lp jiwa isolasi sosial
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
1/17
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
ISOLASI SOSIAL
A. Konsep Dasar Teori
1. Definisi
Isolasi sosial merupakan kondisi ketika individu atau kelompok mengalami,
atau merasakan kebutuhan, atau keinginan untuk lebih terlibat dalam aktivitas
bersama orang lain, tetapi tidak mampu mewujudkannya (Carpenito, 2009).
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang laindisekitarnya. Individu mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak
mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (tuart ! undeen,
200").
2. Rentang Respon Sosia
#dapun rentang sosial dari adapti$ sampai terjadi respon yang maladapti$ (tuart !
undeen, 200"), yaitu %
&espon #dapti$ &espon 'aladapti$
'enyendiri 'erasa sendiri 'anipulasi
tonomi 'enarik diri Impulsi$
ekerjasama *ergantung +arissisme
aling tergantung
!a"#ar 1.&entang respon sosial
&espon adapti$ adalah respon individu dalam menyelesaikan dengan ara
yang dapat diterima oleh norma-norma masyarakat.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
2/17
'enurut ujono ! *eguh (2009) respon adapti$ meliputi %
a. Solitudeatau menyendiri
&espon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa yang telah
terjadi atau dilakukan dan suatu ara mengevaluasi diri dalam menentukan
renana-renana.
b. Autonomy atau otonomi
emampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.Individu mampu menetapkan untuk
interdependen dan pengaturan diri.
c. Mutuality atau kebersamaan
emampuan individu untuk saling pengertian, saling memberi, dan
menerima dalam hubungan interpersonal.
d. Interdependen atau saling ketergantungan
uatu hubungan saling ketergantungan saling tergantung antar individu
dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
&espon maladapti$ adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah
dengan ara-ara yang bertentangan dengan norma-norma agama dan masyarakat.
'enurut ujono ! *eguh (2009) respon maladapti$ tersebut adalah %
a. 'anipulasi
/angguan sosial dimana individu memperlakukan orang lain sebagai
obyek, hubungan terpusat pada masalah mengendalikan orang lain dan individu
enderung berorientasi pada diri sendiri. *ingkah laku mengontrol digunakan
sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau $rustasi dan dapat menjadi alat
untuk berkuasa pada orang lain.
b. Impulsi$
&espon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subyek yang tidak
dapat diduga, tidak dapat diperaya, tidak mampu merenanakan, tidak mampu
untuk belajar dari pengalaman dan miskin penilaian.
. +arkisisme
&espon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah laku egosentris,
harga diri yang rapuh, terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan
mudah marah jika tidak mendapat dukungan dari orang lain.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
3/17
edangkan gangguan hubungan sosial yang sering terjadi pada rentang
respon maladapti$ (tuart ! undeen, 200"), yaitu %
a. 'enarik diri individu menemukan kesulitan dalam membina
hubungan dengan orang lain.
b. *ergantung (dependen) individu sangat tergantung dengan orang
lain, individu gagal mengembangkan rasa peraya diri.
. 'anipulasi Individu tidak dapat dekat dengan orang lain, orang
lain hanya sebagai objek.
d. Curiga tertanam rasa tidak peraya terhadap orang lain dan
lingkungan.
$. %a&tor Pre'isposisi 'an Presipitasi
'enurut tuart dan undeen, perilaku menarik diri dipengaruhi oleh $aktor
predisposisi atau $aktor yang mungkin mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa.
a. 1aktor redisposisi
1aktor predisposisi yaitu $aktor yang bisa menimbulkan respon sosial yang
maladapti$. 1aktor yang mungkin mempengaruhi termasuk %
3). erkembangan
*iap gangguan dalam penapaian tugas perkembangan menetuskan
seseorang akan mempunyai masalah respon maladapti$.
2. biologik
#danya keterlibatan $aktor genetik, status gi4i, kesehatan umum yang lalu
dan sekarang.#da bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmiter dalam
perkembangan gangguan ini, tetepi masih perlu penelitian.
5. osiokultural
Isolasi karena mengadopsi norma, prilaku dan sistem nilai yang berbeda
dari kelompok budaya mayoritas, seperti tingkat perkembangan usia,
keaatan, penyakit kronik, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain.
b. 1aktor resipitasi
tressor penetus pada umumnya menakup kejadian kehidupan yang penuh
stress yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan dengan
orang lain dan menyebabkan ansietas.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
4/17
tressor penetus dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu %
3). tressor sosiokultural
'enurunnya stabilitas keluarga dan berpisah dari orang yang berarti,
misalnya pereraian, kematian, perpisahan kemiskinan, kon$lik sosial
budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) dan sebagainya.
2). tressor sikologik
#nsietas berat yang berkepanjangan dan bersamaan dengan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya, misalnya perasaan emas yang
mengambang, merasa teranam.
(. Tan'a 'an !e)aa
bservasi yang ditemukan pada klien dengan perilaku menarik diri akan
ditemukan (data objekti$), yaitu apatis, ekspresi sedih, a$eks tumpul, menghindari
dari orang lain (menyendiri), klien tampak memisahkan diri dari orang lain,
misalnya pada saat makan, komunikasi kurang6tidak ada, klien tidak tampak
berakap-akap dengan klien atau perawat, tidak ada kontak mata, klien lebih suka
menunduk, berdiam diri di kamar6tempat terpisah, klien kurang mobilitas, menolak
berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan perakapan atau pergi jika
diajak berakap-akap, tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri
dan kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan, posisi janin pada saat
tidur.7ata subjekti$ sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi.eberapa data
subjekti$ adalah menjawab dengan kata-kata singkat dengan kata-kata 8tidak, 8ya,
atau 8tidak tahu.
'enurut buku panduan diagnosa keperawatan +#+7# (200:) isolasi sosial
memiliki batasan karakteristik meliputi%
7ata byekti$ %
3) *idak ada dukungan dari orang yang penting (keluarga, teman, kelompok)
2) erilaku permusuhan
5) 'enarik diri
;) *idak komunikati$
:) 'enunjukan perilaku tidak diterima oleh kelompok kultural dominant
") 'enari kesendirian atau merasa diakui di dalam sub kultur
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
5/17
9) ontak mata tidak ada
30) #ktivitas tidak sesuai dengan umur perkembangan
33) eterbatasan mental6$isik6perubahan keadaan sejahtera
32) edih, a$ek tumpul
7ata ubyekti$%
3) 'engekpresikan perasaan kesendirian
2) 'engekpresikan perasaan penolakan
5) 'inat tidak sesuai dengan umur perkembangan
;) *ujuan hidup tidak ada atau tidak adekuat
:) *idak mampu memenuhi harapan orang lain") >kspresi nilai sesuai dengan sub kultur tetapi tidak sesuai dengan kelompok
kultur dominant
kspresi peminatan tidak sesuai dengan umur perkembangan
=) 'engekpresikan perasaan berbeda dari orang lain
9) *idak merasa aman di masyarakat
*. Konsep Dasar As+,an Kepera-atan Kese,atan Ji-a Kien Dengan enari& Diri
emberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerjasama antara perawat dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk
menapai tingkat kesehatan yang optimal.
1. Peng&a)ian
a. Identitas klien
3) erawat yang merawat melakukan kontak dengan klien
tentang % nama klien, nama panggilan klien, nama perawat, panggilan
perawat, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik pembiaraan.
2) ?sia
5) +omor rekam medik
;) erawat menuliskan sumber data yang didapat
b. eluhan utama6alasan masuk
'enanyakan pada klien atau keluarga penyebab klien datang ke rumah sakit
saat ini dan bagaimana koping keluarga yang sudah dilakukan untuk mengatasi
masalah ini dan bagaimana hasilnya.
. 1aktor predisposisi
*anyakan pada klien 6 keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
di masa lalu, pernah melakukan, mengalami, menyaksikan penganiayaan $isik,
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
6/17
seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
kriminal, baik itu yang dilakukan, dialami , disaksikan oleh orang lain, apakah
ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, pengalaman yang tidak
menyenangkan.
d. #spek $isik
'eliputi pengukuran tanda vital, tinggi badan, berat badan dan adanya keluhan
$isik, misalnya tampak lemah, letih dan sebagainya.
e. #spek psikososial
3). 'embuat genogram yang memuat minimal 5 generasi yang
menggambarkan hubungan klien dengan keluarganya yang terkait dengan
komunikasi, pengambilan keputusan, pola asuh, pertumbuhan individu dankeluarga.
2). onsep diri, meliputi %
aji lebih dalam seara bertahap dengan komunikasi yang sering dan
singkat, meliputi %
a). Citra tubuh
*anyakan dan observasi persepsi pasien terhadap tubuhnya, bagian
tubuh yang disukai dan tidak disukai.
b). Identitas diri
*anyakan dan observasi tentang status dan posisi klien sebelum
dirawat, kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah,
tempat kerja, kelompok), kepuasan klien sebagai perempuan atau laki-
laki.
). eran
*anyakan tentang tugas 6 peran yang diemban dalam
keluarga6kelompok, kemampuan klien dalam melaksanakan tugas 6
peran.
d). Ideal diri
*anyakan tentang harapan terhadap tubuh posisi, status, tugas6peran
dan harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat
kerja, masyarakat).
e). @arga diri.
*anyakan dan nilai melalui observasi lingkungan hubungan klien
dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2). (a), (b), () dan
penilaian6penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
7/17
5). @ubungan sosial (di rumah dan di rumah sakit)
a). *anyakan pada klien 6 keluarga siapa orang yang paling
berarti dalam kehidupannya, tempat mengadu, tempat biara, minta
bantuan atau sokongan.
b). *anyakan pada klien 6 keluarga, kelompok apa saja yang
diikuti dalam masyarakat.
). *anyakan pada klien 6 keluarga pada klien sejauh mana
klien terlibat dalam kelompok di masyarakat.
;). piritual, meliputi pandangan, nilai dan keyakinan klien terhadap gangguan
jiwa sesuai dengan agama yang dianut, kegiatan ibadah yang biasadilakukan di rumah.
$. tatus mental
+ilai aspek-aspek meliputi %
2). enampilan (rapi 6 tidak) , penggunaan dan ara berpakaian.
5). embiaraan epat, keras, gagap, membisu, apatis, lambat, inkoheren, atau
tidak dapat memulai pembiaraan.
;). #kti$itas motorik tampak adanya kelesuan, ketegangan, kegelisahan,
agitasi, tik (gerakan involunter pada otot), grimasen (gerakan otot muka
yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol klien), tremor atau
kompulsi$.
:). #lam perasaan sedih, gembira, putus asa, ketakutan, atau khawatir.
"). #$ek datar, tumpul, labil, tidak sesuai.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
8/17
dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada), depersonalisasi (merasa asing
terhadap diri sendiri, orang lain atau lingkungan), ide yang terkait
(keyakinan klien terhadap kejadian yang banyak di lingkungan yang
bermakna dan terkait pada dirinya), pikiran magis dan waham.
33).*ingkat kesadaran bingung, sedasi, stupor, orientasi waktu, tempat dan
orang.
32).'emori adanya gangguan daya ingat jangka panjang, gangguan daya ingat
jangka pendek, gangguan daya ingat saat ini, kon$abulasi.
35).*ingkat konsentrasi dan berhitung perhatian klien yang mudah dialihkan,
tidak mampu memperbaiki, tidak mampu berhitung.
3;).emampuan penilaian gangguan penilaian ringan dan gangguankemampuan penilaian bermakna.
3:).7aya tilik diri pengingkaran terhadap penyakit yang diderita,
menyalahkan hal-hal di luar dirinya.
g. ebutuhan persiapan pulang
bservasi kemampuan klien akan makan, #6#, mandi, berpakaian,
istirahat dan tidur, penggunaan obat, pemeliharaan kesehatan, akti$itas di dalam
dan di luar rumah
h. 'ekanisme koping
aji koping adapti$ ataupun maladapti$ yang biasa digunakan klien
dengan menarik diri, seperti regresi (kemunduran ke tingkat perkembangan
yang lebih rendah dengan respon yang kurang matang), represi (koping yang
menekan keadaan yang tidak menyenangkan ke alam bawah sadar), isolasi
(respon memisahkan diri dari lingkungan sosial).
i. #spek medik
Aenis obat-obatan klien saat ini, baik obat $isik, psiko$armaka dan terapi lainnya.
7ata yang didapat dapat dikelompokkan menjadi 2 maam, yaitu data
objekti$ dan subjekti$.7ata objekti$ ditemukan seara nyata dan didapatkan
melalui observasi atau pemeriksaan langsung, sedangkan data subjekti$
merupakan data yang disampaikan oleh klien seara lisan dan keluarga yang
didapat melalui wawanara perawat kepada klien dan keluarga.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
9/17
2. Po,on asaa,
ohon masalah pada klien dengan Isolasi sosial % menarik diri, yaitu%
A&i#at
Pen/e#a#
Pen/e#a#
!a"#ar 2. ohon masalah isolasi sosial % menarik diri (eliat, . #., 200")
1. Diagnosa Kepera-atan
eliat, . #. (200") merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
gangguan isolasi sosial % menarik diri, sebagai berikut %
a. Isolasi sosial
b. /angguan konsep diri % harga diri rendah
. erubahan persepsi sensori % halusinasi
d. oping individu tidak e$ekti$
e. 7e$isit perawatan diri
$. &esiko tinggi menederai diri, orang lain dan lingkungan
&isiko perilaku
kekerasan terhadap
diri sendiri
/angguan
pemeliharaankesehatan
/angguan
sensori6persepsi%halusinasi pendengaran
etidake$ekti$an
penatalaksanaanprogram terapeutik
Isolasi sosial: menarik diri
asaa, +ta"a
7e$isit perawatan
diri% 'andi dan
berhias
/angguan konsep diri%
@arga diri rendah kronis
etidake$ekti$ankoping keluarga%
ketidakmampuankeluarga merawat klien
di rumah
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
10/17
2. Inter0ensi Kepera-atan
'enurut (Workshop Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan iwa !S
"ro#. $r. Soeroyo Magelang% ''() strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
menggunakan , yaitu %
a. Diagnosa 1. Isoasi Sosia
T+)+an
7apat berinteraksi dengan orang lain seara bertahap
I. Pasien
SP 1 pasien3
3.3. 'embina hubungan saling peraya3.2. 'engidenti$ikasi penyebab isolasi sosia pasien.
3.5. erdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain.
3.;. erdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain.
3.:. 'engajarkan pasien ara berkenalan dengan satu orang.
3.". 'enganjurkan pasien memasukan kegiatan latihan berbinang-binang
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
SP 2 pasien3
3. 'engevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. 'emberikan kesempatan kepada pasien mempraktekan ara berkenalan
dengan dua orang.
5. 'embantu pasien memasukan kegiatan berbinang-binang dengan
orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.
SP $ pasien3
3. 'engevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
2. 'emberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua orang
atau lebih.
5. 'enganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
II. Ke+arga
SP 1 &e+arga3
3.3. 'endiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien.
3.2. 'enjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
11/17
3.5. 'enjelaskan ara-ara merawat pasien isolasi sosial
SP 2 &e+arga3
3. 'elatih keluarga mempraktekan ara merawat pasien dengan isolasi
sosial.
2. 'elatih keluarga ara merawat langsung kepada pasien isolasi sosial.
SP $ &e+arga3
). 'embantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning*.
2. 'enjelaskan#ollow uppasien setelah pulang.
#. Diagnosa 2. Per+#a,an &onsep 'iri ,arga 'iri
ren'a,
T+)+an
asien mempunyai konsep diri yang positi$
I. Pasien
SP 1 Pasien3
3.3. 'engiden$ikasi kemampuan dan aspek positi$ yang dimiliki pasien.
3.2. 'embantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat
digunakan.
3.5. 'embantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien.
3.;. 'elatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan.
3.:. 'embimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 2 Pasien3
3. 'emvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2. 'elatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai
kemampuan
5. 'embimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
II. Ke+arga
SP 1 Ke+arga3
3.3. 'endiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
3.2. 'enjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang
dialami pasien beserta proses terjadinya
3.5. 'enjelaskan ara-ara merawat pasien harga diri rendah
SP 2 Ke+arga3
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
12/17
3. 'elatih keluarga mempraktekkan ara merawat pasien dengan harga
diri rendah
2. 'elatih keluarga melakukan ara merawat langsung kepada pasien
harga diri rendah
SP $ Ke+arga3
3. 'embantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat ($ischarge planning)
2. 'enjelaskan $ollow up pasien setelah pulang
4. Diagnosa $. Per+#a,an persepsi sensori
,a+sinasiT+)+an
asien dapat mengontrol halusinasinya.
I. Pasien
SP 1 Pasien3
3.3. 'engidenti$ikasi jenis halusinasi pasien
3.2. 'engidenti$ikasi isi halusinasi pasien
3.5. 'engidenti$ikasi waktu halusinasi pasien
3.;. 'engidenti$ikasi $rekuensi halusinasi pasien
3.:. 'engidenti$ikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
3.". 'engidenti$ikasi respons pasien terhadap halusinasi
3.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
13/17
5. 'embimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
II. Ke+arga
SP 1 Ke+arga3
3.3. 'endiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
3.2. 'enjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis
halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.5. 'enjelaskan ara-ara merawat pasien halusinasi
SP 2 Ke+arga3
3. 'elatih keluarga mempraktekkan ara merawat pasien denganhalusinasi
2. 'elatih keluarga melakukan ara merawat langsung kepada pasien
halusinasi
SP $ Ke+arga3
3. 'embantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. 'enjelaskan#ollow uppasien setelah pulang
'. Diagnosa (. Koping in'i0i'+ ti'a& efe&tif
T+)+an
oping individu kembali e$ekti$
I. Pasien
SP 1 Pasien3
3.3. Identi$ikasi koping yang selama ini digunakan.
3.2. 'embantu menilai koping yang biasa digunakan.
3.5. 'engidenti$ikasi ita-ita atau tujuan yang realistis.
3.;. 'elatih koping% berbinang 6 asserti$ tehnis (meminta, menolak, dan
mengungkapkan 6 membiarakan masalah seara baik).
3.:. 'embimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan.
SP 2 Pasien3
2.3. Balidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2.2. 'elatih koping% beraktivitas.
2.5. 'embimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan.
SP $ Pasien3
3. Balidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2. 'elatih koping% olah raga.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
14/17
5. 'embimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan.
SP ( Pasien3
3. Balidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2. 'elatih koping% relaksasi.
5. 'embimbing memasukkan dalam jadwal kegiatan.
II. Ke+arga
SP 1 Ke+arga3
3.3. 'endiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
3.2. 'enjelaskan pengertian, tanda dan gejala koping individu ine$ekti$
yang dialami pasien beserta proses terjadinya3.5. 'enjelaskan ara-ara merawat pasien koping individu ine$ekti$
SP 2 Ke+arga3
2.3. 'elatih keluarga mempraktekkan ara merawat pasien koping individu
ine$ekti$
2.2. 'elatih keluarga melakukan ara merawat langsung pasien koping
individu ine$ekti$
SP $ Ke+arga3
3. 'embantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk
minum obat
2. 'endiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau oleh keluarga
e. Diagnosa 6. Defisit pera-atan 'iri
T+)+an
asien dapat mandiri melakukan perawatan diri
I. Pasien
SP 1 Pasien3
3.3. 'enjelaskan pentingnya kebersihan diri
3.2. 'enjelaskan ara menjaga kebersihan diri
3.5. 'elatih pasien ara menjaga kebersihan diri
3.;. 'embimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 2 Pasien3
3. 'emvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2. 'enjelaskan ara makan yang baik
5. 'elatih pasien ara makan yang baik
;. 'embimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP $ Pasien3
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
15/17
3. 'emvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2. 'enjelaskan ara eliminasi yang baik
5. 'elatih ara eliminasi yang baik.
;. 'embimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP ( Pasien3
3. 'emvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
2. 'enjelaskan ara berdandan
5. 'elatih pasien ara berdandan
;. 'embimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
II. Ke+argaSP 1 Ke+arga3
3. 'endiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. 'enjelaskan pengertian, tanda dan gejala de$isit perawatan diri dan
jenis de$isit perawatan diri yang dialami pasien beserta proses
terjadinya
5. 'enjelaskan ara-ara merawat pasien de$isit perawatan diri
SP 2 Ke+arga3
3. 'elatih keluarga mempraktekkan ara merawat pasien dengan de$isit
perawatan diri
2. 'elatih keluarga melakukan ara merawat langsung kepada pasien
de$isit perawatan diri
SP $ Ke+arga3
3. 'embantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat ($ischarge planning)
2. 'enjelaskan $ollow up pasien setelah pulang
f. Diagnosa 7. Resi&o tinggi "en4e'erai 'iri8 orang ain 'an
ing&+ngan
T+)+an
asien dapat mengontrol resiko tinggi menederai diri, orang lain dan
lingkungan.
I. Pasien
SP 1 Pasien3
3.3. 'engidenti$ikasi penyebab
3.2. 'engidenti$ikasi tanda dan gejala
3.5. 'engidenti$ikasi yang dilakukan
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
16/17
3.;. 'engidenti$ikasi akibat
3.:. 'engajarkan ara mengontrol
3.". 'elatih pasien ara kontrol $isik I (na$as dalam).
3.
-
7/25/2019 Lp Jiwa Isolasi Sosial
17/17
minum obat (disharge planning).
2. 'enjelaskan $ollow up pasien setelah pulang.
DA%TAR PUSTAKA
Carpenito, 2009.$iagnosis Keperawatan Aplikasi "ada "raktik Klinis. Aakarta % >/C.
eliat,udi #na. 200"."roses keperawatan kesehatan iwa Komunitas. Aakarta, >/C
&A ro$. 7r. oeroyo 'agelang, 200