lp mikro perc. 2 (media pertumbuhan)

49
Media Pertumbuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikrobiologi merupakan bidang ilmu biologi yang mengkaji tentang mikroba yang mencakup bermacam- macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel bakteri, alga, protozoa, fungi mikroskopik bahkan virus. Belakangan ini, kajian mikrobiologi sedang mengalami perkembangan yang pesat. Kajian yang lebih khusus sebagai perkembangan dari ilmu mikrobiologi dapat dikelompokkan berdasarkan tujuannya, misalkan taksonomi, habitat dan cakupan masalah seta hubungannya dengan disiplin ilmu yang lain. Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat Devita Suba Mairi La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm., Apt. O1A1 14 009

Upload: devitasubamairi

Post on 18-Nov-2015

254 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan Mikrobiologi

TRANSCRIPT

Media Pertumbuhan

Media Pertumbuhan

36

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMikrobiologi merupakan bidang ilmu biologi yang mengkaji tentang mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel bakteri, alga, protozoa, fungi mikroskopik bahkan virus. Belakangan ini, kajian mikrobiologi sedang mengalami perkembangan yang pesat. Kajian yang lebih khusus sebagai perkembangan dari ilmu mikrobiologi dapat dikelompokkan berdasarkan tujuannya, misalkan taksonomi, habitat dan cakupan masalah seta hubungannya dengan disiplin ilmu yang lain.Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu, untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan atau piaraan organisme. Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril, artinya pada bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba lain yang tidak diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi.Mikroorganisme dapat berkembang biaksecaraalami atau dengancampur tanganmanusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melaluipertumbuhan menggunakanmedia. Pada pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diperlukanoleh bakteri dan juga keadaanlingkungan fisik yangdapatmenyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

B. TujuanTujuan dilakukannya praktikum ini adalah :1. untuk dapat membuat media pertumbuhan Nutrient Agar, Nutrient Broth dan Potato Dextrose Agar baik sintetik maupun non sintetik.2. untuk mengetahui konsistensi dari medium Nutrient Agar, Nutrient Broth dan Potato Dextrose Agar baik sintetik maupun non sintetik.

C. ManfaatManfaat dilakukannya praktikum ini adalah dapat mempelajari cara pembuatan media pertumbuhan Nutrient Agar, Nutrient Broth dan Potato Dextrose Agar baik sintetik maupun non sintetik .BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Teori UmumMedia adalah suatu substrat untuk menumbuhkan jamur. Yang umum digunakan didalam laboratorium adalah media biakan yang menggunakan bahan pemadat berupa agar-agar. Berdasarkan pada macam bahan yang digunakan, media untuk membiakkan jamur ada 3 macam, yaitu, media alam, media semi sintetik, dan media sintetik. Dalam media alam, komposisi zat gizi tidak dapat diketahui dengan pasti kiarena komposisinya berubah-ubah bergantung pada bahan asalnya seperti kentang,merang,serangga dan lain sebagainya. Dalam media semi-sintetik,selain bahan alam digunakan pula zat kimia yang komposisinya diketahui dengan tepat. Contoh media semi-sintetik yaitu agar-agar dekstrosa kentang (ADK) yang dikenal pula sebagai potato dextrose agar (PDA). Sedangkan pada media sintetik, semua kandungan nutrisinya diketahui dengan tepat misalnya agar-agar Czapek. Media untuk menumbuhkan jamur pangan umumnya merupakan media alam dan semi-sintetik (Gunawan, 2007). Nutrient agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, peptone, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pembuatan medium NA ini ditambahkan peptone agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2. Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba (Panjaitan, 2014).Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA), kentang sudah ditimbang dan direbus, dengan ukuran kentang 50,31 g dan agar 4,03 g. Disini menggunakan agar untuk mengentalkan medium. Ekstrak kentang dan agar disetir dan diatur suhu dan pHnya. Sebelum dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat, medium dapat ditanami bakteri (Schegel, 1993).Mikroorganisme akan bertumbuh jika mendapat zat gizi dan berada dalam kondisi yang tepat untuk pertumbuhan. Sebagian besar bakteri bersifat aerob dan membutuhkan oksigen bebas untuk tumbuh, tetapi ada juga bakteri anaerob yang dapat tumbuh tanpa oksigen. Bakteri anaerob ini tumbuh pada luka yang dalam dimana terdapat jaringan mati, misalnya Clostridium tetani. Bakteri anaerob fakultatif dapat tumbuh dengan atau tanpa oksigen, misalnya Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. Jamur dan ragi umumnya bersifat aerob dan biasanya tumbuh pada temperatur dan pH yang lebih rendah dari bakteri. Mikroorganisme tumbuh sangat cepat dibandingkan dengan hewan dan tumbuhan. Karena ukurannya yang kecil, maka pengukuran pertumbuhan mikroorganisme melalui pertambahan ukuran atau berat sangat sulit. Oleh karena itu, pengukuran pertumbuhan mikroorganisme dihitung berdasarkan jumlah sel atau jumlah partikel virus dalam suatu populasi (James dkk, 2008).Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau menginaktivasi mikroorganisme hidup (bakteri, jamur, virus dan organisme bersel satu lainnya) yang terdapat pada suatu produk. Sedangkan istilah steril secara umum dapat diartikan bebas dari mikroorganisme hidup (I). Secara garis besar tcrdapat tiga cara sterilisasi yaitu sterilisasi cara panas (panas basah, panas kering), sterilisasi cara kimia (gas etilen oksida, EtO) dan sterilisasi dingin (filtrasi, radiasi). Sterilisasi cara dingin (radiasi dan EtO) banyak digunakan untuk mensterilkan produk yang tidak tahan/rusak oleh pemanasan (Darwis, 2006).Sterilisasi merupakan suatu proses perlakuan terhadap barang atau barang di mana pada akhir proses tidak dapat ditunjukkan adanya mikroorganisme hidup pada bahan/barang tersebut. Teknik sterilisasi ruangan ada beberapa metode diantaranya adalah penyinaran, penyaringan dan sterilisasi dengan bahan kimia atau gas. Sterilisasi ruangan dengan sinar ultraviolet dapat dinilai keberhasilannya dengan mengukur kualitas udara ruangan. Indikator yang digunakan adalah angka kuman udara ruang (Muzakar, 2005).Sterilisasi dalam mikrobiologi yaitu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan. Suatu benda yang steril dipandang dari sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme hidup. Pada proses sterilisasi, spora bakteri adalah yang paling resisten diantara semua organisme hidup. Untuk mengetahui hal tersebut, diperlukan bakteri berspora dalam pembuktiannya karena spora bersifat lebih tahan terhadap pengaruh luar yang tidak sesuai dibandingkan dengan bakteri biasa (bentuk vegetatif). Efektifitas sterilisasi tergantung pada jumlah dan jenis mikroorganisme jumlah dan jenis kontaminasi oleh zat lain, serta ada tidaknya tempat-tempat perlindungan mikroorganisme pada alat (Adji dkk, 2007).

B. Uraian Bahan1. Agar ( Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 74 ) Nama resmi:AgarNama lain:Agar-agarPemerian:Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keping, serpih atau butiran ; jingga lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai putih kekuningan atau tidak berwarna ; tidak berbau atau berbau lemah ; rasa berlendir ; jika lembab liat; jika kering rapuh Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air ; larut dalam air mendidihPenyimpanan:Dalam wadah tertutup baik2. Akuades ( Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III : 96 )Nama resmi:Aqua destillataNama lain:Air sulingRM/ BM:H2O / 18,02Pemerian:Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.Stabilitas:Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikelpartikel lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.3. Alkohol (Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV : 65)Nama resmi:AethanolumNama lain:Etanol / AlkoholRumus molekul:C2H6OBM:46,07Pemerian:Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap meskipun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78C dan mudah terbakar.Kelarutan:Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.Berat Jenis:0,812 0,816 g/ml.Stabilitas:Mudah menguap walaupun pada suhu rendah.Konsentrasi:60-90 %.Kegunaan:Anti mikroba, desinfektan, pelarut, penetrasi kulit.Penyimpanan:Wadah tertutup rapat jauh dari api.4. Ekstrak Beef ( Ditjen POM Edisi IV, 1979 )Nama resmi :Beef ExtractNama lain :Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beefPemerian :Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti daging, sedikit asam.Kelarutan:Larut dalam air dingin.Kegunaan :Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganismePenyimpanan :Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.5. Dekstrosa ( Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV : 300 )Nama resmi:DextrosumNama Lain :Dekstrosa ; GlukosaRM / BM :C6H12O6.H20 / 180,16 Pemerian :Hablur tidak berwarna, serbuk halus atau butiran putih, tidak berbau, rasa manis.Kelarutan:Mudah larut dalam air ; sangat mudah larut dalam air mendidih ; larut dalam etanol mendidih ; sukar larut dalam etanol.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.6. Kentang ( Solanum tuberosum )a. KlasifikasiRegnum: PlantaeDivisio: SpermatophytaSub Divisio: AngiospermaeClass: DicotyledoneaeSub Class: SympetalaeOrdo: SolanalesFamilia: SolanaceaeGenus: SolanumSpecies: Solanum tuberosumKegunaan: Untuk ekstraknya, sebagai sumber nutrient mikroba.b. Morfologi Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanah tumbuh daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya disebut stolon. Umbi Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi. Tanaman Kentang yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus atau akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.

BAB IIIMETODE PERCOBAANA. Alat dan Bahan1. AlatAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :a. Autoklaf listrikb. Batang pengadukc. Electro mantled. Sendoke. Timbangan analitik2. BahanBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :a. Agarb. Aquadestc. Alkohold. Aluminium foile. Beef extractf. Dekstrosag. Kain kasah. Kapas i. Kentangj. Kapask. Plastic wrap

B. Cara KerjaCara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah :1. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Sintetika. Disiapkan alat dan bahan.b. Ditimbang komponen media dengan menggunakan timbangan analitik sebanyak 1,4 gramc. Diukur aquadest sebesar 50 ml dengan menggunakan gelas ukur.d. Dilarutkan bahan dalam aquadest menggunakan gelas kimia. e. Dipanaskan dan diaduk secara konstan larutan bahan di atas electro mantel.f. Didinginkan larutan dan dimasukkan larutan ke dalam labu Erlenmeyer.g. Ditutup bagian mulut Erlenmeyer menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap.h. Disterilkan media dalam autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit.i. Diamati warna dan konsistensi media.2. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Non Sintetika. Disiapkan alat dan bahan.b. Ditimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitik sesuai komposisi berikut : beef extract 0,3 gram dan agar 1,5 gram.c. Diukur aquades yang akan digunakan sebesar 100 ml menggunakan gelas ukur.d. Dibagi akuades menjadi dua bagian, yakni 30 ml dan 70 ml. Aquades 30 ml digunakan untuk melarutkan beef extract dan aquadest 70 ml digunakan untuk melarutkan agar.e. Dilarutkan beef extract pada gelas kimia dan diletakkan di atas electromantel. Dibiarkan hingga mendidih dan terjadi perubahan warna.f. Dilarutkan agar pada gelas kimia dan diletakkan di atas electromantel. Diaduk secara konstan hingga mendidih.g. Disaring larutan beef extract menggunakan kertas saring untuk diambil kaldunya.h. Dimasukkan larutan beef extract kedalam larutan agar dan diaduk sampai homogen.i. Dimasukkan media ke dalam labu Erlenmeyer dan ditutup bagian mulutnya menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap.j. Disterilkan media pada autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.k. Diamati warna dan konsistensi media.3. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB) Sintetika. Disiapkan alat dan bahan.b. Ditimbang komponen media dengan menggunakan timbangan analitik sebanyak 0,65 gram.c. Diukur aquadest sebesar 50 ml dengan menggunakan gelas ukur.d. Dilarutkan bahan dalam aquadest menggunakan gelas kimia. e. Dipanaskan dan diaduk secara konstan larutan bahan di atas electro mantel.f. Didinginkan larutan dan dimasukkan larutan ke dalam labu Erlenmeyer.g. Ditutup bagian mulut Erlenmeyer menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap.h. Disterilkan media dalam autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit.i. Diamati warna dan konsistensi media.4. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB) Non Sintetika. Disiapkan alat dan bahan.b. Ditimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitik sesuai komposisi berikut : beef extract 0,3 gram.c. Diukur aquades yang akan digunakan sebesar 100 ml menggunakan gelas ukur.d. Dilarutkan beef extract pada gelas kimia dan diaduk.e. Dimasukkan media ke dalam labu Erlenmeyer dan dicukupkan voumenya dengan aquadest sampai 100 ml.f. Ditutup bagian mulut labu Erlenmeyer menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap.g. Disterilkan media pada autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.h. Diamati warna dan konsistensi media.5. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA) Sintetika. Disiapkan alat dan bahan.b. Ditimbang komponen media dengan menggunakan timbangan analitik sebanyak 1,95 gram.c. Diukur aquadest sebesar 50 ml dengan menggunakan gelas ukur.d. Dilarutkan bahan dalam aquadest menggunakan gelas kimia.e. Dipanaskan dan diaduk secara konstan larutan bahan di atas electro mantel.f. Didinginkan larutan dan dimasukkan larutan ke dalam labu Erlenmeyer.g. Ditutup bagian mulut Erlenmeyer menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap.h. Disterilkan media dalam autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menit.i. Diamati warna dan konsistensi media.6. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (NA) Non Sintetika. Disiapkan alat dan bahan.b. Dikupas kentang, dipotong kecil-kecil (dadu) dan dicuci hingga bersih.c. Ditimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analitik sesuai komposisi berikut : potato/kentang 0,3 gram dan agar 1,5 gram.d. Diukur aquades yang akan digunakan sebesar 100 ml menggunakan gelas ukur.e. Dibagi akuades menjadi dua bagian, yakni 10 ml dan 90 ml. Aquades 50 ml digunakan untuk memanaskan kentang dan aquadest 90 ml digunakan untuk melarutkan agar.f. Dipanaskan kentang pada gelas kimia dan diletakkan di atas electromantel. Dibiarkan hingga lunak.g. Diambil ekstrak kentang dengan menyaring dan memerasnya menggunakan kertas saring dan disimpan dalam gelas kimia baru. h. Dilarutkan agar pada gelas kimia dan diletakkan di atas electromantel. Diaduk secara konstan hingga mendidih.i. Dimasukkan larutan ekstrak kentang kedalam larutan agar dan diaduk sampai homogen.j. Dimasukkan media ke dalam labu Erlenmeyer dan ditutup bagian mulutnya menggunakan kapas, kain kasa, dan plastic wrap.k. Disterilkan media pada autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.l. Diamati warna dan konsistensi media.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan1. Tabel PengamatanNoMediumJenis MediumKonsistensiKegunaan

BakteriJamur

1. Nutrient AgarSintetikPadat

2. Nutrient AgarNon SintetikPadat

3. Nutrient Broth SintetikCair

4. Nutrient BrothNon SintetikCair

5. PotatoDextroseAgarSintetikPadat

6. Potato DextroseAgarNon SintetikPadat

2. Gambar

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOMedia NA (Nutrient Agar) Sintetik Sebelum didinginkan Setelah didinginkan Fungsi: untuk melihat pertumbuhan pada bakteri

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOMedia NA (Nutrient Agar) Non Sintetik Sebelum didinginkan Setelah didinginkan Fungsi: untuk melihat pertumbuhan pada bakteri

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOMedia NB (Nutrient Broth) Sintetik Sebelum didinginkan Setelah didinginkan Fungsi: untuk melihat pertumbuhan pada bakteri

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOMedia NB (Nutrient Broth) Non Sintetik Sebelum didinginkan Setelah didinginkan Fungsi: untuk melihat pertumbuhan pada bakteri

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOMedia PDA (Potato Dextrose Agar) Sintetik Sebelum didinginkan Setelah didinginkan Fungsi: untuk melihat pertumbuhan pada jamur

LABORATORIUM MIKROBIOLOGIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HALU OLEOMedia PDA (Potato Dextrose Agar) Non Sintetik Sebelum didinginkan Setelah didinginkan Fungsi: untuk melihat pertumbuhan pada jamur

B. PembahasanMedium adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya, medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, dan harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Media berfungsi untuktempat tumbuhnyamikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media itu sendiri.Media juga berperan sebagai wadah atau tempat zat harayangdigunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Umumnya, media pertumbuhan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya.Variasidalam tipe nutrisi, diimbangi oleh tersedianya berbagai macam media yang banyak macamnya untuk kultivasinya, oleh sebab itu dalamlaporanini akan membahas lebih lanjut kebutuhan dasar mikroorganisme, macam-macam media pertumbuhan, dan prosedur umum pembuatan media pertumbuhanguna menunjang kegiatan pembelajaran mikrobiologi.Mikroba dapat tumbuh dengan baik jika dalam suatu media tersebut memenuhi syarat-syarat, yaitu harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, dan harus berada dalam kondisi steril sebelum digunakan.Jenis medium untuk pertumbuhan mikroorganisme sangat bervariasi, tergantung dari apa yang di jadikan dasar penanaman. Berdasarkan bentuknya, medium dibagi 3 jenis, yaitu medium cair, medium semi padat, dan medium padat. Medium cair tidak menggunakan bahan pemadat seperti agar-agar, amilum, gelatin, dan selulosa. Medium semi padat adalah media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi padat dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Medium padat adalah media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat. Dalam percobaan pembuatan medium ini dilakukan pembuatan medim NA (Nutrient Agar), NB (Nutrient Broth) dan PDA (Potato Dextrose Agar).NA (Nutrient Agar) merupakan medium padat yang digunakan sebagai pertumbuhan bakteri. Medium ini cukup baik untuk memulai belajar tentang bagaimana koloni bakteri dapat tumbuh dan menyebar. Komposisi dalam 1 liter NA yaitu pepton 5 gram, ekstrak beaf 1,5 gram, sodium chlorida 5 gram dan agar 15 gram. Pepton ialah protein yang terdapat pada daging, pada air susu, pada kedelai, dan pada putih telur, pepton sebagai nutrisi untuk makanan bagi bakteri nantinya. Agar-agar adalah sekedar zat pengental dan bukan zat makanan bagi bakteri. NA digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. NA juga di gunakan sebagai media kapang dan khamir.NB (Nutrient Broth) merupakan medium cair yang digunakan sebagai pertumbuhan bakteri dan terbuat dalam 1 liter NB dari pepton 5 gram dan ekstrak beaf 1,5 gram, sodium chlorida 5 gram yeast extrak 1,5 gram, namun NB tidak menggunakan agar karena NB merupakan medium cair. Proses pembuatannya lebih sederhana karena tidak memerlukan pemansan. PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan medium semi padat yang digunakan untuk pertumbuhan fungi. Komposisinya terbuat dalam 1 liter PDA dari potatos infusion from 200 gram, agar 15 gram dan dextrosa 20 gram. Agar-agar adalah sekedar zat pengental. Kentang dan gula digunakan sebagai ektrak tumbuhan karena terdapat karbohidrat didalamnya. Gula termasuk golongan karbohidrat monosaksarida. Karena mikroorganisme membutuhkannya untuk pertumbuhan dan metabolisme dalam sel.Pembuatan medium-medium tersebut sudah dihitung sesuai kebutuhan, lalu ditimbang dengan neraca analitik agar lebih teliti. Media yang telah ditimbang kemudian dilarutkan dalam akuades sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Untuk mendapatkan larutan yang homogen, maka selanjutnya dilakukan pemanasan menggunakan elektromantel, agar larutan yang dibuat benar-benar homogen. Dalam pembuatan media perlu dilakukan sterilisasi untuk membunuh mikroorganisme. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikroba. Mensterilisasi dapat dilakukan dengan dua jenis cara yaitu sterilisasi fisik dan kimia. Tujuan dari sterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat dari kontaminasi mikroba. Autoklaf merupakan alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan 2 atm/15 lbs dan suhu 121oC selama 15 menit. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.Media yang telah dibuat dan disterilisasi harus disimpan dalam lemari es agar tidak terkontaminasi dengan mikroorganisme yang ada di udara dan sekitaran tempat penyimpanan media. Jika suatu media telah terkontaminasi dengan mikroorganisme, maka media tersebut tidak dapat digunakan digunakan karena dalam media tersebut terdapat mikroorganisme yang tidak diinginkan kehadirannya.

BAB VPENUTUPA. KesimpulanKesimpulan dari praktikum kali ini adalah pembuatan media dengan menggunakan media Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB), dan Potato Dekxtrose Agar (PDA). Perbedaan antara ketiga media tersebut adalah dari penambahan bahannya, pada NA dan PDA ditambahkan agar sedangkan pada NB tidak ditambahkan agar. Nutrient Agar (NA) dan Nutrient Broth (NB) digunakan sebagai tempat tumbuhnya bakteri sedangkan Potato Dextrose Agar (PDA) sebagai media tumbuhnya jamur.

B. SaranSebaiknya praktikan harus aktif dalam melakukan praktikum, teliti dalam menimbang bahan-bahan yang akan digunakan serta selalu memperhatikan kesterilan alat dan bahan yang digunakan.

DAFTAR PUSTAKAAdji, Dhirgo, Zuliyanti, dan Herny Larashanty. 2007. Perbandingan Efektivitas Sterilisasi Alkohol 70%, Inframerah, Otoklaf dan Ozon Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus subtilis. Jurnal Sains Veterier. Vol. 25 No. 1.

Darwis, Darmawan. 2006. Sterilisasi Produk Kesehatan (Health Care Products) dengan Radiasi Berkas Elektron. Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya, Edisi Khusus, Jakarta.

Gunawan, Agustin Wydia. 2008. Usaha Pembibitan Jamur. Jakarta: Penebar Swadata.

James, Joyce, Colin Baker dan Helen Swain. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Muzakar, Kahar. 2005. Penaruh Lama Waktu Sterilisasi Sinar Ultraviolet Terhadap Angka Kuman Udara di Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral RSUD Dr Moewardi Surakarta. Skripsi, Hal: 1.

Panjaitan, Delviana, I Ketut Suada, dan Made Sritamin. 2014. Uji Keefektivan Ekstrak Beberapa Biji Tanaman untuk Menghambat Pertumbuhan Bakteri Bercak Daun (Xanthomonas campestris) pada Tanaman Tomat. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol. 3 No. 2.Schegel, G., H. 1993. General Microbiologi seventh edition. Cambrige University Press. USA.

LAMPIRANI. Skema Kerja

Media PertumbuhanSintetikNon SinetikBahan ditimbangBahan dipotong kecil-kecil seperti daduBahan dilarutkan dalam aquadestDitimbangDipanaskan pada pemanasDipanaskan pada suhu 1000 C selama 15 20 menitDidinginkanDisterilkan pada autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menitDiamati warna dan konsistensi mediaDisaring dengan kertas saringDitambahkan bahan lainDiukur pHDisterilkan pada autoklaf pada suhu 1210 C selama 15 menitDiamati warna dan konsistensi media

II. Komposisi MediaA. Komposisi Media Nutrient Agar (NA) SintetikAnimal tissue0,25 gramSodium Chloride0,25 gramBeef Extract0,075 gramYeast Extract0,075 gramAgar0,75 gramAquadestad 50 mlB. Komposisi Media Nutrient Agar (NA) Non SintetikBeef extract0,3 gramAgar1,5 gramAquadestad 100 mlC. Komposisi Media Nutrient Broth (NB) SintetikPeptic digest of animal tissue0,25 gramSodium Chloride0,25 gramBeef extract0,075 gramYeast extract0,075 gramAquadestad 50 mlD. Komposisi Media Nutrient Broth (NB) Non SintetikBeef extract0,3 gramAquadestad 100 mlE. Komposisi Media Potato Dextrose Agar (PDA) SintetikPotato infusion form10 gram Dextrose1 gramAgar0,75 gramAquadestad 50 mlF. Komposisi Media Potato Dextrose Agar (PDA) Non SintetikKentang0,3 gramAgar1,5 gramAquadestad 100 ml

III. Perhitungan BahanA. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) SintetikMedia nutrient agar sintetik dibuat dengan perbandingan : 28 gram dalam 1000 ml aquades.Untuk aquades 50 ml : Jadi, untuk membuat media nutrient agar sintetik perlu dilarutkan 1,4 gram NA sintetik dalam 50 ml aquades.

B. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA) Non SintetikMedia nutrient agar non sintetik dibuat dengan perbandingan beef extract 3 gram dan agar 15 gram dalam 1000 ml aquades.Untuk aquades 100 ml : a. Beef Extract

b. Agar

Jadi, untuk membuat media nutrient agar non sintetik diperlukan0,3 gram beef extract dan 1,5 gram agar dalam 100 ml aquades.

C. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB) SintetikMedia nutrient broth sintetik dibuat dengan perbandingan : 13 gram dalam 1000 ml aquades.Untuk aquades 50 ml : Jadi, untuk membuat media nutrient broth sintetik perlu dilarutkan 0,65 gram NB sintetik dalm 50 ml aquades.D. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB) Non SintetikMedia nutrient broth non sintetik dibuat dengan perbandingan beef extract 3 gram dalam 1000 ml aquades.Untuk aquades 100 ml : a. Beef Extract

Jadi, untuk membuat media nutrient agar non sintetik diperlukan0,3 gram beef extract dalam 100 ml aquades.E. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA) SintetikMedia potato dextrose agar sintetik dibuat dengan perbandingan :39 gram dalam 1000 ml aquades.Untuk aquades 50 ml : Jadi, untuk membuat media potato dextrose agar sintetik perludilarutkan 1,95 gram PDA sintetik dalm 50 ml aquades.F. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar (PDA) Non SintetikMedia potato dextrose agar non sintetik dibuat dengan perbandingan kentang 3 gram dan agar 15 gram dalam 1000 ml aquades.Untuk aquades 100 ml : a. Kentang

b. Agar

Jadi, untuk membuat media nutrient agar non sintetik diperlukan0,3 gram kentang dan 1,5 gram agar dalam 100 ml aquades.

Devita Suba Mairi La Ode Muhammad Fitrawan, S.Farm., Apt.O1A1 14 009