log.oo13.001.01_bi
DESCRIPTION
Melakukan P3 DaruratTRANSCRIPT
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
SEKTOR LOGAM MESIN
MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA/DARURAT LOG.OO13.001.01
BUKU INFORMASIKEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.
DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI KENDARI
Jl.D.I.Panjaitan No.226 Kendari Telp.(0401)3190427 Fax.(0401)3193364
Email: [email protected],Website : http:kios3in1.net
DAFTAR ISI
Daftar Isi
1
BAB I PENGANTAR
21.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
21.2. Penjelasan Modul
21.2.1 Desain Modul ..................................................................21.2.2 Isi Modul ........................................................................21.2.3 Pelaksanaan Modul ..........................................................31.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)
31.4. Pengertian-pengertian Istilah
4BAB II STANDAR KOMPETENSI
52.1. Peta Paket Pelatihan
52.2. Pengertian Unit Standar
52.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari
52.3.1. Judul Unit
62.3.2. Kode Unit
62.3.3. Deskripsi Unit
62.3.4. Elemen Kompetensi
62.3.5. Kriteria Unjuk Kerja
62.3.6. Batasan Variabel
122.3.7. Panduan Penilaian
132.3.8. Kemampuan Awal ............................................................142.3.9. Kompetensi Kunci
14BAB IIISTRATEGI DAN METODE PELATIHAN
163.1. Strategi Pelatihan
163.2. Metode Pelatihan
16BAB IVMATERI UNIT KOMPETENSI
18BAB VSUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
355.1. Sumber Daya Manusia
355.2. Sumber-sumber Perpustakaan
355.3. Daftar Peralatan Pertolongan Pertama / Darurat
36BAB I
PENGANTAR
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?
Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
1.2. Penjelasan Modul
1.2.1.Desain Modul
Modul ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri :
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
1.2.2.Isi Modul
a.Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.
b.Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.
c.Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3.Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.
Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)
Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency).
Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah:
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau,b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau,c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.
1.4. Pengertian-pengertian Istilah
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.
Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1. Peta Paket Pelatihan
Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain yang berkaitan dintaranya:
2.1.1. Modul Keselamatan Kerja Polman Bandung (ITB)
2.1.2. Buku keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan
2.1.3. Pertologan pertama pada kecelakaan di rumah dan di tempat kerja
2.1.4. Buku Prtolongan Pertama
2.2. Pengertian Unit Standar
Apakah Standar Kompetensi?
Setiap Standar Kompetensi menentukan:a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menerapkan prosedur-prosedur mutu.
Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?
Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1. Judul Unit
Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat.
2.3.2. Kode Unit
LOG.OO13.0012.3.3. Deskripsi Unit
Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat.
2.3.4. Elemen Kompetensi
Keselamatan Umum
Sebab-sebab kecelakaan.
Pencegahan
Pertolongan pertama / darurat.
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja
Standar Kompetensi Unit LOG.OO13.001Unit LOG.OO13.001 Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat.
Elemen KompetensiKriteria Unjuk Kerja
OO13.001.01.1
Keselamatan Umum
OO13.001.01.2
Sebab-sebab kecelakaan
OO13.001.01.3
Pencegahan
OO13.001.01.4
Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat
1.1. Mengetahui cara pencegahan terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
1.2. Disiplin pribadi setiap pekerja.
1.3. Harus selalu menyalakan penerangan di tempat kerja atau praktek.
1.4. Menganalisis untuk mengetahui sifat-sifat penerangan dan akibat dari penerangan yang buruk
2.1. Mengetahui bahwa kecelakaan menyebabkan lima jenis kerugian.
2.2. Menganalisis untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan.
2.3. Tanggung jawab pekerja / siswa terhadap K3.
2.4. Memahami proses terjadinya api dan klsifikasi api dan macam-macam bahan pemadam kebakaran api.2.5. Dapat melakukan dan memahami K3 dalam menghadapi kecelakaan arus listrik.3.1. Peraturan perundangan.
3.2. Pengawasan
3.3. Penelitian bersifat teknik
3.4. Latihan-latihan
3.5. Asuransi
3.6. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan
4.1. Mengetahui cara melakukan pertolongan secara tepat, cepat dan akurat.
4.2. Menyelamatkan diri sendiri.
4.3. Pertolongan dilakukan dengan tenang / jangan panik
4.4 Melakukan P3K terhadap korban sebelum ditangani dokter / rumah sakit
4.5 Perlunya ditindak lanjuti penanganan oleh dokter atau rumah sakit.
Unit LOG. OO13.001.01 Melakukan Pertolongan Pertama/Darurat
Elemen LOG. OO13.001.01.1 Keselamatan Umum.
Kriteria LOG. OO13.001.01.1.1Mengetahui cara melakukan Pencegahan terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
Keselamatan umum adalah keselamatan yang menyangkut semua aspek dalam semua pekerjaan, baik itu di darat, laut ataupun udara yang kaitannya dengan keselamatan kerja seseorang dari bahaya pekerjaan selama ia bekerja. Secara umum bila orang bekerja pada pada suatu jenis pekerjaan apapun, secara disiplin dia harus menggunakan suatu alat pengaman/pelindung agar terhindar dari kecelakaan.
Melakukan Pencegahan terjadinya kecelakaan ditempat kerja/praktek harus memperhatikan beberapa faktor antara lain :
1) Pastikan sempurna alat-alat
2) Pastikan sempurna pakaian kerja
3) Kesadaran keadaan diri sendiri
4) Harus disiplin dalam menggunakan alat-alat
5) Harus hati-hati dan konsentrasi pada pekerjaan
6) Pastikan sudah memahami dan menguasai cara kerja suatu mesin atau alat
Kriteria LOG. OO13.001.01.1.2
Disiplin pribadi setiap pekerja
Setiap pekerja (siswa), dalam suatu industri maupun institusi pendidikan harus mempunyai disiplin terutama pribadinya sendiri seperti :
1) Disiplin terhadap waktu kerja
2) Disiplin terhadap janji baik pribadi ataupun dalam pekerjaan
3) Disiplin dalam menempatkan suatu kebenaran dalam tempatnya
4) Tidak menyimpang dari apa yang ditugaskan
5) Hormat pada atasan maupun bawahan
Kita harus ingat:a. Kecelakaan sekecil apapun, harus ditindak, diselidiki dan dipelajari agar tidak terulang lagi
b. Dengan disiplin pribadi, segala sesuatu usaha akan tercapai dengan sukses
Kriteria LOG. OO13.001.01.1.3
Harus selalu menyalakan penerangan di tempat kerja atau praktek
Penerangan yang baik ditempat kerja atau praktek adalah penerangan yang memungkinkan seseorang atau tenaga kerja dapat melihat pekerjaannya dengan cepat dan teliti, sehingga dengan penerangan yang baik pada suatu bengkel akan :
1. Membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan
2. Membantu menimbulkan motivasi dan gairah kerja yang tidak menjemukan
Kriteria LOG. OO13.001.01.1.4
Menganalisis untuk mengetahui sifat-sifat penerangan dan akibat dari penerangan yang buruk
Menganalisis hal tersebut di atas, untuk pencegahan supaya tidak terjadi kecelakaan dalam melakukan kegiatan, melakukan suatu suatu pekerjaan dlam hal ini harus tahu sifat-sifat dari penerangan dan akinat dari penerangan yang buruk.
Sifat-sifat penerangan:a. Pembagian herminensi dalam suatu areal penglihatan
b. Pencegahan sinar silau
c. Arah dari sinar
d. Warna sinar
e. Dampak panas akibat penerangan terhadap lingkungan
Akibat dari penerangan yang buruk :
a. Mata cepat lelah selaras dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja
b. Kelelahan mental dan fisik
c. Merusak alat penglihatan
d. Mata terasa pegal dan sakit disekitar mata
e. Meningkatkan terjadinya kecelakaan
Elemen LOG. OO13.001.01.2
Sebab-sebab kecelakaan
Kriteria LOG. OO13.001.01.2.1
Mengetahui bahwa Kecelakaan menyebabkan lima jenis kerugian
Ada lima jenis kerugian yang di akibatkan oleh kecelakaan antara lain :
1) Kerusakan
2) Kekacauan organisasi
3) Keluhan dan kesedihan
4) Kelainan dan cacat
5) Kematian
Kriteria LOG. OO13.001.01.2.2
Menganalisis untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaanDisamping keselamatan kerja, setiap kecelakaan harus dianalisis untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut, akibat, dan langkah yang harus diambil untuk pencegahan kecelakaan tersebut.
Kriteria LOG. OO13.001.01.2.3
Tanggung jawab pekerja atau siswa terhadap K3
Pekerja atau siswa mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :
1 Harus mentaati peraturan dan intruksi yang benar dari atasannya
2 Bertindak benar dan tepat pada waktu terjadinya kecelakaan
3 Melaporkan segera, bila mana terjadi kecelakaan
4 Menyelidiki dan menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan atau kerusakan pada mesin
5 Bekerja dengan penuh konsentrasi dan hati-hati
Kriteria LOG. OO13.001.01.2.4
Memahami proses terjadinya api dan klasifikasi api dan macam-macam bahan pemadam kebakaran api 1. Proses terjadinya api
Proses terjadinya api adalah gabungan dari beberapa zat yang pada saat yang sama berada pada tempat yang sama yang disebabkan adanya 4 unsur, yaitu :
1) Oksigen
2) Panas
3) Bahan bakar
4) Reaksi kimia
2. Klasifikasi api
Klasifikasi berdasarkan jenis kebakarannya api dikelompokkan menjadi :
a. Api Kelas
Api kelas A ini digolongkan pada bahan-bahan seperti kayu, kertas, kain dan sejenisnya, dan jenis pemadam api kelas A ini adalah air, pohon-pohon berair.
b. Api kelas
Api kelas B terdiri dari bahan-bahan cair, misalnya : Aspal, bensin, alcohol, dan sejenisnya. Dan jenis pemadam api kelas B ini diperlukan : CO2, kimia kuning, busa, serbuk. Tapi jangan pernah memakai air.
c. Api kelas
Api kelas C ini terdiri dari bahan baker gas seperti, gas asetilin, karbit, LPG, juga listrik akibat dari energi listrik dan sejenisnya. Dan jenis pemadam api kelas C adalah dengan cara, segera menutup sumber bahaya, bila tidak terkendali minta bantuan pihak pemadam kebakaran.
d. Api kelas
Api kelas D terdiri dari bahan-bahan jenis logam seperti : magnesium, titanium, natrium, alumunium, kalsium, sodium, litanium. Dan ini untuk memadamkannya hanya petugas khusus yang sudah terlatih yang boleh menanganinya.
3. Macam-macam alat Pemadam Kebakaran apia. Air bertekanan anti beku udara dan gas
b. Alat pemadam busa yang terbuat dari dua buah campuran kimia yang ada pada dua ruangan yang terpisah :
Ruang dalam berisi air dan alumunium sulfat atau ammonium sulfat
Ruang luar terdiri dari sodium karbonat dan stabilisator busa
c. Alat pemadam dengan CO2 berbentuk cairan dan gas bertekakan
d. Alat pemadam dengan kimia kering, ini di dalam tabung berisikan Nitrogen kering atau Co2 kering.
Kriteria LOG. OO13.001.01.2.5
Dapat melakukan dan memahami K3 dalam menghadapi kecelakaan arus listrik.
Listrik merupakan sumber energi yang penting dalam teknologi mekanik, tapi bisa juga merupakan sumber malapetaka. Maka dari itu sangat penting untuk dapat melakukan dan memahami K3 dalam menghadapi kecelakaan arus listrik supaya tidak terjadi kecelakaan yang lebih parah.Elemen LOG.OO13.001.3
Pencegahan
Kriteria LOG.OO13.001.3.1
Peraturan Perundangan
Yaitu ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, kontruksi, perawatan, dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan guru, latihan, supervisi medis, P3K dan pemeriksaan kesehatan.
Kriteria LOG.OO13.001.3.2
Pengawasan
Pengawasan yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.
Kriteria LOG.OO13.001.3.3
Penelitian bersifat teknik
Penelitian bersifat teknik yang meliputi sifat-sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat perlindunngan diri, penelitian tentang peledakan gas dan debu, atau penelaahan bahan-bahan dan desian paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya.
Kriteria LOG.OO13.001.3.4
Latihan-latihan
Yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja khususnya bagi tenaga kerja yang baru, dalam keselamatan kerja.
Kriteria LOG.OO13.001.3.5
Asuransi
Yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang dibayar oleh perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.
Kriteria LOG.OO13.001.3.6
Usaha Keselamatan pada tingkat perusahaan
Yaitu yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaanlah kecelakaan-kecelakaan terjadi, sedangkan pola-pola kecelakaan pada suatu perusahaan sangat tergantung kepada tingkat kesadaran akan keselamatan kerja oleh semua pihak yang bersangkutan.
Elemen LOG.OO13.001.4
Melakukan Pertolongan Pertama / DaruratKriteria LOG.OO13.001.4.1
Mengetahui cara melakukan pertolongan secara tepat, cepat dan akurat.
Pertolongan pertama pada korban kecelakaan harus dilakukan dengan cepat serta tepat dan akurat untuk mencegah keadaan korban menjadi lebih parah.
Kriteria LOG.OO13.001.4.2
Menyelamatkan diri sendiri
Dalam menyelamatkan korban kita harus ingat akan keselamatan diri sendiri jangan sampai ikut menjadi korban pada saat proses pertolongan ingat apakah aman untuk untuk menolong korban?Kriteria LOG.OO13.001.4.3
Pertolongan dilakukan dengan tenang / jangan panik
Dalam melakukan pertolongan kita tidak boleh panik untuk mencegah dari kesalahan cara penanganan korban yang dapat berakibat fatal pada si korban. Tenang tapi cekatan serta tetap berfikir kreatif dan cerdas.
Kriteria LOG.OO13.001.4.4
Melakukan P3K terhadap korban sebelum ditangani dokter / rumah sakit
Yaitu pertolongan pertama yang diberikan untuk meringankan penderitaan si korban serta untuk mencegah keadaan korban menjadi lebih parah sebelum ditangani oleh pihak rumah sakit / dokter.
Kriteria LOG.OO13.001.4.5
Perlunya ditindak lanjuti penanganan oleh dokter atau rumah sakit
Pertolongan pertama dalam kecelakaan harus dilakukan, tetapi tetapi perlu ditindak lanjuti penaganannya oleh dokter / rumah sakit agar keadaan korban tidak menjadi bertambah parah yang dapat mengakibatkan keadaan yang lebih patal dari penderita yang diakibatkan oleh kecelakaan tersebut. Karena ditangani oleh ahlinya.2.3.6. Batasan Variabel
a.Batasan Konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat.
b.Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:
2.1. Kebutuhan-kebutuhan Keselamatan pekerjaan ditentukan berdasarkan spesifikasi dan atau instruksi.
2.2. Menentukan lokasi tempat kerja berdasarkan pola terjadinya kecelakaan.
c.Pelaksanaan K3 harus memenuhi:
3.1. Undang-undang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
3.2 Ketentuan di bidang industri.3.3 Memahami cara Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat.d.Sumber-sumber dapat termasuk:
4.1. Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat.
e.Kegiatan:
Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus meliputi
5.1. Memelihara dan Memeriksa kelayakan peralatan / perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat.
f.Persyaratan khusus:
Memahami penggunaan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan cara Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat.
g. Variabel terapan lainnya meliputi:
Pengujian kelayakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) (masa kadaluarsa perlengkapan atau bahan)
2.3.7. Panduan Penilaian
1. Konteks:
1.1. Pengetahuan dan keterampilan dasar dapat dinilai melalui praktek pertolonga pertama / darurat dan teorinya.
1.2. Penilaian keterampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi.
1.3. Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung.
1.4. Kemampuan dinilai sesuai dengan konteks dari kualifikasi yang telah diperlihatkan.2. Aspek-aspek penting:
Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut:
2.1. Memeriksa dan memastikan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat digunakan.
2.2. Dapat menerapkan dan menggunakan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) seuai prosedur/standar.
2.3. Dapat Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat
3. Pengetahuan dasar:
3.1. Undang-undang K3
3.2. Prosedur pemeliharaan, penggantian alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
3.3. Prinsip-prinsip kerja alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
3.4. Persyaratan keselamatan diri
3.5. Persyaratan keamanan perlengkapan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
3.6. Persyaratan Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat.
4. Penilaian praktek:
4.1. Mengakses, memahami dan menerapkan cara melakukan pertolongan pertama / darurat.
4.2. Menggunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar dan aman
4.3. Menguji, memeriksa dan mengevaluasi perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
4.4. Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat dengan simulasi
5. Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan:
5.1. Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan keterampilan seseorang diawasi secara berkala oleh pengawas
5.2. Melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas
5.3. Melaksanakan tugas kompleks non rutin sehingga dapat mandiri.
5.4. Melakukan Pertolongan Pertama / Darurat dengan simulasi korban sesama teman.
2.3.8. Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental pengenalan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan cara melakukan pertolongan pertama/darurat.
2.3.9. Kompetensi Kunci
Tingkat Kemampuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai kompetensi ini adalah:
TingkatKarakteristik
1Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor
2Melakukan tugas-tugas yang lebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara otonom supervisor melakukan pengecekan
3Melakukan aktifitas-aktifitas kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan bertanggung jawab pada pertolongan pertama/darurat yang dilakukan.
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.
Pengamatan terhadap tugas praktik
a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
3.2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.
BAB IV
MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA/DARURAT
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan atau tidak suatu kegiatan pekerjaan yang mungkin dapat terjadi kepada si pekerja maupun kepada orang lain, mesin, alat dan lingkungan kapan saja dan dimana saja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berada di Indonesia sejak jaman penjajahan belanda pada tahun 1910 dan VRS (Veiligheids Recht Staatsblad) No. 406 dan selanjutnya setelah Negara Republik Indonesia merdeka maka untuk mewujudkan kesejahteraan dan kelancaran baik itu untuk para pekerja (karyawan) dan pengusaha maka di buat undang undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang di undangkan pada tanggal 12 Januari 1970 dengan lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1 penjelasan atasan undang undang ini diterbitkan dalam tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918.
Undang undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tahun 1970 ini terdiri dari 11 BAB dengan 18 Pasal. Selain UU 1970, pelaksanaan pedoman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini diatur dalam peraturan-peraturan pemerintah lainnya yang tujuannya adalah memberikan batasan dan perlindungan pada penguasa, para pekerja dan masyarakat lingkungannya sehingga tercipta suatu stabilitas ekonomi dan keamanan hidup secara nasional seperti :
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Th. 1984 tentang pola kompani Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
No. Per-01/Men/1981. tentang kewajiban melaporkan penyakit akibat kerja
No. Per-02/Men/1982. tentang pelayanan kesehatan kerja
4. Surat-surat edaran No. SE.01/Men/1978. tentang Iklim kerja dan kebisingan di tempat kerja.
Undang-undang yang diundangkan tahun 1970 terdiri 11 BAB, 18 pasal.
BAB I. Tentang Istilah-istilah
BAB II. Tentang Ruang Lingkup
BAB III. Tentang Syarat-syarat Keselamatan Kerja
BAB IV. Tentang Pengawasan
BAB V. Tentang Pembinaan
BAB VI. Tentang Panitia Pembinaan K3
BAB VII. Tentang Kecelakaan
BAB VIII. Tentang Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
BAB IX. Tentang Kewajiban Bila Memasuki Tempat Kerja
BAB X. Tentang Kewajiban Pengawas
BAB XI. Tentang Ketentuan-ketentuan Penutup
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K 3)
UNIT. LOG. OO13. 001. 01
KESELAMATAN UMUM
Keselamatan umum adalah keselamatan yang menyangkut semua aspek dalam semua pekerjaan, baik itu di darat, laut, ataupun udara, yang kaitannya dengan keselamatan setiap orang dari bahaya pekerjaan selama ia bekerja. Secara umum bila mengerjakan suatu pekerjaan apapu jenisnya, dia harus disiplin dengan menggunakan alat pangaman/pelindung agar terhindar dari kecelakaan.
Banyak pekerjaan mendapat kecelakaan dalam praktek maupun dalam latihan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Ketidak sempurnaan alat-alat;
b. Ketidak sempurnaan pakaian kerja;
c. Tidak sadar akan keadan diri sendiri;
d. Tidak sadar akan keadaan diri sendiri;
e. Tidak disiplin dalam memperlakukan alat-alat;
f. Kurang hati-hati, dan tidak kinsentrasi pada pekerjaan;
g. Tidak paham dan tidak menguasai cara kerja suatu mesin/alat;
h. Kurang pertimbangan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Keselamatan kerja adalah selamatnya anak didik/pekerja, jika praktek pada bengkel atau karyawan suatu perusahaan, juga selamatnya alat-alat dan mesin-mesin serta lingkungan di sekitar tempat kerja.
Alat-alat keselamatan kerja pada bagian mesin antara lain:
1. Pakaian kerja atau baju pelindung;
2. Safety shoes
3. Topi atau helm
4. Sarung tangan (Gloves)
5. Kacamata
6. Masker
DISIPLIN PRIBADI
Setiap pekerja dalam suatu industri harus mempunyai disiplin pribadi seperti:
Disiplin terhadap waktu kerja
Disiplin terhadap janji, baik pribadi maupun dalam pekerjaan
Disiplin dalam menempatkan sesuatu kebenaran pada tempatnya
Tidak menyimpang dari apa yang ditugaskan
Hormat baik pada atasan maupun bawahan.
Kita harus ingat:
a. Kecelakaan sekecil apapun, harus ditindak, diselidiki, dan dipelajari agar tidak terulang lagi.
b. Dengan disiplin pribadi, segala sesuatu akan dicapai dengan sukses.
PENYUSUNAN YANG BAIK DI BENGKEL Bengkel dalam suatu industri sangat dominan dalam melakukan berbagai kegiatan teknik atau mekanik. Menempatkan mesin-mesin, bangku kerja, penyimpanan alat-alat, rak, dan yang lainnya, bahkan untuk mengawasi dan melakukan teknik/ administrasi dapat dilaksanakan di bengkel tersebut.
Agar para siswa atau pekerja dapat bekerja dengan nyaman maka hendaklah memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kebisingan
2. Faktor radiasi
3. Cuaca Kerja
4. Penerangan
5. Sirkulasi udara
Usaha menghindari kecelakaan di tempat kerja (Mesin)
Pemeliharaan keamanan, merupakan usaha untuk menghindari kecelakaan. Masalah yang harus diperhatikan dalam pemeliharan keamanan kerja pada bagian mesin adalah:
a. Pemeliharaan lingkungan kerja
b. Pemeliharaan mesin dan peralatan serta bahan yang dugunakan
c. Pemeliharaan keadaan/kondisi karyawan
d. Pemeliharaan tata cara kerja.
Sikap yang harus diperhatikan oleh pekerja/ siswa dalam melaksanakan tugasnya antara lain:
1. Setiap pekerja/siswa bertugas sesuai dengan pedoman penuntun yang diberikan
2. Setiap kecelakaan atau kegiatan yang merugikan harus segera dilaporkan kepada atasan/instruktur.
3. Setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.
4. Semua peralatan dan perlengkapan K-3 harus dipakai bila diperlukan.
5. Setiap pekerja harus saling mengingatkan akan perbuatan/kondisi yang membahayakan.
KERUGIAN YANG DITIMBUKAN AKIBAT KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan di tempat kerja disebabkan oleh berbagai macam factor, apapun factor dari kecelakaan tersebut tetap akan dapat menimbulkan kerugian baik bagi perusahaan maupun pribadi.kerugian-kerugian tersebut dapat diukur dengan besarnya biaya yang dikeluarkan bagi terjadinya kecelakaan. Sedangkan kerugian akibat kecelakaan dibagi dalam 5 jenis kerugian yaitu:1) Kerusakan
2) Kekacauan organisasi
3) Keluhan dan kesedihan
4) Kelainan dan cacat
5) Kematian
AKTIVITAS KESELAMATAN KERJA DALAM BENGKEL/PERUSAHAAN1. Pengenalan pekerja/siswa baru
Agar penempatan pegawai/siswa tepat sesuai dengan jenis pekerjaan/bidangnya, maka sebaiknya calon-calon pegawa/siswa diseleksi menggunakan tes-tes psikoteknik dan pemeriksaan kesehatan
2. Organisasi Keselamatan Kerja
Bagi perusahaan/bengkel yang mengutamakan keselamatan kerja harus mempnyai organisasi yang baik dan mencerminkan keterlibatan semua fihak.
3. Analisis keselamatan Kerja
a. Organisasi
Tindakan perusahaan/bengnkel dalam pembinaan dan pengendalian keselamatan kerja merupakan tanda sejauh manajemennya mengenal titik-titik kelemahan dalam system perusahaan itu.
b. System mengenali masalah dan bahaya
dalam mengenali masalah dan bahaya yang dihadapi pekerja/ siswa melalui;
analisa keselamatan kerja
contoh-contoh keselamatan kerja
teknik Critical Incident yang mungkin atau telah terjadi
c. Analisis kecelakaan kerja
disamping keselamatan kerja, setiap kecelakaan harus dianalisis untuk mengetahui penyebab kecelakan tersebut.
Tanggung jawab karyawan/siswa
Para pekerja/siswa harus mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
1. Harus mentaati peraturan dan instruksi yang benar dari atasan/instruktur.
2. Bertindak benar dan tepat pada waktu terjadi kecelakaan
3. Melaporkan segera, bilama terjadi kecelakaan
4. Menyelidiki dan menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan atau kerusakan pada mesin.
5. Bekerja dengan penuh konsentrasi dan hati-hati
KESELAMATAN KERJA BAGIAN MESIN DALAM MENGHADAPI KEBAKARAN
1. Proses Terjadinya Api
Api adalah gabungan dari beberapa zat yang berada pada tempat dan saat yang sama.
Proses terjadinya api disebabkan adanya 4 (empat) unsur, yaitu:
Oksigen
Panas
Bahan Bakar
Reaksi Kimia
2. Klasifikasi Api
Berdasarkan jenis bakarannya api dikelompokan menjadi:
A. API KELAS A
Api kelas A ini digolongkan pada bahan-bahan seperti kayu, kertas, kain dan sejenisnya. Jenis pemadaman api kelas A ini adalah dengan menggunakan air, pepohonan berair.
B. API KELAS B
Api bahan bakar B terdiri dari bahan bakar cair, misalnya: Aspal, Bensin, Alkohol, Thiner dan sejenisnya. Untuk memadamkan api kelas B ini diperlukan Co2, kimia kering, busa, serbuk, halon, tapi jangan pernah memakai air.
C. API KELAS C
Terdiri dari bahan bakar gas seperti gas asetilen, karbit, LPG, jugalistrik akibat dari energi listrik dan lain-lain yang sejenis. Jenis pemadam untuk api kelas C adalah dengan cara segera menutup sumber bahaya, bila tidak terkendali minta bantuan pihak Dinas Pemadam Kebakaran, utnuk pemadam alat-alat listrik dengan karbontetrachlor, klro brometan, Co2.
D. API KELAS D
Terdiri dari bahan bakar jenis logam seperti magnesium, Natrium, Kalium, Alumunium, Sodium, Litanium, Titanium. Untuk memadamkannya hanya petugas khusus yang terlatih yang boleh menanganinya.
3. Macam alat pemadam kebakaran
a. Air bertekanan
Pada alat ini berisi air bertekanan anti beku udara dan gas
b. Alat pemadam busa
Alat ini bekerja dengan dua buah campuran kimia yang ada pada dua ruang yang terpisah.
Ruang dalam berisi air dan alumunium Sulfat (AlSO(), atau Amonium Sulfat
Ruang luar terdiri dari Sodium Karbonat dan stabilisator busa, atau dengan Natrium Bikarbonat dan stabilisator busa.
c. Alat pemadam dengan Co2
Pemadam ini berisi cairan CO( dan gas bertekanan
d. Alat pemadam dengan kimia kering
Dalam tabung ini diisi Nitrogen Kering atau CO( kering.
Memahami Keselamatan Kerja dalam menghadapi kecelakaan arus listrik.
Listrik merupakan sumber energi yang penting dalam teknologi mekanik, tapi bisa juga merupakan sumber malapetaka.
Contoh bahaya saat terkena arus listrik antara lain :
1. Menyebabkan otot kontraksi, saat mengenai tubuh.
2. Dapat menyebabkan kerusakan jaringan, pembekuan pada pembuluh darah, merusak otak,
3. Serta dapat menyebabkan kelumpuhan pada otot pernapasan dan jantung. Sehingga dapat myebabkan pingsan atau shock atau kematian segera.
PROSEDUR MELAKUKAN PERTOLONGAN PERTAMA / DARURAT
Pertolongan pertama / darurat lebih dikenal dengan sebutan P3K berguna untuk menolong korban sebelum ditindak lanjuti oleh pihak rumah sakit atau dokter, berikut ini adalah cara-cara umum melakukan P3K oleh penolong :
1. Penolong mengamankan diri sendiri sebelum menolong orang lain.
2. Amankan korban dari tempat kejadian
3. Tandai tempat kejadian
4. Usahakan menghubungi rumah sakit / dokter terdekat
5. Tindakan dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat.
Cara-cara penanganan korban kecelakaan
Korban dalam keadaan tidak sadar
1. Baringkan korban dengan posisi kaki diganjal bantal.
2. Longgarkan pakaian, celana dan dasi.
3. Membuka jalan napas (pernapasan buatan)
4. Beri rangsangan dengan wangi-wangian.
5. Ambil tindakan proses pemulihan.
Cedera Kepala dan Patah Tulang
1. Pindahkan korban dari tempat kejadian
2. Respirasi ( mempertahankan jalan napas agar tetap stabil)
3. Membersihkan mulut dan hidung dari darah dan muntahan (apabila cedera kepala)
4. Hentikan pendarahan dengan cara menekan luka dengan kuat.
5. Usahakan tekanan darah stabil
6. Apabila ada yang patah pasang Bidai untuk fixsasi.
7. Usahakan menghubungi rumah sakit / dokter terdekat
Cara mengatasi pendarahan akibat luka.
1. Letakkan bagian yang luka lebih tinggi dari badan.
2. Bersihkan luka dari kotoran dengan menggunakan rivanol atau kain bersih.
3. Lakukan penekanan pada luka 15-20 Menit sampai terfixsasi sehingga pendarahan terhenti.
4. Balut luka agar terhindar dari kotoran dan debu.
Tindakan umum korban luka bakar
1. Dinginkan daerah yang terkena panas segera dengan menggunakan air yang mengalir. (jangan menggunakan air es)
2. Jangan menarik kain yang melekat disekitar luka bakar.
3. Segera panggil paramedis. Atau ambulans untuk dibawa ke rumah sakit.
Cara melakukan tindakan pertolongan korban terkena arus listrik
1. Tidak menyentuh korban sampai ia benar-benar terpisah dari arus listrik.
2. Menghentikan hubungan dengan arus listrik.
3. Jika pernapasan berhenti, lakukan pernapasan buatan.
4. Jika tidak ada denyut jantung, lakukan pijat jantung.
5. Segera rujuk ke rumah sakit terdekat apabila korban shock berat.
6. Apabila korban shock tegangan tinggi, jauhkan orang-orang di sekitar korban. Kemudian lanjutkan pertolongan yang diperlukan.
Gunakan perlengkapan K3
Rambu-rambu darurat
Lindungi Kepala Anda dengan Alat K3
Ketahuilah Letak/Tempat Alat K3
Gambar petunjuk melakukan Pertolongan pertama / Darurat
Gambar pengangkatan korban kecelakaan
Teknik pengangangkatan korban ini memerlukan paling sedikit 3 orang penolong, berikut ini langkah-langkah cara pengangkatan korban kecelakaan :
1. Ketiga penolong berlutut disamping korban, jika mungkin beradalah disisi yang paling sedikit cedera.
2. Penolong pertama menyisipkan satu lengan di bawah leher dan bahu lengan dengan lengan yang satu disisipkan di bawah punggung.
Penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita
Penolong ketiga menyisipkan satu lengan di bokong penderita dan lengan satunya dibawah lutut penderita.
3. Angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
4. teruskan dengan memiringkan korban ke dada penolong, lalu berdiri secara bersamaan dengan suatu perintah. Lalu melangkah kearah yang dikehendaki secara bertahap. (bersama-sama).
Cara balut membalut
Cara melakukan fiksasi pada sendi bahu
1) Siku rapat ke badan, lengan bawah diputar ke luar.
2) Siku didorong ke depan, merapat badan
3) Lengan dilipat ke dada
Tekan lobang hidung korban dan baringkan dan hembuskan nafas anda melalui mulut korban perlahan-lahan, kemudian hentikan dan amatilah, adakah pergerakan pada dada korban? (lakukan berulang-ulang sampai ada gerakan nafas pada dada korban)
Segera bawa ke rumah sakit untuk pengobatan selanjutnya.
Bila korban mengalami luka pada tempat-tempat yang mem bahayakan
Baringkan korban tersebut
Bagian tubuh yang luka dinaikkan bila mungkin
Segera panggil bantuan untuk membantu menolong korban
Tekan pinggiran luka, sehingga kelihatan lebih bersih kemudian balutlah dengan kain kasa atau kain yang bersih
Untuk luka-luka yang lebih besar balutlah dengan menggunakan kain perantara untuk menghisap pendarahan
Seringkali luka ditimbulkan di bengkel dan berakibat fatal, karena masuknya benda berbahaya seperti debu atau beram kedalam badan
Sebab itulah luka tersebut harus ditangani secara khusus sebelum di balut
Caranya :
Pertama-tama luka dibersihkan dengan air bersih, untuk menghilangkan kotoran pada luka
Tekan luka tadi dengan kain spons yang sudah dibasahi air, biarkan penekanan selama 10-15 menit atau kurang dari itu
Balutlah dengan kain pembalut seperti dalam gambar disamping
Begitu juga bila luka terjadi pada mata, segera berikan pertolongan dan segera pula bawa ke rumah sakit untuk penanganan berikutnya
Para petugas di ruang pertolongan pertama harus benar-benar terlatih dalam menangani luka-luka secara benar
Bila tidak ada petugas khusus untuk menangani P3K, hendaknya orang yang merawat korban harus mempunyai dasar pengetahuan tentang praktek medis
Setiap luka baik ringan atau berat harus ditanggulangi dengan serius dan jangan ditunda-tunda karena akan berakibat fatal
Demikian juga penggunaan kain pembalut memerlukan keterampilan khusus atau dengan mempelajari buku pedoman mengenai cara melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
GAMBAR PETUNJUK PERTOLONNGAN PERTAMA/DARURAT KORBAN LUKA BAKAR.
GAMBAR PETUNJUK PERTOLONNGAN PERTAMA / DARURAT KORBAN TERKENA ARUS LISTRIK
Berikut adalah petunjuk langkah-langkah menolong korban yang terkena aliran listrik.
Tindakan Penyelamatan.Guna menolong orang yang terkena aliran listrik maka tindakan penyelamatan berikut ini hendaknya diperhatikan dan dipelajari.
Memutuskan tombol utama atau,
Memisahkan si penderita dengan bantuan sebatang kayu panjang yang kering, bila tidak menemukan tombol utama.
Kemudian lakukan tindakan-tindakan berikut ini seandainya si korban pingsan.
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1. Sumber Daya Manusia
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk:a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan:a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Teman kerja/sesama peserta pelatihan
Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
5.2. Sumber-sumber Perpustakaan
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi:1. Buku referensi (text book)
2. Lembar Kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh Tugas Kerja
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan:Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
Judul
Pengarang
Penerbit
Tahun terbit
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
::
:
:Keselamatan Kerja Polman (ITB) Bandung
Polman (ITB) Bandung
1992
Keselamatan Kerja dan pencegahan kecelakaanSumamur P.K, M.Sc.CV. Haji Mas Agung1981Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Di Rumah dan Di Tempat KerjaDrg. Ircham Machfoedz, MS. Dkk
Fitramaya2005Pedoman Pertolongan PertamaPMI
PMI
Edisi Kedua
5.3. Daftar Peralatan Pertolongan Pertama / Darurat
a. Kotak P3K dan isinya
b. Tabung pemadam kebakaran
c. Alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) lainnya yang dianggap perlu
d. Tandu
e. Mitela
f. Spalk / Bidai
Penganan luka
Luka terbuka
Seperempat jam
Mata
PAGE