lp necrotizing enterocolitis

14
Tata Mahyuvi LAPORAN PENDAHULUAN NECROTIZING ENTEROCOLITIS 1. Pengertian Necrotizing enterocolitis(NEC) atau enterokolitis nekrotikan adalah suatu kondisi abdomen akut yang umum terlihat pada periode neonatal. "Necrotizing" berarti kematian jaringan, "entero" mengacu pada usus kecil, "colo" ke usus besar, dan "itis" berarti peradangan. Necrotizing Enterocolitis merupakan penyakit saluran pencernaan yang terjadi pada bayi baru lahir, kejadiannya lebih banyak terjadi pada bayi prematur. Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk duodenum dalam jumlah normal. Gangguan dapat terjadi mulai dari membrana-basolateral dari hepatosit sampai tempat masuk saluran empedu ke dalam duodenum (Arief, 2010). Cholestasis adalah kondisi yang terjadi akibat terhambatnya aliran empedu dari saluran empedu ke intestinal. Kolestasis terjadi bila ada hambatan aliran empedu dan bahan-bahan yang harus diekskresi hati (Nazer, 2010). 2. Epidemiologi NEC merupakan sindrom gawat intestinal dan memerlukan tindakan darurat yang sering ditemukan pada bayi prematur sehingga memerlukan rawatan di unit rawatan intesif neonatus (NICU). NEC ditemukan 1 sampai 3 daripada 1000 kelahiran hidup dan 1%-7% bayi baru lahir yang dirawat di NICU. Lahir prematur merupakan faktor penting yang menyebabkan bayi menderita NEC sedangkan bayi yang lahir cukup bulan jarang menderita NEC (<10%). Angka kejadian NEC sangat bervariasi antar negara bagian di Amerika Serikat, berkisar antara 3 28 % dengan rata-rata 6 -10 % terjadi pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram. Berbanding terbalik antara usia kehamilan saat lahir atau berat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri

Upload: mahyuvi-tata

Post on 19-Jan-2016

353 views

Category:

Documents


64 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

LAPORAN PENDAHULUAN

NECROTIZING ENTEROCOLITIS

1. Pengertian

Necrotizing enterocolitis(NEC) atau enterokolitis nekrotikan adalah suatu

kondisi abdomen akut yang umum terlihat pada periode neonatal.

"Necrotizing" berarti kematian jaringan, "entero" mengacu pada usus kecil,

"colo" ke usus besar, dan "itis" berarti peradangan.

Necrotizing Enterocolitis merupakan penyakit saluran pencernaan yang terjadi

pada bayi baru lahir, kejadiannya lebih banyak terjadi pada bayi prematur.

Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk duodenum dalam

jumlah normal. Gangguan dapat terjadi mulai dari membrana-basolateral dari

hepatosit sampai tempat masuk saluran empedu ke dalam duodenum (Arief,

2010).

Cholestasis adalah kondisi yang terjadi akibat terhambatnya aliran empedu

dari saluran empedu ke intestinal. Kolestasis terjadi bila ada hambatan aliran

empedu dan bahan-bahan yang harus diekskresi hati (Nazer, 2010).

2.  Epidemiologi

NEC merupakan sindrom gawat intestinal dan memerlukan tindakan darurat

yang sering ditemukan pada bayi prematur sehingga memerlukan rawatan di unit

rawatan intesif neonatus (NICU). NEC ditemukan 1 sampai 3 daripada 1000

kelahiran hidup dan 1%-7% bayi baru lahir yang dirawat di NICU. Lahir prematur

merupakan faktor penting yang menyebabkan bayi menderita NEC sedangkan bayi

yang lahir cukup bulan jarang menderita NEC (<10%).

Angka kejadian NEC sangat bervariasi antar negara bagian di Amerika

Serikat, berkisar antara 3–28 % dengan rata-rata 6 -10 % terjadi pada bayi dengan

berat lahir kurang dari 1500 gram. Berbanding terbalik antara usia kehamilan saat

lahir atau berat lahir dengan insiden NEC, artinya semakin cukup usia kehamilan atau

semakin cukup berat lahir, semakin rendah resiko  terjadinya NEC.3

NEC lebih sering terjadi pada bayi laki – laki, dan beberapa penulis melaporkan angka

kejadian lebih banyak pada orang afrika berbanding orang kulit putih ataupun ras

hispanik. Walaupun kebanyakan neonatus  yang menderita NEC adalah bayi yang

lahir pada usia kehamilan preterm, namun 5-10 % dari kasus yang dilaporkan, juga

terjadi pada bayi yang lahir pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu. Dalam tiga

dekade terakhir angka mortalitas yang disebabkan oleh NEC berkisar antara 10-30 %

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri

Page 2: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

dengan tren menurun  seiring dengan semakin berkembangnya perawatan neonatus

intensif.

3. Anatomi

Sistem pencernaan bayi baru lahir terdiri dari suatu organ dan fungsi yang

berbelit-belit dan system yang rumit. Hampir semua bayi yang baru lahir kehilangan

sebagian berat badan lahir selama beberapa hari pertama setelah dilahirkan.

Usus kecil

Sebagian besar pencernaan dan penyerapan makanan terjadi di usus kecil.

Usus kecil seperti tabung, sempit memutar yang menempati sebagian besar perut

bagian bawah yang berada di antara lambung dan awal dari usus besar. Panjangnya

sekitar 20 kaki. Usus kecil terdiri dari 3 bagian: duodenum (bagian berbentuk C),

jejunum (di bagian tengah bergulung), dan ileum (bagian terakhir).

Usus kecil memiliki 2 fungsi penting. Pertama, proses pencernaan selesai di

sini oleh enzim dan zat lain yang dibuat oleh sel usus, pankreas, dan hati. Kelenjar di

dinding usus mengeluarkan enzim yang memecahkan kanji dan gula. Pankreas

mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu memecahkan karbohidrat,

lemak, dan protein. Hati menghasilkan empedu, yang disimpan dalam kantong

empedu. Empedu membantu untuk membuat molekul lemak (yang dinyatakan tidak

larut dalam air) larut, sehingga mereka dapat diserap oleh tubuh. Kedua, usus kecil

menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam usus halus ditutupi

oleh jutaan proyeksi mirip jari-jari kecil yang disebut vili. Vili ditutupi dengan

proyeksi bahkan mungil yang disebut mikrovili. Kombinasi vili dan mikrovili

meningkatkan luas permukaan dari usus kecil sangat, yang memungkinkan

penyerapan nutrisi terjadi. bahan tidak tercerna perjalanan selanjutnya ke usus besar.

Usus Besar

Bentuk usus besar yang seperti U terbalik melingkari atas usus kecil. Usus

besar berawal di sisi kanan bawah dari tubuh dan berakhir pada sisi kiri

bawah.Panjang usus besar adalah sekitar 5-6 meter. Ia memiliki 3 bagian: sekum,

usus besar, dan rektum. Sekum adalah kantong pada awal dari usus besar. Kawasan

ini memungkinkan makanan untuk lulus dari usus kecil ke usus besar. Kolon adalah

tempat dimana cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke rektum.

Bagian terakhir dari usus besar adalah rektum, yang merupakan tempat feses yang

disimpan sebelum meninggalkan tubuh melalui anus.

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri

Page 3: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

Tugas utama dari usus besar adalah untuk memisahkan air dan garam

(elektrolit) dari bahan tercerna dan membentuk limbah padat sebelum dikeluarkan.

Bakteri dalam usus besar membantu untuk memecah bahan yang tidak dicerna. Isi

sisa dari usus besar bergerak ke arah retum, dimana tinja disimpan

sampai dikeluarkan dari tubuh melalui anus.

4. Etiologi

Etiologi NEC hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat

kaitannya dengan terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor

makanan. Iskemik menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan

pada invasi bakteri. NEC jarang terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan

sedikit terjadi pada bayi yang mendapat ASI. Bagaimananapun sekali pemberian

makanan dimulai, hal itu cukup untuk menyebabkan proliferasi bakteri yang dapat

menembus dinding saluran cerna yang rusak dan menghasilkan gas hidrogen. Gas

tersebut bisa berkumpul dalam dinding saluran cerna (pneumotosis intestinalis) atau

memasuki vena portal. Dapat juga disebabkan karena bayi lahir prematur dan berat

badanya sangat rendah, dari ibu yang mengkonsumsi kokain.

Sedangkan, Penyebab dari cholestasis dibagi menjadi 2 bagian: intrahepatic

cholestasis dan ekstrahepatic cholestasis.

Pada intrahepatic cholestasis terjadi akibat gangguan pada sel hati yang terjadi

akibat: infeksi bakteri yang menimbulkan abses pada hati, biliary cirrhosis

primer, virus hepatitis, lymphoma, cholangitis sclerosing primer, infeksi tbc

atau sepsis, obat-obatan yang menginduksi cholestasis.

Pada extrahepatic cholestasis, disebabkan oleh tumor saluran empedu, cista,

striktur (penyempitan saluran empedu), pankreatitis atau tumor pada pankreas,

tekanan tumor atau massa sekitar organ, cholangitis sklerosis primer. Batu

empedu adalah salah satu penyebab paling umum dari saluran empedu

diblokir. Saluran empedu Diblokir mungkin juga hasil dari infeksi, kanker

atau jaringan parut internal. Parut dapat memblokir saluran empedu, yang

dapat mengakibatkan kegagalan hati (Richard, 2002).

5. Manifestasi Klinis

Menurut WHO (2008), tanda-tanda umum pada NEC meliputi :

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri

Page 4: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

a.       Distensi perut atau adanya nyeri tekan

b.      Toleransi minum yang buruk

c.       Muntah kehijauan atau cairan kehijauan keluar melalui pipa

lambung

d.      Darah pada feses

e.       Tanda-tanda umum gangguan sistemik :

         Apneu

         Terus mengantuk atau tidak sadar

         Demam atau hipotermi

f. Gastrointestinal:

Makanan intoleransi

Perut kembung

Perut tegang

Emesis

Okultisme darah / kotor dalam tinja

Perut massa

Eritema dinding perut

Sedangkan pada cholestasis adalah:

1. Terganggunya aliran empedu masuk ke dalam usus

      Tinja akolis/hipokolis

      Urobilinogen/sterkobilinogen dalam tinja menurun/negatif

      Urobilin dalam air seni negatif

      Malabsorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak

      Steatore

      Hipoprotrombinemia

2. Akumulasi empedu dalam darah

      Ikterus

      Gatal-gatal

      Hiperkolesterolemia

3. Kerusakan sel hepar karena menumpuknya komponen empedu

      Anatomis

-          Akumulasi pigmen

-          Reaksi peradangan dan nekrosis

      Fungsional

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri

Page 5: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

-          Gangguan ekskresi (alkali fosfatase dan gama glutamil

transpeptidase meningkat)

-          Transaminase serum meningkat (ringan)

-          Gangguan ekskresi sulfobromoftalein

-          Asam empedu dalam serum meningkat

6. Klasifikasi

Secara garis besar kolestasis dapat diklasifikasikan menjadi:

a.   Kolestasis ekstrahepatik, obstruksi mekanis saluran empedu ekstrahepatik.

Secara umum kelainan ini disebabkan lesi kongenital atau didapat.

Merupakan kelainan nekroinflamatori yang menyebabkan kerusakan dan

akhirnya pembuntuan saluran empedu ekstrahepatik, diikuti kerusakan

saluran empedu intrahepatik. Penyebab utama yang pernah dilaporkan

adalah proses imunologis,infeksi virus terutama CMV   dan Reo virus tipe 3,

asam empedu yang toksik, iskemia dan kelainan genetik.

b. Kolestasis intrahepatik

      Saluran Empedu

Digolongkan dalam 2 bentuk, yaitu: (a) Paucity saluran empedu, dan (b)

Disgenesis saluran empedu. Oleh karena secara embriologis saluran empedu

intrahepatik (hepatoblas) berbeda asalnya dari saluran empedu ekstrahepatik

(foregut) maka kelainan saluran empedu dapat mengenai hanya saluran

intrahepatik atau hanya saluran ekstrahepatik saja.  

Paucity saluran empedu intrahepatik lebih sering ditemukan pada saat

neonatal dibanding disgenesis, dibagi menjadi sindromik dan nonsindromik.

Dinamakan paucity apabila didapatkan < 0,5 saluran empedu per portal tract.

Contoh dari sindromik adalah sindrom Alagille, suatu kelainan autosomal

dominan disebabkan haploinsufisiensi pada gene JAGGED. 

c. Kelainan hepatosit

Kelainan primer terjadi pada hepatosit menyebabkan gangguan

pembentukan dan aliran empedu. Hepatosit neonatus mempunyai cadangan asam

empedu yang sedikit, fungsi transport masih prematur, dan kemampuan sintesa

asam empedu yang rendah sehingga mudah terjadi kolestasis.  Infeksi merupakan

penyebab utama yakni virus, bakteri, dan parasit. Pada sepsis misalnya kolestasis

merupakan akibat dari respon hepatosit terhadap sitokin yang dihasilkan pada

sepsis.

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri

Page 6: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

 7.  Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, gambaran  klinis, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan fisik : intoleransi makanan, Peningkatan residu lambung, Perut

kembung, Okultisme darah / Hematochezia, Radang selaput perut, Perubahan warna

dinding perut, massa perut.

Pemeriksaan laboratorium :

a.       Darah lengkap dan hitung jenis

Hitung jenis leukosit bisa normal, tetapi biasanya meningkat,

trombositopenia sering terlihat. 50 % kasus terbukti NEC,

jumlahplatelet < 50.000 uL

b.      Kultur

Specimen darah, urin, feses, dan Cairan serebrospinal sebaiknya

diperiksa untuk kemungkinan adanya virus, bakteri, dan jamur yang

patogen.

c.       Elektrolit

Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipernatremia serta

hiperkalemia sering terjadi.

d.      Analisa gas darah

Asidosis metabolik, ataupun campuran asidosis metabolic dan

respiratorik mungkin terlihat.

e.       Sistem koagulasi

Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan screening

koagulopati lebih lanjut harus dilakukan. Prothrombin

Timememanjang, Partial Thromboplastin time memanjang, penurunan

fibrinogen dan peningkatan produk pemecah fibrin, merupakan

indikasi terjadinya disseminated intravascular coagulation (DIC

8. Pemeriksaan Penunjang

Foto Polos Abdomen

Foto polos abdomen adalah modalitas pilihan saat ini untuk evaluasi neonatus

diduga memiliki NEC. Waktu tindak lanjut foto polos abdomen tergantung

pada keparahan dari NEC dan dapat bervariasi 6-24 jam. Namun, foto polos

abdomen juga diperlukan pada setiap saat kemerosotan klinis akut. Pada

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri

Page 7: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

pasien yang  menyelesaikan klinis, interval waktu antara perut polos

radiografi dapat semakin berkepanjangan.

Sedangkan untuk pemeriksaan cholestasis adalah sebagai berikut:

            Hapusan darah tepi

            Bilirubin dalam air seni

            Sterkobilinogen dalam air seni

            Tes fungsi hepar yang standar: Heymans vd Bergh, SGOT, SGPT, alkali

fosfatase serta serum protein

Bila dari pemeriksaan tersebut masih meragukan, dilakukan pemeriksaan lanjutan

yang lebih sensitif seprti BSP/kadar asam empedu dalam serum. Bila fasilitas terbatas

dapat hanya dengan melihat pemerikasaan bilirubin air seni. Hasil positf

menunjukkan adanya kelainan hepatobilier.

Bila ada bukti keterlibatan hepar maka dilakukan tahap berikutnya untuk

membuktikan:

1. Kelainan intra/ekstrahepatal

2. Mencari kemungkinan etiologi

3. Mengidentifikasi kelainan yang dapat diperbaiki/diobati

Pemeriksaan yang dilakukan adalah:

1. Terhadap infeksi/bahan toksik

2. Terhadap kemungkinan kelainan metabolik

3. Mencari data tentang keadaan saluran empedu

Untuk pemeriksaan terhadap infeksi yang penting adalah:

Virus:

  Virus hepatotropik: HAV, HBV, non A non B, virus delta

  TORCH

  Virus lain: EBV, Coxsackie’s B, varisela-zoster

Bakteri: terutama bila klinis mencurigakan infeksi kuman leptospira, abses piogenik

Parasit: toksoplasma, amuba, leismania, penyakit hidatid

Bahan toksik, terutama obat/makanan hepatotoksik

Pemeriksaan kelainan metabolik yang penting:

  Galaktosemia, fruktosemia

  Tirosinosis: asam amino dalam air seni

  Fibrosis kistik

  Penyakit Wilson

  Defisiensi alfa-1 antitripsin

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri

Page 8: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

Data tentang saluran empedu diperoleh melalui pemeriksaan:

1.      Rose Bengal Excretion (RBE)

2.      Hida Scan

3.      USG

4.      Biopsi hepar

9. Penatalaksanaan Medis

Untuk NEC penatalaksanaanya adalah sebagai berikut:

Prinsip dasar tatalaksana NEC yaitu menatalaksananya ssebagai akut abdomen

dengan ancaman terjadi peritonitis septic. Tujuannya adalah untuk mencegah

perburukan penyakit, perporasi intestinal dan syok. Jika NEC terjadi pada kelompok

epidemis, para penderita perlu dipertimbangakan untuk isolasi.

Penatalaksanaan Bedah :

      Pneumoperitonium merupakan indikasi mutlak untuk dilakukan intervensi

bedah. Indikasi relatif pembedahan yaitu gas vena portal, selulitis dinding abdomen,

dilatasi segmen intestinal yang menetap dilihat dari radiaografi, massa abdomen yang

nyeri dan perubahan kondisi klinis yang refrakter terhadap tatalaksana medis.

Pencegahan :

           Mencegah prematuritas, pemberian antibiotic enteral dan penggunaan

cairan perenteral secara bijak, pemberian IgG dan IgM enteral, pemberian

kortikosteroid antenatal, penundaan atau melambatkan pemberian makanan

pendampinng ASI, pemberian ASI dan penggunaan prebiotik dapat menjadi

pendekatan yang paling baik dalam mencegah Enterokolitis Nekrotikan.

Sedangkan untuk cholestasis adalah sebagai berikut:

Pengobatan paling rasional untuk kolestasis adalah perbaikan aliran empedu ke

dalam usus. Pada prinsipnya ada beberapa hal pokok yang menjadi pedoman dalam

penatalaksanaannya, yaitu:

1. Sedapat mungkin mengadakan perbaikan terhadap adanya gangguan aliran

empedu

2. Mengobati komplikasi yang telah terjadi akibat adanya kolestasis

3. Memantau sedapat mungkin untuk mencegah kemungkinan terjadinya

keadaan fatal yang dapat mengganggu proses regenerasi hepar

4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mencegah terjadinya gangguan

pertumbuhan

5. Sedapat mungkin menghindari segala bahan/keadaan yang dapat

mengganggu/merusak hepar

Dalam hal ini pengobatan dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri

Page 9: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

1. Tindakan medis

      Perbaikan aliran empedu: pemberian fenobarbital dan kolestiramin,

ursodioxy cholic acid (UDCA).

      Aspek gizi: lemak sebaiknya diberikan dalam bentuk MCT (medium

chain triglyceride) karena malabsorbsi lemak.

       Diberikan tambahan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K)

2. Tindakan bedah

Tujuannya untuk mengadakan perbaikan langsung terhadap kelainan saluran

empedu yang ada.

      Operasi Kasai (hepatoportoenterostomy procedure)

diperlukan untuk mengalirkan empedu keluar dari hati, dengan

menyambungkan usus halus langsung dari hati untuk menggantikan

saluran empedu (lihat gambar di bawah). Untuk mencegah terjadinya

komplikasi cirrhosis, prosedur ini dianjurkan untuk dilakukan sesegera

mungkin, diupayakan sebelum anak berumur 90 hari. Perlu diketahui

bahwa operasi Kasai bukanlah tatalaksana definitif dari atresia biliaris,

namun setidaknya tindakan ini dapat memperbaiki prognosis anak dan

memperlambat perjalanan menuju kerusakan hati (Nezer, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri

Page 10: Lp Necrotizing Enterocolitis

Tata Mahyuvi

 Anonim. Necrotizing Enterocolitis. Diunduh dari: www.

pediatric.com/ilmiah/20060220-t08agh-ilmiah-popular.doc. Diakses tanggal 17 maret

2014.

Anonim. Enterokolitis Nekrotikans. Diunduh dari: http://millssehat.web.id/?p=359.

Diakses tanggal 17 maret 2014.

Anonim. Penyakit dan Gangguan Kesehatan pada Anak: Necrotizing Enterocolitis

(NEC).Diunduhdari: http://gangguankesehatananak.blogspot.com/2010/05/

necrotizing-enterocolitis-nec.html. Diakses tanggal 17 maret 2014.

Anonim. Necrotizing Enterocolitis, e-Book.. Diunduh

dari:http://www.scribd.com/doc/16796982/nec-n-probiotik#fullscreen:on. Diakses

tanggal 17 maret 2014.

Springer S. Necrotizing Enterocolitis. Diunduh

dari:http://emedicine.medscape.com/article/977956-overview. Diakses tanggal 17

maret 2014.

Farmacia. Necrotizing Enterocolitis, Vol.8. Diunduh dari: http://www.majalah-

farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDnews=869. Diakses tanggal 17 maret 2014.

Hunter CJ. Necrotizing Enterocolitis. Diunduh

dari: http://en.wikipedia.org/wiki/necrotizing-enterocolitis. Diakses tanggal 17 maret

2014.

Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri