lp kemotherapi

10
LP KEMOTHERAPI KEMOTHERAPI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak jaman dahulu dikenal beberapa cara pengobatan untuk menyembuhkan penyakit kanker. Cara paling tua adalah pembedahan, kemudian menyusul penyinaran terhadap sel-sel tumor ganas yang peka sinar gamma dan dengan perkembangan pengetahuan mengenai struktur, fungsi, proliferasi sel dan mekanisme regulasi didalamnya, pengobatan kimiawi pada tahun- tahun terakhir maju dengan pesat. Sitostatika merupakan salah satu pengobatan kanker yang paling banyak menunjukkan kemajuan dalam pengobatan penderita kanker. Karena itu pula harapan dan tumpuan dunia medis terhadap efek pengobatan dengan sitostatika terus meningkat. Sejala dengan harapan tersebut upaya menyembuhkan atau sekurangnya mengecilkan ukuran kanker dengan sitostatika terus meluas. BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Sitostatika Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara fraksional ( fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil daan 10 % tidak berhasil. (Hanifa Wignjosastro, 1997) B. Tujuan Pemberian Kemoterapi ? Meringankan gejala ? Mengontrol pertumbuhan sel- sel kanker C. Cara Pemberian Cara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara : 1. PO : Per Oral 2. SC : Sub Cutan 3. IM : Intra Muscular 4. IV : Intra Vena 5. IT : Intra Thecal 6. IP : Intra Peritoneal / Pleural • Pemilihan vena dan tempat penusukan

Upload: mirza-rizz

Post on 24-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

lp kemoterapi

TRANSCRIPT

LP KEMOTHERAPI KEMOTHERAPI

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangSejak jaman dahulu dikenal beberapa cara pengobatan untuk menyembuhkan penyakit kanker. Cara paling tua adalah pembedahan, kemudian menyusul penyinaran terhadap sel-sel tumor ganas yang peka sinar gamma dan dengan perkembangan pengetahuan mengenai struktur, fungsi, proliferasi sel dan mekanisme regulasi didalamnya, pengobatan kimiawi pada tahun-tahun terakhir maju dengan pesat.Sitostatika merupakan salah satu pengobatan kanker yang paling banyak menunjukkan kemajuan dalam pengobatan penderita kanker. Karena itu pula harapan dan tumpuan dunia medis terhadap efek pengobatan dengan sitostatika terus meningkat. Sejala dengan harapan tersebut upaya menyembuhkan atau sekurangnya mengecilkan ukuran kanker dengan sitostatika terus meluas.

BAB IITINJAUAN TEORI

A. Pengertian SitostatikaSitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel sel secara fraksional ( fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil daan 10 % tidak berhasil.(Hanifa Wignjosastro, 1997)B. Tujuan Pemberian Kemoterapi? Meringankan gejala? Mengontrol pertumbuhan sel- sel kanker

C. Cara PemberianCara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara :1. PO : Per Oral2. SC : Sub Cutan3. IM : Intra Muscular4. IV : Intra Vena5. IT : Intra Thecal6. IP : Intra Peritoneal / Pleural

Pemilihan vena dan tempat penusukanPemilihan vena dan arteri yang tepat serta peralatan yang harus dipakai ditentukan oleh usia pasien, status vena dan obat yang diberikan melalui infus. Lakukan pemilihan vena diatas area yang lentur serta pemilihan iv cateter yang paling pendek dan ukurannya yang paling kecil yang sesuai. Vena yang sering digunakan adalah : Basillic, cephalica dan metakarpal. Tempat penusukan harus diganti setiap 72 jam dan vena yang cocok untuk penusukan terasa halus dan lembut, tidak keras dan menonjol serta memilih vena yang cukup lebar untuk tempat peralatan, media kemoterapi dapat membuat iritasi pada vena dan jarigan lunak.

D. Prosedur1. a. Persiapan Sebelum diberikan kemoterapi maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB, luas badan, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, gula darah, urin lengkap, EKG, foto thorax AP/lateral, Ekokardiografi, BMP. Periksa protokol dan program terapi yang digunakan, serta waktu pemberian obat sebelumnya. Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat. Periksa adanya inform concernt baik dari penderita maupun keluarga. Siapkan obat sitostatika Siapkan cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit. Pengalas plastik, dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung tangan, sepatu Spuit disposible 5cc, 10cc, 20 cc, 50 cc. Infus set dan vena kateter kecil Alkohol 70 % dengan kapas steril Bak spuit besar Label obat Plastik tempat pembuangan bekas Kardex (catatan khusus)

b. Cara kerjaSemua obat dicampur oleh staf farmasi yang ahli dibagian farmasi dengan memakai alat biosafety laminary airflow kemudian dikirim ke bangsal perawatan dalam tempat khusus tertutup. Diterima oleh perawat dengan catatan nama pasien, jenis obat, dosis obat dan jam pencampuran.Bila tidak mempunyai biosafety laminary airflow maka, pencampuran dilakukan diruangan khusus yang tertutup dengan cara :

1. Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya ada kertas penyerap atau kain 2. Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sepatu. 3. Ambil obat sitostatika sesuai program, larutkan dengan NaCl 0,9%, D5% atau intralit. 4. Sebelum membuka ampul pastikan bahwa cairan tersebut tidak berada pada puncak ampul. Gunakan kasa waktu membuka ampul agar tidak terjadi luka dan terkontaminasi dengan kulit. Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup, dengan tidak mengambil 2 kali 5. Keluarkan udara yang masih berada dalam spuit dengan menutupkan kapas atau kasa steril diujung jarum spuit. 6. Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot NaCl 0,9 % atau D5% dengan volume cairan yang telah ditentukan 7. Jangan tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat memasukkan obat kedalam flabot atau botol infus. 8. Buat label, nama pasien, jenis obat, tanggal, jam pemberian serta akhir pemberian atau dengan syringe pump. 9. Masukkan kedalam kontainer yang telah disediakan. 10. Masukkan sampah langsung ke kantong plastik, ikat dan beri tanda atau jarum bekas dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk menghindari tusukan.

2. Prosedur cara pemberian kemoterapi Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara pemberian, waktu pemberian dan akhir pemberian. Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sarung tangan dan sepatu. Lakukan tehnik aseptik dan antiseptik Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah tusukan infus Berikan anti mual jam sebelum pemberian anti neoplastik (primperan, zofran, kitril secara intra vena) Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9 % Beri obat kanker secara perlahn-lahan (kalau perlu dengan syringe pump) sesuai program Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9% Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam kantong plastik dan diikat serta diberi etiket. Buka gaun, topi, asker, kaca mata kemudian rendam dengan deterjen. Bila disposible masukkkan dalam kantong plasrtik kemudian diikat dan diberi etiket, kirim ke incinerator / bakaran. Catat semua prosedurAwasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR tiap setengah jam dan awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi.

E. Prinsip Kerja KemoterapiPrinsip kerja Kemoterapi adalah membunuh sel-sel yang cepat berkembang biak (terutama sel-sel kanker) dengan merusak atau mengganggu proses pembelahan sel.

F. Efek Samping Kemoterapi dan PenanganannyaEfek samping kemoterapi yang sering terjadi dan penanganannya:1. Rambut rontok / menipisBersifat sementara. Rambut akan tumbuh kembali jika obat dihentikan.2. Mual / muntahTetap berikan makan dalam porsi kecil tapi sering. Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak/ berlemak dan permen. Biasanya diberikan obat anti muntah oleh dokter.3. SembelitBerikan makanan tinggi serat, misal sayuran dan buah-buahan. Minum banyak. Biasanya jika lebih dari 3 hari tidak berak, akan diberikan obat oleh dokter.4. DiareHindari makanan yang pedas / asam. Beri minum banyak dan makanan yang lunak. Jika mencret lebih dari 1 hari akan diberikan obat oleh dokter.5. Stomatitis / sariawan / gomenPelihara kebersihan mulut. Gunakan sikat gigi yang lembut. Biasanya akan diberikan obat oles oleh dokter.6. Penurunan daya tahan tubuhHindari sumber-sumber infeksi dengan menjauhkan anak dari orang yang sedang flu, sakit tenggorokan, cacar air, sakit kulit dan lain-lain. Pelihara kebersihan badan. Cuci tangan sebelum makan dan sebelum atau setelah menyentuh anak.7. Perubahan kulit : kering, gatalJaga kebersihan kulit. Gunakan pelembab yang tidak mengandung alkohol. Pakai baju yang longgar.G. Syarat pemberian obat KemoterapiSebelum pengobatan dimulai beberapa kondisi pasien harus dipenuhi yaitu :1. Keadaan umum harus cukup baik2. Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui efek samping yang akan terjadi3. Faal ginjal ( kadar ureum < 40 mg % dan kadar kreatinin < 1,5 mg % ) dan faal hati baik4. Diagnosis hispatologik diketahui5. Jenis kanker diketahui sensitif terhadap kemoterapi6. Hemoglobin > 10 gr %7. Leucosit > 5000 / ml8. Trombosit > 100.000 / ml

BAB IIIPENUTUP

Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel sel secara fraksional ( fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil daan 10 % tidak berhasil.Tujuan Pemberian Kemoterapi : Meringankan gejala, Mengontrol pertumbuhan sel- sel kankerCara pemberian obat sitostatika dapat dilakukan secara :PO : Per Oral, SC : Sub Cutan, IM : Intra Muscular, IV : Intra Vena, IT : Intra Thecal, IP : Intra Peritoneal / PleuralPrinsip kerja Kemoterapi adalah membunuh sel-sel yang cepat berkembang biak (terutama sel-sel kanker) dengan merusak atau mengganggu proses pembelahan sel.Persiapan pencampuran obat memakai alat biosafety laminary airflow untuk menghindari adanya efek terhadap petugas yang mempersiapkan obat kemotherapi.Efek samping kemoterapi yang sering terjadi adalah:Rambut rontok / menipis, Mual / muntah, Sembelit, Diare, Stomatitis / sariawan / gomen, Penurunan daya tahan tubuh, Perubahan kulit : kering, gatal

DAFTAR PUSTAKA

1. Gale Daniele, Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, EGC, Jakarta, 20002. Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan : Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 20013. R. Sjamsuhidajat &Wim de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta : EGC ; 19974. Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8. Jakarta : EGC; 2001

KONSEP KEMOTERAPI DALAM KEPERAWATAN Diposkan oleh Rizki Kurniadi

Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.a. Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker. Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat prolifersainya maka kepekaannya semakin rendah , hal ini disebut Kemoresisten. Obat kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :1) Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik Anthrasiklin obst golongsn ini bekerja dengan antara lain mengikat DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi.2) Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.3) Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.4) Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.b. Pola pemberian kemoterapi1) Kemoterapi Induksi Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.2) Kemoterapi Adjuvan Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).3) Kemoterapi Primer Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum pengobatan yang lain misalnya bedah atau radiasi.4) Kemoterapi Neo-Adjuvan Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi atau radiasi akan lebih berhasil guna.c. Cara pemberian obat kemoterapi.1) Intra vena (IV) Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 120 menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya lebih akurat tetesannya.2) Intra tekal (IT) Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.3) Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.4) Oral Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran, Myleran, Natulan, Puri-netol, hydrea, Tegafur, Xeloda, Gleevec.5) Subkutan dan intramuskular Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-Asparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian Bleomycin.6) Topikal7) Intra arterial8) Intracavity9) Intraperitoneal/Intrapleural Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin. Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak , contohnya Bleocin.d. Tujuan pemberian kemoterapi.1) Pengobatan.2) Mengurangi massa tumor selain pembedahan atau radiasi.3) Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup.4) Mengurangi komplikasi akibat metastase.e. Persiapan dan Syarat kemoterapi.1) Persiapan Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang meliputi:a) Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.b) Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.c) Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serim creatinin meningkat.d) Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)e) EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin).2) Syarata) Keadaan umum cukup baik.b) Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi, informed concent.c) Faal ginjal dan hati baik.d) Diagnosis patologike) Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.f) Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.g) Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10 gram %, leukosit > 5000 /mm, trombosit > 150 000/mm.f. Efek samping kemoterapi. Umumnya efek samping kemoterapi terbagi atas :1. Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.2. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan stomatitis.3. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer, neuropati.4. Effek samping yang terjadi kemudian (Late Side Effects) yang timbul dalam beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.

Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.

Efek samping yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis, esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab berlangsung tidak melebihi 24 jam. Gejala supresi sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal. Kerontokan rambut dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan. efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal, kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf, gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker baru. Kardiomiopati akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi, sebagian besar penderita meninggal karena pump failure, fibrosis paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak diantaranya yang dimetabolisir dalam hati, efek samping pada kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil dan lebih mudah diatasi. Rujukan : Robert. T.Door & William.L.Fritz, 1981, Cancer Chemotherapy Handbook, Elsevier, New York. Subagian Onkologi Ginekologi, 1998, Penuntun Pelayanan-Pendidikan-Penelitian, Bagian obstetriginekologi, FKUI, Jakarta. Instalasi Diklat RS. Kanker Darmais, 2003, Kumpulan Makalah Pelatihan Perawatan Kanker Dengan Kemoterapi Di RS Kanker Darmais, RS. Kanker Darmais, Jakarta.