lp hnp

10
Laporan Pendahuluan Clinical Study 2 Departemen Surgikal “HNP” Oleh: Lingga Aris Sandy 0910720051 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: sirli-mardianna-trishinta

Post on 27-Oct-2015

102 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP HNP

Laporan Pendahuluan Clinical Study 2

Departemen Surgikal

“HNP”

Oleh:

Lingga Aris Sandy

0910720051

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: LP HNP

A. DEFINISIHernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah penonjolan diskus intervertabralis

dengan piotusi dan nukleus kedalam kanalis spinalis pumbalis mengakibatkan

penekanan pada radiks atau cauda equina.

HNP adalah suatu penekanan pada suatu serabut saraf spinal akibat dari

herniasi dan nucleus hingga annulus, salah satu bagian posterior atau lateral.

B. ETIOLOGI Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra.

Spinal stenosis.

Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll.

Pembentukan osteophyte.

Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan nucleus

mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari

nucleus hingga annulus.

C. MANIFESTASI KLINIS Mati rasa, gatal dan penurunan pergerakan satu atau dua ekstremitas.

Nyeri tulang belakang

Kelemahan satu atau lebih ekstremitas

Kehilangan control dari anus dan atau kandung kemih sebagian atau lengkap.

Gejala Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah adanya nyeri di daerah diskus

yang mengalami herniasasi didikuti dengan gejala pada daerah yang diinorvasi

oleh radika spinalis yang terkena oleh diskus yang mengalami herniasasi yang

berupa pengobatan nyeri kedaerah tersebut, mati rasa, kelayuan, maupun

tindakan-tindakan yang bersifat protektif. Hal lain yang perlu diketahui adalah

nyeri pada hernia nukleus pulposus ini diperberat dengan meningkatkan tekanan

cairan ntraspinal (membungkuk, mengangkat, mengejan, batuk, bersin, juga

ketegangan atau spasme otot), akan berkurang jika tirah baring.

Page 3: LP HNP

Manifestasi klinis berdasarkan jenis HNP dibedakan menjadi :

a. Hernia Lumbosakralis

Gejala pertama biasanya terjadi nyeri punggung bawah (low back pain) yang

mula-mula berlangsung secara periodik, kemudian menjadi menetap. Gejala

patognomonik adalah nyeri lokal pada tekanan atau ketokan yang terbatas antara

2 prosesus spinosus dan disertai nyeri menjalar kedalam bokong dan tungkai.

“Low back pain” ini disertai rasa nyeri yang menjalar ke daerah iskhi sebelah

tungkai (nyeri radikuler) dan secara refleks mengambil sikap tertentu untuk

mengatasi nyeri tersebut.

Gejala-gejala diskus intervertebral lumbalis yang prolaps adalah:

Kekakuan/ketegangan, kelainan bentuk tulang belakang.

Nyeri radikuler pada paha, betis, dan kaki

Kombinasi paresthesi, lemah, dan kelemahan reflex

b. Hernia servikalis

Paresthesi dan rasa sakit ditemukan di daerah extremitas

Atrofi di daerah biceps dan triceps

Refleks biceps yang menurun atau menghilang

Otot-otot leher spastik dan kakukuduk.

c. Hernia thorakalis

Nyeri radikal

Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dan dapat menyebabkan kejang

paraparesis

Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia

D. KLASIFIKASIHNP dapat terjadi di berbagai tempat di sepanjang tulang belakang. Menurut

tempat terjadinya, HNP dibagi atas:

1.      Hernia lumbosakralis

2.      Hernia servikalis

3.      Hernia thorakalis

Menurut gradasinya, HNP dibagi atas:

1. Protrusi Diskus Intervertebralis. 

Nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan anulus fibrosus.

2. Prolaps Diskus Intervertebralis. 

Nukleus berpindah, tetapi masih dalam lingkaran anulus fibrosus.

3. Ekstrusi Diskus Intervertebralis. 

Page 4: LP HNP

Nukleus keluar dari anulus fibrosus dan berada di bawah ligamentum

longitudinalis posterior.

4. Sequestrasi Diskus Intervertebralis. 

Nukleus telah menembus ligamentum longitudinal posterior.

E. PATOFISIOLOGI

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboraturium

2. Foto polos lumbosakral : dapat memperlihatkan penyempitan pada keeping sendi

3. CT scan lumbosakral : dapat memperlihatkan letak disk protusion.

4. MRI ; dapat memperlihatkan perubahan tulang dan jaringan lunak divertebra

serta herniasi.

Page 5: LP HNP

5. Myelogram : dapat menunjukkan lokasi lesi untuk menegaska pemeriksaan fisik

sebelum pembedahan

6. Elektromyografi : dapat menunjukkan lokasi lesi meliputi bagian akar saraf spinal.

7. Epidural venogram : menunjukkan lokasi herniasi

8. Lumbal functur : untuk mengetahui kondisi infeksi dan kondisi cairan serebro

spinal.

G. KOMPLIKASI

Kelemahan dan atropi otot

Trauma serabut syaraf dan jaringan lain

Kehilangan kontrol otot sphinter

Paralis / ketidakmampuan pergerakan

Perdarahan

Infeksi dan inflamasi pada tingkat pembedahan diskus spinal

H. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan HNP dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Konservatif  bila tidak dijumpai defisit neurologik :

a. Tidur selama 1 – 2 mg diatas kasur yang keras

b. Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau kompresi saraf.

c. Terapi obat-obatan : muscle relaxant, nonsteroid, anti inflamasi drug dan

analgetik.

d. Terapi panas dingin.

e. Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakan lumbosacral brace atau

korset

f. Terapi diet untuk mengurangi BB.

g.  Traksi lumbal, mungkin menolong, tetapi biasanya resides

h. Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS).

2) Pembedahan

a. Laminectomy hanya dilakukan pada penderita yang mengalami nyeri

menetap dan tidak dapat diatasi, terjadi gejala pada kedua sisi tubuh dan

adanya gangguan neurology utama seperti inkontinensia usus dan kandung

kemih serta foot droop.

b. Laminectomy adalah suatu tindakan pembedahan atau pengeluaran atau

pemotongan lamina tulang belakang dan biasanya dilakukan untuk

memperbaiki luka pada spinal.

Page 6: LP HNP

c. Laminectomy adalah pengangkaan sebagian dari discus lamina

d. Laminectomy adalah memperbaiki satu atau lebih lamina vertebra,

osteophytis, dan herniated nucleus pulposus.

I. PENCEGAHANGunakan tekhnik mengangkat dan bergerak dengan benar , seperti berjongkok

untuk mengangkat barang berat

 Pertahankan postur tubuh yang benar saat duduk dan berdiri

 Berhenti merokok

 Hindarkan situasi yang menegangkan sebisa mungkin

 Pertahankan berat badan ideal

J. ASKEP

Diagnosa : 1

Nyeri akut b.d agen injury : fisik

Tujuan :

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x24 jam nyeri

berkurang/hilang

Kriteria Hasil :

- Tingkat/skala nyeri

- Kontrol nyeri

Indikator :

3 4

3 4

INTERVENSI RASIONAL

1. Kaji keluhan nyeri yang dirasakan

klien, meliputi:

a. Catat intensitas nyeri dengan

menggunakan skla pengukur nyeri

(misalnya 1-10)

b. Karakteristik nyeri (berdenyut,

tajam, timbul)

c. Lokasi nyeri

d. Lamanya nyeri

e. Faktor- faktor yang dapat

meninggalkan atau memperburuk

rasa nyeri yang dirasakan oleh

klien

1. Nyeri merupakan pengalaman

subjektif dan harus dijelaskan

oleh pasien. Identifikasi

karakteristik nyeri dan faktor

yang berhubungan dengan dan

merupakan suatu hal yang amat

penting untuk memilih intervensi

yang cocok dan untuk

mengevaluasi keefektifan dari

terapi yang diberikan.

2. Observasi adanya tanda-tanda nyeri

nonverbal seperti ekspresi wajah

2. Merupakan indikator atau derajat

nyeri yang dialami oleh klien.

Page 7: LP HNP

meringis. Posisi tubuh, gelisah,

menangis dan menarik diri.

Dengan pengkajian yang optimal

perawat akan mendapatkan data

yang objektif untuk mencegah

kemungkinan komplikasi.

3. Gali perkiraan perjalanan nyeri,

pengobatan dan efek sampingnya

(perjelas jika tidak realistik).

3. Pemahaman terhadap keadaan

penyakit yang mendasarinya dapat

memilih intervensi yang sesuai.

4. Berikan obat-obatan sesuai indikasi :

Analgesik: Asam mefenamat dan

metalgin.

5. Analgesik untuk mengurangi nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bulecheck, Gloria dkk. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC), fifth ed.

United State : Mosby.

Page 8: LP HNP

2. Herdman, T.Heater, Phd, RN. 2012. NANDA International NURSING DIAGNOSIS:

DEFINITIONS & CLASSIFICATION 2012-2014. United Kingdom: WILEY-

BLACKWELL.

3. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-ranumhapsa-5402-2-

babii.pdf, diakses tanggal 24 Maret 2013

4. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/2/jtptunimus-gdl-s1-2007-akhmatsube-95-2-

bab2.pdf, diakses tanggal 24 Maret 2013

5. http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/3keperawatanpdf/207312089/bab2.pdf , diakses

tanggal 24 Maret 2013

6. Moorhead, Sue dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification (NOC), fourth ed.

United State : Mosby.