lp hdr
TRANSCRIPT
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA
12 Desember 2011, Ruang Kresna
Nadia Farah Ferdina
0706270900
1. Kasus (Masalah Utama)
Harga diri rendah
2. Proses terjadinya masalah
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Konsep diri seseorang tidak
terbentuk waktu lahir; tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan realitas
dunia (Stuart & Sundeen, 1995/1998). Konsep diri dapat terganggu karena
beberapa sebab. Carpenito (1999/2000) menyebutkan bahwa gangguan konsep
diri merupakan suatu keadaan individu mengalami atau berada pada risiko
mengalami suatu keadaan negatif dari perubahan mengenai perasaan, pikiran,
atau pandangan mengenai dirinya.
Gangguan harga diri merupakan penilaian individu tentang nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa baik perilaku
seseorang sesuai dengan ideal diri (Stuart & Sundeen, 1995/1998). Atau
gangguan harga diri merupakan suatu kondisi dimana individu menilai dirinya
atau kemampuan dirinya negatif. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang penting
dan berharga. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai harga diri yang rendah
mempunyai perasaan yang kurang bisa menerima kekurangan yang ada pada
dirinya.
Faktor predisposisi menurut Stuart & Sundeen (1995/1998) yang
mempengaruhi konsep diri seseorang ada beberapa faktor:
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, dan ideal diri yang tidak realistik.
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA
12 Desember 2011, Ruang Kresna
Nadia Farah Ferdina
0706270900
2) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran adalah stereotipik peran
seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur
sosial.
Faktor pencetus dapat ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal, yaitu:
1) Trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan peran atau posisi yang diharapkan di
mana individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi
peran, yaitu transisi peran perkembangan, transisi peran situasi, dan
transisi peran sehat-sakit.
Tanda dan gejala seseorang mengalami gangguan konsep diri: harga
diri rendah kronis adalah adanya pengungkapan diri yang negative, ekspresi
rasa bersalah/malu, evaluasi diri karena tidak dapat menangani kejadian,
menjauhi rasionalisasi/menolak umpan balik positif dan membesarkan umpan
balik negative mengenai diri, serta ragu untuk mencoba hal-hal/situasi baru.
Sementara itu, seseorang dengan masalah ini dapat pula menunjukkan tanda
dan gejala seperti sering kurang berhasil dalam kerja/kejadian hidup lainnya;
penyelesaian diri berlebihan, bergantung pada pendapat orang lain; buruknya
penampilan tubuh (kontak mata, postur, gerakan); tidak asertif/pasif; keragu-
raguan; serta mencari jaminan secara berlebihan. Jika tidak segera ditangani,
masalah ini dapat berkembang ke masalah lain seperti isolasi social, deficit
perawatan diri, gangguan sensori persepsi: halusinasi, dll.
Akibat dari harga diri rendah menurut Stuart & Sundeen (1995/1998)
adalah seseorang menjadi tidak berguna lagi seperti yang dulu pernah terjadi
pada dirinya. Sehingga seseorang bisa menjadi mengisolasi diri dari
lingkungan sekitarnya. Seseorang yang menarik diri dari lingkungan berisiko
halusinasi, perilaku kekerasan, dan defisit perawatan diri.
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA
12 Desember 2011, Ruang Kresna
Nadia Farah Ferdina
0706270900
3. Pohon Masalah
Isolasi sosial
Koping keluarga tidak efektif
4. Masalah Keperawatan yang muncul dan data yang perlu dikaji
No. Data-data yang perlu dikaji Masalah Keperawatan1. DS:
- Mengeluh hidup tidak bermakna - Tidak memiliki kelebihan apa pun- Merasa jelek- Mengatakan malas- Putus asa- Ingin matiDO: - Kontak mata kurang - Tidak berinisiatif berinteraksi dengan
orang lain- Tampak malas-malasan- Produktivitas menurun- Mengkritik diri sendiri/orang lain- Ekspresi malu
Harga diri rendah
2. DS: - Klien mengatakan tidak terlalu
menyukai banyak orang- Klien mengatakan dirumah tidak
pernah bergaul dengan tetangga- Klien mengatakan malas
berinteraksi- Klien merasa tak berguna- Klien mengatakan orang lain
tidak mau menerima dirinyaDO: - Klien sering menunduk- Tidak mampu berkonsentrasi
Isolasi sosial
Harga Diri Rendah
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA
12 Desember 2011, Ruang Kresna
Nadia Farah Ferdina
0706270900
- Lebih senang menyendiri- Klien tidak berinisiatif
berhubungan dengan orang lain3. DS :
- Menyatakan malas mandi- Tidak tahu cara makan yang baik- Tidak tahu cara dandan yang baik- Tidak tahu cara eliminasi yang baik DO : - Badan kotor - Dandanan tidak rapi- Makan berantakan- BAK/BAB sembarangan- Tidak tersedia alat kebersihan,
makan, dan toileting
Defisit Perawatan Diri
4. DS: - Mengatakan mendengar suara
bisikan/ melihat bayangan- Menyatakan kesal- Menyatakan senang dengan suara-
suara DO: - Bicara sendiri- Tertawa sendiri- Marah tanpa sebab- Menyendiri- Melamun
Gangguan sensori persepsi: Halusinasi
dengar
5. Rencana tindakan keperawatan (terlampir)
Daftar Pustaka
Carpenito, L. J. (2000). Handbook of nursing diagnosis. (M. Ester, Penerjemah).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Inc. (Sumber asli diterbitkan
1999)
Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. (1998). Pocket guide to psychiatric nursing, 3/E.
(A. Y. S. Hamid, Penerjemah). St. Louis: Mosby Year Book, Inc. (Sumber
asli diterbitkan 1995.