lp bblr

21
A. DEFINISI BBLR Merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. (Hidayat, 2008) Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2009) B. ETIOLOGI a) Faktor maternal : penyakit yang diderita ibu misalnya toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut, DM, hipertensi, malnutrisi, dll. Usia ibu saat hamil < 16 tahun atau > 35 tahun, multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat, dll. Keadaan sosial ekonomi, ibu perokok, peminum alkohol atau narkotik. b) Faktor fetal : hidramnion, kelainan kromosom (misal trisomi autosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi, dll. c) Faktor lingkungan : tempat tinggal, radiasi, zat-zat racun. C. MANIFESTASI KLINIS 1. Fisik

Upload: haerul-amri-hukman

Post on 19-Jan-2016

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LP BBLR

TRANSCRIPT

Page 1: LP BBLR

A. DEFINISI

BBLR Merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan

kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. (Hidayat, 2008)

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2009)

B. ETIOLOGI

a) Faktor maternal : penyakit yang diderita ibu misalnya toksemia gravidarum,

perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, nefritis akut, DM,

hipertensi, malnutrisi, dll. Usia ibu saat hamil < 16 tahun atau > 35 tahun,

multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat, dll. Keadaan sosial

ekonomi, ibu perokok, peminum alkohol atau narkotik.

b) Faktor fetal : hidramnion, kelainan kromosom (misal trisomi autosomal), fetus

multi ganda, cidera radiasi, dll.

c) Faktor lingkungan : tempat tinggal, radiasi, zat-zat racun.

C. MANIFESTASI KLINIS

1. Fisik

a. Bayi kecil

b. Pergerakan kurang dan masih lemah

c. Kepala lebih besar daripada badan

d. BB <2500 gr

2. Kulit dan Kelamin

a. Kulit tipis dan transparan

b. Lanugo banyak

c. Rambut halus dan tipis

d. Genitalia belum sempurna

3. Sistem saraf; Reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna

4. Sistem muskulus skeletal

Page 2: LP BBLR

D. PATOFISIOLOGI

Menurunnya simpanan zat gizi. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral,

seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir

kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai peningkatan potensi

terhadap hipoglikemia, rikets dan anemia.

Meningkatnya kkal untuk bertumbuh. BBLR memerlukan sekitar 120 kkal/

kg/hari, dibandingkan neonatus aterm sekitar 108 kkal/kg/hari

Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara

isap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi

pneumonia, belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-42 minggu.

Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus sering terjadi pada

bayi preterm.

Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai

lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan

mengabsorbsi lemak , dibandingkan bayi aterm. Produksi amilase pankreas dan

lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga

menurun. Kadar laktase juga rendah sampai sekitar kehamilan 34 minggu.

Paru-paru yang belum matang dengan peningkatan kerja bernafas dan

kebutuhan kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu

makanan secara oral.

Potensial untuk kehilangan panas akibat luasnya permukaan tubuh

dibandingkan dengan berat badan, dan sedikitnya lemak pada jaringan bawah

kulit memberikan insulasi. Kehilangan panas ini meningkatkan keperluan kalori.

Page 3: LP BBLR

E.

Page 4: LP BBLR

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia

Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan

Titer Torch sesuai indikasi

Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

Pemantauan elektrolit

Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( missal : foto thorax )

G. TERAPI DAN PENGOBATAN

1. Prematuritas murni

a. BB lahir kurang dari 1500 gr

· Dirawat dalam inkubator, pertahankan suhu tubuh antara 36,5 – 37 C

· Bila tidak ada SGNN dapat diberi minum per oral susu rendah laktosa/

ASI dengan menghisap sendiri atau dengan pipa nasogastik. Bila tidak

dapat memenuhi semua kebutuhan peroral, maka diberikan sebanyak

yang dapat ditoleransi lambungnya dan sisanya diberikan dengan

IVFD.

b. BB lahir lebih dari 1500 gr

· Tanpa asfiksia, tidak ada tanda-tanda SGNN dan refleks isap baik

rawat gabung dengan metode kangguru dan langsung diberi ASI /

LLM.

2. Dismaturitas

a. BB lahir kurang dari 1500 gr

· Dirawat dalam inkubator, pertahankan suhu tubuh antara 36,5 – 37 C

· Bila refleks isap baik dan tidak ada SGNN dan refleks isap balik

langsung diberi minum LLM/ ASI per oral lebih dini (2 jam setelah

lahir). Bila refleks isap kurangdiberikan minum melalui pipa

nasogastrik.

b. BB lahir lebih dari 1500 gr

Page 5: LP BBLR

· Tanpa asfiksia, tidak ada tanda-tanda SGNN dan refleks isap baik

rawat gabung dan langsung diberi LLM/ ASI lebih dini (2 jam setelah

lahir).

· Bayi dengan masa gestasi kurang dari 37 minggu dan kecil untuk masa

kehamilan. Penatalaksanaannya sama dengan bayi prematur dengan

BB lahir kurang dari 2500gr.

H. ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Pengkajian yang dapat dilakukan oleh seorang perawat untuk

mendapatkan data, baik objektif maupun subjektif dari ibu, adalah sebagai

berikut :

1. Riwayat kesehatan masa lalu

a. Apakah ibu pernah mengalami sakit kronis

b. Apakah ibu pernah mengalami gangguan pada kehamilan

sebelumnya

c. Apakah ibu seorang perokok

d. Jarak kehamilan atau kelahiran terlalu dekat

2. Riwayat kesehatan masa sekarang

Bayi dengan berat badan < 2.500 gram

3. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah anggota keluarga pernah mengalami sakit keturunan seperti

kelainan kardiovaskular

4. Apgar skore

System penilaian ini untuk mengevaluasi status kardiopulmonal dan

persarafan bayi. Penilaian dilakukan 1 menit setelah lahir dengan

penilaian 7-10 (baik), 4-6 (asfiksia ringan hingga sedang), dan 0-3

(asfiksia berat) dan diulang setiap 5 meint hingga bayi dalam keadaan

stabil.

Page 6: LP BBLR

Tanda 0 1 2Frekwensi jantung

Tidak ada < 100 > 100

Usaha bernapas

Tidak ada Lambat Menangis kuat

Tonus otot

Lumpuh Ekstremitas fleksi sedikit

Gerakan katif

Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan

Warna kulit

Seluruh tubuh biru atau pucat

Tubuh kemeraha, ekstremitas biru

Seluruh tubuh kemerahan

5. Pemeriksaan cairan amnion

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya kelainan pada

cairan amnion tentang jumlah volumenya, apabila volumenya > 2000

ml bayi mengalami polihidramnion atau disebut hidramnion

sedangkan apabila jumlahnya < 500 ml maka bayi mengalami

oligohidramnion

6. Pemeriksaan Plasenta

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan plasenta seperti

adanya pengapuran, nekrosis, beratnya dan jumlah korion.

Pemeriksaan ini penting dalam menentukan kembar identik atau tidak.

7. Pemeriksaan tali pusat

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya kelainan dalam

tali pusat seperti adanya vena dan arteri, adanya tali simpul atau tidak.

8. Pengkajian fisik

a. Aktifitas/istirahat

Page 7: LP BBLR

Status sadar, bayi tampak semi koma saat tidur malam, meringis

atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat

(REM), tidur sehari rata-rata 20 jam.

b. Sirkulasi

Nadi apikal mungkin cepat dan tidak teratur dalam batas

normal (120 – 160 detik per menit)

Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan

duktus arterious (PDA)

c. Pernapasan

Mungkin dangkal, tidak teratur, dan pernapasan diafragmatik

intermiten atau periodik (40 – 60 kali/menit)

Pernapsan cuping hidung, retraksi suprasternal atau substernal,

juga derajat sianosis yang mungkin ada

Adanya bunyi ampela pada auskultasi, menandakan sindrom

distres pernapasan (RDS)

d. Neurosensori

Sutura tengkorak dan fontanel tampak melebar, penonjolan

karena ketidakadekuatan pertumbuhan mungkin terlihat

Kepala kecil dengan dahi menonjol, batang hidung cekung,

hidung pendek mencuat, bibir atas tipis, dan dagu maju

Tonus otot dapat tampak kencang dengan fleksi ekstremitas

bawah dan atas serta keterbatasan gerak

Pelebaran tampilan mata

e. Makanan/cairan

Disproporsi berat badan dibandingkan dengan panjang dan

lingkar kepala

Kulit kering pecah-pecah dan terkelupas dan tidak adanya

jaringan subkutan

Page 8: LP BBLR

Penurunan massa otot, khususnya pada pipi, bokong, dan paha

Ketidakstabilan metabolik dan hipoglikemia / hipokalsemia

f. Genitounaria

Jelaskan setiap abnormalitas genitalia

Jelaskan jumlah (dibandingkan engnaberta badan), warna, pH,

temuan lab-stick, dan berat jenis kemih (untuk menyaring

kecukupan hidrasi)

Periksa berat badan (pengukuran yang paling akurat dalam

mengkaji hidrasi).

g. Keamanan

Suhu berfluktuasi dengan mudah

Tidak terdapat garis alur pada telapak tangan

Warna mekonium mungkin jelas pada jari tangan dan dasar

pada tali pusat dengan warna kehijauan

Menangis mungkin lemah

h. Seksualitas

Labia monira wanita mungkin lebih besar dari labia mayora

dengan klitoris menonjol

Testis pria mungkin tidak turun, ruge mungkin banyak atau

tidak pada skrotum.

i. Suhu tubuh

Tentuka suhu kulit dan aksila.

Tentukan dengan suhu lingkungan.

j. Pengkajian kulit

Page 9: LP BBLR

Terangkan adanya perubahan warna, daerah yang memerah,

tanda irirtasi, lepuh, abrasi, atau daerah terkelupas, terutama

dimana peralatan pemantau, infuse atau alat lain bersentuhan

dengan kulit; periks, dan tempat juga dan catat setiap preparat

kulit yang dipakai (misal: plester povidone – iodine).

Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, lembut, bersisik,

terkelupas, dll.

Terngkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir

Tentukan apakah kateter infuse IV atau jarum terpasang

dengan benar, dan periksa adanya tanda infiltrasi.

Jelaskan pipa infus parenteral: lokasi, tipe (arterial, vena,

perifer, umbilicus, sentral, vena perifer sentral); tipe infuse

(obat, salin, dekstrosa, elektrolit, lipid, nutrisi parenteral total);

tipe pompa infuse dan kecepatan aliran; tipe kateter atau jarum;

dan tempat insersinya.

9. Pengkajian psikologis

Orang tua klien tampak cemas dan khawatir melihat kondisi bayinya,

dan orang tua klien berharap bayinya cepat sembuh.

10. Pemeriksaan reflex

a. Refleks berkedip: dijumpai namun belum sempurna

b. Tanda babinski: jari kaki mengembang dan ibu jari kaki sedikit

dorsofleksi

c. Merangkak: bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan

kaki, namun belum sempurna

d. Melangkah: kaki sedikt bergerak keatas dan kebawah saat

disentuhkan ke permukaan

e. Ekstrusi: lidah ekstensi kearah luar saat disentuh dengan spatel

lidah

Page 10: LP BBLR

f. Gallant’s: punggung sedikti bergerak kearah samping saat

diberikan goresan pada punggungnya

g. Morro’s: dijumpai namun belum sempurna

h. Neck righting : belum ditemukan

i. Menggengngam: bayi menunjukkan refleks menggenggam namun

belum sempurna

j. Rooting: bayi memperlihatkan gerakan memutar kearah pipi yang

diberikan sedikit goresan

k. Kaget (stratle)            : bayi memberikan respon ekstensi dan fleksi

lengan yang belum sempurna

l. Menghisap: bayi memperlihatkan respon menghisap yang belum

sempurna

m. Tonick neck: belum dilakukan karena refleks ini hanya terdapat

pada bayi yang berusia > 2 bulan

11. Pemeriksaan diagnostic

a. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb/Ht mungkin

dihubungkan dengan anemia atau kehilangan darah

b. Dektrosik: menyatakan hipoglikemia

c. AGD: menentukan derajat keparahan distres bila adaElektrolit

serum: mengkaji adanya hipokalsemia

d. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia

e. Urinalis : mengkaji homeostasis

f. Jumlah trombosit: trombositopenia mungkin meyertai sepsis

g. EKG, EEG, USG, angiografik: defek kongenital atau komplikasi

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

Page 11: LP BBLR

2. Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder

terhadap defisiensi surfaktan

3. Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan

elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan

cairan dan elektrolit

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang

tinggi dan intake yang kurang adekuat.

III. INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan 1 :

Pola nafas tidak efektif b/d tidak adekuatnya ekspansi paru

Tujuan :

· Pola nafas yang efektif

Kriteria Hasil :

· Kebutuhan oksigen menurun

· Nafas spontan, adekuat

· Tidak sesak.

· Tidak ada retraksi

Intervensi

· Berikan posisi kepala sedikit ekstensi

· Berikan oksigen dengan metode yang sesuai

· Observasi irama, kedalaman dan frekuensi pernafasan

Diagnosa Keperawatan 2 :

Gangguan pertukaran gas b/d kurangnya ventilasi alveolar sekunder

terhadap defisiensi surfaktan

Tujuan :

· Pertukaran gas adekuat

Kriteria :

· Tidak sianosis.

Page 12: LP BBLR

· Analisa gas darah normal

· Saturasi oksigen normal.

Intervensi :

· Lakukan isap lendir kalau perlu

· Berikan oksigen dengan metode yang sesuai

· Observasi warna kulit

· Ukur saturasi oksigen

· Observasi tanda-tanda perburukan pernafasan

· Lapor dokter apabila terdapat tanda-tanda perburukan pernafasan

· Kolaborasi dalam pemeriksaan analisa gas darah

· Kolaborasi dalam pemeriksaan surfaktan

Diagnosa Keperawatan 3 :

Resiko tinggi gangguan keseimbangan keseimbangan cairan dan

elektrolit b/d ketidakmampuan ginjal mempertahankan keseimbangan

cairan dan elektrolit

Tujuan :

· Hidrasi baik

Kriteria:

· Turgor kulit elastik

· Tidak ada edema

· Produksi urin 1-2 cc/kgbb/jam

· Elektrolit darah dalam batas normal

Intervensi :

· Observasi turgor kulit.

· Catat intake dan output

· Kolaborasi dalam pemberian cairan intra vena dan elektrolit

· Kolaborasi dalam pemeriksaan elektrolit darah.

Diagnosa Keperawatan 4 :

Page 13: LP BBLR

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

tidak adekuatnya persediaan zat besi, kalsium, metabolisme yang

tinggi dan intake yang kurang adekuat

Tujuan :

· Nutrisi adekuat

Kriteria :

· Berat badan naik 10-30 gram / hari

· Tidak ada edema

· Protein dan albumin darah dalam batas normal

Intervensi :

· Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat

· Observasi dan catat toleransi minum

· Timbang berat badan setiap hari

· Catat intake dan output

· Kolaborasi dalam pemberian total parenteral nutrition kalau perlu.

Page 14: LP BBLR

DAFTAR PUSTAKA

Arief, dkk. 2009. Neonatus & Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta. Nuha Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba

Medika.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan KB. Jakarta : EGC.

http://runtah.com/asuhan-keperawatan-pada-bayi-dengan-bblr/

(download tanggal 24/12/2012 11.26 pm, diposkan oleh admin 13/01/2012)