lp kelainan katup jantung

18
LAPORAN PENDAHULUAN KELAINAN KATUP JANTUNG I. DEFINISI Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung mengalami kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan maksimal oleh jantung. Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya tidak bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika berada di bilik jantung membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya orang tersebut tidak bisa melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu. Kelainan katup jantung yang parah membuat penderitanya tidak dapat beraktifitas dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagu memiliki kemampuan untuk dapat mengalirkan darah. Kelainan katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau keturunan dan terjadi sejak masih dalam kandungan. Kelainan pada katup jantung juga bisa terjadi karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai jantung. Operasi jantung juga dapat

Upload: putri-n-maulida

Post on 11-Aug-2015

803 views

Category:

Documents


68 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: LP Kelainan Katup Jantung

LAPORAN PENDAHULUAN

KELAINAN KATUP JANTUNG

I. DEFINISI

Kelainan katup jantung merupakan keadaan dimana katup jantung

mengalami kelainan yang membuat aliran darah tidak dapat diatur dengan

maksimal oleh jantung.

Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang

seharusnya tidak bisa kembali masuk ke bagian serambi jantung ketika berada

di bilik jantung membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk

memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya orang tersebut tidak bisa

melakukan aktifitas dalam tingkat tertentu.

Kelainan katup jantung yang parah membuat penderitanya tidak dapat

beraktifitas dan juga dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak lagu

memiliki kemampuan untuk dapat mengalirkan darah.

Kelainan katup jantung biasanya terjadi karena faktor genetika atau

keturunan dan terjadi sejak masih dalam kandungan. Kelainan pada katup

jantung juga bisa terjadi karena kecelakaan ataupun cedera yang mengenai

jantung. Operasi jantung juga dapat menyebabkan kelainan pada katup

jantung jika operasi tersebut gagal atau terjadi kesalahan teknis maupun

prosedur dalam melakukan oeprasi pada jantung.

Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran

darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat

mengalami dua jenis gangguan fungsional: regurgitasi-daun katup tidak dapat

menutup rapat sehngga darah dapat mengalir balik (sinonim dengan isufisiensi

katup dan inkompetensi katup) dan stenosis katup-lubang katup mengalami

penyempitan shingga aliran darah mengalami hambatan. Isufisiensi dapat dan

stenosis dapat terjadi bersamaan pada satu katup, dikenal sebagai ”lesi

Page 2: LP Kelainan Katup Jantung

campuran” atau terjadi sendiri yang disebut sebagai lesi murni.” Berikut tipe-

tipe gangguan katub.

a. Stenosis Mitral

Stenosis mitral adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah – bilah

katup mitral, yang menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif

aliran darah. Secara normal pembukaan katup mitral adalah selebar tiga jari.

Pada kasus stenosis berat menjadi penyempitan lumen sampai seleba pensil.

Ventrikel kiri tidak terpengaruh, namun antrium kiri mengalami kesulitan

dalam menggosongkan darah melalui lumen yang sempit ke ventrikel kiri.

Akibatnya antrium akan melebar dan mengalami hipertrofi karena tidak ada

katup yang melindungi vena pulmonal terhadap aliran balik dari antrium,

maka sirkulasi pulmonal mengalami kongesti. Akibatnya ventrikel kanan

harus menanggung beban tekanan arteri pulmonal yang tinggi dan mengalami

peregangan berlebihan yang berakhir gagal jantung.

b. Insufisiensi Mitral (Regurgitasi)

Insufisiensi mitral terjadi bilah- bilah katup mitral tidak dapat saling

menutup selama systole. Chordate tendineae memendek, sehingga bilah katup

tidak dapat menutup dengan sempurna, akibatnya terjadilah regurgitasi aliran

balik dari ventrikel kiri ke antrium kiri. Pemendekan atau sobekan salah satu

atau kedua bilah katup mitral mengakibtakan penutupan lumen mitral tidak

sempurna saat ventrikel kiri dengan kuat mendorong darah ke aorta, sehingga

setiap denyut, ventrikel kiri akan mendorong sebagaian darah kembali ke

antrium kiri. Aliran balik darah ini ditambah dengan darah yang masuk dari

paru, menyebabkan antrium kiri mengalami pelebaran dan hipertrofi. Aliran

darah balik dari ventrikel akan menyebabkan darah yang mengalir dari paru

ke antrium kiri menjadi berkurang. Akibatnya paru mengalami kongesti, yang

pada giliranya menambah beban ke ventrikel kanan. Maka meskipun

kebocoran mitral hanya kecil namun selalu berakibat terhadap kedua paru dan

ventrikel kanan.

Page 3: LP Kelainan Katup Jantung

c. Stenosis Aorta

Stenosis katup aorta adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiri

dan aorta. Pada orang dewasa stenosis bisa merupakan kelainan bawaan atau

dapat sebagai akibat dari endokarditisrematik atau kalsifikasi kuspis dengan

penyebab yang tidak diketahui. Penyempitan terjadi secara progresif selama

beberapa tahun atau beberapa puluh tahun.

Bilah – bilah katup aorta saling menempel dan menutup sebagaian

lumen diantara jantung dan aorta. Ventrikel kiri mengatasi hambatan sirkulasi

ini dengan berkontraksi lebih lambat tapi dengan energi yang lebih besar dari

normal, mendorong darah melalui lumen yang sangat sempit. Mekanisme

kompesansi jantung mulai gagal dan munculah tanda – tanda klinis.

Obstruksi kalur aliran aorta tersebut menambahkan beban tekanan ke

ventrikel kiri, yang mengakibatkan penebalann dinding otot. Otot jantung

menebal (hipertrofi) sebagai respons terhadap besarnya obstruksi ; terjadilah

gagal jantung bila obsruksinya terlalu berat.

d. Insufiensi Aorta (Regurgitasi)

Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak

bentuk bilah katup aorta,sehingga masing – masing bilah tidak bisa menutup

lumen aorta dengan rapt selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran

balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Defek katup ini bisa disebabkan oleh

endokarditis, kelainan bawaan, atau penyakit seperti sifilis dan pecahnya

aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau sobekan aorta asendens Karena

kebocoran katup aorta saat diastole , maka sebagaian darah dalam aorta, yang

biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ke ventrikel kiri, sehingga ventrikel

kiri harus mengatasi keduanya yaitu mengirim darah yang secara normal

diterima dari atrium kiri ke ventrikel melalui lumen ventrikel, maupun darah

yang kembali dari aorta. Ventrikel kiri kemudian melebar dan hipertrofi untuk

mengakomodasi peningkatan volume ini, demikian juga akibat tenaga

mendorong yang lebih normal untuk memompa darah, menyebabkan tekanan

Page 4: LP Kelainan Katup Jantung

darah sistolik meningkat. Sistem kardiovaskuler berusaha mengkompesansi

melalui refleks dilatasi pembul;uh darah arteri perifer melemas sehingga

tahanan perifer turun dan tekanan diastolic turun drastis.

II. ETIOLOGI

Penyakit katup jantung dahulu dianggap sebagai peyakit yang hampir

selalu disebabkan oleh rematik, tetapi sekarang telah lebih banyak ditemukan

penyakit katup jenis baru. Penyakit katup jantung yang paling sering dijumpai

adalah penyakit katup degeneratif yang berkaitan dengan meningkatnya masa

hidup rata-rata pada orang-orang yang hidup di negara industri dibandingkan

dengan yang hidup di negara berkembang. Meskipun terjadi penurunan

insidensi penyakit demam rematik , namun penyakit rematik masih

merupakan penyebab lazim deformitas katup yang membutuhkan koreksi

bedah. Selain penyakit rematik, telah dikenal beberapa penyebab lain yang

semakin sering menimbulkan perubahan bentuk dan malfungsi pada katup

yaitu endokartis bakterialis, defek jaringan penyambung sejak lahir, disfungsi

dan reptura otot papilaris karena aterosklirosis koroner dan malformasi

kongnital

a. Stenosis Mitral

stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang tua yang pernah

menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan mereka tidak

mendapatkan antibiotik. Di bagian dunia lainnya, demam rematik sering

terjadi dan menyebabkan stenosis katup mitral pada dewasa, remaja dan

kadang pada anak-anak. Yang khas adalah jika penyebabnya demam

rematik, daun katup mitral sebagian bergabung menjadi satu.

b. Insufisiensi Mitral

Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat

dibagi atas reumatik dan non reumatik(degenaratif, endokarditis, penyakit

jantung koroner, penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya). Di

Page 5: LP Kelainan Katup Jantung

negara berkembang seperti Indonesia, penyebab terbanyak insufisiensi

mitral adalah demam reumatik.

c. Stenosis Aorta

Berdasarkan etiologinya stenosis katup aorta merupakan penyakit

utama pada orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan

parut dan penimbunan kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta

seperti ini timbul setelah usia 60 tahun, tetapi biasanya gejalanya baru

muncul setelah usia 70-80 tahun.

Stenosis katup aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik pada

masa kanak-kanak. Pada keadaan ini biasanya disertai dengan kelainan

pada katup mitral baik berupa stenosis, regurgitasi maupun keduanya.

Pada orang yang lebih muda, penyebab yang paling sering adalah kelainan

bawaan. Pada masa bayi, katup aorta yang menyempit mungkin tidak

menyebabkan masalah, masalah baru muncul pada masa pertumbuhan

anak. Ukuran katup tidak berubah, sementara jantung melebar dan

mencoba untuk memompa sejumlah besar darah melalui katup yang kecil.

Katup mungkin hanya memiliki dua daun yang seharusnya tiga,

atau memiliki bentuk abnormal seperti corong. Lama-lama,

lubang/pembukaan katup tersebut, sering menjadi kaku dan menyempit

karena terkumpulnya endapan kalsium.

d. Insufisiensi Aorta

Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan

katub dan kanker aorta juga bias menimbulkan isufisiensi aorta. Pada

isufisiensi aorta kronik terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katub,

dengan atau tanpa kalsifikasi, yang umumnya merupakan skuele dari

demam reumatik.

Page 6: LP Kelainan Katup Jantung

III. TANDA DAN GEJALA

Jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan tekanan

darah di dalam vena paru-paru meningkat, sehingga terjadi gagal jantung,

dimana cairan tertimbun di dalam paru- paru (edema pulmoner). Penderita

yang mengalami gagal jantung akan mudah merasakan lelah dan sesak nafas.

Pada awalnya, sesak nafas terjadi hanya sewaktu melakukan aktivitas, tetapi

lama-lama sesak juga akan timbul dalam keadaan istirahat.

Sebagian penderita akan merasa lebih nyaman jika berbaring dengan

disangga oleh beberapa buah bantal atau duduk tegak. Warna semu

kemerahan di pipi menunjukkan bahwa seseorang menderita stenosis katup

mitral. Tekanan tinggi pada vena paru-paru dapat menyebabkan vena atau

kapiler pecah dan terjadi perdarahan ringan atau berat ke dalam paru-paru.

Pembesaran atrium kiri bisa mengakibatkan fibrilasi atrium, dimana denyut

jantung menjadi cepat dan tidak teratur.

a. Stenosis Mitral

Sangat cape, lemah, dyspnea, capek bila ada kegiatan fisik,

nocturnal dyspnea, batuk kering, bronchitis, rales, edema paru-paru,

hemoptysis/batuk darah, kegagalan pada sebelah kanan jantung.

Auskultasi: teraba getaran apex S1 memberondong, peningkatan bunyi.

Murmur:lemah, nada rendah, rumbling/gemuruh, diastolic pada apex.

b. Insufisiensi Mitral

Sangat cape, lemah, kehabisan tenaga, berat badan turun, napas

sesak bila terjadi kegiatan fisik, ortopneu, paroxysma noktural dipsneu

rales

Tingkat lanjut: edema paru-paru, kegagalan jantung sebelah kanan.

Auskultasi: terasa getaran pada raba apex, S1 tidak ada, lemah, murmur.

Murmur: bernada tinggi, menghembus, berdesis, selam systoll(pada apex)

S3 nada rendah.

Page 7: LP Kelainan Katup Jantung

c. Stenosis Aorta

Angina, syncope, capai, lemah, sesak napas saat ada kegiatan

ortopneu, paroxysmal nokturial, edema paru-paru, rales.

Tingkat lanjut: kegagalan sebelah kanan jantung

Murmur: nada rendah, kasar seperti kerutan, systoll(pada basis atau

carctis) gemetar systoll pada basis jantung.

d.  Insufisiensi Aorta

Palpitasi, sinus tacikardi, sesak napas bila beraktifitas ortopnew,

paroxysmal noktural dyspnea, diaphoresis hebat, angina.

Tingkat lanjut: kegagalan jantung sebelah kiri dan kanan.

Murmur: nada tinggi, menghembus diastole (sela iga ke-3) murmur

desakan systoll pada basis.

Page 8: LP Kelainan Katup Jantung

V. KOMPLIKASI

o Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada kelainan katup

o Angina pectoris

o Bedah jantung

o Gagal jantung kongestif

o Disritmia

o Kondisi inflamasi jantung

o Aspek-aspek psikososial perawatan akut

o Penyakit jantung rematik

o Penyakit jantung iskemik

VI. PENATALAKSANAAN

1. Stenosis Mitral

Terapi antibiotic diberika untuk mencegah berulangnya infeksi.

Penatalaksanaan gagal jantung kongesti adalah dengan memberikan

kardiotinikum dan diuritik. Intervensi bedah meliputi komisurotoomi

untuk membuka atau “menyobek” komisura katub mitral yang lengket

atau mengganti katub miral dengan katub protesa. Pada beberapa kasus

dimana pembedahan merupakan kontraindikasi dan terapi medis tidak

mampu menghasilkan hasil yang diharapkan, maka dapat dilakukan

valvuloplasti transluminal perkutan untuk mengurang beberapa gejala.

2. Insufisiensi Mitral

Penatalaksanaannya sama dengan gagal jantung kongestif,

intervensi bedah meliputi penggantian katup mitral.

3.      Stenosis Aorta

Penatalaksanaan yang sesuai untuk stenosis aorta adalah

penggantian katub aorta secara bedah. Terdapat resiko kematian

Page 9: LP Kelainan Katup Jantung

mendadak pada pasien yang diobati saja tanpa tindakan bedah. Keadaan

yang tak dikoreksi tersebut dapat menyebabkan gagal jantung permanen

yang tidak berespond terhadap terapi medis.

4.      Insufisiensi Aorta

Penggantian katub aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu

yang tepat untuk penggantian katub masih kontroversial. Pembedahan

dianjurkan pada semua pasien dengan hipertropi ventrikel kiri tanpa

memperhatikan ada atau tidaknnya gejala lain. Bila pasien mengalami

gejala gagal jantung kongestif, harus diberikan penatalaksanaan medis

sampai dilakukannya pembedahan.

VII. DATA FOKUS PENGKAJIAN

a. Wawancara

menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah

yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.

Dalam berkomunikasi ini perawat mengajak klien dan keluarga untuk

bertukar pikiran dan perasaannya yang diistilahkan teknik komunikasi

terapeuti

b. Pemeriksaan fisik

pemeriksaan berjalan secara logis dari kepala ke kaki, yaitu

keadaan umum, tekanan darah, nadi, tangan, kepala dan leher, jantung,

paru, abdomen dan kaki serta tungkai.

Dalam pemeriksaan selanjutnya pada jantung disamping ditemukan

adanya hasil pemeriksaan normal, juga bisa dapati kelainan-kelainan hasil

pemeriksaan fisik yang meliputi antara lain : batas jantung yang melebar,

adanya berbagai variasi abnormal bunyi jantung dan bunyi tambahan

berupa bising (murmur).

c. Pemeriksaan diagnostik

- Laboratorium (nilai normalnya)

Page 10: LP Kelainan Katup Jantung

- Ro foto

- CT Scan

- MRI, USG, EEG, ECG, dll.

VIII. ANALISA DATA

Kelompok Data Etiologi Masalah

1. DO:

Aritmi

Brakikardia

Perubahan EKG

Takikardia

Penurunan tekanan

vena

Keletihan

Murmur

Resiko tinggi

menurunnya curah

jantung

Disfungsi katup

2. DO:

Sianosis

Dispnea

Tachikardia

Gas darah arteri

abnormal

Pucat kehitaman

Kerusakan pertukaran

gas

Kongesti paru

3. DO :

Perubahan denyut

jantung

Kedok wajah

Ungkapan nyeri

Gangguan tidur

Nyeri dada Iskemi jaringan

miokard

Page 11: LP Kelainan Katup Jantung

Perubahan nafsu

makan

4. DO:

Hilangnya nafsu

makan

Mulut kering

Kontak mata buruk

Pasien terlihat cemas

Gugup

Situasi kritis, Takut

akan kematian

Ansietas

5. DO:

-     Sering bertanya

-     salah intruksi

Kurangnya informasi,

keterbatasan kognitif

Deficit pengetahuan

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d disfungsi katup

b. Gangguan pertukaran gas b.d odema paru

c. Nyeri dada b.d iskemik jaringan miokard

d. Situasi kritis, takut akan kematian b.d ansietas

e. Defisit pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang katup jantung

ditandai dengan permintaan informasi pasien

Page 12: LP Kelainan Katup Jantung

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary. 2005. Patiens With Cardiovascular and Hematological

System Problem. Banjarmasin

Germativum, Fahmi. 2002. Asuhan Keperawatan Kelainan Jantung.

(http://fahmifununi.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-

pada-kelainan.html diakses tanggal 16 Februari 2013)

Jackson Lee, Jackson Marilynn, 2011. Seri Panduan Praktis Keperawatan

Klinis. Jakarta: Erlangga

Muttaqin, Arif, 2006. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler. Banjarmasin