lt ebn ikd

3
LT IKD MATERI: APLIKASI TELAAH EVIDENCE-BASED NURSING DOSEN: Ns. Indah Mei R,S.Kep Tanggal: 20-12-2013 Kelompok 1 dan 2 Ns. Melati bekerja di Ruang perawatan penyakit menular di RS. Yupiter. Ruangan tempat Ns.Melati bekerja sebagian besar berisikan pasien dengan TBC. Beberapa pasien TBC di ruangan tersebut tidak mau menggunakan masker karena mereka tidak merasa bahwa masker itu penting untuk mereka. Selain itu mereka mengganggap bahwa selama mereka tidak batuk di depan orang lain maka kecil kemungkinan mereka menularkan penyakit TBC. Untuk itu Ns. Melati dan rekan-rekan sejawatnya menyusun langkah untuk melaksanakan kajian Evidence Based Practice berkaitan akan efektifitas penggunaan masker dalam preventif TBC, adakah jenis masker tertentu yang lebih efektif untuk pencegahan penularan TBC selain masker bedah yang biasa diguakan di RS? Kelompok 3 dan 4 Ns. Mawar adalah perawat yang berpraktik homecare di klinik yang dikelola bersama 3 rekan-rekannya. Ns. Mawar dalam 1 minggu sedang mengelola pasien DM type II dengan luka gangren (diabetic foot) usia 55 tahun, setiap 2 hari sekali dia datang ke rumah kliennya untuk merawat luka kliennya tersebut. Ns. Mawar adalah perawat terlatih dalam perawatan luka kronis, selama 1 minggu ini dia merawat kliennya dengan tehnik modern dressing yaitu dengan menggunakan kassa dengan hidrokoloid, tapi kemaren kliennya meminta khusus Ns.Mawar untuk mengganti hidrokoloid tersebut dengan madu. Hal ini dikarenakan klien merasa harga hidrokoloid terlalu mahal dan klien membaca artikel di internet bahwa madu dapat menyembuhkan luka diabetes. Untuk itu dengan mempertimbangkan keefektifitasan dalam penyembuhan luka dan pertimbangan harga. Ns. Mawar mengajak 3 rekannya untuk memulai EBP berkaitan hal tersebut. Kelompok 5 dan 6 Ns. Anggrek bekerja di ruang perinatologi RS.Pluto selama kurang lebih 1 bulan. Ns.Anggrek mempunyai pola berfikir kritis yang baik dan sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya. Selama merawat pasien bayi neonatus (yang tidak dirawat gabung dengan ibunya) timbul berbagai pemikiran yang dia lihat terdapar gap antara kebijakan

Upload: rarasiswara11

Post on 02-Oct-2015

241 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

LT IKDMATERI: APLIKASI TELAAH EVIDENCE-BASED NURSINGDOSEN: Ns. Indah Mei R,S.KepTanggal: 20-12-2013

Kelompok 1 dan 2Ns. Melati bekerja di Ruang perawatan penyakit menular di RS. Yupiter. Ruangan tempat Ns.Melati bekerja sebagian besar berisikan pasien dengan TBC. Beberapa pasien TBC di ruangan tersebut tidak mau menggunakan masker karena mereka tidak merasa bahwa masker itu penting untuk mereka. Selain itu mereka mengganggap bahwa selama mereka tidak batuk di depan orang lain maka kecil kemungkinan mereka menularkan penyakit TBC. Untuk itu Ns. Melati dan rekan-rekan sejawatnya menyusun langkah untuk melaksanakan kajian Evidence Based Practice berkaitan akan efektifitas penggunaan masker dalam preventif TBC, adakah jenis masker tertentu yang lebih efektif untuk pencegahan penularan TBC selain masker bedah yang biasa diguakan di RS?Kelompok 3 dan 4Ns. Mawar adalah perawat yang berpraktik homecare di klinik yang dikelola bersama 3 rekan-rekannya. Ns. Mawar dalam 1 minggu sedang mengelola pasien DM type II dengan luka gangren (diabetic foot) usia 55 tahun, setiap 2 hari sekali dia datang ke rumah kliennya untuk merawat luka kliennya tersebut. Ns. Mawar adalah perawat terlatih dalam perawatan luka kronis, selama 1 minggu ini dia merawat kliennya dengan tehnik modern dressing yaitu dengan menggunakan kassa dengan hidrokoloid, tapi kemaren kliennya meminta khusus Ns.Mawar untuk mengganti hidrokoloid tersebut dengan madu. Hal ini dikarenakan klien merasa harga hidrokoloid terlalu mahal dan klien membaca artikel di internet bahwa madu dapat menyembuhkan luka diabetes. Untuk itu dengan mempertimbangkan keefektifitasan dalam penyembuhan luka dan pertimbangan harga. Ns. Mawar mengajak 3 rekannya untuk memulai EBP berkaitan hal tersebut.Kelompok 5 dan 6Ns. Anggrek bekerja di ruang perinatologi RS.Pluto selama kurang lebih 1 bulan. Ns.Anggrek mempunyai pola berfikir kritis yang baik dan sangat berdedikasi terhadap pekerjaannya. Selama merawat pasien bayi neonatus (yang tidak dirawat gabung dengan ibunya) timbul berbagai pemikiran yang dia lihat terdapar gap antara kebijakan RS.Pluto dengan pemahaman yang dia dapatkan selama pendidikan dan juga hasil kajian literatur yang sering dia laksanakan. Dia mengamati mengapa bayi usia 1 hari yang belum dapat dirawat bersama ibunya yang kebanyakan pasca melahirkan secara SC mendapatkan susu formula dari RS. Ns.Anggrek melihat ini akan menggagalkan program ASI Eksklusif, tetapi saat Ns.Anggrek membahas hal tersebuth dengan Kepala Ruangan Perinatologi, Ns.Anggrek mendapatkan bahwa alasan kebijakan tersebut untuk mencegah bayi dehidrasi. Hal ini menggugah pemikiran kritis Ns.Anggrek untuk melakukan EBP, dan ternyata dia didukung oleh semua rekan-rekannya di ruangan. Mereka ingin megkaji apakah pemberian susu formula efektif untuk mencegah dehidrasi pada neonatus? serta apakah perlu bayi neonatus yang belum menyusu sampai 1 hari segera diberikan susu formula?atau adakah alternatif lain yang tidak mengganggu keberhasilan ASI eksklusif?

Kelompok 7 dan 8Ns. Bunga adalah perawat di puskesmas Pelangi. Di desa pelangi angka kejadian TB pada anak usia 3 sapai 6 tahun cukup tinggi dari hasil pemeriksaan foto thorax dan tes tuberkulin, bahkan temuan TB baru pada kelompok umur tersebut meningkat di 3 tahun terakhir (tahun 2010, 2011 dan 2012), sayangnya kebanyakan dari pasien TB anak tidak semuanya berhasil mendapatkan pengobatan TBC secara gratis karena program di puskesmas mewajibkan pemberian obat gratis pada pasien anak dengan TBC yang menunjukkan hasil pemeriksaan BTA positif. Dan sekitar 30% anak tidak dapat pengobatan TB gratis karena pemeriksaan BTA nya tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Karena kebanyakan pasien anak ini tidak bisa batuk secara efektif. Sehingga kegagalan hasil dimungkinkan karena anak-anak tersebut tidak bisa mengeluarkan dahak dengan jumlah cukup untuk dapat dilakukan pemeriksaan. Ns.Bunga dan pemegang program TB berinisiatif untuk melakukan EBP berdasarkan fenomena ini. Apakah efektif penentuan terapi TBC dengan dasar hasil pemeriksaan BTA pada anak? Seberapa besar hasil pemeriksaan foto torak dan tuberkulin mewakili status TB pasien anak? Apakah ada cara pemeriksaan lain yang lebih efektif

PANDUAN PERTANYAAN UNTUK SEMUA KELOMPOK:1. Susun pertanyaan klinis (clinical question) berdasarkan fenomena tersebut? Gunakan format PICO(T)2. Cari evidence-based nursing (dengan level yang sesuai, lihat level pyramida evidence) untuk menentukan keputusan klinik berdasarkan pertanyana klinis diatas (minimal 3 literatur)Lampirkan literatur tersebut dalam makalah anda3. Buatlah rangkuman dari literatur yang didapatkan (pada no 2) dan kesimpulan untuk menjawab pertanyaan catatan:masing masing kelompok tidak boleh mengambil literatur yang sama untuk menjawab no.2gunakanlah tabel yang sesuai contohjika mengalami kendala dalam langkah-langkah evidence-based practice lihat contoh soal dan jawaban yang di lampiranliteratur internet bisa anda akses dari:Sumber:a. http://search.proquest.com ID: U9N25U79DX , Password: newpqunudb. www.hindawi.comc. Bmjjournals.comd. http://journals.lww.com/ajnonline/pages/default.aspxe. Basic Introduction to Evidence-Based Practice Resources http://libguides.hsl.washington.edu/ebpintrof. Cochrane Libraryg. . http://www.biomedcentral.comh. http://www.who.int.i. www.jkscince.orgj. http://www.health.nsw.gov.au

CONTOH PEMBAHASAN DAN CONTOH TABEL DIKUTIP DARI:http://nursing.jbpub.com/book/research/documentingEvidence.cfm