lp halusinasi umum

25
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERUBAHAN SENSORI PERSEPSI HALUSINASI A. PENGERTIAN Halusinasi merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa. Halusinasi sering diidentikkan dengan Skizofrenia. Dari seluruh klien Skizoprenia 70 % diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan maniak, depresif, dan delirium. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana lmempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penyerapan panca indera tanpa ada rangsagan dari luar ( Maramis, 1998 ). Suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus ekstren, persepsi palsu ( Lubis, 1993 ). B. RENTANG RESPON HALUSINASI Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam rentang respon neurobiologi ( Stuart dan Larota, 2001 ). Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang sehat persepsinya akurat,mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasiyang diterima melalui panca indera, klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus tersebut tidak ada. Rentang respon tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : C. JENIS-JENIS HALUSINASI Stuart dan larota, 1998 membagi halusinasi menjadi 7 jenis, yaitu : halusinasi pendengaran ( auditory ), halusinasi ppenglihatan ( visual ), halusinasi penghidu ( olfaktory ), halusinasi pengecap

Upload: quirino-kriegsphilosophie

Post on 12-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: LP Halusinasi Umum

LAPORAN PENDAHULUAN

ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERUBAHAN SENSORI

PERSEPSI HALUSINASI

A. PENGERTIAN

Halusinasi merupakan suatu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan gangguan jiwa.

Halusinasi sering diidentikkan dengan Skizofrenia. Dari seluruh klien Skizoprenia 70 % diantaranya

mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah

gangguan maniak, depresif, dan delirium.

Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana lmempersepsikan sesuatu yang sebenarnya

tidak terjadi. Suatu penyerapan panca indera tanpa ada rangsagan dari luar ( Maramis, 1998 ).

Suatu penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus

ekstren, persepsi palsu ( Lubis, 1993 ).

B. RENTANG RESPON HALUSINASI

Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam rentang respon

neurobiologi ( Stuart dan Larota, 2001 ). Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien

yang sehat persepsinya akurat,mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan

informasiyang diterima melalui panca indera, klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus

panca indera walaupun sebenarnya stimulus tersebut tidak ada. Rentang respon tersebut dapat

digambarkan sebagai berikut :

C. JENIS-JENIS HALUSINASI

Stuart dan larota, 1998 membagi halusinasi menjadi 7 jenis, yaitu : halusinasi pendengaran

( auditory ), halusinasi ppenglihatan ( visual ), halusinasi penghidu ( olfaktory ), halusinasi pengecap

( gustatory ), halusinasi perabaan ( tactile ), halusinasi cenestetic, dan halusinasi kinesthetic

KARAKTERISTIK HALUSINASI DENGAR

a. Mendengar suara-suara atau bisingan, paling sering suara orang

b. Suara berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara

tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap antara dua orang atau lebih tentang

orang yang mengalami halusinasi.

c. Pikirang yang terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk

melakukan sesuatu, kdang-kadang da[at membahayakan.

( Stuart dan Larota, 2001 hal 409 ).

D. FASE-FASE HALUSINASI

Halusinasi yang dialami oleh klien bisa berbeda intensitas dan keparahannya. Stuart dan Larota,

2001, membagi fase halusinasi menjadi 4 fase berdasarkan tingakt ansietas yang dialami dan

kemampuan klien mengendalikan diri, dibagi menjadi :

Page 2: LP Halusinasi Umum

FASE-FASE HALUSINASI

FASE HALUSINASI KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN

Fase 1 : Comforting Ansietas

sedang, halusinasi

menyenangkan

Klien mengatakan perasaan

mendalam seperti ansietas,

kesepian, rasa bersalah, san akut

dan mencoba untuk berfokus

pada pikiran menyenangkan

untuk meredakan ansietas.

Individu mengenali bahwa

pikiran-pikiran dan pengalaman

sensori berada dalam kendali

kesadaran jika ansietas dapat

ditangani.

NONPSIKOTIK

Tersenyum atau tertawa yang tak

sesuai. Menggerakkan bibir

tanpa suara, pergerakan mata

yang cepat. Respon verbal yang

lambat jika sedang asyik. Dia

dan asyik sendiri.

Fase 2 : Pengalaman sensori menjijikan

dan menakutkan. Klien mulai

lepas kendali danmungkin

mencoba untuk mengambil jarak

dirinya dengan sumber yang

dipersepsikan. Klien mungkin

mengalami dipermalukan dan

pengalaman sensori dan menarik

diri dari orang lain.

PSIKOTIK RINGAN

Meningkatnya tanda-tanda

sistem syaraf otonom akibat

ansietas seperti peningkatn

denyut jantung, pernafasan, dan

tekanan darah. Rentang

perhatian menyempit. Asyik

dengan pengalaman sensori dan

kehilangan kemampuan

membedakan halusinasi dan

realita.

Fase 3 : Controling, ansietas

berat. Pengalaman

sensorimenjadi berkuasa

Klien berhenti mengehntikan

perlawanan terhadap halusinasi

dan menyerah pada halusinasi

tersebut. Isi halusinasi menjadi

menarik. Klien mungkin

mengalami pengalaman kesepian

jika sensori halusinasi berhenti.

PSIKOTIK

Kemauan yang dikendalikan

halusinasi akan lebih diikuti

kesukaran berhubungan dengan

orang lain. Rentang perhatian

hanya beberapa detik atau menit.

Adanya tanda-tanda fisik

ansietas berat berkeringat,

tremor, takmampu mematuhi

perintah.

Page 3: LP Halusinasi Umum

Fase 4 : CONQUERING

PANIK. Umumnya menjadi

melebur dalam halusinasinya

Pengalaman sensori menjadi

mengancam jika klien mengikuti

perintah halusinasi. Halusinasi

berakhir dari beebrapa jam atau

hari jika tidak ada intervensi

terapeutik.

PSIKOTIK BERAT

Perilaku teror akibat panik.

Potensi kuat suicide atau

homicide. Aktivitas fisik

merefleksikan isi halusinasi

seperti perilaku kekerasan,

agitasi, menarik diri, atau

katatonia. Tidak mampu

berespon terhadap perintah yang

komplek. Tidak mampu

berespon lebih dari satu orang.

E. PENGKAJIAN KLIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR

1. Faktor Predisposisi

1. Faktor Genetis

Telah diketahui bahwa secara genetis skizofrenia diturunkan melalui kromosom tertentu.

Diduga letak gen skizofrenia ada di kromosom nomor 6 dengan kontribusi gen tambahan no. 4, 8, 15,

dan 22 ( Buchanan dan Charpenter, 2000 ). Anak kembar identik mungkin mengalami skizofrenia 50

%, jika saudara kembar mengalaminya.

2. Faktor Neurologi

Ditemukan pada klien skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang normal.

Neurotransmiter juga ditemukan tak normal, khususnya dopamin, serotonin dan glutamat.

3. Studi Neurotransmiter

Dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotonin.

4. Teori Visus

Paparan visus influensinya pada trimester ke-3 kehamilan dapat menjadi faktor predisposisi.

5. Psikologis

Antara lain anak yang diperlakukan ibu yang pencemas, terlalu melindungi, dingin dan tak

berperasaan, ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.

2. Faktor Presipitasi

Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis :

a. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu

b. Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku.

3. Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi :

a. Regresi, menjadi malas beraktivitas sehari-hari

b. Proyeksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan tanggung jawab kepada

orang lain atau sesuatu benda.

c. Menarik diri, sulit mencari orang lain dan asyik denga stimulus internal

Page 4: LP Halusinasi Umum

d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.

4. Perilaku

Halusinasi benar-benar riil dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti mimpi saat

tidur.memfasiltasi pasien halusinasi, klien perlu dibuat nyaman ntuk menceritakan perihal

halusinasinya. Kita ( perawat ) perlu memvalidasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan :

a. Isi halusinasi yang dialami oleh klien. Dikaji dengan suara siapa yang didengar, berkata apa bila

halusinasi datang

b. Waktu dan frekuensi halusinasi

Dikaji dengan kapan halusinasi muncul, setiap apa ( pagi, siang, malam ), berapa kali sehari,

sebulan, setahun. Informasi ini penting untuk mengidentifikasi pencetus halusinasi dan menentukan

bilamana klien perlu diperhatikabn saat mengalami halusinasi.

c. Situasi pencetus halusinasi

Mengkaji peristiwa apa yang dialami sebelum halusinasi muncul. Selain itu perawat juga bisa

mengobservasi apa yang dialami klien menjelang muncul halusinasi untuk memvalidasi pernyataan

klien.

d. Respon klien

Menetukan sejauh mana halusinasi telah memepengaruhi klien. Bisa dikaji dengan menanyakan apa

yang dilakukan oleh klien saat mengalami pengalaman halusinasi. Apakah klien masih bisa mengontrol

stimulus atau sudah tidak berdaya lagi terhadap halusinasi.

F. DIAGNOSA KPEERAWATAN

Klien dengan halusinasi fase ke-IV mengalami panik dan perilakunya diendalikan isi

halusinasinya. Dimana klien ini dapat kehilangan kontrol dirinya sehingga membahayakan diri sendiri,

orang lain maupun lingkungan.

Karena halusinasinya, klien mengalami masalah keperawatan, abtara lain harga diri rendah dan

isolasi sosial. Sehingga dapat disusun pohon masalah.

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

Perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar ( masalah utama )

Isolasi sosial : menarik diri

Ganguan konsep diri : harga diri rendah

Sehingga diagnosa keperawatannya :

1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sehubungan dengan halusinasi dengar

2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi dengar sehubungan dnegan menarik diri

3. Isolasi sosial : menarik diri sehubungan dengan harga diri rendah.

Page 5: LP Halusinasi Umum

G. TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN

Tujuannya antara lain :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien mengenal halusinasi yang dialaminya

c. Keperawatan dapat mengontrol halusinasi

d. Keperawatan mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol halusinasi

e. Keperawatan dapat memanfaatkan obat untuk mengatasi halusinasi

H. TINDAKAN KEPERAWATAN

Adapun cara yang bisa dilatihkan kepada klien untuk mengatasi halusinasi meliputi :

1. Menghardik halusinasi

2. Berinteraksi dengan orang lain

3. Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian

4. Menggunakan obat

I. EVALUASI

Berhasil jika klien dapat menunjukkan kemampuan mandiri untuk mengontrol halusinasi dengan

cara yang efektif yang dipilihnya. Disamping itu keluarga klien menunjukkan kemampuan menjadi

sistem pendukung yang efektif untuk klien mengatasi masalah gangguan jiwanya.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, I. J. ( 1995 ). Handbook of Nursing Diagnosis. Ed. 6. Philadelphia : J. B. Lippincot

Company

Stuart, G. W. dan Loraina, M. T. ( 2001 ). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Ed. 7. St

Louis : Mosby

Stuart, G. W. dan Loraira, M. T. ( 1998 ). Principles and Practice of PsyChiatric Nursing. Ed. 6. St

Louis : Morby

Stuart, G. W. dan Jundeen, S. J. ( 1995 ). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Alih bahasa oleh Achir Yani

S. Ed. 3. Jakarta : EGC.

Page 6: LP Halusinasi Umum

LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE – 1

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien : klien diam, duduksiatas tempat tidur

2. Diagnosa keperawatan : Resiko mencederai diri sendiri, sehubungan dengan halusinasi dengar

3. Tujuan khusus :

a. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawat

b. Klien mampu mengenal halusinasi yang dialaminya

5. Tindakan keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan teknik komuikasi terapeutik

b. Diskusikan dengan klien tentang halusinasi yang dialaminya

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam terapeutik :

“ selamat sore mas, kami adalah perawat disini yang selama 3 hari ini akan merawat mas disini

“.

2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana perasaan mas hari ini ?

Kontrak : ( Topik, waktu, dan tempat )

“ Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang maslaah yang mas hadapi sekarang,

berapa lama kita akan berbincang-bincang, bagaimana kalau 30 menit, kita berbincang-bincang

disini saja ya mas, setuju ? “

Kerja : ( Langkah-langkah tindakan keperawatan )

“ Selamat sore mas, perkenalkan nama kami : saya Eka, ini mbak Ida, ini mas Agus, gimana nama

mas siapa ?”

“ Mas, apakah mas pernah mendengar suara-suara yang orang lain tidak mendengar “

“ Diwaktu kapankah suara-suara itu datang “

“ Berapa kali biasanya suara-suara itu datang dalam 1 hari “

“ Suara-suara yang mas dengar tersebut mengatakan apa ? “

“ Saat mendengar suara-suara itu apakah yang mas rasakan “

Terminasi

3. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan ( subyektif san obyektif )

S : “ Saya senang mas sudah menceritakan suara-suara yang mas dengar selama ini. Bagaimana

perasaan mas setelah kita berbincang-bincang ? “

Page 7: LP Halusinasi Umum

O : “ Jadi seperti yang mas katakan tadi, suara yang mas dengar adalah suara manusia dan benda,

suara itu muncul pada saat malam hari. Dia sering mendengar suara-suara tersebut. Dan yang mas

rasakan dan lakukan setelah mendengar suara tersebut adalah ketakutan “

2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah

dilakukan ) :

“ Kalau mas mendengar suara-suara it lagi, tolong mas panggil perawat agar dibantu “

3. Kontrak yang akan datang ( topik, waktu, dan tempat )

“ Terima kasih atas informais mas, gimana mas besuk kita akan berbincang-bincang lagi

tentang bagaimana cara mengontrol dan mengendalikan suara-suara itu. Besok kita ngobrol

berapa lama, gmana kalau 30 menit, mau ngobrol dimana mas ? “

Page 8: LP Halusinasi Umum

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE – I

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien : klien diam, duduk diatas tempat tidur

3. diagnosa keperawatan: Perubahan sensori persepsi ( halusinasi dengar ) berhubungan dengan

koping individu tidak efektif

3. Tujuan khusus : a. Klien mampu membina hubungan saling percaya denga perawat

b. Klien mampu menceritakan masalahnya yang selama ini dipendamnya

4. Tindakan Keperawatan : a. Bina hubungan saling percaya dengan teknik komunikasi terapeutik

c. Diskusikan dengan klien tentang masalah yang dialaminya

3. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik : “ Selamat sore mas, kami adalah perawat disini yang selama tiga hari ini

akan merawat mas disini “.

2. Evaluasi ( Validasi kontak ) : “ Bagaimana perasaan mas saat ini ?”.

Kontrak : ( topik, waktu, dan tempat )

: “ Bagaimana kalau sekarag kita berbincang-bincang tentang

masalah yang mas hadapi sekarang. Berapa lama kta akan berbincang-bincang, bagaimana, 30

menit kita berbincang-bincang, disini saja atau diluar, atau dimana ?, mas setuju ? “

KERJA ( Langkah-langkan tindakan keperawatan )

“ Selamat sore mas, perkenalkan nama kami , saya Eka, ini mbak Ida, ini mas Agus. Kami

mahasiswa dari Program Studi Keperawatan Malang. Kalau nama mas siapa ? “

“ Mas kalau boleh saya tahu, sebenarnya sekarang ini mas memilk masala apa ? “

“ apakah as memendam suatu masalah yang tak terselesaikan, dengan keluarga, dengan teman, atau

dengan saudara mas mungkin, maukah mas menceritakan pada kami masalah tersebut”

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan (subyektif dan obyektif)

S : “ Saya senang mas sudah mau menceritakan tentang masalah yang mas hadapi saat ini.

Bagaimana perasaan mas setelah kita berbincang-bincang ? “

3. : “ Jadi seperti yang mas katakan tadi, mas marah dengan adik sepupu mas karena dia selalu

mengatakan hal yang tidak menyenangkan pada mas “

2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah dilakukan )

Page 9: LP Halusinasi Umum

“ Kalau mas ingin menceritakan unek-unek mas lagi, tolong panggil ibu atau orang-orang terdekat

dengan mas, mas juga bisa memanggil perawat “

3. Kontrak yang akan datang ( topik, waktu, tempat )

“ Besok kita bercakap-cakap lagi ya mas, kita akan mendiskusikan bagaimana cara mengatasi

masalah mas tersebut, dengan cara yang sehat. Bagaimana besuk kita berbincang-bincang disini

atau di tempat lain, setuju mas ? ‘

Page 10: LP Halusinasi Umum

LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN HARI KE – 2

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien : Klien duudk di depan kamarnya, sendirian , tampak rapi dan segar, sehabis

mandi.

2. Diagnosa keperawatan : Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan koping individu tidak

efektif

3. Tujuan Khusus : Klien mampu mengerti cara mengatasi masalah yang dihadapinya

4. Tindakan Keperawatan : Diskusikan dengan klien tentang bagaimana caramengatasi masalah

yang dialaminya

B. STARTEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI

1. Salam Terapeutik : “ Selamat sore mas, gimana kabarnya mas hari ini, baik khan ?’

2. Evaluasi / Validasi : “ Bagaimana perasaan mas hari ini ? “

KONTRAK ( Topik, waktu, dan tempat )

“ Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang meneruskan yang kemarin, bahwa kita

akan mendiskusikan bagaimana cara mengungkapkan marah secara sehat, berapa lama kita akan

berbincang – bincang, bagaimana kalau 30 menit, mau disini atau di kamar mas ? “

KERJA : ( topik, waktu, dan tempat )

“ Selamat sore mas N, gimana kabarnya dan perasaan mas hari ini, kemarin kita sudah

berbincang-bincang tentang maskaah yang mas hadapi, dan ternyata mas memiliki masalah dengan

saudara sepupu mas N, benar khan ? “.

“ Apakah mas pernah membicarakan masalah ini dengan keluarga mas “

“ Apakah mas tahu bagaimana mengungkapkan marah dengan cara yang sehat”

TERMINASI

1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan ( Subyektif dan obyektif )

S : “ Saya kira hari ini sudah bagus sekali, mas sudah mengerti bagaimana cara mengungkapkan marah

dengan sehat ? “

Page 11: LP Halusinasi Umum

O : “ Jadi menurut mas, marah yang baik untuk menyelesaikan masalah adalah dengan menyatakan

dengan kalimat yang baik sehingga lawan bicara dapat menyatakan kemarahan dengan tidak menyakiti

orang lain “

2. Tindak lanjut klien ( apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil tindakan yang telah

dilakukan ) :

“ Kalau mas membutuhkan bantuan orang untuk menyelesaikan masalah yang mas hadapi, mas bisa

minta tolong orang terdekat, sama ibu misalnya “

3. Kontrak yang akan datang ( topik, waktu, dan tempat )

“ Terima kasih mas, besok kita bercakap-cakap lagi tentang unek-unek yang mas pendam selama

ini, gimana mas setuju, dimana mas ?”

Page 12: LP Halusinasi Umum

PERTEMUAN II

1. Kondisi klien : Klien duduk diam, duduk diatas tempat tidur

2. Diagnosis keperawatan : Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan sehubungan dengan

halusinasi dengar

3. Tujuan : Klien dapat mengontrol halusinasinya

4. Tindakan keperawatan :

a. Diskusikan dengan klien cara yang dilakukan selama ini untuk mengontrol halusinasi

b. Diskusikan manfaat dan kerugian cara yang selama ini dilakukan

c. Diskusikan dengan klien cara baru mengontrol halusinasi

5. Strategi komunikasi :

a. Orientasi :

Salam terapeutik : “ Selamat sore mas, masih ingat saya ? nah ini teman saya Susi, Fery dan

Erlin.

Evaluasi : “ Bagaimana perasaan mas hari ini ? Apa mas masih mendengar suara-suara seperti

yang mas ceritakan kemarin ? “

Kontrak : “ Seperti yang saya katakan kemarin, hari ini kita akan berdiskusi tentang bagaimana

suara-suara yang mas dengar dapat dikendalikan. Mas mau berapa menit ? Diman enaknya kita

mengobrol ? “

b. Kerja :

“ Kalau mas mendengar suara-suara yang kata mas kemarin sangat mengganggu, apa yang mas

lakukan ? Bagaimana perasaa mas ketika mendengar suara-suara itu ? Apakah dengan cara yang

mas lakukan, suara yang mas dengar dapat berkurang ? Cara yang mas sebutkan tadi sudah

bagus. Saya punya beberapa alternatif untuk mengendalikan suara-suara yang mas dengar.

Caranya adalah pertama, kalau mas mendengar suara itu, langsung mas katakan dalam hati … “

saya tidak mau dengar … pergi … pergi. Coba mas ulangi seperti yang saya ucapkan tadi !

bagus, seperti itu car ayang pertama. Cara kedua adalah mas langsung pergi ke perawat, katakan

kepada perawat bahwa mas mendengar suara-suara. Perawat akan mengajak mas ngobrol

sehingga suara itu akan hilang degan sendirinya. Cara ketiga adalah mas menyibukkan diri

Page 13: LP Halusinasi Umum

dengan kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk melamun. Ini saya

bawakan daftar aktivitas yang mas bisa isi. Ayo coba mas diisi, nanti saya bantu. Mulai bangun

pagi sampai tidur malam. Nah, jadwal ini harus ditepati ya mas ! Cara keempat adalah dengan

minum obat secara teratur. Nanti mas bisa minta obat kepada perawat. Dari cara yang sudah

saya sampaikan, mana yang akan mas coba dulu ? bagus .

c. Terminasi

Evaluasi subyektif : “ Bagaimana perasaan mas setelahberbincang-bincang ? “

Evaluasi Obyektif : “ Jadi ada 4 cara untuk mengendalikan suara –suara itu ya mas. Pertama

mengahrdik suara-suara itu, kedua berbincang-bincang dengan orang lain, ketiga mengatur

aktivitas sehingga tidak ada waktu luang dan keempat minum obat secara teratur ‘

Tindak Lanjut : “ Mas, kalau suara-suara itu muncul, langsung mas coba cara yang mas pilih

tadi “

Kontrak yang akan datang : “ Besuk kita bercakap-cakap lagi ya mas. Kita akan diskusikan obat

yang akan mas minum untuk mengatasi suara-suara yan mas dengar. Besuk kita bercakap-cakap

dimana ? “

Page 14: LP Halusinasi Umum

LAPORAN PENDAHULUAN

STRATEGI PELAKSANAAN

TNDAKAN KEPERAWATAN HARI KE III

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : Klien duduk di luar kamar, sendiri, pakaian rapi, tenang

2.Diagnosa keperawatan : Resiko mencederai diri sendiri sehubungan dengan halusinasi dengar.

3. Tujuan : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

4. Tindakan Keperawatan :

a. Mendiskusikan klien tentang dosis, frekuensi, dan manfaat obat yang diminumnya

b. Menganjurkan klien untuk minum obat

c. Mendiskusikan akibat berhenti minum obat

B. STRATEGI KOMUNIKASI

a. Orientasi :

Salam terapeutik : “ Selamat sore mas ? “

Evaluasi / Validasi : “ Mas tampak segar sore ini, bagaimana perasaan mas ? apakah suara-suara

itu masih terdengar lagi, gimana cara yang kita bicarakan kemarin, sudah dicoba ? berhasil ?

baguslah kalau begitu “

Kontrak : “ Seperti janji saya kemarin, hari ini saya akan menjelaskan kepada mas obat-obatan

yang mas minum, yag bisamengatasi suara-suara yng mengganggu mas. Dimana kita bisa bercakap-

cakap ? bagaimana kalau disini ? cukup 20 menit saja 1 “

b. Kerja

“ Ini lho mas obat-obatan yang diminum oleh mas. Yang putih ini namanya trihexyphenidyl, ini

diminum 3 x sehari. Yang ini Stelazin, diminum 3x sehari juga. Trus yang ini noprenia,

Page 15: LP Halusinasi Umum

diminum 2 x sehari. Masing-masing obat diminum satu tablet,janganlebih atau kurang. Perawat

akan memonitor mas dengan mengukur tensi 3 x sehari. Mas sudah jelas ? Jika mas merasa

badanya tidak enak atau yang lainnya, tolong mas hubungi perawat. Jangam hentikan obat

walaupun mas sudah merasa sehat, kecuali atas instruksi dokter dan mas harus terus konsultasi

dengan kami. Kalau mas mengehntikan obat secara sepihak, gejala-gejala seperti yang mas

rasakan sekarang akan muncul lagi.

c. Terminasi

Evaluasi Subyektif : “ Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang ? sudah paham apa

belum ? “

Evaluasi Obyektif : “ Coba mas sebutkan jenis obat yang mas minum “

Tindak lanjut : “ Karena mas sudah paham tentang obat-obatan yang mas minum, mas dapat

langsung minta obat jika waktu pemberian obaet telah tiba”

Kontrak yang akan datang : Besuk kitya ketemu lagi ya mas, kit akaan bahas tentang masalah

dengan keluarga mas. Kita ketemu jam 10.00 saja, bagaimana? Dimana enaknya kita ketemu ?

PERTEMUAN KE III

1. Kondisi Klien :

2. Diagnosa Keperawatan : Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan sehubungan dengan

halusinasi dengar

3. Tujuan : Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengatasi halusinasinya

4. Tindakan keperawatan :

Diskusikan dengan keluarga tentang :

a. Gejala halusinasi

b. Cara yang dilakukan untuk mengatasi halusinasi

c. Cara merawat di rumah

d. Follow up care

5. Strategi komunikasi

a. Salam terapeutik : “ selamat sore bu ! perkenalkan saya Eka, ini temen saya Agus, Feri, Ida,

Erlin, dan Susi “

Evaluasi / Validasi : “ bagaimana perasaan ibu dengan dirawatnya putra ibu disini “ ?

Kontrak : “ Sore ini saya akan menjelaskan masalah yang dialami oleh putra ibu, dan bagaimana

cara penanganan yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi masalah putra ibu. Bagaimana

kalau kita mengobrol di luar ruangan ? Sepuluh menit saja kok “

b. Kerja : “ Putra ibu ini mengalami gangguan jiwa yaitu halusinasi. Halusinasi adalah gangguan

yang dialami oleh seseorang dimana orangtersebut mendengar atau melihat sesuatu yang

Page 16: LP Halusinasi Umum

sebetulnya tidak ada suara atau bendanya. Orang lain tidak mendengar apa yang di dengar olehh

putra ibu. Karena itu putra ibu sering diam melamun. Nah, untuk mengatasinya , bila putra ibu

kelihatan sedang melamun,tanyakan dia sedang berpikir apa. Ajak dia berbincang-bincang.

Bantu dia melakukan kegiatan terarah dan jangan lupa bantu untuk minum obatnya secara

teratur. Bagaimana bu, apakah sudah jelas ? Ada yang perlu ditanyakan ?

c. Terminasi :

Evaluasi subyektif : “ Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap “ ?

Evaluasi Obyektif : “ Jadi jika halusinasi putra ibu muncul, yang bisa ibu lakukan adalah

mengajak ngobrol, bantu aktivitas dan bantu minum obat secara teratur “

Tindak lanjut : “ Jika ibu butuh informasi lebih lanjut, ibu bisa menghubungi saya di ruangan

ini. Silakan ibu mencoba apa yang saya sarankan tadi ! “

Kontrak yang akan datang : “ terima kasih ibu, mungkin besuk kita bisa mengobrol lagi tentang

obat –obat yang diterima mas N selama ini. Besok kita bisa bicara berapa lama bu ? Gimana

kalau 30 menit saja . Gimana, ibu bersedia ? “

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

( berdasarkan prioritas )

Ruang : 23 RSSA MALANG

Nama Pasien : An. N

No. Register :

No. Dx Tanggal

Muncul

Diagnosa

Keperawatan

Tanggal

Teratasi

Tanda Tangan

1 24 Mei 2004 Resiko

mencederai

diri

sehubungan

dengan

halusinasi

dengar

2 24 Mei 2004 Perubahan

sensori

persepsi

( halusinasi

dengar )

berhubungan

dengan koping

individu tidak

efektif

Page 17: LP Halusinasi Umum

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH

Data Subyektif :

a. Klien mengatakan bahwa ia takut apabila

mendengar suara aneh

b. Klien merasa cemas akan dibunuh oleh

seseorang

Data Obyektif :

a. Klien ketakutan

b. Klien tidur

Ansietas

Data Subyektif :

a. Klien mengatakan sering mendengar suara

sepupunya yang ingin membunuhnya

b. Klien mengatakan mendengar suara asahan

pedang

Data Obyektif :

Klien ketakutan

Perubahan persepsi sensori

( halusinasi dengar )

Data Subyektif :

Data Obyektif :

a. Klien menjawab pertanyaan agak lambat

denga suara yang pelan

b. Klien diam

Perubahan arus pikir

Data Subyektif :

a. Klien mengatakan bahwa ia merasa bersalah

telah memukul temannya

Data Obyektif :

Perubahan proses pikir

( isi pikir ) waham

Data Subyektif :

a. Klien mengatakan jarang ngobrol dengan

teman sebelahnya

Data Obyektif :

a. Klien kooperatif

b. Klien jarang ngobrol dengan pasien lain

c. Kontak mata saat komunikasi kurang

Kerusakan interaksi sosial

Data Subyektif :

a. Klien mengatakan tidak tahu ini tempat apa

Disorientasi

Page 18: LP Halusinasi Umum

dan dimana

Data Obyektif