lp necrotizing enterocolitis
TRANSCRIPT
Tata Mahyuvi
LAPORAN PENDAHULUAN
NECROTIZING ENTEROCOLITIS
1. Pengertian
Necrotizing enterocolitis(NEC) atau enterokolitis nekrotikan adalah suatu
kondisi abdomen akut yang umum terlihat pada periode neonatal.
"Necrotizing" berarti kematian jaringan, "entero" mengacu pada usus kecil,
"colo" ke usus besar, dan "itis" berarti peradangan.
Necrotizing Enterocolitis merupakan penyakit saluran pencernaan yang terjadi
pada bayi baru lahir, kejadiannya lebih banyak terjadi pada bayi prematur.
Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk duodenum dalam
jumlah normal. Gangguan dapat terjadi mulai dari membrana-basolateral dari
hepatosit sampai tempat masuk saluran empedu ke dalam duodenum (Arief,
2010).
Cholestasis adalah kondisi yang terjadi akibat terhambatnya aliran empedu
dari saluran empedu ke intestinal. Kolestasis terjadi bila ada hambatan aliran
empedu dan bahan-bahan yang harus diekskresi hati (Nazer, 2010).
2. Epidemiologi
NEC merupakan sindrom gawat intestinal dan memerlukan tindakan darurat
yang sering ditemukan pada bayi prematur sehingga memerlukan rawatan di unit
rawatan intesif neonatus (NICU). NEC ditemukan 1 sampai 3 daripada 1000
kelahiran hidup dan 1%-7% bayi baru lahir yang dirawat di NICU. Lahir prematur
merupakan faktor penting yang menyebabkan bayi menderita NEC sedangkan bayi
yang lahir cukup bulan jarang menderita NEC (<10%).
Angka kejadian NEC sangat bervariasi antar negara bagian di Amerika
Serikat, berkisar antara 3–28 % dengan rata-rata 6 -10 % terjadi pada bayi dengan
berat lahir kurang dari 1500 gram. Berbanding terbalik antara usia kehamilan saat
lahir atau berat lahir dengan insiden NEC, artinya semakin cukup usia kehamilan atau
semakin cukup berat lahir, semakin rendah resiko terjadinya NEC.3
NEC lebih sering terjadi pada bayi laki – laki, dan beberapa penulis melaporkan angka
kejadian lebih banyak pada orang afrika berbanding orang kulit putih ataupun ras
hispanik. Walaupun kebanyakan neonatus yang menderita NEC adalah bayi yang
lahir pada usia kehamilan preterm, namun 5-10 % dari kasus yang dilaporkan, juga
terjadi pada bayi yang lahir pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu. Dalam tiga
dekade terakhir angka mortalitas yang disebabkan oleh NEC berkisar antara 10-30 %
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri
Tata Mahyuvi
dengan tren menurun seiring dengan semakin berkembangnya perawatan neonatus
intensif.
3. Anatomi
Sistem pencernaan bayi baru lahir terdiri dari suatu organ dan fungsi yang
berbelit-belit dan system yang rumit. Hampir semua bayi yang baru lahir kehilangan
sebagian berat badan lahir selama beberapa hari pertama setelah dilahirkan.
Usus kecil
Sebagian besar pencernaan dan penyerapan makanan terjadi di usus kecil.
Usus kecil seperti tabung, sempit memutar yang menempati sebagian besar perut
bagian bawah yang berada di antara lambung dan awal dari usus besar. Panjangnya
sekitar 20 kaki. Usus kecil terdiri dari 3 bagian: duodenum (bagian berbentuk C),
jejunum (di bagian tengah bergulung), dan ileum (bagian terakhir).
Usus kecil memiliki 2 fungsi penting. Pertama, proses pencernaan selesai di
sini oleh enzim dan zat lain yang dibuat oleh sel usus, pankreas, dan hati. Kelenjar di
dinding usus mengeluarkan enzim yang memecahkan kanji dan gula. Pankreas
mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu memecahkan karbohidrat,
lemak, dan protein. Hati menghasilkan empedu, yang disimpan dalam kantong
empedu. Empedu membantu untuk membuat molekul lemak (yang dinyatakan tidak
larut dalam air) larut, sehingga mereka dapat diserap oleh tubuh. Kedua, usus kecil
menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam usus halus ditutupi
oleh jutaan proyeksi mirip jari-jari kecil yang disebut vili. Vili ditutupi dengan
proyeksi bahkan mungil yang disebut mikrovili. Kombinasi vili dan mikrovili
meningkatkan luas permukaan dari usus kecil sangat, yang memungkinkan
penyerapan nutrisi terjadi. bahan tidak tercerna perjalanan selanjutnya ke usus besar.
Usus Besar
Bentuk usus besar yang seperti U terbalik melingkari atas usus kecil. Usus
besar berawal di sisi kanan bawah dari tubuh dan berakhir pada sisi kiri
bawah.Panjang usus besar adalah sekitar 5-6 meter. Ia memiliki 3 bagian: sekum,
usus besar, dan rektum. Sekum adalah kantong pada awal dari usus besar. Kawasan
ini memungkinkan makanan untuk lulus dari usus kecil ke usus besar. Kolon adalah
tempat dimana cairan dan garam diserap dan memanjang dari sekum ke rektum.
Bagian terakhir dari usus besar adalah rektum, yang merupakan tempat feses yang
disimpan sebelum meninggalkan tubuh melalui anus.
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri
Tata Mahyuvi
Tugas utama dari usus besar adalah untuk memisahkan air dan garam
(elektrolit) dari bahan tercerna dan membentuk limbah padat sebelum dikeluarkan.
Bakteri dalam usus besar membantu untuk memecah bahan yang tidak dicerna. Isi
sisa dari usus besar bergerak ke arah retum, dimana tinja disimpan
sampai dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
4. Etiologi
Etiologi NEC hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat
kaitannya dengan terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor
makanan. Iskemik menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan
pada invasi bakteri. NEC jarang terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan
sedikit terjadi pada bayi yang mendapat ASI. Bagaimananapun sekali pemberian
makanan dimulai, hal itu cukup untuk menyebabkan proliferasi bakteri yang dapat
menembus dinding saluran cerna yang rusak dan menghasilkan gas hidrogen. Gas
tersebut bisa berkumpul dalam dinding saluran cerna (pneumotosis intestinalis) atau
memasuki vena portal. Dapat juga disebabkan karena bayi lahir prematur dan berat
badanya sangat rendah, dari ibu yang mengkonsumsi kokain.
Sedangkan, Penyebab dari cholestasis dibagi menjadi 2 bagian: intrahepatic
cholestasis dan ekstrahepatic cholestasis.
Pada intrahepatic cholestasis terjadi akibat gangguan pada sel hati yang terjadi
akibat: infeksi bakteri yang menimbulkan abses pada hati, biliary cirrhosis
primer, virus hepatitis, lymphoma, cholangitis sclerosing primer, infeksi tbc
atau sepsis, obat-obatan yang menginduksi cholestasis.
Pada extrahepatic cholestasis, disebabkan oleh tumor saluran empedu, cista,
striktur (penyempitan saluran empedu), pankreatitis atau tumor pada pankreas,
tekanan tumor atau massa sekitar organ, cholangitis sklerosis primer. Batu
empedu adalah salah satu penyebab paling umum dari saluran empedu
diblokir. Saluran empedu Diblokir mungkin juga hasil dari infeksi, kanker
atau jaringan parut internal. Parut dapat memblokir saluran empedu, yang
dapat mengakibatkan kegagalan hati (Richard, 2002).
5. Manifestasi Klinis
Menurut WHO (2008), tanda-tanda umum pada NEC meliputi :
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri
Tata Mahyuvi
a. Distensi perut atau adanya nyeri tekan
b. Toleransi minum yang buruk
c. Muntah kehijauan atau cairan kehijauan keluar melalui pipa
lambung
d. Darah pada feses
e. Tanda-tanda umum gangguan sistemik :
Apneu
Terus mengantuk atau tidak sadar
Demam atau hipotermi
f. Gastrointestinal:
Makanan intoleransi
Perut kembung
Perut tegang
Emesis
Okultisme darah / kotor dalam tinja
Perut massa
Eritema dinding perut
Sedangkan pada cholestasis adalah:
1. Terganggunya aliran empedu masuk ke dalam usus
Tinja akolis/hipokolis
Urobilinogen/sterkobilinogen dalam tinja menurun/negatif
Urobilin dalam air seni negatif
Malabsorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak
Steatore
Hipoprotrombinemia
2. Akumulasi empedu dalam darah
Ikterus
Gatal-gatal
Hiperkolesterolemia
3. Kerusakan sel hepar karena menumpuknya komponen empedu
Anatomis
- Akumulasi pigmen
- Reaksi peradangan dan nekrosis
Fungsional
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri
Tata Mahyuvi
- Gangguan ekskresi (alkali fosfatase dan gama glutamil
transpeptidase meningkat)
- Transaminase serum meningkat (ringan)
- Gangguan ekskresi sulfobromoftalein
- Asam empedu dalam serum meningkat
6. Klasifikasi
Secara garis besar kolestasis dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Kolestasis ekstrahepatik, obstruksi mekanis saluran empedu ekstrahepatik.
Secara umum kelainan ini disebabkan lesi kongenital atau didapat.
Merupakan kelainan nekroinflamatori yang menyebabkan kerusakan dan
akhirnya pembuntuan saluran empedu ekstrahepatik, diikuti kerusakan
saluran empedu intrahepatik. Penyebab utama yang pernah dilaporkan
adalah proses imunologis,infeksi virus terutama CMV dan Reo virus tipe 3,
asam empedu yang toksik, iskemia dan kelainan genetik.
b. Kolestasis intrahepatik
Saluran Empedu
Digolongkan dalam 2 bentuk, yaitu: (a) Paucity saluran empedu, dan (b)
Disgenesis saluran empedu. Oleh karena secara embriologis saluran empedu
intrahepatik (hepatoblas) berbeda asalnya dari saluran empedu ekstrahepatik
(foregut) maka kelainan saluran empedu dapat mengenai hanya saluran
intrahepatik atau hanya saluran ekstrahepatik saja.
Paucity saluran empedu intrahepatik lebih sering ditemukan pada saat
neonatal dibanding disgenesis, dibagi menjadi sindromik dan nonsindromik.
Dinamakan paucity apabila didapatkan < 0,5 saluran empedu per portal tract.
Contoh dari sindromik adalah sindrom Alagille, suatu kelainan autosomal
dominan disebabkan haploinsufisiensi pada gene JAGGED.
c. Kelainan hepatosit
Kelainan primer terjadi pada hepatosit menyebabkan gangguan
pembentukan dan aliran empedu. Hepatosit neonatus mempunyai cadangan asam
empedu yang sedikit, fungsi transport masih prematur, dan kemampuan sintesa
asam empedu yang rendah sehingga mudah terjadi kolestasis. Infeksi merupakan
penyebab utama yakni virus, bakteri, dan parasit. Pada sepsis misalnya kolestasis
merupakan akibat dari respon hepatosit terhadap sitokin yang dihasilkan pada
sepsis.
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri
Tata Mahyuvi
7. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, gambaran klinis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan fisik : intoleransi makanan, Peningkatan residu lambung, Perut
kembung, Okultisme darah / Hematochezia, Radang selaput perut, Perubahan warna
dinding perut, massa perut.
Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah lengkap dan hitung jenis
Hitung jenis leukosit bisa normal, tetapi biasanya meningkat,
trombositopenia sering terlihat. 50 % kasus terbukti NEC,
jumlahplatelet < 50.000 uL
b. Kultur
Specimen darah, urin, feses, dan Cairan serebrospinal sebaiknya
diperiksa untuk kemungkinan adanya virus, bakteri, dan jamur yang
patogen.
c. Elektrolit
Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipernatremia serta
hiperkalemia sering terjadi.
d. Analisa gas darah
Asidosis metabolik, ataupun campuran asidosis metabolic dan
respiratorik mungkin terlihat.
e. Sistem koagulasi
Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan screening
koagulopati lebih lanjut harus dilakukan. Prothrombin
Timememanjang, Partial Thromboplastin time memanjang, penurunan
fibrinogen dan peningkatan produk pemecah fibrin, merupakan
indikasi terjadinya disseminated intravascular coagulation (DIC
8. Pemeriksaan Penunjang
Foto Polos Abdomen
Foto polos abdomen adalah modalitas pilihan saat ini untuk evaluasi neonatus
diduga memiliki NEC. Waktu tindak lanjut foto polos abdomen tergantung
pada keparahan dari NEC dan dapat bervariasi 6-24 jam. Namun, foto polos
abdomen juga diperlukan pada setiap saat kemerosotan klinis akut. Pada
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri
Tata Mahyuvi
pasien yang menyelesaikan klinis, interval waktu antara perut polos
radiografi dapat semakin berkepanjangan.
Sedangkan untuk pemeriksaan cholestasis adalah sebagai berikut:
Hapusan darah tepi
Bilirubin dalam air seni
Sterkobilinogen dalam air seni
Tes fungsi hepar yang standar: Heymans vd Bergh, SGOT, SGPT, alkali
fosfatase serta serum protein
Bila dari pemeriksaan tersebut masih meragukan, dilakukan pemeriksaan lanjutan
yang lebih sensitif seprti BSP/kadar asam empedu dalam serum. Bila fasilitas terbatas
dapat hanya dengan melihat pemerikasaan bilirubin air seni. Hasil positf
menunjukkan adanya kelainan hepatobilier.
Bila ada bukti keterlibatan hepar maka dilakukan tahap berikutnya untuk
membuktikan:
1. Kelainan intra/ekstrahepatal
2. Mencari kemungkinan etiologi
3. Mengidentifikasi kelainan yang dapat diperbaiki/diobati
Pemeriksaan yang dilakukan adalah:
1. Terhadap infeksi/bahan toksik
2. Terhadap kemungkinan kelainan metabolik
3. Mencari data tentang keadaan saluran empedu
Untuk pemeriksaan terhadap infeksi yang penting adalah:
Virus:
Virus hepatotropik: HAV, HBV, non A non B, virus delta
TORCH
Virus lain: EBV, Coxsackie’s B, varisela-zoster
Bakteri: terutama bila klinis mencurigakan infeksi kuman leptospira, abses piogenik
Parasit: toksoplasma, amuba, leismania, penyakit hidatid
Bahan toksik, terutama obat/makanan hepatotoksik
Pemeriksaan kelainan metabolik yang penting:
Galaktosemia, fruktosemia
Tirosinosis: asam amino dalam air seni
Fibrosis kistik
Penyakit Wilson
Defisiensi alfa-1 antitripsin
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri
Tata Mahyuvi
Data tentang saluran empedu diperoleh melalui pemeriksaan:
1. Rose Bengal Excretion (RBE)
2. Hida Scan
3. USG
4. Biopsi hepar
9. Penatalaksanaan Medis
Untuk NEC penatalaksanaanya adalah sebagai berikut:
Prinsip dasar tatalaksana NEC yaitu menatalaksananya ssebagai akut abdomen
dengan ancaman terjadi peritonitis septic. Tujuannya adalah untuk mencegah
perburukan penyakit, perporasi intestinal dan syok. Jika NEC terjadi pada kelompok
epidemis, para penderita perlu dipertimbangakan untuk isolasi.
Penatalaksanaan Bedah :
Pneumoperitonium merupakan indikasi mutlak untuk dilakukan intervensi
bedah. Indikasi relatif pembedahan yaitu gas vena portal, selulitis dinding abdomen,
dilatasi segmen intestinal yang menetap dilihat dari radiaografi, massa abdomen yang
nyeri dan perubahan kondisi klinis yang refrakter terhadap tatalaksana medis.
Pencegahan :
Mencegah prematuritas, pemberian antibiotic enteral dan penggunaan
cairan perenteral secara bijak, pemberian IgG dan IgM enteral, pemberian
kortikosteroid antenatal, penundaan atau melambatkan pemberian makanan
pendampinng ASI, pemberian ASI dan penggunaan prebiotik dapat menjadi
pendekatan yang paling baik dalam mencegah Enterokolitis Nekrotikan.
Sedangkan untuk cholestasis adalah sebagai berikut:
Pengobatan paling rasional untuk kolestasis adalah perbaikan aliran empedu ke
dalam usus. Pada prinsipnya ada beberapa hal pokok yang menjadi pedoman dalam
penatalaksanaannya, yaitu:
1. Sedapat mungkin mengadakan perbaikan terhadap adanya gangguan aliran
empedu
2. Mengobati komplikasi yang telah terjadi akibat adanya kolestasis
3. Memantau sedapat mungkin untuk mencegah kemungkinan terjadinya
keadaan fatal yang dapat mengganggu proses regenerasi hepar
4. Melakukan usaha-usaha yang dapat mencegah terjadinya gangguan
pertumbuhan
5. Sedapat mungkin menghindari segala bahan/keadaan yang dapat
mengganggu/merusak hepar
Dalam hal ini pengobatan dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri
Tata Mahyuvi
1. Tindakan medis
Perbaikan aliran empedu: pemberian fenobarbital dan kolestiramin,
ursodioxy cholic acid (UDCA).
Aspek gizi: lemak sebaiknya diberikan dalam bentuk MCT (medium
chain triglyceride) karena malabsorbsi lemak.
Diberikan tambahan vitamin larut lemak (A, D, E, dan K)
2. Tindakan bedah
Tujuannya untuk mengadakan perbaikan langsung terhadap kelainan saluran
empedu yang ada.
Operasi Kasai (hepatoportoenterostomy procedure)
diperlukan untuk mengalirkan empedu keluar dari hati, dengan
menyambungkan usus halus langsung dari hati untuk menggantikan
saluran empedu (lihat gambar di bawah). Untuk mencegah terjadinya
komplikasi cirrhosis, prosedur ini dianjurkan untuk dilakukan sesegera
mungkin, diupayakan sebelum anak berumur 90 hari. Perlu diketahui
bahwa operasi Kasai bukanlah tatalaksana definitif dari atresia biliaris,
namun setidaknya tindakan ini dapat memperbaiki prognosis anak dan
memperlambat perjalanan menuju kerusakan hati (Nezer, 2010).
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri
Tata Mahyuvi
Anonim. Necrotizing Enterocolitis. Diunduh dari: www.
pediatric.com/ilmiah/20060220-t08agh-ilmiah-popular.doc. Diakses tanggal 17 maret
2014.
Anonim. Enterokolitis Nekrotikans. Diunduh dari: http://millssehat.web.id/?p=359.
Diakses tanggal 17 maret 2014.
Anonim. Penyakit dan Gangguan Kesehatan pada Anak: Necrotizing Enterocolitis
(NEC).Diunduhdari: http://gangguankesehatananak.blogspot.com/2010/05/
necrotizing-enterocolitis-nec.html. Diakses tanggal 17 maret 2014.
Anonim. Necrotizing Enterocolitis, e-Book.. Diunduh
dari:http://www.scribd.com/doc/16796982/nec-n-probiotik#fullscreen:on. Diakses
tanggal 17 maret 2014.
Springer S. Necrotizing Enterocolitis. Diunduh
dari:http://emedicine.medscape.com/article/977956-overview. Diakses tanggal 17
maret 2014.
Farmacia. Necrotizing Enterocolitis, Vol.8. Diunduh dari: http://www.majalah-
farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDnews=869. Diakses tanggal 17 maret 2014.
Hunter CJ. Necrotizing Enterocolitis. Diunduh
dari: http://en.wikipedia.org/wiki/necrotizing-enterocolitis. Diakses tanggal 17 maret
2014.
Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Kadiri