psikodinamika halusinasi

25
BAGIAN PSIKATRI REFARAT FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2012 UNIVERSITAS HASANUDDIN ASPEK PSIKODINAMIKA SKIZOFRENIA DISUSUN OLEH: CLARA PARANNUAN (C 111 07 036) PEMBIMBING: dr. MISLENY NATSIR SUPERVISIOR: PROF. DR. A. JAYALANGKARA TANRA, Ph.D, Sp.KJ(K) DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN PSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: meuthia-ns

Post on 30-Jul-2015

520 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: psikodinamika Halusinasi

BAGIAN PSIKATRI REFARAT

FAKULTAS KEDOKTERAN APRIL 2012

UNIVERSITAS HASANUDDIN

ASPEK PSIKODINAMIKA SKIZOFRENIA

DISUSUN OLEH:

CLARA PARANNUAN

(C 111 07 036)

PEMBIMBING:

dr. MISLENY NATSIR

SUPERVISIOR:

PROF. DR. A. JAYALANGKARA TANRA, Ph.D, Sp.KJ(K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN PSIKIATRI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2012

Page 2: psikodinamika Halusinasi

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Clara Parannuan

NIM : C 111 07 036

Universitas : Universitas Hasanuddin

Judul Refarat : Aspek Psikodinamika Skizofrenia

Judul Kasus : Gangguan Psikotik Akut dan Sementara(F23.1)

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Psikiatri

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, April 2012

Supervisior, Pembimbing,

Prof. dr. A. Jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp. KJ(K) dr. Misleny Natsir

Page 3: psikodinamika Halusinasi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii

REFERAT KAKI DIABETIK………………………………………………………..1

Pendahuluan…………………………………………………………………………..1

Aspek psikodinamika Skizofrenia……………………………………………………5

LAPORAN KASUS GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA……..13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..26

REFRENSI…………………………………………………………………………..29

Page 4: psikodinamika Halusinasi

ASPEK PSIKODINAMIKA SKIZOFRENIA

I. PENDAHULUAN

Salah satu gangguan jiwa yang merupakan permasalahan kesehatan di

seluruh dunia adalah skizofrenia. Skizofrenia merupakan sekelompok

gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian. Distorsi khas pada

proses pikir kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang

dikendalikan oleh kekuatan dari luar.(1)

Beberapa pola interaksi keluarga dan faktor genetk diduga merupakan salah

satu faktor penyebab terjadinya skizofrenia. Skizofrenia merupakan gangguan

psikotik. Psikotik ditandai dengan adanya gangguan pada daya nilai realita yang

dibuktikan dengan adanya tingkah laku yang kacau, persepsi yang salah,

proses berpikir yang terganggu, disertai alam perasaan yang terganggu.(1)

Berdasarkan jenis kelamin prevalensi skizofrenia adalah sama,

perbedaannya terlihat dalam onset dan perjalanan penyakit. Onset untuk laki

laki 15 - 25 tahun sedangkan wanita 25-35 tahun. Prognosisnya adalah

lebih buruk pada laki- laki dibandingkan wanita. Penyakit yang satu ini

cenderung menyebar di antara anggota keluarga sedarah.(2)

Skizofrenia memiliki berbagai tanda dan gejala.Kombinasi kejadian dan

tingkat keparahan pun berbeda berdasarkan individu masing-masing.Gejala-

gejalanya :

Gejala positif, terdiri dari:

- Delusi/waham

- Halusinasi

- Perilaku aneh

Page 5: psikodinamika Halusinasi

Gejala negative pada skizofrenia

- Pendataran afektif

- Alogia

- Tidak ada kemampuan

- Atensi

- Mekanisme Terjadinya Gejala Skizofrenia

Skizofrenia merupakan penyakit yang mempengaruhi otak. Pada otak

terjadi proses penyampaian pesan secara kimiawi (neurotransmitter) yang akan

meneruskan pesan sekitar otak. Pada penderita skizofrenia, produksi

neurotransmitter-dopamin berlebihan, sedangkan kadar dopamin tersebut

berperan penting pada perasaan senang dan pengalaman mood yang berbeda.

Bila kadar dopamin tidak seimbang dan berlebihan atau kurang penderita dapat

mengalami gejala positif dan negatif seperti yang disebutkan di atas.

Penyebab ketidak seimbangan dopamin ini masih belum diketahui atau

dimengerti sepenuhnya. Pada kenyataannya, awal terjadinya skizofrenia

kemungkinan disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor

yang mungkin dapat mempengaruhi terjadinya skizofrenia, antara lain: sejarah

keluarga, tumbuh kembang ditengah-tengah kota, penyalah gunaan obat seperti

amphetamine, stres yang berlebihan, dan komplikasi kehamilan.(3)

ASPEK PSIKODINAMIKA PADA SKIZOFRENIA

Psikodinamik ialah suatu pendekatan konseptual yang memandang

proses-proses mental sebagai gerakan dan interaksi kuantitas-kuantitas energi

psikik yang berlangsung intra-individual (antar bagian-bagian struktur psikik)

dan inter-individual (antar orang).(4)

Berkaitan dengan definisi tersebut, dalam mempelajari psikodinamika,

kita akan mempelajari struktur (yaitu kepribadian), kekuatan (yaitu dorongan,

drive, libido, instincts), gerakan (movement, action), pertumbuhan (growth) dan

Page 6: psikodinamika Halusinasi

perkembangan (development), serta tentang maksud dan tujuan fenomena-

fenomena psikologik yang ada pada seseorang.(4)

Masing-masing komponen dari sistem psikodinamik tergantung pada

tindakan integratif dari sistem nervus pusat untuk integritas fungsinya . Ketika

kegiatan psilogikal dari sistem saraf pusat rusak, sistem psikodinamik juga

rusak. Ini jelas terlihat ketika kita sampai pada gangguan otak. Namun ada

perbedaan penting antara dua gejala untuk satu hal, komponen yang berbeda

dari sistem psikodinamik, tidak dapat diberikan ke masing-masing

komponen yang berbeda dari sistem saraf pusat. Ego misalnya melibatkan

tindakan psikis dari seluruh otak. itu hanya organisasi dalam satu sistem tidak

sesuai dengan prinsip-prinsip organisasi dalam order. Banyak sistem

psikodinamik dapat hancur sementara pusat sistem nervus terus berfungsi

secara normal pada tingkat psikis. Ada juga jumlah terbatas disintegrasi

sistem psikodinamik bahkan di mana pembentukan gejala neurosis

menunjukkan tanda pengaruh proses pengambilan utama(4)

Struktur kepribadian seseorang terdiri atas 3 komponen yaitu id, ego

dan superego. Id (naluri, drive, instincts), telah ada sejak individu dilahirkan ke

dunia ini. Id adalah sebuah abstraksi yang mewakili apa yang mungkin

merupakan sistem mental pada anak neonatal dan anak sangat muda.

Beberapa contoh seperti sepanjang hidup diatur oleh sebuah dorongan untuk

kepuasan segera dan dengan cara primitif yang kita sebut proses utama.

Fantasi anak usia dini, konflik, lamunan dan sistem lainnya, jika mereka

ditekan, dapat bergabung menjadi id dan dikenakan sebagai proses primer.(5)

Dorongan ini merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan

biologis manusia, antara lain instink bernapas, lapar, seks. Id biasanya

mendominasi individu pada usia bayi hingga lebih kurang satu setengah tahun.

Pada saat itu pula konsentrasi libido berada pada daerah dan mulut (menurut

teori ini, konsentrasi libido akan berpindah-pindah sesuai dengan perkembangan

psikoseksual anak serta daerah erogen pada fase perkembangan tersebut).(5)

Page 7: psikodinamika Halusinasi

Semakin anak berkembang, proses kepribadian bukan merupakan

sarana yang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan dan mengurangi

tegangan. Dorongan untuk mendapat objek kebutuhan yang sebenamya

makin kuat. Oleh karena itu, individu harus secara realistis berhubungan

dengan lingkungan. la harus dapat membedakan objek imajiner dengan

objek yang sebenamya dalam lingkungan. Kebutuhan ini menghasilkan suatu

sumber energi psikis baru yang disebut ego.(5)

Ego adalah organisasi sistem mental yang muncul dari interaksi

dengan eksternal dan realitas somatik. Freud mengkonseptualisasikan ego

sebagai modifikasi permukaan id dimana seseorang terkena setelah mengalami

dampak dari realitas. kemudian ia mengkonseptualisasikan ego juga sebagai

diferensiasi dari sebuah inti id dan ego sekali lagi karena dampak dari

realitas. Kedua konsepsi sedang digunakan saat ini, di kedua konsep ini ego

dianggap sebagai realitas eksternal, dan dianggap sebagai kesamaan fungsional

antara id dan realitas.(6)

Pendidikan oleh orang tua maupun masyarakat atau lembaga

pendidikan formal pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya membantu

individu mengembangkan sumber energi yang lain, yaitu super ego.(6)

Super ego adalah gambaran intemalisasi nilai dan moral masyarakat

yang diajarkan orang tua dan orang lain pada anak. Pada dasamya super ego

merupakan hati nurani (concience) seseorang. Superego menilai apakah suatu

tindakan itu benar atau salah. Super ego mewakili nilai-nilai ideal. Oleh

karena itu superego selalu berorientasi pada kesempumaan. Cita-cita dirinya

pun diarahkan pada nilai-nilai ideal itu sehingga setiap orang memiliki suatu

gambaran tentang dirinya yang paling ideal (Ego ideal). Hadiah atau

hukuman yang diterima sehubungan dengan nilai-nilai ideal itu akan

membentuk dalam dirinya suara hati (concience). .(6)

Bersama-sama dengan ego, superego mengatur dan mengarahkan

tingkah laku manusia yang bermaksud memuaskan dorongan-dorongan dari

Id, yaitu melalui aturan-aturan dalam masyarakat, agama, atau keyakinan-

Page 8: psikodinamika Halusinasi

keyakinan tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Selain membagi

struktur kepribadian berdasarkan energi psikisnya, Freud juga membagi

aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh

mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul. .(6)

Pertama adalah tingkat sadar atau kesadaran (consious level). Pada

tingkat ini aktivitas mental bisa kita sadari setiap saat seperti berfikir, dan

persepsi. Sebagian dari ego dan super ego kita selalu berada pada tingkatan ini.

Kedua, adalah tingkat prasadar (preconsious level), di mana kita bisa

menyadari gejala-gejala psikis yang timbul hanya bila kita memperhatikannya.

Gejala-gejala seperti itu adalah memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah

dipelajari, dan lain-lain. Sebagian besar ego dan super ego berada dalam

tingkatan ini, yaitu pengetahuan yang telah kita simpan dalam memori dan

norma-norma moral yang tidak kita butuhkan dalam situasi sehari-hari.(4)

Ketiga adalah tingkat tidak disadari (unconscious level), dimana

timbulnya gejala-gejala psikis sarna sekali tidak kita sadari, sulit untuk

dijelaskan. Gejala-gejala seperti itu misalnya dorongan-dorongan moral,

pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional,

dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma-norma

masyarakat, dan lain-lain. (4)

Perkembangan akan terhambat karena ada sebagian energi psikik yang

tertahan pada suatu fase perkembangan tertentu (disebut sebagai fiksasi),

sehingga energi yang bergerak ke fase berikutnya akan berkurang jumlahnya.

Bila pada suatu saat, misalnya pada fase selanjutnya atau setelah dewasa

nantinya, individu mengalami suatu tekanan atau stresor psikososial yang

relative berat untuknya , ia dapat kembali ke fase perkembangan saat fiksasi itu

dialami (disebut sebagai regresi). Cara-cara individu tersebut mengatasi stressor

itupun biasanya sesuai dengan tingkat regresi yang dialaminya. Menurut

Freud, psikopatologi akan timbul, bila konflik yang bermakna dialami oleh

individu pada masa lima tahun pertama kehidupannya.

Page 9: psikodinamika Halusinasi

Model psikodinamik banyak telah diusulkan untuk membantu dokter

dalam memahami proses skizofrenia. Kontroversi antara konflik dan defisit

adalah fitur prominant dalam diskusi teori skizofrenia. Freud sendiri terombang-

ambing antara model konflik dan model defisit skizofrenia sebagai

konseptualisasi. Konseptualisasi sendiri berevolusi dan dikembangkan dari

gagasan tentang cathexis, yang mengacu pada kuantitas energi untuk setiap

struktur intrapsikis atau representasi objek. Menurut Freud skizofrenia ditandai

dengan decathexis objek.

pada waktu Freud menggunakan konsep decathexis untuk

menggambarkan satu data investasi emosional atau libidinal dari representasi

objek intrapsikis, pada saat lain juga ia menggunakan istilah itu untuk

menggambarkan penarikan sosial dari orang-orang yang nyata di lingkungan.

Freud mendefinisikan skizofrenia sebagai regresi dalam menanggapi frustrasi

intens dan konflik dengan orang lain. Regresi mempunyai hubungan

keterkaitan objek untuk tahap autoerotic pembangunan didampingi oleh

penarikan investasi emosional dari representasi objek dan dari tokoh eksternal,

yang menjelaskan penampilan penarikan autis pada pasien skizofrenia. Freud

mendalilkan bahwa cathexis pasien kemudian diinvestasikan kembali dalam diri

atau ego.

Pandangan psikodinamika juga menekankan pengalaman masa kanak-

kanak dalam keluarga. Walaupun hal ini adalah sesuatu yang lazim, tapi

setidaknya orang tua telah menjadi objek  peneltian psikologis dalam

skizofrenia. Freud meyakini bahwa orang-orang yang menderita skizofrenia,

dan dalam tingkatan tertentu mereka juga menderita hipokondria, mengalami

regresi atau mundur, sering kali dalam kaitannya dengan kehilangan, menuju

keadaan narsisitik sekunder di mana libido ditarik dari dunia eksternal dan

dimasukkan kembali pada diri dan tubuh individu yang bersangkutan.

Pasien skizofrenia mengalami regresi ke tahapan awal oral, dimana

mereka mengalami ketakutan di fase ini, bukan lagi takut secara (jasmani) tapi

terutama mereka merasa mati atau runtuh kepribadiannya, dan kembali

Page 10: psikodinamika Halusinasi

mengalami regresi ke kondisi tiada kontak dengan realitas. Regresi artinya

mundur secara mental dari suatu tahap perkembangan. Hal ini dilakukan

karena seseorang tidak sanggup atau mengalami kesulitan untuk maju ketahap

perkembangan selanjutnya. Misalnya: seorang bapak paruh baya yang tidak

merasa dengan dirinya yang semakin tua, kembali ke fase phallic. Sehingga ia

akan menunjukkan kegenitan dan seductiveness.

Mekanisme yang digunakan seperti Splitting yang notabene terjadi

pada bayi. Splitting adalah mekanisme yang dilakukan bayi untuk

memudahkannya menangani berbagai pengalaman yang dialaminya .Splitting

membagi suatu objek atau pengalaman menjadi dua, yakni baik dan buruk.

Mekanisme ini tidak mampu melihat daerah abu- abu´ di antaranya. Secara

primitif, hal yang menyenangkan akan dihayati baik sedangkan yang tidak

menyenangkan akan dihayati tidak baik. Semakin tumbuh dan kepribadian

semakin matang, spiltting jarang dilakukan. Mekanisme pertahanan ini

biasanya dilakukan oleh orang dengan gangguan mental yang berat.

Pada skizofrenia berelasi erat dengan seseorang dalam suatu waktu.

Saat itu, ia berpendapat bahwa orang itu sepenuhnya baik, tak ada cela sedikit

pun. Di lain waktu, orang tersebut mengecewakannya dalam hal tertentu, dan

kini ia memandang sepenuhnya orang itu buruk. Karena splitting pasien

skizofrenia tidak dapat menangkap bahwa orang yang hari ini dibencinya adalah

sama dengan orang yang kemarin ia sukai.

Pada skizofrenia cenderung menganggap hipersensitivitas terhadap

stimuli persepsi yang didasarkan secara konstitusional sebagai suatu defisit.

Malahan suatu penelitian yang baik menyatakan bahwa pasien dengan

skizofrenia sulit untuk menyaring berbagai stimuli dan sulit memusatkan pada

suatu data dan waktu. Defek pada barier stimulus tersebut menciptakan

kesulitan pada keseluruhan tiap fase perkembangan selama masa anak-anak

dan menempatkan stress tertentu pada hubungan interpersonal. (7)

Page 11: psikodinamika Halusinasi

Menurut pendekatan psikodinamik, simptom positif diasosiasikan

dengan onset akut sebagai respon terhadap faktor pemicu/ pencetus dan erat

kaitannya dengan adanya konflik. Simptom negatif berkaitan erat dengan

faktor biologis, dan karakteristiknya adalah absennya perilaku/fungsi tertentu.

Sedangkan gangguan dalam hubungan interpersonal mungkin timbul akibat

konflik intrapsikis, namun mungkin juga berhubungan dengan kerusakan ego

yang mendasar.  Tanpa memandang model teoritisnya, semua pendekatan

psikodinamik dibangun berdasarkan pemikiran bahwa simptom-simptom

psikotik memiliki makna dalam skizofrenia. Misalnya waham kebesaran

pada pasien mungkin timbul setelah harga dirinya terluka. Selain itu,menurut

pendekatan ini, hubungan dengan manusia dianggap merupakan hal yang

menakutkan bagi pengidap skizofrenia.(7)

Dinamika Halusinasi

Halusinasi merupakan persepsi yang salah tanpa adanya objek luar. Pada

halusinasi persepsi terbentuk dari rangsangan tanpa adanya objek luar yang

kemudian diterima oleh panca indera yang kemudian di proses menjadi suatu

persepsi. Tentu saja persepsi yang dihasilkan tidak seperti persepsi yang normal.

Ada objek luar pembentuk persepsi. Selain itu halusinasi dimiliki oleh individu

tersebut, sedangkan orang lain tidak.

Berdasarkan teori “perceptual release” halusinasi timbul sebagai akibat

ketegangan serta berkurangnya rasa sensorik kapasitas untuk berespon terhadap

rangsang yang berkurang tersebut menimbulkan penafsiran sensasi internal.

Halusinasi dapat ditimbulkan oleh keracunan obat atau kelainan organis. Bila

seorang mengalami keracunan obat terutama obat psikomotorik sksn

menimbulkan iritasi pada reseptor sensorik yang kemudian diteruskan ke system

saraf pusatdan akan diproses sehingga timbul halusinasi.

Pada halusinasi seseorang akan mempersepsikan objek luar yang

sebenarnya tidak ada. Objek halusinasi mungkin dirasakan pada jarak yang

Page 12: psikodinamika Halusinasi

sedemikian jauh, seperti ada benda-benda langit yang berada di dekatnya atau

adanya suara-suara yang tidak dapat didengar oleh orang normal.

Beberapa teori patogenesis waham dinamika terjadinya waham , ada tiga

kategori dari teori pembetukan waham:(4)

1. Waham yang timbul pada sistem kognitif muncul karena adanya pola yg

berbeda dari motivasi yang ada (mekanisme psikodinamika dari teori

fungsi social)

2. Waham timbul sebagai akibat dari defek kognitif fundamental

mengakibatkan bkapasitas pasien untuk membuat kesimpulan bukti-bukti

(gangguan sebab-akibat)

3. Waham yang timbul dari proses kognitif yang normal menunjukan adanya

pengalaman persepsii abnormal(mekanisme psikobiologik, hipotesis

pengalaman yang menyimpang)

Keyakinan delusional yang demikian merupakan hasil yang berbeda

dan melibatkan satu atau lebih dari mekanisme psikodimika. Banyak ahli

menambahkan bahwa faktor kepribadian memegang peranan penting pada

psikodinamika pembentukan waham . Sebagai contoh beberapa teori

pembentukan waham dapat berhubungan dengan kurangnya rasa percaya

diri yang merupakan dinamika narsistik atau kepribadian dengan

hipersensitivitas.(1)

Mekanisme menurut freud tentang terjadinya waham membedakan

isi dan bentuk dalam psikopatologik. Ia mengajukan kesimpulan tentang

proses waham tetapi tidak menjelaskan dengan baik bagaimana waham

itu dibentuk dibandingkan dengan gejala lain seperti halusinasi. Kebenaran

dari mekanisme hipotesis ditentukan dengan adanya bukti bahwa waham

berhubungan dengan kecendrungan homosexual. (1)

Teori ini telah dibenarkan karena tidak adanya homosexualitas yang

mempunyai waham kebesaran. Beberapa kecendrungan homoseksual

Page 13: psikodinamika Halusinasi

dapat ditemukan pada beberapa pasien delusional, dan kondisi ini dapat

melawan mekanisme bawah sadr dari homoseksualitas(1)

Psikodinamika terbentuknya waham menurut Cameron Norman,

Cameron menggunakan istilah “paranoid pseudocommunity”. Orang-orang

yang dicurigai pasien mungkin benar-benar ada atau hanya ada dalam

khayalan saja. Orang-orang tersebut diberi perlakuan khusus oleh pasien.(1)

Pembentukan waham yang mengikutsertakan imajinasi orang-orang

dan ditambah dengan motivasi-motivasi dengki terhadap orang lain dapat

merupakan sesuatu yang nyata maupun imajinasinya, keadaan ini akan

menghasilkan terbentuknya suatu “ pseudocommunity” komplotan komunity.

Waham ini secara hipotesis menggabungkan proyeksi secara ketakutan

dan harapa-harapan untuk menuntut agretivitas orang tua dan untuk

menyediakan target yang dapat terwujud. (1)

Teori mekanisme terjadinya waham menurut Damarus

Dinamika menurut damarus timbulnya waham atas dasar defek pada

hubungan sebab akibat yang formal dan logis. Ada dua kemungkinan lain yang

menyebabkan gangguan pada hubungan sebab akibat yang telah dipelajari

dewasa ini. Pertama, pembentukan waham dikatakan disebabkan sebagai

kegagalan Bayesian reasoning (pengamatan yang bias). Kemungkinan kedua

menyatakan bahwa proses hubungan sebab akibat pada pasien dengan waham,

dipengaruhi oleh kecendrungan seseorang mengartikan perilaku yang

menyimpang. (1)

Penyimpangan timbul dalam menilai perilaku seseorang yang

menunjukan perilaku seseorang yang menunjukan tingkah laku dan

karekteristik seseorang untuk perilaku yang menyimpang. Penyimpangan

timbul dalam menilai perilaku seseorang yang menunjukan tingkah laku dan

karakteristik seseorang tanpa melihat situasi social yang ada. (6)

Page 14: psikodinamika Halusinasi

Banyak literatur psikodinamik pada skizofrenia difokuskan pada

pertimbangan pengobatan. Memang, pemahaman psikodinamik relevan dengan

pengobatan schizopherina, terlepas dari etiologinya. Banyak teori psikodinamik

yang menginformasikan bahwa pendekatan clinicans kepada pasien. Delusi

megah atau halusinasi misalnya, sering segera mengikuti penghinaan terhadap

harga diri pasien schizopheria itu. isi megah dari pikiran atau persepsi adalah

upaya pasien untuk mengimbangi cedera narsistik. kekhawatiran tentang

integritas batas-batas ego seseorang dan takut fusi dengan reperesnt lain dan

masalah yang sedang berlangsung yang sering diselesaikan oleh isolasi. hubungan

perawatan ini menjadi tantangan dalam pasien untuk bisa mempercayai bahwa

bencana tidak akan menghasilkan dari menjadi terhubung dengan orang lain.(8)

Meskipun intervensi psikopharmakologikal telah terbukti menjadi fondasi

dimana pengobatan skizofrenia tergantung, pendekatan lain untuk pengelolaan

pasien ini melayani penting fungsi. Penelitian telah menunjukkan berulang kali

bahwa gejala skizofrenia tidak hanya memiliki komponen genetik tetapi juga

lingkungan aspek, dan interaksi dengan keluarga dan dalam masyarakat dapat

mengubah perjalanan penyakit.(8)

Selama bertahun-tahun, pandangan dikotomis pilihan pengobatan yang

gigih diperdebatkan sebagai psikiatri dinamis ditantang oleh perkembangan dalam

ilmu saraf. Telah menjadi jelas bahwa psichopharmacologica lmerupakan strategi

pengobatan yang paling efesiens jika dikombinasikan dengan beberapa jenis

intervensi psikososial dan sebaliknya. Dapat dikatakan bahwa karena sifat kronis

skizofrenia, satu atau lebih pengobatan mungkin diperlukan di seluruh penyakit

dan mereka mungkin harus modifikasi sebagai gejala berubah seiring waktu

KESIMPULAN

Skizofrenia adalah sekelompok gangguan mental berat yang terjadi

pada akhir usia remaja atau dewasa muda. Kondisi semacam ini memang

menyulitkan terutama disebabkan perubahan emosi, rasa bingung dan takut yang

Page 15: psikodinamika Halusinasi

ditimbulkan, atau karena akibat sosial yang ditimbulkan atau juga karena akibat

sosial yang tampak pada pasien dan juga keluarganya.(1)

Psikodinamika mencerminkan dinamika-dinamika psikis yang

menghasilkan gangguan jiwa atau penyakit jiwa. Dinamika psikis terjadi

melalui sinergi dan interaksi-interaksi elemen psikis setiap individu. Menurut

Freud sebagai sebuah dinamika, menangkap ada bermacam-macam potensi

psikopatologi dalam setiap peta id, ego, dan superego.(7)

Pada dasarnya orang yang mengalami gangguan jiwa adalah orang yang

tergangganggu aspek kepribadiannya. Kepribadian adalah bagian dari individu

yang mencerminkan atau mewakili si pribadi bukan hanya dalam arti ia

membedakan individu tersebut dari orang-orang lain, tapi itulah dia sebenarnya.

Pandangan psikodinamika menekankan pengalaman masa kanak-kanak

dalam keluarga. Pasien-pasien skzofrenia mengalami regresi ke tahapan awal oral,

di mana mereka mengalami ketakutan di fase ini, bukan lagi takut secara

(jasmani) tapi terutama mereka merasa mati atau runtuh kepribadiannya, dan

kembali mengalami regresi ke kondisi tiada kontak dengan realitas.(7)

Pada skizofrenia, pola kepribadian immature yang berkaitan dengan

impuls seksual dan agresi merupakan predisposisi untuk menimbulkan gangguan

tersebut. Berkembangnya gangguan schizophrenia lebih lanjut biasanya diawali

oleh apa yang disebut sebagai precipitating event atau peristiwa pencetus. Dalam

menghadapi peristiwa pencetus tersebut, melalui pola kepribadian yang

immature, individu mengembangkan defence mechanism yang berlebihan,

dimana individu akan mengembangkan pola penyelesaian masalah yang tidak

berhubungan dengan realita yang ada, yang sampai akhirnya antar aspek-aspek

kepribadian terjadi disintegrasi atau terpecah. Kondisi tersebut, menyebabkan

putusnya hubungan antara individu dengan dunia nyata.

Dalam hal ini terjadi beberapa defence mechanism yang saling

berbenturan secara bersamaan. Misalnya, pada mulanya individu menggunakan

mekanisme pertahanan rasionalisasi. Kemudian, rasionalisasi tersebut

Page 16: psikodinamika Halusinasi

direpressnya. Kemudian, individu mengungkapkan hal yang berlawanan dengan

perasaan yang direpressnya melalui reaksi formasi. Oleh karena itu, simptom

delusi dan halusinasi yang dikembangkan oleh schizophrenia merupakan defence

terhadap defence yang lain (defence againts a defence).

DAFTAR PUSTAKA

1. Ayub S.Splinting Personality, Bab 1: Skizofrenia di Splinting Personality.

Jakarta: 2005. Hal 1

2. http://library.gunadarma.ac.id/repository/files/14072/10503165/bab-ii.pdf

3. http://www.psikomedia.com/article/pdf?id=1006

4. Houghton. The Psycodynamic system, Personality Development.New York:

1958. Hal 162-165

5. Houghton. Schizophrenia Reaction, Personality Development.New York:

1958. Hal 614-626

6. (www.xa.yimg.com/kq/groups/.../Psikodinamik+dalam+buku+ajar.doc)

7. www.scrib.com

Page 17: psikodinamika Halusinasi

8. Glen O Gabbard, M.D. Psycodynamic Psychiatry in Clinical Practice,

Schizophrenia. England: Hal:181-187.