lp kista ovarium.docx

15
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KISTA OVARIUM (CYSTOMA OVARII) Oleh: Jayanta Permana Hargi, S. Kep (072311101008) 1. Kasus Kista ovarium atau cystoma ovarii 2. Proses terjadinya masalah a. Pengertian Kista adalah kantong berisi cairan yang berlapis jaringan epitel dan mengandung cairan atau bahan stengah padat. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. (Bobak, 2005). Kistoma ovari adalah kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan serosa dan berwarna kuning. Pengumpulan cairan tersebut terjadi pada indung telur atau ovarium (Mansjoer, 2000). b. Penyebab Etiologi dari kista ovarium sampai sekarang belum diketahui secara pasti akan tetapi dilihat menurut klasifikasinya yaitu tumor ovarium nonneoplastik dan tumor ovarium neoplastik jinak maka penyebab kista ovarium adalah sebagai berikut: 1) Kista non neoplasma Tumor non neoplasma jinak disebabkan karena ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen diantaranya adalah: a. Kista non fungsional Kista serosa inklusi berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks. b. Kista fungsional - Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler

Upload: jayantapermana

Post on 19-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP KISTA OVARIUM.docx

LAPORAN PENDAHULUANKONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN KISTA OVARIUM (CYSTOMA OVARII)Oleh: Jayanta Permana Hargi, S. Kep (072311101008)

1. Kasus Kista ovarium atau cystoma ovarii

2. Proses terjadinya masalaha. PengertianKista adalah kantong berisi cairan yang berlapis jaringan epitel dan mengandung cairan atau bahan stengah padat. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. (Bobak, 2005). Kistoma ovari adalah kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya bertangkai, bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan serosa dan berwarna kuning. Pengumpulan cairan tersebut terjadi pada indung telur atau ovarium (Mansjoer, 2000).b. PenyebabEtiologi dari kista ovarium sampai sekarang belum diketahui secara pasti akan tetapi dilihat menurut klasifikasinya yaitu tumor ovarium nonneoplastik dan tumor ovarium neoplastik jinak maka penyebab kista ovarium adalah sebagai berikut:1) Kista non neoplasma

Tumor non neoplasma jinak disebabkan karena ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen diantaranya adalah:a. Kista non fungsional

Kista serosa inklusi berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks.

b. Kista fungsional- Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi

ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche di usia kurang dari 12 tahun.

- Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesteron setelah ovulasi.

- Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG (terdapat pada mola hidatidosa).

- Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.

2) Kista neoplasma (Winjosastro, et al 2011)a. Kistoma ovarii simpleks

Suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.

Page 2: LP KISTA OVARIUM.docx

b. Kistadenoma ovarii musinosumKista ini belum pasti, mungkin berasal dari pertumbuhan satu elemn mengalahkan elemen yang lainnya.

c. Kistadenoma ovarii serosum Berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal ovarium).

d. Kista endometreidBelum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometreid.

e. Kista dermoidTumor yang berasal dari sel telur melalui proses patogenesis.

Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor pendukung, yaitu: 1. Ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen2. Pertumbuhan folikel yang tidak terkontrol 3. Degenerasi ovarium 4. Gaya hidup tidak sehat yakni dengan:

a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak, kurang serat dan makanan berpengawet

b. Penggunaan zat tambahan pada makanan c. Kurang berolah raga d. Merokok dan mengkonsumsi alkohol e. Terpapar dengan polusi dan agen infeksiusf. Sering stress

5. Faktor genetikc. Patofisiologi Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisia dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium, folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium karena itu terbentuk kista didalam ovarium. Setiap hari ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista di tengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.Kista dapat berupa kista folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista thecalutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadrotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebihan. Kista

Page 3: LP KISTA OVARIUM.docx

folikel dan luteal, kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graff yang tidak pecah/ folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multiple dan timbul langsung dibawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1-1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4-5 cm, sehingga sering teraba massa dan menimbulkan sakit pada daerah pelvis.d. Tanda dan gejala

1. Nyeri tekan pada perut bagian bawah2. Perubahan pola eliminasi BAB dan BAK3. Pembesaran jaringan ovarium4. Kadang disertai pola menstruasi5. Kadang disertai oedem6. Cemas

e. PenangananPada prinsipnya, tumor ovarium memerlukan pembedahan, tetapi ada beberapa kista benigna yang pada umumnya tidak memerlukan pembedahan seperti kista folikel de graf, kista korpus luteum dan kista endometrium. Penatalaksanaan pada tumor berbeda-beda tergantung jenis tumor neoplastik ganas atau tidak.1. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan

bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooferektomi.2. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan

menghilangkan kista.3. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista

ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pad distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai penyangga.

4. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik/tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda-tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.

Page 4: LP KISTA OVARIUM.docx

3. Pohon Masalah, Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikajia. Pohon Masalah

Penyebab - Ketidakseimbangan estrogen dan progesteron- Pertumbuhan folikel yang tidak terkontrol- Degenerasi ovarium- Gaya hidup yang tidak sehat (konsumsi

alkohol, merokok, kurang olahraga)

Kista ovarium

Pembesaran ovarium

Penekanan usus dan anus

Nyeri Konstipasi

Jaringan saraf terputus

Kurang pengetahuan

Resiko tinggi

infeksi

Luka operasi

Merangsang area

sensorik

Nyeri

Port de entry

Jaringan terbuka

Ovarektomi

Kelemahan umum

Intoleransi aktivitas

Page 5: LP KISTA OVARIUM.docx

b. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikajia. Masalah keperawatan1) Pre operasi

a. Nyeri1) PQRST 2) Melaporkan nyeri secara verbal amaupun isyarat3) Indikasi nyeri dapat diamati

b. Konstipasi Data yang perlu dikaji : 1) Nyeri abdomen2) Perubahan pola defekasi3) Distensi abdomen4) Rasa rektal penuh5) Rasa tekanan rektal6) Bising usus7) Peningkatan tekanan abdomen8) Massa abdomen dapat teraba9) Perkusi abdomen pekak10) Feses keras dan berbentuk

2) Post operasia. Nyeri

1) PQRST 2) Melaporkan nyeri secara verbal amaupun isyarat3) Indikasi nyeri dapat diamati

b. Intoleransi aktivitas1) Penurunan waktu reaksi 2) Kesulitan membolak balik posisi3) Keterbatasan rentang gerak sendi

c. Resiko infeksi1) Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat (trauma jaringan)2) Ketidak adekuatan pertahanan sekunder (penurunan

hemoglobin)3) Pemajanan terhadap patogen

4. Diagnosis KeperawatanDiagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:Pre operasia. Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf akibat pembesaran ovariumb. Konstipasi berhubungan dengan tekanan pada usus dan anus oleh sel

tumorPost operasia. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan (insisi pada

abdomen)b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umumc. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan post operasi

Page 6: LP KISTA OVARIUM.docx

5. Rencana tindakan keperawatanNo. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria

HasilRencana Tindakan Rasional

1. Nyeri berhubungan dengan penekanan saraf akibat pembesaran ovarium

Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam nyeri pasien dapat teratasiKriteria Hasil: 1. Pasien tidak meringis

kesakitan2. Nyeri pasien

berkurang atau hilang3. Skala nyeri berkurang4. KU baik

1. Kaji tanda-tanda vital

2. Kaji skala nyeri (skala PQRST)

3. Atur posisi pasien senyaman mungkin

4. Anjurkan teknik relaksasi (napas dalam)

5. Kolaborasi: pemberian analgesik

1. Mengetahui kondisi umum pasien

2. Mengetahui tingkat nyeri pasien

3. Mengurangi rasa nyeri

4. Mengurangi rasa nyeri

5. Analgesik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan syaraf pusat

2. Konstipasi berhubungan dengan tekanan pada usus dan anus oleh sel tumor

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pasien dapat BAB dengan lancar (1 kali sehari)Kriteria Hasil:1. Bebas dari

ketidaknyamanan konstipasi

2. Feses lunak dan berbentuk

3. Mengidentifikasi indikator untuk

1. Monitor tanda dan gejala konstipasi

2. Monitor bising usus

3. Monitor feses: frekuensi, konsistensi, dan volume

4. Ajarkan klien untuk latihan defekasi secara teratur

1. Intervensi dini perlu untuk mengatasi konstipasi secara efektif dan mngurangi terjadinya komplikasi

2. Adanya bising usus menandakan adanya peristaltik usus

3. Gangguan eliminasi BAB (konstipasi) bisa dilihat dari frekuensi, konsistensi, dan volume feses)

4. Membantu untuk mengeluarkan feses dengan stimulasi manual

Page 7: LP KISTA OVARIUM.docx

5. Anjurkan klien untuk makan yang sehat dengan banyak serat dan pemasukan cairan lebih banyak

6. Konsultasikan dengan ahli gizi

7. Kolaborasikan pemberian obat sesuai indikasi

5. Meningkatkan konsistensi feses untuk dapat melewati usus dengan mudah

6. Membantu merencanakan makan yang sesuai dengan kebutuhan pasien

7. Menstiulasi peristaltik usus dengan cara pemberian obat

3. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan (insisi pada abdomen)

Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 nyeri berkurang atau hilangKriteria Hasil:1. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri berkurang

2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)

3. Mampu mengontrol nyeri

1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik nyeri, dan berat nyeri (skala 0-10)

2. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler

3. Anjurkan klien untuk mobilisasi dini

4. Ajarkan penggunaan manjemen nyeri

5. Berikan analgetik sesuai indikasi

1. Perubahan pada karakteristik nyeri menunjukkan adanya masalah, memerlukan evaluasi medik dan intervensi

2. Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi telentang

3. Meningkatkan normalisasi fungsi organ, menurunkan ketidaknyamanan

4. Meningkatkan kontrol terhadap nyeri dan meningkatkan partisipasi pasien secara aktif

5. Menghilangkan nyeri, mempermudah kerjasama dengan terapi lain

Page 8: LP KISTA OVARIUM.docx

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam dapat melakukan ADL-nyaKriteria Hasil:1. Mampu melakukan

aktivitas sehari-hari secara mandiri

2. Tanda-tanda vital normal

3. Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan/alat

1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

2. Latih klien untuk pemenuhan ADL secara mandiri

3. Dampingi dan bantu klien saat memenuhi kebutuhan ADL-nya

4. Berikan alat bantu jika klien memerlukan

5. Kaji tanda-tanda vital klien setelah melakukan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1. Mengetahui kemampuan klien dalam melakukan aktivitas

2. Memandirikan klien untuk melakuakan aktivitas

3. Mengontrol kemampuan klien beraktivitas secara mandiri

4. Penggunaan alat bantu mempermudah klien melakukan ADL-nya

5. Mengetahui keadaan umum klien setelah aktivitas

5. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka post operasi

Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam klien tidak mengalami infeksiKriteria Hasil:

1. Proses penyembuhan luka berjalan dengan baik

2. Bebas dari tanda dan gejala infeksi

3. Tidak ada demam

1. Kaji tanda-tanda vital

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah meawat luka post operasi klien

3. Observasi luka insisi bekas operasi dan kondisi balutan

4. Berikan informasi yang tepat, jujur pada klien terkait kondisi sebenarnya

1. Mengetahui tanda-tanda infeksi dari keadaan umum klien

2. Menurunkan resiko terkena infeksi nosokomial

3. Membrikan deteksi dini terjadinya proses infeksi dan pengawasan terhadap penyembuhan luka post operasi

4. Pengetahuan tentang kemajun situasi/kondisi klien memberikan dukungan emosi dan menurunkan ansietas

Page 9: LP KISTA OVARIUM.docx

5. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi

5. Menurnkan jumlah organisme penyebab infeksi, menurunkan penyebaran dan pertumbuhan organisme oenyebab infeksi

Page 10: LP KISTA OVARIUM.docx

Daftar Pustaka

Bobak, Lowdermik, Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC

Joanne McCloskey Dochterman & Gloria M. Bulechek. 2004. Nursing Interventions Classification (NIC) Fourth Edition. Mosby : United States America.

Nanda International. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Nurarif & Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA and NIC-NOC. Jakarta: Mediaction Publishing.

Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius FK UI

Sarwono, Wiknjosastro Hanifa. 2011. Pengantar Ilmu Kandungan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Pustaka

Smeltzer, Suzanna C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC