lpj bermain

15
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PROGRAM BERMAIN MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI RUANG ANAK RSUD.DR.R.SOEDARSONO PASURUAN Disusun oleh : KELOMPOK 1 1. Nur Rizky Daulika Putri 2. Ella Puspita Sari 3. Magdalena Amalo 4. Cahya Eka Sudrajad 5. Ratri Dyah Sabatiana

Upload: ayig-lastseason

Post on 18-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LPJ BERMAIN

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

PROGRAM BERMAIN MEWARNAI GAMBAR PADA ANAK USIA 5 TAHUN

DI RUANG ANAK RSUD.DR.R.SOEDARSONO PASURUAN

Disusun oleh :

KELOMPOK 1

1. Nur Rizky Daulika Putri

2. Ella Puspita Sari

3. Magdalena Amalo

4. Cahya Eka Sudrajad

5. Ratri Dyah Sabatiana

PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSIATAS NUSANTARA PGRI KOTA KEDIRI

2014 / 2015

Page 2: LPJ BERMAIN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

Laporan Pertanggungjawaban kegiatan Program Bermain Mewarnai Gambar Pada

Anak usia 5 tahun di ruang Anak RSUD. dr.R. SOEDARSONO Pasuruan dapat

terselesaikan.

Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Ibu Uwiek Hentartie.S.Kep,Ns Selaku Kepala Ruang di ruang Anak

RSUD.Dr.R.SOEDARSONO yang telah memberikan kesempatan kepada kami

untuk dapat melakukan praktek keperawatan anak di ruangan tersebut.

2. Ibu Yulinda selaku pembimbing lahan kami yang senantiasa membimbing kami

dalam melakukan praktek selama di ruang anakn RSUD.Dr.R.SOEDARSONO.

3. Ibu Siti Aizah,S.Kep.,Ns.M.Kes., selaku Dekan Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Nusantara PGRI Kediri.

4. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari para pembaca demi

kesempurnaan laporan ini di lain waktu, karena laporan ini masih memiliki banyak

kekurangan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam mencari ilmu

dan informasi.

Pasuruan, 7 September 2014

Hormat kami,

Penulis

Page 3: LPJ BERMAIN

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABANKEGIATAN PROGRAM BERMAIN ANAK “ MEWARNAI GAMBAR “

PADA ANAK USIA 5 TAHUNDI RUANG ANAK RSUD. dr.R. SOEDARSONO PASURUAN

1.1   LATAR BELAKANG

       Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara

optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap

dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah

sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti

marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari

hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan

rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan

dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan

dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui

kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya

adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,

mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap

stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti

kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit

atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler (1-

3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan

sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu bermain

dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat

menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi

salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.

Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan

sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu

anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya.

Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk

mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada

anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar.

1.2   TUJUAN

a.       TUJUAN UMUM

Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

b.      TUJUAN KHUSUS

1.      Anak dapat lebih mengenali warna

2.      Menurunkan tingkat kecemasan pada anak

3.      Mengembangkan imajinasi pada anak

Page 4: LPJ BERMAIN

1.3  WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Dilaksanakan pada :

Hari/tanggal      : 07 September 2014

Waktu              : 10.00 WIB

Tempat           : Di Ruang Anak RSUD.Dr.R.Soedarsono

MEDIA

1.   Crayon

2.   Kertas bergambar

1.4   SASARAN

1. Anak yang dirawat di Ruang Anak RSUD.Dr.R.Soedarsono denngan usia 5 tahun.

2. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi

proses terapi bermain.

3.  Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.

4. Anak yang dapat memegang crayon.

5.  Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar.

1.5 STRATEGI PELAKSANAAN

No. Waktu Kegiatan Peserta

1.   5 menit

Pembukaan :

1. Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan dari terapi

bermain

4. Kontrak waktu anak dan orang tua

  Menjawab salam

  Mendengarkan

  Memperhatikan

  Memperhatikan

2.   20 menit

Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan

terapi bermain mewarnai kepada

anak

2. Memberikan kesempatan kepada

anak untuk bertanya jika belum

jelas

3. Membagikan kertas bergambar

dan crayon

4. Fasilitator mendampingi anak dan

memberikan motivasi kepada anak

5. Menanyakan kepada anak apakah

telah selesaimewarnai gambar

6. Memberitahu anak bahwa waktu

yang diberikan telah selesai

7. Memberikan pujian terhadap anak

yang mampu mewarnai

gambarsampai selesai

  Memperhatikan

  Bertanya

  Antusias saat

menerima

peralatan  Memulai untuk

mewarnai

gambar  Menjawab

pertanyaan  Mendengarkan

  Memperhatikan

Page 5: LPJ BERMAIN

3. 10 menit

Evaluasi :

1.   Memotivasi anak untuk

menyebutkan apa yang diwarnai

2.   Mengumumkan nama anak yang

dapat mewarnai dengan contoh

3.   Membagikan reward kepada

seluruh peserta

  Menceritakan

  Gembira

  Gembira

4. 5 menit

Terminasi:

1.   Memberikan motivasi dan pujian

kepada seluruh anak yang telah

mengikuti program terapi bermain

2.   Mengucapkan terima kasih

kepada anak dan orang tua

3.   Mengucapkan salam penutup

  Memperhatikan

  Gembira

  Mendengarkan

  Menjawab salam

1.6   PENGORGANISASIAN

1.      Leader             : Nur Rizky Daulika Putri

2.      Fasilitator        : Ella Puspitasari

Ratri Dyah Sabatiana

Cahya Eka Sudrajad                             3.      Observer          : Magdalena Amalo

1.7 KESIMPULAN

Setelah dilakukan program kegiatan bermain anak “ Mewarnai Gambar “ diharapkan

dapat mengurangi dampak hospitalisasi, Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman

permainan yang tepat dan anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit

atau dirawat. Selain itu ana dapat lebih mengenali warna, Menurunkan tingkat kecemasan

pada anak dan Mengembangkan imajinasi pada anak.

Faktor penghambat saat proses jalannya kegiatan yaitu lalu lalang penjenguk pasien

sehingga mengganggu kegiatan penyuluhan.

1.6 PENUTUP

Demikian laporan pertanggung jawaban program kegiatan bermain “ Mewarnai

Gambar “ pada anak kami susun untuk dijadikan sebagai gambaran pelaksanaan kegiatan.

1.7 DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.Terdapat

pada : http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders

Company, Philadelpia USA

Page 6: LPJ BERMAIN

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4.EGC :

Jakarta www.Pediatrik.com Selasa 21 Desember 2009. Jam 15.25http://dwiekeke.blogspot.com/2013/12/proposal-terapi-bermain-mewarnai-gambar.html

Page 7: LPJ BERMAIN

LAMPIRAN MATERI

1. PENGERTIAN BERMAIN

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa

anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh.

Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa

permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk

memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi,

2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau

mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,

mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi

kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan  agar anak dapat

kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

2. KATEGORI BERMAIN

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.

Contoh: bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas

(hanya melihat)

Contoh: Memberikan support.

3. CIRI-CIRI BERMAIN

1.         Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

2.         Selalu ada timbal balik interaksi

3.         Selalu dinamis

4.         Ada aturan tertentu

5.         Menuntut ruangan tertentu

4. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

1.          Social affective play

       Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan

dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa

senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2.          Sense of pleasure play

       Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan

bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.

3.          Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan

anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.

4.          Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

Page 8: LPJ BERMAIN

5. KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

1.       Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain

yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balitaToddler.

2.       Paralel play

Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai

mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak

saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school.

Contoh : bermain balok

3.       Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi

belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain

sesukanya.

4.       Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan

terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia

sekolah Adolesen.

6. FUNGSI BERMAIN

          Anak dapat melangsungkan perkembangannya

1.       PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK

Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih

pensil.

2.       PERKEMBANGAN KOGNITIF

Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).

3.       KREATIFITAS

Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.

4.       PERKEMBANGAN SOSIAL

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar

dalam kelompok.

5.       KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)

Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap

orang lain.

6.       PERKEMBANGAN MORAL

Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan

dengan aturan kelompok.

Contoh : dapat menerapkan kejujuran

7.       TERAPI

Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,

misalnya : marah, takut, benci.

8.       KOMUNIKASI

Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan

secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

Page 9: LPJ BERMAIN

     7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1.         Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan2.         Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif terganggu

3.         Jenis kelamin4.         Lingkungan  lokasi, negara, kultur

5.         Alat permainan  senang dapat menggunakan

6.         Intelegensia dan status sosial ekonomi

8. TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1.      Tahap eksplorasi

       Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2.      Tahap permainan

       Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

3.       Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

4.       Tahap melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

9. TAHAP TUMBUH KEMBANG DAN KARAKTERISTIK BERMAIN ANAK

1.         Tahap Pertumbuhan

Perhitungan berat badan            : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2

Perhitungan panjang badan       : Umur 1 tahun : 75 cm

                                                    : Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77

2.         Tahap Perkembangan

a.         Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :

        Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi

sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap

narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik.

        Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa

meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat

terbatas, bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak lain.

b.        Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :

Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt

        Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan

dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu

melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan

ragu-ragu.

c.         Stimulasi dan perkembangan anak

a)        Anak umur 12 – 18 bulan :

     Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda kecil

dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara sedehana, minum

sendiri dari gelas tidak tumpah.

     Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan anak

melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih anak

Page 10: LPJ BERMAIN

menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi kesempatan

anak melepas pakaian sendiri.

b)      Anak umur 18-24 bulan:

     Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret dengan

alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut namanya, meniru

melakukan pekerjaan rumah tangga.

     Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari anak

menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah, melatih anak

mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan ibunya

sementara waktu.

Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu

banyak bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi

dan kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan

permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik

dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak

mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu seringkali

mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus

diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak

memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.

Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah

“sollitary play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih

jelas terlihat anak melakukan permainan sendiri dengan mainannya

sendiri, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak

mulai dapat melakukan permainan secara parallel karena sudah dapat

berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum begitu jelas karena

kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang

tepat diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-warni

yang dapat dibentuk benda macam-macam.

     10. BERMAIN DI RUMAH SAKIT

A.  TUJUAN

1.        Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2.        Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat

3.        Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat

B.     PRINSIP

1.        Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2.        Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

3.        Kelompok umur sama

4.        Melibatkan keluarga/orangtua

C.       UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN

1.        Lakukan saat tindakan keperawatan

2.        Sengaja mencari kesempatan khusus

D.      BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1.        Alat bermain

2.        Tempat bermain

Page 11: LPJ BERMAIN

E.       PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH

1.        Faktor pendukung

Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga

2.        Faktor penghambat

Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

      11. BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

a.       Definisi

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar

diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar.

Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress

dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.

b.      Manfaat

1)    Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat

terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).

2)    Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,

mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.

3)    Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena

menggunakan media kertas gambar dan crayon.

4)    Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu

cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

5)    Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses

hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan

negative.

6)    Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan

ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan

benci.

7)    Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode

penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah

sakit.

Page 12: LPJ BERMAIN

LAMPIRAN DOKUMENTASI