askep hnp 3
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATANPADA KLEIN DENGAN HNP (HERNIA NUKLEUS PULPOSUS)
I. Landasan teoriA. Pengertian
HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis
pada diskus intervertebralis (diskogenik) (Harsono, 1996)
HNP adalah keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudia
menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.
B. Etiologi
HNP terjadi karena proses degenratif diskus intervetebralis
C. Insiden
Angka kejadi dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya
HNP didahului oelh aktiivtas yang berlebihan, misalnya mengangkat beban berat
(terutama mendadak) mendorong barang berat. Laki—laki lebih banyak dari pada
wanita
D. gejala
Gejala utama yang muncul adalah rasa nyeri di punggung bawah disertai otot-otot
sekitar lesi dan nyeri tekan .
HNP terbagi atas :
1. HNP sentral
HNP sentral akan menimbulkan paraparesis flasid, parestesia, dan retensi urine
2. HNP lateral
Rasa nyeri terletak pada punggung bawah, ditengah-tengah abtra pantat dan betis,
belakang tumit dan telapak kaki.Ditempat itu juga akan terasa nyeri tekan.
Kekuatan ekstensi jari ke V kaki berkurang dan refleks achiler negatif. Pada HNP
lateral L 4-5 rasa nyeri dan tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral
pantat, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum pedis. Kekuatan ekstensi ibu
jari kaki berkurang dan refleks patela negatif. Sensibilitas [ada dermatom yang
sdesuai dengan radiks yang terkena menurun. Pada percobaan lasegue atau test
mengnagkat tungkai yang lurus (straigh leg raising) yaitu mengangkat tungkai
secara lurus dengan fleksi di sendi panggul, akan dirasakan nyeri disepanjang
bagian belakang (tanda lasefue positif). Valsava dab nafsinger akan memberikan
hasil posistif .
E. patofisiologi
Pada umumnya HNP didahului oeleh aktiivta syang berat dengan keluahan utamanya
adalah nyeri di punggung bawah disertai nyeri otot sekitar lesi dan nyeri tekan . Hal
ini desebabkan oleh spasme otot-otot tersebut dan spasme menyebabkan
mengurangnya lordosis lumbal dan terjadi skoliosis.
F. Penatalaksanaan
1. Terapi konservatif
a. Tirah baring
Penderita hrus tetap berbaring di tempat tidur selama beberapa hari dengan
sikap yang baik adalah sikap dalam posisi setengah duduk dimana tungkai
dalam sikap fleksi pada sendi panggul dan lutut. tertentu. Tempat tidur tidak
boleh memakai pegas/per dengan demikina tempat tidur harus dari papan
yang larus dan diutu[ dengan lembar busa tipis. Tirah baring bermanfaat
untuk nyeri punggung bawah mekanik akut. Lama tirah baring tergantung
pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita. Pada HNP
memerlukan waktu yang lebih lama. Setelah berbaring dianggp cukup maka
dilakukan latihan / dipasang korset untuk mencegah terjadinya kontraktur
dan mengembalikan lagi fungsi-fungsi otot.
b. Medikamentosa
1. Symtomatik
Analgetik (salisilat, parasetamol), kortikosteroid (prednison,
prednisolon), anti-inflamasi non-steroid (AINS) seperti piroksikan,
antidepresan trisiklik ( amitriptilin), obat penenang minor (diasepam,
klordiasepoksid).
2. Kausal
Kolagenese
c. Fisioterapi
Biasanya dalam bentuk diatermy (pemanasan dengan jangkauan permukaan
yang lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurnagi lordosis.
2. Terapi operatif
Terapi operatif dikerjakan apabila dengan tindakan konservatif tidak memberikan
hasil yang nyata, kambuh berulang atau terjadi defisit neurologik
3. Rehabilitasi
a. Mengupayakan penderita segera bekerja seperti semula
b. Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakkan kegiatan
sehari-hari (the activity of daily living)
c. Klien tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi saluran kencing dan
sebagainya).
II. konsep keperawatanA. Pengkajian
1. Identitas
HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pria dan
pekerjaan atau aktivitas berat (mengangkat baran berat atau mendorong benda
berat)
2. Keluahan Utama
Nyeri pada punggung bawah
P, trauma (mengangkat atau mendorong benda berat)
Q, sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti kena
api, nyeri tumpul atau kemeng yang terus-menerus. Penyebaran nyeri apakah
bersifat nyeri radikular atau nyeri acuan (referred fain). Nyeri tadi bersifat
menetap, atau hilang timbul, makin lama makin nyeri .
R, letak atau lokasi nyeri menunjukkan nyeri dengan setepat-tepatnya sehingga
letak nyeri dapat diketahui dengan cermat.
S, Pengaruh posisi tubuh atau atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas
tubuh, posisi yang bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memperberat
nyeri. Pengaruh pada aktivitas yang menimbulkan rasa nyeri seperti berjalan,
turun tangga, menyapu, gerakan yang mendesak. Obat-oabata yang ssedang
diminum seperti analgetik, berapa lama diminumkan.
T Sifanya akut, sub akut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap, hilng
timbul, makin lama makin nyeri.
3. Riwayat Keperawatan
a. Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan (mieloma
multipleks), metabolik (osteoporosis)
b. Riwayat menstruasi, adneksitis dupleks kronis, bisa menimbulkan nyeri
punggung bawah
4. Status mental
Pada umumny aklien menolak bila langsung menanyakan tentang banyak
pikiran/pikiran sedang (ruwet). Lebih bijakasana bila kita menanyakan
kemungkinan adanya ketidakseimbangan mental secara tidak langsung (faktor-
faktor stres)
5. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum
pemeriksaan tanda-tanda vital, dilengkapi pemeriksaan jantung, paru-
paru, perut.
Inspeksi
- inspeksi punggung, pantat dan tungkai dalam berbagai posisi dan
gerakan untuk evalusi neyurogenik
- Kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal,adanya angulus,
pelvis ya ng miring/asimitris, muskulatur paravertebral atau pantat
yang asimetris, postur tungkai yang abnormal.
- Hambatan pada pegerakan punggung , pelvis dan tungkai selama
begerak.
- Klien dapat menegenakan pakaian secara wajar/tidak
- Kemungkinan adanya atropi, faskulasi, pembengkakan, perubahan
warna kulit.
palpasi dan perkusi
- paplasi dan perkusi harus dikerjakan dengan hati-hati atau halus
sehingga tidak membingungkan klien
- Paplasi pada daerah yang ringan rasa nyerinya ke arah yang paling
terasanyeri.
- Ketika meraba kolumnavertebralis dicari kemungkinan adanya
deviasi ke lateral atau antero-posterior
- Palpasi dna perkusi perut, distensi pewrut, kandung kencing penuh
dll.
Neuorologik
Pemeriksaan motorik
- Kekuatan fleksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki, ibu
jari dan jari lainnya dengan menyuruh klien unutk melakukan
gerak fleksi dan ekstensi dengan menahan gerakan.
- atropi otot pada maleolus atau kaput fibula dengan membandingkan
kanan-kiri.
- fakulasi (kontraksi involunter yang bersifat halus) pada otot-otot
tertentu.
Pemeriksan sensorik
Pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar
(vibrasi) untuk menentukan dermatom mana yang terganggu sehingga
dapat ditentuakn pula radiks mana yang terganggu.
pemeriksaan refleks
- refleks lutut /patela/hammer (klien bebraring.duduk dengan tungkai
menjuntai), pada HNP lateral di L4-5 refleks negatif.
- Rfleks tumit.achiles (klien dalam posisi berbaring , luutu posisi
fleksi, tumit diletakkan diatas tungkai yang satunya dan ujung
kaki ditahan dalam posisi dorsofleksi ringan, kemudian tendon
achiles dipukul. Pada aHNP lateral 4-5 refleks ini negatif.
Pemeriksaan range of movement (ROM)
Pemeriksaan ini dapat dilakukan aktif atau pasif untuk memperkirakan
derajat nyeri, functio laesa, atau untuk mememriksa ada/tidaknya
penyebaran nyeri.
b. Pemeriksaan penunjang
foto rontgen, Foto rontgen dari depan, samping, dan serong) untuk
identifikasi ruang antar vertebra menyempit. Mielografi adalah
pemeriksaan dengan bahan kontras melalu tindakan lumbal pungsi dan
pemotrata dengan sinar tembus. Apabila diketahiu adanya
penyumbatan.hambatan kanalis spinalis yang mungkin disebabkan HNP.
Elektroneuromiografi (ENMG)
Untuk menegetahui radiks mana yang terkena / melihat adanya
polineuropati.
Sken tomografi
Melihat gambaran vertebra dan jaringan disekitarnya termasuk diskusi
intervertebralis.
6. Penatalaksanaan
(lihat pada landsan teori)
7. Dignosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah pasien yang
nyata ataupun potensial dan membutuhkan tindakan keperawatan sehingga
masalah pasien dapat ditanggulangi atau dikurangi. (Lismidar, 1990)
1) Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervetebralis
2) Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi,
nyeri, hilangnya fungsi
3) Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia
4) Perubahan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi, intake
cairan yang tidak adekuat
5) Kurangnya pemenuhan perawatan diri yang berhubungan dengan
hemiparese/hemiplegi
6) Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan tirah baring lama
B. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi
keperawatan dan aktivitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk
mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien. Tahapan
perencanaan keperawatan klien adalah penentuan prioritas diagnosa
keperawatan,penetuan tujuan, penetapan kriteria hasil dan menntukan intervensi
keperawatan.
Rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan diatas adalah :
1. Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak penjepitan saraf
pada radiks intervertebralis
Tujuan :
Nyeri berkurang atau rasa nyaman terpenuhi
Kriteria :
- Klien mengatakan tidak terasa nyeri.
- lokasi nyeri minimal
- keparahan nyeri berskala 0
- Indikator nyeri verbal dan noverbal (tidak menyeringai)
INTERVENSI RASIONAL
Identifikasi klien dalam membantu menghilangkan rasa nyerinya
Pengetahuan yang mendalam tentang nyeri dan kefektifan tindakan penghilangan nyeri.
Berikan informasi tentang penyebab dan cara mengatasinya
Informasi mengurangi ansietas yang berhubungan dengan sesuatu yang diperkirakan.
Tindakan penghilangan rasa nyeri noninvasif dan nonfarmakologis (posisi, balutan (24-48 jam), distraksi dan relaksasi.
Tindakan ini memungkinkan klien untuk mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri.
Terapi analgetik Terapi farmakologi diperlukan untuk memberikan peredam nyeri.
2. Cemas berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi,
nyeri, hilangnya fungsi,.
Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
T Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
T Respon klien tampak tersenyum.
INTERVENSI RASIONAL
1. Diskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi gerak untuk mempertahankan harapan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
2. Berikan informasi mengenai klien yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien danmenjalani operasi
3. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat membantu klien
4. Berikan support sistem (perawat, keluarga atau teman dekat dan pendekatan spiritual)
5. Reinforcement terhadap potensi dan sumber yang dimiliki berhubungan dengan penyakit, perawatan dan tindakan
1. Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
2. Harapan-harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.
3. Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
4. Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat
membantu klien.
5. Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.
3. Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegiaTujuan :
Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil
- Tidak terjadi kontraktur sendi
- Bertabahnya kekuatan otot
- Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas
INTERVENSI RASIONALa) Ubah posisi klien tiap 2 jamb) Ajarkan klien untuk melakukan latihan
gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit
c) Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit
d) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
a) Menurunkan resiko terjadinnya iskemia jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan
b) Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan
c) Otot volunter akan kehilangan tonus dan kekuatannya bila tidak dilatih untuk digerakkan
4. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan hemiparese/hemiplegi, nyeri
Tujuan
Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi
Kriteria hasil
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien
- Klien dapat mengidentifikasi sumber pribadi/komunitas untuk memberikan bantuan
sesuai kebutuhan
INTERVENSI RASIONALa. Monitor kemampuan dan tingkat
kekurangan dalam melakukan perawatan diri
b. Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri bantuan dengan sikap sungguh
c. Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan
d. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau keberhasilannya
a. Membantu dalam mengantisipasi/merencanakan pemenuhan kebutuhan secara individual
b. Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus
c. Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah
e. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi/okupasi frustasi, adalah penting bagi klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri-sendiri untuk emepertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan
d. Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong klien untuk berusaha secara kontinyu
e. Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
5. Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubngan dengan imobilisasi, intake cairan
yang tidak adekuat
Tujuan
Klien tidak mengalami kopnstipasi
Kriteria hasil
- Klien dapat defekasi secara spontan dan lancar tanpa menggunakan obat
- Konsistensifses lunak
- Tidak teraba masa pada kolon ( scibala )
- Bising usus normal ( 15-30 kali permenit )
INTERVENSI RASIONALa) Berikan penjelasan pada klien dan
keluarga tentang penyebab konstipasib) Auskultasi bising ususc) Anjurkan pada klien untuk makan
maknanan yang mengandung seratd) Berikan intake cairan yang cukup (2 liter
perhari) jika tidak ada kontraindikasie) Lakukan mobilisasi sesuai dengan
keadaan klienf) Kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian pelunak feses (laxatif, suppositoria, enema)
a. Klien dan keluarga akan mengerti tentang penyebab obstipasi
b. Bising usu menandakan sifat aktivitas peristaltik
c. Diit seimbang tinggi kandungan serat merangsang peristaltik dan eliminasi reguler
d. Masukan cairan adekuat membantu mempertahankan konsistensi feses yang sesuai pada usus dan membantu eliminasi reguler
e. Aktivitas fisik reguler membantu eliminasi dengan memperbaiki tonus oto abdomen dan merangsang nafsu makan dan peristaltik
f. Pelunak feses meningkatkan efisiensi pembasahan air usus, yang melunakkan massa feses
dan membantu eliminasi
6. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama
Tujuan
Klien mampu mempertahankan keutuhan kulit
Kriteria hasil
- Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan luka
- Klien mengetahui penyebab dan cara pencegahan luka
- Tidak ada tanda-tanda kemerahan atau luka
INTERVENSI RASIONALa. Anjurkan untuk melakukan latihan ROM
(range of motion) dan mobilisasi jika mungkin
b. Rubah posisi tiap 2 jamc. Gunakan bantal air atau pengganjal yang
lunak di bawah daerah-daerah yang menonjol
d. Lakukan massage pada daerah yang menonjol yang baru mengalami tekanan pada waktu berubah posisi
e. Observasi terhadap eritema dan kepucatan dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan pelunakan jaringan tiap merubah posisi
f. Jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma, panas terhadap kulit
a. Meningkatkan aliran darah kesemua daerah
b. Menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah
c. Menghindari tekanan yang berlebih pada daerah yang menonjol
d. Menghindari kerusakan-kerusakan kapiler-kapiler
e. Hangat dan pelunakan adalah tanda kerusakan jaringan
f. Mempertahankan keutuhan kulit
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini merupakan realisasi dari rencana tindakan
keperawatan yang diberikan pada klien.
D. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah
kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan
anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai
apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang. (Lismidar, 1990)
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.
Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
EGC, Jakarta.
Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC,
Jakarta.
Harsono, 1996, Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi 1, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Harsono, 2000, Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hudak C.M.,Gallo B.M.,1996, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI, Volume
II, EGC, Jakarta.
Ignatavicius D.D., Bayne M.V., 1991, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process
Approach, An HBJ International Edition, W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Juwono, T., 1996, Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek, EGC, Jakarta.
Mardjono M., Sidharta P., 1981, Neurologi Klinis Dasar, PT Dian Rakyat, Jakarta.
Satyanegara, 1998, Ilmu Bedah Saraf, Edisi Ketiga, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN Ny. R DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)
DI RUANG SYARAF A RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA
I. PENGKAJIAN (12 Maret 2002)
A. Identitas
Nama : Ny. R
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Status : Ibu rumah tangga
Alamat : SBY
MRS : 18-02-2002
DM : Post Op Laminectomy dengan DM HNP
B. Keluhan utama
Nyeri otot
Paliatif, Nyeri otot, geringgingan
Kualitatif dan kuantitatif, nyeri otot
Region, nyeri dirasakan pada paha, dan bertambah nyeri bila digerakkan atau diangkat
sampai menjalar ke pinggang kiri
Severity, kondisi seperti ini menyebabkan lebih banyak terlentang, miring kanan dan
kiri, terlentang duduk masi dibantu dan tahan < 10 menit, berdiri belum kuat/mampu
dan perlu bantuan bila berjalan hanya kuat 3 meter, dalam memenuhi aktiivitas sehari-
hari sebagian masih dibantu atau ketergantungan pada orang lain seperti BAB dan
BAK, kebutuhan istirahat terpenuhi.
Time, Nyeri otot dan gringgian dirasakan apabila digerakkan.
C. Riwayat keperawatan :
1. Riwayat penyakit sebelumnya
Tahun 1995 pernah jatuh karena terpeleset dan tidak bisa bergerak seperti yang
dirasakan saat ini teteapi tidak perlu dioperasi karena bisa disembuhkan dengan
perawatan dan istirahat, mendapat paerawatan di syaraf A RSDS.
Tahun 1998 dengan penyebab dan sakit yang sama, sembuh tanpa operasi dan
menjalani perawatan di syaraf A RSDS.
Tahun 2002 sakitnya yang sekarang ini
2. Riwayat penyakit sekarang
Tanggal 18 -02-2002 jatung dari tangga tidak bisa bergerak dan nyeri sepanjang
kaki kiri samapai pinggang
tanggal 6 Maret 2002, telah dilakukan operasi untuk diperbaiki kelainan sarafnya
yang kejepit
Sekarang masih terasa nyeri pada otot paha dan bertambah bila dibuat gerak
samapai pmenjalar ke pinggang kiri.
3. Riwayat keluarga
Tidak ada riwayat keluarganya yang menderita penyakit seperti yang diderita
klien.D. Pola fungsi kesehatan
1. Pola persepsi dan tatalaksana terhadap sehatKlien masih merakan kecemasan terhadap kondisi penyakitnya dan proses penyembuhan , perkembangannya yang sudah dicapai, hanya mengikuti apa yang diperlukan (tindakan dan pengobatan)Personil higyine klien cukup rapi, rambut disisrDiri klien merasa bahwa sudah lama dirawat, tentunya kangen dengan kondisi rumahnya, tetapi tetap sabar dan merasa dirinya tergantungan tidak bisa berbuat banyak dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri.
2. pola nutrisi dan metabolismeMakan NS , lauk, sayur kacang hijau (NS TKTP). Klien tidak ada pantangan dalam makanannnya.
3. pola aktivitasSelama ini setelah dioperasi , tidur terlentang, miring kanan dan kiri, jarang duduk karena masih terasa sakit/nyeri pada beka soperasi oto paha dan pinggang apalagi dibuat gerak. Untuk berdiri masih dibantu dan jalan hanya bisa dengan jarak 3 meter itu masih perlu dituntun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dibantu.
4. pola eliminasiBAK spontan , warna kuning bening, frekuensi 3-4 kali/hari, setiap kali kencing kurang lebih ½-1 gelas perhari.
5. pola istirahat/tidurTidur tidak tentu waktunya, pokoknya merasa lelah, dengan sendirinya tertidur, dengan sakitnya kadang masih terasa terganggu.
6. pola sensoris dan kognitif
Tingkat pengetahuan klien dan pendidikan baik dna menunjang proses pembelajaran, konsentrasi baik.
7. pola hubungan dan peranStatus klien dalam keluarga sebagai ibu rumah tangga dengan 4 anaknya dan suami. Pola komunikasi , menggunakan bahasa jawa,dan indonesia, Interaksi, lacar, komonikatif (kooperatif),terbuka, dukungan keluarga (untuk perawatan dan pengobatan memenuhi. Perilaku, terkontrol, sabar, kesadaran baik
8. reproduksi dan seksualKlien termasuk menopause dengan umur 65 tahun, KB (-), Haid teratur dengan sikulus 30 hari.
9. penganggulangan stressdalam mengatasi masalahnya yan berhubungan dnegan kesehatan dialkukan dengan cara terbuka dan musyarah mufakat bersama suaminya dan anak-anaknya.
10. pola tata nilai dan kepercayaanKlien selalu berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya serta bertawakkal dengan harapan tetap dalam lindungannya dan diberi ketabahan dan kesembuhan sehingga dapat mandiri dan bisa beibadat seperti sebelumnya.
E. Observasi dan pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Status gizi cukup, kesadaran komposmentis, GCS 456, Penampilan tidur terlentang
dengan kepala ditinggikan 2 bantal.
Antopometri : TB : 160 cm BB : 56 Kg
Tanda vital : T = 120/70 mmHg, N = 88 x/mnt, S = 37 oC, RR = 20 x/mnt
2. Review of system
a. Sistem pernafasan,
Pernafasan spontan, Vesikuler, bentuk dada simetris, Retraksi -/-, Rh -/-, Wh -/-,
RR 20 kali/menit, reguler
b. system vaskuler
Tensi 120/70 mmHg, Nadi 88 kali/menit, suhu akral hangat, S1S2 tunggal normal,
nyeri dada (-)
c. system persyarafan
Kesadaran komposmentis, orientasi baik, GCS 456
Kepala dan leher
Sklera putih, tidak anemis,
Conjunctiva tidak pucat
Pupil isokor
Leher kaku kuduk (-), tidak ada pembesaran getah bening
Persepsi sensoris
Pendengaran
Dalam batas normal
Penciuman
Pilek (-), epitaksis (-)
Pengecapan
citan rasa ((+) , sulit menelan (-)
Penglihatan
Dalam batas normal
Perabaan
Dapat merasakan perbedaan stimulasi terhadap panas, dingin dan tekan,
kaki dan tangan tersa geringgiangan
d. system perkemihan
BAK Lancar spontan produksi urine 3-4 kali. ½-1 gelas setiap kali kencing
warna kuning bening
e. system pencernaan
BU (+) Normal, dapat mengunyah dan menelan, BAB 2 hari sekali liat, kuning
f. system muskoloskletal dan integument
Kemampuan pergerakan sendi bebas, kekuatan otot ekstremitas atas (5/5)
extremitas bawah 5/5, kulit (turgor baik), akral (hangat) , terasa nyeri pada otot
paha, bertambah bil adegerakan dan nyerinya menjalar pada pinggang kirinya.
g. system endokrin
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia ( tahun)
h. Sistem reproduksi
perempuan (tidak kelainan pada genetelatia eksternenya)
i. Sistem hematopoetik
Limfadenopati (-)
3. Pemeriksaan penunjang
1. laboratoriumYang Diperiksa 18-2-2002 20-02-2002
HbLEDLeukositDiff countHtTromb.Sakar darah puasaSakar 2 jppCholesterolKreatininBUNBil totalBil indireckSGOTSGPTProteinAlbAs. UratNaK
15 gr/dl40 mm/jam17.200 x 10 9/L-/-/-/90/10/-48 %215 x 109/L114 mg/dl-147 mg/dl1,03 mg/dl15,7 mg/dl0,83 mg/dl0,12 mg/dl23,2,13,52,913,333,34393,7
11,238,8N
PTTAPTTFH
2. Radiologi
Hasil tampak adanya HNP pada lumbal 5- Sakrum 1
3. Konsul cardiologi
Inkoplet RBBB
cardiac arest indeks calss I
j. Penatalaksanaan
1. Perawatan luka
2. mobilisasi bertahap
3. Diit NS TKTP
4. Obs VT
5. Injeksi Novalgin 3x1 ampul
6. Clobazam 2 x10 mg
7. Rob 1 x 1 amp
8. Rencana aff jahitan hati ke VII
4. Analisa dataTGL DATA ETIOLOGI MASALAH12-03-2002
Data SubyejtifKlien mengatakan setalah operasi dirasakan lebih nyaman dan tidak sakit seperti sebelum operasiKlien mengatakan rasa nyeri masih dirasakan pada otot paha, dan terasa lebih sakit bila dilakukan gerakan (miring kanan, kaki diangkat) bahkan menjalasr ke pinggang kirinya.Klien mengatakan dengan duduk masih bisa dengan bantuan atapi tidak tahan samapai 10 menitData ObyektifKlien tampak menyeringan bila dilakukan pemeriksaan kaki kirnya dengan diangkat dengan ketinggian 45 o
Kemampuan pergerakan sendi bebas, kekuatan otot ekstremitas atas (5/5) extremitas bawah 5/5, kulit (turgor baik), akral (hangat) , terasa nyeri pada otot paha, bertambah bil adegerakan dannyerinya menjalar pada pinggang kirinya.Pemeriksaan fisik :Refleks fisiologis :Ekstremitas atas +2/+2Ekstremitas bawah +2/+2Refleks patologis (-)Data SubyejtifSelama ini setelah dioperasi , tidur terlentang, miring kanan dan kiri, jarang duduk karena masih terasa sakit/nyeri pada bekas operasi otot paha dan pinggang apalagi dibuat gerak.Untuk berdiri masih dibantu dan jalan hanya bisa dengan jarak 3 meter itu masih perlu dituntun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dibantu.Data ObyektifKlien sedang dalam posisi berbaring dengan kepala ditinggikan 45 o,Pada waktu sendiri dengan
Post operasilaminectomyDiskontinuitasJaringan
BekasGejala sisa isi nukleus
Nueron kejepit
PeradanganGangguan sirkulasi/
penekanan pada saraf
tempat operasi/cederaReaksi zat kimia/bioaktif(serotonin , bradikin dan
prostaglandin)
respetor spesifik(aksi potensial)
nyeriResptor spesifik
(aksi potensial)ganglion melalui kornu posterior
medulla spinalis
NyeriDefisit perawatan diriCemas ringan
posisi tidur dengan nasi ditempatkan pada kursi sambilmakan.Paska operasi laminectomy hari ke 6Data SubyejtifKlien mengatakan bagaiamana dengan penyakitnya apakah bisa disembuhkan dengan baik sehingga dapa tmelakukan aktivitas seperti biasanya.kLien mengatakan sudah 6 hari ini masih dirasakan nyeri dan perlu suntikan dan mengurangi rasa sakitKlien menceritakan tentang apa yang dirasakan, dan harapan dari usaha yang telah dilakukannya.Data ObyektifKlien tampak termenungKlien masih bisa konsentrasi dan menerima proses pemebelajaran.
saraf parasimpatis
otot motorik eksteremitas
Nyeri gerak
Imobilisasi, intoleransi gerak
Defisit perawatan diri
Sakit
Pengalam dan epengetahuan kurang
Stressor
Peningkatan katekolaminKortisol meingkat
cemas
5. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
sekunder terhadap operasi laminectomy, sindroma sisa
2. Cemas berhubungan dengan prognosis, hilangnya fungsi,.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan gerak, nyeri sekunder
terhadap paska laminectomy.
B. Asuhan KeperawatanTGL
DX
TUJUAN/KRITERIA
INTERVENSI
RASIONAL JAM
IMPLEMENTASI
12-02-2002
1 Nyeri berkurang atau rasa nyaman terpenuhi setelah 7 hari paska operasiKriteria :- Klien mengatakan
tidak terasa nyeri.
- lokasi nyeri minimal
- keparahan nyeri berskala 0
- Indikator nyeri verbal dan noverbal (tidak menyeringai)
a. Identifikasi klien dalam membantu menghilangkan rasa nyerinya
b. Berikan informasi tentang penyebab dan cara mengatasinya
c. Tindakan penghilangan rasa nyeri noninvasif dan nonfarmakologis (posisi, balutan (24-48 jam), distraksi dan relaksasi
d. Terapi- claboza
m 2 x 10 mg
- Injeksi Novalgin 3 x 1 ampul
a. Pengetahuan yang mendalam tentang nyeri dan kefektifan tindakan penghilangan nyeri.
b. Informasi mengurangi ansietas yang berhubungan dengan sesuatu yang diperkirakan.
c. Tindakan ini memungkinkan klien untuk mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri.
d. Terapi farmakologi diperlukan untuk memberikanperedam nyeri.
07.0008.0009.0010.0012.0013.0014.00
Melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien dankeluarga dalam membantu perawatan dan permasalah yang dapat dipecahkan bersama.Mengidentifikasi tingkat nyeri yang dirasakan klien (lokasi, sifat, frekuensi, lama dan cara penanganan yan telah dilakukan klien)Mengobservasi tanda=tanda vital 120/80, nadi 88 x/mntMelakukan perawatan luka seapseptik dan antiseptikMengatur posisi sehingga klien merasa lebih enak dan nyamanMenginjeksi novalgin 1 ampul IVMengklarifikasi kepada klien tentang obat minum clabosam 10 mg sudah diminumkan.Memonitor perkembangan tingkat nyeriMengajarakan klien latihan relaksasi dengan nafs dalam dan panjang berulang-ulang 5-6 kali dengan
frekeunsi 3 kali/hariMengobservasi tanda-tanda vital (tensi 120/70 mmHg, nadi 88 x/mnt)Memonitor keadaan klien (klien sedang istirahat.
TGL
DX
TUJUAN/KRITERIA
INTERVENSI
RASIONAL JAM
IMPLEMENTASI
12-02-2002
2 Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang setealh diberikan pendidikan kesehatan (penyakit, prognosis)
Kriteria hasil :
Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.Respon klien tampak tersenyum
a. Diskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi gerak untuk mempertahankan harapan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
b. Berikan informasi mengenai klien yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien
c. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia
a. Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
b. Harapan-harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan,justru malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.
c. Memungkinkan klien untuk memilih metode
07.0008.0009.0010.0011.0012.00
Mengidentifikasi tingkat pengentahuan klien tetntang perkembangan yang dirasakan setelah operasi dan sebelum operasiMemberi penejelasakan tentang nyeri, faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya neyeri, damapak yang mungkin timbul dan alternatif pemcehaan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyerinya.Memberi kesemapatan klien untuk ungkapklan perasaannya dan harapan-harapannya.Memberi gambaran tentang klien yang pernah menjalani penyakit dan oeprasi yang seperti klien alami.Memberikan support sistem
yang dapat membantu klien
d. Berikan support sistem (perawat, keluarga atau teman dekat dan pendekatan spiritual)
e. Reinforcement terhadap potensi dan sumber yang dimiliki berhubungan dengan penyakit, perawatan dan tindakan
komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
d. Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien.
e. Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.
pada klien dengan harapan dan semangat untuk mencapai kesembuhan yang optimal, bertahap.Memberi petunjuk bahwa klien sudah banyak perubahan dan perbaikan yang baik dari pada penyakit lainnya disekitar klien di syaraf AMemberikan reinforcement terhadap tanggapan klien yang mengatakan perlu kesabaran dan ketelatenaan serta doa untuk memohon kesembuhan yang terbaik baginya sesuai agama.
TGL
DX
TUJUAN/KRITERIA
INTERVENSI
RASIONAL JAM
IMPLEMENTASI
12-02-2002
3 Kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi setelah post
a. Monitor kemampuan dan tingkat
a. Membantu dalam mengantisipasi/merencana-kan pemenuhan
07.0008.00
Mengidentifikasi tingkat kemampuan klien dalam
operasi hari ke VIIKriteria hasil- Klien dapat
melakukan aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan klien (makan, minum dan BAB dan BAK sendiri)
- Klien dapat mengidentifikasi sumber kemampuannya untuk mandiri dan meminta bantuan sesuai kebutuhan
kekurangan dalam melakukan perawatan diri
b. Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktivitas dan beri bantuan dengan sikap sungguh
c. Hindari melakukan sesuatu untuk klien yang dapat dilakukan klien sendiri, tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan
d. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukannya atau keberhasilannya
e. Kolaborasi dengan ahli fisioterap
kebutuhan secara individual
b. Meningkatkan harga diri dan semangat untuk berusaha terus-menerus
c. Klien mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat tergantung dan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi klien untuk melakukan sebanyak mungkin untuk diri-sendiri untuk emepertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan
d. Meningkatkan perasaan makna diri dan kemandirian serta mendorong klien untuk berusaha secara kontinyu
e. Memberikan bantuan yang mantap untuk mengembangkan rencana terapi dan mengidentifikasi kebutuhan alat penyokong khusus
10.0013.00
memenuhi kebutuhan sehari-hari (aktif dilakukan sendiri, dengan bantuan)Memberi kesempatan pada klein utnuk mandiri sesuai dengan kemampuan sebatas yang dianjurkan, tidak mengangkat berat, tidak mendorong barang yang berat dan sifatnya ringan.Menganjurkan kepada kelaurganya untuk membantu klien dalam defekasi dan BAKMenganjurkan pada klein untuk melakukan mobilisasi atau aktivitas secara bertahap mulai dari duduk dengan makan, berdiri dan berjalan (mandiri tau bantuan)Memberi reinforcement terhadap kemamapuan yang telah dicapai dan kesanggupannya untuk teteap mempertahankan melakukan gerak duduk, berdiri dan berjalan secara bertahap.
i/okupasi
C. Evaluasi
TGL DX/JAM EVALUASI
12-02-2002
Dx 1
Jam 12.00
Dx 2
Jam 12.00
Dx 3
Jam 12.00
S.Klien mengatakan tidak terasa nyeri., lokasi nyeri pada oto paha dan menjalar ke pinggang kiri bila digerakkkan, kebuthan isitrahat terpenuhiOkeparahan nyeri berskala 2Indikator nyeri verbal dan noverbal (tidak menyeringai)Ketika klien dilakukna manipulasi pad akaki kirinya nampak nyeri dan menyeringaiAMasalah teratasi sebagianPLanjutkan intervensi
S
Klien mampu mengungkapkan ketcemasannya/kekuatirannya tentang penyembuhan penyakitnya
Klien mengatakan untuk mencapai kesembuhan diperlukan kesabaran dan ketelatenan unutk berlatih dan berdoa
Berapa lama waktu yang perlukan untuk mencapai kesembuhan optimal
ORespon klien tampak tersenyumKonsentrasi klien baik, Nadi 88 kal/menit, tampak tenangAMasalah teratasiPIntervensi dipertahankanS
Klien mengatakan untuk keperluan BAK jam 12.00 dibantu oleh keluarganya dengan menggunakan pispot yang dimilikinya sendiriOKlien dapat mengidentifikasi sumber kemampuannya untuk mandiri dan meminta bantuan sesuai kebutuhanAMasalah teratsi sebagianILanjutkan
Catatan Perkembangan
TGL DX/JAM CATATAN PERKEMBANGAN
13-03-2002
Dx 1
TGL DX/JAM CATATAN PERKEMBANGAN
14-03-2002
Dx 1