
Nama : Rayhan Hafidz Ibrahim
NPM : 1306409362
Kelompok : 8
1. Teori Emulsi
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi)
dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan
tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain. Emulsi juga
merupakan salah satu jenis koloid.
Jenis-jenis emulsi adalah:
1. Emulsi gas (Aerosol). Contoh: kabut (fog)
2. Emulsi cair. Contoh: susu, santan, minyak ikan
3. Emulsi padat. Contoh: jeli, gel, mutiara
Emulsifier
Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi
minyak dan air.Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus,
baik yang polar maupun nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur. Gugus
nonpolar emulsifier akan mengikat minyak (partikel minyak dikelilingi) sedangkan air akan
terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut. Bagian polar kemudian akan terionisasi
menjadi bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga menjadi bermuatan negatif.
Partikel minyak kemudian akan tolak-menolak sehingga dua zat yang pada awalnya tidak
dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil. Salah satu contoh pengemulsi yaitu sabun yang
merupakan garam karboksilat.
Kestabilan Emulsi
Bila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan air,
dicampurkan, lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang
-
8/10/2019 LTM 4 Kimia Fisika
2/5
LTM 4 - KIMIA FISIKA
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2
disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa
yang lainnya.
Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi
pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada
sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah:
1. Tegangan antarmuka rendah.
2. Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka.
3.
Tolakkan listrik double layer.
4.
Relatifitas phase pendispersi kecil.
5. Viskositas tinggi.
Jenis Pengujian Emulsi
1. Viskositas
Viskositas merupakan suatu sifat yang berhubungan rat dengan hambatan untuk
mengalir. Viskositas berguna untuk menentukan stabilitas fisik emulsi. Alat yang digunakan
untuk mngukur viskositas adalah viscometer.
2. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis satuan benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Demulsifikasi
Kestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemanasan, proses sentrifugasi,
pendinginan, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Hal tersebut dinamakan
demulsifikasi. Krim atau creaming atau sedimentasi dapat terbentuk pada proses ini.
Pembentukan krim dapat kita jumpai pada emulsi minyak dalam air, apabila kestabilan
emulsi ini rusak, maka pertikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk krim.
Sedangkan sedimentasi yang terjadi pada emulsi air dalam minyak, apabila kestabilan emulsi
ini rusak, partikel-partikel air akan turun ke bawah.
-
8/10/2019 LTM 4 Kimia Fisika
3/5
LTM 4 - KIMIA FISIKA
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia 3
Contohnya adalah penggunaan proses demulsifikasi dengan penambahan elektrolit
untuk memisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format
(CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).
2. Enhanced Oil Recovery (EOR), Chemical Flooding dan Tannin
EOR
EOR adalah salah satu cara untuk meningkatkan cadangan minyak dengan menguras
volume minyak yang sebelumnya tidak dapat diproduksikan. Secara umum, kegiatan
eksploitasi terbagi menjadi tiga fase, yakni primer, sekunder dan tersier. Fase primer adalah
fase di mana lapangan baru dikembangkan. Saat produksi mulai turun sejalan dengan
penurunan tekanan, kegiatan eksploitasi masuk fase sekunder. Pada fase ini, injeksi air atau
gas dilakukan untuk memberikan tambahan energi ke dalam reservoirdan mendorong
minyak mengalir ke sumur-sumur produksi. Setelah fase sekunder, kegiatan eksploitasi
masuk fase tersier. Biasanya pada fase ini EOR diterapkan. Untuk kasus tertentu kegiatan
EOR dapat langsung diterapkan tanpa melalui fase primer atau sekunder, misalnya Lapangan
Duri yang memiliki kandungan minyak yang sangat kental.
Ada beberapa metode EOR, yakni thermal, gas miscible dan chemical flooding.
Metode thermal dan gas miscible flooding dipilih untuk mengubah karakteristik fluida.
Sedangkan chemical flooding dapat mengubah karakteristik fluida dan batuan. Thermal
flooding membuat minyak yang kental menjadi lebih encer. Miscible gas flooding (CO2)
yang bila tercampur di larutan minyak pada kondisi tertentu akan mengubah karakteristik
minyak sehingga densitasnya turun dan mudah dialirkan ke sumur-sumur produksi.
ChemicalFlooding
Chemical Flooding adalah suatu metode EOR dengan menginjeksikan cairan yang
akan bereaksi secara kimiawi (chemical liquid) di dalam reservoir. Chemical flooding dapat
mengubah karakteristik fluida dan batuan. Jenis-jenis chemical yang diinjeksikan adalah:
1. Surfactant
Surfactant yang dipakai umumnya Commercial Petroleum Sulfonate, Sodium
Dodecyl Sulfate. Tujuan digunakannya surfactant adalah menurunkan tegangan permukaan
-
8/10/2019 LTM 4 Kimia Fisika
4/5
LTM 4 - KIMIA FISIKA
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia 4
(interfacial tension) minyak-air di dalam reservoir. Dengan menurunnya tegangan
permukaan, maka akan menurunkan tekanan kapiler yang berpengaruh terhadap wettabilitas
batuan. Sehingga akan meningkatkan effisiensi pendesakan (Displacement efficiency).
2.
Polymer
Polymer adalah jenis chemical yang bertujuan untuk meningkatkan viskositas water.
Karena water berfungsi sebagai displacer (pendesak) maka akan meningkatkan sweep
efficiency. Biasanya jenis polimer yang umum dipakai adalah polimer sintetik
(polyacrylamide) & biopolymer (polysaccharide).
Tannin
Tannin adalah suatu senyawa polifenolyang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan
kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkanprotein, atau berbagai senyawa organik
lainnya termasuk asam aminodan alkaloid. Berbagai senyawa ini berperan penting untuk
melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama, serta dalam pengaturan
pertumbuhan. Tannin yang terkandung dalambuah muda menimbulkan rasa kelat (sepat);
perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tannin bersama berjalannya waktu berperan
penting dalam proses pemasakan buah.
Struktur Tannin
Gambar 1. Struktur Gallotannin, salah satu jenis Tannin
-
8/10/2019 LTM 4 Kimia Fisika
5/5
LTM 4 - KIMIA FISIKA
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia 5
Daftar Pustaka :
Atkins, P. dan de Paula, J. 2010. Physical Chemistry, 9 thedition. New York: W.H. Freeman
and Company.
Levine, Ira N. 2009.Physical Chemistry 6th Ed.New York: Higher Education.
Maron, S.H., Lando, J.B., Prutton, C.F. 1974. Fundamentals of Physical Chemistry. London:
Macmillan.
Barrow, Gordon M. 1979.Physical Chemistry, 4thedition. New York: McGraw-Hill.