ltm - 1 aspek genetik pada obesitas
DESCRIPTION
Lembar tugas mandiri mengenai aspek genetika pada obesitasTRANSCRIPT
Aspek Genetik Pada Obesitas
Oleh: Muhammad Hanifi (1106010641)
Obesitas, yang secara sederhana didefinisikan sebagai kelebihan berat badan
20% atau lebih dari berat badan ideal, merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar
di dunia. Obesitas hari ini menyerang masyarakat di berbagai lapisan, baik
berpendidikan maupun tidak, sejahtera maupun pra-sejahtera dan sebagainya. Cepatnya
persebaran kasus obesitas diseluruh dunia menyebabkan pada tahun 2003 WHO
menetapkan obesitas sebagai world epidemic.1 Studi terkait aspek genetik dari obesitas
telah dimulai sejak lebih dari 30 tahun yang lalu, seiring dengan penerapan teknologi
biologi molekuler dalam dunia kedokteran. Dalam kurun waktu 30 tahun tersebut, telah
banyak hal diketahui terkait aspek genetik dari obesitas. Meski demikian, banyak pula
pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab, terutama terkait hubungan kompleks
antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam onset obesitas.
A. Bukti Epidemiologis Keterkaitan Gen
Berbagai studi epidemiologis telah membuktikan bahwa gen memainkan
peranan penting dalam onset obesitas. Sebuah studi memperkirakan bahwa sekitar 40%
- 70% variasi pada fenotipe-fenotipe terkait obesitas dapat diturunkan.2
Studi lain dengan subjek pasangan anak kembar memberikan gambaran menarik
terkait aspek genetik dari obesitas. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari lebih dari
25.000 pasangan kembar dan lebih dari 50.000 anggota keluarga (baik adoptif maupun
biologis), rata-rata korelasi untuk BMI adalah 0,74 pada kembar identik, 0,32 pada
kembar tidak identik, 0,25 pada saudara kandung, 0,19 pada parental, 0,06 pada anggota
keluarga adoptif, dan 0,12 pada pasangan hidup.3-5
Ditemukannya korelasi kuat pada pasangan kembar monozigot dan tidak pada
pasangan kembar heterozigot, menunjukkan adanya pengaruh genetik yang kuat dalam
penentuan berat badan seseorang. Tentu saja hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
sepasang anak kembar, baik monozigot maupun heterozigot, tumbuh pada lingkungan
yang sama.
B. Obesitas Monogenik dan Poligenik
Sejauh ini telah diketahui bahwa obesitas dapat muncul akibat mutasi satu buah
gen (obesitas monogenik) ataupun interaksi kompleks ratusan gen (obesitas poligenik).
Kasus obesitas monogenik sangat jarang ditemukan, hanya sekitar 1% hingga 4% kasus
obesitas merupakan obesitas monogenik.6
Salah satu gen yang telah paling banyak dipelajari terkait obesitas adalah Human
Obesity (OB) gene yang mengekspresikan hormon leptin. Pada studi yang dilakukan
pada mencit, diketahui bahwa OB gene, leptin dan reseptor leptin merupakan faktor
penting dalam regulasi nafsu makan dan regulasi pengeluaran energi. Gen OB
membentang sepanjang 20 kilobase pada kromosom 7q31. Produk dari gen ini, leptin,
adalah hormon peptida berukuran 16kD yang bersirkulasi dalam serum dalam bentuk
bebas maupun terikat.6
Saat ini telah teridentifikasi sebuah mekanisme feedback pengatur pola makan
dan pengeluaran energi yang secara sederhana digambarkan sebagai berikut: (1) leptin
diproduksi oleh sel-sel adiposit; (2) hypothalamic center melalui reseptor leptin (LRb)
menerima dan mengintegrasikan sinyal leptin; (3) sistem efektor, yang didalamnya
termasuk sistem saraf simpatetik kemudian bereaksi dengan mengatur energy intake dan
energy expenditure.7
Leptin mempengaruhi metabolisme lipid dengan menstimulasi ekspresi gen
proopiomelanocortin (gen POMP) di melanocortinergic neuron pada hipotalamus. Gen
POMP merupakan prekursor alpha-melanocyte-stimulating hormone (α-MSH), yang
nantinya akan berikatan dengan melanocortin receptor (MC4-R) di otak, yang pada
akhirnya, menurunkan nafsu makan dan mengaktivasi metabolisme lipid.7,8
Pengetahuan tentang potensi klinis leptin sebagai terapi obesitas mendapatkan
sambutan sangat baik pada awal penemuannya. Sekelompok mencit yang memiliki
defek pada gen OB (dengan demikian mengalami obesitas), menunjukkan penurunan
berat badan dengan sangat cepat setalah diberikan terapi leptin. Meski demikian, pada
akhirnya diketahui pada manusia yang mengalami obesitas, jumlah leptin dalam
serumnya justru meningkat, tanpa ditemukannya mutasi gen OB.
Pada manusia, telah diketahui bahwa mutasi gen MC4-R adalah gen yang paling
banyak menjadi penyebab obesitas monogenik. Kerusakan pada gen ini menyebabkan
seseorang tidak memiliki cukup reseptor leptin. Akibatnya orang tersebut lebih sulit
merasa kenyang dan memiliki kecenderungan lebih rendah untuk memetabolisme lipid.
Rendahnya jumlah reseptor ini juga akan menghambat mekanisme negative feedback,
sehingga leptin terus menerus diproduksi oleh sel-sel adiposit. Hal inilah yang
menjelaskan mengapa pada manusia yang mengalami obesitas, kadar leptin dalam
plasma darahnya cenderung meningkat.8
Sampai hari ini, leptin-melanocortin pathway merupakan mekanisme yang
paling jelas diketahui menyebabkan obesitas. Tetapi, disamping leptin-melanocortin
pathway, terdapat beberapa gen baru yang diduga memainkan peranan penting dalam
menjaga keseimbangan antara energy intake dan energy expenditure, antara lain
Adipogene, gen ghreline, gen lipoprotein lipase, dan gen BBS1.9
Daftar Pustaka
1. Sorensen TI.The changing lifestyle in the world. Body weight and what else? Diabetes Care
2000;23 (Suppl 2):B1-4.
2. Pérusse L, Bouchard C. Gene-diet interactions in obesity. Am J Clin Nutr 2000; 72:S1285-90.
3. Arlen P, Wei-Dong Li, Kilker R. An X-Chromosome scan reveals a locus for fat distribution in
chromosome region Xp21-22 Diabetes 2002;51:1989-91.
4. Koumanis DJ, Christou NV, Wang XL, et al. Pilot study examining the frequency of several
gene polymorphisms in a morbidly obese population. Obes Surg 2002;12:759-64.
5. Lee JH, Reed Dr, Li WD, et al. Genome scan for human obesity and linkage tomarkers in
20q13.Am J Hum Genet 1999;64:196-209.
6. Bouchard C.Genetics of human obesity:Recent results from linkage studies. J Nutr 1997;127
(Suppl):S1887-90.
7. Rosenbaum M, Leibel RL.The physiology of body weight regulation: relevance to the etiology
of obesity in children. Pediatrics 1998;101:525-39.
8. Boutin P, Froguel P. Genetics of human obesity. Best Pract Res Clin Endocrinol Metab
2001;15:391-404.
9. Gruters A,Wiegand S, Krude H. Gene, fast food, and no motion: causes of childhood obesity.
MMW Fortschr Med 2002;144:34-6.