lp ge eby

28
1 LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP TEORI 1. Definisi Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam) yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen. (Sudoyo Aru,dkk 2009) Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari, juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). (Brunner and Suddart, 2000) Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya disebabkan oleh penyebab mikrobiologi. (Cristin Hancock, 1999) Gastroenteritis adalah frekuensi buang besar lebih dari 4x sehari pada bayi dan lebih dari 3x

Upload: gigih-galvani

Post on 09-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

LP ge gigih alvani

TRANSCRIPT

18

LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP TEORI1. DefinisiGastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam) yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen. (Sudoyo Aru,dkk 2009)Gastroenteritis adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari, juga perubahan dalam jumlah dan konsistensi (feses cair). (Brunner and Suddart, 2000)Gastroenteritis adalah inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus yang terjadi akibat salah makan, biasanya disebabkan oleh penyebab mikrobiologi. (Cristin Hancock, 1999)Gastroenteritis adalah frekuensi buang besar lebih dari 4x sehari pada bayi dan lebih dari 3x sehari pada anak dengan konsistensi feces cair/encer berwarna hijau/ dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja. (Ngastiyah, 1997)2. Etiologi 1. Faktor infeksia. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.2. Faktor Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.3. Faktor Makanan: Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.4. Faktor Psikologis Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.3. Patofisiologi1. Gangguan osmotikAdanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.2. Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.3. Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

4. Pathway

psikologimakananInfeksi

ansietasToksik tak dapat di serap Berkembang di usus

Malabsorbsi KH,Lemak,protein hiperperistaltikSekresi air dan elektrolit

Mening tekanan osmotic Penyerapan makanan di usus menurun Isi usus

Pergeseran air dan usus elektroit ke usus

Diare

Distensi abdomen Frekuensi BAB meningkat

Gangguan integritas kulit Hilang cairan & elektrolit berlebihan Mual muntah

Nafsu makan menurun

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Asidosis metabolik Gangguan keseimbangan cairan &elektrolit

Sesak

Gangguan pertukaran gas dehidrasi

Kekurangan volume cairan

5. Manifestasi KlinisMula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).6. KomplikasiAkibat diare, kehilangan cairan & elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi, sbb :a. Dehidrasib. Renjatan hipovolemikc. Hipoglikemid. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim lactasee. Hipokalemiaf. Kejang, terjadi akibat dehidrasi hipertonikg. Malnutrisi energi protein7. Penatalaksanaan1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:a) Jenis cairan yang hendak digunakan.Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.b) Jalan pemberian Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik) Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)c) Jumlah Cairan ; tergantung pada : Defisit ( derajat dehidrasi) Kehilangan sesaat (concurrent less) Rumatan (maintenance).d) Jadwal / kecepatan cairan Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah : BB (kg) x 50 cc BB (kg) x 10 20 = 130 260 cc setiap diare = 1 gls. Terapi standar pada anak dengan diare sedang : + 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt2. DietetikUntuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap dipertahankan yang meliputi: Susu (ASI atau PASI rendah laktosa) Makanan setengah padat atau makanan padat (nasi tim)3. Obat-obatanObat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah: Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin) Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone) Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)8. Pemeriksaan Penunjanga. Laboratorium : feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun ) Faal ginjal : UC meningkat (GGA)b. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

B. KONSEP ASUHAN KEPERWATAN1. Pengkajian Keperawatan1. IdentitasPerlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .2. Keluhan UtamaBAB lebih dari 3 x3. Riwayat Penyakit SekarangBAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).4. Riwayat Penyakit DahuluPernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

5. Riwayat NutrisiPada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan, 6. Riwayat Kesehatan KeluargaAda salah satu keluarga yang mengalami diare.7. Riwayat Kesehatan LingkunganPenyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangana. Pertumbuhan Kenaikan BB karena umur 1 3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun. Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya. Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 16 buah Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

b. Perkembangan Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.Fase anal : Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal, bermain). Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.Autonomy vs Shame and doundtPerkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat berkembang pada diri anak. Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :1. Berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)2. Meniru membuat garis lurus (GH)3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)4. Melepasa pakaian sendiri (BM)9. Pemeriksaan Fisika. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,b. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebihd. Mata : cekung, kering, sangat cekunge. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minumf. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.2. Diagnosa Keperawatan1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output berlebihan dan intake yang kurang2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare.3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.4. Ansietas berhubungan dengan tindakan invasive5. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kehilangan cairan elektrolit berlebihan 6. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktip3. Intervensi Keperawatan1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder terhadap diare Tujuan : keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal Kriteria hasil : Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt ) Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolitR/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit2) Pantau intake dan outputR/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.3) Timbang berat badan setiap hariR/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hrR/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral5) Kolaborasi : Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi). Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umurR/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat. Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya intake dan out put Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria : - Nafsu makan meningkat BB meningkat atau normal sesuai umur Intervensi :1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan sluran usus.2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangatR/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihanR/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan 4) Monitor intake dan out put dalam 24 jamR/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susub. obat-obatan atau vitamin ( A)R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan3. Gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi BAB (diare) Tujuan : integritas kulit tidak terganggu Kriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar Intervensi :1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidurR/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman feces3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jamR/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

4. Ansietas berhubungan dengan tindakan invasive Tujuan : klien mampu beradaptasi Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel Intervensi : 1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatanR/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RSR/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatanR/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal (sentuhan, belaian dll)R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.5) Berikan mainan sebagai rangsang sensori anakR/ merangsang perkembangan sensori anak.5. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktip Tujuan : kebutuhan cairan dan elektrolit klien terpenuhi Kriteria hasil : - TTV dalam batas normal Tidak ada tanda-tanda dehidrasi Turgor kulit baik dan membrane mukosa lembap Intervensi : 1) Pantau tanda dan gejala dehidrasi R/ Prepulsi feses yang cepat melalui mengurangi absorbsi air. Volume sirkulasi yang rendah menyebabkan mukosa kering dan rasa haus. Urin yang pekat dapat meningkatkan BJ plasma.2) Pantau tanda vital tiap 1 2 jam.R/ suhu nadi dan pernapasan sebagi indicator kegagalan sirkulasi3) Pantau masukan, pastikan sedikitnya 1500 ml cairan per oral setiap 24 jam.R/ Catatan masukan membantu mendeteksi tanda dini ketidak seimbangan cairan.4) Timbang BB tiap hari dengan jenis baju yang sama dan pada waktu yang sama.R/ Penimbangan berat badan harian yang tepat dapat mendeteksi5) Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan muntah dan diare.R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus, membuat haluaran tak adekuat untuk membersihkan sisa metabolism6) Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan kadar hemoglobin, lekosit, hematokrit, trombosit BUN dan serum kreatinin.R/ Propulsi feses yang cepat melalui usus mengurangi absorpsi elektrolit. Muntah-muntah juga menyebabkan kehilangan elektrolit.7) Kolaborasi dengan pemberian cairan secara intravena.R/ Memungkinkan terapi penggantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.6. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kehilangan cairan elektrolit berlebihan Tujuan : kebutuhan oksigenasi terpenuhi Kriteria hasil : - TTV dalam batas normal Oksigenasi yang adekuat Mampu bernafas dengan mudah Intervensi : 1) Kaji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal. Peningkatan upaya respirasi, keterbatasan ekspansi dada dan kelemahan.R/ mengoptimalkan keseimbangan oksigen 2) Evaluasi perubahan-tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan perubahan warna kulit, membran mukosa, dan warna kuku.R/ Akumulasi secret dapat menggangp oksigenasi di organ vital dan jaringan.3) Anjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas sesuai kebutuhan. R/ Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi.