lp 8
DESCRIPTION
8 coyTRANSCRIPT
LAPORAN
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 2
Nama : Sofian Prakarso Budi
NPM : 1206224571
Fak./prog. Studi : MIPA / Fisika
Nomor Modul : 8
Nama Modul : Digital ICs : COUNTERS
Kelompok : 2
Teman Kelompok : Hasrianti Siregar
Tangggal Percobaan : 14 April 2014
Asisten : Sa’addin
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
DEPARTEMEN FISIKA
DEPOK
2014
RANGKAIAN COUNTERS
A. TUJUAN
Memeriksa rangkaian perhitungan biner
Mengamati operasi counter ring dan Johnson
B. TEORI DASAR
Binary Counters
Pencacah Biner (Binary Counter) adalah suatu rangkaian elektronika digital yang mencacah
dalam bilangan biner (0 dan 1). Dalam hal ini pencacah dibangun dengan Flip-Flop dan
bekerja atas komando pulsa Jam (CLK).
Seperti telah diketahui pada percobaan sebelumnya bahwa suatu JK-FF akan melakukan
operasi toggle bila J = K = 1 dan terjadi transisi CK yang sesuai. Dengan memanfaatkan sifat
toggle ini maka dapat dibangun suatu pencacah biner. Seperti terlihat pada Gambar 2.1, dapat
dimengerti bahwa FF-A akan selalu mengalami toggle apabila pulsa CLK terus diberikan.
Sedangkan FF-B mendapatkan pulsa dari FF-A, dimana FF-B akan toggle bila terjadi transisi
pulsa NEGATIF karena kedua FF tersebut aktif NEGATIF. Selanjutnya juga dapat
dimengerti bahwa FF-B akan melakukan toggle pertama setelah FF-A mengalami toggle
kedua. Hal ini berarti bahwa frekuensi output FF-A sama dengan dua kali frekuensi FF-B.
Oleh karena itu pencacah biner disebut juga pembagi frekuensi. Jumlah keadaan yang
mungkin dari kedua FF tersebut adalah 00, 01, 10, dan 11. Apabila dibangun dengan 3 JK-FF
maka akan ada 8 keadaan.
Secara umum dapat ditulis bahwa bila ada JK-FF maka jumlah keadaan adalah : 2N,
sedangkan hitungan maksimum adalah : (2N – 1). Oleh karena pencacah ini mendapat pulsa
tidak pada saat yang sama maka berkerjanya juga tidak sama sehinga disebut tipe asinkron,
sedangkan suatu pencacah yang mendapat pulsa pada saat yang sama disebut pencacah
sinkron.
Gambar 2.1 – Binary Counter 4-bit
Count Q3 Q2 Q1 Q0
0 0 0 0 0
1 0 0 0 1
2 0 0 1 0
3 0 0 1 1
4 0 1 0 0
5 0 1 0 1
6 0 1 1 0
7 0 1 1 1
8 1 0 0 0
9 1 0 0 1
10 1 0 1 0
11 1 0 1 1
12 1 1 0 0
13 1 1 0 1
14 1 1 1 0
15 1 1 1 1
16 0 0 0 0
Gambar 2.2 – Truth Table Binary Counter 4-bit
a. Pencacah Tak Sinkron
Dinamai pencacah tak sinkron (asynkronuous counters) atau ripple
through counters, sebab flip-flop nya bergulingan secara tak serempak tetapi
secara berurutan. Hal ini disebabkan karena hanya flip-flop yang paling ujung
saja yang dikendalikan oleh sinyal clock untuk flip-flop lainnya diambilkan
dari masing-masing flip-flop sebelumnya. Banyaknya denyut yang
dimasukkan diterjemahkan oleh flip-flop kedalam bentuk biner. Itulah
sebabnya pencacah tak sinkron disebut juga pencacah biner. Pada pencacah
tak sinkron penundaan adalah sama dengan penundaan-penundaan flip-flop
dijumlahkan.
b. Pencacah sinkron
Pencacah sinkron dinamai juga pencacah jajar. Masukan untuk denyut sulut
(trigger pulse) yang disebut juga denyut-denyut lonceng/clock dikendalikan
secara serempak. Dengan demikian penundaan counters adalah sama dengan
penundaannya flip-flop.
Pencacah sinkron memerlukan sirkuit lonceng/clock yang berdaya tinggi,
sebab lonceng harus menggerakkan semua flip-flop.
Berikut rangkaian binary ripple counter :
Gambar 1. Rangkaian binary ripple counter dan timing diagram
Ring Counter
Ring Counter atau pencacah lingkar adalah pencacah runtun yang merupakan
pencatat (register) geser kanan (SRR) dan data yang diperoleh dari output fllip-flop
yang terakhir yang merupakan rangkaian umpan baliknya (feed back). Rangkaian
pencacah lingkar adalah sebagai berikut:
Clock
D
JKFFC
1
2
3
4
5
J
CLK
K
Q
Q
BA
JKFFC
1
2
3
4
5
J
CLK
K
Q
Q
C
JKFFC
1
2
3
4
5
J
CLK
K
Q
Q
JKFFC
1
2
3
4
5
J
CLK
K
Q
Q
Gambar. 2 rangkaian pencacah lingkar (ring counter)
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa data input dihubungkan dengan output
flip-flop terakhir. Input J dihubungkan ke output Q dan input K dihubungkan ke
output Qnot.
Pencacah jenis ini mempunyai kelemahan yaitu tidak dapat start sendiri,
sehingga perlu di-set sebelumnya. Selain itu untuk pencacah ini dengan empat buah
flip-flop hanya dapat menghasilkan 4 variasi keluaran, berbeda dengan pencacah
biner dengan 4 flip-flop akan dapat menghasilkan 16 variasi keluaran. Misal pencacah
lingkar kita-Set pada flip-flop I, maka setelah diberi pulsa clock keluarannya sepeti
tabel beikut:
Clock D C B A
0
1
2
3
4
5
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 1 0
0 1 0 0
1 0 0 0
0 0 0 1
Dari tabel disamping terlihat bahwa pada clock ke-1 data diloloskan di FF-A
pada clock berikutnya data digeser ke FF berikutnya. Dan pada pulsa clock yang ke 5
data tersebut kembali ke awal.
Contoh kegunaan ring counter, misal cacah lingkar betingkat sepuluh akan
dapat dipakai sebagai pencacah dekade dengan keluaran dasan (desimal), tanpa
memerlukan dekoder lain.
Pencacah Johnson
Pencacah Johnson atau disebut juga pencacah lingkar bersilang adalah
merupakan jenis pencacah sinkron (pencacah lingkar) dimana output Q dan Qnot di
tingkat terakhir diumpanbalikkan ke input dengan dijungkirkan, yaitu: output Q
dihubungkan dengan input K dan output Qnot dihubungkan ke input J.
Gambar rangkaian Pencacah Johnson adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Rangkaian pencacah Johnson
Tabel kebenaran pencacah Jonhson adalah
sbb:
Cloc
kD C B A
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
RINGKASAN
1. Pencacah merupakan rangkaian digital yang menghasilkan keluaran yang berbeda
untuk setiap siklus clock.
2. Sebuah pencacah naik menaikkan representasi cacahan biner pada keluaran,
sedangkan pencacah turun menurunkannya.
3. Hanya satu flip flop yang di set pada pencacah lingkar. Kondisi set ini adalah ketika
bergeser melalui ring pada siklus clock.
4. Sebuah pencacah johnson menggandakan jumlah modulo dari pencacah lingkar tanpa
penambahan setiap rangkaian.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Power supply
2. Multimeter digital dan square wave generator.
3. Resistor
4. IC 7476
5. LED
6. PROSEDUR PERCOBAAN
1.Membuat rangkaian binary counter seperti pada gambar 4.1
2. Menutup S1 dan S2. Masukan 20Hz – 5V square wave ke input CLK.
3. Membuka S2. Menjelaskan kenapa output tidak berubah ?
4. Membuka S1.
5. Menutup S1 dan S2. Menggerakan clock input pada setiap flip-flop kecuali FF0 dari
output Q ke output Q’.
6. Buka S1 dan S2.
Ring Counter
1. Membuat rangkaian ring counter seperti pada gambar 4.2 Memasukan 20Hz 5V square
wave ke CLK input
2. Menutup S1
3. Membuka S1. Buat timing diagram untuk 6 putaran clock.
4. Menutup S1. Ganti Q dan Q’ di FF3
5. Membuka S1. Buat timing diagram untuk 10 putaran clock.
7. TUGAS PENDAHULUAN
1. Which flip-flops are set in Fig 46-1 after six clock cycles are applied following the
release of the RESET signal ?
FF2 dan FF3
2. What is the highest binary number that could be represented by the counter in Fig 46-1
if the CLK input to FF3 were open ?
7
3. Which flip-flop of the ring counter in Fig 46-4 is set on the nineteenth clock cycle after
START is released ?
FF2
4. What is the state of the Johnson counter outputs in Fig 46-6 following ninteen clock
cycles after the release of the reset signal ?
FF1, FF2, dan FF3
D. SIMULASI
A. REFERENSI
Malvino, Albert Paul. 2004. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Salemba Teknika.