askep hernia nukleus pulposus2 (hnp).doc11.doc

32
HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Hernia nukleus pulposus adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik), juga disebut nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek.Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus pulposus. Pada kebanyakan kasus nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal (jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya. Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh). Angka kejadi dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya HNP didahului oelh aktiivtas yang berlebihan, misalnya mengangkat beban berat (terutama mendadak) mendorong barang berat. Laki—laki lebih banyak dari pada wanita Untuk mencapai prognosis yang baik bagi penderita, tindakan pembedahan dan pengobatan yang adekuat sangatlah 0

Upload: musadiryanto

Post on 11-Jul-2016

284 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Hernia nukleus pulposus adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses

patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik), juga disebut

nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudia menekan ke arah kanalis spinalis

melalui anulus fibrosis yang robek.Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago

yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan

fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus

disebut nukleus pulposus.

Pada kebanyakan kasus nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti

servikal, torakal (jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi,

kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya.

Nyeri punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh).

Angka kejadi dan kesakitan banyak terjadi pada usia pertengahan. Pada umumnya

HNP didahului oelh aktiivtas yang berlebihan, misalnya mengangkat beban berat

(terutama mendadak) mendorong barang berat. Laki—laki lebih banyak dari pada

wanita

Untuk mencapai prognosis yang baik bagi penderita, tindakan pembedahan dan

pengobatan yang adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis banding yang

akurat sangat penting, dalam manajemen intraoperasi maupun pasca operasi ataupun

pengobatan dan tindakan keperawatan pada setiap kasus.

0

Page 2: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dengan selesainya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengelola klien

dengan HNP (hernia nukleus pulposus) dan memberikan asuhan keperawatan

dengan benar.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan HNP

b. Mahasiswa mampu menganalisa masalah yang timbul pada klien

degan HNP

c. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada

klien dengan HNP

d. Mahasiswa mampu membut intervensi keperawatan pada klien

dengan HNP

e. Mahasiswa mampu melakukan pengevaluasian pada klien dengan

HNP

1

Page 3: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

BAB II

TINJAUAN TEORI

HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP)

A. Pengertian

Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah

bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan

dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut nukleus

pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)

Hernia Nukleus Pulposus bisa ke korpus vertebra diatas atau bawahnya, bisa

juga langsung ke kanalis vertebralis. (Priguna Sidharta, 1990)

B. Patofisiologi

Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan

degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida

dalam diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan

yang menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nukleus. Setela

trauma *jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago

dapat cedera.

Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan

gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa

bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong

ke arah medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus

terdorong terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna

spinal.

Hernia nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nukleus pulposus

menekan pada radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis berada dalam

bungkusan dura. Hal ini terjadi kalau tempat herniasi di sisi lateral. Bilamana tempat

herniasinya ditengah-tengah tidak ada radiks yang terkena. Lagipula,oleh karena

2

Page 4: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

pada tingkat L2 dan terus kebawah sudah tidak terdapat medula spinalis lagi, maka

herniasi di garis tengah tidak akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior.

Setelah terjadi hernia nukleus pulposus sisa duktus intervertebralis mengalami lisis

sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih tanpa ganjalan.

C. Manifestasi Klinis

Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti servikal, torakal (jarang)

atau lumbal. Manifestasi klinis bergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan

(akut atau kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya. Nyeri punggung bawah

yang berat, kronik dan berulang (kambuh).

D. Pemeriksaan Diagnostik

1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang

2. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk

penyakit spinal lumbal.

3. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada

M R I

4. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang

terkena.

E. Penatalaksanaan

1. Pembedahan

Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan

mengubah defisit neurologik.

Macam :

a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus

intervertebral

b. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural

pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi

kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan

menghilangkan kompresi medula dan radiks

c. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.

d. Disektomi dengan peleburan.

2. Immobilisasi

3

Page 5: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace.

3. Traksi

Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada

katrol dan beban.

4. Meredakan Nyeri

Kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti inflamasi dan

jika perlu kortikosteroid.

F. Pengkajian

1. Anamnesa

Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu,

Riwayat kesehatan keluarga

2. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian terhadap masalah pasien terdiri dari awitan, lokasi dan penyebaran

nyeri, parestesia, keterbatasan gerak dan keterbatasan fungsi leher, bahu dan

ekstremitas atas. Pengkajian pada daerah spinal servikal meliputi palpasi yang

bertujuan untuk mengkaji tonus otot dan kekakuannya.

3. Pemeriksaan Penunjang

G. Diagnosa Keperawatan yang Muncul

1. Nyeri b.d Kompresi saraf, spasme otot

2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan

neuromuskulus

3. Ansietas b.d tidak efektifnya koping individual

4. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis dan

tindakan pengobatan.

H. Intervensi

1. Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot

a. Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, faktor pencetus / yang

memperberat. Tetapkan skala 0 – 10

b. Pertahankan tirah baring, posisi semi fowler dengan tulang spinal,

pinggang dan lutut dalam keadaan fleksi, posisi telentang

4

Page 6: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

c. Gunakan logroll (papan) selama melakukan perubahan posisi

d. Bantu pemasangan brace / korset

e. Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan

f. Ajarkan teknik relaksasi

g. Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi

2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan

kerusakan neuromuskulus

a. Berikan / bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan

aktif

b. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif

c. Berikan perawatan kulit dengan baik, masase titik yang tertekan setelah

rehap perubahan posisi. Periksa keadaan kulit dibawah brace dengan periode

waktu tertentu.

d. Catat respon emosi / perilaku pada immobilisasi

e. Demonstrasikan penggunaan alat penolong seperti tongkat.

f. Kolaborasi : analgetik

3. Ansietas b.d tidak efektifnya koping individual

a. Kaji tingkat ansietas pasien

b. Berikan informasi yang akurat

c. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan masalah seperti

kemungkinan paralisis, pengaruh terhadap fungsi seksual, perubahan peran dan

tanggung jawab.

d. Kaji adanya masalah sekunder yang mungkin merintangi keinginan

untuk sembuh dan mungkin menghalangi proses penyembuhannya.

e. Libatkan keluarga

4. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi,

prognosis

a. Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis dan pembatasan

kegiatan

b. Berikan informasi mengenai mekanika tubuh sendiri untuk berdiri,

mengangkat dan menggunakan sepatu penyokong

5

Page 7: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

c. Diskusikan mengenai pengobatan dan efek sampingnya.

d. Anjurkan untuk menggunakan papan / matras yang kuat, bantal kecil

yang agak datar dibawah leher, tidur miring dengan lutut difleksikan, hindari

posisi telungkup.

e. Hindari pemakaian pemanas dalam waktu yang lama

f. Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu diperhatikan

seperti nyeri tusuk, kehilangan sensasi / kemampuan untuk berjalan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer, Suzane C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth edisi 8 Vol 3, Jakarta : EGC, 2002

2. Doengoes, ME, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan

dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC, 2000.

3. Tucker,Susan Martin,Standar Perawatan Pasien edisi 5, Jakarta : EGC, 1998.

4. Long, Barbara C, Perawatan Medikal Bedah, Bandung : Yayasan Ikatan

Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996.

5. Priguna Sidharta, Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian

Rakyat, 1996.

6. Chusid, IG, Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Yogyakarta :

Gajahmada University Press, 1993.

6

Page 8: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

I. Pathways

ÿÿÿÿ2 ÿÿÿÿar ÿÿdÿÿn ÿÿÿÿutÿÿadjustrightÿÿÿÿ2124095

7

Proses degeneratif

Ujung saraf spinal tertekan

Kandungan air menurun

Kehilangan protein polisakarida

Nukleus Pulposus Terdorong

Stress OkupasiTrauma

H N P

Gangguan Mobilitas Fisik

Penurunan Kerja reflekNyeriPerubahan sensasi

Page 9: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

BAB IIITINJAUAN KASUS

PADA Ny,S DENGAN (HNP)

A. PENGKAJIANI IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S.Umur : 51 tahunJenis kelamin : Perempuan Agama : IslamAlamat : Kalipang, RembangPekerjaan : -Pendidikan : SDPenanggung jawab : Tn MHubungan dengan klien : Suami Diagnosa medis : HNP No. Rekam medis : 740869Tanggal pengkajian : 7 november 2007

II RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama: nyeri pinggang kanan

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Dua puluh tahun yang lalu klien merasa nyeri pinggang kanan, nyeri

bertambah berat jika mengangkat beban berat. Kemudian 5 bulan yang lalu

8

Page 10: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

klien merasakan nyeri pinggang sampai kaki, kaki sering kesemutan, nyeri

bertambah jika berjalan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan tidak pernah mengalami cedera, tidak ada riwayat

hipertensi, DM dan penyakit menular dan keturunan yang lain.

4.Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti pasien

III DATA DASAR

1. Pernafasan

Pasien bernafas melalui hidung, spontan, tidak ada dypsneu, tak ada

takhipneu dan tak ada kesulitan dalam bernafas.

2. Sirkulasi

TD: 120/80 mmHg, tak ada pembesaran vena jugularis, tak ada

takhikardi/bradhikardi

3. Nutrisi dan cairan

Diet TKTP, porsi habis, pasien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah

dan menelan,Minum air putih, 5-6 gelas/hari

4. Eliminasi

BAB 3x/hari, konsistensi keras dan BAK 6-7x /hari, kuning jernih

5. Mobilitas dan kenyamanan

Pasien lebih banyak ditempat tidur karena nyeri pinggang kanan, kompres

hangat pada punggung, Dengan begitu pasien merasa nyerinya sedikit

berkurang. Pasien juga mengatakan nyeri bertambah jika berjalan..

6. Tidur dan istirahat

Tidur kurang, sering terbangun pada malam hari, karena serangan nyeri yang

hebat

7. Kebersihan diri

Kebersihan diri cukup, pasien dibantu oleh suami dalam melakukan ADL

8. Komunikasi

Komunikasi tidak terganggu,.

9. Ibadah

Pasien beragama Islam dan taat dalam beribadah

10. Sosial Ekonomi:

9

Page 11: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

Pasien tidak bekerja namun membantu suami megangkat hasil panen dari

kebun.suami pensiun

11. Pengetahuan tentang kesehatan

Kalau sakit pasien memeriksakan diri ke dokter praktek

IV PENGKAJIAN FISIK

1.Keadaan umum

Kesadaran : compos mentis

TD : 120/80 mmHg

Nadi : 88x/menit

Suhu : 36oC

RR : 24x/menit

2.Kulit : turgor baik, kebersihan cukup

3.Kepala : rambut hitam bersih, tak mudah rontok

4.Mata : pupil isokor, reflek cahaya (+), konjungtiva tidak anemis, skliera tidak

icterik, tak ada gangguan dalam penglihatan

5.Telinga : simetris, tak ada serumen/sekret.

6.Hidung : tak ada polip, tak, ada sekret, tak ada pernapasan cuping hidung

7.Mulut dan tenggorok : tak ada kesulitan mengunyah, tak ada keluhan dalam

menelan, Leher :, tak ada pembesaran thiroid, vena jugularis dan

pembesaran limpha, kaku kuduk (-)

8.Dada : simetris, tak ada tarikan dinding dada

9.Paru : taktil fokal premitus normal, bunyi paru vesikuler

10.Jantung : tak ada pulsasi ictus cordis

11.Abdomen : simetris, tak ada distensi abdomen, tak ada nyeri tekan, peristaltik

usus (+)

12.Ekstremitas:

Motorik : Gerak : terbatas

Kekuatan : 4

Tonus :

Fungsi sensorik

Baik / tidak ada gangguan

Sensibilitas :Parestesi bagian lateral paha

10

Page 12: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

Reflek :Patela kanan (+), kiri (+)

Achiles kanan (+), kiri (+)

Reflek patologis

Babinski : -

Chaddok : -

Schaffer : -

Openheim : -

Gordon : -

Bing : -

Gonda : -

V DATA PENUNJANG

Laboratorium

Hb : 14,5 g/dl ( 13,5-17,5)

Ht : 41.1 % (411-53)

Leko : 9,41 (4,1-10,9)

Tromb : 301 ui (140-440)

MRI : tgl 3 Nov 2007

Interpretasi :

Diskusi 2/3, L3/4, L4/5 dan L5/S1 meonjol ke posterior

Indentasi pada thecal sac disitu

Indensitas diskus hiperintens pada T2

Corpus tampak gepeng

Peonjolan ke posterior paling nyata L4/5 pada irisan sagital

Kesimpulan : HNP multipelregio lumbal, L4/5

THERAPI

Asam mefenamat 3x500 mg

Diazepam 2x2mg

11

Page 13: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

B.ANALISA DATA

DATA MASALAH PENYEBAB

12

Page 14: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

DS:

Pasien mengatakan nyeri

pinggang kanan.

Pasien mengatakan nyeri

bertambah jika berjalan

Skala nyeri 6

DO:

Terlihat pasien lebih

banyak di tempat tidur

dengan posisi telentang

mengurut kaki sampai

pinggang

DS:

Pasien menanyakan

mengapa sudah lama

dirawat tapi penyakitnya

tidak berkurang

DO:

Pasien dirawat selama satu

bulan.

Selalu menanyakan

tindakan keperawatan

ataupun medis

Nyeri

Kurang pengetahuan

mengenai kondisi dan

kebutuhan pengobatan

Kompresi saraf

Keterbatasan kognitif

C.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf

13

Page 15: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

2. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan berhubungan

dengan keterbatasan kognitif

D.RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

14

Page 16: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI

Nyeri b.d kompresi

saraf

Kurang pengetahuan

mengenai kondisi

dan kebutuhan

Tujuan : nyeri

berkurang sampai ke

tingkat ringan

Kriteria :

Menyatakan nyeri

berkurang

Istirahat tidur

cukup

Sikap rileks

Komunikasi lancar

Tujuan: mengetahui

kondisi dan kebutuhan

Pastikan durasi/episode masalah , siapa

yang telah dikonsulkan, dan obat dan/atau

terapi apa yang telah digunakan

Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya

( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya

(misal : berat, berdenyut, konstan)

lokasinya, lamanya, faktor yang

memperburuk atau meredakan.

Catat kemungkinan patofisiologi yang

khas, misalnya otak/meningeal/infeksi

sinus, trauma servikal, hipertensi atau

trauma.

Observasi adanya tanda-tanda nyeri

nonverbal, seperi : ekspresi wajah, posisi

tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik

diri, diaforesis, perubahan frekuensi

jantung/pernafasan, tekanan darah.

Kaji hubungan faktor fisik/emosi dari

keadaan seseorang

Evaluasi perilaku nyeri

Batasi aktifitas

Ajarkan tehnik relaksasi / distraksi

Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri

dengan segera jika nyeri itu timbul.

Anjurkan untuk beristirahat didalam

ruangan yang tenang.

Berikan kompres hangat pada area nyeri

Masase daerah nyeri

Mengkaji pengetahuan keluarga tentang

sakitnya.

Memberikesempatan klien

15

Page 17: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

pengobatan b.d

keterbatasan kognitif

pengobatan

Kriteria:

Mengungkapkan

pemahaman tentang

kondisi dan

kebutuhan

pengobatan

Perubahan gaya

hidup yang tepat

Mengidentifikasi

situasi stress dan

metode

menghadapinya

mengungkapkan perasaannya

Membantu pasien dalam

mengidentifikasikan kemungkinan faktor

predisposisi, seperti stress emosi,

Menjelaskan prosedur tindakan

keperawatan dan tindakan pengobatan

Menjelaskan tentang efek dan kegunaan

obat- obatan yang diberikan

E. IMPLEMENTASI

16

Page 18: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

NO DX JAM IMPLEMENTASI RESPON KLIEN

1

II

7 Nov

2007

09.00

08 Nov

2007

Mengkaji karakteristik

nyeri. lokasi, lamanya, faktor

yang memperburuk dan yang

meredakan.

Mencatat adanya tanda-

tanda nyeri non verbal, seperti:

ekspresi wajah, posisi tubuh,

menangis atau meringis,

menarik diri.

Menganjurkan klien

istirahat

Meberikan posisi

nyaman,

Mengajarkan tehnik

relaksasi

Mengompres dengan air

hangat pada daerah nyeri

Menberikan terapi asmef

500mg

Mengkaji pengetahuan

keluarga tentang sakitnya.

S:

klien mengatakan nyeri masih

dirasakan jika bergerak dan

makain berat bila berjalan.

O :

klien tampak meringis kesakitan

Skala nyeri 6

Nyeri dirasakan di pinggang

kanan.

O :

Klien tampak istirahat bedrest di

tempat tidur

O; klien sedikit nyaman

O : klien mau mempraktekkan

S : kien mengatakan sedikit

berkurang nyerinya

O : tampak sedikit rtilek

O ; asmef masuk per oral 500

mg

S ; klien mengatakan belum tau

sebab penyakitnya

O; klien banyak bertanya pada

perawat dan setiap tindakan

S : klien mengungkapkan

kecemasannya

O ;klien mengungkapkan

17

Page 19: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

I, II 9 Nov

2007

Memberikesempatan klien

mengungkapkan perasaannya

Membantu pasien dalam

mengidentifikasikan

kemungkinan faktor

predisposisi, seperti stress

emosi,

Menjelaskan prosedur

tindakan keperawatan dan

tindakan pengobatan

Menjelaskan tentang efek

dan kegunaan obat- obatan

yang diberikan

Mengkaji karakteristik

nyeri. lokasi, lamanya, faktor

yang memperburuk dan yang

meredakan.

Mencatat adanya tanda-

tanda nyeri non verbal, seperti:

ekspresi wajah, posisi tubuh,

menangis atau meringis,

menarik diri.

Menberikan terapi asmef

500mg

Membantu pasien dalam

mengidentifikasikan

kemungkinan faktor

predisposisi, seperti stress

perasaannya

S : klien mengungkapkan cemas

dengan kondisi penyakitnya

O:

S : klien memperhatikan

O : klien kooperatif

S : klien memperhatikan

penjelasan dari perawat

O; klien kooperatif

S:

klien mengatakan nyeri masih

dirasakan jika bergerak dan

makain berat bila berjalan.

O :

klien tampak meringis kesakitan

Skala nyeri 4

Nyeri dirasakan di pinggang

kanan.

O ; asmef masuk per oral 500

mg

S : klien mengungkapkan cemas

dengan kondisi penyakitnya

O:

S : klien memperhatikan

18

Page 20: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

emosi,

Menjelaskan prosedur

tindakan keperawatan dan

tindakan pengobatan

Menjelaskan tentang efek

dan kegunaan obat- obatan

yang diberikan

Menganjurkan klien

untuk menghindari angkat

beban berat

O : klien kooperatif

S : klien memperhatikan

penjelasan dari perawat

O; klien kooperatif

S : klien mau melaksanakan

anjuran dari perawat

O ; kooperatif

F. EVALUASI

19

Page 21: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

NO

DX

TGL/JAM EVALUASI TTD

I

II

09 NOV

2007

13.30

WIB

13.30

WIB

S: Pasien mengatakan nyeri berkurang sedikit tetapi masih

dirasakan dipinggang kanan, dan makin bertambah

jika bergerak

O: Klien tampak meringis kesakitan

Skala nyeri 4

Klien tiduran terus di tempat tidur.

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi.

Ingatkan kembali tehnik relaksasi/ distraksi

Kaji karakteristik nyeri

Kolaborasi analgatik

S: Pasien menanyakan sebenarnya sakitnya ada obatnya

atau tidak.

Pasien mengatakan sudah lama sekali di RS dan sudah

ingin pulang.

O: Pasien dan keluarga banyak bertanya.

Pasien dan keluarga mendengarkan penjelasan perawat

dan tampak puas.

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi.

Yakinkan bahwa penyakit nya bisa disembuhkan

dan beri dukungan moral

BAB IVPEMBAHASAN

20

Page 22: ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS2 (HNP).doc11.doc

HNP adalah Suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologik dikolumna

vertebralis pada diskus intervertebralis (diskogenik), juga disebut nukleus pulposus

keluar menonjol untuk kemudia menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus

fibrosis yang robek.Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago yang

membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra. Material yang keras dan fibrosa ini

digabungkan dalam satu kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus disebut

nukleus pulposus.

Pada kebanyakan pasien, gejala trauma segera bersifat khas dan singkat, dan

gejala ini disebabkan oleh cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa bulan

maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus, kapsulnya mendorong ke arah

medula spinalis atau mungkin ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong

terhadap sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari kolumna spinal.

Pada Ny S usia 51 th telah di lakukan pemeriksaan secara keseluruhan dan di

dukung data penunjang selama di rawat di Rumah Sakit dr Kariadi Semarnag pada

tanggal telah di temukan HNP dengan di tandai nyeri pinggang kanan, nyeri bertambah

berat jika mengangkat beban berat. Kemudian klien merasakan nyeri pinggang sampai

kaki, kaki sering kesemutan, nyeri bertambah jika berjalan.

dan dari tim medis di lakukan tindakan pengobatan.di lanjutkan tindakan

keperawatan di ruang BI saraf dan setelah di lakukan pengkajian keperawatan selama 3x

24 jam sehingga di dapatkan tiga masalah utama yang muncul yaitu : ganggauan rasa

nyaman nyeri, kurang pengetahuan tentang prosedur pengobatan

Dari dua masalah yang muncul sehingg dari tim keperawatan di lakukan tindakan

keperawatan berupa mengajarkan tehnik relaksasi dan nafas dalam untuk mengatasi

nyeri, memberikan penjelasan tentang prosedur tindakan dan pengobatan,dan

memberikan motivasi dukungan moral Setelah di lakukan tindakan keperawatan Selama

3 x 24 jam di dapatkan hasil evaluasi berupa : berkurangnya nyeri secara bertahap, ada

peningkatan pengetahuan tentang prosedur tindakan dan pengobatan.

21