lkj dayasos - sikapdaya.kemsos.go.idsikapdaya.kemsos.go.id/uploads/downloadable_file/...lkj 2019...
TRANSCRIPT
LKj2019Dayasos
i
Kata Pengantar
LKj merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana tertuang pada Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara lebih teknis, LKj disusun dengan
mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja instansi Pemerintah. Secara rinci LKj
ini memuat uraian secara garis besar tentang tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, perencanaan kinerja,
capaian kinerja setiap sasaran kegiatan strategis sesuai dengan hasil pengukuran kinerja, serta analisis kinerja dan realisasi
anggaran.
Lkj Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Tahun 2019 diharapkan dapat memberi informasi yang komprehensif kepada
pihak-pihak terkait dan masyarakat pada umumnya. Ke depan LKj ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
penyempurnaan rencana dan pelaksanaan Program Pemberdayaan Sosial.
Jakarta, Januari 2020
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial
Pepen Nazaruddin
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas limpahan karunia Tuhan Yang
Maha Esa sehingga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Sosial Tahun 2019 selesai disusun tepat pada waktunya. Laporan
Kinerja (LKj) merupakan bagian dari transparansi pemerintah dan
wujud akuntabilitas dalam kerangka mencapai good governance dan
menuju cita-cita menjadi world class government pada 2024.
LKj2019Dayasos
ii
Daftar Isi
01
i Kata Pengantar
ii Daftar Isi
iii Ringkasan Eksekutif
iv Program Prioritas Nasional
BAB I PENDAHULUAN 2 Latar Belakang
3 Gambaran Umum Organisasi
4 Aspek Isu Strategis
9 Isu Strategis Organisasi
9 Sistematika Penyajian
11 BAB II PERENCANAAN KINERJA 12 Perencanaan Strategis
13 Perjanjian Kinerja Tahun 2019
17 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 18 Capaian Kinerja Tahun 2019
20 Indikator Kinerja 1
23 Indikator Kinerja 2
29 Indikator Kinerja 3
33 Indikator Kinerja 4
36 Indikator Kinerja 5
41 Capaian Anggaran Tahun 2019
43 Dukungan Manajemen dan Pelayanan Teknis lainnya
47 Inovasi Tahun 2019
53 Monitoring dan Evaluasi Tahun 2019
61 BAB IV PENUTUP 62 Kesimpulan
62 Saran
DAFTAR ISI
LKj2019Dayasos
iii
Laporan Kinerja Tahun 2019 Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial memberikan informasi capaian kinerja selama tahun 2019 yang dapat dilihat dari 2 sasaran
strategis sesuai dengan Perjanjian Kinerja 2019. Capaian kinerja tersebut dapat diukur melalui 5 indikator kinerja (IK).
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya penyelenggaraan
kesejahteraan sosial yang
partisipatif
Persentase (%) PSKS perorangan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
IK 1 Target:
70%
Realisasi: 100%
Capaian: 142.86%
Persentase (%) PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
IK 2 Target:
80%
Realisasi:
99.33% Capaian:
124.16%
Persentase (%) sumber dana bantuan sosial masyarakat yang dikelola untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial
IK 3 Target:
75%
Realisasi:
133.63% Capaian:
178.18%
Persentase (%) peningkatan pihak yang berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial
IK 4 Target:
1%
Realisasi:
12.99% Capaian:
1.299%
Sasaran Strategis 2
Meningkatnya kemandirian
warga KAT dalam pemenuhan
kebutuhan dasar
Persentase (%) warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya
IK 5 Target:
45.55%
Realisasi:
97.57% Capaian:
214.20%
Realisasi Anggaran
Tahun 2019
Realisasi 2019 Rp505.989.236.755,-
Alokasi 2019 Rp522.514.236.000,-
96,84%
RINGKASAN EKSEKUTIF
LKj2019Dayasos
iv
Komunitas Adat Terpencil (KAT) merupakan warga negara yang belum diregistrasi dan masuk dalam kategori kelompok rentan. Warga KAT pada umumnya belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, pangan, papan).
SLRT adalah Sistem layanan yang mengidentifikasi kebutuhan dan keluhan fakir miskin dan orang tidak mampu serta melakukan rujukan kepada pengelola
program penanganan fakir miskin dan orang tidak mampu di pusat dan daerah.
Puskesos adalah tempat yang berfungsi untuk melakukan kegiatan pelayanan sosial bersama secara sinergis dan terpadu antara kelompok masyarakat dalam komunitas yang ada di desa/kelurahan/nama laindalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
TKSK adalah seseorang yang diberi tugas, fungsi, dan kewenangan oleh Kementerian Sosial dan/atau dinas/ instansi sosial provinsi, dinas/instansi sosial kabupaten/kota selama jangka waktu tertentu untuk melaksanakan dan/atau membantu penyelenggaraan kesejahteraan sosial sesuai dengan wilayah
penugasan di kecamatan
Program
PRIORITAS NASIONAL Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial
Komunitas Adat Terpencil
Sistem Layanan Rujukan Terpadu
Pusat Kesejahteraan Sosial
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
Target : 2.099 KK
Realisasi: 1.997 KK
95.14% 100% 100% 100%
Target : 150 Kab/Kota
Realisasi: 150 Kab/Kota
Target : 300 Desa/Kel
Realisasi: 300 Desa/Kel
Target : 7.201 org
Realisasi: 7.201 org
Pemberdayaan KAT Penumbuhan & Pengembangan
SLRT
Penumbuhan & Pengembangan
Puskesos
Pemberdayaan TKSK
PROGRAM PRIORITAS
LKj2019Dayasos
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
C. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
D. ISU STRATEGIS ORGANISASI
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
1
LKj2019Dayasos
2
A. LATAR BELAKANG
Laporan Kinerja Tahun 2019 mengacu pada Permenpan RB Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015
tentang Organiasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Sosial Nomor 22 Tahun 2018, Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan sosial.
Pemberdayaan sosial merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
kesejahteraan sosial untuk mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial harus menerapkan asas akuntabilitas. Setiap kegiatan
yang telah dilaksanakan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial harus
dipertanggungjawabkan kepada stakeholder sesuai dengan rencana kerja
yang telah ditetapkan serta berdasarkan penggunaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN). Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Akuntabilitas salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan
Kinerja (LKj).
Pemberdayaan sosial dimaksudkan
untuk memberdayakan seseorang, keluarga,
kelompok, dan masyarakat yang mengalami
masalah kesejahteraan sosial agar mampu
memenuhi kebutuhannya secara mandiri. dan
meningkatkan peran serta lembaga dan/atau
perseorangan sebagai potensi dan sumber
daya dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial.
LKj ini sebagai sarana pertanggungjawaban atas pelaksanaan program,
kegiatan, dan anggaran selama Tahun 2019 dan sebagai sarana evaluasi atas
pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dalam
peningkatan kinerja tahun berikutnya.
LKj Tahun 2019 menyajikan beberapa hal sebagai berikut:
Uraian singkat
organisasi Rencana dan target
kinerja yang
ditetapkan
Hasil capaian dan
analisis kinerja untuk
setiap sasaran
strategis atau hasil
program
Perbandingan
capaian dengan
tahun sebelumnya
Program Inovasi
Tahun 2019
Alokasi dan Realisasi
Anggaran
PENDAHULUAN
#3-9
#11-16
#17-42
#44-49
#17-42
#50-57
LKj2019Dayasos
3
Tugas
Fungsi
B. GAMBARAN UMUM
ORGANISASI.
1. Kedudukan
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial adalah Unit Kerja Eselon I di
Kementerian Sosial dipimpin oleh Direktur Jenderal yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri Sosial RI.
2. Tugas dan Fungsi
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pemberdayaan sosial sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Sosial, Pasal 322)
a. Perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan sosial seseorang,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah
kesejahteraan sosial, dan lembaga dan/atau perseorangan sebagai
potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat
terpencil;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan sosial seseorang,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang mengalami masalah
kesejahteraan sosial, dan lembaga dan/atau perseorangan sebagai
potensi dan sumber daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat
terpencil;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pemberdayaan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan
lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber
daya kesejahteraan sosial, serta komunitas adat terpencil;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pemberdayaan sosial seseorang, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan
lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya
kesejahteraan sosial, serta komunitas adat terpencil;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan
sosial seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
mengalami masalah kesejahteraan sosial, dan lembaga dan/atau
perseorangan sebagai potensi dan sumber daya kesejahteraan
sosial, serta komunitas adat terpencil;
f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Sosial; dan
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
(Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015, Pasal 323 Ayat (1))
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial
menyelenggarakan fungsi di bidang kepahlawanan,
keperintisan, kesetiakawanan, dan restorasi sosial. (Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015
Pasal 323 Ayat (2)).
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial juga
melaksanakan program di bidang Sistem Layanan
Rujukan Terpadu dan Pusat Kesejahteraan Sosial
dalam rangka menjamin pelaksanaan perlindungan
sosial dan penanggulangan kemiskinan tepat sasaran
sebagaimana tercantum dalam Permensos Nomor 22 Tahun 2018.
PENDAHULAUN
LKj2019Dayasos
4
PENDAHULUAN
3. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Sosial yang telah diubah terakhir dengan
Permensos Nomor 22 Tahun 2018, struktur organisasi
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial adalah sebagai
berikut:
C. ASPEK ISU STRATEGIS
➢ Melaksanakan fungsi Kementerian Sosial RI di bidang pemberdayaan sosial melalui perumusan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan.
➢ Merupakan satu-satunya unit kerja secara nasional yang memberikan pandangan, pemikiran, dan
konsep di bidang pemberdayaan sosial.
➢ Memastikan kebijakan, arahan, keputusan dan instruksi Menteri Sosial terkait norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang pemberdayaan sosial baik perseorangan dan lembaga, komunitas
masyarakat, penanaman nilai kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan dan restorasi sosial
maupun pengelolaan sumber dana bantuan sosial dirumuskan dan dilaksanakan dengan baik oleh
para stakeholdernya, terutama kebijakan dan program yang diarahkan dan menjadi perhatian
Presiden.
➢ Memberikan konstribusi terhadap keberhasilan pelaksanaan program prioritas nasional seperti
Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT), Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), Pemberdayaan
Komunitas Adat Terpencil (PKAT) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
➢ Membantu Sekretaris Jenderal melalui biro perencanaan dalam proses manajemen mulai dari
proses formulasi, implementasi, evaluasi sampai dengan terminasi kebijakan di bidang
pemberdayaan sosial
➢ Mendukung pelaksanaan tugas, fungsi dan program kesejahteraan sosial pada UKE I lain dalam hal
penyiapan SDM dan Lembaga dalam bentuk Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), dalam
kerangka partisipasi sosial
➢ Berperan dalam menghadapi isu-isu strategis terkait perumusan dan permasalahan program dan
kebijakan pemerintah di bidang pemberdayaan sosial maupun bidang kepahlawanan, keperintisan,
kesetiakawanan, dan restorasi sosial
➢ Mengantisipasi dan menyiapkan bahan yang akan dibahas dalam sidang, rapat atau pertemuan di
bidang pemberdayaan sosial yang dihadiri atau tidak dihadiri oleh Menteri serta menyiapkan
alternatif keputusan yang akan diambil
1. Aspek Peran dan Fungsi
Aspek Isu
Strategis 1
2
3 4
5 Peran & Fungsi
Sumber Daya
Manusia
Keuangan dan
Anggaran
Tata Laksana
Sarana & Prasana
LKj2019Dayasos
5
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan
salah satu faktor yang
berpengaruh dalam keberhasilan
kinerja di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial
untuk mencapai target sesuai
Rencana Kinerja Tahun 2019 yang
telah ditetapkan.
Pegawai Ditjen Pemberdayaan
Sosial Per 31 Desember 2019
299 orang
50
3632 34
56
Sekretariat Dit.PSPKKM Dit.PKAT Dit.PSDBS Dit.K2KRS
➢ Pegawai Ditjen Pemberdayaan Sosial berdasarkan satuan kerja
➢ Pegawai PNS Ditjen Pemberdayaan Sosial berdasarkan Jabatan
1 520
47
7
128
Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Fungsional Staf
➢ Pegawai PNS Ditjen Pemberdayaan Sosial berdasarkan jenjang pendidikan
➢ Pegawai PNS Ditjen Pemberdayaan Sosial berdasarkan jenis
kelamin
Aspek Sumber Daya Manusia
94
114
Perempuan
Laki-Laki
SD : 2 orang
SMP : 11 orang
SMA : 38 orang
DIII : 24 orang
DIV : 16 orang
S1 : 69 orang
S2 : 46 orang
S3 : 2 orang
69,57%;208 Org
30,43%;91 Org
PNS
PPNPN
LKj2019Dayasos
6
PENDAHULUAN
Anggaran Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial telah mengalami
perubahan dari alokasi awal. Perubahan alokasi tersebut dikarenakan
adanya beberapa perubahan diantaranya:
• Proses registrasi dan pengesahan penggunaan Dana Hibah Dalam
Negeri pada DIPA Direktorat Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial
sebesar Rp83.151.626.000,-. (Sesuai dengan PMK Nomor
230/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi Hibah, pada pasal 13 ayat 1).
• Realokasi anggaran pada Dit. K2KRS untuk perluasan area makam
TMPN Utama Kalibata Tahap II sebesar Rp10.000.000.000,-.
Aspek Keuangan dan Anggaran
Alokasi Anggaran
Ditjen Pemberdayaan Sosial 2019
Rp522.514.236.000,-
Rp429.362.610.000,-
Rp433.281.690.000,-
Rp448.775.961.000,-
Rp458.775.961.000,-
Rp473.499.305.000,-
Rp488.756.045.000-
Alokasi
Anggaran Pengesahan
Hibah I Rp3.919.080.000,-
Pengesahan Hibah II
Rp15.494.271.00
0,-
Realokasi Anggaran
TMPN Utama Rp10.000.000.000,-
Pengesahan Hibah III
Rp14.723.344.00
0,-
Pengesahan Hibah IV
Rp15.256.740.000
,-
Rp522.514.236.000,-
+ 6.91%
Pengesahan Hibah V
Rp33.758.191.000,
-
+ 0.91% + 3.58%
+ 2.23%
+ 3.21%
+ 3.22%
LKj2019Dayasos
7
PENDAHULUAN
Dalam upaya melaksanakan tugas
dan fungsi organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien,
Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Sosial menetapkan suatu tata cara
pelaksanaan organisasi dalam hal
Standar Operasional Prosedur (SOP),
mekanisme kerja maupun sistem
kerja. Adapun tata laksana yang ada
di Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial antara lain:
• Struktur, yakni prosedur atau tata cara yang mengatur
hubungan kerja antar unit dan antar hirarki dalam organisasi, seperti
koordinasi, komunikasi dan pertanggungjawaban, contohnya SOP
Laporan Kinerja
• Sumber daya, yakni prosedur pemanfaatan sumber daya dalam
organisasi, seperti prosedur penggunaan keuangan, pemanfaatan
bahan kerja, contohnya SOP Penatausahaan Perbendaharaan dan
Pembukuan
• Pegawai, yakni prosedur terkait pengaturan waktu, dan sikap
perilaku pegawai dalam melaksanakan pekerjaan/tugas, contohnya
SOP Permohonan Cuti, SOP Pengusulan tanda Kehormatan Satya
Lencana Karya Satya
• Stakeholders, yakni prosedur terkait pengaturan interaksi dalam
proses pemberian pelayanan kepada stakeholders organisasi,
seperti pedoman standar pelayanan, tata cara penanganan
keluhan contoh SOP Media Informasi Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial
• Governance process, yakni tata cara pengambilan keputusan
dalam organisasi, contoh SOP Pengusulan Rancangan Keputusan
Menteri Sosial.
Aspek strategis yang ditekankan disini mencakup
upaya peningkatan sarana dan prasarana
pendukung yang dibutuhkan oleh Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial dalam mendukung
kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi sehari-hari, serta guna efisiensi,
efektivitas dan akuntabelnya pelaksanaan program pemberdayaan sosial.
Selain ruangan, perlengkapan dan alat pengolah data di kantor serta
kendaraan dinas, sarana dan prasarana pendukung lainnya antara lain:
1. Laman informasi kegiatan program
pemberdayaan sosial melalui website
(www.sikapdaya.kemsos.go.id), Instagram
(@ditjendayasos), facebook (Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial), twitter
(@ditjendayasos) dan Youtube.
Aspek Tata Laksana
Tahun 2019
1 dokumen SOP telah disusun dan
ditetapkan dalam upaya mendukung
mekanisme dan tata laksana
organisasi
Aspek Sarana dan Prasarana
Halaman informasi sikapdaya.kemsos.go.id
Akun Instagram
Ditjen Dayasos
Akun Twitter
Ditjen Dayasos Akun Facebook
Ditjen Dayasos Akun Youtube
Ditjen Dayasos
LKj2019Dayasos
8
2
3
4
5
6
2. Fasilitas pelayanan izin UGB dan
PUB secara online melalui
https://simppsdbs.kemsos.go.id
3. Implementasi aplikasi e-SABi
4. Aplikasi SIKS-NG Modul SLRT
5. Laman informasi dan update
data kepahlawanan melaui
website
https://direktoratk2krs.kemsos.
go.id
6. e-Letter sebagai penunjang
kinerja
LKj2019Dayasos
9
PENDAHULUAN
D. ISU STRATEGIS
ORGANISASI
Permasalahan-permasalahan yang menjadi isu strategis dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial adalah sebagai
berikut
a. Isu Strategis Mikro
b. Isu Strategis Makro
Pengembangan Sistem Layanan Rujukan Terpadu dan Pusat
Kesejahteraan Sosial.
Perluasan Areal / Lahan Taman Makan Pahlawan Nasional (TMPN)
Utama Kalibata, Pengembangan MPN sebagai Destinasi Wisata,
dan Relokasi MPN di Timur Leste.
Pola baru Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil.
Peningkatan partisipasi Dunia Usaha atau CSR dalam
penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
Uji coba penerapan program Kewirausahaan Sosial.
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian laporan kinerja Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Sosial Tahun 2019 mengacu pada Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 53
Tahun 2014, sebagai berikut:
IKHTISAR EKSEKUTIF
berisi uraian singkat singkat sasaran yang akan dicapai pada tahun 2019
dan hasil capaiannya
BAB I PENDAHULAN
berisi latar belakang, penjelasan umum organisasi, apsek isu strategis
dan isu strategis
BAB II PERENCANAAN KINERJA
berisi perjanjian kinerja Tahun 2019.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
berisi hasil pengukuran kinerja, capaian kinerja Tahun 2019 dan
analisisnya, realisasi kinerja RPJMN 2015-2019, faktor pendukung
keberhasilan kinerja, capaian anggaran dan evaluasi secara umum.
BAB IV PENUTUP
berisi kesimpulan dan saran.
Pemanfaatan Sistem
Informasi Peningkatan kapasitas
SDM
LKj2019Dayasos
10
LKj2019Dayasos
11
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN STRATEGIS
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
11
LKj2019Dayasos
12
PERENCANAAN KINERJA
PERENCANAAN STRATEGIS
1. Visi dan Misi
Visi Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial diarahkan
untuk mendukung visi pembangunan nasional tahun 2015-
2019 yang juga merupakan visi Kementerian Sosial yaitu:
“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong”.
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial mengarahkan visinya pada:
“Terwujudnya kemandirian dan partisipasi sosial masyarakat yang
dilandasi nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan
sosial”
Visi tersebut dilaksanakan melalui 7 misi pembangunan, yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
negara maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Misi nasional yang terkait dengan tugas dan fungsi Kementerian Sosial,
khususnya pada Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial adalah misi
nomor 4, yaitu:
“Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan
sejahtera.”
Misi tersebut selanjutnya disinergikan dengan Nawacita, yaitu:
1. Nawacita nomor 3 “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”;
2. Nawacita No. 5 “Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia”;
3. Nawacita No. 9 “Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia melalui penguatan kebhinekaan dan menciptakan ruang dialog”.
Menindaklanjuti misi pembangunan nasional tersebut, Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial melakukan upaya-upaya antara lain:
1. Meningkatkan kemandirian warga Komunitas Adat Terpencil;
2. Meningkatkan peran serta sumber daya sosial dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial;
3. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan rasa
kebangsaan; serta
4. Meningkatkan kesetiakawanan dan restorasi sosial.
Kegiatan-kegiatan Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial yaitu:
Melaksanakan
Pemberdayaan Sosial,
Perorangan, Keluarga
dan Kelembagaan
Masyarakat
Melaksanakan
pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil
Melaksanakan Penanaman Nilai
Kepahlawanan, Keperintisan,
Kesetiakawanan dan Restorasi
Sosial;
Mengelola sumber dana
bantuan sosial untuk
kesejahteraan masyarakat
utamanya Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan Sosial (PPKS)
Dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya
LKj2019Dayasos
13
TUJUAN
PERJANJIAN
KINERJA
PERENCANAAN KINERJA
2. Tujuan Organisasi
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dalam periode 2015-2019 memiliki
tujuan yakni:
PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja (PK) adalah dokumen yang
berisikan penugasan untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial Tahun 2019 disusun
berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta
sumber daya yang tersedia. Tujuan penyusunan
Perjanjian Kinerja adalah sebagai berikut:
,
Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima
dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas,
akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur;
Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar
evaluasi kinerja aparatur;
Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi
Sebagai dasar pemberian penghargaan dan
sanksi;
Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk
melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas
perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah
Sebagai dasar dalam penetapan sasaran
kinerja pegawai
Meningkatnya kualitas
hidup dan akses terhadap
pemenuhan kebutuhan
dasar komunitas adat
terpencil.
Meningkatnya kepedulian
dan kemampuan
masyarakat, lembaga
kesejahteraan sosial dan
dunia usaha dalam
penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Terbangunnya karakter
masyarakat yang cinta
tanah air.
Meningkatnya pengelolaan
sumber dana bantuan sosial.
LKj2019Dayasos
14
PERENCANAAN KINERJA
1. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
2. Pohon Kinerja
Dalam upaya pencapaian sasaran strategis, Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial telah menyusun program dan kegiatan di setiap Unit
Kerja Eselon II dengan mengacu pada Indikator Kinerja yang ada pada
Perjanjian Kinerja Unit Eselon I yang pencapaiannya didukung oleh Unit
Kerja Eselon II yakni:
Direktorat PSPKKM
• Persentase (%) PSKS perorangan yang berperan aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
• Persentase (%) PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial Direktorat PSDBS
Direktorat PSDBS
• Persentase (%) sumber dana bantuan sosial masyarakat yang
dikelola untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Direktorat K2KRS
• Persentase (%) peningkatan pihak-pihak yang berperan aktif
dalam pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial
Direktorat PKAT
• Persentase (%) warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya
1 Meningkatnya penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang partisipatif
Persentase (%) PSKS perorangan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
70.00 %
Persentase (%) PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
80.00 %
Persentase (%) sumber dana bantuan sosial masyarakat yang dikelola untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial
75.00 %
Persentase (%) peningkatan pihak yang berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial
1.00 %
2 Meningkatnya kemandirian warga KAT dalam pemenuhan kebutuhan dasar
Persentase (%) warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya
45.55 %
No SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA TARGET
LKj2019Dayasos
15
PERENCANAAN KINERJA
3. Kegiatan Pokok
Sasaran Strategis dengan indikator dan target kinerja Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial dicapai melalui kegiatan-kegiatan pokok sebagai
berikut:
Program dan kegiatan disusun secara bertingkat menggunakan pohon
kinerja. Berikut bagan pohon kinerja antara Unit Kerja Eselon I dan Unit
Kerja Eselon II:
1 Meningkatnya penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang partisipatif
Persentase (%) PSKS perorangan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
- Pemberdayaan TKSK - Pemberdayaan PSM - Pemberdayaan Peksos
Persentase (%) PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
- Pemberdayaan LKPK/LK3
- Pemberdayaan Karang Taruna
- Pemberdayaan LKS - Pemberdayaan FCSR - Pemberdayaan SLRT - Pemberdayaan
Puskesos
Persentase (%) sumber dana bantuan sosial masyarakat yang dikelola untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial
- Penyelenggaraan UGB dan PUB yang memiliki izin
- Penyaluran Hibah Dalam Negeri melalui Bansos
Persentase (%) peningkatan pihak yang berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial
- Penanaman dan penguatan nilai K3S melalui sosialisasi, serta pelaksanaan rangkaian Harwan dan HKSN
2 Meningkatnya kemandirian warga KAT dalam pemenuhan kebutuhan dasar
Persentase (%) warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya
- Persiapan, Pemberdayaan, Terminasi, Purnabina
- Pemberdayaan Pendamping KAT
No SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN POKOK
LKj2019Dayasos
16
LKj2019Dayasos
17
BAB III AKUNTABILITAS
KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2019
B. DUKUNGAN MANAJEMEN DAN
PELAKSANAAN TEKNIS LAINNYA
C. CAPAIAN ANGGARAN TAHUN 2019
D. EVALUASI DAN INOVASI 2019
17
LKj2019Dayasos
18
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya penyelenggaraan
kesejahteraan sosial yang partisipatif
Sasaran Strategis 2
Meningkatnya kemandirian warga KAT dalam
pemenuhan kebutuhan dasar
IK 1
Persentase (%) PSKS perorangan yang berperan aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Target : 70% Realisasi : 100% Capaian : 142.86%
IK 2
Persentase (%) PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Target : 80% Realisasi : 99.33% Capaian : 124.16%
IK 3
Persentase (%) sumber dana bantuan sosial masyarakat yang dikelola
untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Target : 75% Realisasi : 133.63% Capaian : 178.18%
IK 4
Persentase (%) peningkatan pihak yang berperan aktif dalam pelestarian
nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial.
Target : 1% Realisasi : 12.99% Capaian : 1.299%
IK 5
Persentase (%) warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya.
Target : 45.55% Realisasi :97.57% Capaian : 214.20%
HASIL PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2019
CAPAIAN KINERJA
TAHUN 2019
AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran Capaian Kinerja secara Berkala Per Triwulan Berbasis Teknologi Informasi
Pelaporan dan Pengukuran
Capaian Kinerja Ditjen
Pemberdayaan Sosial telah
dilaksanakan secara online
dan berkala per triwulan
dengan memanfaatkan
teknologi informasi.
LKj2019Dayasos
19
TKSK 7.201 orang 7.201 orang
PSM 60.258 orang 1.695 orang
Peksos 1.978 orang 120 orang
LK3 565 lembaga 499 lembaga
Karang Taruna 35.248 lembaga 1.695 lembaga
Lembaga Kesejahteraan Sosial
12.266 lembaga 1.730 lembaga
Forum CSR 34 lembaga 34 lembaga
DATA
PSKS Perorangan PSKS Kelembagaan
PSKS POPULASI TARGET 2019
PSKS POPULASI TARGET 2019
50 70130
50
20
60
20
2016 2017 2018 2019
Penumbuhan
Pengembangan
100 140260
100
40
120
40
2016 2017 2018 2019
Penumbuhan
Pengembangan
Sistem Layanan Terpadu (SLRT) dan
Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos)
Sampai dengan Tahun 2019 terdapat 5 SLRT Mandiri
dan 6.226 Puskesos Mandiri
Penyaluran Hibah Langsung Dalam Negeri 2019
Rp83.151.626.000,-
200.919 PPKS
Rp33.704.703.000
Rp28.909.738.000
Rp12.627.650.0…
Rp7.909.535.000
Linjamsos Dayasos PFM Rehsos
Populasi Warga Komunitas Adat Terpencil (KAT)
143.144 141.045 139.056 137.104 134.947
4.2283.610
3.8453.607
4.025
2.850 5.567 7.321 9.511 11.250
2015 2016 2017 2018 2019
Belum diberdayakan Sedang diberdayakan Sudah diberdayakan
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
20
Sasaran Strategis 1
Meningkatnya penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang partisipatif
INDIKATOR 1
Persentase (%) PSKS perorangan yang berperan aktif dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial
PSKS perorangan yang berperan aktif adalah PSKS perorangan yang telah diberdayakan dan melaksanakan
tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. PSKS Perorangan terdiri dari Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Pekerja Sosial (Peksos).
70%100%
Target 2019 Realiasi 2019
Realisasi Kinerja Tahun 2019
1,63%
51,51%73,06%
100%
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IVCapaian Kinerja= Realisasi/Target
142.86 %
Perhitungan persentase kerlibatan PSKS Perorangan dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial
didapatkan dengan cara berikut:
% Keterlibatan PSKS Perorangan = Jumlah yang diberdayakan / Target * 100
90%75% 80%
100% 100% 100%
TKSK PSM Peksos
Target 2019 Realiasi 2019 TKSK
Target Pemberdayaan: 7.201 orang
PSM
Target Pemberdayaan: 1.695 orang
Peksos
Target Pemberdayaan: 120 orang
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
21
LKj2019Dayasos
22
AKUNTABILITAS KINERJA
Trend Kinerja 3 Tahun Terakhir
Persentase (%) PSKS perorangan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
2017 2018 2019
Target 67% 70% 70%
Realisasi 92.77% 100% 100%
Capaian 138.46% 142.86% 142.86%
Trend Capaian Kinerja 2015 - 2019
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
a. Anggaran Anggaran tahun 2019 sebesar
Rp71.097.454.000,00 dan terealisasi
sebesar 98.32%. Dengan anggaran
tersebut realisasi fisik sebesar 100% (Data e-Monev
2019) dan indikator kinerja dapat tercapai 100%
sedangkan target yang telah ditetapkan sebesar 70%.
Anggaran Pusat Dit, PSPKKM 2019 sebesar Rp
83,027,066,000,-. Dengan rincian sebagai berikut:
b. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan tugasnya dalam pemberdayaan PSKS perorangan, Direktorat
PSPKKM bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Pekerja Sosial Masyarakat
Nasional, Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), unit kerja terkait
seperti Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
(Puslitbang Kesos), Pusat Pengembangan Profesi Pekerja Sosial
dan Penyuluh Sosial. Selain itu Direktorat PSPKKM juga
mengembangkan PSKS Center untuk melakukan pendataan PSKS
secara online. Hal ini lebih memudahkan dalam penjangkauan pendataan PSKS
secara lebih cepat.
Faktor Pendukung Keberhasilan Kinerja 1. Adanya peningkatan kapasitas yang diberikan oleh pusat dan bimbingan teknis yang
diberikan oleh daerah.
2. Adanya penguatan-penguatan melalui rapat koordinasi tingkat nasional untuk
perorangan.
3. Adanya dukungan tali asih dan BPJS Ketenagakerjaan bagi TKSK.
4. Adanya pemilihan PSKS Teladan bagi TKSK dan PSM.
5. Adanya dukungan dari pemerintah daerah dalam bentuk anggaran, regulasi dan sarana
prasarana.
6. Adanya peraturan perundang-undangan terkait PSM, TKSK, dan Peksos yang menjadi
dasar pelaksanaan keterlibatan PSKS Peorangan dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial.
67% 70% 70%
92,66% 92,69% 92,77%100% 100%
138,46% 142,86% 142,86%
2015 2016 2017 2018 2019
Target Realisasi Capaian
Persentase (%) PSKS Perseorangan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial meningkat dari tahun ke tahun.
Persentase PSKS perorangan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial melebihi target yang telah ditetapkan. Angka realisasi tersebut sama dengan angka
realisasi pada tahun 2018 dengan capaian kinerja sebesar 142.86%
TKSK; 18,67%
PSM; 2,89%
Peksos; 1,57%
Lainnya; 76,87%
LKj2019Dayasos
23
PSKS kelembagaan yang berperan aktif adalah PSKS kelembagaan yang telah diberdayakan dan melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. PSKS Kelembagaan terdiri dari LK3/LKPK, Karang Taruna, Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), Forum
Corporate Social Rensponsibility (FCSR), Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) dan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos).
INDIKATOR 2
Persentase (%) PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
Realisasi Kinerja Tahun 2019
10,67%
54,44%
82,13% 99,33%
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
80%
99,33%
Target 2019 Realiasi 2019
Capaian Kinerja= Realisasi/Target
124.16%
Perhitungan persentase kerlibatan PSKS Kelembagaan dalam penyelenggaran kesejahteraan sosial didapatkan dengan cara berikut:
% Keterlibatan PSKS Kelembagaan = Jumlah yang diberdayakan / Target * 100
85% 80% 80% 75% 80% 80%
95,99% 100% 100% 100% 100% 100%
LK3/LKPK Karang Taruna LKS FCSR SLRT Puskesos
Target 2019 Realiasi 2019LK3/LKPK
Target Pemberdayaan: 499 lembaga
Karang Taruna
Target Pemberdayaan: 1.695 lembaga
LKS
Target Pemberdayaan: 1.730 lembaga
SLRT
Target Pemberdayaan: 150 Lembaga
Puskesos
Target Pemberdayaan: 300 lembaga
Forum CSR
Target Pemberdayaan: 34 Forum
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
24
Peran Lembaga Konsultasi dan Kesejahteraan Keluarga (LK3)
• Memberikan informasi kepada keluarga dan masyarakat yang membutuhkan layanan
oleh pengurus, penanggung jawab, dan tenaga profesional LK3
• Mengadakan penjangkauan ke wilayah-wilayah terdampak permasalahan sosial melalui
mobil LK3
• Memberikan layanan konseling bagi keluarga-keluarga yang mengalami masalah,
dilakukan oleh pekerja sosial
• Memberikan layanan advokasi bagi bagi keluarga yang bermasalah
• Mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas
• Mengadakan rapat koordinasi dengan jejaring ketahanan keluarga
Peran Karang Taruna (KT) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
• Melakukan kegiatan rutin bersama masyarakat melalui kegiatan pendidikan, olahraga
maupun kesenian
• Menyelenggarakan kegiatan kesejahteraan sosial seperti sanggar kerja, kerja bakti,
operasi bersih
• Menjalin jejaring dengan Pemerintahan Desa, Bumdes atau dunia usaha
• Mengembangkan kewirausahaan sosial dengan bekerjasama dengan pihak lain
• Menjadi inisiator pelestarian budaya dan seni sebagai kearifan lokal melalui program
pemberdayaan karang taruna
Pemantapan kewirausahaan KT Ponpes Al
Ittifaq, Ciwidey Penyaluran Santunan Disabilitas dari
Karang Taruna Di Bogor
Pemantapan Kewirausahaan Karang Taruna
dari 34 Provinsi, di Jawa Barat
Kegiatan Usaha Ekonomi Produktif Karang
Taruna Bidang Perbengkelan di Sumatera
Utara
Kegiatan Kerjasama Karang Taruna dengan
CSR di Bali
Pelayanan LK3 Kab. Bogor di acara CFD,
Stadion Pakan Sari, Bogor Mobil pelayanan LK3 Kementerian Sosial LK3 Kab. Sidoarjo mengunjungi SDN
Kendo Candi, Sidoarjo
Pelayanan LK3 mengunjungi penerima
manfaat
Pelayanan LK3 mengunjungi penerima
manfaat di Gorontalo
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
25
Peran Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
• Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka pelaksanaan kegiatan LKS
• Memberi pendampingan kepada penerima manfaat Usaha Ekonomi Produktif
• Melaksanakan kegiatan sosial
• Memberikan edukasi bagi penerima manfaat terkait Pendidikan, kewirausahaan
Peran Forum Corporate Social Rensponsibility (Forum CSR) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
• Ikut serta memberikan pemberdayaan kepada masyarakat dalam bentuk
pemberian bantuan berupa dana/bantuan sosial
• Pemberian bantuan modal usaha,
• peningkatan kapasitas/keterampilan kerja,
• pelaksanaan bakti sosial.
Peresmian program RTLH Wilmar Group
sebanyak 26 unit, Kotawaringin Timur
Pelatihan teknis pembuatan batako &
konblok oleh PT. Semen Batu Raja dan
FCSR Sumatera Selatan
Bantuan PKBL-CSR Kerjasama FCSR Sumatera Selatan dengan
Angkasa Pura II
Program Air Bersih oleh Mandiri amal insani di Banten
AKUNTABILITAS KINERJA
AKUNTABILITAS KINERJA
Salah satu UEP milik LKS di Mataram Penilaian pilar sosial teladan tingkat
nasional di YAFSI
Penilaian pilar sosial teladan Salah satu usaha milik LKS
LKj2019Dayasos
26
Capaian Pelaksanaan SLRT 2015-2019 Capaian Pelaksanaan Puskesos 2015-2019
Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) sebagai Program
Prioritas Nasional 2019
Sasaran Program SLRT adalah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dan
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial.
Peran SLRT sebagai berikut:
Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) sebagai Program
Prioritas Nasional 2019
Sasaran Program Puskesos adalah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS)
dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial.
Peran Puskesos sebagai berikut:
Mengintegrasikan
informasi, data dan
layanan
Mengidentifikasi dan
menangani keluhan,
serta melakukan
rujukan
Mencatat kepesertaan
dan kebutuhan program
Membantu pelaksanaan
verifikasi dan validasi Data
Terpadu Kesejahteraan
Sosial melalui SIKS-NG
Berkoordinasi dengan OPD
lainnya dalam penanganan
kemiskinan
150
364
SLRT Belum SLRT
5070
130
50
20
50
20
2016 2017 2018 2019
Pengembangan Penumbuhan
150 Kab/kota telah
mengembangkan
SLRT (29.18%)
Mencatat keluhan
masyarakat Mengidentifikasi dan
menangani keluhan
sesuai kemampuan desa
Memberikan rujukan
atas keluhan masyarakat
melalui SLRT
Mendukung dan memfasilitasi
verifikasi dan validasi Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial di
tingkat desa/kelurahan
Melakukan kegiatan pelayanan
sosial bersama secara sinergis
dan terpadu antara kelompok
masyarakat dalam komunitas
yang ada di desa/kelurahan
100140
260
100
40
120
40
2016 2017 2018 2019
Pengembangan Penumbuhan
6526
76910
Mengembangkan Puskesos
Belum mengembangkan Puskesos
7.82 % Desa/Kelurahan
telah mengembangkan
SLRT
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
27
Data Pengaduan Masyarakat melalui SLRT Tahun 2019
Pengaduan Kepesertaan
ASLUT 21.59%
PKH 12.98%
DUKCAPIL 12.22%
PIS 11.63%
RTLH 8.60%
Pengaduan Non Kepesertaan
PKH 13.69%
RASTRA 11.64%
RTLH 10.11%
ASLUT 8.41%
KKS 7.61%
59,92%
7,63%
32,46%
Pengaduan Pertanyaan Saran
Selama Tahun 2019, terdapat 95.019 Pengaduan yang masuk
dalam data SLRT. Terkait dengan pengaduan kepesertaan,
pengaduan tertinggi yaitu pada program Asistensi Sosial Lanjut
Usia Terlantar (ASLUT) sedangkan terkait pengaduan Non
Kepesertaan, pengaduan tertinggi yaitu pada Program Keluarga
Harapan (PKH).
AKUNTABILITAS KINERJA
Keterangan:
• Pengaduan Kepesertaan adalah pengaduan dari warga yang belum
mendapatkan bantuan tersebut.
• Pengaduan Non Kepesertaan terkait keluhan warga atas bantuan yang sudah
didapatkan.
• ASLUT : Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar
• PKH : Program Keluarga Harapan
• DUKCAPIL : Kependudukan dan Pencatatan Sipil
• PIS : Program Indonesia Sehat
• RTLH : Rumah Tidak Layak Huni
• KKS : Kartu Keluarga Sejahtera
LKj2019Dayasos
28
AKUNTABILITAS KINERJA
Trend Kinerja 3 Tahun Terakhir
Persentase (%) PSKS kelembagaan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial
2017 2018 2019
Target 100% 80% 80%
Realisasi 100% 98.04% 99.33%
Capaian 100% 122.55% 124.16%
Trend Capaian Kinerja 2015 - 2019
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
a. Anggaran Anggaran tahun 2019 sebesar
Rp81.165.067,00 dan terealisasi
sebesar 97.70%. Dengan
anggaran tersebut realisasi fisik sebesar 99.76%
(Data e-Monev 2019) dan indikator kinerja dapat
tercapai 99.02% sedangkan target yang telah
ditetapkan sebesar 80%. Anggaran Pusat Dit,
PSPKKM 2019 sebesar Rp 83,027,066,000,-.
Dengan rincian sebagai berikut:
b. Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugasnya dalam pemberdayaan PSKS Kelembagaan, Direktorat
PSPKKM bekerjasama dengan beberapa pihak, diantaranya:
1. Dunia usaha dalam meningkatkan perannya dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial.
2. Pengurus karang taruna nasional dalam meningkatkan peran karang taruna dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
3. Sekretariat nasional SLRT, Mahkota, Pusdatin Kesos dalam
mengembangkan aplikasi SIKS-SLRT untuk meningkatkan pelayanan
SLRT dan Puskesos.
Direktorat PSPKKM juga mengembangkan PSKS Center untuk pendataan LKS secara online
agar lebih efektif dan data terintregasi dengan Pusdatin Kesos.
Faktor Pendukung Keberhasilan Kinerja
1. Adanya peningkatan kapasitas oleh pusat dan bimbingan teknis yang diberikan daerah;
2. Adanya pemilihan PSKS kelembagaan berprestasi tingkat nasional bagi Karang Taruna
dan LKS;
3. Adanya dukungan dari pemerintah daerah dalam bentuk anggaran, regulasi dan sarana
prasarana;
4. Adanya kerjasama dengan FCSR kesejahteraan sosial dalam meningkatkan peran Dunia
Usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
5. Adanya peraturan perundang-undangan terkait PSKS Kelembagaan yang menjadi dasar
pelaksanaan keterlibatan PSKS Peorangan dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial.
6. Adanya kerjasama dengan pemerintah Australia melalui Mahkota/DFAT dalam bentuk
pengembangan modul e-learning bagi PSKS dan sarana publikasi SLRT.
100%
80% 80%
100% 100%100%
98,04% 99,33%100%
122,55%124,16%
2015 2016 2017 2018 2019
Target Realisasi Capaian
Persentase PSKS Kelembagaan yang berperan aktif dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial meningkat dari tahun sebelumnya.
Pada tahun 2019 realisasi telah melebihi target yang ditetapkan, namun terdapat PSKS
Kelembagaan yang tidak berperan aktif yaitu 20 LK3. Hal ini dikarenakan terdapat
pergantian kepengurusan dan belum ada SK Kepengurusan baru serta belum adanya
dukungan APBD Provinsi dan Kab/Kota.
LKS; 4,77%
LK3/LKPK; 3,33%
Dunia Usaha; 4,74%
SLRT; 47,18%
Puskesos; 5,85%
Lainnya; 34,14%
LKj2019Dayasos
29
Pengelolaan Izin Penyelenggara Undian Gratis Berhadiah (UGB) dan
Pengumpulan Uang Dan Barang (PUB)
Undian Gratis Berhadiah (UGB) adalah suatu undian yang diselenggarakan secara
cuma - cuma dan digabungkan/dikaitkan dengan perbuatan lain (promosi produk
barang/jasa). Pengumpulan Uang atau Barang (PUB) adalah setiap usaha
mendapatkan uang atau barang untuk pembangunan dalam bidang kesejahteraan
sosial/mental/agama/kerohanian/kejasmanian pendidikan dan kebudayaan. PUB
hanya dapat diselenggarakan oleh organisasi, Yayasan atau kepanitiaan yang
memenuhi persyaratan dan telah mendapat izin terlebih dahulu dari pejabat yang
berwenang.
Capaian kinerja indikator ketiga dapat dilihat dari jumlah penyelenggaraan UGB
dan PUB yang memiliki izin serta Jumlah Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan
Sosial (PPKS) yang dibantu melalui sumber dana bantuan sosial.
INDIKATOR 3 Persentase (%) sumber dana bantuan sosial masyarakat yang dikelola untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial
19,28%
62,15%
99,67%133,63%
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Realisasi Kinerja Tahun 2019
75%
133,63%
Target 2019 Realiasi 2019
Capaian Kinerja = Realisasi/Target
178.18%
Jumlah penyelenggara UGB
dan PUB yang memliki izin Jumlah PPKS yang dibantu
1.470 penyelenggara
1.566 penyelenggara
Target 2019 Realiasi 2019
125.000 PPKS
200.919 PPKS
Target 2019 Realiasi 2019
Realisasi penyelenggara UGB dan PUB
sebesar 106.53%.
Realisasi melebihi target yang telah
ditetapkan diantaranya karena
meningkatnya pemahaman masyarakat
terkait pengurusan izin UGB dan PUB
serta adnya apikasi SIMPPSDBS yang
memudahkan penyelenggara untuk
melakukan pengurusan izin undian.
Realisasi jumlah PPKS yang dibantu
sebesar 160.74%.
Realisasi melebihi target yang telah
ditetapkan diantaranya karena terdapat
program dari TNI berupa TMMD yang
menambah jangkauan pemanfaatan dana
hibah.
20,68%
46,67%
81,02%
106,53%
17,88%
77,63%
118,32%
160,74%
TW I TW II TW III TW IV
Realisasi Jumlah Penyelenggara UGB dan PUB yang memiliki izin
Realisasi Pemanfaatan Sumber Dana Bantuan Sosial
Rincian Realisasi Kinerja Tahun 2019
Dana-dana yang terkumpul dari kegiatan UGB maupun PUB tersebut disalurkan
dalam bentuk bantuan sosial seperti:
Rehabilitasi rumah tidak
layak huni
Usaha Ekonomi
Produktif
bersama/perorangan
Bantuan Pangan/
Sembako
Bantuan bagi Korban
Bencana
Pengobatan dan
pemulangan tenaga
kerja terlantar
Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan Sosial
Bantuan Sandang
Bantuan Perlengkapan
Sekolah
Pemanfaatan HTT
untuk LKS ?
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
30
Sistem Perizinan UGB dan PUB Secara Online
Melalui situs simppsdbs.kemsos.go.id Penyelenggara UGB dan PUB dapat
melalukan pendaftaran penerbitan izin secara online. Sampai Tahun 2019 sudah 28
dari 34 Provinsi telah menerapkan sistem perizinan secara online. Provinsi yang
belum menerapkan perizinan secara online yaitu Maluku, Maluku Utara, Papua,
Papua Barat, Sulawesi Barat dan Kalimantan Utara.
Adanya sistem perizinan UGB dan PUB secara online memudahkan penyelenggara UGB dan
PUB untuk melakukan pengurusan izin undian. Hal ini dapat dilihat pada angka realisasi jumlah
penyelenggara UGB dan PUB yang memiliki izin melebihi target, yaitu sebesar 106.53% dari target yang
telah ditetapkan sebesar 1.470.
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Bidang Undian
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) adalah pejabat pegawai negeri tertentu yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan ditunjuk selaku penyidik dan
mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dalam lingkup
undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.
Tugas PPNS Bidang Undian
adalah melaksanakan
penyidikan terhadap tindak
pidana dan/atau pelanggaran
di biidang UGB yang terjadi di
wilayah kerjanya.
Sampai akhir tahun 2019,
sudah terdapat 174 PPNS yang
tersebar di beberapa wilayah
Indonesia.
Pengembangan Aplikasi Mobile E-SABi
Direktorat PSDBS juga mengembagkan Aplikasi Mobile E-SABi
yang memiliki manfaat untuk Agensi dan penyelenggara,
sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui status permohonan izin UGB dan PUB;
2. Dapat melihat semua informasi dan peraturan
perundangan-undangan tentang UGB dan PUB;
3. Dapat melakukan tanya jawab dengan Helpdesk
Direktorat PSDBS
LKj2019Dayasos
31
AKUNTABILITAS KINERJA
Pemanfaatan Sumber Dana Batuan Sosial
Realisasi Penyaluran Dana Hibah Tahun 2019
Rp83.151.626.000,- 200.919 PPKS
Penyaluran Dana Hibah Tahun 2019 per Jenis Bantuan
Rp172.000.000
Rp1.179.000.000
Rp1.448.525.000
Rp3.070.250.000
Rp3.604.593.000
Rp3.925.044.000
Rp4.050.057.000
Rp4.413.265.000
Rp4.785.500.000
Rp7.298.400.000
Rp12.601.100.000
Rp17.498.774.000
Rp19.105.118.000
Pengobatan
Lansia
Sarling
TMMD
Logistik
Perlengkapan Sekolah
Permakanan
Lain -lain
RTLH
Jadup
Santunan
Sembako
UEP/ KUBE
Rp33.704.703.000
Rp28.909.738.000
Rp12.627.650.000
Rp7.909.535.000
Linjamsos Dayasos PFM Rehsos
Penyaluran Dana Hibah Tahun 2019 per Direktorat
Rp120.159.982.975
Rp38.972.652.353
Rp96.915.064.000
Rp64.645.131.500
Rp83.151.626.000
2015 2016 2017 2018 2019
Penyaluran Dana Hibah 2015-2019
Penyaluran bantuan Tahun 2019 meningkat dari tahun sebelumnya, diantaranya terdapat
kerjasama dengan TNI melalui TMMD dan banyaknya proposal lainnya yang masuk ke
Direktorat PSDBS. Penyaluran bantuan paling tinggi disalurkan dalam jenis bantuan
UEP/KUBE, sembako dan santunan.
LKj2019Dayasos
32
AKUNTABILITAS KINERJA
Trend Kinerja 3 Tahun Terakhir
Persentase (%) sumber dana bantuan sosial masyarakat yang dikelola untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial
2017 2018 2019
Target 75% 75%
Realisasi 192.55% 228.33% 121.40
Capaian - 304.44% 161.87%
Trend Capaian Kinerja 2015 - 2019
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
a. Anggaran Anggaran Direktorat PSDBS Tahun 2019
sebesar Rp107.178.608.000,- dan terealisasi
sebesar 99.04%. Dengan anggaran tersebut
realisasi fisik 100% (data e-Monev 2019) dan indikator kinerja
dapat tercapai 121.40% sedangkan target yang ditetapkan
75%. Total Anggaran Pusat Dit, PSDBS Rp 97,603,608,000,-.
Anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan layanan
perizinan maupun pemanfaatan pada diagram berikut:
b. Sumber Daya Manusia
✓ Sistem perizinan secara online melalui simppsdbs.kemsos.go.id, mempermudah
penyelenggara dalam melakukan perizinan sehingga lebih efektif dan efisien.
✓ 174 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Undian yang tersebar di
beberapa wilayah Indonesia sehingga dapat memantau proses
penyelenggaraan UGB di berbagai daerah,
Faktor Pendukung Keberhasilan Kinerja 1. Adanya layanan perizinan UGB dan PUB secara online melalui SIMPPSDBS sehingga
memudahkan penyelenggara dalam mengurus perizinan dan berdampak pada
peningkatan jumlah dana UKS yang terkumpul.
2. Adanya kerjasama dengan Lembaga lain, diantaranya TNI melalui program TMMD
sehingga memperluas jangkauan pemanfaatan dana hibah.
3. Adanya Sosialisasi program UGB dan PUB melalui media outdoor (bis Damri bandara),
media online(detik.com), dan radio.
4. Adanya pengesahan Permensos Nomor 3 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Permensos Nomor 21 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Barang Hadiah Tidak Tertebak
dan/ atau tidak diambil Pemenang atas Penyelenggaraan Undian Gratis Berhadiah serta
Permensos 23 Tahun 2019 tentang Hadiah Barang Tak Tertebak.
5. Adanya pengesahan Permensos Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Pengumpulan sumbangan masyarakat dari PUB dalam bentuk uang dan Permensos
Nomor 12 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan UGB.
6. Adanya pemantauan dan pengawasan oleh PPNS bidang undian terhadap
penyelenggara UGB yang teridentifikasi tidak melakukan izin.
7. Pembuatan aplikasi e-SABi yang memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
informasi terkait penyelenggaraan UGB/PUB.
75% 75%113,65%
192,55%228,33%
121,40%
304,44%
161,87%
2015 2016 2017 2018 2019
Target Realisasi Capaian
Persentase (%) sumber dana bantuan sosial masyarakat yang dikelola untuk
penyelenggaraan kesejahteraan sosial telah melebihi target yang telah
ditetapkan.
Persentase (%) sumber dana bantuan sosial masyarakat yang dikelola untuk
penyelenggaraan kesejahteraan sosial tahun 2019 lebih rendah dibandingkan
tahun 2019. Hal ini dikarenakan terdapat kenaikan target sebagai berikut:
➢ Target jumlah penyelenggara UGB dan PUB yang memliki izin meningkat dari
1.300 SK menjadi 1.470 SK
➢ Target jumlah PPKS yang dibantu meningkat dari 55.000 menjadi 60.000. dan
mengalami perubahan kembali karena terdapat pergantian pejabat, yaitu
meningkat menjadi 125.000
Namun terdapat peningkatan realisasi penyelenggara UGB dan PUB yang berizin
yaitu dari 1.456 SK menjadi 1.566 SK.
Subdit Perizinan dan Pengumpulan
; 2,37%
Subdit Pemanfaatan
; 87,56%
Lainnya; 10,07%
LKj2019Dayasos
33
AKUNTABILITAS KINERJA
*Jumlah pihak-pihak yang terlibat tahun 2018 adalah 16.191 pihak.
Pihak-pihak yang berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai
kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial.
Peran aktif pihak-pihak dalam pelestarian nilai kepahlawanan, keperintisan
dan kesetiakawanan sosial diwujudkan dalam bentuk partisipasi kehadiran,
dukungan personil, dana ataupun keterlibatan langsung. Pihak-pihak yang
terlibat meliputi jumlah orang atau pihak yang mendapatkan penguatan
nilai K3S, jumlah pihak yang terlibat dalam rangkaian Hari Pahlawan
(Harwan) dan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Rangkaian
Harwan dilaksanakan pada bulan November 2019 sedangkan rangkaian
HKSN dilaksanakan pada bulan Desember 2019. Rincian pihak-pihak yang
terlibat dalam pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial.
1 Jelajah Kapal Kepahlawanan 500 orang
2 Ziarah Wisata 6.800 orang
3 BBKS 6.800 orang
4 Restorasi Sosial melalui PSKS 2.040 orang
5 Olimpiade Pahlawan 2.040 orang
6 Pihak yang terlibat dalam rangkaian Harwan 72 Pihak
7 Pihak yang terlibat dalam rangkaian HKSN 42 Pihak
TOTAL 18.294 Pihak
Pihak yang berperan aktif adalah perorangan, keluarga, kelompok dan
lembaga swasta / pemerintah yang menerima penghargaan dan berkonstribusi
dalam pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan
sosial.
INDIKATOR 4
Persentase (%) peningkatan pihak yang berperan aktif dalam
pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial
1%
12,99%
Target 2019 Realiasi 2019
Capaian Kinerja= Realisasi/Target
1.299%
Jumlah pihak yang terlibat
tahun 2019
18.294 Pihak
1.049 1.729
6.809
18.180
72 42
TW I TW II TW III TW IV
Jumlah orang yang mendapatkan nilai K3S
Jumlah Pihak yang terlibat dalam rangkaian Harwan
Jumlah Pihak yang terlibat dalam rangkaian HKSN
No Kegiatan Jumlah Peserta
LKj2019Dayasos
34
LKj2019Dayasos
35
Trend Kinerja 3 Tahun Terakhir
Persentase (%) peningkatan pihak yang berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial
2017 2018 2019
Target 1% 1% 1%
Realisasi 1.19% 1.89% 12,99%
Capaian 119% 189% 1299%
Trend Capaian Kinerja 2015 - 2019
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
a. Anggaran Anggaran Dit. K2KRS Tahun 2019 sebesar
Rp60.693.365.000,- dan terealisasi sebesar
96.88%. Dengan anggraan tersebut realisasi fisik 100%
(Data e-Monev 2019) dan indikator kinerja dapat tercapai
12.99% sedangkan target yang ditetapkan sebesar 1%.
Anggaran Pusat Dit. K2KRS sebesar Rp48,442,413,000,-
dengan rincian sebagai berikut.
b. Sumber Daya Manusia Direktorat K2KRS juga bekerjasama dengan Kementerian/Lembaga, Organisasi Perangkat
Daerah, perguruan tinggi, sekolah-sekolah dan lembaga masyarakat dalam
pelaksanaan peringatan Hari Pahlawan dan hari Kesetiakawanan Sosial antara
lain : Kementerian Pertahanan, Sekretariat Kabinet, Dinas Sosial provinsi se
Indonesia, TNI AD/AL, Persatuan Keluarga Pahlawan Nasional, lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
Faktor Pendukung Keberhasilan Kinerja 1. Meningkatnya minat dan antusiasme peserta dalam berbagai kegiatan dalam
penanaman nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial. Hal ini
dapat dilihat dari peserta yang selalu mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan turut
aktif dengan mengajukan berbagai pertanyaan dan ide/gagasan pada saat
berlangsungnya kegiatan.
2. Banyaknya instansi/lembaga, dunia usaha, dan Orsos yang berpartisipasi dalam proses
penanaman dan penguatan nilai kepahlawanan, keperintisan, kesetiakawanan sosial
seperti donor darah massal, pemberian hak sipil gratis, pemberian alat bantu kesehatan,
disabilitas dan sebagainya.
3. Komitmen yang kuat dari pelaksanaan program atau pemangku kepentingan, seperti
adanya dukungan atau sharing dana melalui APBD dalam kegiatan Lintas Batas
Kesetiakawanan Sosial (LBKS).
4. Munculnya kegiatan inovatif dalam rangka memperingati Hari Pahlawan di tahun 2019
yaitu pameran lukisan pahlawan di Terminal 3 Soekarno Hatta selama 6 hari (03 s.d 8
November 2019) bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura II).
5. Tersedianya website direktoratk2krs.kemsos.go.id yang terdapat beberapa fitur
diantaranya updating data warakawuri/keluarga pahlawan nasioal, PK/JDPK, profil
pahlawan nasional dan prosedur pengusulan pahlawan nasional.
6. Terjalin kerjasama dan koordinasi dengan stakeholder seperti Sekretariat Militer
Presiden, Garnisun, Pusat Sejarah TNI, TP2GP dan IKPNI diantaranya dalam bentuk
pemrosesan pengusulan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan.
1% 1% 1%1,19% 1,89%
12,99%119%
189%
1299%
2015 2016 2017 2018 2019
Target Realisasi Capaian
Persentase (%) peningkatan pihak yang berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai
kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawanan sosial meningkat dari tahun ke
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam
kegiatan tersebut.
Pihak yang berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan dan
kesetiakawanan sosial pada Tahun 2019 meningkat dari tahun sebelumnya. Penyebab
peningkatan ini antara lain menigkatnya antusia masyarakat meningkatkan kerjasama
dengan PSKS dan dunia usaha dan meningkatnya koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Subdit Kesetiakawanan
dan Restorasi Sosial; 14,02%
Subdit Pelestarian Nilai, kepahlawanan dan keperintisan; 9,69%
Lainnya; 76,29%
LKj2019Dayasos
36
AKUNTABILITAS KINERJA
Sasaran Strategis 2
Meningkatnya kemandirian warga KAT dalam
pemenuhan kebutuhan dasar
Warga KAT yang memanfaatkan bantuan kebutuhan dasar
Komunitas Adat Terpencil (KAT) merupakan warga negara yang belum
diregistrasi dan masuk dalam kategori kelompok rentan. Warga KAT pada
umumnya belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (sandang, pangan,
papan). Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup warga KAT, program
pemberdayaan KAT yang dilakukan antara lain :
1. Pemberian bantuan stimulan permukiman sosial;
2. Pemberian bantuan jaminan hidup, bibit, peralatan kerja, peralatan
rumah tangga;
3. Peningkatan kapasitas warga KAT melalui keterampilan kerja;
4. Peningkatan kapasitas warga KAT melalui bantuan UEP;
5. Peningkatan kapasitas warga KAT melalui pendampingan sosial; dan
6. Pemenuhan hak-hak sipil warga KAT.
Data Pemberdayaan KAT Tahun 2019
Terdapat 102 KK pada kategori pemberdayaan Tahun I yang tidak terealisasi,
dengan rincian 57 KK di Kabupaten Paser dan 45 KK di Kabupaten Nunukan.
Penyebabnya sebagai berikut:
1. Di Kabupaten Paser terdapat
kendala yaitu tidak tercapainya
kesepakatan antar OPD terkait
penyelesaian status tanah untuk
pemukiman KAT.
2. Di Kabupaten Nunukan terdapat
kendala pihak penyedia
barang/jasa tidak mampu
menyelesaikan pekerjaan sesuai
kontrak (wanprestasi).
INDIKATOR 5
Persentase (%) warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya
Warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya diukur dengan parameter (1) telah mendapatkan
pemberdayaan sosial yaitu memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar (stimulan
pemukiman sosial, jaminan hidup, bibit, peralatan kerja dan rumah tangga), meningkat
kapasitasnya melalui ketrampilan kerja, bantuan UEP dan pendampingan sosial; (2) terpenuhi
hak-hak sipilnya. Untuk mengetahui persentase warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya
diperoleh dari persentase warga yang dipenuhi kebutuhan hak dasar dan warga KAT yang
dipenuhi kebutuhan sosial dasarnya dibagi 2 dikali 100%.
45,55%
97,57%
Target 2019 Realiasi 2019
18,02%27,10%
97,57%
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IVCapaian Kinerja= Realisasi/Target
214.20%
Realisasi Kinerja Tahun 2019
Dari target 2.099 KK
pemberdayaan di tahun I,
terealisasi 1.997 KK atau
sebesar 95.14%
Dari target 217 KK warga yang
akan mendapatkan NIK,
terealisasi 217 KK atau
sebesar 100%
0%32,44% 48,79%
95,14%
0% 0% 0%
100%
TW I TW II TW III TW IV
%Warga KAT yang memanfaatkan bantaun kebutuhan dasar %Warga KAT yang memperoleh hak dasar
2.099 KK
2.028 KK
1.997 KK
2.028 KK
Tahun I Tahun II
Target Realisasi
Sebagai langkah dalam menindaklanjuti hal di atas, dilakukan punishment berupa tidak adanya
dana tugas pembantuan di Kabupaten Paser dan Nunukan pada Tahun Anggaran 2020.
Selanjutnya akan dilaksanakan monitoring dan pengawasan terhadap progress pemberdayaan
KAT di 16 kabupaten penerima tugas pembantuan pada Tahun Anggaran 2020 salah satunya
dengan lebih selektif dalam pemilihan pihak penyedia barang/jasa.
LKj2019Dayasos
37
LKj2019Dayasos
38
AKUNTABILITAS KINERJA
Trend Kinerja 3 Tahun Terakhir
Persentase (%) warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya
2017 2018 2019
Target 40% 45.55% 45.55%
Realisasi 55.40% 89.64% 97.57%
Capaian 138.50% 196.79% 214.20%
Trend Capaian Kinerja 2015-2019
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
a. Anggaran
Anggaran Direktorat PKAT tahun 2019 sebesar Rp136.425.479.000 dan
terealisasi sebesar 93.13%. Dengan anggaran tersebut realisasi fisik sebesar
98.79% (Data e-Monev 2019) dan indikator kinerja dapat tercapai 97.57%
sedangkat target yang ditetapkan sebesar
45.55%.
Direktorat PKAT terdiri dari 4
Subdirektorat dan berikut anggaran
masing-masing Subdit. Total Anggaran
Pusat Dit. PKAT Rp20.098.554.000,-.
b. Sumber Daya Manusia
Direktorat PKAT bekerjasama dengan Dunia
Usaha dalam program pemberdayaan KAT
diantaranya dalam bantuan penerangan dan pelatihan keterampilan yang
tidak termasuk dalam program pusat. Direktorat PKAT mempunyai 45
Pendamping Professional KAT yang tersebar di 19 Provinsi. Tugas
Pendamping Profesional selama 8 bulan diantaranya yaitu melakukan
Penyuluhan sosial, penyampaian informasi kepada warga KAT, membantu
dalam pendampingan warga KAT dan memberikan Aksesibilitas pelayanan sosial dasar yang
berada diluar lingkungan warga KAT, bidang Kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
Faktor Pendukung Keberhasilan Kinerja
1. Adanya tim quality control yang bertugas melakukan pemantauan dan supervisi
terhadap capaian realisasi tugas pembantuan.
2. Adanya kerjasama dan kolaborasi program dengan dunia usaha diantaranya sarana air
bersih, MCK komunal, pusat belajar bermain, dan pelatihan keterampilan kerja.
3. Adanya dukungan terhadap pemberdayaan KAT melalui penyelenggaraan PUB untuk
pembangunan sarana air bersih, MCK komunal, balai sosial, dan penerangan.
4. Adanya peningkatan kapasitas bagi pendamping sosial baik lokal maupun profesional
melalui pendidikan, pelatihan, maupun pembinaan langsung.
5. Adanya penambahan jumlah pendamping profesional.
6. Adanya kontribusi pemerintah daerah diantaranya penyuluhan pertanian dari Dinas
Pertanian dan perekaman data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
40% 45,55% 45,55%64,20%
48,60% 55,40%
89,64% 97,57%
138,50%
196,79%214,20%
2015 2016 2017 2018 2019
Target Realisasi Capaian
Persentase (%) warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya, meningkat dari tahun ke
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja dalam pemberdayaan KAT semakin meningkat.
Realisasi warga KAT yang meningkat kualitas hidupnya meningkat dari tahun
sebelumnya. Hal ini diantaranya karena meningkatnya jumlah warga KAT yang
memanfaatkan kebutuhan dasar menjadi 1.997 KK dari 1.952 KK pada tahun
sebelumnya. Selain itu juga meningkatnya jumlah warga KAT yang mendapatkan NIK
menjadi 217 KK dari 173 KK pada Tahun 2018.
Subdit Persiapan
Pemberdayaan; 13,35%
Subdit Pelaksanaan Pemberdaya
an SDM; 33,34%Subdit Pelaksanaan
Pemberdayaan Sosial Budaya, Ekonomi dan Lingkungan; 17,79%
Subdit Rujukan,
Terminasi dan Evaluasi;
21,86%
Lainnya; 13,66%
LKj2019Dayasos
39
BERITA TERKAIT
PROGRAM PEMBERDAYAN SOSIAL 1. Kiprah PSM dan TKSK di Masyarakat
2. Kiprah Karang Taruna dan LK3 di Masyarakat
3. SLRT dan Puskesos
4. Pemberian Izin Undian
5. Pemberdayaan KAT dan CSR
2. Kegiatan LBKS
Wali Kota Tangerang, Arief R
Firmansyah juga meminta 1.000
PSM dan 13 TKSK menjadi
kepanjangan tangan Pemkot
dalam membantu menyelesaikan
permasalahan kesejahteraan
sosial.
Warga Merasa Terbantu
dengan Adanya SLRT Kota
Pontianak
Wali merupakan warga Gang
Angket, Kelurahan Tanjung Hilir
Kecamatan Pontianak Timur,
saat diwawancarai awak media,
Wali menyampaikan adanya
sistem ini mempermudah
layanan kepada masyarakat.
Ketua RW 6 Desa Cibahayu, Yanyan
Herpian mengapresiasi program yang
dilakukan karang taruna. Terlebih
program karang taruna bukan hanya
bertanam di polybag dan bank
sampah tetapi juga memiliki program
sosial yakni santunan kepada anak
yatim piatu dan jompo.
Prilaku Menyimpang, LK3 Padang
Pariaman Gelar Sosialisasi.
“LK3 sebagai lembaga konsultasi
keluarga, dapat dijadikan sebagai
tempat berkonsultasi bagi remaja
yang tengah menghadapi masalah.
Sehingga masalah remaja tersebut
dapat dicarikan solusinya”. Amril Ali,
Sekretaris Dinsos P3A Padang
Pariaman.
TKSK Kab. Jombang ikut membantu
korban puting beliung.
“Kamim beserta keluarganya merasa
sangat bahagia mendapatkan bantuan
dari relawan sosial termasuk TKSK dan
pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang”
Sejak diresmikan oleh
Walikota Tangerang
H.Arief R.Wismansyah
pada Kamis (31/1/2019)
Sistem Layanan Rujukan
Terpadu (SLRT) Pusat
Kesejahteraan Sosial
(Puskesos) di 104
Kelurahan sedikitnya
menerima puluhan
keluhan permasalahan
sosial dari masyarakat.
Polisi juga menggandeng
Kementerian Sosial
(Kemensos) untuk mengusut
kasus ini. Setelah ditelusuri
oleh kementerian, didapatkan
fakta bahwa UD SAP pernah
mendapatkan teguran karena
usaha serupa tidak sesuai
Peraturan Menteri Sosial
Republik Indonesia Nomor
14/A/HUK/2006 tentang Izin
Undian.
Penipuan Undian, Polisi: Penyelenggara Pernah Ditegur Kemensos
“Perjalanan lintas batas
ini sebagai upaya
menyosialisasikan dan
menumbuhkan
kesadaran setia kawan di
seluruh lapisan
masyarakat.” (Sahbirin
Noor, Gubernur Kalsel)
Program (PKAT) Binaan SKK
Migas-Petrochina jadi
Percontohan Nasional.
Dalam kesempatan ini Mensos
meresmikan program bantuan
CSR dari SKK Migas-
Petrochina antara lain paket
sarana air bersih, MCK
komunal, dan paket pelatihan
penghidupan berkelanjutan.
Program CSR Asian Agri
Dukung Pemuda untuk
Mandiri Berkat Asian Agri, perusahaan
perkebunan kelapa sawit melalui
program Corporate Social
Responsibility (CSR), Desa Tambak
mempunyai sekitar 5 kolam ikan
yang terbuat dari terpal atau
disebut bioflok.
LKj2019Dayasos
40
PENELITIAN TERKAIT
PROGRAM PEMBERDAYAN SOSIAL
Penelitian terkait PKAT Penelitian terkait Puskesos
“Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan
bahwa Program Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil di Desa Sionom Hudon Selatan
mendapat respon positif dengan nilai rata-rata
0,38 yang dilihat dari nilai persepsi, sikap dan
partisipasi dari warga binaan. Program
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
diharapkan dapat terus dilanjutkan dan lebih
ditingkatkan lagi, baik dalam pelaksanaan
maupun sosialisasinya, sehingga warga binaan
dapat lebih berpartisipasi dan memahami
maksud tujuan Program Pemberdayaan
komunitas Adat Terpencil, serta dapat
merasakan manfaat dan dampak positif yang
lebih baik bagi kesejahteraan Komunitas Adat
Terpencil di Indonesia”
Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan
matriks EFE, maka dirumuskan strategi
penanggulangan kemiskinan yang tepat untuk
KAT di Kecamatan Rio Pakava dengan analisis
SWOT, adalah sebagai berikut: a) Membangun
kemitraan dan kerjasama dengan
memanfaatkan sumberdaya alam lokal yang
ada. b) Menggunakan adat istiadat dan budaya
sebagai ikatan utuk mempererat persatuan dan
kesatuan. c) Lebih intensif melakukan sosialisasi
kepada masyarakat tentang ekonomi kreatif,
pertanian dan PKAT.
d) Mengoptimalkan semua potensi yang ada
untuk mengatasi masalah aksebilitas ke lokasi
KAT serta memperbaiki seluruh sarana dan
prasana yang ada.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan
dengan metode penelitian kualitatif. Pada kondisi awal
ditemukan bahwa pelayanan sosial pada Puskesos
Kelurahan Dago menggunakan dana pribadi fasilitator,
administrasi dalam organisasi belum berjalan, struktur
yang telah dirancang belum berdasar hukum, sehinga
belum ada ketetapan pemberi layanan. Mengatasi
kondisi tersebut, disusun rencana intervensi yaitu
penyiapan sarana dan prasarana, advokasi SK tim,
penyusunan SOP integrasi pelayanan sosial, advokasi
pengintegrasian pelayanan rujukkan ke Puskesos Kota
Bandung, penginstalan dan pelatihan aplikasi,
sosialisasi pelayanan di Kelurahan, serta rencana
pengembangan layanan. Pada kondisi akhir
menunjukkan efektifnya pelaksanaan intervensi.
Kajian melalui studi pustaka, tulisan ini
mengungkapkan penanggulangan kemiskinan
melalui Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos).
Salah satu bentuk dari mengoptimalkan partisipasi
masyarakat dan menjamin tercapainya
penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan dengan turut
sertanya peran masyarakat dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui
Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) di desa/
kelurahan. Puskesos berkedudukan sebagai lini
terdepan yang bergerak di bidang pelayanan sosial
secara langsung, yaitu aksesbilitas layanan sosial,
pelayanan sosial untuk rujukan, pelayanan sosial
untuk advokasi, serta penyedia data dan informasi.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
41
Capaian Anggaran Tahun 2019
Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial mendapatkan anggaran
sebesar Rp522.514.236.000,-. Anggaran tersebut termasuk dana realokasi
TMPNU Kalibata dan Dana Hibah Dalam Negeri. Realisasi pada Tahun 2019
sebesar 96.84% atau Rp505,989,236,755,-.
Realisasi 2019 Rp505,989,236,755,-
Alokasi 2019 Rp522.514.236.000,-
96.84%
Realisasi Per Kewenangan
98,60%
96,53%
92,20%
88,00%
90,00%
92,00%
94,00%96,00%
98,00%
100,00%
Rp-
Rp100
Rp200
Rp300
Rp400
Pusat Dekonsentrasi TugasPembantuan
Pagu Realisasi
136.425.479.000
60.693.365.000
59.273.230.000
158.943.554.000
107.178.608.000
127.056.085.136
59.066.949.055
57.902.594.833
155.812.850.039
106.150.757.692
PKAT
K2KRS
SEKRETARIAT
PSPKKM
PSDBS
Realisasi Pagu
10.905.813.000
182.940.626.000
303.618.847.000
25.048.950.000
10.383.341.625
174.828.754.473
295.787.352.665
24.989.787.992
Belanja Modal
Belanja Bansos
Belanja Barang
Belanja Pegawai
Realisasi Pagu
Realisasi Per Kegiatan
Realisasi Per Jenis Belanja
95.21%
95.57%
97.42%
99.76%
93.13%
97.32%
97.69%
98.03%
99.04%
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
42
Realisasi Fisik
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Tahun 2019
REALISASI % REALISASI %
1 K2KRS 60,693,365,000 59,066,949,055 97.32% 100%2236.001
Orang yang mendapatkan penghargaan dan penanaman Nilai Kepahlawanan,
Keperintisan, Kesetiakawanan dan Restorasi Sosial
24,323 orang
31,828,454,000 31,364,433,980 98.54% 24,323 100%
2236.002
TMPN/TMP/MPN yang direhab dan dipelihara128 unit
28,864,911,000 27,702,515,075 95.97% 128 100%
2 PSPKKM 158,943,554,000 155,812,850,039 98.03% 99.90%2239.001
PSKS Perorangan Yang Mendapatkan Pemberdayaan1,695 orang
6,705,617,000 6,509,647,299 97.08% 1,695 100%
2239.002
PSKS Lembaga Yang Mendapatkan Pemberdayaan4,058 lembaga
35,403,864,000 33,940,033,024 95.87% 4,029 99.29%
2239.003
Layanan Penyelenggaraan Kegiatan Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga dan
Kelembagaan Masyarakat
1 layanan
3,545,173,000 3,504,190,625 98.84% 1 100%
2239.005 Kabupaten/ Kota yang mengembangkan SLRT 150 kab/kota 40,900,529,000 40,502,053,399 99.03% 150 100%
2239.006 Desa/ Kelurahan yang menyelenggarakan Puskesos 300 desa/kel 4,860,674,000 4,854,592,958 99.87% 300 100%
2239.007
Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Yang Mendapatkan Pemberdayaan7,201 orang
64,391,837,000 63,390,376,734 98.44% 7,201 100%
2239.970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 layanan 3,135,860,000 3,111,956,000 99.24% 1 100%
3 PKAT 136,425,479,000 127,056,085,136 93.13% 98.79%2240.002 Penyelenggaraan Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
(PKAT)29 laporan
26,080,489,000 25,314,269,433 97.06% 29 100%
2240.003
Warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang diberdayakan Tahun I2,099 KK
103,049,470,000 95,042,660,868 92.23% 1,997 95%
2240.004
Warga Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang diberdayakan Tahun II2,028 KK
2,513,600,000 2,329,927,475 92.69% 2,028 100%
2240.970 Layanan Dukungan Manajemen Satker 1 layanan 4,781,920,000 4,369,227,360 91.37% 1 100%
4 PSDBS 107,178,608,000 106,150,757,692 99.04% 100%5872.003
Jumlah lembaga penyelenggaraan UGB dan PUB yang berpartisipasi dalam
penanganan PMKS dan Resiko Sosial
1,470 lembaga
97,603,608,000 97,221,671,184 99.61% 1,470 100%
5872.004 Layanan Dekonsentrasi PSDBS 34 layanan 9,575,000,000 8,929,086,508 93.25% 34 100%
5 Sekretariat 59,273,230,000 57,902,594,833 97.69% 100%
2241.950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 1 layanan 23,446,834,000 22,403,213,121 95.55% 1 100%
2241.951 Layanan Sarana dan Prasarana Internal 1 layanan 1,951,700,000 1,941,256,625 99.46% 1 100%
2241.994 Layanan Perkantoran 1 layanan 33,874,696,000 33,558,125,087 99.07% 1 100%
522,514,236,000 505,989,236,755 96.84% 99.74%
REALISASI
ANGGARAN FISIK
JUMLAH
NO DIREKTORAT/ OUTPUT
TARGET
VOLUME SATUAN ANGGARAN
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
43
Evaluasi Penggunaan Anggaran Tahun 2019
Pada Tahun 2019, realisasi anggaran Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Sosial sebesar 96,84% dari total Pagu Anggaran Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial. Nilai realisasi tersebut disebabkan beberapa hal
sebagai berikut:
Anggaran BOP untuk LK3 tidak terserap semuanya, dikarenakan
terdapat pergantian kepengerusan dan belum adanya SK Kepengurusan
yang baru
Terdapat kendala pada pelaksanaan pemberdayaan KAT yaitu
pembentukan pemukiman sosial, dengan rincian sebagai berikut
➢ 57 Unit rumah di lokasi Kab. Paser tidak bisa dibangun. Hal ini
disebabkan tidak tercapainya kesepakatan antar OPD terkait
penyelesaian status tanah untuk pemukiman KAT.
➢ 45 unit rumah di lokasi Kab. Nunukan tidak dapat dibangun. Hal ini
disebabkan pihak penyedia barang/jasa tidak mampu menyelesaikan
pekerjaan sesuai kontrak (wanprestasi) .
Tidak berhasilnya pembentukan pemukiman sosial mengakibatkan
paket bantuan lain juga tidak tersalurkan, diantaranya paket bantuan
Jadup, bibit tanaman, peralatan kerja dan peralatan rumah tangga.
DUKUNGAN MANAJEMEN DAN
PELAKSANAAN TEKNIS
LAINNYA
Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi Direktorat
Jenderal. Fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal sebagai berikut:
Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana
program dan anggaran, serta pelaporan
Pengelolaan urusan keuangan
Pelaksanaan urusan penataan organisasi dan tata
laksana, hukum, dan hubungan masyarakat;
Pelaksanaan urusan kepegawaian, rumah tangga,
perlengkapan, tata persuratan, dan kearsipan
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
44
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lain
Terselenggaranya perencanaan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan program yang akuntabel.
Pada tahun 2019, terdapat 3 dokumen perencanaan Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial, meliputi: Rencana Kerja Pemerintah,
Rencana Kerja Anggaran K/L, dan DIPA. Pada tahun 2019 telah tersusun 5
instrumen monitoring meliputi:
• Monitoring Pekerja Sosial Masyarakat, Lembaga Kesejahteraan Sosial,
Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga, Sistem Layanan Rujukan
Terpadu dan Pekerja Sosial
• Monitoring Ziarah Wisata, Olympiade Pahlawan dan Restorasi Sosial
• Monitoring serapan Hadiah Tidak Tertebak, Hadiah Tidak Diambil
Pemenang dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
• Monitoring pelaporan kinerja
• Pengukuran Indeks partisipasi Pekerja Sosial Masyarakat secara online.
Pada tahun 2019 terdapat terdapat 8 Laporan Kinerja yaitu LKj Setditjen
Dayasos 2018, LKj Ditjen Dayasos 2018, Lahun Ditjen Dayasos 2018 serta
pelaporan melalui aplikasi meliputi SMART, eMonev, Kinerjaku, KSP-
Prioritas Nasional dan esrMenpan.
Terselenggaranya tata laksana organisasi, peraturan perundang-
undangan dan kehumasan yang optimal
Sebagai upaya agar terselengaranya tata laksana organisasi secara
optimal, pada tahun 2019 terdapat sosialisasi reformasi birokrasi, pembahasan
uraian tugas dan analisis jabatan serta penyusunan SOP. Selama tahun 2019
sebanyak 1.654 dokumen peraturan yang telah disahkan dari target sebanyak 950
dokumen. Pada tahun 2019 terdapat 45 kegiatan yang dipublikasikan diantaranya
melalui akun Instagram, Facebook, Twitter, youtube, dan laman website
www.sikapdaya.kemsos.go.id.
Pengelolaan tata laksana keuangan yang akuntabel
Sebagai upaya dalam pengelolaan Laporan keuangan yang
akuntabel, pada tahun 2019 telah tersusun 5 laporan meliputi aporan
Realisasi Anggaran (LRA); Laporan Realisasi Pendapatan ; Laporan Neraca;
Laporan Operasional; Laporan Perubahan Equitas dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK)
Sinkronisasi Perencanaan Program/Kegiatan
Ditjen Dayasos
Evaluasi dan Pelaporan Program Pemberdayaan
Sosial Tahun 2019
Pemetaan Jabatan Lingkup Ditjen Dayasos Pameran Hari Pahlawan 2019
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Semester I
Tahun 2019
Pemantapan Petugas SAIBA Tahun 2019
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
45
Terselenggaranya layanan umum perkantoran, BMN dan
kepegawaian
Sebagai upaya agar terselenggaranya layanan umum
perkantoran, BMN dan kepegawaian, selama tahun 2019 terdapat terdpaat
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
• Asistensi Penyempurnaan SKP
• Pemantapan Administrasi Kepegawaian dan uji kompetensi pegawai
• Konsolidasi Penyusunan Laporan BMN Satker Pusat, Dekon dan TP
Tahun 2019
• Penyusunan Laporan Rekonsiliasi SIMAK BMN Tahun 2018 Pusat,
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
• Pelaksanaan Penataan dan Inventarisasi Barang Milik Negara
• Pelaksanaan Penghapusan dan Lelang BMN di Lingkup Ditjen
Pemberdayaan Sosial
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat,
dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan
pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian,
pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi
pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan
peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Direktorat
Jenderal Pemberdayaan Sosial
AKUNTABILITAS KINERJA
Asistensi Penyempurnaan SKP Penyusunan Laporan Rekonsiliasi SIMAK BMN
LKj2019Dayasos
46
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Sosial, pada tahun 2019 telah mengupload dokumen di halama esr.menpan.go.id,
yaitu:
• Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019
• Indikator Kinerja Utama (IKU) tahun 2019
• Rencana Kinerja Tahunan 2019
• Perjanjian Kinerja tahun 2019
• Rencana Aksi tahun 2019
• Laporan Kinerja tahun 2018.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
47
Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) adalah warga masyarakat yang atas dasar
rasa kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa kebersamaan,
kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi untuk
membantu pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan
sosial. Pengukuran Indeks Partisipasi Sosial ini sebagai tindak lanjut dari
penyusunan alat ukur pengukuran indeks partisipasi sosial PSM yang bekerja sama
dengan Catalyst Psychology dan HR Management Services pada tahun 2018. Sebagai
upaya untuk mengefisienkan sumber daya maka pengukuran Indeks Partisipasi
Sosial PSM maka dilakukan secara online melalui typeform.
Indeks Partisipasi Sosial PSM dilihat dari 2 komponen yaitu Duration of Service
(DoS) dan Engagement-Performance (EP). Instrument yang digunakan merupakan
hasil penyusunan pada tahun 2018 yang telah digunakan untuk uji coba dan diuji
validitas serta realibilitasnya. Berikut rumus yang digunakan dalam perhitungan
indeks partisipasi sosial PSM.
Hasil Pengukuran Indeks Partisipasi Sosial PSM
Hingga 31 Januari 2020, PSM yang telah mengisi instrument secara online
sebanyak 2.543 PSM.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai IPS PSM yaitu 3.43 dan termasuk
kedalam kategori tinggi.
Indeks Partisipasi
Sosial (IPS) 3.43
Konversi IPS 68.70
AKUNTABILITAS KINERJA
1 2 4 4 4 5 5 6 8 9 15 15 16 17 29 30 32 51 57 66 72 74 75 81 93 101 115
169173
230235
749
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Su
lse
l
NT
T
Kal
sel
Mal
ut
Go
ron
talo
Su
lte
ng
Be
ng
kulu
Jam
bi
Mal
uku
Su
lbar
Bal
i
Su
lut
Kal
ten
g
NT
B
Kal
tara
Kep
ri
Su
mu
t
Su
ltra
DIY
Su
mse
l
Jati
m
Jate
ng
Kal
tim
Kal
bar
Ria
u
Lam
pu
ng
Ace
h
Ban
ten
Bab
el
Jab
ar
Su
mb
ar
Jaka
rta
INOVASI
TAHUN 2019
Pengukuran Indeks Partisipasi Sosial PSM Secara Online
Indeks Partisipasi Sosial= Indeks DoS + Indeks EP
Instrumen Pengukuran Indeks Partisipasi PSM melalui typeform
Sumber Data:
Typeform per 31 Januari 2020
Total Responden
2.543
LKj2019Dayasos
48
e-letter merupakan sistem informasi kearsipan yang ditujukan untuk membantu
pengguna dalam melakukan pengelolaan persuratan sesuai dengan bisnis proses
persuratan standar. Tujuan pembuatan aplikasi adalah mewujudkan tatanan
pelayanan administrasi persuratan yang professional, efektif dan efisien.
Pengguna Aplikasi
Pejabat Eselon I, II, III, dan IV di lingkungan Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial
Keunggulan Aplikasi e-Letter
Proses disposisi dari pejabat Eselon I hingga Eselon IV dilakukan
secara online, sehingga dapat dilakukan pada setiap waktu dan
tempat.
Masing-masing pengguna aplikasi dapat:
• Melihat daftar surat masuk
• Memberikan instruksi ke pejabat dibawahnya
• Menambahkan paraf
Rancangan SPeKBE merupakan rancangan aplikasi sebagai wadah dalam
pemberian tugas, pengumpulan tugas serta penilaian kinerja yang dilakukan secara
online. Aplikasi ini akan memberikan manfaat sebagai berikut:
Terukurnya kinerja SDM secara periodik kualitatif dan
kuantitaif.
Tersedianya data kesesuaian perencanaan pelaksanaan dan
capaian kinerja secara realtime.
Terciptanya pengarsipan dokumen yang baik, aman, dan
mudah diakses.
Adanya dasar yang valid atas pemberian Reward dan
punishment pegawai.
Terciptanya budaya kerja yang ramah lingkungan (paperless).
Pembuatan Aplikasi e-Letter
Halaman awal aplikasi web dan aplikasi mobile e-Letter
Pembuatan Rancangan Sistem Pengendalian Kinerja berbasis Elekronik
(SPeKBE)
Terwujudnya mekanisme koordinasi dan pelaksanaan tugas
dan fungsi pegawai yang efektif dan efisien.
LKj2019Dayasos
49
Dalam penyusunan Alat Ukur Indeks Partisipasi Sosial TKSK dan Karang Taruna,
Bagian Program dan Pelaporan bekerjasama dengan Catalyst Psychology dan HR
Management Services.
Langkah-langkah Penyusunan Alat Ukur Indeks Partisipasi Sosial TKSK
1. Melaksanakan Forum Group Discussion (FGD)
Peserta Sesi 1 teridiri dari 5 Peserta (perwakilan Sukabumi, Karawang, Depok, Bekasi) dan sesi 2 terdiri dari 5 peserta
(perwakilan Jakarta dan Tangerang)
2. Penyesuaian Landasan Teoritis
Menyesuaikan hasil FGD dengan landasan teori
3. Pelaksanaan Uji Petik
Provinsi Jawa Barat terdiri dari 22 Partisipan dan Provinsi Banten
terdiri dari 15 Partisipan.
4. Pengolahan Data
Dilakukan uji validitas dan reliabilitas dari hasil uji petik.
Kesimpulan
• Alat ukur partisipasi sosial lembaga karang taruna memiliki reliabilitas
konsistensi internal, validitas, dan daya beda item yang tergolong cukup baik
sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur partisipasi sosial
lembaga karang taruna.
• Terdapat penyesuaian dari indeks partisipasi sosial PSM karena ditambahkan 1
variabel yang akan diikutkan dalam penghitungan pembobotan.
Saran
• Untuk mendapatkan nilai norma indeks partisipasi sosial TKSK yang lebih stabil
perlu dilakukan uji statistik lanjutan setelah diperoleh data minimum 100
sampel yang representative.
Langkah-langkah Penyusunan Alat Ukur Indeks Partisipasi Sosial Karang Taruna
1. Persiapan
• Pelaksanaan Kajian Teoritis
• Brainstorming dengan pihak-pihak terkait (FGD)
2. Penyusunan Alat Ukur
• Penyusunan alat ukur berdasarkan kajian analisis teoritis
• Uji petik untuk menguji coba alat ukur melalui penyebaran
kuesioner alat ukur di 7 provinsi dengan 41 sampel. 7 provinsi
tersebut adalah DIY, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Selatan dan Maluku.
• analisis uji petik dan perbaikan alat ukur
Kesimpulan
• Alat ukur partisipasi sosial lembaga karang taruna memiliki reliabilitas
konsistensi internal, validitas, dan daya beda item yang tergolong cukup baik
sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur partisipasi sosial
lembaga karang taruna.
• Alat ukur partisipasi sosial lembaga karang taruna memiliki jumlah 51 item
pertanyaan termasuk data kontrol Lembaga.
Saran
1. Memerlukan penambahan jumlah sampel untuk mematangkan norma indeks
alat ukur partisipasi sosial lembaga Karang Taruna
2. Mempertimbangkan demografis masyarakat Indonesia yang beragam,
(khususnya partisipan daerah timur) sehingga perlu tetap diberikan contoh
disetiap awal pengerjaan agar meminimalisir kemungkinan terjadinya
kesalahan.
3. Melaksanakan uji korelasi setelah mendapatkan jumlah sampel yang cukup
untuk mementukan data kontrol dan data soal 1 yang paling relevan
menggambarkan IPS sehingga memungkinkan untuk mempersingkat waktu
pengerjaan.
4. Memperhatikan kondisi pengambilan data, mengingat cukup banyak jumlah
pertanyaan dan cara pengisian yang perlu didiskusikan minimal 2 perwakilan
dari setiap Lembaga.
Penyusunan Alat Ukur Indeks Partisipasi Sosial TKSK Penyusunan Alat Ukur Indeks Partisipasi Sosial Karang Taruna
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
50
Kegiatan kewirausahaan sosial atau social
entrepreneurship merupakan bentuk terobosan baru
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial sebagai
upaya tindak lanjut penanggulangan kemiskinan yang
akan memberdayakan individu, keluarga, kelompok
maupun masyarakat miskin, terutama para penerima
manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan
Pangan non Tunai (BPNT), dan Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) yang telah digraduasi dan memiliki
usaha.
Tujuan akhir dari kegiatan kewirausahaan sosial
ini adalah untuk mensejahterakan masyarakat miskin
sehingga mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya dan memberikan dampak terhadap meningkatnya kehidupan sosial
ekonomi di masyarakat. Pada tahun 2019 telah tersusun buku Pedoman Umum
pelaksanaan kewirausahaan sosial.
Pada tahun 2019 diadakan kegiatan FGD di 4 lokasi yaitu
Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (35 KPM)
Kabupaten Jember, Jawa Timur (25 KPM)
Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta (50 KPM)
Kabupaten Solok, Sumatera Barat (25 KPM)
Kesimpulan dari kegiatan FGD di 4 lokasi tersebut sebagai berikut:
• KPM graduasi masih tersebar di beberapa desa,sehingga diperlukan jangkauan
yang lebih luas
• Perlu dibangunnya jejaring kemitraan dan komitmen yang mendukung
terselenggaranya kewirausahaan sosial di daerah yang menjadi lokasi kegiatan
• Perlu adanya sosialisasi diawal, terhadap daerah yang ditunjuk menjadi lokasi
kegiatan kewirausahaan sosial, terutama bagi
➢ Dinas Sosial kabupaten/kota untuk dapat memahami skema kegiatan
kewirausahaan sosial
➢ Koordinator Kabupaten PKH untuk dapat menginformasikan kepada
pendamping PKH dalam mengusulkan KPM graduasi PKH yang sesuai
dengan kriteria;
➢ Inkubator usaha yang terdekat dengan lokasi kegiatan kewirausahaan
sosial
• Perlu dilakukan ToT kepada calon fasilitator untuk dapat melakukan asesmen
kebutuhan (dukungan pengembangan usaha/ akses pemasaran/ akses modal/
menejemen usaha/ legalitas produk dan usaha) kepada KPM sebagai peserta
kewirausahaan sosial
Pilot Project Pelaksanaan Kewirausahaan Sosial
Sampul Pedoman Umum
Kewirausahaan Sosial 2019
LKj2019Dayasos
51
Aplikasi Mobile e-SABi memiliki manfaat untuk Agensi
dan penyelenggara, sebagai berikut:
• Dapat mengetahui status permohonan izin UGB
dan PUB;
• Dapat melihat semua informasi dan peraturan
perundangan-undangan tentang UGB dan PUB;
• Dapat melakukan tanya jawab dengan Helpdesk
Direktorat PSDBS
Halaman informasi direktoratk2krs.kemsos.go.id merupakan layanan untuk
mempermudah masyarakat/instansi yang ingin mendapatkan informasi
mengenai pengusulan Gelar
Pahlawanan Nasional,
Perintis Kemerdekaan,
Satya Lencana Kebaktian
Sosial, Data Pahlawan
Nasional, Penerima SLKS.
Disamping layanan publik
aplikasi ini merupakan
jembatan Antara Direktorat
K2KRS dengan Dinas Sosial
Provinsi, Dinas Sosial
Kabupaten/Kota dalam
mengelola Updating data
Perintis Kemerdekaan,
Janda Perintis
Kemerdekaan dan
Warakawuri atau keluarga
Pahlawan Nasional. Aplikasi
ini launching pada awal
tahun 2019.
Fitur-fitur yang ada di dalam halaman informasi tersebut diantaranya:
a. Data Pahlawan Nasional, meliputi informasi keseluruhan dan profil singkat
b. E-Book, berupa Buku Profil, Komik, seri Pahlawanan Nasional, pedoman,
dsb
c. Informasi terkait Restorasi Sosial
Pengembangan Aplikasi e-SABi Pengembangan halaman informasi melalui
direktoratk2krs.kemsos.go.id
Halaman awal aplikasi
mobile e-SABi
Halaman untuk login
perusahaan
Form pengaduan salah
satu fitur di aplikasi
mobile e-SABi
Halaman untuk
pencarian informasi
UGB / PUB
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
52
d. Informasi Prosedur, berupa prosedur pengusulan Pahlawan Nasional,
Perintis Kemerdekaan, Janda Duda Perintis Kemerdekaan, Satya Lencana
Kebhaktian Sosial
e. Data MPN, TMP, dan TMPN
f. Abiwada, fitur yang dapat digunakan untuk pelaporan data PK,
JDPK,Warakawuri atau keluarga Pahlawan Nasional
g. Pengukuran nilai, fitur yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
efektifitas dan manfaat kegiatan dari peserta
Dalam rangka meningkatkan kinerja Direktorat PKAT dan untuk meningkatkan
keberhasilan pemberdayaan KAT pada tahun selanjutnya, maka Direktorat PKAT
menyusun Pola Pemberdayaan KAT yang baru, yang akan mulai diterapkan pada
tahun 2020.
Penyusunan Pola Baru Pemberdayaan KAT
Pola Baru Pemberdayaan KAT 2020
LKj2019Dayasos
53
MONITORING & EVALUASI
TAHUN 2019
Dilakukan oleh Bagian Program dan Pelaporan
34 Lokasi Monitoring
dan Evaluasi
Waktu Pelaksanaan :
Mei – September 2019
Wilayah Barat Wilayah Tengah
Wilayah Timur :
1. Aceh (Kota Banda Aceh) 2. Sumatera Utara
(Kab.Tanjung Balai) 3. Sumatera Barat (Kota
Pariaman) 4. Sumsel (Kab.Banyuasin) 5. Kepri (Kota Batam) 6. Riau (Kota Pekanbaru) 7. Bengkulu (Kab.Kaur) 8. Babel (Kab.Belitung Timur) 9. Lampung (Kab. Pringsewu) 10. Banten (Kota Tangerang) 11. Jawa Tengah
(Kab.Semarang) 12. DIY (Kab.Bantul) 13. Jabar (Kab.Depok, Kab.
Tasik, Kab. Cirebon, Kab. Bogor, Kab. Bandung)
14. Kalbar (Kab. Mempawah) 15. Kalteng (Kab.Barito
Selatan) 16. Jatim (Kab. Lamongan) 17. DKI (Kota Jakarta Selatan) 18. Jateng (Kab. Semarang)
1. Gorontalo (Kota Banda Aceh) 2. Sulawesi Utara (Kota Manado) 3. Sulawesi Tenggara (Kota
Kendari) 4. Sulawesi Selatan (Kab.Gowa) 5. Kaltim (Kab.Kutai Kartanegara) 6. NTB (Kab. Lombok Tengah) 7. NTT (Kab.Timur Tengah
Selatan) 8. Kalsel (Kab.Banjar) 9. Bali (Kab.Tabanan)
1. Maluku (Kab.Maluku Tengah) 2. Papua (Kota Jayapura) 3. Maluku Utara (Kab. Halmahera
Utara)
Tema Monitoring dan Evaluasi
• Pemberdayaan PSM di Provinsi dan Kabupaten
• Keterhubungan SLRT dengan PSKS lembaga
• Peran Peksos Profesional di tingkat Provinsi
PSPKKM
• Pengelolan HTT/HTDP oleh Dinsos Provinsi
• Efektifitas dan dukungan kinerja PPNS
PSDBS
• Kegiatan Pelestarian nilai K2KS dan Restorasi Sosial
K2KRS
• Pemantauan capaian target dan pelaporan kinerja
KESEKRETARIATAN
Monitoring dan Evaluasi 2019 dilakukan dengan
metode wawancara dan pengisian instrumen
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
54
1. Topik 1: Keaktifan Dinas Sosial Provinsi dalam menertibkan pengelolaan UGB
*Nilai 0 pada grafik diatas menunjukkan bahwa Dinas Sosial provinsi tersebut tidak
menyampaikan data penyelenggaraan UGB berizin di wilayahnya.
Berdasarkan data yang diperoleh di 15
Provinsi, jumlah peyelenggaraan UGB
berizin sampai dengan September 2019
adalah 340 atau 94,71% dari 359
penyelenggaraan UGB yang terdata.
2. Topik 2: Tingkat Penyerapan HTT/HTDP dari Undian Gratis
Berhadiah.
PSDBS
Responden:
15 Dinsos Provinsi, masing-masing 1 pejabat/pegawai
Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat,
Jawa Timur, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Nusa Tenggara
Barat, Maluku Utara, Papua, Kalimantan Timur, Sulawesi
Tenggara, Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan DKI Jakarta.
012
5 5
34
8
28
4
67
120
37
1119
5 40 0 3 4
30
8
28
4
67
120
37
1119
5 4
60%
80%88%
100%100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
20
40
60
80
100
120
140 Terdata Berizin
94,71%
5,29%
UGB Provinsi Berizin
UGB Berizin
Belum/Proses
Rincian Jumlah Penyelenggaraan UGB berizin di 15 Provinsi Rincian Penyaluran HTT/HTDP di 15 Provinsi
0 0 0 0 0 0 0 01
2
3
4
6
8 8
10 0 0
3
0
8
100%
50%
100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0123456789
Jml. HTT/HTDP Jml. Tersalur
LKj2019Dayasos
55
Dari 32 item barang HTT/HTDP yang
ada sampai dengan September
2019 baru tersalurkan sebanyak 20
item atau sebanyak 37,50% dari
jumlah total di 15 Provinsi.
Sedangkan 62,50% HTT/HTDP masih
belum dapat disalurkan kepada
kelompok risiko sosial.
Kendala dalam penyaluran
HTT/HTDP sebagai berikut:
➢ Permohonan mendapatkan barang terlalu banyak persyaratan
➢ Harus menunggu persetujuan dari Kementerian Sosial untuk disalurkan
➢ HTT/HTDP harus dilaporkan ke Kementerian Keuangan sehingga memerlukan
waktu yang lama untuk mendapat persetujuan penyaluran.
➢ Kurang tersosialisasinya HTT/HTDP kepada panti/yayasan sosial sehingga tidak
ada permintaan atau proposal permohonan pengajuan HTT/HTDP
➢ Permintaan penyaluran HTT/HTDP untuk peralatan rumah tangga sangat
rendah karena nilai barang dianggap tidak sebanding dengan rumitnya
mekanisme dan persayaratan pengajuan.
3. Topik 3: Persepsi Dinas Sosial terhadap peran PPNS Undian
Dari 14 Dinas Sosial Provinsi yang memiliki PPNS Undian, 50% menyatakan bahwa kinerja PPNS Undian di wilayahnya sangat efektif. PPNS dianggap efektif karena berperan menertibkan penyelenggaraan UGB sehingga meningkatkan pendapatan Negara serta mampu mencegah terjadinya penipuan terhadap konsumen yang mengikuti UGB
28,57% Dinas Sosial Provinsi yang menyampaikan kinerja PPNS Undian kurang efektif menjelaskan bahwa:
Tugas PPNS Undian saat ini hanya diakui sebagai tugas tambahan, bukan menjadi tusi sehingga terdapat berbagai kendala koordinasi/penugasan dalam pelaksanaan.
Tidak terdapat pelanggaran sehingga peran PPNS Undian hanya terkait pada kegiatan pengawasan dan sosialisasi, tidak ada kegiatan penyidikan.
Adapun faktor-faktor yang mendukung efektifitas kinerja PPNS Undian menurut PPNS/pejabat yang membidangi UGB di 15 Dinas Sosial Provinsi adalah sebagai berikut:
➢ Penugasan PPNS Undian yang sesuai dengan tugas pokok pegawai, bukan merupakan tugas di luar tusi.
➢ Kerjasama yang baik antara Kepala Seksi yang menangani UGB dengan PPNS undian dalam melaksanakan pemantauan dan pengawasan UGB
➢ penguasaan materi tentang UGB dan materi hasil Diklat PPNS serta dukungan dari lembaga/Dinas terkait
➢ Patroli UGB secara periodic
➢ Penambahan Sarana Prasarana
➢ Dukungan sarana transportasi
➢ Dukungan pendidikan & latihan yang berkelanjutan
➢ Dukungan pimpinan dan kesiapan anggaran
➢ koordinasi Lintas Sektor di bidang pengawasan, patroli terpadu dan monev pasca penyelenggaraan UGB
37,50%
62,50%
% Penyaluran HTT/HTDPTersalurBelum
21,43%
50,00%
28,57%
Sangat Efektif
Efektif
KurangEfektif
Tidak Efektif
Sangat TidakEfektif
Persepsi terhadap Kinerja PPNS Undian
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
56
Perlu penyederhanaan mekanisme penyaluran HTT/HTDP,
khususnya untuk barang tidak pakai habis yang nilainya tidak terlalu
besar
Terdapat HTT/HTDP yang belum tersalurkan karena harus melewati
mekanisme dan persyaratan pengajuan yang memerlukan waktu
yang lama diantaranya HTT/HTDP harus menunggu persetujuan
Kementerian Sosial dan dilaporkan ke Kementerian Keuangan.
Kurang tersosialisasinya HTT/HTDP kepada panti/yayasan sosial
sehingga tidak ada permintaan atau proposal permohonan
pengajuan HTT/HTDP
Terdapat 4 provinsi yang memiliki persepsi kinerja PPNS kurang
efektif yaitu: Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Aceh, dan DKI Jakarta.
Hal ini disebabkan diantaranya kurang optimalnya dukungan
internal terhadap kinerja PPNS Undian
PPNS Undian merupakan penugasan diluar tusi bagi PNS di Dinas
Sosial sehingga terdapat berbagai kendala terkait koordinasi dan
komunikasi
Perlu adanya keterbukaan informasi data HTT/HTDP yang ada
Dilakukan pengusulan PPNS Undian sebagai Jabatan fungsional
tertentu mengingat perannya yang cukup strategis dalam
mendorong partisipasi dunia usaha dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
Perlu dibuat aplikasi untuk pencatatan HTT/HTDP Dinas Sosial yang
terhubung dengan pencatatan di pusat sehingga terdapat sebaran
data HTT/HTDP di setiap Provinsi yang akan mendukung efektifitas
penyaluran bagi kelompok risiko sosial yang membutuhkan.
perlu diperhatikan sosialisasi atas manfaat PPNS Undian kepada
pimpinan Dinas Sosial serta motivasi/penguatan kapasitas bagi PPNS
Undian.
Kesimpulan Rekomendasi
LKj2019Dayasos
57
1. Pelaksanaan Pemberdayaan PSM di Provinsi dan Kabupaten
Secara umum semua lokasi sampel menyelenggarakan Bimbingan Teknis PSM melalui dana Dekonsentrasi. Dari 15 Provinsi sebagai sampel, 52% Peserta bimtek berasal dari unsur Calon PSM dan unsur dari PSM sebesar 48%. Responden menyampaikan bahwa tujuan dari Bimtek untuk Calon PSM adalah pelatihan sedangkan tujuan bimtek untuk PSM adalah pelatihan dan/atau konsolidasi.
Narasumber dalam pelaksanaa Bimtek diantaranya dari Dinas Sosial, PSM Teladan Nasional dan Praktisi/ Akademisi. Hanya 47% atau 7 Provinsi yang menanyakan bahwa PSM Teladan juga sebagai narasumber Bimtek.
Menurut Responden Dinas Sosial Provinsi, bahwa sebagian besar PSM sebagai Karang Taruna, terlibat dalam SLRT dan LKS. Dari 30 Kab/Kota 27 Kab/Kota atau 90% menyatakan keterlibatan PSM dalam pelayanan SLRT dan Puskesos baik sebagai petugas maupun mitra kerja.
22 Kabupaten/Kota melakukan supervisi, monitoring, evaluasi dan 12 Kabupaten/Kota menyatakan adanya PSM yang tidak aktif. Adapun kendala ketidakaktifan PSM diantaranya adalah:
• Faktor kesibukan (menjalankan aktifitas ekonomi/bekerja/berkeluarga)
• Kurangnya perhatian dari Pemda dan kurangnya dukungan tokoh masyarakat;
• Keterbatasan dukungan operasional;
• Pindah domisili;
• Faktor usia
2. Peran Pekerja Sosial Profesional di tingkat Provinsi
Dari grafik diatas dapat dillihat bahwa jawaban responden terbanyak atas kiprah Peksos adalah sebagai pendamping sosial yaitu 70% responden menyatakan bahwa Peksos berkiprah sebagai pendamping sosial
PSPKKM
Responden:
15 Dinsos Provinsi, masing-masing 1 pejabat/pegawai
Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa
Timur, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat,
Maluku Utara, Papua, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Aceh,
Nusa Tenggara Timur, dan DKI Jakarta.
Calon PSM; 52%
PSM; 48%
Peserta Bimtek
Narasumber Bimtek
53%
47%
93% Dinas Sosial
PSM Teladan
Nasional Praktisi/Akadem
isi
83%
73%
67%
63%
57%
53%
53%
50%
50%
40%
37%
30%
27%
10%
Karang Taruna
SLRT
LKS
Puskesos
Aparat Desa/Kel
LK3
LPM Desa/Kel
WKSBM
Tim Penggerak PKK
Posyandu
Forum Peduli Pendidikan
Forum Kesehatan Desa/Kel
Gabungan Kelompok Tani
TKSK
Kiprah PSM
70%
67%
59%
48%
44%
30%
26%
22%
11%
11%
7%
4%
4%
Pendamping Sosial
LK3
Profesional
LKS
P2TP2A
LSM
Lembaga pendidikan
Back Office SLRT
LKS Asing
Kepolisian/lembaga hukum
pendamping LKSA
UPTD/Satpel
Manajer kasus
Kiprah Pekerja Sosial
Deskripsi Hasil Pemantauan
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
58
3. Pembinaan LKS dan LK3 di Kabupaten/Kota • Dari 30 Dinas Sosial Kab/Kota terdapat 29 yang memberikan dukungan
terhadap pemberdayaan LKS yang terdiri dari dukungan APBD, regulasi, dan dukungan lainnya.
• Dari 29 Dinas Sosial Kab/Kota terdapat 21 yang memberikan dukungan terhadap pemberdayaan LK3 yang terdiri dari dukungan APBD, regulasi, dan dukungan lainnya .
• Sinergi yang dilakukan LKS dan SLRT diantaranya: ➢ Koordinasi fasilitasi Klien/PPKS
yang membutuhkan pelayanan yang dibutuhkan
➢ Menyampaikan data binaan LKS kepada SLRT untuk dapat dimasukkan di SIKS-NG
➢ Koordinasi terkait sosialisasi tentang SLRT
Sinergitas yang dilakukan LK3 dan SLRT diantaranya Koordinasi fasilitasi Klien/PMKS yang membutuhkan pelayanan yang dibutuhkan terutama layanan kesehatan
• Pelaksanaan Bimtek PSM belum berpedoman pada Peraturan Direktur
Jenderal Pemberdayaan Sosial nomor 15 tahun 2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Bagi Pekerja Sosial Masyarakat sehingga
perlu sosialisasi perdirjen tersebut dengan menuangkan di dalam Juknis
pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi.
• Narasumber kegiatan Bimtek didominasi dari Dinas Sosial dan hanya 47%
dari PSM Teladan serta 53% dari Praktisi/akademisi. PSM Teladan dan/atau
PSKS Teladan lainnya perlu lebih banyak dilibatkan dalam Bimtek PSM
untuk memotivasi relawan sosial di wilayahnya.
• Pelatihan dasar dalam Bimtek PSM tidak semata untuk merekrut PSM baru
tapi merupakan pelatihan dasar/kompetensi minimal yang harus dimiliki
oleh PSKS yang ingin menjadi relawan sosial .
• Provinsi perlu didorong untuk berperan lebih aktif dalam Pengumpulan
Data PSM dan PSKS lainnya.
• Satker Pusat Pengembangan Profesi Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial
memiliki tusi pada pengembangan profesi Peksos, sementara PSPKKM
memiliki tusi pada pemberdayaan peran Pekerja Sosial Profesional sebagai
PSKS unsur masyarakat, namun di Dinas Sosial masih menjadi hal yang
membingungkan sehingga perlu ditinjau kembali peran posisi peran Ditjen
Pemberdayaan Sosial dalam pembinaan Peksos professional.
• Sinergi SLRT dengan PSKS lembaga lainya perlu ditingkatkan agar integrasi
data dan layanan dapat lebih optimal dan memperluas jangkauan SLRT.
• Perlu ada penegasan tentang peran, tugas, dan wewenang Ditjen
Pemberdayaan Sosial dan Rehabilitasi Sosial dalam pembinaan
kelembagaan LKS dan standar layanan teknis LKS.
• Harus segera disusun mekanisme penyerahanan tanggung jawab
pembinaan LK3 oleh Kabupaten/Kota.
46,7%53,3%
Sinergi LKS dan SLRT
AdaBelum
48,3%51,7%
Sinergi LK3 dan SLRT
Ada
Belum
Kesimpulan dan Rekomendasi
LKj2019Dayasos
59
• Dukungan Pemerintah daerah terhadap kegiatan pelestarian nilai K2KS dan
Restorasi Sosial
➢ Dari 13 Dinas Sosial Provisi 45% menyatakan bahwa kegiatan K2KRS telah
didukung oleh pihak-pihak lain yang diantaranya terdiri dari; Legiun Vetera
RI, Dewan harian daerah 45, Perguruan Tinggi, TNI (Korem), LKS, dan
Dunia Usaha
➢ 64% Provinsi sampel memberikan dukungan terhadap pemeliharaan TMP
kisaran nilai 19.200.000 – 150.000.000 rupiah.
➢ Dari 13 Dinas Sosial Provisi 91% menyatakan bahwa kegiatan K2KRS telah
tercantum di RPJMD 2020- 2024.
• Usulan Dinas Sosial Provinsi untuk kegiatan K2KRS:
➢ Penyelenggaraan Olimpiade Pahlawan sampai tingkat Nasional (13
Provinsi)
➢ Perlu diubah pola kegiatan sehingga indikator keberhasilan dapat terukur
➢ Peningkatan promosi nilai-nilai K2KS.
• Usulan indikator manfaat kegiatan
➢ Kegiatan Ziarah Wisata
➢ Penguatan Restorasi Sosial
➢ Kegiatan Olimpiade Pahlawan
Kegiatan yang telah
dilakukan setelah
mengikuti kegiatan
Olimpiade Pahlawan.
Kegiatan yang telah
dilakukan setelah
mengikuti kegiatan
Pelestarian Nilai K2KRS
K2KRS
Responden:
15 Dinsos Provinsi, masing-masing 1 pejabat/pegawai
Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa
Timur, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat,
Maluku Utara, Papua, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Aceh,
Nusa Tenggara Timur, dan DKI Jakarta.
Deskripsi Hasil Pemantauan
1. Perubahan Perilaku dan sikap yang lebih baik dan menghargai pahlawan. 2. Peserta datang kembali melakukan Ziarah ke TMP
1. Tingkat kesadaran untuk meredam konflik di lingkungan masyarakat. 2. Tingkat semangat untuk menghidupkan budaya gotong-royong. 3. Peserta menyampaikan motivasi yang diperoleh dalam kegiatan kepada
anak didik/masyarakat disekitarnya.
1. Tingkat pengetahuan sejarah perjuangan bangsa di tingkat pelajar 2. Tingkat pemahaman peserta tentang nilai kepahlawanan
16%
17%
13%
19%
16%
20%
Mengajak berziarah ke makampahlawan
Mengajak mengunjungi museumperjuangan
Mengajarkan lagu-lagu nasional
Mengajak menonton film tentangtokoh pahlawan
Membuat tulisan tentangkepahlawanan
Mengupload foto dan kegiatanyang diikuti ke media sosial
17,2%
17,2%
17,2%
12,1%
15,5%
20,7%
Mengajak berziarah ke makampahlawan
Mengajak mengunjungi museumperjuangan
Mengajarkan lagu-lagu nasional
Mengajak menonton film tentangtokoh pahlawan
Membuat tulisan tentangkepahlawanan
Mengupload foto dan kegiatanyang diikuti ke media sosial
AKUNTABILITAS KINERJA
LKj2019Dayasos
60
1. Perlu dirumuskan alat ukur yang menjelaskan manfaat kegiatan atau hasil yang telah dicapai.
2. Kegiatan-kegiatan K2KRS di Provinsi diminati pelajar dan masyarakat namun perlu dikembangkan agar lebih sesuai dengan tugas dan fungsi K2KRS yaitu: ➢ Kegiatan Olimpiade Pahlawan perlu dikaitkan dengan
penanaman/penggalian sikap/perilaku berani, jujur, pantang menyerah, dan tanpa pamrih dalam bermasyarakat sehingga lebih dari perlombaan pengetahuan sejarah.
➢ Bentuk kegiatan Penguatan Restorasi Sosial perlu dikaitkan dengan nilai kesetiakawanan sosial yang identik dengan kerelawanan sosial/peran masyarakat dalam penyelenggaraan kesos yang menjadi tusi PSPKKM, sehingga perlu sinergi yang erat antara K2KRS dan PSPKKM.
➢ Perlu dilakukan monitoring terhadap aktifitas lanjutan yang dilakukan oleh alumni peserta ziarah wisata, olimpiade, pengetahun.
3. Penyelenggaraan Olimpiade bisa diselenggarakan secara online agar jangkauan lebih luas dan biaya yang tidak terlalu mahal
Kesimpulan dan Hasil Rekomendasi
PKAT
Evaluasi Program PKAT Purnabina 2019
(Kerjasama Direktorat PKAT dengan BP3KS Yogyakarta, 2019)
Evaluasi dilakukan di 7 lokasi yaitu 1)
Kabupaten Sorolangun, Provinsi Jambi;
2) Kota Waringin Timur, Provinsi
Kalimantan Tengah; 3) Kabupaten
Bolaang Mangandow, Provinsi Sulawesi
Utara; 4) Kabupaten Sumba Timur,
Provinsi NTT; 5) Kabupaten Sumbawa,
Provinsi NTB; 6) Kabupaten Kaimana,
Provinsi Papua Barat dan 7) Kabupaten
Keerom, Provinsi Papua.
Hasil evaluasi di 7 lokasi menunjukkan bahwa pelaksanaan program
Pemberdayaan KAT memberikan dampak sebagai berikut: (1) sebagian besar warga
KAT telah mendapatkan identitas diri seperti KTP, KK, dll., (2) Sebagian warga KAT
telah terpenuhi kebutuhan dasar sandang, pangan, papan, layanan kesehatan,
pendidikan, dan sarana ibadah, (3) Interaksi, baik diantara sesama warga KAT
maupun antara warga KAT dengan warga masyarakat di sekitarnya telah terjalin
dengan baik, serta (4) Sebagian besar warga KAT telah mampu memenuhi
kebutuhan hidup bagi diri beserta keluarganya.
Hasil lain evaluasi menunjukkan bahwa: (1) persepsi warga KAT tentang
pelaksanaan program pemberdayaan KAT masih rendah sehingga tingkat partisipasi
warga KAT juga rendah, (2) Monitoring pelaksanaan program perlu ditingkatkan
sehingga permasalahan dalam pelaksanaan program dapat segera ditindaklanjuti,
(3) Hasil pemberdayaan menggunakan model in situ di enam lokasi evaluasi relatif
efektif, maka program pemberdayaan dapat dilanjutkan dengan memaksimalkan
asesmen pada saat pemetaan sosial, penjajakan awal, dan studi kelayakan.
Sementara itu, satu lokasi evaluasi dengan model pemberdayaan eks situ, yakni di
Kampung Punti Kayu II Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten
Sorolangun tingkat efektivitasnya lebih rendah.
LKj2019Dayasos
61
A. KESIMPULAN
B. SARAN
BAB IV PENUTUP
LKj2019Dayasos
62
PENUTUP
LKj2019Dayasos
63
LAMPIRAN
LKj2019Dayasos
64
Lampiran 1. Pohon Kinerja Ditjen Dayasos 2019
LKj2019Dayasos
65
Lampiran 2. Pohon Kinerja Ditjen Dayasos 2019
Sasa
ran
Prog
ram
Indi
kato
r Kin
erja
Pro
gram
Sasa
ran
Kegi
atan
Indi
kato
r Kin
erja
Keg
iata
nSa
sara
n O
uput
Indi
kato
r Kin
erja
Out
put
Pers
enta
se (%
) PSK
S
pero
rang
an y
ang
berp
eran
akt
if da
lam
peny
elen
ggar
aan
keso
s
Men
ingk
atny
a pe
ran
aktif
PSKS
per
oran
gan
dala
m
peny
elen
ggar
aan
kese
jaht
eraa
n so
sial
% TK
SK y
ang
terli
bat
dala
m
upay
a pe
nyel
engg
araa
n
keso
s
PSKS
per
oran
gan
yang
dib
erda
yaka
n
Jum
lah
TKSK
yan
g
dibe
rday
akan
Targ
et =
70%
Targ
et =
90%
Targ
et =
7.2
01 o
rang
% PS
M y
ang
terli
bat d
alam
upay
a pe
nyel
engg
araa
n
keso
s
Jum
lah
PSM
yan
g
dibe
rday
akan
Targ
et =
75%
Targ
et =
1.69
5 or
ang
% Pe
ksos
yan
g te
rliba
t dal
am
upay
a pe
nyel
engg
araa
n
keso
s
Jum
lah
Peks
os y
ang
dibe
rday
akan
Targ
et =
80%
Targ
et =
120
oran
g
Pers
enta
se (%
) PSK
S
kele
mba
gaan
yan
g
berp
eran
akt
if da
lam
peny
elen
ggar
aan
keso
s
Men
ingk
atny
a pe
ran
aktif
PSKS
kel
emba
gaan
dal
am
peny
elen
ggar
aan
kese
jaht
eraa
n so
sial
% LK
3 da
n LK
PK y
ang
terli
bat
dala
m u
paya
peny
elen
ggar
aan
keso
s
PSKS
kel
emba
gaan
yang
dib
erda
yaka
n
Jum
lah
LK3
dan
LKPK
yang
dib
erda
yaka
n
Targ
et =
80%
Targ
et =
85%
Targ
et =
509
lem
baga
% Ka
rang
Tar
una
yang
terli
bat d
alam
upa
ya
peny
elen
ggar
aan
keso
s
Jum
lah
Kara
ng T
arun
a
yang
dib
erda
yaka
n
Targ
et =
80%
Targ
et =
1.69
5 le
mba
ga
% LK
S ya
ng te
rliba
t dal
am
upay
a pe
nyel
engg
araa
n
keso
s
Jum
lah
LKS
yang
dibe
rday
akan
Targ
et =
80%
Targ
et =
1730
lem
baga
% F
orum
CSR
Kes
os y
ang
terli
bat d
alam
upa
ya
peny
elen
ggar
aan
keso
s
Jum
lah
Foru
m C
SR
Keso
s ya
ng
dibe
rday
akan
Targ
et =
75%
Targ
et =
34
foru
m
% S
LRT
yang
terli
bat d
alam
upay
a pe
nyel
engg
araa
n
Keso
s
Jum
lah
SLRT
yan
g
dibe
rday
akan
Targ
et =
80%
Targ
et =
150
lem
baga
% P
uske
sos
yang
terli
bat
dala
m u
paya
peny
elen
ggar
aan
Keso
s
Jum
lah
pusk
esos
yan
g
dibe
rday
akan
Targ
et =
80%
Targ
et =
300
lem
baga
% Su
mbe
r dan
a ba
ntua
n
sosi
al m
asya
raka
t yan
g
dike
lola
unt
uk
peny
elen
ggar
aan
kese
jaht
eraa
n so
sial
Men
ingk
atny
a pe
ngel
olaa
n
Sum
ber D
ana
Bant
uan
Sosi
al s
ecar
a te
pat
Jum
lah
peny
elen
ggar
a U
GB
dan
PUB
yang
mem
iliki
izin
Jum
lah
peny
elen
ggar
a U
GB
dan
PUB
yang
mem
iliki
izin
Jum
lah
izin
peny
elen
ggar
aan
UG
B
dan
PUB
yang
dite
rbitk
an
Targ
et =
75%
Targ
et =
1.47
0 SK
Targ
et =
1.47
0 SK
Pem
anfa
atan
sum
ber d
ana
bant
uan
sosi
al
Jum
lah
PMKS
dan
risik
o so
sial
yan
g
diba
ntu
mel
alui
dan
a
bant
uan
sosi
al
Jum
lah
PMKS
dan
risik
o so
sial
yan
g
diba
ntu
mel
alui
sum
ber
dana
ban
tuan
sos
ial
Targ
et =
125.
000
Targ
et =
125.
00 P
MKS
% Pe
ning
kata
n pi
hak-
piha
k ya
ng b
erpe
ran
aktif
dala
m p
eles
taria
n ni
lai-
nila
i
kepa
hlaw
anan
,kep
erin
tisa
n da
n ke
setia
kaw
anan
Men
ingk
atny
a ke
terli
bata
n
piha
k-pi
hak
dala
m
pele
star
ian
nila
i-nila
i
kepa
hlaw
anan
,kep
erin
tisan
dan
kese
tiaka
wan
an s
osia
l
% Pe
ning
kata
n ju
mla
h pi
hak-
piha
k ya
ng te
rliba
t dal
am
kegi
atan
pel
esta
rian
nila
i-
nila
i kep
ahla
wan
an,
kepe
rintis
an d
an
kese
tiaka
wan
an s
osia
l
Jum
lah
piha
k ya
ng
terli
bat d
alam
peng
enal
an,
pena
nam
an, d
an
peng
uata
n ni
lai-n
ilai
K3S
Jum
lah
oran
g at
au
piha
k ya
ng
men
dapa
tkan
peng
uata
n ni
lai K
3S
Targ
et =
1%Ta
rget
= 1%
Targ
et =
16.1
40 o
rang
Jum
lah
piha
k ya
ng
terli
bat d
alam
rang
kaia
n H
arw
an
Targ
et =
50
Piha
k
Jum
lah
piha
k ya
ng
terli
bat d
alam
rang
kaia
n H
KSN
Targ
et =
8.0
35 P
ihak
Men
ingk
atny
a ke
man
diria
n
war
ga K
AT
dala
m p
emen
uhan
kebu
tuha
n da
sar
% W
arga
KA
T ya
ng
men
ingk
at k
ualit
as
hidu
pnya
Men
ingk
atny
a ku
alita
s
hidu
p w
arga
KA
T
% W
arga
KA
T ya
ng
mem
anfa
atka
n ba
ntua
n
kebu
tuha
n da
sar
War
ga K
AT
yang
terp
enuh
i keb
utuh
an
dasa
rnya
Jum
lah
war
ga K
AT
yang
men
erim
a
bant
uan
stim
ulan
perm
ukim
an s
osia
l
Targ
et =
45.
55%
Targ
et =
90%
Targ
et =
2.0
99 K
K
War
ga K
AT
yang
mem
pero
leh
peni
ngka
tan
kapa
sita
s
Jum
lah
war
ga K
AT
yang
diti
ngka
tkan
kapa
sita
snya
mel
alui
pend
ampi
ngan
sos
ial
Targ
et =
147
KK
% W
arga
KA
T ya
ng
mem
pero
leh
hak
dasa
r
War
ga K
AT
yang
terp
enuh
i hak
-hak
sipi
lnya
Jum
lah
war
ga K
AT
yang
terp
enuh
i hak
-
hak
sipi
lnya
Targ
et =
10%
Targ
et =
217
KK
POH
ON
KIN
ERJA
TA
HU
N 2
019
DIR
EKTO
RA
T JE
ND
ERA
L PE
MBE
RD
AYA
AN
SO
SIA
L
Esel
on I
Esel
on II
Esel
on II
I
Men
ingk
atny
a
peny
elen
ggar
aan
kese
jaht
eraa
n so
sial
yan
g
part
isip
atif
LKj2019Dayasos
66
Lampiran 3. Laporan Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial
LKj2019Dayasos
67
Lampiran 4. Rencana Kerja Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Tahun 2019 dari Aplikasi Krisna
LKj2019Dayasos
68
LKj2019Dayasos
69
LKj2019Dayasos
70