laporan kinerja lkj) - kemensos

46
KEMENTERIAN SOSIAL RI TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA (LKj) PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA “EFATA” KUPANG 2016

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

1

BAB I

KEMENTERIAN SOSIAL RI TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA

(LKj)

PANTI SOSIAL

BINA RUNGU WICARA “EFATA” KUPANG

2016

Page 2: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

2

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

Penyusunan LAKIN PSBRW Efata dilaksanakan berdasarkan Peraturan

Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi,

dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan setiap

Kementerian untuk menerapkan sistem akuntabilitas kinerja aparatur dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP) diikuti dengan Surat Keputusan Kepala

Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman Penyusunan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan disempurnakan dengan

Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara nomor 239/9/6/8/2003 tentang

Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah

menegaskan bahwa Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilaksanakan untuk

mewujudkan akuntabilitas kinerja melalui perbaikan manajemen kepemerintahan

termasuk sistem perencanaan kinerja, pengukuran, dan pelaporan.

Mengacu pada pedoman yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah serta Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi yang antara lain mewajibkan seluruh pejabat pemerintahan

untuk membuat penetapan kinerja, menuntut usaha keras lembaga pemerintahan dalam

mewujudkan good governance.

Reformasi birokrasi yang dicanangkan pemerintah untuk perbaikan pelayanan

kepada publik yang mengarah pada sistem pelayanan prima mengharuskan lembaga

untuk menyampaikan informasi kinerjanya bukan hanya kepada pemerintah yang di

atasnya melainkan juga kepada masyarakat luas. PSBRW Efata Kupang dalam

mewujudkan reformasi birokrasi melakukan penyempurnaan standar operasional

prosedur, pengkajian program bimbingan, pengembangan jejaring kerja, penyampaian

informasi kepada masyarakat yang kesemuanya bermuara pada peningkatan kualitas

pelayanan.

Dalam rangka pencapaian reformasi birokrasi tentunya PSBRW Efata Kupang

mengalami berbagai macam kendala antara lain:

Page 3: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

3

1. Sumber daya manusia yang kurang memahami tugas pokok dan fungsinya sehingga

proses pelayanan kurang maksimal.

2. Sistem manajemen kepegawaian belum mampu mendorong pencapaian kerja yang

profesional sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab yang diberikan.

3. Kurang berlakunya etos kerja yang tinggi sehingga berpengaruh kepada disiplin dan

produktivitas pegawai.

Salah satu pemecahan masalah dari hal-hal tersebut di atas adalah dengan

penerapan manajemen berbasis kinerja yang berorientasi pada hasil. Agar penerapan

manajemem berbasis kinerja berjalan lebih maksimal, perlu dikembangkan sistem

evaluasi atau penilaian kinerja. Oleh karena itu LAKIN adalah salah satu cara untuk

mengevaluasi dan menilai kinerja suatu lembaga. Selain itu, LAKIN juga mempunyai

fungsi ganda, di satu sisi merupakan alat kendali, alat penilai kinerja secara kuantitatif,

dan sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi PSBRW Efata Kupang

dalam rangka mendukung terwujudnya good governance, yang didasarkan pada

peraturan perundang‐undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Di sisi lain, LAKIN merupakan salah satu

alat untuk memacu peningkatan kinerja setiap seksi yang ada di lingkungan PSBRW

Efata Kupang.

B. Gambaran Tentang Lembaga

Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Efata” Kupang merupakan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) di bawah koordinasi langsung Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian

Sosial RI yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara teknis, PSBRW Efata

Kupang memberikan pelayanan dan rehabilitasi bagi Penyandang Disabilitas Rungu

Wicara (PDRW).

Dalam melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap Penyandang

Disabilitas Rungu Wicara (PDRW), fungsi PSBRW Efata Kupang adalah:

1. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan.

2. Pelaksanaan registrasi, observasi, identifikasi, diagnosa sosial dan perawatan

3. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi bimbingan sosial,

mental, fisik dan keterampilan.

4. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.

5. Pelaksanaan pemberian perlindungan sosial, advokasi, informasi dan rujukan.

Page 4: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

4

6. Pelaksanaan pusat model pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial

7. Pelaksanaan urusan tata usaha.

Berdasarkan kedudukan, tugas dan fungsi sebagaimana dikemukakan terlihat

bahwa PSBRW Efata Kupang memegang peran penting dalam mewujudkan

kesejahteraan sosial khususnya kesejahteraan sosial penyadang disabilitas sebagaimana

diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

serta pencapaian program rehabilitasi kesejahteraan sosial untuk meningkatkan

pelayanan penerima manfaat sebagai salah satu program prioritas nasional tahun 2016.

Pelaksanaan tugas dan fungsi PSBRW Efata Kupang secara lebih konkrit

dijabarkan melalui Renstra yang didalamnya tertuang visi, misi, tujuan, sasaran strategis

dan target kinerja dan diukur dengan indikator kinerja berupa output dan outcome beserta

target tahunan yang jelas. Fokus dari Renstra periode 2015-2019 PSBRW “Efata”

Kupang adalah meningkatnya kualitas dan profesionalisme penyelenggaraan pelayanan

dan rehabilitasi sosial terhadap PDRW yang memiliki daya saing (competitive

advantage) dan berorientasi kepada kepuasan penerima pelayanan (customer satisfaction)

dengan menerapkan standarisasi pelayanan, mengembangkan jangkauan pelayanan

(outreach), peningkatan profesionalisme petugas dan peningkatan aksesibilitas informasi

serta peningkatan dukungan manajemen yang transparan dan akuntabel.

Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Nomor 106/HUK/2009, tanggal 30

September 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan

Departemen Sosial. PSBRW Efata Kupang terdiri dari Kepala Panti, Subbag Tata

Usaha, seksi Program dan Advokasi Sosial, seksi Rehabilitasi Sosial dan dan kelompok

jabatan fungsional ditambah dengan sheltered workshop. Struktur Organisasi dan Tata

Kerja PSBRW Efata Kupang terlihat pada gambar di bawah ini:

Page 5: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

5

K E P A L A

SUB.BAG. TATA USAHA

SEKSI PROGRAM DAN

ADVOKASI SOSIAL SEKSI REHABILITASI

SOSIAL

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

INSTALASI PRODUKSI ( SHELTER WORKSHOP )

Gambar 1. Struktur Organisasi PSBRW Efata Kupang.

Uraian tugas dari masing-masing seksi sesuai Peraturan Menteri Sosial RI Nomor

106/HUK/2009, tanggal 30 September 2009 terdiri dari : 1. Subbag Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan rencana

anggaran, urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga

serta kehumasan.

2. Seksi Program dan Advokasi Sosial mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana

program pelayanan rehabilitasi sosial, pemberian informasi, advokasi sosial dan

kerjasama, penyiapan bahan standarisasi pelayanan, resosialisasi, pemantauan serta

evaluasi pelaporan.

3. Seksi Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melakukan observasi, identifikasi, registrasi,

pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa, perawatan, bimbingan pengetahuan dasar

pendidikan, mental, sosial, fisik, keterampilan, penyaluran dan bimbingan lanjut.

4. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai jabatan

fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Sheltered workshop di PSBRW Efata Kupang mempunyai tugas kegiatan keterampilan

kerja yang bersifat ekonomis, produktif bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial

pasca rehabilitasi agar mampu berperan aktif dalam masyarakat.

Page 6: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

6

Memperhatikan Struktur Organisasi dan Tata Kerja sebagaimana tersaji

pada Gambar 1 terlihat bahwa PSBRW Efata Kupang ini mempunyai kelengkapan

manajemen dan organisasi yang mamadai untuk melaksanakan kebijakan,

strategi, sasaran dan program rehabilitasi sosial yang ditetapkan. Kelengkapan

organisasi yang memadai disertai kejelasan dan legalisasi tugas pokok dan fungsi,

memungkinkan terlaksananya prinsip tugas dibagi habis, sehingga pelaksanaan

pelayanan dapat terlaksana secara sistemik, efektif dan efisien. Namun demikian,

dengan terbaginya kegiatan dalam seksi menuntut koordinasi dan sinergi diantara unit-

unit pelayanan.

Untuk mendukung penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas

rungu wicara dengan hukum sesuai tugas pokok dan fungsi, ketersediaan SDM

PSBRW “Efata” Kupang memiliki komposisi yang multidisipliner. Setiap pegawai

pada umumnya sudah memiliki keterampilan dan pengalaman kerja yang

sangat memadai dan dapat diandalkan, selain itu secara kuantitatif cukup untuk

mendukung optimalisasi tugas pokok dan fungsi lembaga dalam mendukung

terlaksananya kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

C. Peran Strategis

Era globalisasi semakin menuntut negara-negara bersaing untuk berkiprah di

kancah internasional. Untuk dapat bersaing, bukan hanya dengan sumber daya alam

yang melimpah tetapi negara diharuskan mempunyai sumber daya manusia yang

berkualitas. Karenanya pembinaan dan peningkatan kesejahteraan penerima manfaat

sangat diperlukan, hal ini dilandasi adanya kenyataan bahwa dalam masyarakat masih

terdapat penerima manfaat yang mengalami hambatan kesejahteraan baik rohani,

jasmani, sosial maupun ekonominya.

Untuk menanggulangi permasalahan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas

rungu wicara perlu adanya suatu wadah yang presentatif yang dapat memberikan

penanganan secara profesional dan terpadu sehingga permasalahan yang dihadapi

penerima manfaat dapat tertangani dengan baik.

Penanganan permasalahan penerima manfaat tidak dapat dilakukan sendiri oleh

seseorang atau oleh satu lembaga saja karena permasalahan penerima manfaat dalam hal

ini Penyandang Disabilitas Rungu Wicara (PDRW) memiliki sifat yang kompleks

sehingga didalam penanganan masalah penerima manfaat diperlukan suatu kerja sama

antar lembaga. Salah satu lembaga yang memberikan penanganan terhadap permasalahan

PDRW adalah PSBRW Efata Kupang yang merupakan satu-satunya Unit Pelayanan

Teknis (UPT) dari Kementerian Sosial RI yang berada di Nusa Tenggara Timur yang

menangani permasalahan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas rungu wicara.

Page 7: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

7

Pada awalnya segmen pelayanan rehabilitasi sosial yang diberikan PSBRW Efata Kupang

adalah kepada penerima manfaat diwilayah Nusa Tenggara Timur.

Dalam perkembangannya sejalan dengan era globalisasi, maka jangkauan

pelayanan lebih di luas meliputi Nusa Tenggara barat, Bali, Ternate, dan Papua.

PSBRW Efata Kupang mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan,

pelayanan dan rehabilitasi yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif, promotif dalam

bentuk bimbingan fisik, mental, sosial, dan pelatihan ketrampilan, resosialisasi, serta

bimbingan lanjut agar penerima manfaat memiliki sikap, perilaku dan kepribadian secara

wajar dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang

disabilitas rungu wicara (PDRW) di PSBRW Efata Kupang dilaksanakan dalam bentuk

sistem panti.

Secara Teknis Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Efata” Kupang menangani dan

merehabilitasi Penyandang Disabilitas Rungu Wicara melalui pelayanan dalam panti dan

luar panti. Pelayanan Rehabilitasi Sosial yang dilaksanakan oleh PSBRW Efata Kupang

merupakan suatu upaya pemerintah dalam menangani suatu permasalahan kesejahteraan

sosial (PMKS) yang dasarkan pada Peraturan Menteri Sosial Nomor 106/HUK/2009,

tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial pada

pasal 19 tentang Jenis dan Tugas Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Efata” Kupang yaitu

memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif,

rehabilitative, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik,

mental, sosial, pelatihan ketrampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi pdrw agar

mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan

penyiapan standar pelayanan dan rujukan.

Adapun peran strategis dari PSBRW “Efata” Kupang berdasarkan dari

Peraturan menteri Sosial RI yaitu :

1. Memberikan Pelayanan Rehabilitasi Sosial bagi PDRW.

2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat terkait dengan pelaksanaan

Pelayanan Rehabilitasi Sosial bagi PDRW.

3. Melaksanakan sosialisasi dengan instansi terkait dalam penanganan dan rujukan

PDRW.

Dengan demikian peran dan posisi yang strategis ini maka PSBRW Efata

merupakan unsur yang sangat penting keberadaannya dalam rangka menangani

permasalahan-permasalahan kesejahteraan sosial di area lingkup kerjanya.

Page 8: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

8

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA

AA.. RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss 22001155 ––– 22001199

Rencana Strategis 2015–2019 PSBRW Efata Kupang disusun dalam rangka pelaksanaan

tugas dan fungsi PSBRW “Efata” Kupang sesuai Permensos RI No.

106/HUK/2009 serta dalam kerangka Renstra Kementerian Sosial dan Renstra Ditjen

Rehabilitasi Sosial 2015-2019. Dengan adanya Renstra ini, pelaksanaan tugas PSBRW

Efata Kupang diharapkan lebih terarah, sistemik dan sistematik, sehingga tujuan dan

hasil yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.

Sebagai lembaga pelayanan sosial yang akan mengimplementasikan manajemen berbasis

kinerja (Performance Based Management), PSBRW Efata Kupang bertekad untuk

mewujudkan pelayanan prima (excellence service), pelayanan yang memuaskan, terbaik,

mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau lebih baik daripada pelayanan

waktu yang lalu. Tekad ini di ditegaskan dengan visi:

“Mewujudkan PSBRW Efata Kupang Sebagai Lembaga Pelayanan dan Rehabilitasi

Sosial Penyandang Disabilitas Rungu Wicara Yang

Bermutu, Terpercaya dan Profesional”

Sebagai penjabaran dari visi ini, ditetapkankanlah lima misi yang menggambarkan

kegiatan yang akan dilaksanakan guna mewujudkannya, yaitu:

1. Peningkatan profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam melaksanaan tugas

pokok dan fungsinya.

2. Peningkatan penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi sosial sesuai Standar

Operasional Prosedur (SOP).

3. Peningkatkan dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dalam

penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi sosial.

4. Mengembangan jaringan kerja dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial.

5. Penyelenggaraan fungsi promotif lembaga secara optimal

Selanjutnya dalam rangka melaksanakan misi dirumuskan tujuan (goals) organisasi ke

dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional. Tujuan ini merupakan penjabaran atau

implementasi dari pernyataan misi yang akan dilaksanakan atau dihasilkan dalam jangka

Page 9: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

9

waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan ini maka apa

yang harus dilaksanakan oleh PSBRW Efata dalam melaksanakan visi dan misinya

dapat secara tepat diketahui.

Dalam Renstra PSBRW “Efata” Kupang tahun 2015-2019, tujuan PSBRW “Efata”

Kupang dalam rangka melaksanakan rehabilitasi sosial, adalah:

1. Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai pelayanan dan

rehabilitasi sosial

2. Meningkatnya kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitas

Rungu Wicara(PDRW).

3. Meningkat dan optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana dalam

penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi sosial PDRW .

4. Berkembangnya jejaring kerja/networking dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

sosial PDRW.

5. Terselenggaranya fungsi promotif lembaga secara optimal.

6. Terlaksananya advokasi sosial bagi PDRW.

Tujuan tersebut dijabaran ke dalam sasaran yang lebih spesifik dan terukur, yang

menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun dan

dialokasikan dalam lima periode tahunan melalui serangkaian kegiatan yang dijabarkan

dalam Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis digunakan

untuk menentukan fokus kegiatan dan alokasi sumber daya dalam operasional organisasi

tiap-tiap tahun. Sasaran strategis sesuai Renstra PSBRW Efata Kupang adalah:

1. Meningkatnya kemandirian Penyandang Disabilitas.

2. Terlaksananya Rehabilitasi Sosial.

3. Terlaksananya perencanaan program rehabilitasi sosial.

4. Terpecahkannya kasus-kasus yang dihadapi Penerima manfaat.

5. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.

Mengacu pada visi, misi, tujuan dan sasaran strategis serta mempertimbangkan sumber

daya yang ada, kegiatan pokok PSBRW “Efata” Kupang Tahun 2015-2019 terdiri

dari:

Page 10: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

10

1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia petugas pelayanan

Sebagai Unit Pelaksana Teknis yang menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi

sosial, kualitas pelayanan merupakan tujuan utama kegiatan PSBRW “Efata”

Kupang. Beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi agar pelayanan dan rehabilitasi

yang diselenggarakan PSBRW “Efata” Kupang mencapai kualitas sesuai harapan

masyarakat, yaitu: 1) Responsiveness yaitu kemampuan dan kesediaan untuk melayani

dengan baik; 2) Reliability yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai

dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan; 3) Empathy yaitu rasa

peduli untuk memberikan perhatian dan memahami kebutuhan penerima pelayanan;

4) Assurance yaitu jaminan pengetahuan, kesopanan, keramahan petugas serta sifat

dapat dipercaya sehingga penerima pelayanan merasa aman dan terbebas dari risiko;

dan 5) Tangibles, yaitu semua kenampakan fisik yang langsung terlihat seperti

fasilitas fisik, perlengkapan peralatan, penampilan karyawan, serta berbagai sarana

dan prasarana.

Kegiatan peningkatan kapasitas diarahkan pada peningkatan profesionalisme petugas

pelayanan melalui penumbuhan dan pengembangan disiplin kerja, etos kerja,

pengetahuan dan keterampilan teknis serta administrasi pelayanan, mencakup:

a. Pembinaan kesadaran, motivasi, disiplin dan tanggungjawab

b. Pengembangan karir

c. Peningkatan kesejahteraan

d. Pendidikan dan pelatihan

e. Bimbingan teknis

f. Kesempatan belajar

Indikator kinerja peningkatan kapasitas SDM yaitu meningkatnya kompetensi,

motivasi dan kinerja pegawai. Bisa dilihat dari DP3 dan jumlah pegawai yang

mendapatkan kesempatan belajar atau pendidikan dan pelatihan.

2. Rehabilitasi Sosial bagi penerima manfaat yang memperoleh perlindungan dan

rehabilitasi sosial di dalam panti.

Rehabilitasi sosial merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan fisik,

mental, sosial dan keterampilan bagi penerima manfaat untuk menuju keberfungsian

sosialnya. Pelaksanaan rehabilitasi sosial sesuai tahapan sebagaimana diatur dalam

Keputusan Menteri Sosial Nomor 40/HUK/2004 tentang tahapan rehabilitasi sosial di

dalam panti, meliputi:

Page 11: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

11

a. Pendekatan awal

b. Penerimaan

c. Pengasramaan

d. Orientasi

e. Asesmen

f. Perumusan rencana intervensi

g. Bimbingan sosial, mental, fisik, dan keterampilan

h. Resosialisasi

i. Penyaluran

j. Bimbingan lanjut

k. Terminasi

3. Rehabilitasi Sosial bagi penerima manfaat yang memperoleh perlindungan dan

rehabilitasi sosial di luar panti.

Dalam rangka memperluas meningkatkan kualitas pelayanan rehabilitasi panti bagi

penerima manfaat yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pelayanan dalam

panti dan juga pelayanan yang sifatnya kedaruratan. Maka PSBRW “Efata” Kupang

melaksanakan kegiatan berupa:

a. Penjangkauan

b. TRC

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan yang berorientasi pada kepuasan

penerima pelayanan, rehabilitasi sosial yang diselenggarakan dilaksanakan sesuai

standar pelayanan baik dalam proses maupun capaian hasilnya. Standar yang

digunakan antara lain:

a. Ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku

b. Standar pelayanan minimal (SPM)

c. Standar operasional prosedur (SOP)

d. Buku-buku panduan

e. Standar lain yang ditetapkan.

Page 12: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

12

Indikator kinerja rehabilitasi sosial adalah penerima manfaat menjadi berfungsi sosial,

yaitu mandiri dengan pengertian dapat mengatasi masalahnya dengan memanfaatkan

potensi dan sistem sumber yang ada serta melaksanakan tugas dan perannya sebagai

anak sesuai dengan usia perkembangannya di masyarakat.

4. Peningkatan dan optimalisasi sarana dan prasarana

Tujuan peningkatan dan optimalisasi sarana dan prasarana adalah memberikan akses /

kemudahan bagi penerima manfaat dalam memanfaatkan sarana dan prasarana untuk

mendukung pelayanan rehabilitasi sosial yang didapatnya. Peningkatan dan

optimalisasi sarana dan prasarana, kegiatannya meliputi:

a. Penyediaan sarana dan prasarana

b. Perawatan sarana dan prasarana

c. Peningkatan nilai manfaat sarana dan prasarana

Indikator kinerja kegiatan peningkatan aksesibilitas adalah tersedianya sarana dan

prasarana bagi penerima manfaat untuk menjangkau dan memanfaatkan pelayanan

dan rehabilitasi sosial serta sumber-sumber yang mendukung tercapainya

kesejahteraan sosial.

5. Pengembangan jejaring dan peran pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan sosial PDRW

Pengembangan jejaring dan peran stakeholders diarahkan pada kerja sama dengan

berbagai pihak untuk mengoptimalkan pelaksanaan dan tindak lanjut hasil rehabilitasi

sosial. Kegiatan pengembangan tersebut sebagai berikut:

a. Kerja sama dengan unit-unit usaha dalam rangka pelaksanaan Praktek Belajar

Kerja (PBK)

b. Kerja sama dengan instansi pemerintah, organisasi sosial, dan masyarakat dalam

rangka penyelenggaraan penyelenggaraan kewirausahaan.

Indikator dari kegiatan ini adalah meningkatnya jalinan kerja sama dan peran berbagai

pihak dalam mendukung pelaksanaan, pencapaian hasil dan pemeliharaan hasil-hasil

pelayanan dan rehabilitasi sosial.

Page 13: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

13

6. Penyebaran informasi kepada lembaga dan masyarakat tentang penanganan

Penyandang Disabilitas Rungu Wicara.

Penyebaran informasi tentang penanganan PDRW bertujuan selain mempromosikan

lembaga dalam hal ini pelayanan rehabilitasi sosial yang diberikan, juga memberikan

pemahaman mengenai PDRW. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dan lembaga

mengetahui bahwa terdapat lembaga rehabilitasi sosial yang menangani permasalahan

Penyandang Disabilitas Rungu Wicara, sehingga akses masyarakat ataupun lembaga

mengenai permasalahan tersebut dapat terpenuhi. Kegiatan penyebaran

informasi tersebut meliputi:

a. Sosialisasi lembaga dan program rehabilitasi sosial.

b. Penyediaan dan penyebaran informasi melalui media cetak diantaranya leaflet dan

profil lembaga.

c. Pemasangan spanduk kegiatan pada berbagai kegiatan pelayanan dan rehabilitasi

sosial.

Indikator kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan sosialisasi, penyediaan informasi

melalui media cetak, dan tersebarnya informasi kepada masyarakat dan lembaga.

7. Advokasi Sosial

Advokasi sosial diarahkan pada perlindungan penerima manfaat dan keluarganya

terhadap perlakuan salah dan resiko pelayanan serta menjamin terpenuhinya hak-hak

penerima manfaat dengan fokus kegiatan pada penyadaran, pembelaan dan

pemenuhan hak.

Kegiatan advokasi sosial mencakup:

a. Penyadaran hak dan kewajiban

b. Pendampingan penerima manfaat oleh pekerja sosial

c. Pendampingan penerima manfaat yang bermasalah

Indikator hasil advokasi sosial adalah terlindungi dan terpenuhinya hak-hak penerima

manfaat selama mengikuti rehabilitasi sosial.

Page 14: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

14

8. Kajian, penyiapan standar dan pengembangan program pelayanan PDRW.

Tujuan kegiatan kajian, penyiapan standar dan pengembangan program pelayanan

adalah untuk menggali informasi obyektif dan ilmiah tentang pelaksanaan dan

hasil rehabilitasi sosial serta perumusan solusi permasalahan dan penggalian

inovasi baru untuk mengembangkan model, metodologi dan teknologi pelayanan.

Kegiatan kajian, penyiapan standar dan pengembangan program pelayanan

meliputi:

a. Pengkajian dan penyusunan program pengembangan;

b. Pengkajian dan penyiapan standar pelayanan,

c. Pengkajian dan penyiapan acuan kerja teknis.

Indikator outcome kajian dan pengembangan pelayanan adalah terimplementasinya

hasil kajian, rekomendasi kebijakan/program, acuan kerja teknis, model, metode

dan teknologi pelayanan.

BB.. RReennccaannaa KKeerrjjaa TTaahhuunn 22001166

1. Sasaran Strategis Tahun 2016

a. Meningkatnya kemandirian penyandang disabilitas.

b. Terlaksananya r ehabilitasi sosial.

c. Terencananya perencanaan program rehabilitasi sosial.

d. Terpecahkannya kasus – kasus yang dihadapi penerima manfaat.

e. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.

2. Program, Indikator Kinerja Utama dan Outcome

a. Program : Program Rehabilitasi Sosial

b. IKU program : Persentase (%) Penerima manfaat yang

meningkat kemandiriannya..

c. Outcome : Meningkatnya tingkat kemandirian penerima manfaat

melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial.

3. Kegiatan, Indikator Kinerja Utama dan Output Kegiatan

a. Kegiatan: Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas

b. Indikator Kinerja Utama Kegiatan:

1) Orang dengan Kecacatan Rungu Wicara yang memperoleh rehabilitasi dan

perlindungan kesejahteraan sosial di Panti Sosial Bina Rungu Wicara "Efata"

Kupang dengan target 70 orang.

Page 15: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

15

2) Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Orang dengan Kecacatan cacat rungu

wicara dengan target 185 orang.

3) SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang Rehabilitasi dan

Perlindungan Sosial Orang dengan target 31 orang.

4) Laporan keuangan/kinerja/monitoring/evaluasi/publikasi serta

kegiatan pendukung pelaksanaan rehabilitasi dan perlindungan sosial

p e n y a n d a n g d i s a b i l i t a s dengan target 8 laporan.

5) Dokumen perencanaan/program/anggaran/data dan informasi/kebijakan

bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial p e n y a n d a n g

d i s a b i l i t a s dengan target 2 dokumen.

6) Layanan perkantoran dengan target 12 bulan layanan.

Page 16: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

16

Rencana Kinerja

Tabel 1

Rencana Kinerja PSBRW Efata Kupang Tahun 2016

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target

1 Meningkatnya kemandirian Penyandang Disabilitas

Persentase penyandang disabilitas yang meningkat kemandiriannya

Dalam Panti 70 Orang

Luar Panti 185 Orang

Jumlah PM yang terlayani 255 Orang

Tingkat es IV(Kasie Rehabilitasi Sosial)

2 Terlaksananya Rehabilitasi Sosial

Jumlah PM yang mendapatkan rehabilitasi , Jumlah PM yang diasesment

70 Orang

Tingkat es IV(Kasie Program dan Advokasi)

4 Terlaksanaya perencanaan program Rehabilitasi Sosial

Jumlah kab/kota yang didata dan divalidasi

15 Kab/Kota

Jumlah PM yang disosialisasi

375 Orang

Jumlah PM yang diseleksi 20 Orang

Jumlah PM yang dijemput 20 Orang

Jumlah PM yang diresosialisasi dan disalurkan

20 Orang

5 Terpecahkanya kasus-kasus yang dihadapi PM

Persentase kasus yang diselesaikan

1 Kegiatan

Jumlah PM yang dimonitoring dan dievaluasi

10 Orang

Tingkat es IV(Ka Sub Bag Tata Usaha)

6 Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.

Persentase arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi

1 Keg

Jumlah dokumen perencanan

2 Dokumen

Jumlah laporan 38 Laporan

Page 17: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

17

Jumlah bangunan yang terawat

22 Unit

Jumlah kendaraan dinas dalam kondisi baik

9 Unit

Persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu

1 Keg

Page 18: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

18

c. PPeerrnnyyaattaaaann PPeenneettaappaann KKiinneerrjjaa

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA “EFATA” KUPANG

Jl. Timor Raya Km 36 Naibonat, Kupang – Nusa Tenggara E mail : [email protected] homepage: efata.kemsos.go.id

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan

akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : John Elfis

Jabatan : Kepala Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Efata” Kupang

Selanjutnya disebut pihak pertama.

Nama : Marzuki

Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI Selaku atasan

pihak pertama

Selanjutnya disebut pihak kedua.

Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan

sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah

seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan atau kegagalan

pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi

akuntabilitas kinerja terhadap pencapaian target kinerja dari perjanjian ini dan mengambil

tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Kupang, 1 Juni 2016

Pihak kedua Pihak pertama

M a r z u k i J o h n E l f i s

Page 19: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

19

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA

PSBRW EFATA TAHUN 2016

Kementerian : Kementerian Sosial Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial

Tahun Anggaran : 2016

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target

1 Meningkatnya kemandirian Penyandang Disabilitas

Persentase penyandang disabilitas yang meningkat kemandiriannya

Dalam Panti 70 Orang

Luar Panti 185 Orang

Jumlah PM yang terlayani 255 Orang

Tingkat es IV(Kasie Rehabilitasi Sosial)

2 Terlaksananya Rehabilitasi Sosial

Jumlah PM yang mendapatkan rehabilitasi , Jumlah PM yang diasesment

70 Orang

Tingkat es IV(Kasie Program dan Advokasi)

4 Terlaksanaya perencanaan program Rehabilitasi Sosial

Jumlah kab/kota yang didata dan divalidasi

15 Kab/Kota

Jumlah PM yang disosialisasi

375 Orang

Jumlah PM yang diseleksi 20 Orang

Jumlah PM yang dijemput 20 Orang

Jumlah PM yang diresosialisasi dan disalurkan

20 Orang

5 Terpecahkanya kasus-kasus yang dihadapi PM

Persentase kasus yang diselesaikan

1 Kegiatan

Jumlah PM yang dimonitoring dan dievaluasi

10 Orang

Tingkat es IV(Ka Sub Bag Tata Usaha)

6 Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.

Persentase arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi

1 Keg

Page 20: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

20

Jumlah dokumen perencanan

2 Dokumen

Jumlah laporan 38 Laporan

Jumlah bangunan yang terawat

22 Unit

Jumlah kendaraan dinas dalam kondisi baik

9 Unit

Persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu

1 Keg

Kupang, 1 Juni 2016

Mengetahui

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial

Kepala

PSBRW “Efata” Kupang

M a r z u k i J o h n E l f i s

Page 21: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

21

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja

Kinerja PSBRW “Efata” Kupang ditetapkan dalam delapan sasaran kinerja. Tolak

ukur penilaian kinerja tersebut dihitung berdasarkan indikator kinerja dari setiap output.

Berdasarkan indikator output tersebut, capaian kinerja pelaksanaan kegiatan Tahun 2016

hampir seluruhnya dapat tercapai. Secara lebih lengkap, capaian kinerja yang telah

dicapai oleh PSBRW “Efata” Kupang Tahun 2016 berdasarkan indikator output tersaji

pada tabel di bawah ini:

Tabel 2

Capaian Kinerja PSBRW “Efata” Kupang

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target

1 Meningkatnya kemandirian Penyandang Disabilitas

Persentase penyandang disabilitas yang meningkat kemandiriannya

Dalam Panti 70 Orang

Luar Panti 185 Orang

Jumlah PM yang terlayani 255 Orang

Tingkat es IV(Kasie Rehabilitasi Sosial)

2 Terlaksananya Rehabilitasi Sosial

Jumlah PM yang mendapatkan rehabilitasi , Jumlah PM yang diasesment

70 Orang

Tingkat es IV(Kasie Program dan Advokasi)

4 Terlaksanaya perencanaan program Rehabilitasi Sosial

Jumlah kab/kota yang didata dan divalidasi

15 Kab/Kota

Jumlah PM yang disosialisasi

375 Orang

Jumlah PM yang diseleksi 20 Orang

Jumlah PM yang dijemput 20 Orang

Jumlah PM yang diresosialisasi dan disalurkan

20 Orang

5 Terpecahkanya kasus-kasus yang dihadapi PM

Persentase kasus yang diselesaikan

1 Kegiatan

Page 22: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

22

Jumlah PM yang dimonitoring dan dievaluasi

10 Orang

Tingkat es IV(Ka Sub Bag Tata Usaha)

6 Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.

Persentase arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi

1 Keg

Jumlah dokumen perencanan

2 Dokumen

Jumlah laporan 38 Laporan

Jumlah bangunan yang terawat

22 Unit

Jumlah kendaraan dinas dalam kondisi baik

9 Unit

Persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu

1 Keg

Page 23: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

23

B. Realisasi Keuangan

Realisasi keuangan Tahun Anggaran 2016 yaitu Rp 7.372.978.558 (94.50%) dari pagu

yang telah ditetapkan sebanyak Rp. 7.802.229.000,-. Secara lebih rinci, realisasi

keuangan per output kegiatan tersaji pada tabel di bawah ini:

Tabel 7

Realisasi Keuangan Per Output Kegiatan Tahun Anggaran 2016

No Kode Uraian Pagu Realisasi Persen

1. 2243.002 Orang dengan Kecacatan Rungu

Wicara yang memperoleh rehabilitasi

dan perlindungan kesejahteraan sosial

di Panti Sosial Bina Rungu Wicara

"Efata" Kupang

Rp. 1,712,380,000 Rp. 1,686,331,996 99,86

2. 2243.069 Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial

Orang dengan Kecacatan tubuh dan

bekas penderita penyakit kronis,

cacat rungu wicara, cacat netra,

cacat mental, cacat fisik dan mental

Rp. 522,910,000 Rp. 522,910,000 100

3. 2243.101 SDM yang mendapatkan bimbingan

teknis bidang Rehabilitasi dan

Perlindungan Sosial Orang dengan

Kecacatan

Rp. 23,206,000 Rp. 22,806,000 98,28

4. 2243.105 Laporan

Keuangan/Kinerja/Monitoring/Evaluasi/Pu

blikasi serta Pelaksanaan Rehabilitasi dan

Perlindungan Sosial Orang dengan

Kecacatan

Rp. 1,396,794,000 Rp. 1,383,540,625 99,05

5. 2243.106 Dokumen

Perencanaan/Program/Anggaran/Data

dan Informasi/Kebijakan bidang

Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial

Orang dengan Kecacatan

Rp. 53,910,000 Rp. 53,583,000 99,39

6. 2243.994 Layanan Perkantoran Rp. 4,116,769,000 Rp. 3,703,806,937 90,01

Jumlah Rp. 7,802,229,000 Rp. 7,372,978,558 94,50

Page 24: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

24

C. Evaluasi Capaian Kinerja

Berdasarkan capaian kinerja sebagaimana dikemukakan dalam Tabel 7 terlihat bahwa

sebagian besar target kinerja PSBRW “Efata” Kupang Tahun 2016 tercapai. Namun

demikian, dalam beberapa aspek perlu peningkatan lebih lanjut dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan. Secara lebih detil, gambaran tentang

penilaian kinerja setiap sasaran dijelaskan sebagai berikut:

1. Terlaksananya program rehabilitasi sosial sesuai dengan SOP baik dalam

proses maupun capaian hasilnya untuk meningkatkan kemandirian penerima

manfaat.

Sasaran ini merupakan kegiatan utama dan menjadi program prioritas

nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSBRW “Efata” Kupang sebagai

lembaga rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas rungu wicara “efata” kupang

. Pelaksanaan rehabilitasi sosial sesuai prosedur dan standar pelayanan menegaskan

bahwa rehabilitasi sosial yang dilaksanakan tidak sekedar memenuhi kewajiban

sebagai UPT Kementerian Sosial, melainkan terkandung makna untuk memberikan

pelayanan berkualitas dan memenuhi harapan penerima pelayanan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009, rehabilitasi sosial

diberikan dalam bentuk a) motivasi dan diagnosis psikososial; b) perawatan dan

pengasuhan; c) pelatihan keterampilan dan kewirausahaan; d) bimbingan fisik,

mental, sosial; d) konseling psikososial; e) pelayanan aksesibilitas; f) bantuan dan

asistensi sosial; g) bimbingan resosialisasi; h) bimbingan lanjut dan atau rujukan.

Rehabilitasi sosial dilaksanakan secara bertahap mulai dari penerimaan sampai

terminasi.

Indikator utama kegiatan ini adalah jumlah penerima manfaat yang berhasil

teregistrasi 100 persen pada tahun 2016, sebanyak 70 PDRW Yang dilayani

dilindungi dan direhabilitasi sosial di PSBRW “Efata” Kupang . Berdasarkan

indikator ini, capaian kinerja PSBRW “Efata” Kupang, membina Penerima Manfaat

sampai dengan akhir tahun anggaran mencapai 100 persen yaitu sejumlah 70 Orang.

Pencapaian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran

terlaksananya pelayananan dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar

pelayanan sebagai berikut :

a. Penerima manfaat yang diterima sesuai eligibilitas pelayanan penerima

manfaat yang diterima sejumlah 70 Orang atau 100 persen.

Penerimaan calon penerima manfaat mensyaratkan kriteria tertentu agar

dapat mengikuti rehabilitasi sosial. Karena itu, indikator ini digunakan untuk

Page 25: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

25

mengukur ketaatan lembaga dalam menerima calon penerima manfaat sesuai

eligibilitas dan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Berdasarkan jumlah

calon penerima manfaat yang diterima memenuhi eligibilitas

pelayanan, tingkat pencapaian kinerja penerimaan mencapai 100 persen yaitu

calon penerima manfaat berjumlah 70 orang.

Seluruh penerima manfaat yang diterima untuk mengikuti rehabilitasi sosial

dengan target 70 orang memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu mampu didik

dan berusia 15 s/d 30 tahun serta memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan.

b. Dokumen registrasi, asesmen dan perumusan rencana pelayanan (PRP) yang

diselesaikan tepat prosedur, tepat waktu dan tepat sasaran sebanyak 70

dokumen sesuai penerima manfaat yang diterima.

Indikator ini ditetapkan untuk mengetahui ketepatan waktu penyelesaian

dan keakuratan asesmen dan PRP. Target penyusunan asesmen dan PRP

berdasarkan indikator ini tercapai 100 persen. Semua dokumen asesmen dan

PRP yang telah disusun telah melalui prosedur yang ditetapkan, telah divalidasi

melalui temu bahas oleh Tim Rehabilitasi yang melibatkan berbagai unsur

dengan latar belakang profesi dan kompetensi sesuai bidangnya. Dokumen

asesmen dan PRP dapat diselesaikan tiga bulan sejak penerima manfaat diterima

serta semua dokumen diterima dan diterapkan sebagai landasan pemberian

pelayanan oleh pihak yang berkepentingan.

c. PM reguler yang berhasil terpenuhi kebutuhan dasar sesuai kondisinya

dengan capaian 70 orang atau 100 persen dari target PM 70 anak atau 100

persen.

Indikator ini untuk mengukur konsistensi PSBRW “Efata” Kupang dalam

memenuhi kebutuhan dasar sesuai kondisi penerima manfaat. Termasuk dalam

pemenuhan kebutuhan dasar adalah pelayanan akomodasi, kebutuhan

pengasramaan (papan), makan (pangan) dan pakaian (sandang). Berdasarkan

indikator ini, tingkat pencapaian kinerja pemenuhan kebutuhan dasar. Seluruh

penerima manfaat yang mengikuti program rehabilitasi sosial program reguler di

dalam panti sebanyak 70 orang penerima pelayanan dasar dan akomodasi,

meliputi:

a. Penempatan pada asrama

b. Makan tiga kali sehari ditambah snack

c. Pemenuhan kebutuhan pakaian dan perlengkapan:

1) Pakaian seragam harian: dua stel per orang

2) Pakaian seragam keterampilan (wearpack): satu stel per orang

3) Pakaian seragam olah raga: satu stel per orang

Page 26: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

26

4) Pakaian dan perlengkapan ibadah

5) Pakaian dalam

6) Sepatu: dua pasang per orang

7) Kaos kaki

8) Sandal: satu pasang per orang

9) Topi dan ikat pinggang

10) Tas

d. Pemenuhan perlengkapan pemeliharaan kebersihan diri dan kebutuhan

sehari-hari, meliputi:

1) Sabun mandi, sabun cuci, sikat gigi, pasta gigi dan peralatan mandi.

2) Bahan-bahan dan peralatan kebersihan

3) Handuk: satu buah per orang

4) Selimut: satu buah.

5) Sprei: satu buah.

e. Penguatan bimbingan, kegiatan rekreatif dan pengisian waktu luang.

f. Pendampingan sesuai kondisi masing-masing.

Pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan akomodasi dilakukan dengan

sistem pengasramaan. Penempatan PM pada masing-masing asrama dilakukan

dengan mengumpulkan PM yang berasal dari berbagai daerah kota/ kabupaten

menjadi satu asrama dengan tujuan agar PM dapat saling berinteraksi dan

berbagi kebudayaan dari masing-masing daerah. Data dalam Tabel 8 berikut

menggambarkan kondisi penerima manfaat dalam kaitannya dengan pemenuhan

kebutuhan dasar.

Tabel 10

Penerima Manfaat Berdasarkan Penempatan di Asrama

NO

ASRAMA

Total

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Asrama Putra Normalisasi

Asrama Putra Rehabilitasi A

Asrama Putra Rehabilitasi B

Asrama Putra Resosialisasi

Asrama Putri Normalisasi

Asrama Putri Rehabilitasi

Asrama Putri Resosialisasi

11 orang

6 orang

10 orang

8 orang

12 orang

13 orang

10 orang

d. Penerima manfaat yang memperoleh pelayanan kesehatan dan terapi khusus

Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pelayanan

kesehatan dan terapi perilaku. Target pelayanan kesehatan berjumlah 70 orang,

dengan indikator seluruh PM yang membutuhkan layanan kesehatan tertangani.

Page 27: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

27

Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja mencapai 100 persen. Seluruh

PM menerima pelayanan kesehatan, meliputi:

a. Pencegahan, mencakup: penimbangan berat badan, pengukuran tinggi

badan, pemberian vitamin daya tahan tubuh, tes urin, cek darah, pemeriksaan

gula darah dan pemeriksaan tekanan darah.

b. Penyembuhan, mencakup pemberian P3K, pengobatan PM sakit, pemberian

obat umum, rujukan rumah sakit.

Berikut jenis pelayanan dan jumlah PM yang menerima pelayanan kesehatan:

a. Pemeriksaan kesehatan rutin: 70 orang

b. Rujukan ke rumah sakit: 10 orang

.

Terapi khusus diberikan kepada penerima manfaat yang mengalami

gangguan perilaku dan permasalahan khusus lainnya. Tabel 11 berikut adalah

jenis terapi dan jumlah penemerima manfaat penerima pelayanan terapi.

Tabel 11

Jenis Pelayanan Terapi dan Penerima Pelayanan Terapi

No Jeni

s

Ter

api

Target PM Yang dilayani

1

2

3

Terapi Kelompok

Terapi Psikososial

Terapi Obat

70 orang

70 orang

70 orang

70 orang

70 orang

70 orang

Tingkat capaian kinerja untuk terapi kelompok, terapi psikososial,

dan terapi obat sebanyak 100 persen dari target 70 penerima manfaat yang

dilayani

e. PM yang dapat menyelesaikan program rehabilitasi sosial dan kembali ke

lingkungan keluarga dengan target 20 PM yang disalurkan.

Target kinerja untuk penyaluran/resosialisasi tahun 2016 bagi PM yang

telah menyelesaikan rehabilitasi sosial berjumlah 20 orang dengan indikator

seluruh PM yang menyelesaikan rehabilitasi dapat kembali ke lingkungan

keluarga. Beradasarkan indikator ini, tingkat pencapaian kinerja mencapai 100

persen atau tercapai 20 orang.

f. PM yang diresosialisasi dapat bekerja di lapangan kerja/usaha dengan target

20 PM yang diresosilisasi.

Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan

rehabilitasi sosial sesuai moto mandiri, berkembang dan berakhlak mulia.

Kemandirian akan tercapai apabila penerima manfaat berkurang atau hilang

Page 28: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

28

ketergantungan dengan orang lain ketika berada di lingkungan masyarakat,

termasuk dalam aspek ekonomi. Indikator keberhasilan yang mudah diukur dari

tingkat kemandirian dalam aspek ekonomi adalah PM dapat bekerja baik di

lapangan kerja maupun bekerja secara mandiri.

Sesuai rencana kinerja, target penerima manfaat yang telah selesai

mengikuti bimbingan dan dapat bekerja di lapangan kerja/usaha sebanyak 15

orang. Target ini tercapai 80 persen.

Jumlah penerima manfaat yang telah selesai mengikuti bimbingan dan

dapat bekerja di lapangan kerja/usaha kinerja ini mengalami peningkatan dari

tahun 2015 yang hanya 10 orang.

g. PM purna rehabilitasi sosial yang berhasil diberikan bimbingan lanjut

dengan target seluruh PM yang diresosialisasi tahun 2015.

Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan

bimbingan lanjut. Sesuai penetapan kinerja, seluruh PM yang diresosialisasi

diberikan bimbingan lanjut untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian di

lingkungan keluarga baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam

melaksanakan usaha/ kerja.

Berdasarkan indikator ini, target bimbingan lanjut terealisasi 50 persen.

Bagi PM yang telah memperoleh bimbingan lanjut tahun 2015 dilakukan

terminasi. Pada tahun 2016, terminasi dilakukan kepada 10 orang.

h. Tercapainya perubahan aspek sosial, fisik, mental spiritual, psikologi anak

Indikator ini untuk mengukur keberhasilan bimbingan fisik, mental, sosial dan

keterampilan dalam rangka mencapai kemandirian penerima manfaat. Sesuai standar

pelayanan, indikator keberhasilan bimbingan adalah persentase penerima manfaat

yang mengikuti bimbingan dari awal sampai akhir proses layanan.

Keberhasilan bimbingan diukur dari persentase penerima manfaat yang berhasil

mengikuti bimbingan dari awal sampai akhir proses layanan yaitu:

a. Bimbingan fisik: 100 persen

b. Bimbingan mental: 100 persen

c. Bimbingan sosial: 100 persen

d. Bimbingan keterampilan: 100 persen

e. PBK: 100 persen

f. Kewirausahaan: 100 persen

Pada tahun 2016, capaian keberhasilan bimbingan masing-masing jenis

bimbingan tersaji pada Tabel 12, Tabel 13, Tabel 14, Tabel 15 dan Tabel 16

berikut: Tabel 12

Page 29: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

29

dibawah ini;

Tabel 3

Capaian Kinerja Bimbingan

Fisik

No

Jenis Bimbingan Fisik

Target

PM

PM mengikuti

kegiatan

sampai akhir

% Capaian

Target

1

2

3

Perawatan diri dan

lingkungan.

Olahraga

Baris berbaris

70

70

70

70

70

70

100

100

100

Tabel 4

Capaian Kinerja Bimbingan Mental

No

Jenis Bimbingan

Mental

Target

PM

PM mengikuti

kegiatan sampai

akhir tahun

% Capaian

Target

1

2

3

Bim. Agama islam

Bim. Agama Kristen

Bim. Agama Katolik

9

33

38

9

33

38

100

100

100

Page 30: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

30

Tabel 5

Capaian Kinerja Bimbingan Sosial

No

Jenis Bimbingan

Sosial

Target

PM

PM mengikuti

kegiatan sampai

akhir tahun

% Capaian

Target

1 Dinamika

kelompok

70

70

100

2

Bimbingan

kedisplinan,etik

a, dan budi

pekerti

70

70

100

3 Bimbingan

rekreasi

70

70

100

4 Bimbingan

pramuka

70

70

100

Tabel 6

Capaian Kinerja Kecerdasan

No

Jenis Bimbingan

Sosial

Target

PM

PM mengikuti

kegiatan sampai

akhir tahun

% Capaian

Target

1 Bimbingan

Calistung

70

70

100

2

Bimbingan

SIBI

70

70

100

3 Bimbingan

Komtal

70

70

100

4 Bimbingan

privat

diasrama

70

70

100

Page 31: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

31

Tabel 7

Capaian Kinerja Bimbingan Keterampilan pokok

No

Jenis Bimbingan

Sosial

Target

PM

PM mengikuti

kegiatan sampai

akhir tahun

% Capaian

Target

1 Bengkel motor

11

11

100

2

Pertukangan

Batu

10

10

100

3 Pertukangan Kayu

8

8

100

4 Pertukangan

Las

3

3

100

5

Salon

5

5

100

6 Tenun ikan

7

7

100

7 Menjahit

70

26

100

Tabel 8

Capaian Kinerja Bimbingan Keterampilan penunjang

No

Jenis Bimbingan

Sosial

Target

PM

PM mengikuti

kegiatan sampai

akhir tahun

% Capaian

Target

1 Tata Boga

26

26

100

2 Komputer 17 17

100

3 Kerajinan Tangan

27

27

100

Page 32: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

32

Kegiatan Bimbingan Fisik, Sosial, Mental agama dilaksanakan mulai bulan Januari

s/d Desember 2016. Kegiatan bimbingan Teori keterampilan dilaksanakan mulai bulan

Januari s/d Desember 2016. Kegiatan bimbingan Ekstrakurikuler dimulai sejak bulan

Januari s/d Desember 2016. Kegiatan Bimbingan mental agama dilaksanakan mulai

bulan Januari s/d Desember 2016.

Adapun jenis oleh raga dilaksanakan mulai bulan Januari 2016 setiap hari J u m a t

, jenis olahraga yang dilakuakan oleh penerima Manfaat antara lain Voly Ball dan Sepak

Bola.

Secara umum, capaian kinerja bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan

kewirausahaan tahun 2016 sebesar 100 persen. Beberapa faktor yang pendukung

peningkatan capaian kinerja bimbingan yaitu:

a. Tersedianya sarana pendukung berupa buku-buku paket bimbingan, kurikulum dan

peralatan/perlengkapan bimbingan yang memadai.

b. Tersusunnya jadwal pembimbingan bagi PM

c. Meningkatnya komitmen pembimbing untuk memberikan pelayanan yang

berorientasi kepuasan penerima manfaat

d. Dukungan dana yang memadai

e. Adanya kerja sama dan koordinasi yang baik dengan seksi/sub bagian yang terkait.

Disamping melalui berbagai kegiatan tersebut, untuk mengembangkan

dan meningkatkan kualitas bimbingan juga dilakukan:

a. Persami (Perkemahan Sabtu dan Minggu) yang diikuti 70 penerima manfaat

b. Widyawisata seluruh penerima manfaat

c. Kegiatan ekstrakurikuler.

i. PM yang berhasil melalui kegiatan penjangkauan (Outreach) dan TRC (Tim

Reaksi Cepat, dengan Target 185 .

Maksud dari kegiatan outreach ini adalah untuk mewujudkan program dan

kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Penyandang Disabilitas Rungu Wicara

Page 33: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

33

(PDRW) melalui program khusus outreach (penjangkauan) penerima manfaat,

sebagai bagian dari pelaksanaan pengembangan program multi layanan, yang

diarahkan pada peningkatan, perluasan dan pemerataan pelayanan rehabilitasi sosial

bagi PDRW yang tidak terlayani secara regular di dalam Panti. Tujuannya yaitu

Mendapatkan gambaran permasalahan dan data tentang PDRW dan Memberikan

kesempatan bagi PDRW untuk memperoleh pelayanan rehabilitasi sosial yang sama

yang disediakan Panti. Waktu pelaksanaan outreach ini adalah Juli - September 2016

di 7 Kab/kota de Provinsi NTT, NTB, dan Bali.

Target Penerima manfaat pada kegiatan outreach sebanyak 175 Orang, tetapi yang

berhasil sebanyak 52 orang atau Cuma sekitar 29,71 persen. Informasi ini diapatkan

melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.

- Kegiatan Tim Reaksi Cepat

Page 34: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

34

Tujuan dari kegiatan TRC ini adalah tersedianya satuan ekstra/tim khusus yang

memiliki kemampuan penanganan kasus atau masalah dengan cepat, terukur dan

tuntas. Target kegiatan TRC sebanyak 10 Orang dan realisasi penerima manfaat yang

dilayani adalah 100 persen.

2. Terlaksananya perencanaan program rehabilitasi.

Sasaran ini merupakan salah satu kegiatan utama dan menjadi program

prioritas nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSBRW “Efata” Kupang

sebagai lembaga rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas rungu wicara “efata”

kupang .

Berdasarkan hal tersebut, PSBRW “Efata” Kupang melaksanakan kegiatan

sesuai dengan sasaran strategis yang telah disusun, dalam bentuk a) sosialisasi /

pendekatan awal; b) pemanggilan/penjemputan; c) pemulangan/penyaluran;

Indikator utama kegiatan ini adalah Jumlah kab/kota yang didata dan

divalidasi yang berhasil didata 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 15

Kab/Kota , Jumlah PM yang disosialisasi dan diseleksi yang berhasil didata 100

persen pada tahun 2016 sebanyak 375 orang, Jumlah PM yang dijemput yang

berhasil didata 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 20 orang, dan Jumlah PM

yang diresosialisasi dan disalurkan yang berhasil didata 100 persen pada tahun

2016 sebanyak 20 Orang. Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja PSBRW

“Efata” Kupang, dalam mendukung pelaksanaan perencanaan program rehabilitasi

sosial yang dilaksanakan antara bulan janari – desember mencapai 100 persen.

Pencapaian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran

terlaksananya pelayananan dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar

pelayanan sebagai berikut :

a. Jumlah kab/kota yang didata dan divalidasi sejumlah 15 kab/kota atau

100 persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah kab/kota jangkauan

.pelayanan panti. Target kab/kota berdasarkan indicator ini tercapai 100

persen. Berikut nama-nama kab/kota yang telah didata dan divalidasi.

Page 35: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

35

Tabel 9

No. Lokasi Jumlah Kab/kota

1 Alor 1

2 Sabu Raijua 1

3 Rote Ndao 1

4 Daratan Flores 3

5 Daratan Manggarai 3

6 Daratan Sumba 3

7 Bali 1

8 NTB 1

9 TTS 1

Jumlah 15

b. Jumlah penerima manfaat yang disosialisasi dan diseleksi, sejumlah

375 orang atau 100 persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang

disosialisasi dan diseleksi melalui kegiatan pendekatan awal yang bertujuan

untuk mengenalkan program panti dan mendata jumlah pdrw pada kab/kota

tempat kegiatan berlangsung. Target penerima manfaat berdasarkan

indicator ini tercapai 100 persen.

c. Jumlah penerima manfaat yang dijemput, sejumlah 20 orang atau 100

persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang

dijemput setelah dilakukan seleksi melalui kegiatan pendekatan awal dan

memenuhi syarat. Target penerima manfaat berdasarkan indicator ini

tercapai 100 persen.

Page 36: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

36

Berikut nama- nama penerima manfaat yang di jemput:

Tabel 10

No. Nama Daerah Asal

1 Afriana Anitaf Ende

2 Aunur Rofiqi Lombok Barat

3 Fauzi Sumba Timur

4 Harjan Lombok Barat

5 Harianto Raga Welo Sumba Barat Daya

6 Krisantus Rowa Dua Ende

7 Maria Fatima Manik Manggarai

8 Mairanu Dairo Billy Sumba Barat

9 Marlince Billy Sumba Barat Daya

10 Nicolaus Ricard Pala Ende

11 Raehannum Kupang

12 Sayful Fahmi Mataram

13 Sipriani Maria D.B Belu

14 Sofia Loru Lede Sumba Barat

15 Stefani Fiti Sumba Barat

16 Sudirman Lombok Barat

17 Yasinta Wara Lembata

18 Yahanes Wardima Manggarai Timur

19 Damaris Nuban Soe

20 Maryons Iki Soe

d. Jumlah penerima manfaat yang disalurkan, sejumlah 20 orang atau 100

persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang

disalurkan setelah mengikuti rehabilitasi selama 3 tahun dan telah mampu

didik dan mampu latih. Target penerima manfaat berdasarkan indicator ini

tercapai 100 persen.

Berikut nama- nama penerima manfaat yang di jemput:

Tabel 11

No. Nama Daerah Asal

1 Marianu Dopo Ngada

2 Melkianus Bulang Sumba Barat Daya

3 Petrus Danuisang Alor

4 Mario Irwan Bau Sumba Barat

Page 37: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

37

5 Hermanus Haki Peku Sumba Barat

6 Petrus Mawu Ate Sumba Barat Daya

7 Jamal Evento Subuh Kab. Kupang

8 Janaidin Ende

9 Hironimus Hans Way Sikka

10 Debora Kanu Sumba Barat

11 Maria Ervina Mawu Manggarai

12 Kristina Pede Barokah Sumba Barat Daya

13 Emiliana Hartati Manggarai Barat

14 Katarina Lamong Nagakeo

15 Debrina M.V. Kudu Nagakeo

16 Loisa Gomangani Alor

17 Petronela Pawe Ende

18 Sepriana Ndun Rote Ndao

19 Martina Sarce Sinagula Manggarai

20 Aventius Garut Manggarai

3. Terpecahkannya kasus – kasus yang dihadapi penerima manfaat.

Sasaran ini merupakan salah satu kegiatan utama dan menjadi program

prioritas nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSBRW “Efata” Kupang

sebagai lembaga rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas rungu wicara “efata”

kupang .

Berdasarkan hal tersebut, PSBRW “Efata” Kupang melaksanakan kegiatan

sesuai dengan sasaran strategis yang telah disusun, dalam bentuk a) persentase

kasus yang di selesaikan; b) monitoring dan evaluasi.

Indikator utama kegiatan ini adalah persentase kasus yang diselesaikan yang

berhasil didata 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 7 Kasus , Jumlah PM yang

dimonitoring dan di evaluasi sebanyak 10 Orang.. Berdasarkan indikator ini,

capaian kinerja PSBRW “Efata” Kupang, dalam mendukung terpecahkannya kasus –

kasus yang dihadapi penerima manfaat dalam pelaksanaannya antara bulan januari –

desember mencapai 100 persen.

Pencapaian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran

terlaksananya pelayananan dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar

pelayanan sebagai berikut :

Page 38: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

38

a. Presentase kasus – kasus yang diselesaikan, sejumlah 7 Kasus atau 100

persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang

berkasus baik itu mengenai perilaku, kecelakaan, atau sakit. Target

penerima manfaat berdasarkan indicator ini tercapai 100 persen.

Berikut nama – nama penerima manfaat yang telah diselesaikan kasusnya:

Tabel 12

No. Nama Keterangan

1

Stefanus Dairo Mogo Meninggal akibat asma akut,

dan telah dipulangkan ke

daerah asal dan jenasahnya

diantar oleh kepala seksi

rehsos dan staf PAS.

2

Marianus Dairo Billy Ditabrak oleh sepeda motor

saat melakukan olah raga di

luar kompleks panti dan

langsung dilarikan kerumah

sakit untuk dirawat,

didampingi oleh pegawai dan

pengasuh, saat ini telah dapat

beraktifitas dengan normal

kembali.

3

Aventius Sakit akibat kekurangan

kalium, langsung dirawat

dirumah sakit dan telah dapat

beraktifitas seperti semula.

4

Herlina golo Sakit batuk darah, langsung

dirawat dirumah sakit dan

telah dapat beraktifitas seperti

semula.

5

Saiful Pame Kejang – kejang saat

mengikuti bimbingan

keterampilan, telah ditangani

oleh perawat.

6

Harjan Mengalami kecelakaan kerja,

dan langsung ditangani oleh

perawat.

Page 39: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

39

7

Krisantus Mengalami cedera saat

mengikuti bimbingan olah

raga, dan telah ditangani oleh

perawat.

b. Jumlah penerima manfaat yang dimonitoring dan di evaluasi , sejumlah

10 Orang atau 100 persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang

berhasil menjalankan usahanya setelah mengikuti rehabilitasi dipanti

selama 3 tahun dan mengetahui kendala – kendala apa yang dihadapi eks

penerima manfaat ditempat asal. Target penerima manfaat berdasarkan

indicator ini tercapai 100 persen.

Berikut nama- nama penerima manfaat yang di monev:

Tabel 13

No. Nama Daerah Asal

1 Yofindo Hiwa Redung Sumba Barat Daya

2 Frengki Amah Sumba Timur

3 Aprianti Nona Radja Sumba Timur

4 Damasus Wedan Wejak Lembata

5 Mace Imarene Kato Kota Kupang

6 Heri Bertus Nuri Nagekeo

7 Jesica Elcianty Irene R. Sumba Barat

8 Ruth Bela Wawo Sumba Barat

9 Arif Munandar Alor

10 Nofianus Koti Suban Alor

Page 40: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

40

4. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.

Sasaran ini merupakan salah satu kegiatan utama dan menjadi program

prioritas nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSBRW “Efata” Kupang

sebagai lembaga rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas rungu wicara “efata”

kupang .

Berdasarkan hal tersebut, PSBRW “Efata” Kupang melaksanakan kegiatan

sesuai dengan sasaran strategis yang telah disusun, dalam bentuk a) persentase

arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi; b) Jumlah dokumen perencanaan;

c) Jumlah Laporan; d) Jumlah bangunan yang terawat; e) Jumlah kendaraan

dinas dalam kondisi baik; f) persentase administrasi kepegawaian yang tepat

waktu.

Indikator utama kegiatan ini adalah persentase arsip yang terdokumentasi

dan tertata rapi yang berhasil didata 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 1

kegiatan, jumlah dokumen perencanaan yang berhasil didata 100 persen pada

tahun 2016 sebanyak 2 dokumen, jumlah laporan yang berhasil diselesaikan 100

persen pada tahun 2016 sebanyak 38 laporan, jumlah bangunan yang terawatt

yang berhasil direnovasi 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 22 unit, jumlah

kendaraan dinas dalam kondisi baik yang berhasil didata 100 persen pada tahun

2016 sebanyak 9 unit, persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu

sebanyak 1 kegiatan. Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja PSBRW “Efata”

Kupang, dalam mendukung peningkatan kualitas administrasi pelayanan sosial dalam

panti, pelaksanaannya antara bulan januari – desember mencapai 100 persen.

Pencapaian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran

terlaksananya pelayananan dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar

pelayanan sebagai berikut :

a. Persentase arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi. Sejumlah 1

Kegiatan atau 100 persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah arsip atau dokumen yang

telah terdokumentasi dan telah ditata rapi.. Target arsip atau dokumen

berdasarkan indicator ini tercapai 100 persen.

b. Jumlah dokumen perencanaan yang dibuat. Sejumlah 2 dokumen atau

100 persen.

Page 41: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

41

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah dokumen dari kegiatan

yang telah dilaksanakan. Target dokumen berdasarkan indicator ini

tercapai 100 persen. Berikut 2 dokumen dari kegiatan yang dilaksanakan

tersebut:

Tabel 14

No Nama Kegiatan Keterangan

1 Penyusunan program dan

anggaran

Telah diselesaikan

2 Dokumen program data dan

informasi

Telah diselesaikan

c. Jumlah laporan yang telah diselesaikan. Sejumlah 38 Laporan atau 100

persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah laporan dari kegiatan

yang telah dilaksanakan. Target dokumen berdasarkan indicator ini

tercapai 100 persen. Berikut data laporan yang telah dilaksanakan tersebut:

Tabel 15

No Nama Kegiatan Jumlah Laporan Keterangan

1 Laporan

Keuangan

(Satker)

1.Laporan bulanan

(rekon)

2.Laporan triwulan

3.Laporan semesteran

4.Laporan tahunan

(Wilayah) 5.Laporan bulanan

6.Laporan triwulan

7.Laporan semesteran

8.Laporan tahunan

2 BMN (satker) 9.Laporan semester 1

10.Laporan semester 2

11.Laporan tahunan

12.Laporan RKBMN

(wilayah) 13.laporan semester 1

14.laporan semester 2

15.laporan tahunan

Page 42: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

42

3 PMK 249 16.laporan pmk 249

4 PP 39 17.laporan PP 39

5 Kinerja 18.Laporan kinerja

6 Rencana

Strategis

19.laporan renstra

7 SIRUP 20.Laporan aplikasi

SIRUP

8 Kinerjaku 21.Laporan aplikasi

kinerjaku

9 Kegiatan 22.laporan tahunan

10 POK 23.laporan POK

11 Ekotip 24.laporan ekotif

12 Persediaan

25.laporan semester 1

26.laporan tahunan

13 Lelang 27.laporan lelang

14 Monev 28.laporan monitoring

dan evaluasi

15 Laporan

pembinaan

pegawai

29.laporan pembinaan

pegawai

16 Koordinasi 30.laporan koordinasi

17 Publikasi 31.laporan publikasi

18 Sosialisasi

program

32.laporan sosialisasi

program

19 Pelayanan luar

panti

33.laporan pelaksanaan

pelayanan luar panti

20 Kewirausahaan 34.laporan

kewirausahaan

21 PBK 35.Laporan PBK

22

Evaluasi

36.laporan evaluasi

23 Perencanaan 37.laporan perencanaan

24 SPIP 38.Laporan SPIP

Page 43: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

43

d. Jumlah bangunan yang terawat. Sejumlah 22 Unit atau 100 persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah bangunan yang terawat

pada tahun 2016 . Target dokumen berdasarkan indicator ini tercapai 100

persen. Berikut detail kegiatan pemeliharaan gedung dan bangunan yang

dilaksanakan tersebut:

Tabel 16

No Nama Kegiatan Jumlah Luas

1 Pemeliharaan gedung

kantor

1 Unit 324 M2

2 Pemeliharaan Asrama 7 Unit 950 M2

3. Pemeliharaan Rumah

Dinas

10 Unit 394 M2

4. Pemeliharaan gedung

kecerdasan

1 Unit 200 M2

5. Pemeliharaan gedung

poliklinik

1 Unit 70 M2

6. Pemeliharaan garasi II 1 Unit 100 M2

7. Pemeliharaan halaman

panti

1 Unit 9000 M2

e. Jumlah kendaraan dinas dalam kondisi baik. Sejumlah 9 Unit atau 100

persen.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah kendaraan dinas yang

terawat pada tahun 2016 . Target dokumen berdasarkan indicator ini

tercapai 100 persen. Berikut detail kegiatan pemeliharaan kendaraan dinas

yang dilaksanakan tersebut:

Tabel 17

No Nama Kegiatan Jumlah Keterangan

1 Pemeliharaan

kendaraan dinas roda 4

5 Unit Baik

2 Pemeliharaan

kendaraan dinas roda 6

1 Unit

Baik

3. Pemeliharaan

kendaraan dinas roda 2

3 Unit Baik

Page 44: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

44

f. Persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu.

Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui persentase administrasi

kepegawaian yang telah di laksanakan selama tahun 2016. Berikut detail

kegiatan kepegawaian yang dilaksanakan tersebut:

Tabel 18

Jumlah Pegawai PNS berdasarkan Jenis kelamin

1 Laki – Laki 24 Orang

2 Perempuan 7 Orang

Tabel 19

Jumlah Pegawai PNS berdasarkan Golongan

1 Gol I 3 Orang

2 Gol II 8 Orang

3 Gol III 20 Orang

Tabel 20

Jumlah Pegawai Non PNS

1 Tenaga Kontrak 12 Orang

2 Instruktur 8 Orang

3 Pengasuh 6 Orang

Tabel 21

Daftar pegawai yang naik pangkat tahun 2016

No. Nama TMT

1 Eligius Adit 1 April 2016

2 Dudi Herjana 1 April 2016

3 Asrullah 1 April 2016

Tabel 22

Daftar pegawai yang mendapat kenaikan gaji berkala tahun 2016

No. Nama TMT

1 Alexander Z. Lona Januari

2 Dudi Herjana Januari

3 Harry Wiliams Lico Januari

4 Pramufita Hernawati JAnuari

5 Anang Suriansjah Maret

6 Daniel Nenobais Maret

Page 45: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

45

7 Herman Dopen April

8

Lourenco Marques

Oktober

9 Kurnia Akbar Dani Desember

10 Muhammad Amri Desember

Tabel 23

Daftar pegawai yang mutasi keluar tahun 2016

No. Nama Jabatan

1 Anjas Penyuluh Sosial

2 June E. Simanjuntak Psikolog

3 Sutini Calon Peksos

4 John Elfis Kepala PSBRW

“Efata”

Tabel 24

Daftar pegawai yang mutasi masuk tahun 2016

No. Nama Jabatan

1 Dardi Kepala PSBRW

“Efata”

Page 46: LAPORAN KINERJA LKj) - Kemensos

46

BAB IV

PENUTUP

Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan tantangan bagi PSBRW Efata

Kupang untuk mengintegrasikan sistem AKIP dengan sistem perencanaan,

perbendaharaan, akuntansi pemerintah dan sistem lainnya dengan harapan adanya

keselarasan antara norma perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban.

Diberlakukannya SAKIP sebagai implementasi reformasi birokrasi dan

wujud kemauan pemerintah untuk menuju tatakelola kepemerintahan yang baik telah

mendorong PSBRW “Efata” Kupang untuk menyusun LAKIN yang tidak semata

berisikan laporan keuangan, melainkan lebih luas mencakup akuntabilitas kinerja.

LAKIN tahun 2016 ini menyajikan keberhasilan dan kekurangan pencapaian

kerja PSBRW Efata Kupang dalam menjalankan tugas dan fungsi melaksanakan

rehabilitasi sosial penyandang disabilitas rungu wicara. Walaupun disadari bahwa

laporan akuntabilitas ini belum sempurna dalam menyajikan laporan sebagaimana

prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya

berbagai pihak berkepentingan dan masyarakat dapat memperoleh gambaran tentang

hasil rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh jajaran PSBRW Efata Kupang tahun 2016.

Kupang, Januari 2017

Kepala

D a r d i