lokasi 3

8
Lokasi 3 (K. Muncar Seboro), BASALT-RIJANG-GAMPING MERAH (0357289 E – 9168661 S) Dalam pengamatan yang dilakukan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dari masjid seboro dan melewati sungai muncar yang dekat dengan pemukiman penduduk. Di sungai ini terdapat bongkahan batu besar yang berasal dari hulu sungai yang terbawa arus sungai yang begitu kuat. Serta di pingir sungai terdapat bekas-bekas gerusan air yang bisa dilihat dari akar-akar tumbuhan bamboo yang tergerus oleh aliran sungai. Setelah melewati sawah yang kering menuju ke sungai muncar yang terdapat singkapan batuan basalt- gamping merah dan batuan basalt yang membentuk bantal (pillow lava). Pada dinding kali Muncar terlihat batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 m. laksana kelir/layar pertunjukkan wayang dengan batuan beku pada bagian atasnya laksana kenong dan gongnya. Masyarakat sekitar menamakansingkapan batuan ini dengan nama watu kelir. Batuan sedimen merupakan selang seling antara rijang dan lempung merah gampingan, dengan perlapisan tegak. Rijang dan lempung merah ini nampak retak-retak dengan larutan kalsit berwarna putih yang mengisinya. Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi, serta kandungan fosil Radiolaria berumur Kapur Atas (Wakita,1991). Batuan gamping merah dan rijang ini termasuk batuan sedimen, dimana ciri umumnya berlapis-lapis. Batuan sediment yang ditemui di Karangsambung lapisannya vertical, hal ini dikarenakan tekanan dari aktifitas tektonik selama berjuta-juta tahun. Untuk gamping merah

Upload: rachmadwrn

Post on 29-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dokumen

TRANSCRIPT

Page 1: Lokasi 3

Lokasi 3 (K. Muncar Seboro), BASALT-RIJANG-GAMPING MERAH (0357289 E – 9168661 S)

Dalam pengamatan yang dilakukan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dari

masjid seboro dan melewati sungai muncar yang dekat dengan pemukiman penduduk.

Di sungai ini terdapat bongkahan batu besar yang berasal dari hulu sungai yang

terbawa arus sungai yang begitu kuat. Serta di pingir sungai terdapat bekas-bekas

gerusan air yang bisa dilihat dari akar-akar tumbuhan bamboo yang tergerus oleh aliran

sungai. Setelah melewati sawah yang kering menuju ke sungai muncar yang terdapat

singkapan batuan basalt-gamping merah dan batuan basalt yang membentuk bantal

(pillow lava). Pada dinding kali Muncar terlihat batuan sedimen berwarna merah

memanjang sekitar 100 m. laksana kelir/layar pertunjukkan wayang dengan batuan

beku pada bagian atasnya laksana kenong dan gongnya. Masyarakat sekitar

menamakansingkapan batuan ini dengan nama watu kelir. Batuan sedimen merupakan

selang seling antara rijang dan lempung merah gampingan, dengan perlapisan tegak.

Rijang dan lempung merah ini nampak retak-retak dengan larutan kalsit berwarna putih

yang mengisinya.

Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi, serta kandungan fosil

Radiolaria berumur Kapur Atas (Wakita,1991).

Batuan gamping merah dan rijang ini termasuk batuan sedimen, dimana ciri umumnya

berlapis-lapis. Batuan sediment yang ditemui di Karangsambung lapisannya vertical,

hal ini dikarenakan tekanan dari aktifitas tektonik selama berjuta-juta tahun. Untuk

gamping merah materi penyusunnya sebagian besar dari kalsium yang terikat karbonat

CaCO3. Sedangkan Rijang kebanyakan tersusun atas silica SiO2 dan besi. Dari segi

warna gamping berwarna merah terang dan rijang merah gelap. Dari segi tekstur

gamping lebih kasar dan berpori sedangkan rijang lebih halus. Untuk membedakan

batuan gamping merah dengan rijang dilakukan pengujian dengan larutan asam (HCl

aq). Dengan reaksi-reaksi sebagai berikut:

Gamping Merah

CaCO3 + HCl → CaCl2 + CO2 +H2O Artinya, gamping akan bereaksi dengan asam.

Hal ini disebabkan karena komposisi kalsium menyebabkan gamping merah bersifat

basa.

Rijang

Page 2: Lokasi 3

SiO2 + HCl → tidak bereaksi. artinya Rijang tidak bereaksi dengan asam Jadi, salah

satu cara untuk membedakan antara batuan gamping merah dan rijang adalah denga

cara menetesi batuan tersebut dengan HCl.

Proses pembentukannya adalah pada kedalaman laut sekiar 2,5 km terdapat suatu zona

yaitu zona CCD (Carbonate Conpensation Depth) dimana akumulasi material-material

calcareous tidak dapat terbentuk. Hal ini dikarenakan salah satu sifat air adalah air

dingin akan mengikat lebih banyak CO2 dibandingkan air hangat. Di laut, terdapat satu

batas yang jelas di mana kandungan CO2 di bawah lebih tinggi. Di bawah batas

tersebut, kandungan CO2 sangat tinggi akibatnya organisme yang mengandung

karbonat akan larut di CCD sehingga tidak akan mengendap karena tidak pernah

sampai ke dasar laut. Di atas carbonate compensation depth, sekitar 2000 meter,

terdapat suatu daerah yang disebut lysocline. Di sini, sebagian karbonat sudah mulai

melarut sebagian. Berberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari bahan organik.

Bisa saja berasal dari presipitasi silika yang berasal dari dapur magma yang sama pada

basaltik bawah laut (lava bantal) yang mengalami presipitasi bersamaan dengan

perlapisan rijang. Kemudian terjadi pembentukan mid oceanic ridge yang

menyebabkan lelehan lava keluar dari celah-celah yang dibentuk oleh punggung

samudera. Akibat kenaikan suhu ini air laut disekitarnya akan merasa panas dan

menyebabkan zona CCD ini menghilang dan akibatnya lapisan atas terisi oleh

endapan dari cangkang hewan laut yang memiliki kandungan karbonat yang sekarang

dinamakan gamping merah . Lelehan lava yang keluar ini yang mulanya bersifat panas

dan kontak dengan air laut yang bersifat dingin yang kemudian akibat penurunan suhu

yang relative cepat terjadi pembentukan batuan lelehan lava tersebut menyerupai

stuktur bantal . Berdasarkan penentuan umur secara radioaktif dengan metode K/Ar

ternyata berumur 81 ± 4 juta tahun ( Emy Suparka).Lambat laun saat terjadi gaya

tektonik yang sangat kuat dan intensif dan kemudian terjadi pengangkatan di atas muka

laut pada kala Eosen 55 juta tahun lalu. Hasil pengangkatan ini mengubah letak dari

batuan basalt yang lebih tinggi dari pada batuan rijang-gamping.

Page 3: Lokasi 3

Lokasi 8. G. Parang, Batuan Diabas (0353264 E – 9166234 S)

G. Parang, merupakan tubuh batuan beku intrusive yang menerobos

batu lempung formasi Karangsambung. Berdasarkan data analisa isotop

radioaktif batuan intrusive ini berumur 26-39 juta tahun lalu

( Soeriaatmaja,1987). Gunung Parang merupakan hasil intrusi magmatis

yang diduga merupakan kelanjutan dari jalur magmatis selatan Pulau

Jawa dan Sumatera

Batuan Diabas di Gunung Parang merupakan batuan beku basa yang

terbentuk akibat tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng

samudera yang kemungkinan terjadi pada kala Miosen. Tumbukan

Page 4: Lokasi 3

tersebut menyebabkan terjadinya partial melting batuan menjadi

magma yang bersifat basaltik (magma yang komposisinya kaya Fe dan

bersifat relatif encer). Magma basaltik ini kemudian mengalami alih

tempat menuju kerak benua bagian bawah, kemudian mengalami

fraksinasi dan diferensiasi sehingga membentuk magma diabas yang

selanjutnya tersingkap di permukaan bumi sebagai Gunung Parangan

dengan menerobos Formasi Karangsambung.

Pada tebing utara terlihat kenampakan kekar kolom (columnar joint)

yang memberikan informasi arah aliran magma dan posisi bidang

pendinginnya. Kekar kolom ini terjadi karena gaya kontraksi pada saat

pendinginan magma sehingga membentuk retakan-retakan tegak lurus

terhadap bidang pendingin. Batuan beku berwarna abu-abu, tekstur

diabasik yang ditandai oleh pertumbuhan bersana antara mikneral

piroksin(berwarna hitam) dengan plagioklas (berwarna putih).

Sedangkan pada tebing selatan di K. Jebuk, terlihat nyata kontak antara

diabas yang sejajar lapisan lempung formasi Karangsambung. Pada

zone kontak warna lempung nampak lebih kelam dan kompak, juga

dijumpai hornfels disekitarnya. Selaian itu struktur gores garis vertikal

banyak dijumpai yang menandakan adanya patahan naik melewati

lokasi ini

Page 5: Lokasi 3

Depan Kampus LIPI, BATUGAMPING NUMULITES

Singkapan dipinggir jalan, disebelah utara kampus lapangan.

Terlihat sebuah batugamping berwarna coklat kekuningan,

mengandung fosil foraminifera besar berbentuk seperti uang logam

berupa numulites, alveolina, flos culina, pellatispira, assilina dan

quinqueloculina yang berumur Eosen (55 juta tahun lalu). Selain

terdapat di lokasi ini batugamping numulites juga terdapat di beberapa

tempat dalam formasi Karangsambung-Totogan berupa bongkah-

bongkah berukuran beberapa meter hingga ratusan meter. Bongkah

batugamping ini merup akan olistolit hasil suatu pelongsoran besar di

dasar laut dari tepian m enuju tengah cekungan yang dalam. Fosil yang

ada menunjukkan

Pan duan Ekskurs i Karangsamb ung

Page 6: Lokasi 3

bah wa pada kala Eos en kawa san sekitar Karangsambung merupaka n laut dan

gkal dima na pada t epi-tepi cekungan diendapkan batugamp ing Num ulites.