lkip 2017 pusjasa recovered -...

69

Upload: hoangdat

Post on 04-Apr-2019

245 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan
Page 2: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

 

Praktik  membaca  dan  diseminasi  pengetahuan  pada  masa  kolonial  

Page 3: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

 

 

 

LAPORAN  KINERJA  INSTANSI  PEMERINTAH  PUSAT  JASA  PERPUSTAKAAN  DAN  INFORMASI  PERPUSTAKAAN  NASIONAL  TAHUN  2017  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERPUSTAKAAN  NASIONAL  REPUBLIK  INDONESIA  

2018

Page 4: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan
Page 5: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

i

KATA  PENGANTAR  

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun anggaran 2017 dapat diselesaikan dengan baik. Selain disusun sebagai bahan pertanggungjawaban atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dengan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun 2017 sesuai dengan program dan indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Perpustakaan Nasional RI Tahun 2015-2019, laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

LAKIP ini memberikan ulasan rinci mengenai kemajuan yang dicapai oleh Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi. Di samping itu LAKIP ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan, penyusunan program, kegiatan dan petunjuk operasional yang bersifat teknis, khususnya di dalam layanan bahan pustaka, kerjasama perpustakaan dan daya dukung otomasi perpustakaan pada tahun-tahun yang akan datang.

Kami ucapkan terima kasih atas segala dukungan dan kerjasama yang baik dari semua pihak atas tenaga, fikiran dan koordinasi yang baik sehingga LAKIP ini dapat disusun dan diterbitkan. Kami berharap semoga LAKIP ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Januari 2017 Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Dra. Titiek Kismiyati, M.Hum NIP 195809171983012001

 

 

Page 6: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

ii

 

Gagasan  inspiratif  para  tokoh  kebangsaan  tentang  literasi  

Page 7: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

iii

RINGKASAN  EKSEKUTIF    

Laporan Kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional RI merupakan wujud pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pencapaian visi dan pelaksanaan misi organisasi. Laporan ini menguraikan sasaran dan permasalahan strategis seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan menjelaskan perencanaan kinerja sesuai dengan Perjanjian Kerja Pusjasa Tahun 2017 serta menyajikan hasil analisis terhadap pengukuran kinerja yang meliputi capaian dan akuntabilitas kinerja.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi dibantu oleh tiga Unit Kerja Eselon 3, yaitu:

1. Bidang Layanan Koleksi Umum 2. Bidang Layanan Koleksi Khusus

3. Bidang Kerja Sama dan Otomasi Perpustakaan

Sesuai dengan Perjanjian Kerja Tahun 2017, keempat unit kerja di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan memiliki sasaran program/ kegiatan yaitu (1) Terselenggaranya layanan erpustakaan yang prima, (2) terlaksananya pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno, (3) terlaksananya jejaring nasional perpustakaan, (4) Terlaksananya pengemba-ngan layanan perpustakaan berbasis TIK, (5) Terlaksananya kerjasama teknis di bidang perpustakaan, dan (6) Tersedianya kebijakan jasa perpustakaan dan informasi Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 yang dilakukan sesuai dengan Perjanjian Kinerja tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini:  

 

Tabel  1.    Capaian  kinerja  Pusat  Jasa  Perpustakaan  dan  Informasi  Tahun  2017  No   Sasaran  Strategis   Indikator  Kinerja   Target   Realisasi   Capaian  

1      2        3      4      5      6  

Terselenggaranya  layanan  perpustakaan  yang  prima    Terlaksananya  pelestarian  bahan  perpustakaan  dan  naskah  kuno    Terlaksananya  jejaring  nasional  perpustakaan    Terlaksananya  pengembangan  layanan  perpustakaan  berbasis  TIK  Terlaksananya  kerjasama  teknis  di  bidang  perpustakaan  Tersedianya  kebijakan  jasa  perpustakaan  dan  informasi  

Jumlah  pemustaka  yang  memanfaatkan  layanan  

1.240.000  orang  

5.321.048  orang    

 429,1%  

Jumlah  alih  aksara,  alih  bahasa  dan  penelitian  naskah  kuno  

10  naskah    10  naskah  

 100%  

Jumlah  mitra  jejaring  perpustakaan  yang  difasilitasi  TIK  

20  perpustakaan  

20  perpustakaan  

100%  

Pengembangan  TIK  Perpusnas    

1  paket    1  paket  

 100%  

Terlaksananya  kerjasama  antar  perpustakaan  

3  kali    3  kali  

 100%  

Jumlah  dokumen  kebijakan  layanan  perpustakaan  

6  dokumen    6  dokumen  

 100%  

   

Page 8: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

4

 

Page 9: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

5

DAFTAR  ISI    

KATA PENGANTAR i

RINGKASAN EKSEKUTIF iii

DAFTAR ISI 5

BAB I 8

PENDAHULUAN 8 Latar Belakang 8 Struktur Organisasi 8 Sumber Daya Manusia 9 Isu Strategis 11 Internal 11 Eksternal 11 Akses dan Pemanfaatan Perpustakaan Belum Optimal 11 Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) 11 Knowledge Mobilization 13 Landasan Hukum 14 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja 14

BAB II 16

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 16 Perencanaan Kinerja 16 Tujuan 17 Sasaran 18

BAB III 20

PENCAPAIAN DAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2017 20 Pengukuran Capaian Kinerja 20 Capaian Kinerja terhadap Perjanjian Kinerja Tahun 2017 20 Sasaran Strategis 1 Terselenggaranya layanan perpustakaan yang prima 20 Sasaran Strategis 2 Terlaksananya pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno 21 Sasaran Strategis 3 Terlaksananya jejaring nasional perpustakaan 22 Sasaran Strategis 4 Terlaksananya pengembangan layanan perpustakaan berbasis TIK 22 Sasaran Strategis 5 Terlaksananya kerja sama teknis di bidang perpustakaan 23 Sasaran Strategis 6 Tersedianya kebijakan jasa perpustakaan dan informasi 23 Indikator Kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 24 IKU 1. Jumlah pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan nasional 24 Perpustakaan Penelitian 28 Program Inovatif berbasis TIK 30 Kepuasan Pemustaka 34 IKU 2. Jumlah Alih Bahasa dan Alih Aksara Naskah Kuno 37 IKU 3. Jumlah mitra jejaring perpustakaan yang difasilitasi TIK 40 IKU 4. Pengembangan TIK Perpusnas 1 IKU 5. Terlaksananya kerja sama antar perpustakaan 46 1. Pelaksanaan Kerja Sama bidang Perpustakaan melalui Nota Kesepahaman 46 2. Partisipasi dalam Organisasi Profesi 50 A. International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) 50

Page 10: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

6

B. Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia 57 IKU 6. Jumlah Dokumen Kebijakan di Lingkungan Pusjasa 59 Capaian Kinerja Tahun 2017 Terhadap Renstra Tahun 2015-2019 59 Akuntabilitas Kinerja 61

BAB IV 62

PENUTUP 62 Kesimpulan 62 Saran 64 Lampiran 1. Akuntabilitas Keuangan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 2017 65

DAFTAR  TABEL    

Tabel 1. Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Tahun 2017 .................... iii  Table 2. Sumber Daya Manusia di Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi ....................... 10  Tabel 3. Sumber Daya Manusia berdasarkan bidang jabatan fungsional ............................ 10  Tabel 4. Sasaran Strategis Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 ................. 18  Tabel 5. Capaian Kinerja Pusjasa Tahun 2017 ................................................................. 20  Tabel 6.Penelitian Naskah berdasarkan Bahasa ............................................................... 21  Tabel 7. Jumlah Perpustakaan Berdasarkan Jenis dan Provinsi ......................................... 22  Tabel 8. Capaian IKU 1 Tahun 2017 ............................................................................... 24  Tabel 9. Perbandingan antara realisasi indikator kinerja pemustaka .................................. 24  Tabel 10. Jumlah Pemustaka yang memanfaatkan Layanan On-Line ................................. 25  Tabel 11. Jumlah Anggota Tahun 2017 .......................................................................... 26  Tabel 12. Pemustaka yang memanfaatkan E-Resources ................................................... 29  Tabel 13. Kenaikan Jumlah Pemustaka E-Resources ........................................................ 29  Table 14. Kegiatan penunjang peningkatan jumlah pemustaka ........................................ 32  Tabel 15. Skala Penilaian Kepuasan Pemustaka ............................................................. 34  Table 16. Persentase Peningkatan Alih Bahasa dan Alih Aksara Naskah Kuno .................... 38  Tabel 17 Hasil alih aksara dan alih bahasa naskah kuno oleh Perpusnas ........................... 39  Tabel 18. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2016-2017 terhadap Renstra 2015-2019 ... 39  Tabel 19. Capaian Kinerja IKU 3 Tahun 2017 .................................................................. 41  Table 20. Daftar Perpustakaan yang difasilitasi TIK ........................................................... 2  Tabel 21. Pengembangan TIK 2017 ................................................................................. 1  Tabel 22. Progress Pengembangan TIK Perpusnas 2015-2017 ......................................... 60  Tabel 23. Akuntabilitas Kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2017 . 61    

DAFTAR  GAMBAR  Gambar 1. Struktur Organisasi Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi .............................. 9  Gambar 2. Skema Mobilisasi Pengetahuan oleh Perpustakaan .......................................... 13  Gambar 3. Presiden Jokowi saat Membuka Gedung Baru Perpusnas di Merdeka Selatan, 14

September 2017 .................................................................................................... 28  Gambar 4. Acara Malam Penggalangan Dana Omah Munir yang menghasilkan 900 juta untuk

kegiatan pembelaan HAM di Indonesia. ................................................................... 28  Gambar 5. Ruang baca pemustaka naskah Nusantara ..................................................... 30  Gambar 6. Tampilan antar Muka iPusnas ........................................................................ 31  Gambar 7. Layanan Online Perpustakaan Nasional RI ...................................................... 37  Figure 8. Portal Pernaskahan Nusantara Perpusnas ......................................................... 38  Gambar 9. Penandatanganan MoU antara Perpustakaan Nasional RI dengan Kemenkumham

............................................................................................................................ 49  

Page 11: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

7

Gambar 10. Penandatanganan MoU antara Perpustakaan Nasional RI dengan Kementerian Pertahanan RI ....................................................................................................... 49  

Gambar 11. Penandatanganan MoU antara Perpustakaan Nasional RI dengan Universitas Al-Ghifari ................................................................................................................... 50  

 DAFTAR  GRAFIK  

Grafik 1. Anggota Perpustakaan 2017 ............................................................................. 26  Grafik 2. jumlah pengguna aktif iPusnas tahun 2017 ........................................................ 31  Grafik 3. Jumlah buku koleksi iPusnas yang dipinjam pada tahun 2017. ............................ 32  Grafik 4. Kepuasan terhadap unit layanan secara total, dan bagi kelompok mahasiswa,

umum, dan pelajar ................................................................................................. 35  Grafik 5 Target peningkatan alih aksara dan alih bahasa sampai 2019 .............................. 40    

 

Page 12: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

8

BAB  I  PENDAHULUAN  

 

Latar  Belakang  Penguatan akuntabilitas kinerja merupakan salah satu program yang dilaksanakan dalam rangka reformasi birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN, meningkatnya kualitas pelayanan publik kepada masyarakat, dan meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Penguatan akuntabilitas ini dilaksanakan dengan penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang SAKIP yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). LKIP merupakan instrumen yang digunakan oleh instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi. LKIP terdiri dari komponen-komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran dan evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. LKIP Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi yang selanjutnya akan menggunakan istilah Deputi I, menjelaskan tentang pengukuran kinerja dan evaluasi yang dipaparkan sesuai dengan hasil analisis terhadap pengukuran kinerja tahun 2016. Tujuan penyajian LKIP ini adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada Kepala Perpustakaan Nasional atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai. Selain itu, LKIP ini disajikan juga sebagai bahan referensi dalam upaya perbaikan yang berkesinambungan bagi Deputi I guna meningkatkan kinerjanya. Acuan kerja Pusat Jasa Perpustakaan dan lnformasi didasarkan pada Keputusan Kepala Perpustakaan No. 3 tahun 2001. Menurut nomenklatur tersebut, Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan layanan perpustakaan dan informasi. Untuk menunjang tugas tersebut, Pusat Jasa

Perpustakaan dan Informasi melaksanakan fungsi : (a) pelaksanaan layanan koleksi umum dan khusus, (b) pelaksanaan bimbingan pemakai, (c) pelaksanaan pameran dan promosi, dan (d) pelaksanaan kerja sama dan otomasi perpustakaan.

Struktur  Organisasi    Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagaimana tersebut di atas, maka Pusat Jasa Perpustakan dan Informasi membagi tugas kepada 3 Bidang dan 2 Sub Bidang dengan uraian sebagai berikut:

1. Bidang Layanan Koleksi Umum

Mempunyai tugas melaksanakan layanan koleksi umum (Pasal 59). Dalam melaksanakan tugas tersebut, bidang ini menyenggarakan fungsi (pasal 60) sebagai berikut: a. Pelaksanaan layanan koleksi umum dan

rujukan; b. Pelaksanaan layanan terjemahan dan

konsultasi perpustakaan.

2. Bidang Layanan Koleksi Khusus Mempunyai tugas melaksanakan layanan koleksi khusus (Pasal 61). Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang ini menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan layanan koleksi bahan

pustaka naskah kuno, buku langka, audio visual, dan peta lukisan;

b. Pelaksanaan layanan terjemahan dan transliterasi (alih aksara) dan konsultasi perpustakaan.

3. Bidang Kerjasama Perpustakaan dan

Otomasi Mempunyai tugas melaksanakan kerja sama perpustakaan dalam dan luar negeri, pengelolaan pangkalan data nasional, dan pelaksanaan dan pengembangan sistem otomasi perpustakaan (Pasal 63). Dalam

Page 13: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

9

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, bidang ini menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan kerjasama perpustakaan

dalam dan luar negeri; b. Pengelolaan pangkalan data

perpustakaan lingkup nasional; c. Pembinaan dan pengembangan otomasi

perpustakaan di lingkungan Perpustakaan Nasional RI;

d. Pengelolaan website dan jaringan intranet;

e. Pengembangan format komunikasi Indonesia Machine Readable Cataloguing (INDOMARC).

Bidang Kerjasama Perpustakaan dan Otomasi memiliki dua sub bidang, yaitu Sub Bidang Kerjasama Perpustakaan dan Sub

Bidang Otomasi Perpustakaan (pasal 65). Menurut pasal 66, ayat 1, Sub Bidang Kerjasama Perpustakaan mempunyai tugas penyiapan bahan dan melakukan kerjasama perpustakaan dalam dan luar negeri. Pada ayat 2, Sub Bidang Otomasi Perpustakaan mempunyai tugas melakukan pengelolaan pangkalan data perpustakaan lingkup nasional, pembinaan dan pengembangan otomasi perpustakaan, pengelolaan website dan jaringan intranet serta mengembangkan format komunikasi data Indonesia Machine Readable Cataloguing (INDOMARC).

Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi terdiri dari satuan unit kerja sebagaimana tampak pada bagan di bawah ini.  

       

       

Gambar  1.  Struktur  Organisasi  Pusat  Jasa  Perpustakaan  dan  Informasi    

Sumber  Daya  Manusia

Untuk menunjang kinerja lembaga, Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional memiliki 126 sumber daya manusia,

yang tersebar dalam tiga eselon III. Sebaran SDM berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Page 14: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

10

Table  2.  Sumber  Daya  Manusia  di  Pusat  Jasa  Perpustakaan  dan  Informasi  

Strata  Pendidikan  

KSPO   LKU   LKK   TOTAL  

S3   1   0   0   1  

S2   2   8   5   16  S1   25   30   14   69  

Diploma   3   13   6   22  

SMA   0   11   7   18  

TOTAL   31   62   32   125  

 

Keterangan    KSPO:  Kerja  sama  Perpustakaan  dan  Otomasi  LKU:  Layanan  Koleksi  Umum  LKK:  Layanan  Koleksi  Khusus  

 

Adapun sebaran Sumber Daya Manusia berdasarkan bidang jabatan fungsional (umum

dan khusus) dapat dilihat dalam tabel berikut.

 

Tabel  3.  Sumber  Daya  Manusia  berdasarkan  bidang  jabatan  fungsional  Jabatan      KSPO   LKU   LKK     TOTAL  

Struktural     3   1   1   5  Pustakawan     13   45   19   77  

Pranata  Komputer     6   0   0     6  Administrasi  Umum     9   17   8   34  Filolog   0   0   3   3  Total   31   63   32   125  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

11

 

Isu  Strategis    

Isu strategis merupakan kondisi yang menjadi prioritas dalam perbaikan sebuah organisasi di masa mendatang. Pada unit organisasi Deputi I, beberapa isu strategis yang menjadi prioritas baik internal maupun eksternal, sebagai berikut: Internal  

a. Alih aksara dan alih bahasa serta pendayagunaan naskah kuno Indonesia belum optimal.

b. Jumlah perpustakaan di Indonesia yang ikut serta dalam jejaring perpustakaan masih rendah.

c. Daya tampung ruangan tidak seimbang dengan pertumbuhan jumlah koleksi dan pengunjung.

d. Layanan untuk berkebutuhan khusus (difabel) belum tersedia.

e. Kesadaran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa masih rendah.

f. Koleksi yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Eksternal   Akses  dan  Pemanfaatan  Perpustakaan  Belum  Optimal  

Perpustakaan sebagai sarana mencerdaskan kehidupan bangsa, menyediakan beragam jenis sumber informasi baik cetak, tertulis maupun terekamdapat menciptakan suatu tatanan masyarakat pembelajar apabila dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat. Pada era global saat ini, kebutuhan informasi masyarakat semakin berkembang dan beragam. Tuntutan layanan informasi yang cepat, murah, dan tepat menjadi tantangan bagi perpustakaan. Oleh karena itu, penyediaan sumber informasi sudah bertransformasi dari bentuk tercetak menjadi bentuk elektronik. Perluasan dan jangkauan layanan perpustakaan perlu dilakukan secara terstruktur dan masif. Berbagai sumber informasi

yang disediakan harus dapat mendukung perpustakaan sebagai sarana pendidikan, penelitian, pelestarian, dan penguatan ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta sebagai sarana rekreasi pemustaka. Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat berperan penting dalam mendukung pendidikan seumur hidup (life-long education) menuju terwujudnya masyarakat unggul, cerdas, kritis dan inovatif yang berbasis pada budaya keilmuan. Saat ini pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat masih belum optimal, ditandai dengan jumlah kunjungan masyarakat yang memanfaatkan potensi perpustakaan masih relatif rendah. Oleh karena itu, perpustakaan harus mampu meningkatkan jumlah pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan dengan berbagai upaya yang inovatif dan kreatif. Upaya tersebut wajib dilakukan, walaupun keberadaan perpustakaan dari segi kuantitas maupun kualitas belum memenuhi kebutuhan masyarakat.

Globalisasi  dan  perkembangan  teknologi   informasi  dan  komunikasi  (TIK)   Perkembangan pengelolaan perpustakaan di berbagai belahan dunia belakangan ini dihadapkan pada satu konsep pengelolaan perpustakaan bertaraf internasional (world class library). Konsep world class library menekankan pada kualitas layanan dan juga kuantitas koleksi karya-karya ilmiah di dalamnya. Menurut Princeton Review Gourman di Amerika, ada beberapa kriteria yang dapat menjadi indikator dalam mengukur dan mengkategorikan perpustakaan menjadi world class library, yang berorientasi pada: (a) Services and collection (pelayanan dan koleksi); (b) Accessibility (aksesibilitas); (c) Variety of literary offerings (keanekaragaman literatur yang disediakan); (d) Comfort and availability of reading/studying

Page 16: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

12

spaces (kenyamanan membaca); dan (e) User satisfaction (kepuasan pemustaka). Informasi terbaru mengenai fokus perhatian utama dunia dalam hal pengelolaan perpustakaan dari hasil International Conference of Academic Libraries tanggal 12-15 February 2013 di New Delhi, India menekankan pada:

− Moving libraries to the web (computer and

internet approach). Salah satu isu hangatnya adalah pengembangan konsep world digital library yang menekankan pada pengelolaan literatur dan koleksi perpustakaan berbasis pada e-library sebagai salah satu kriteria mewujudkan world class library. Sebagai contoh, penerapan Machine Readable Cataloging (MARC) dalam merekam berbagai jenis literatur;

− Menciptakan standar bersama qualitative performance dalam hal layanan perpustakaan;

− Mendesain sistem kolaborasi internasional dalam hal pengelolaan koleksi perpustakaan (international collaboration);

− Pengembangan minat dan bakat (talent development) bagi siapa saja yang tertarik pada dunia perpustakaan. Pengembangan kompetensi pustakawan melalui jejaring pustakawan internasional yang salah satunya diprakarsai oleh International Federation of Library Associations and Institutions (IFLA) melalui sejumlah programnya; dan

− Perubahan strategi manajemen pengelolaan perpustakaan.

Lebih lanjut, konsep pengelolaan

perpustakaan menuju world class library juga menjadi salah satu topik utama dalam kongres UNESCO Experts Meeting on the World Digital Library tanggal 1 Desember 2005. Dalam kongres tersebut dibicarakan dan digalakkan konsep world digital library: “Digital library is a managed collection of information, with associated services, where the information is stored in digital formats and accessible over a network. A crucial part of this definition is that the information is managed”. Perpustakaan digital berfokus pada penyediaan

dan penyimpanan data berupatulisan, gambar, dan suara dalam bentuk elektronik dan mendistribusikannya melalui jaringan komputer. Dalam kongres yang juga melibatkan Indonesia tersebut, disepakati bahwa perpustakaan digital merupakan salah satu indikator menuju perpustakaan kelas dunia. Dalam kontekskawasan Asia Tenggara, Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL) menyadari adanya tuntutan untuk melakukan pengelolaan perpustakaan menuju world class library. Di dalam tuntutan tersebut, CONSAL berfokus kepada sumber daya manusia atau pustakawan yang ada di perpustakaan itu sendiri. CONSAL menyadari bahwa pustakawan sebagai bagian dari pelaku pendidikan harus mampu menyesuaikan diri, baik melalui peningkatan profesionalisme maupun peningkatan kemampuan berjejaring dalam rangka memperkuat hubungan dengan sesama pustakawan di tingkat nasional dan regional. Jejaring ini penting agar para pustakawan di Asia Tenggara mampu memperkuat diri dalam menghadapi "serbuan" pelaku pendidikan dari luar Asia Tenggara. Adapun fokus program CONSAL sebagai berikut: − Pengembangan kompetensi dan jejaring

pustakawan di tingkat Asia Tenggara; − Pelestarian, pengelolaan dan

pendayagunaan Perpustakaan; dan − Mobile library.

Di kawasan regional, terdapat pula International Conference on Asia Pasific Digital Librariesyang berfokus pada: (a) optimalisasi investasi pengembangan perpustakaan berbasis TIK (optimalization of ICT investment); (b) menjalin kerjasama inter dan antar institusi agar terjadi interaksi pertukaran informasi dari negara yang kaya informasi ke negara yang miskin informasi (information resource sharing); (c) mengembangkan digital library yang berisi konten digital perpustakaan agar bisa dimanfaatkan secara bersama seperti library devices, supporting languages, cataloging people, building collections, web, information visualization, search technology, service structures; (d)

Page 17: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

13

mengadakan pelatihan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan seperti exchange librarians yang berkelanjutan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang bisa digunakan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan terutama perubahan/ perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Konsep world class library menekankan pada kualitas layanan dan kuantitas koleksi dengan kemudahan akses melalui pemanfaatan TIK dan membangun jejaring perpustakaan (library networking),namun dalam kenyataannya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada berbagai jenis perpustakaan belum optimal. Dalam ranah internasional, tantangan perpustakaan adalah memastikan peran dalam penyediaan akses ke informasi kepada semua masyarakat secara merata, sebagaimana tertuang dalam Lyon Declaration on Access to Information and Development yang dicanangkan pada pelaksanaan IFLA WLIC tahun 2014 di Lyon, Prancis. Deklarasi ini menggarisbawahi wacana pentingnya akses terhadap informasi untuk

dimasukkan ke dalam kerangka pembangunan PBB tahun 2015 dan seterusnya. Knowledge  Mobil ization  Knowledge Mobilization (KMb) adalah istilah umum yang mencakup berbagai aktifitas yang berkaitan dengan produksi dan penggunaan hasil penelitian, termasuk sintesis pengetahuan, diseminasi, transfer, pertukaran, dan penciptaan bersama atau produksi bersama oleh para peneliti dan pengguna pengetahuan. (The Social Sciences and Humanities Research Council of Canada). KMb adalah proses pengalihan pengetahuan ke dalam suatu kegiatan yang langsung memiliki manfaat seluas-luasnya. Perpustakaan harus bergerak dalam usaha mobilisasi pengetahuan sehingga memberikan dampak nyata terhadap masyarakat. Dengan demikian, berbagai perangkat untuk memberikan kepastian sebuah program memberikan outcome yang signifikan perlu dibangun. Skema mekanisme Knowledge Mobilization oleh Perpusnas dapat dilihat pada grafik di bawah.

 

Gambar  2.  Skema  Mobilisasi  Pengetahuan  oleh  Perpustakaan    

Page 18: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

14

Landasan  Hukum    

1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan;

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya rekam;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Serah-Simpan Karya Rekam dan Pengelolaan Karya Rekam Film Cerita/ Film Dokumenter;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan;

6. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

8. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan NasionalRI Nomor 1 Tahun 2012;

9. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 84 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Perpustakaan Nasional 2015 – 2019.

 

S istematika   Penyajian   Laporan  Kinerja    Secara   garis   besar   sistematika   penyajian  Laporan   Kinerja   Pusat   Jasa   Perpustakaan   dan  Informasi  2017  diuraikan  sebagai  berikut:  

 Bab  I  Pendahuluan  Bab   ini   menyajikan   penjelasan   umum  organisasi,   dengan   penekanan   kepada   aspek  strategis  organisasi  serta  permasalahan  utama  (strategic   issued)   yang   sedang   dihadapi  organisasi.    Bab  I I  Perencanaan  Kinerja  Bab   ini   menguraikan   ringkasan/ikhtisar  perjanjian  kinerja  tahun  yang  bersangkutan.    Bab  I I I  Akuntabi l i tas  K inerja  Bab   ini   menyajikan   capaian   dan   akuntabilitas  kinerja  organisasi.    Bab  IV  Penutup      Bab   ini   memberikan   kesimpulan   dan  rekomendasi   perbaikan   kinerja   di   masa  mendatang.  

 

 

 

   

Page 19: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

15

Page 20: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

16

 

BAB  I I  PERENCANAAN  DAN  PERJANJIAN  KINERJA  

 

 

Perencanaan  Kinerja  Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, cara mencapai tujuan, dan sasaran yang meliputi kebijakan, program, dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. Dalam rangka mencapai tujuan layanan perpustakaan seperti yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, maka pada periode tahun 2015-

2019 telah ditetapkan prioritas nasional di bidang perpustakaan. Berdasarkan prioritas pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Buku II Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, Bab 2 tentang Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama, khususnya pada arah kebijakan dan strategi sebagai berikut:

“Meningkatkan budaya gemar membaca, melalui: (a) penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai wahana pembelajar sepanjang hayat dan sarana pendukung proses belajar mengajar di sekolah dan perguruan tinggi, (b) penyelenggaraan dan pengelolaan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat, dan (c) pembudayaan kegemaran membaca; Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan, baik kapasitas dan akses, maupun utilitas, melalui: (a) peningkatan ketersediaan layanan perpustakaan secara merata; (b) peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan termasuk naskah kuno; (c) peningkatan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi; dan (d) pengembangan kompetensi dan profesionalitas pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan”.

 V ISI  

 Visi Perpustakaan Nasional RI adalah:

“Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan Memberdayakan Perpustakaan” dengan semboyan:

INDONESIA GEMAR MEMBACA 2019  

MISI    Dalam upaya pencapaian terhadap visi Perpustakaan Nasional RI, maka misi yang akan dicapai

dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir. 2. Mengembangkan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis TIK. 3. Mengembangkan perpustakaan yang menjangkau masyarakat luas. 4. Mewujudkan tenaga perpustakaan yang kompeten dan professional. 5. Menggalakkan sosialisasi/promosi/pemasyarakatan gemar membaca. 6. Mengembangkan infrastruktur Perpustakaan Nasional yang modern.

   

Page 21: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

17

Tujuan  Berdasarkan visi, misi, dan potensi serta permasalahan dalam pembangunan dan pengembangan bidang perpustakaan di Indonesia, tujuan pembangunan dan pengembangan di bidang perpustakaan yang ingin dicapai Perpustakaan Nasional RI adalah: 1. Menggerakkan masyarakat gemar membaca

dalam mewujudkan masyarakat yang kreatif dan inovatif berbasis pengetahuan, ditandai dengan:

a. Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Propinsi, dan Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota melakukan promosi/sosialisasi pembudayaan kegemaran membaca.

b. Memberikan penghargaan kepada masyarakat yang berperan aktif dalam gerakan pembudayaan kegemaran membaca dengan memberdayakan perpustakaan.

c. Provinsi, Kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan yang sudah memiliki perpustakaan membentuk kelompok pembaca aktif.

2. Mendorong perkembangan semua jenis

perpustakaan sesuai standar dalam mendukung pembelajaran sepanjang hayat bagi masyarakat, ditandai dengan: a. Mendorong penyelenggaraan

perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan.

b. Perpustakaan Provinsi, Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan memiliki perpustakaan model.

c. Satuan pendidikan, Perguruan Tinggi dan lembaga Pemerintah/Swasta mengembangkan perpustakaan.

d. Perpustakaan Nasional RI membangun gedung fasilitas layanan perpustakaan dan gedung fasilitas pendidikan dan pelatihan perpustakaan.

3. Meningkatkan kualitas dan diversifikasi

layanan perpustakaan berbasis TIK, ditandai dengan: a. Perpustakaan Nasional, Perpustakaan

Provinsi,dan Perpustakaan Umum

Kabupaten/Kota menyiapkan layanan pemustaka berkebutuhan khusus (difabel).

b. Setiap perpustakaan mengembangkan jejaring kerjasama perpustakaan dan layanan terintegrasi berbasis TIK.

c. Perpustakaan Nasional, PerpustakaanProvinsi, Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota mengembangkan layanan perpustakaan keliling dan layanan perpustakaan di pusat kegiatan masyarakat.

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM

perpustakaan, ditandai dengan: a. Perpustakaan memiliki

pustakawandan tenaga teknis perpustakaan yang cukup.

b. Setiap pustakawan dan tenaga ahli bidang perpustakaan memiliki sertifikat kompetensi.

c. Perpustakaan menjamin pengembangan kompetensi tenaga perpustakaan melalui pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional perpustakaan.

5. Mengembangkan dan melestarikan koleksi

nasional dalam mendukung masyarakat pembelajar sepanjang hayat sesuai dengan karakter bangsa, ditandai dengan:

a. Perpustakaan Nasional mengkoleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam sebagai hasil budaya bangsa yang diterbitkan di Indonesia dan/atau tentang Indonesia yang diterbitkan di luar negeri.

b. Perpustakaan Provinsi dan Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota mengkoleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam yang diterbitkan di daerahnya dan/atau tentang daerahnya.

c. Perpustakaan Nasional menginventarisasi, mengorganisasikan, dan membantu mengalihmediakan naskah kuno yang dimiliki masyarakat/lembaga serta

Page 22: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

18

mengupayakan pengembalian naskah kuno yang berada di luar negeri.

d. Memberikan penghargaan kepada masyarakat yang menyimpan, merawat, dan melestarikan naskah kuno.

e. Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Provinsi, dan Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota mengembangkan koleksi perpustakaan dalam rangka mendukung science park and techno park.

6. Mengembangkan infrastruktur layanan

Perpustakaan Nasional yang modern, ditandai dengan: a. Terbangunnya gedung layanan

Perpustakaan Nasional yang modern. b. Rintisan pengembangan

perpustakaan model. c. Pembangunan gedung sarana dan

prasarana Diklat Perpustakaan.

Sasaran  Dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan dan pengembangan perpustakaan Indonesia dalam kurun waktu 2015-2019, sasaran strategis yang ditargetkan Perpustakaan Nasional RI adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kegemaran membaca. 2. Pengembangan semua jenis

perpustakaan. 3. Peningkatan kualitas dan diversifikasi

layanan perpustakaan. 4. Peningkatan kualitas SDM

perpustakaan. 5. Peningkatan koleksi nasional dan

pelestarian koleksi warisan dokumenter budaya bangsa Indonesia.

6. Peningkatan sarana dan prasarana

Perpustakaan Nasional yang modern.

Rencana Strategis Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 2015-2019 pada hakikatnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya. Sebagai bagian dari kedeputian, setiap Pusat/Direktorat memberikan dukungan pelaksanaan program kedeputian dalam pencapaian visi, misi, tujuan,dan sasaran organisasi. Dalam mencapai visi dan misi organisasi, Rencana Strategis Perpustakaan Nasional 2015-2019 mengamanatkan program, outcome/output, indikator kinerja, dan target pembangunan Pusjasa. Target tersebut dapat dilihat pada Tabel ....

 Tabel  4.  Sasaran  Strategis  Pusat  Jasa  Perpustakaan  dan  Informasi  tahun  2017  

No   Sasaran  Strategis     Indikator  Kinerja  

1    2  

 3  

 4  

 5  

 6  

Terselenggaranya  layanan  perpustakaan  yang  prima  Terlaksananya  pelestarian  bahan  perpustakaan  dan  naskah  kuno  Terlaksananya  jejaring  nasional  perpustakaan  Terlaksananya  pengembangan  layanan  perpustakaan  berbasis  TIK  Terlaksananya  kerjasama  teknis  di  bidang  perpustakaan  Tersedianya  kebijakan  jasa  perpustakaan  dan  informasi  

Jumlah  pemustaka  yang  memanfaatkan  layanan  Jumlah  alih  aksara,  alih  bahasa  dan  penelitian  naskah  kuno  Jumlah  mitra  jejaring  perpustakaan  yang  difasilitasi  TIK  Pengembangan  TIK  Perpusnas    Terlaksananya  kerjasama  antar  perpustakaan  Jumlah  dokumen  kebijakan  layanan  perpustakaan  

 

 

 

Page 23: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

19

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Festival  Dongeng  Internasional  2017  yang  diselenggarakan  di  Perpusnas  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

20

BAB  I I I  PENCAPAIAN  DAN  AKUNTABILITAS  KINERJA  TAHUN  2017    

 

 

Pengukuran  Capaian  Kinerja  Capaian dan akuntabilitas kinerja Deputi I Perpustakaan Nasional RI tahun 2017 merupakan analisis dari proses pelaksanaan tugas dan fungsi, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban atas

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan Perjanjian Kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Tahun 2016 dan Rencana Strategis Deputi I Tahun 2015-2019.

 

Capaian  Kinerja  terhadap  Perjanjian  Kinerja  Tahun  2017  Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Pusat Jasa Tahun 2017 dengan realisasinya.

Tingkat capaian kinerja Deputi I tahun 2016 secara keseluruhan berdasarkan hasil pengukurannya terhadap target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Deputi I Tahun 2016 dapat diilustrasikan dalam Tabel ...

 Tabel  5.  Capaian  Kinerja  Pusjasa  Tahun  2017  

No   Sasaran  Strategis   Indikator  Kinerja   Target   Realisasi   Capaian  

1      2        3      4      5      6  

Terselenggaranya  layanan  perpustakaan  yang  prima    Terlaksananya  pelestarian  bahan  perpustakaan  dan  naskah  kuno    Terlaksananya  jejaring  nasional  perpustakaan    Terlaksananya  pengembangan  layanan  perpustakaan  berbasis  TIK  Terlaksananya  kerjasama  teknis  di  bidang  perpustakaan  Tersedianya  kebijakan  jasa  perpustakaan  dan  informasi  

Jumlah  pemustaka  yang  memanfaatkan  layanan  

1.240.000  orang  

5.321.048  orang    

 429,1%  

Jumlah  alih  aksara,  alih  bahasa  dan  penelitian  naskah  kuno  

10  naskah    10  naskah  

 100%  

Jumlah  mitra  jejaring  perpustakaan  yang  difasilitasi  TIK  

20  perpustakaan  

20  perpustakaan  

100%  

Pengembangan  TIK  Perpusnas    

1  paket    1  paket  

 100%  

Terlaksananya  kerjasama  antar  perpustakaan  

3  kali    3  kali  

 100%  

Jumlah  dokumen  kebijakan  layanan  perpustakaan  

6  dokumen    6  dokumen  

 100%  

 

 Sasaran  Strategis  1  Terselenggaranya  layanan  perpustakaan  yang  prima  Perpustakaan Nasional memiliki fungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan,

perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring

Page 25: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

21

perpustakaan. Peningkatan kualitas layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi termasuk ke dalam program pengembangan perpustakaan.Layanan kepada pemustaka merupakan tujuan setiap perpustakaan, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 4: “Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Peningkatan kualitas layanan dilakukan dengan mempertimbangkan faktor geografis, sosial dan budaya Indonesia. Dengan pertimbangan tersebut, maka diperlukan upaya peningkatan layanan melalui penyediaan koleksi yang lengkap dan mutakhir; akses layanan yang cepat dan mudah; serta terbangun jejaring perpustakaan untuk perluasan jaringan layanan yang merata. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 7 yang mewajibkan Pemerintah untuk menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air.

   Sasaran   Strategis   2   Terlaksananya   pelestarian   bahan   perpustakaan   dan   naskah  kuno   Untuk menjalankan fungsinya sebagai perpustakaan pelestari, upaya pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno diselenggarakan oleh unit kerja Pusat jasa dan Informasi. Program pelestarian terutama menyangkut konten naskah kuno yang belum diketahui masyarakat luas melalui kegiatan alih-aksara, alih bahasa dan kajian naskah kuno. Naskah kuno mengandung berbagai informasi penting yang harus diungkap dan disampaikan kepada masyarakat. Tetapi, naskah-naskah kuno yang ada di Nusantara biasanya ditulis dalam

aksara non-Latin dan bahasa daerah. Hal ini menjadi kesulitan tersendiri dalam memahami naskah. Salah satu cara untuk mengungkap dan menyampaikan informasi yang terkandung di dalam naskah kepada masyarakat adalah melalui penelitian filologi. Dibandingkan dengan jumlah naskah yang tersedia, jumlah penelitian naskah, baik berupa alih aksara, terjemahan, maupun kajian analisis dari berbagai sudut pandang keilmuan jumlahnya jauh lebih sedikit. Saat ini penelitian naskah kuno masih sangat minim. Hingga tahun 2000, tercatat hanya berhasil dilaksanakan 1.103 penelitian naskah Nusantara sebagaimana nampak pada Tabel berikut.

   

Tabel  6.Penelitian  Naskah  berdasarkan  Bahasa  No   Jenis  Naskah   Jumlah  1   Aceh   61  2   Banjar   7  

3   Batak   12  4   Bugis   81  5   Gorontalo   2  6   Jawa   247  7   Melayu   303  8   Minang   83  

9   Sasak   15  10   Sunda   292     Jumlah   1103  

Sumber, Ekadjati (2000). Direktori Edisi Naskah Nusantara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Page 26: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

22

 Sasaran  Strategis  3  Terlaksananya  jejaring  nasional  perpustakaan    Dengan adanya jumlah perpustakaan di Indonesia sebanyak 154.359 perpustakaan, jejaring perpustakaan dapat tercipta melalui pemanfaatan perpustakaan secara digital. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat Perpusnas

menjalankan fungsi sebagai pusat jejaring. Berikut adalah tabel jumlah perpustakaan sebagai potensi pemanfaatan perpustakaan melalui jejaring nasional.

   

Tabel  7.  Jumlah  Perpustakaan  Berdasarkan  Jenis  dan  Provinsi  NO   Kepulauan   Perpustakaan  

Umum   Khusus   Sekolah   Perguruan  Tinggi  

Jumlah  

1   Sumatera   8,384   952   26,713   429   36,478  2   Jawa   5,881   3,621   63,245   1,434   74,181  

3   Kalimantan   2,038   1,202   8,674   178   12,092  4   Sulawesi   3,009   679   13,023   209   16,920  

5   Bali  dan  Nusa  Tenggara   1,478   544   7,967   122   10,111  

6   Maluku   694   56   583   25   1,358  7   Papua   2,127   78   982   31   3,218  

Jumlah   23,611   7,132   121,187   2,428   154,359  

Sumber:  Pusat  pengembangan  dan  Pengkajian  Minat  Baca,  Perpusnas,  2016.    

 Sasaran   Strategis   4   Terlaksananya   pengembangan   layanan   perpustakaan  berbasis  TIK  

Sesuai dengan amanat Undang-Undang No.43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 12 ayat 1, pasal 14 ayat 3, pasal 22 ayat 3, pasal 38 ayat 1 mengamanatkan bahwa perlunya dukungan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan kinerja layanan perpustakaan dan mewujudkan perpustakaan ideal berbasis TIK. Perkembangan TIK sekarang ini sangatlah pesat dan berperan penting untuk menjadi sarana akses perpustakaan secara digital. Ada beberapa potensi diperlukannya pengembangan TIK sebagai perwujudan perpustakaan berbasis digital, diantaranya adalah: 1. Jumlah layanan perpustakaan

Dengan adanya jumlah layanan peprustakaan seperti yang terlihat pada Tabel 1.4.1 dengan rata-rata jumlah pengunjung perpustakaan dalam satu tahun sebesar 83.218, Jumlah pengunjung perpustakaan dapat dilihat pada Tabel 4. Oleh karena itu, pengembangan

TIK sangat dibutuhkan untuk mendukung layanan perpustakaan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Undang-undang RI nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan.

2. Penerapan TIK saat ini Penerapan TIK Perpustakaan saat ini dapat dilihat dari infrastruktur TIK yang terdiri dari:

a. Data Center dan Data Recovery Center b. Infrastruktur jaringan 40Gbps – 100

Gbps c. Pengembangan aplikasi perpustakaan

yaitu Inlislite Enterprise dan Inliste

3. Pembinaan jejaring perpustakaan, yang terdiri dari:

Page 27: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

23

a. 34 propinsi dan 450 Kabupaten Kota penerima bantuan TIK

b. Perguruan Tinggi dan instansi 4. Sebagai pusat rujukan jurnal penelitian di

Indonesia Perpustakaan nasional sebagai pembina perpustakaan di Indonesia menjalankan

fungsinya dengan melaksanakan amanah untk menjadi pusat rujukan jurnal penelitian, maka dari itu kesiapan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi dikembangkan untuk mendukung kegiatan yang berkaitan dengan pencarian jurnal penelitian untuk masyarakat Indonesia.

 Sasaran  Strategis  5  Terlaksananya  kerja  sama  teknis  di  bidang  perpustakaan  Untuk menunjang fungsi Perpustakaan Nasional RI sebagai Pusat Jejaring Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI melaksanakan kerja sama dengan lembaga mitra. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2000 tentang Perpustakaan Nasional RI, dinyatakan bahwa Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan kerja sama dengan badan atau lembaga baik pemerintah maupun swasta serta organisasi kepustakawanan di dalam maupun di luar negeri. Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 42, Perpustakaan Nasional RI sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian bertugas antara lain membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan untuk meningkatkan layanan kepada pemustaka. Kerja sama Perpustakaan Nasional RI dengan lembaga lain dilakukan secara kelembagaan oleh pimpinan Perpustakaan Nasional RI dengan pimpinan lembaga lainnya, baik lembaga pemerintah maupun swasta. Kerja sama perpustakaan dituangkan dalam satu perjanjian yang merupakan pengaturan lebih lanjut agar pelaksanaan dari nota kesepahaman memiliki kekuatan hukum.

Tujuan kesepahaman kerja sama Perpustakaan adalah :

1) Memberikan layanan informasi yang bermanfaat langsung pada masyarakat.

2) Memperluas jaringan layanan informasi yang dibutuhkan masyarakat.

3) Mempermudah dan mempercepat layanan informasi kepada masyarakat.

4) Meningkatkan akses koleksi perpustakaan melalui pertukaran data/ koleksi.

Kegiatan kerjasama antar perpustakaan bertujuan untuk mendorong kerja sama yang saling menguntungkan antara Perpustakaan Nasional RI dengan perpustakaan dan/atau lembaga lain di dalam dan luar negeri. Kerja sama tersebut diimplementasikan melalui berbagai kegiatan pengembangan layanan dan koleksi perpustakaan sehingga pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan diversifikasi layanan perpustakaan yang berbasis TIK.

Dampak dari adanya kerjasama dengan lembaga/instansi lain baik dari dalam maupun luar negeri yang didasari oleh pembuatan MoU adalah meningkatnya kunjungan ke Perpustakaan Nasional dan perpustakaan rekan, bertambahnya jumlah anggota jejaring perpustakaan, meningkatnya akses koleksi serta berkembangnya jumlah katalog induk nasional.

   Sasaran  Strategis  6  Tersedianya  kebijakan  jasa  perpustakaan  dan  informasi  Kebijakan Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah dokumen kebijakan NSPK yang mengatur baik secara strategis maupun teknis pengelolaan jasa layanan perpustakaan dan informasi yang

bertujuan mempermudah dan memberikan kepastian atas setiap kebijakan. Dokumen-dokumen ini diharapkan dapat menjadi acuan

Page 28: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

24

bagi Perpustakaan Umum lain di Indonesia dalam menerapkan kebijakan layanannya.

Indikator  Kinerja  Pusat  Jasa  Perpustakaan  dan  Informasi  Berdasarkan penjelasan tersebut, Perpustakaan Nasional menetapkan sasaran program/kegiatan yaitu Meningkatnya Koleksi Perpusnas serta Layanan Perpustakaan yang Mudah Dijangkau. Sasaran program/kegiatan ini dicapai melalui enam indikator kinerja, yaitu:

 

IKU  1.  Jumlah  pemustaka  yang  memanfaatkan  perpustakaan  nasional  Salah satu indikator tingginya minat baca masyarakat suatu bangsa antara lain dapat dilihat melalui minat pemustaka untuk memanfaatkan perpustakaan. Pemustaka adalah pengguna perpustakaan baik perseorangan, kelompok masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan (Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007). Pemanfaatan fasilitas ini dapat dilakukan secara langsung (onsite) maupun secara tidak langsung melalui jaringan internet (online). Demi mencapai visi Perpustakaan Nasional “Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan Memberdayakan Perpustakaan”, berbagai upaya pemberdayaan perpustakaan perlu dilakukan untuk

meningkatkan jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan. Ruang lingkup pemustaka dalam indikator kinerja ini mencakup pemanfaatan masyarakat atas layanan Perpustakaan Nasional, baik secara langsung (onsite) maupun tidak langsung (online). Indikator kinerja ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan dalam rangka meningkatkan kegemaran membaca serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan bangsa. Pencapaian indikator kinerja pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan dapat disajikan dalam Tabel ...

 

Tabel  8.  Capaian  IKU  1  Tahun  2017  No   Sasaran  

Program/Kegiatan  Indikator  Kinerja  

2017  

Target   Real isasi   Capaian  (%)  

1   Meningkatnya  koleksi  Perpusnas  serta  layanan  perpustakaan  yang  mudah  dijangkau  

Pemustaka   yang  memanfaatkan  perpustakaan  

1.240.000  orang  

5.321.048  orang  

429,1  

 

Di dalam Renstra 2015-2019 dan Perjanjian Kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, target jumlah pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan adalah 1.240.000 orang, sementara realisasi yang dicapai adalah 5.215.881 pemustaka. Dengan demikian, persentase capaian indikator kinerjanya mencapai 429,1% atau melampaui

target. Jumlah tersebut ditunjang oleh jumlah pemustaka online sebesar 5.217.898 pemustaka dan jumlah pemustaka onsite sebesar 103.150 pemustaka. Perbandingan antara realisasi indikator kinerja pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan pada tahun 2016 dan 2017 disajikan dalam Tabel 10.

Tabel  9.  Perbandingan  antara  realisasi  indikator  kinerja  pemustaka  No.   Sasaran  

Program/Kegiatan  Indikator  Kinerja  

    Realisasi  

  2015    

2016    

2017    

Naik  (%)  

1   Terwujudnya  layanan   Jumlah      2.696.202    3.923.870   5.217.898   35,6%  

Page 29: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

25

perpustakaan  dan  jejaring  nasional  perpustakaan  

pemustaka  yang  memanfaatkan  Perpusnas  

orang   orang   orang  

 

 Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan pada tahun 2015 berjumlah 2.696.202 pemustaka, sedangkan pada tahun 2016 berjumlah 3.923.870 pemustaka, dan tahun 2017 berjumlah 5.217.898 orang pemustaka. Dengan demikian, jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan mengalami kenaikan sebesar 35,6%. Hal ini ditunjang oleh kenaikan jumlah pemustaka online yang jumlah pemustakanya meningkat cukup signifikan. Tabel ... menunjukkan bahwa jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan pada tahun 2016 berjumlah …. pemustaka, sedangkan pada tahun 2017 berjumlah 3.923.870 pemustaka. Dengan demikian, jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan mengalami kenaikan sebesar 45,53%. Hal ini ditunjang oleh kenaikan jumlah pemustaka online sebesar 45,91% dan kenaikan jumlah pemustaka onsite sebesar 31,77%, sebagaimana yang tersaji pada Tabel 11.

Keberhasilan Perpustakaan Nasional dalam meningkatkan kualitas layanan tidak terlepas dari upaya untuk menjaga kepercayaan Pemustaka terhadap layanan Perpustakaan Nasional. Sebagaimana tertuang dalam Renstra 2015-2019, salah satu upaya peningkatan kualitas

dan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis TIK dapat ditandai dengan kesiapan perpustakaan mengembangkan jejaring kerjasama perpustakaan dan layanan terintegrasi berbasis TIK. Hal ini merujuk pada Undang-undang No.43 tahun 2007 pasal 14 ayat (2) “Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan”, ayat (6) “Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antarperpustakaan”, dan ayat (7) “Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika”. Teknologi Informasi dan Komunikasi telah menjadi faktor penentu dalam peningkatan akses layanan Perpustakaan Nasional sehingga jumlah Pemustaka yang memanfaatkan meningkat secara signifikan. Untuk mencapai target ini, Perpustakaan Nasional menyediakan 17 jenis layanan on-line yang dapat dijadikan indikator jumlah pemustaka serta banyak dimanfaatkan oleh Pemustaka dari seluruh Indonesia. Layanan-layanan tersebut telah berkontribusi terhadap tingginya angka pemustaka yang memanfaatkan layanan perpustakaan sebagaimana terlihat pada tabel 10.

   

Tabel  10.  Jumlah  Pemustaka  yang  memanfaatkan  Layanan  On-­‐Line  

No   Nama  Layanan   2016   2017   Fluktuasi  (%)  

Grafik  

1   Indonesia  One  Search   1.354.243   867.134   -­‐35,97   Turun  

2   KIN   458.289   1.471.334   221,05   Naik  

3   Pernaskahan  Nusantara   3.163   1.764   -­‐44,23   Turun  

4   BNI   28.724   11.445   -­‐60,16   Turun  

5   Candi  di  Indonesia   263.343   398.921   51,48   Naik  

6   Deposit   41.136   42.668   3,72   Naik  

7   Batavia  Digital   41.244   24.153   -­‐41,44   Turun  

8   Dokumentasi  Perfilman   78.325   53.362   -­‐31,87   Turun  

Page 30: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

26

10   Pusaka  Indonesia   3.024   5.198   71,89   Naik  

11   Pengunjung  portal  e-­‐resources   575.585   622.737   8,19   Naik  

12   Pengunjung  produk  e-­‐resources   392.901   410.753   4,54   Naik  

13   Sastra  Perpusnas   9219   8.669   -­‐5,97   Turun  

14   Situs  Kepustakaan  Presiden   218.527   118.942   -­‐45,57   Turun  

15   Portal  Web  www.perpusnas.go.id   340.950   603.083   76,88   Naik  

16   iPusnas   18.555   54.480   193,61   Naik  

17   OPAC  Perpusnas   0   521.238     New  Available  

18   Pemustaka  onsite   94.626   103.150   35,01   Turun  

  Total   3.923.870   5.217.898   34,54   Naik  

Yang perlu mendapatkan sorotan adalah data kunjungan on-site ke Perpusnas yang mengalami kenaikan. Pada tahun 2016, jumlah pemustaka yang berkunjung berjumlah 94.626 orang, mengalami kenaikan menjadi 103.150 orang. Hal

ini disebabkan terutama dibukanya layanan Perpustakaan di Gedung Merdeka Selatan.

Jumlah Anggota Perpustakaan juga mengalami perkembangan signifikan. Pada tahun 2017 jumlah anggota mencapai 233.124 orang, sebagaimana tampak pada tabel di bawah.  

Tabel  11.  Jumlah  Anggota  Tahun  2017  No   Periode   Jumlah  1   Januari   33  377  2   Februari   18  306  3   Maret   26  680  4   April   14  927  5   Mei   11  310  6   Juni   5  744  7   Juli   4  950  8   Agustus   8  131  9   September   23  966  10   Oktober   54  650  11   November   18  289  12   Desember   12  794  

Total   233  124  

Grafik  1.  Anggota  Perpustakaan  2017  

Page 31: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

27

Jika kita melihat diagram di atas, puncak peningkatan jumlah anggota terjadi pada bulan Oktober 2017, satu bulan setelah gedung baru Perpusnas di Merdeka Selatan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Keberhasilan ini tidak terlepas dari posisi strategis Perpusnas di jantung Ibu kota, peran media dan branding Perpusnas sebagai Perpustakaan tertinggi di dunia dan menyediakan banyak fasilitas layanan. Setelah diresmikan, media-media cetak, on-line, televisi dan radio menyiarkan profil tentang Perpusnas. Dokumentasi peliputan antara lain dapat dilihat melalui pranala berikut: 1. Najwa Shihab:

https://www.youtube.com/watch?v=FwcVflOEwqM

2. Antara News, “Mengintip Gedung Baru Perpusnas” https://www.youtube.com/watch?v=GFZ8mkjOX7M

3. Short #TripTrap: Perpusnas RI Baru, Museum Perpusnas, Ruang Baca RI 1

https://www.youtube.com/watch?v=SkF4CLFcteA

4. Berita Satu. Travel Notes: Sehari Seru di Perpusnas #1

https://www.youtube.com/watch?v=QxMyB-OtxTc

5. Metro Siang 16 September 2017: https://www.youtube.com/watch?v=LqQKJ0gqnu4

6. Perpustakaan Nasional Tertinggi di Dunia - NET12: https://www.youtube.com/watch?v=sIH_IctqzH4

7. Detik com: https://www.youtube.com/watch?v=VrwBVxV1QHc

8. Detikcom. Serunya lihat monas dari lantai 24 Perpusnas. https://www.youtube.com/watch?v=R-7UdDQqh_M

9. Kumparan. Inside Perpustakaan Nasional, https://www.youtube.com/watch?v=CdkqjBJ6RUM

10. The Jakarta Post: https://www.youtube.com/watch?v=dVoLdDcbaqY

11. On The Spot Trans 7 Terbaru 22 Desember 2017, https://www.youtube.com/watch?v=8_Q8DMyLhrs

12. Media Indonesia, Era Baru Perpustakaan Nasional, https://www.youtube.com/watch?v=fY4-M2ZiaEI

Adanya gedung baru Perpusnas dengan lokasinya yang strategis di jantung ibukota dan berbagai fasilitasnya, telah menjadikannya sebagai tempat pertemuan literasi, berbagi pengetahuan, yang produktif dan inklusif. Kegiatan bergengsi yang telah diselenggarakan di Perpusnas, antara lain Festival Dongeng Internasional (4-5 November 2017), Konser Penggalangan dana Omah Munir untuk tokoh aktivis HAM MUNIR pada tanggal 5 Desember 2017 (Beritanya: https://nasional.tempo.co/read/1039837/konser-penggalanagan-dana-omah-munir-dapat-rp-900-juta), hingga penyelenggaraan Yap Thiam Hien Award (24 Januari 2018).

Page 32: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

28

Gambar  3.  Presiden   Jokowi   saat  Membuka  Gedung  Baru  Perpusnas  di  Merdeka  Selatan,  14  September  2017  

Gambar  4.  Acara  Malam  Penggalangan  Dana  Omah  Munir  yang  menghasilkan  900  juta  untuk  kegiatan  pembelaan  HAM  di  Indonesia.  

 

 

Perpustakaan  Penelit ian  Salah satu segmen pemustaka adalah peneliti. Untuk melayani kebutuhan para peneliti,

Perpusnas telah mengembangkan sarana E-Resources yang dapat diakses secara gratis oleh

Page 33: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

29

para pemustaka. Jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan ini terus bertambah, menandakan bahwa fasilitas ini telah dimanfaatkan oleh para pemustaka. Jumlah

pemustaka yang memanfaatkan penelitian-penelitian ilmiah di E-Resources berjumlah 410.753 orang pada tahun 2017, sebagaimana tampak pada table di bawah.  

Tabel  12.  Pemustaka  yang  memanfaatkan  E-­‐Resources  No   Produk  E-­‐Resource   Jml  

Pemustaka  No   Produk  E-­‐Resource   Jml.  

Pemustaka  

1   ProQuest   122259   17   Lexis  Nexis   4916  

2   Balai  Pustaka   46184   18   Taylor  and  Francis   9724  3   EBSCO   44918   19   Alexander  Street  Video   3224  4   Indonesia  Heritage   30366   20   Ulrich  Web   1040  

5   Cambridge  University  Press   20929   21   Books  Inprint   0  

6   SAGE   15,843   22   Columbia  University  Press   1472  

7   Alexander  Street  Press   15513   23   IFLA  Journal   0  

8   Digital  Angkasa   7108   24   University  of  California  Press   1416  9   American  Library  Association   10330   25   Nias  Press   1325  

10   ebrary   10742   26   Business  Expert  Press   1198  11   KITLV   11028   27   Amsterdam  University  Press   1247  12   myilibrary   9340   28   ASTD   1098  

13   Cengage  Learning   6216   29   Royal  Institute  of  British  Architects  

1449  

14   IGI  Global   6338   30   Liverpool  University  Press   1035  15   Westlaw  Next   2058   31   ISEAS   838  

16   Brill   6079   32   University  of  Hawaii  Press   395             33   Princeton  University  Press   0     JUMLAH  PEMUSTAKA   410.753  

 

Tabel  13.  Kenaikan  Jumlah  Pemustaka  E-­‐Resources  2016   2017   Kenaikan  

392.901   410.753   4,54  %  

 

Page 34: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

30

 

Gambar  5.  Ruang  baca  pemustaka  naskah  Nusantara    

 

Program  Inovatif  berbasis  TIK  Program unggulan inovatif yang perlu dikemukakan untuk menunjang jumlah pemustaka adalah layanan iPusnas. iPusnas adalah Aplikasi Perpustakaan (ePustaka) yang dilengkapi dengan eReader untuk membaca eBook dan fitur media sosial, dimiliki oleh Perpustakaan Nasional dan PT Woolu Akasara

Maya (Aksaramaya) sebagai pengembang aplikasi. Konten e-book dapat diunduh secara gratis melalui Play Store untuk Android. Appstore untuk IOS dengan kata kunci “iPusnas” dan melalui Website di www.ipusnas.id format hybrid yang diakses menggunakan PC/laptop.

 

Page 35: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

31

 Gambar  6.  Tampilan  antar  Muka  iPusnas  

 Program ini cukup banyak menyedot minat masyarakat terhadap budaya baca, terbukti dari jumlahnya yang meningkat signifikan dari 18.555 orang menjadi 54.480 orang pada tahun 2017 (lihat grafik 2) atau mengalami kenaikan sebesar

193%. Buku yang dipinjam pun mencapai 55000 judul dalam satu bulan pada bulan November 2017, dengan kata lain sekitar 1850 buku dipinjam setiap harinya.

 

 

Grafik  2.  jumlah  pengguna  aktif  iPusnas  tahun  2017  

Page 36: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

32

 

Grafik  3.  Jumlah  buku  koleksi  iPusnas  yang  dipinjam  pada  tahun  2017.    

Capaian ini ditunjang salah satunya oleh terpenuhinya output 13 kegiatan yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran 2017 di lingkungan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi.

   

Table  14.  Kegiatan  penunjang  peningkatan  jumlah  pemustaka  No   Kegiatan   Target   satuan   capaian  1   Pameran  temporer  di  Perpustakaan  

Nasional  2   kali   100  

2   Promosi  Layanan  Melalui  Sahabat  Perpustakaan  Nasional  

4   kali   100  

3   Pameran  Bersama  Lembaga  Lainnya   4   kali   100  

4   Sosialisasi  Layanan  Bimbingan  E-­‐Resources  dan  Kunjungan  

12   bulan   100  

5   Festival  Naskah  Nusantara  ke  III   1   kali   100  6   Seminar  Naskah  Kuno  Nusantara  di  

Daerah  (Cirebon)  1   kali   100  

7   Book  Fair   1   kali   100  8   Kebutuhan  Perpindahan  Koleksi  ke  

Merdeka  Selatan  1   kali   100  

9   Sosialisasi  dan  Promosi  Layanan  Perpusnas  

1   kali   100  

10   Keanggotaan  Layanan  Perpustakaan  Nasional  RI  

12   bulan   100  

11   Layanan  Mobil  Pusteling   12   bulan   100  

12   Layanan  Informasi  Melalui  Media  Sosial   5000   hlm   100  

13   Layanan  Informasi  Website  Pernaskahan  Nusantara  

1000   hlm   100  

 

Page 37: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

33

 

Kendala dan permasalahan dapat ditelusuri berdasarkan pada dua jenis cara pemustaka memanfaatkan perpustakaan, yaitu secara online dan onsite. Pertama, jumlah pemustaka pada layanan-layanan yang berbasis online mengalami peningkatan. Kendala yang dihadapi adalah beberapa layanan belum dimanfaatkan dengan baik dan beberapa lagi mengalami penurunan tingkat pemanfaatan. Respon masyarakat terhadap keberadaan gedung Perpusnas sangat positif. Jumlah Pemustaka dapat terus ditingkatkan pada tahun 2018 dengan memperhatikan beberapa aspek di bawah ini.

1. Menambah meja operator dan petugas layanan keanggotaan. Jumlah antrian dalam satu hari terkadang tidak dapat terlayani dengan keberadaan meja operator layanan keanggotaan.

2. Mengevaluasi sistem otomasi layanan on-line dengan mempertimbangkan lebih matang tentang prilaku pengguna (user behavior).

3. Melakukan upaya publikasi melalui berbagai media, terutama media sosial melalui pengelolaan isu yang efektif seperti branding hashtag #ayokeperpusnas.

Dengan demikian, perlu diupayakan sosialisasi dan promosi yang efektif baik melalui media sosial maupun media komunikasi lainnya. Selain daripada itu, perlu diusahakan pemutakhiran konten setiap layanan agar selalu menampilkan informasi aktual terkait dengan bidang layanan masing-masing. Peningkatan jumlah anggota perlu terus ditingkatkan dengan memanfaatkan sarana gedung baru dan promosi yang efektif baik melalui media maupun pelibatan aktif masyarakat melalui komunitas-komunitas potensial.

     

 

Page 38: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

34

Kepuasan  Pemustaka  Kepuasan pemustaka adalah respon dari prilaku yang ditunjukkan oleh pemustaka dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang diharapkan dengan harapan. Apabila kinerja yang dihasilkan oleh perpustakaan melebihi harapan maka pemustaka akan merasa sangat puas.

Adapun indikator penilaian meliputi: (i) efek dari layanan atau kemampuan, sikap dan mentalitas tenaga perpustakaan dalam melayani pemustaka; (ii) kontrol terhadap informasi atau menyangkut tentang ketersediaan koleksi yang memadai, kekuatan koleksi yang dimiliki, cakupan isi, kemudahan akses untuk menemukan koleksi, kemudahan navigasi,

aktualitas, waktu yang dibutuhkan dalam mendapatkan informasi, ketiadaan hambatan dalam mendapatkan akses informasi pada saat dibutuhkan, peralatan, kenyamanan, dan kepercayaan diri; (iii) perpustakaan sebagai tempat atau kemampuan menampilkan sesuatu secara nyata berupa fasilitas fisik dan bagaimana perpustakaan dalam memanfaatkan ruang sebagai simbol dan tempat perlindungan.

Ketiga faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pemustaka diambil dari berbagai nilai (skala likert) yang diperoleh dari tiap layanan yang diberikan oleh Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi.

   

Tabel  15.    Skala  Penilaian  Kepuasan  Pemustaka  Skala   Keterangan  1   Buruk  2   Kurang  3   Sedang  4   Baik  5   Sangat  baik  

 Berdasarkan kajian kepuasan pemustaka yang dilakukan Perpustakaan Nasional pada Tahun 2017 terhadap atribut layanan yang menentukan kepuasan pemustaka terhadap layanan Perpustakaan Nasional untuk mengukur tingkat harapan dan kepuasan pemustaka terhadap layanan Perpustakaan Nasional secara umum, ter hadap layanan di masing-masing unit dalam Perpustakaan Nasional, dan terhadap masing-masing atribut layanan. Kajian kepuasan pemustaka ini telah memotret tingkat kepuasan pemustaka terhadap layanan Perpustakaan Nasional secara keseluruhan, terhadap masing-masing unit layanan, dan terhadap setiap atribut layanan. Total responden kajian kuantitatif berjumlah 400 orang yang terdiri dari 264 perempuan (66%) dan 136 laki-laki (34%). Mereka berusia minimum 14 tahun, dan maksimum 74 tahun. Secara geografis, 90% responden berdomisili di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, sementara itu 10% berdomisili di luar area tersebut. Dalam hal pendidikan, 9%

berpendidikan terakhir SMP, 70% berpendidikan terakhir SMA/SMK, dan 21% berpendidikan D3 ke atas. Berdasarkan kelompok pemustaka, ada 37 pelajar (9%), 298 mahasiswa (75%), dan 65 orang dari kelompok umum (16%), layanan yang paling banyak digunakan oleh responden adalah layanan umum, digunakan oleh 358 responden (89%). Layanan khusus digunakan oleh 95 responden (24%), dan layanan online digunakan oleh 158 responden (40%). Jumlah responden yang menggunakan layanan Pusteling dalam kajian ini hanya 9 orang (2%). Penggunaan layanan Perpustakaan Nasional untuk kegiatan pengerjaan skripsi, disertasi atau tesis dilakukan oleh 44% responden, sementara itu 8% responden menggunakan layanan untuk melakukan penelitian ilmiah non-skripsi, penelitian pesanan atau penelitian komersial. Total responden yang melakukan kegiatan penelitian tersebut berjumlah 208. Capaian ini didukung dari berbagai inisiatif strategis berupa penataan dan penguatan

Page 39: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

35

layanan publik Perpustakaan Nasional pada beberapa segmentasi yaitu:

• Segmen A – Digital Savvy: Atribut layanan terpenting selain ketersediaan dan kerapian koleksi, adalah: layanan online mudah digunakan dan koleksi online memenuhi kebutuhan pemustaka. Meski demikian, bagi pemustaka di segmen A (Digital Savvy), perbaikan yang perlu diprioritaskan adalah untuk memastikan ketersediaan koleksi perpustakaan yang diperlukan, akurasi katalog, kemudahan penggunaan layanan online, dan kelengkapan koleksi online. Mereka juga ingin agar perbaikan dilakukan untuk memastikan website Perpustakaan Nasional memberikan informasi yang diperlukan pemustaka dan agar fasilitas penggandaan (misalnya fotokopi, scanner) memadai dan harganya terjangkau.

• Segmen B – Tangible Comfort: Atribut layanan terpenting selain ketersediaan dan kerapian koleksi serta akurasi

katalog adalah: kenyamanan ruangan, sarana pendukung yang memadai, dan akses internet yang cepat. Bagi segmen B (Tangible Comfort) perbaikan yang perlu diprioritaskan meliputi perbaikan untuk memastikan agar koleksi perpustakaan yang dicari tersedia, data di katalog akurat, sarana pendukung (misalnya colokan listrik, toilet, kantin, penitipan barang) memadai, akses internet cepat, fasilitas penggandaan memadai dan terjangkau, pustakawan bersikap ramah dan sopan, dan jam operasional memenuhi kebutuhan mereka.

• Segmen C: People Touches: Atribut

layanan terpenting selain ketersediaan dan kerapian koleksi, dan kenyaman ruangan adalah aspek layanan dari pustakawan. Bagi segmen C, perbaikan yang perlu diprioritaskan meliputi peningkatan kualitas pustakawan, kerapihan koleksi dan kenyamanan ruangan.

 

 Grafik  4.  Kepuasan  terhadap  unit  layanan  secara  total,  dan  bagi  kelompok  mahasiswa,  umum,  dan  pelajar  

 Bila kepuasan pemustaka dibandingkan dengan harapan mereka terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing-masing unit layanan, Grafik di atas menunjukkan bahwa secara total, kepuasan pemustaka sesuai dengan harapan,

terutama untuk (1) layanan keanggotaan, (2) layanan meja informasi, (3) layanan koleksi majalah/koran mutakhir, dan (4) layanan koleksi khusus. Namun kepuasan pemustaka secara signifikan masih lebih rendah dibanding harapan

Page 40: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

36

untuk layanan Perpustakaan Nasional secara keseluruhan, yaitu layanan katalog, layanan koleksi buku, layanan koleksi koran/majalah terjilid, dan layanan online. Bila kepuasan pemustaka dibandingkan dengan harapan mereka terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing-masing unit layanan. Grafik ... menunjukkan bahwa secara total, kepuasan pemustaka sesuai dengan harapan untuk layanan keanggotaan, layanan meja informasi, layanan koleksi majalah/koran mutakhir, dan layanan koleksi khusus. Meski demikian, patut menjadi catatan bahwa kepuasan pemustaka masih lebih rendah dibanding harapan untuk layanan Perpustakaan Nasional secara keseluruhan, meliputi antara lain layanan katalog, layanan koleksi buku, layanan koleksi koran/majalah terjilid, dan layanan online. Secara keseluruhan, bagi pemustaka, dan bagi kelompok mahasiswa, umum, dan pemustaka yang melakukan penelitian, ketujuh atribut layanan terpenting meliputi: a. Koleksi perpustakaan yang dicari tersedia b. Koleksi perpustakaan terpelihara dengan

baik, bersih, dan rapi c. Data di katalog akurat, sesuai dengan

koleksi perpustakaan yang tersedia d. Ruangan di perpustakaan memadai dan

memungkinkan pemustaka membaca dengan tenang dan nyaman

e. Layanan online dapat digunakan dengan mudah

f. Pustakawan mampu membantu menemukan koleksi perpustakaan yang diperlukan

g. Koleksi online memenuhi kebutuhan pemustaka

Sementara itu, bagi pemustaka yang berprofesi sebagai pelajar, ketujuh atribut layanan terpenting adalah: a. Koleksi perpustakaan yang dicari tersedia

b. Ruangan di perpustakaan memadai dan memungkinkan pemustaka membaca dengan tenang dan nyaman

c. Pustakawan bersikap ramah dan sopan kepada pemustaka

d. Koleksi perpustakaan terpelihara dengan baik, bersih, dan rapi

e. Pustakawan mampu membantu menemukan koleksi perpustakaan yang diperlukan

f. Pustakawan dapat memberikan informasi yang akurat kepada pemustaka

g. Katalog/fasilitas penelusuran mudah digunakan

Bagi pemustaka yang tidak melakukan kegiatan penelitian, ketujuh atribut layanan terpenting mencakup: a. Koleksi perpustakaan yang dicari tersedia b. Koleksi perpustakaan terpelihara dengan

baik, bersih, dan rapi c. Data di katalog akurat, sesuai dengan

koleksi perpustakaan yang tersedia d. Ruangan di perpustakaan memadai dan

memungkinkan pemustaka membaca dengan tenang dan nyaman

e. Layanan online dapat digunakan dengan mudah

f. Pustakawan mampu membantu menemukan koleksi perpustakaan yang diperlukan

g. Pustakawan bersikap ramah dan sopan kepada pemustaka

Menurut hasil kajian, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan Perpustakaan Nasional mencakup perbaikan untuk memastikan agar koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pemustaka, data di katalog akurat dan sesuai dengan ketersediaan koleksi, layanan online dapat digunakan dengan mudah,koleksi online memenuhi kebutuhan pemustaka, pustakawan bersikap ramah dan sopan, dan fasilitas penggandaan memadai dan terjangkau.

 

 

 

 

Page 41: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

37

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar  7.  Layanan  Online  Perpustakaan  Nasional  RI    

 

IKU  2.  Jumlah  Alih  Bahasa  dan  Alih  Aksara  Naskah  Kuno  Tujuan IKU ini adalah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber sejarah yang terdapat dalam naskah kuno melalui alih aksara, alih bahasa dan saduran. Alih aksara adalah proses pengalihan satu aksara dalam naskah yang biasanya tidak dikenali secara luas ke dalam aksara yang diketahui oleh masyarakat luas. Alih bahasa adalah proses mengalihkan bahasa sumber menjadi bahasa sasaran. Dalam konteks ini, menerjemahkan bahasa daerah dan asing yang tampak dalam naskah ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian naskah kuno adalah hasil penelitian yang bersumber dari naskah kuno, baik menyangkut substantif naskah, maupun aspek terkait dengan tradisi naskah seperti bahan, masyarakat pemilik tradisinya, dan lain-lain. Selain sebagai lembaga terbesar di Indonesia yang menyimpan naskah kuno dan melakukan upaya pelestarian naskah kuno, Perpusnas juga menjadi lembaga terdepan yang melakukan kajian terhadap naskah melalui upaya alih aksara

dan alih bahasa. Kegiatan ini dilakukan oleh SDM di bidang filologi (ilmu yang secara khusus meneliti naskah) yang dimiliki oleh Perpusnas yang berjumlah 10 orang pada tahun 2017, dan diproyeksikan bertambah 100% menjadi 20 orang pada tahun 2018. Sejalan dengan rencana strategis Perpusnas untuk menjalankan fungsinya sebagai sebagai perpustakaan penelitian, sekaligus sebagai pusat pernaskahan Nusantara, maka perlu dilakukan upaya akselerasi percepatan penelitian naskah kuno yang berkualitas, memenuhi standar penelitian filologis, serta mudah diakses oleh masyarakat. Dengan demikian, Perpusnas menjadi lembaga yang berkontribusi besar terhadap bidang ilmu pengetahuan di Indonesia, khususnya di bidang pernaskahan. Perpusnas telah membangun portal dokumentasi dan informasi naskah kuno, yang berfungsi untuk memetakan naskah yang ada di Indonesia dan

Page 42: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

38

penelitian yang sudah dilakukan. Situs ini masih dalam pengembangan, dan diharapkan akan menampung 60% data naskah di seluruh Indonesia pada tahun 2019. Situs ini juga akan

menjadi data center untuk proses pendaftaran naskah dari masyarakat yang diamanatkan dalam Undang-undang No.43 tahun 2007.

 

 

Figure  8.  Portal  Pernaskahan  Nusantara  Perpusnas    

Penentuan target pada renstra 2015-2019 ditentukan oleh baseline jumlah naskah di Indonesia yang berjumlah 33.519 eks (100%). Hingga tahun 2015, penelitian naskah kuno berjumlah 3202 penelitian. Dengan asumsi pertambahan penelitian sekitar 62 penelitian per

tahun, maka di tahun 2017 target yang ingin dicapai adalah 9,84 % atau 3380 penelitian. Terkait dengan kontribusi Perpusnas, terlaksana sebanyak 20 penelitian dari 82 penelitian selama setahun.

 

Tabel  16.  Persentase  Peningkatan  Alih  Bahasa  dan  Alih  Aksara  Naskah  Kuno  No.   Sasaran    Strategis   Indikator  Kinerja   2017  

Target   Real isasi   %  Capaian    

1.   Terlaksananya  Pelestarian  Bahan  Perpustakaan  dan  Naskah  Kuno    

Jumlah  Alih  Bahasa  dan  Alih  Aksara  Naskah  Kuno    

20   20   100  

 

Berdasarkan target IKU yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019 perubahan sebesar 9,84% terealisasi sebesar 9,84 % sehingga diperoleh nilai capaian 100 %. Kontribusi Perpusnas sendiri di tahun 2017 sebesar 20 penelitian alih aksara

dan alih bahasa (18,4%) dari jumlah penelitian naskah di Indonesia pada tahun yang sama. Rincian naskah yang dialih aksara dan dialih bahasa adalah sebagai berikut.

Page 43: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

39

 Tabel  17  Hasil  alih  aksara  dan  alih  bahasa  naskah  kuno  oleh  Perpusnas  

No   Alih  Aksara   Ket   No   Alih  Bahasa   Ket  

1.   Cerita  Sejarah  dalam  

Naskah  Melayu  

Jawi  –  Latin   1.  Wawacan  Sual  Sarebu   Sunda  –  Indonesia  

2.   Hikayat  Indra  Jaya  

Pahlawan  II  

Jawi-­‐  Latin   2.  Dolanan  Anak   Jawa  –  Indonesia  

3.   Hikayat  Langlang  Buana   Jawi  –  Latin   3.  Darma  Sejati   Jawa  –  Indonesia  

4.   Hikayat  Prabu  Anom  

(Jilid  2)  

Jawi  –  Latin   4.  Serat  Sandi  Wanita  I   Jawa  –  Indonesia  

5.   Jayalengkara  

Sunyawibawa  

Jawa  –  Latin   5.  Serat  Sandi  Wanita  II   Jawa  –  Indonesia  

6.   Hikayat  Panji  Semirang   Jawi  –  Latin   6.  Serat  Ranggawarsita   Jawa  –  Indonesia  

7.   Babad  Blambangan   Jawa  –  Latin   7.  Naskah  Belanda   Belanda-­‐  Indonesia  

8.   Primbon  Padukunan  

 

Jawa  -­‐  Latin   8.  Kertabasa   Jawa  –  Indonesia  

9.   Dolanan  Anak  laki-­‐laki   Jawa  -­‐  Latin   9.  Babad  Sapehi   Jawa  -­‐  Indonesia  

10.   Babad  Ngayogyakarta   Jawa  -­‐  Latin   10.  Hikayat  Mesa  Gimang   Melayu  -­‐  Indonesia  

 

Berdasarkan capaian kinerja tahun 2016 dan tahun 2017, maka capaian kinerja IKU Presentasi Peningkatan Alih Bahasa dan Alih Aksara naskah kuno berdasarkan hasil pengukurannya sampai

dengan tahun 2017 terhadap Renstra Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019 dapat diilustrasikan dalam Tabel berikut.

 

Tabel  18.  Perbandingan  Capaian  Kinerja  Tahun  2016-­‐2017  terhadap  Renstra  2015-­‐2019  No.   Sasaran    Strategis   Indikator  Kinerja   Realisasi  

2017   2016   naik  

1.   Terlaksananya  Pelestarian  Bahan  Perpustakaan  dan  Naskah  Kuno    

Terlaksananya  Pelestarian  Bahan  Perpustakaan  dan  Naskah  Kuno    

20   14   35%  

 

Berdasarkan perbandingan realisasi capaian IKU Tahun 2016 sebesar 14 atau dan realisasi capaian Tahun 2017 sebesar 20, diperoleh kesimpulan bahwa bahwa indikator kinerja mengalami kenaikan sebesar 35 %. Sisa tahun renstra 2018 dan 2019 IKU, alih aksara dan alih bahasa Naskah Nusantara akan mengalami kenaikan signifikan,

sebagaimana terlihat pada grafik di bawah. Kenaikan target dan capaian dalam tahun 2015-2019 bisa terlaksana dengan baik dengan mengoptimalkan kinerja filolog baik dari lingkungan Perpusnas maupun stakeholder terkait.

 

Page 44: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

40

 

Grafik  5  Target  peningkatan  alih  aksara  dan  alih  bahasa  sampai  2019    

 

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan indikator kinerja ini antara lain disebabkan oleh minimnya tenaga ahli filolog yang mampu membaca naskah kuno. Perpusnas telah mengupayakan untuk berkolaborasi antara lain dengan organisasi profesi yang bergerak di bidang filologi (MANASSA) dan universitas-universitas yang memiliki jurusan filologi. Organisasi Profesi ini menghimpun 250 anggota yang memiliki kemampuan di bidang filologi dari berbagai daerah. Ke depan diharapkan Perpusnas dapat mengoptimalisasi potensi SDM dari luar Perpusnas untuk membantu mempercepat pencapaian target. Selain itu, kendala yang dihadapi adalah minimnya ahli untuk naskah-naskah di luar Jawa dan Melayu. Selain itu, sosialisasi dan publikasi hasil penelitian kurang tersebar di masyarakat. Rekomendasi-rekomendasi berikut dapat diajukan untuk menunjang hal tersebut: 1. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-

lembaga terkait pernaskahan Nusantara dalam rangka percepatan hasil penelitian naskah (alih aksara dan alih bahasa).

2. Menginventarisir dan mendayagunakan SDM filologi yang mengkaji naskah-naskah di luar Jawa.

3. Menstimulasi SDM filolog melalui intensif penelitian, beasiswa, dan hibah kompetitif.

4. Mengoptimalisasi portal pernaskahan Nusantara untuk memetakan konten naskah dan penelitian agar lebih mudah diakses oleh masyarakat dan dapat dijadikan acuan para stake holder.

5. Menetapkan skala prioritas kajian bagi karya-karya master piece dan karya-karya dalam naskah yang berisi ilmu pengetahuan terapan (pertanian, obat-obatan, arsitektur) sebagai wujud pengukuhan identitas bangsa dan menunjang ilmu pengetahuan berbasis kearifan lokal Indonesia.

6. Perlunya upaya sosialisasi dan promosi konten naskah Nusantara ke masyarakat melalui kegiatan-kegiatan seminar ilmiah, kemas ulang naskah dalam bentuk populer (saduran, animasi, dll) serta pameran-pameran naskah.

 

IKU  3.  Jumlah  mitra   jejaring  perpustakaan  yang  difasi l itasi  TIK  Maksud dan tujuan pada indikator kinerja ini merupakan bentuk perwujudan fungsi

perpustakaan Nasional sebagai pusat jejaring perpustakaan menurut UU no. 43 tahun 2007

0  

10  

20  

30  

40  

50  

60  

70  

80  

90  

1993-­‐2012  

2013  

2014  

2015  

2016  

2017  

2018  

2019  

Page 45: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

41

tentang Perpustakaan, oleh karena itu melalui fasilitas jejaring perpustakaan akan terwujud perpustakaan yang tergabung dalam jejaring perpustakaan dengan tujuan untuk menjamin tersedianya layanan perpustakaan berbasis TIK yang menyediakan berbagai sumber daya, termasuk staf yang mampu melakukan pekerjaan menyeleksi, menata, menyediakan akses intelektual, menginterpretasikan, mendistribusikan, melestarikan keutuhan koleksi berformat digital, termasuk

memastikan ketersediaannya dari waktu ke waktu, agar dapat diakses secara mudah oleh pengguna. Pengukuran layanan perpustakaan berbasis TIK ini adalah jumlah perpustakaan yang dibantu oleh Perpustakaan Nasional dalam aspek koleksi, perangkat keras dan lunak, serta pelatihan sumber daya manusia.

Perbandingan antara target dan realisasi indikator kinerja ini pada tahun 2017 dapat disajikan dalam Tabel 14 berikut.

 Tabel  19.  Capaian  Kinerja  IKU  3  Tahun  2017  No   Sasaran  

Program/Kegiatan  Indikator  Kinerja   2017  

Target   Real isasi   Capaian  

1   Terlaksananya  jejaring  nasional  perpustakaan    

Jumlah  mitra  jejaring  perpustakaan  yang  difasilitasi  TIK  

20   20   100  

Berdasarkan target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Deputi I Tahun 2017, target indikator kinerja Persentase peningkatan perpustakaan yang tergabung dalam jejaring nasional perpustakaan sebesar 0,5 % dan terealisasi sebesar 0,54 persen atau atau 828 perpustakaan yang tergabung, sehingga diperoleh peningkatan capaian kinerja sebesar 108%. Indikator kinerja ini didukung oleh perwujudan bantuan metadata converter tahap ketiga dengan tujuan untuk membantu perpustakaan mitra non MARC, tahun 2017, sejumlah 20 perpustakaan khususnya perpustakaan Perguruan Tinggi wilayah Jawa

Timur yang menjadi indicator yang . Daftar 20 Perpustakaan tersebut ditunjukkan pada tabel Berdasarkan jumlah bantuan tersebut akan memberi nilai tambah pada jejaring perpustakaan yang tergabung pada Indonesia One search (IOS), dimana IOS merupakan portal jejaring perpustakaan di Indonesia. Bantuan metadata converter merupakan bantuan bagi perpustakaan mitra non MARC yang berkelanjutan sejak tahun 2015.

                         

Page 46: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

2

Tabel  20.  Daftar  Perpustakaan  yang  difasilitasi  TIK  

Selain bantuan metadata converter, peningkatan jejaring perpustakaan diwujudkan kedalam bentuk implementasi kerjasama perpustakaan melalui para stakeholder pengembangan perpustakaan digital, diantaranya adalah kementerian Komunikasi dan Informasi, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia dalam pengembangan jaringan internet di Indonesia melalui kesepahaman kerjasama (MoU). Dalam rangka memperluas jejaring perpustakaan di Indonesia, Perpustakaan Nasional juga melakukan beberapa upaya sebagai berikut: a. Pengembangan Program Aplikasi

Interoperabilitas Antar Perpustakaan Kegiatan Pengembangan Program

Aplikasi Interoperabilitas Antar Perpustakaan dilakukan melalui proses lelang, sehingga sebaiknya prosesnya dilakukan pada awal tahun agar pelaksanaan kegiatan dan pencapaian hasil lebih maksimal. Disamping itu terdapat beberapa kendala di lapangan, salah satunya adalah banyak perpustakaan mitra yang hendak menerima bantuan menjadi lambat dalam memberikan respon kepada

Perpustakaan Nasional, di samping ada beberapa perpustakaan yang tidak bersedia menerima bantuan dan juga ada yang sudah menggunakan aplikasi berbasis OAI PMH sehingga tidak memerlukan bantuan program aplikasi tersebut.

b. Lokakarya Interoperabilitas Antar

Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Instansi − Koordinasi dengan pihak-pihak

terkait yang kadang menghambat konfirmasi pengiriman peserta;

− Adanya permasalahan non teknis memperlambat implementasi interoperabilitas antar perpustakaan seperti kebijakan pimpinan dan SDM dalam hal ini sumber daya manusia di bidang teknologi informasi yang selalu berganti.

Page 47: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

 IKU  4.    Pengembangan  TIK  Perpusnas  Kebutuhan akan penggunaan teknologi sistem informasi merupakan hal yang mutlak di dalam dunia perpustakaan. Penggunaan sistem informasi menjanjikan suatu proses yang lebih efisien dibandingkan sistem konvensional. Kompleksitas kebutuhan pemustaka menuntut perpustakaan mencari cara agar proses dan aktifitas substantif dapat berjalan dengan lebih efisien, mulai dari pengadaan, pengolahan, penelusuran, hingga sirkulasi melalui identifikasi bahan pustaka. Pemanfaatan TIK memungkinkan pelayanan berlangsung optimal selama 24 jam sehari serta terkoneksi kedalam jaringan komunikasi internasional. Kondisi ini sejalan dengan jenis layanan yang diberikan oleh Perpustakaan Nasional R.I. yang bersifat terbuka serta terkoneksi dengan dunia internasional. Perpustakaan Nasional R.I. merupakan jendela Indonesia secara tidak langsung harus mengoptimalkan peran TIK agar pelayanan serta komunikasi dengan berbagai pihak dapat terlaksana dengan baik. Sesuai dengan Visi dan Misi Perpustakaan Nasional untuk mewujudkan masyarakat “Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca Dengan Memberdayakan Perpustakaan” maka Perpustakaan Nasional mempunyai tugas dan tanggung jawab menyediakan suatu sistem perpustakaan dengan standard world class library, melalui pembangunan Gedung Layanan yang berada di Merdeka Selatan

dengan konsep Smart Library yang didukung dengan infrastruktur TIK yang memadai sesuai dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terkini. Berdasarkan landasan tersebut, maka ruang lingkup indikator Jumlah pengembangan TIK periode 2017 sesuai dengan rencana strategis Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi periode 2015-2019, diwujudkan melalui pengembangan infrastruktur data center, penambahan perangkat jaringan komputer terdistribusi, pengadaan RFID tag dan komponen pendukung, pengadaan kartu keanggotaan dual transponder berbasis RFID, pengadaan personal komputer bagi layanan multimedia, perangkat keras digital signage dan sarana layanan mandiri, serta pengadaan server digital iPusnas. Tujuan indikator ini mewujudkan optimalisasi sarana pendukung layanan TIK secara holistik dan terintegrasi menuju world class library sesuai dengan Rencana Strategis Perpusnas 2015-2019. Indicator kinerja pengembangan TIK tahun 2017 tercapai 36,60 persen dalam 1 (satu) paket pengembangan. Rincian sasaran paket pengembangan tersebut disajikan dalam Tabel 6.1 berikut:

Tabel  21.  Pengembangan  TIK  2017  

No.   Pengembangan  TIK  2017   Sasaran  1.   Pengembangan  infrastruktur  data  

center  a. Pengembangan  fasilitas  data  center,  yang  terdiri  dari:  

pengadaan  sistem  elektrikal,  sistem  ups,  sistem  pemadam  kebakaran,  sistem  rack  dan  kabel  data,  sistem  pendingin,  serta  pengadaan  komputer  dan  monitoring  data  center;    

b. Tersedianya  data  center  yang  dapat  beroperasi  dan  dapat  dikembangkan  kedepan  mendekati  kriteria  TIER-­‐III  Uptime  Institute;  

c. Tersedianya  data  center  sebagai  sarana  pendukung  terhadap  penerapan  teknologi  smart  building  di  Gedung  Layanan  Merdeka  Selatan  

2.   Pengadaan  RFID  tag  dan  komponen  pendukung,  

a. Tersedianya  RFID  Tag  untuk  Koleksi  Buku  sejumlah  55.000  keping  

Page 48: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

43

b. Tersedianya  RFID  Tag  untuk  Koleksi  Audio  Visual  DVD,  CD,  CD-­‐ROM,  VCD  sejumlah  6.880  keping  

c. Tersedianya  RFID  Pad  untuk  proses  pemasangan  tag  RFID,  pengisian  data,  update  data  pada  tag  RFID  baik  pemasangan  tag  baru  maupun  update  data  tag  yang  telah  terpasang  pada  koleksi  perpustakaan  sebanyak  8  unit  RFID  Pad  

3.   Pengadaan  kartu  keanggotaan  dual  transponder  berbasis  RFID  

a. Tersedianya  perangkat  informasi  bagi  pemustaka  berupa  Digital  signage  sebanyak  4  (empat)  set  disertai  dengan  perangkat  pendukung  dan  lisensi  perangkat  lunak;  

b. Tersedianya  sarana  mandiri  bagi  pemustaka,  berupa:  Personal  komputer  All-­‐In-­‐One,  standing  kiosk,  barcode  reader,  Perangkat  jaringan  fiber  optik  bagi  Bangunan  Cagar  Budaya  (BCB)  dan  PABX  SIP  Trunk  R9,  Printer  keanggotaan,  LCD  Proyektor,  table  kiosk,  Meja  dan  kursi  pendaftaran  anggota  dilengkapi  dengan  backdrop,  webcam  dan  tripod,  Parapet/  pembatas  standing  kiosk,  Panel  penutup  kabel  pada  table  kiosk,  Panel  meja  digital  signage  naskah,  Meja  kiosk  serta  dekorasinya  bagi  pemustaka  anak-­‐anak.  

4.   hyper  converged  server  untuk  layanan  multimedia  

a. Terwujudnya  perangkat  Hyper  Converged  Server  b. Terwujudnya  perangkat  Host  Bust  Adapter  (HBA)  

5.   Perangkat  keras  digital  signage  dan  sarana  mandiri  bagi  gedung  layanan  Perpusnas  

a. Tersedianya  perangkat  informasi  bagi  pemustaka  berupa  Digital  signage  sebanyak  4  (empat)  

set  disertai  dengan  perangkat  pendukung  dan  lisensi  perangkat  lunak  

b. Tersedianya  sarana  mandiri  bagi  pemustaka    

6.   bantuan  metadata  converter  bagi  perpustakaan  mitra  non  marc  

a. Tersedianya  20  (dua  puluh)  appliances  yang  menjadi  alat  pengumpulan  metadata  bibliografis  dari  perpustakaan  mitra  Perpusnas  yang  belum  menggunakan  standar  metadata  MARC.  

b. Tersedianya  aplikasi  yang  berfungsi  melakukan  konversi  metadata  bibliografis  dari  perpustakaan  mitra  Perpusnas  yang  belum  menggunakan  standar  metadata  MARC  ke  dalam  bentuk  MARC.      

c. Terlaksananya  pemasangan  dan  konfigurasi  appliances  di  perpustakaan  mitra  Perpusnas  yang  ditunjuk  (sejumlah  20  perpustakaan)  di  Indonesia,      

7.   Pemutakhiran  sistem  perangkat  keras  dan  lunak  pengolah  data  

1. Tersedianya  perangkat  pendukung  Sistem  Informasi  Manajemen  berupa  Mainboard  Server  Supermicro  Tipe  X9SCL-­‐F  (1  Unit),  Power  Supplay  SuperMicro  PWS-­‐920P-­‐1R  (1  Unit),  PC  All  in  One  PC  23.8  inc  Touch  Screen  (4  Unit),  PC  All  in  One  PC  21.5  inc  Touch  Screen  (4  Unit),  Notebook  14  inc  (4  Unit),  Tablet  Android  (3  unit)  

a. Tersedianya  perangkat  pendukung  Sistem  Informasi  Manajemen  berupa  pengadaan  PC  Workstation  (  1  Unit),  Monitor  LED  24"  (1  Unit),  Hardisk  NAS  (Network  Attached  Storage)  (10  Unit),  Hardisk  Server  (5  Unit)  

b. Tersedianya  perangkat  pendukung  layanan  pemustaka  Perpusnas  berupa    

c. Tersedianya  perangkat  lunak  (software  dan  sistem  aplikasi)  berupa  Operating  System  Windows  Server  (5  

Page 49: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

44

Unit  Lisensi)  dan  Digital  Certificate  SSL  (  Secured  Socket  Layer)  

8.   Pengadaan  aplikasi  e-­‐perencanaan   Tersedianya  aplikasi  e-­‐Perencanaan  untuk  mendukung  proses  perencanaan,  monitoring  dan  evaluasi  anggaran,  kinerja  dan  pengadaan,  terpasangnya  aplikasi  tersebut  pada  server  yang  disediakan  Perpusnas  dan  terselenggaranya  pelatihan  untuk  penggunaannya.  

9.   Pengadaan  kartu  keanggotaan  dual  transponder  berbasis  rfid  

a. Tersedianya  kartu  anggota  berbasis  RFID  dual  transponder  sebanyak  25000  (dua  puluh  lima  ribu)  buah  untuk  anggota  perpusnas.  

b. Tersedianya  perangkat  perangkat  RFID  Desktop  Reader  sebanyak  8  unit  

10.   Pengadaan  media  penyimpanan  data  dan  anti  malware  

a.  Terwujudnya  pengadaan  pengembangan  media  penyimpanan  Data  

b.  Terwujudnya  pengadaan  software  anti  malware  tahap  awal  berupa  web  filtering  yang  bisa  

diintegrasikan  dengan  eksisting  proxy  server  untuk  keamanan  infrastruktur  aplikasi  digital  perpustakaan  guna  mendukung  kelangsungan  operasional  

11.     Pengadaan  perangkat  keras  sistem  layanan  berbasis  tik  

a.  Tersedianya  perangkat  informasi  Digital  Signage  bagi  pemustaka  berupa  Digital  Signage  &  Multi  Touch  Screen  bagi  pemustaka  

b.  Tersedianya  Digital  Standing  Kiosk  untuk  layanan  perpustakaan  Tersedianya  perangkat  komputer  untuk  layanan  perpustakaan.  

C.  Tersedianya  Kaca  Pembesar  Digital  untuk  pemustaka  lanjut  usia.  

12.   Pengadaan  perangkat  server  dan  sarana  penyimpanan  data    

 

a. Terwujudnya  pengadaan  hyperconverged  server  untuk  infrastruktur  komputasi  digital  beserta  software  Operating  Sistem  pendukungnya  guna  kelangsungan  operasional  

b. Terwujudnya  sarana  penyimpanan  data  berupa  penambahan  1  (satu)  unit  storage  beserta  konektivitasnya  (SAN  Switch)  

13.   Pengadaan  personal  komputer  bagi  layanan  multimedia  dan  sarana  pembaca  mikro  

a. Pengembangan   fasilitas   layanan   Perpustakaan  Berbasis  TIK,  yang  meliputi  :  a)   Pengadaan   Personal   komputer   bagi  layanan  multimedia  b)   Pengadaan  Sarana  Pembaca  Mikro  

b. Tersedianya  fasilitas  layanan  yang  representatif  dan  dapat   beroperasi   serta   dikembangkan   mengikuti  kemajuan  TIK  

c. Tersedianya   fasilitas   layanan   sebagai   sarana  pendukung   terhadap   penerapan   teknologi   smart  library  di  Gedung  Layanan  Merdeka  Selatan  

14.   Pengadaan  server  buku  digital  ipusnas  

terwujudnya  pengadaan  server  untuk  infrastruktur  buku  digital  iPusnas  beserta  software  pendukungnya  

15.   Jasa  konsultan  pengawas  implementasi  tik  gedung  layanan  merdeka  selatan  

a. Tersedianya  instrumen  terukur      b. Tersajikannya  data  pengadaaan  yang  komprehensif  

atas  segala  pelaksanaan  pengadaan  TIK  Perpusnas  di  Gedung  Perpusnas  di  Marsela  

c. Terciptanya  pengawasan  pekerjaan  implementasi    d. Pembangunan  Data  Center  Gedung  layanan  

Merdeka  Selatan      

Page 50: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

45

e. Pembangunan  Perangkat  Keras  Sistem  Jaringan  Komputer  Terintegrasi      

f. Layanan  perpustakaan  di  Gedung  Medan  Merdeka  Selatan      

16.   Perangkat  keras  jaringan  distribusi  bagi  gedung  layanan  perpusnas  dan  perangkat  keras  jaringan  komputer  terintegrasi  berbasis  100g  

Memperoleh  Perangkat  Keras  Jaringan  Distribusi  Bagi  Gedung  Layanan  Perpusnas  yang  mempunyai  dan  memenuhi  kriteria:  Reliability,  sustainable,  vailability,  scalability,  dan  manageability,  dengan  sasarn  khusus  sesuai  dengan  fungsi  hirarki  jaringan  yang  sudah  diterapkan  oleh  Perpustakaan  Nasional  Republik  Indonesia  

17.   Perangkat  lunak  aplikasi  pengelolaan  layanan  terpadu  (one  stop  services  system)  

Tersedianya  aplikasi  front  end  dengan  modul-­‐modul:  Katalog  Induk  Perpustakaan  Indonesia,  Modul  Pengelolaan  Perpustakaan,  Modul  pencarian  katalog  berbasis  search  engine  dan  Tersedianya  aplikasi  pendukung  untuk  admin  

18.   Perangkat  lunak  dashboard  manajemen  sistem  informasi  terintegrasi  perpustakaan  perpusnas  merdeka  selatan  

Tersedianya  satu  paket  perangkat  lunak  dashboard  manajemen  sistem  informasi  terintegrasi  Perpusnas  Merdeka  selatan  yang  dapat  diakses  secara  online  oleh  para  pengambil  keputusan  di  perpustakaan  Nasional  RI.  

19.   Perangkat  lunak  manajemen  layanan  dan  pengembangan  portal  web  penunjang  layanan  berbasis  online  perpusnas  

Tersedianya  Perangkat  Lunak  Manajemen  Layanan,  Pengembangan  Portal  Web  Penunjang  Layanan  Berbasis    dan  terintegrasi  dengan  sistem  yang  telah  ada  sebelumnya  serta  terintegrasi  dengan  sistem  lain  terkait  yang  dibangun  secara  bersamaan      

20.   Perangkat  lunak  search  engine  terintegrasi  dengan  analisis  teks  dan  indeks  sitasi  

a. Tersedianya  sebuah  perangkat  lunak  search  engine  sitasi  dan  seluruh  komponen  pendukungnya  yang  selengkapnya  dijabarkan  dalam  bagian  Spesifikasi  Teknis.  

b. Terpasangnya  perangkat  lunak  search  engine  sitasi  ke  dalam  server  

21.   Rfid  system  bagi  inventory  dan  keamanan  koleksi  serta  sistem  antrian  

a. Tersedianya  perangkat  layanan  berbasis  berbasis  Radio  Frequency  Identification  (RFID)    system      

b. Tersedianya  perangkat  Printer  Multi  Fungsi  (PMF)      c. Tersedianya  perangkat  RFID  Self  Service  Station  

yang  terdiri  dari  perangkat  RFID  tag  scanner    terintegrasi      

d. Tersedianya  perangkat  sistem  antrian  berbasis  RFID  berupa  pengadaan  operator  station      

e. Tersedianya  locker  berbasis  RFID        

22.   Pengadaan  sarana  data  center  tier  iii  bagi  gedung  layanan  perpusnas  

a. Pengembangan  sarana  fasilitas  data  center,  yang  meliputi:    a) Pengadaan  Perangkat  Pemadam  Kebakaran  untuk  Ruang  Server,  Ruang  Network  dan  Ruang  PAC    

b) Pengadaan  Perangkat  Monitoring  Rack  dan  Keamanan  Data  Center      

c)    Pengadaan  Sistem  Kabel  Data      

Page 51: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

46

 

23.   Pengadaan  server  dan  storage  area  network  untuk  koleksi  digital  bagi    Gedung  layanan  perpusnas    

a. Terwujudnya   penambahan   hyperconverged   server  untuk   infrastruktur   komputasi   digital   beserta  software   Operating   Sistem   pendukungnya   guna  kelangsungan  operasional    

b. Terwujudnya   pengelolaan   dan   control   jalur  komunikasi  internet  yang  lebih  baik  bagi  user  dalam  mengakses  web  

c. Meningkatkan   kapasitas   penyimpanan   data,   baik  yang   bersifat   multimedia   maupun   file,     sehingga  lama   waktu   penyimpanan   /   retensi   dapat   lebih  lama   dan   akses   yang   lebih   cepat   berupa  penambahan  1   (satu)  enclosure  unit   storage  berisi  SSD  disk  pada  eksisting  SAN  storage    

24.   Pengembangan  renewal  subscription  sistem  keamanan  dan  monitoring  data,  jaringan  dan  lingkungan  berbasis  internet  

a. Pemutakhiran  dan  pembaharuan  lisensi  untuk  database  virus,  worm,  malware  

b. Melaksanakan  uji  coba  dengan  melakukan  berbagai  jenis  serangan  seperti  Spoofing,  Ddos  (distributed  Denial  of  Service),  POD  (Ping  of  Death),  Sniffer,  DNS  Poisoning,  Trojan  Horse,  SQL  Injection,  PHP  Injection,  Script  Kiddies,  Hacker,  Deface,  Malware,  Spyware,  Virus  dan  Worm  dari  dalam  dan  luar  

25.   Pemutakhiran  disaster  recovery  center  sesuai  iso  

a. Terwujudnya  Optimalisasi  catu  daya  kelistrikan  Data  Center  melalui  penambahan    

b. kapasitas  kemampuan  kelistrikan  dalam  Data  Center  melalui  penyediaan  modul  UPS  beserta  baterai  sebanyak  1  (satu)  paket,    

c. Terwujudnya  perluasan  ruangan  Disaster  Recovery  Center  dengan  kaca  tempered  sebanyak  14  (empat  belas)  Set,    

d. Terwujudnya  perluasan  ruangan  Disaster  Recovery  Center  dengan  raised  floor  sebanyak  102  (seratus  dua)  Set.    

26.   Pengadaan  rfid  tag  dan  komponen  pendukungnya  

Tersedianya  RFID  Tag  untuk  Koleksi  Buku,  Koleksi  Audio  Visual  DVD,CD,  CD-­‐ROM,  VCD,  dan  RFID  Pad  untuk  proses  pemasangan  tag  RFID,  pengisian  data,  update  data  pada  tag  RFID  

 IKU  5.  Terlaksananya  kerja  sama  antar  perpustakaan  Dalam perjanjian Kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, target pencapaian kerjasama antar perpustakaan adalah 3 kali. Ketiga indokator tercapainya kerja sama melalui (1) Pelaksanaan Kerja Sama di Bidang Perpustakaan melalui Nota

Kesepahaman, (2) Partisipasi dalam Organisasi Profesi, dan (3) Pelaksanaan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia. Ketiga kegiatan tersebut telah dilaksanakan dengan baik selama tahun 2017.

 1.  Pelaksanaan  Kerja  Sama  bidang  Perpustakaan  melalui  Nota  Kesepahaman  Untuk menunjang fungsi Perpustakaan Nasional RI sebagai Pusat Jejaring Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI

melaksanakan kerja sama dengan lembaga mitra. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2000

Page 52: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

47

tentang Perpustakaan Nasional RI, dinyatakan bahwa Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan kerja sama dengan badan atau lembaga baik pemerintah maupun swasta serta organisasi kepustakawanan di dalam maupun di luar negeri. Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 42, Perpustakaan Nasional RI sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian bertugas antara lain membina kerja sama dalam pengelolaan berbagai jenis perpustakaan untuk meningkatkan layanan kepada pemustaka. Kerja sama Perpustakaan Nasional RI dengan lembaga lain dilakukan secara kelembagaan oleh pimpinan Perpustakaan Nasional RI dengan pimpinan lembaga lainnya, baik lembaga pemerintah maupun swasta. Kerja sama perpustakaan dituangkan dalam satu perjanjian yang merupakan pengaturan lebih lanjut agar pelaksanaan dari nota kesepahaman memiliki kekuatan hukum.

Tujuan kesepahaman kerja sama Perpustakaan adalah : 5) Memberikan layanan informasi yang

bermanfaat langsung pada masyarakat. 6) Memperluas jaringan layanan informasi

yang dibutuhkan masyarakat. 7) Mempermudah dan mempercepat

layanan informasi kepada masyarakat.

8) Meningkatkan akses koleksi perpustakaan melalui pertukaran data/ koleksi.

Kegiatan kerjasama antar perpustakaan bertujuan untuk mendorong kerja sama yang saling menguntungkan antara Perpustakaan Nasional RI dengan perpustakaan dan/atau lembaga lain di dalam dan luar negeri. Kerja sama tersebut diimplementasikan melalui berbagai kegiatan pengembangan layanan dan koleksi perpustakaan sehingga pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan diversifikasi layanan perpustakaan yang berbasis TIK.

Dampak dari adanya kerjasama dengan lembaga/instansi lain baik dari dalam maupun luar negeri yang didasari oleh pembuatan MoU adalah meningkatnya kunjungan ke Perpustakaan Nasional dan perpustakaan rekan, bertambahnya jumlah anggota jejaring perpustakaan, meningkatnya akses koleksi serta berkembangnya jumlah katalog induk nasional. Pada tahun 2017, Implementasi kerjasama mencapai 110 kal, yang terdiri dari tiga stakeholder, yaitu pendidikan tinggi, korporasi/swasta dan kementerian/lembaga. Daftar implementasi kerjasama perpustakaan dari ketiga stakeholder tersebut ditunjukkan di bawah ini:

A. PENDIDIKAN TINGGI 1. STIKES Widya Nusantara Palu (6 Februari 2017 – 6 Februari 2022) 2. UIN AR-RANIRY Banda Aceh (6 Februari 2017 – 6 Februari 2022) 3. IAIN Purwokerto (10 Februari 2017 – 10 Februari 2022) 4. Universitas Muhammadiyah Purwokerto (10 Februari 2017 – 10 Februari 2022) 5. Universitas Jenderal Soedirman (10 Februari 2017 – 10 Februari 2022) 6. Sekolah Tinggi Telematika (ST3) Telkom Purwokerto (10 Februari 2017 – 10 Februari 2022) 7. STAIN Pekalongan (10 Februari 2017 – 10 Februari 2022) 8. STMIK AMIKOM Purwokerto (10 Februari 2017 – 10 Februari 2022) 9. Universitas AL Ghifari (4 April 2017 – 4 April 2022) 10. STMIK Jabar (4 April 2017 – 4 April 2022) 11. Universitas Pakuan Bogor (11 April 2017 – 11 April 2022) 12. Universitas Islam Makassar (15 April 2017 – 15 April 2022) 13. Universitas Cokrominoto Makssar (15 April 2017 – 15 April 2022) 14. STMIK Bina Adinata Makassar (15 April 2017 – 15 April 2022)

Page 53: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

48

15. STKIP Mega Rezky Makassar (15 April 2017 – 15 April 2022) 16. STIE Wira Bhakti Makassar (24 Mei 2017 - 24 Mei 2022) 17. STIK Gunung Sari Makassar (24 Mei 2017 - 24 Mei 2022) 18. STIKes Mega Rezky Makassar (24 Mei 2017 - 24 Mei 2022) 19. STIM Nitro Makassar (24 Mei 2017 - 24 Mei 2022) 20. Sesko TNI (19 Juni 2017 – 19 Juni 2022) 21. Institut Sain dan Teknologi Al Kamal (20 Juni 2017 – 20 Juni 2022) 22. Universitas Syiah Kuala (2 Agustus 2017 – 2 Agustus 2022) 23. Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) (25 September 2017 – 25 September 2022) 24. Universitas Pembangunan Jaya Bintaro (2 November 2017 – 2 November 2022) 25. Universitas Respati Indonesia (7 November 2017 – 7 November 2022) 26. Universitas Muhammadiyah Ponorogo (7 November 2017 – 7 November 2022) 27. Universitas Muslim Indonesia Makassar (7 November 2017 – 7 November 2022) 28. Politeknik Negeri Jakarta (7 November 2017 – 7 November 2022) 29. Politeknik Negeri Manado (7 November 2017 – 7 November 2022) 30. Politeknik Ilmu Pelayaran Makasar (7 November 2017 – 7 November 2022) 31. STIE Perbanas Surabaya (7 November 2017 – 7 November 2022) 32. STIMA IMMI Jakarta (7 November 2017 – 7 November 2022) 33. STMIK AKBA Makassar (7 November 2017 – 7 November 2022) 34. STAIN Curup Bengkulu (7 November 2017 – 7 November 2022) 35. Akademi Akuntansi Riau (7 November 2017 – 7 November 2022) 36. Universitas Siliwangi Tasikmalaya (7 November 2017 – 7 November 2022) Korporasi/Swasta 1) Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) (18 September 2017 – 18 September 2020) 2) Kadipaten Mangkunegaran (25 September 2017 – 25 September 2022) 3) PERUM LKBN ANTARA (15 Desember 2017 – 15 Desember 2022)

Kementrian/Lembaga 1) Kementerian Hukum Dan HAM (30 Oktober 2017 – 30 Oktober 2022) 2) Kementerian Pertahanan (20 November 2017 – 20 November 2022)

Page 54: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

49

Gambar  9.  Penandatanganan  MoU  antara  Perpustakaan  Nasional  RI  dengan  

Kemenkumham  

Gambar  10.  Penandatanganan  MoU  antara  Perpustakaan  Nasional  RI  dengan  

Kementerian  Pertahanan  RI  

Page 55: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

50

Gambar  11.  Penandatanganan  MoU  antara  Perpustakaan  Nasional  RI  dengan  Universitas  Al-­‐Ghifari  

 2.  Partisipasi  dalam  Organisasi  Profesi  A.   International  Federation  of  Library  Associations  and  Institutions  (IFLA)  

Keanggotaan Indonesia dan kontribusi Pemerintah Indonesia pada Organisasi-organisasi Internasional diatur dalam Keputusan presiden (Keppres) nomor 64 tahun 1999 yang diterbitkan pada bulan Agustus 1999. Dalam pasal 2 Keppres termaksud tertera bahwa keanggotaan Indonesia pada suatu organisasi internasional harus ditetapkan sekurang-kurangnya dengan keputusan presiden. Terkait dengan itu dalam rangka tertib administrasi dan tersedianya dasar hukum bagi keanggotaan Indonesia dan pertanggungjawaban pengeluaran keuangan negara yang digunakan sebagai pembayaran kontribusi pemerintah Indonesia bagi keanggotaan pada organisasi internasional, pemerintah Indonesia pada tahun 2011 membentuk Kelompok Kerja Pengkaji Keanggotaan Indonesia dan Kontribusi Pemerintah Indonesia pada Orgaisasi Internasional (Tim Pokja). Tim Pokja atau

Kelompok Kerja yang terdiri atas Sekretariat Negara, Sekretaris Kabinet, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan bertugas mengevaluasi keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional yang tidak memiliki dasar hukum yaitu keanggotaan yang terjadi sebelum Keppres no. 64 tahun 1999 diterbitkan.

Perpustakaan Nasional sebagai focal point (FP) organisasi internasional untuk bidang perpustakaan di Indonesia telah mengusulkan keikutsertaan aktif dalam 11 (sebelas) organisasi internasional yaitu IFLA, CONSAL, CDNL, CDNL-AO, SEAPAVAA, ISBN, ISMN, SLA, IASL, ISNI dan IAML agar masuk dalam daftar Keputusan Presiden. Menindaklanjuti hal tersebut, Perpustakaan Nasional melalui Kepala Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi selama tahun 2011 beberapa kali mempresentasikan mengenai organisasi

Page 56: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

52

internasional yang telah diikuti selama ini kepada Tim Pokja. Berdasarkan hasil pembahasan dalam Pokja keanggotaan Perputakaan Nasional dalam OI ada 6 OI yang disetujui yaitu IFLA, CONSAL, CDNL, CDNL-AO, SEAPAVAA dan ISBN. Hasil persetujuan ini kemudian ditungkan dalam lampiran Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2012 tentang keanggotaan Indonesia pada OI. Perpustakaan Nasional berdasarkan Keppres Nomor 32 Tahun 2012 melakukan sejumlah kegiatan regional dan internasional dengan 6 OI tersebut dan dapat mengambil kemanfatan dalam pengembangan kapasitas kompetensi pustakawan dan pengelola perpustakaan di Indonesia.

Meskipun keenam OI tersebut dapat dikatakan memiliki prioritas yang sama dengan bidang dan ruang lingkup yang berbeda, dapat dikatakan bahwa IFLA berada pada posisi sentral karena menaungi seluruh institusi dan asosiasi perpustakaan di dunia. Hal tersebut menjadi salah satu dasar Perpustakaan Nasional dalam membuat laporan ini dalam rangka menjelaskan signifikansi keanggotaan Indonesia pada IFLA serta memaparkan kemanfaatan keanggotaan tersebut terhadap perkembangan perpustakaan di Indonesia pada umumnya serta Perpustakaan Nasional pada khususnya.

Deskripsi Singkat IFLA adalah sebuah badan independen internasional terkemuka yang mewakili kepentingan perpustakaan, pustakawan dan penggunanya. Dengan kata lain, IFLA merupakan sebuah wadah global untuk profesi dalam bidang perpustakaan dan informasi. IFLA dibentuk pada tanggal 30 September 1927 di Edinburgh, Skotlandia. Hingga saat ini terdapat 1500 anggota dari sekitar 150 negara di dunia termasuk Indonesia. Tujuan Dalam menjalankan kegiatannya, IFLA memiliki beberapa tujuan yaitu:

§ Mempromosikan layanan perpustakaan dan informasi yang bernilai tinggi

§ Mendorong pemahaman terhadap pentingnya layanan perpustakaan dan informasi yang baik

§ Mewakili kepentingan anggotanya di seluruh dunia.

Struktur Organisasi Berdasarkan Statuta IFLA terkini yang dikeluarkan tahun 2008, struktur organisasi tertinggi IFLA dipimpin oleh sebuah Dewan Pengarah (Governing Board). Dewan Pengarah bertanggung jawab atas tata kelola, keuangan dan arahan profesional serta bertindak sebagai perwakilan formal organisasi pada berbagai kancah internasional. Dewan Pengarah IFLA 2015-2017 terdiri dari: Presiden: Donna Scheeder Presiden Terpilih: Glòria Pérez-Salmerón Bendahara: Christine Mackenzie Anggota : Margaret Allen Kirsten Boelt Loida Garcia-Febo Ágnes Hajdu Barát Ngian Lek Choh Andrew McDonald Ellen Ndeshi Namhila Victoria Owen Christine Wellems Ketua Komite Profesional: Maria Carme Torras i Calvo Ketua Divisi I: Raissa Teodori Ketua Divisi II: Frederick Zardnt Ketua Divisi III: Viviana Quiñones Ketua Divisi IV: Perry Moree Ketua Divisi V: Victoria Okojie Ketua Seksi Asosiasi Perpustakaan: Barbara Schleihagen Sekretaris Jenderal: Jennefer Nicholson Mekanisme Pengambilan Keputusan Presiden, Presiden Terpilih dan anggota dewan dipilih melalui pemungutan suara. Seluruh anggota IFLA memiliki hak pilih yang sama. Dewan Pengarah terpilih bertugas selama dua

Page 57: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

53

tahun dan dapat diperpanjang untuk dua tahun berikutnya. Seluruh pengambilan keputusan yang terjadi di dalam Dewan Pengarah maupun Majelis Anggota Tahunan (General Assembly) IFLA dilakukan melalui pemungutan suara sesuai dengan Statuta dan Aturan Prosedur IFLA. Status Keanggotaan Indonesia dalam IFLA Indonesia telah terdaftar menjadi anggota IFLA sejak tahun 1950 dan secara rutin setiap tahun ikut serta dalam acara konferensi tahunan IFLA, meskipun Keppres Nomor 32 berlaku mulai tahun 2012. Saat ini Indonesia yang diwakili oleh Perpustakaan Nasional sebagai FP memiliki status keanggotaan aktif sebagai Anggota Institutional (Institutional Member) IFLA dengan nomor identitas ID-1002. Mekanisme Penghitungan dan Penetapan Kontribusi IFLA memiliki sistem penghitungan kontribusi atau biaya keanggotaan yang berbeda sesuai kategori keanggotaan yang ada. Kontribusi Anggota Institusional diatur melalui sistem biaya keanggotaan yang beragam dengan menggunakan UNESCO Scale of Assessment (Skala Penilaian UNESCO) dan United Nations List of Least Developed Countries (Daftar Negara-negara Tertinggal PBB). Berdasarkan sistem tersebut, Anggota Institusional dikategorikan menjadi tiga kelompok sesuai dengan nilai koefisien negara mereka dalam daftar yaitu:

§ Kelompok 1 (negara dengan nilai ≥ 0,251) biaya keanggotaan EUR 509

§ Kelompok 2 (negara dengan nilai antara 0,001 dan 0,250) biaya keanggotaan EUR 450

§ Kelompok 3 (negara-negara tertinggal) biaya keanggotaan EUR 250

Menurut UNESCO Scale of Assessment saat ini Indonesia memiliki nilai 0,504. Ini berarti bahwa Perpustakaan Nasional berada pada Kelompok 1 (Band 1) sebagai Anggota Institusional IFLA sehingga dikenai biaya

keanggotaan sebesar EUR 519 (total EUR 536 ditambah biaya-biaya lain pada tahun 2017). Rencana Strategis IFLA 2016-2021 Untuk periode tahun 2016-2021, IFLA memiliki visi menjadi organisasi yang menyuarakan aspirasi komunitas perpustakaan dan informasi seluruh dunia dengan cara mendorong dan menginsipirasi masyarakat melalui penyediaan akses ke berbagai informasi, pengetahuan dan kebudayaan untuk semua orang, mendukung pembangunan, pembelajaran, kreativitas serta inovasi. Misi IFLA adalah secara global mempromosikan nilai serta pentingnya layanan perpustakaan dan informasi yang berkualitas tinggi yang berdampak pada pertumbuhan sosial, budaya dan ekonomi. Aada empat arah strategis IFLA 2016-2021 yaitu: 1. Perpustakaan dalam Masyarakat

§ Mempromosikan membaca dan literasi sebagai syarat utama partisipasi dalam masyarakat melalui akses ke berbagai bentuk informasi

§ Mengenalkan perpustakaan dalam agenda organisasi-organisasi internasional

§ Pengembangan berdasarkan Laporan Trend IFLA

§ Mempromosikan standard-standard IFLA untuk mendukung layanan perpustakaan

2. Informasi dan Pengetahuan § Menciptakan lingkungan informasi

yang berkelanjutan jangka panjang § Mengajukan kerangka hak cipta yang

adil § Mendukung tata kelola internet masa

depan 3. Warisan Budaya

§ Membangun jaringan Pusat Preservasi dan Konservasi sebagai badan ahli yang berfungsi untuk menyelamatkan dokumen warisan budaya di dunia

Page 58: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

54

§ Membangun standard koleksi dan preservasi konten dalam bentuk yang beragam

§ Menyelamatkan dokumen warisan budaya melalui Pencegahan Resiko Bencana

4. Pengembangan Kapasitas § Mempromosikan perpustakaan dalam

Agenda PBB 2030 tentang Pembangunan Berkelanjutan

§ Mensosialisasikan Program Advokasi Internasional

§ Meningkatkan Program Kepemimpinan

§ Mensosialisasikan program Penguatan Asosiasi Perpustakaan (BSLA)

§ Memperkuat IFLA melalui pengembangan kapasitas regional dan sektoral serta partisipasi melalui berbagai kegiatan

Posisi dan Peran Strategis Indonesia Partisipasi aktif Indonesia dalam kurun waktu 7 tahun terakhir (2009-2016) dalam kegiatan IFLA dinilai sangat positif. Untuk itu Indonesia diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan workshop bertajuk Building Strong Library Associations (BSLA) yang didanai oleh IFLA pusat. Kegiatan workshop diselenggarakan di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta, pada tanggal 3-7 Maret 2014. Sekjen IFLA Jennefer Nicholson hadir membuka acara, didampingi penanggung jawab kegiatan BSLA Fiona Bradley. Kegiatan yang dilaksanakan atas inisiatif dan dukungan IFLA ini dilaksanakan oleh Perpustakaan Nasional RI. Acara diikuti oleh 31 peserta yang datang dari dalam dan luar negeri, yaitu: a. National Library Board – Singapore (2

peserta) b. National Library of Indonesia (3 peserta) c. Thai Library Association/CONSAL (1

peserta) d. Vietnam Library Association (1 peserta) e. Indonesia Library Association (1 peserta) f. Association of Indonesian School

Information Professionals (1 peserta)

g. Thai Library Association (1 peserta) h. China (1 peserta) i. Goethe Institute (1 peserta) j. Cambodian Librarians and

Documentalists Association (2 peserta) k. Nepal Library Association (NLA) (2

peserta) l. Brunei Darussalam Library Association (2

peserta) m. Philippine Librarians Association, Inc.

(PLAI) (2 peserta) n. Pacific Islands Association of Libraries,

Archives, and Museums (PIALA) (2 peserta)

o. Sri Lanka Library Association (2 peserta) p. Myanmar Library Association (2 peserta) q. Laos Library Association (2 peserta) r. Persatuan Pustakawan Malaysia (2

peserta) s. Library Association of Singapore (1

peserta).

Pada tahun yang sama Indonesia juga aktif dalam The World Library and Information Congress: 79th International Federation of Library Association (IFLA) General Conference and Assembly, di Lyon, Perancis, tanggal 16 sampai 22 Agustus 2014. Sejumlah pustakawan dari berbagai jenis perpustakaan di Indonesia hadir sebagai delegasi untuk mengikuti dan presentasi pada pertemuan tersebut. Pada tahun berikutnya yaitu 2015, Indonesia bahkan aktif lebih jauh dalam kegiatan The World Library and Information Congress: 80th International Federation of Library Association (IFLA) General Conference and Assembly, di Cape Town, Afrika Selatan, tanggal 15 sampai 21 Agustus 2015 dengan meloloskan dua tulisan ilmiah pegawai Perpustakaan Nasional untuk dipresentasikan pada konferensi tersebut yaitu: 1. Chaerul Umam dan Dr. Joko Santoso,

Indonesian National Digital Library: A national collaboration for preserving national heritage and information access, Session 102 Technology facilitating access to information: libraries supporting development - Information Technology

Page 59: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

55

Library and Research Services for Parliaments Public Libraries and Asia and Oceania, http://library.ifla.org/1153/

2. Irhamni Ali dan Dr. Joko Santoso, E-government Service on Law & Legal Libraries: Case Study in Indonesia Government Agencies, Session 209 Law Libraries, http://library.ifla.org/1214/

Indonesia kembali meloloskan dan mengirimkan perwakilan ke kegiatan The World Library and Information Congress: 81st International Federation of Library Association (IFLA) General Conference and Assembly, di Colombus, Ohio, Amerika Serikat yang diadakan tanggal 13 sampai dengan 19 Agustus 2016. Pada kesempatan ini Saudara Irhamni dari Perpustakaan Nasional RI memaparkan makalah ilmiahnya berjudul Public Libraries and Open Government: a case study in Republic of Indonesia, dalam Sesi 96 - Asia and Oceania (http://library.ifla.org/1473/). Pada tahun 2017, Perpustakaan Nasional berpatisipasi aktif dalam Workshop of Metadata Palm Leaves Manuscripts yang diselenggarakan pada tanggal 2-4 Juli 2017 di Colombo, Srilangka. Delegasi yang mewakili Indonesia adalah Aditia Gunawan, pustakawan naskah di Perpustakaan Nasional. Nama peserta yang hadir adalah sebagai berikut: 1. Maja Zumer (IFLA Representative)

2. Assoc. Prof. Dr.Lampang Manmart (Facilitator From Khon Kaen University, Thailand)

3. Dr.Nisachol Chamnongsri (Facilitator From Suranaree University of Technol- ogy, Thailand)

4. Prof. Dr. Robert Fuchs (Technical University of Cologne, Germany)

5. Dr. Ramesh C. Gaur (Jawaharlal Nehru University)

6. David Wharton (National Library of Laos, Laos)

7. Dr. Rujaya Abhakorn (SEAMEO SPAFA) 8. Aditia Gunawan (National Library of

Indonesia) 9. Prof.Dr. WA Weerasooriya (University

Kelaniya, Sri Lanka) 10. Sunil Walimunige (National Library of Sri

Lanka) 11. Udaya Cabral (National Library of Sri

Lanka) 12. Premila Gamage (IPSIFCA/AO, Sri Lanka) 13. G.D. Amarasiri (Observer, National

Library of Sri Lanka) 14. Asst.Prof.Dr.Vispat Chaichuay (Observer,

Khon Kaen University, Thailand) 15. Dr. Suprave Oonjan (Observer, Uttaradit

Rajabhat University, Thailand) Workshop ini menghasilkan beberapa rekomendasi terkait perkembangan standar metadata naskah Nusantara. Laporan atas kegiatan ini bisa diakses melalui:

Page 60: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

56

https://www.ifla.org/files/assets/hq/plm2017_scopingworkshopreport_0.pdf. Manfaat umum yang didapat Indonesia di dalam forum ini ialah peningkatan pembangunan kapasitas di bidang kepustakawanan bagi profesi pustakawan melalui asosiasi profesi bidang kepustakawanan di Indonesia, yakni Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI), Forum Perpustakaam Perguruan Tinggi (FPPTI) dan Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan Indonesia (ISIPII). Kapasitas di bidang kepustakawanan ini misalnya dalam kemampuan manajerial organisasi profesi, penggalangan usaha dan dana, kajian dan publikasi serta kegiatan bersama antarlembaga dan profesi serumpun. Di samping itu partisipasi Indonesia dalam organisasi internasional IFLA ialah mendapatkan manfaat terhadap ketersediaan dan akses informasi dari anggota IFLA lainnya melalui resource sharing. Pada sisi lain Indonesia dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan di bidang perpustakaan dan informasi sebagai bahan rujukan dalam pengembangan semua jenis perpustakaan dan dalam penetapan kebijakan pengembangan perpustakaan nasional berdasarkan pada isu-isu mutakhir sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perpustakaan.

Manfaat Teknis dalam partisipasi aktif Indonesia dalam organisai IFLA terkait dengan implementasi berbagai standar dan panduan di bidang perpustakaan produk IFLA. Standar dan panduan tersebut banyak digunakan sebagai alat kerja di perpustakaan misalnya, Dewey Decimal Classficication (DDC) dan Anglo-American Cataloging Rules (AACR) di mana Indonesia memperoleh hak menterjemahkan kedua pedoman tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, standar metadata bibliografis Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan format data

bibliography standar yang telah diadopsi Perpustakaan Nasional Indonesia menjadi standar metadata bibliografis nasional bernama Machine Readable Cataloging (INDOMARC) yang kini stndar internasional MARC telah berkembang terus, menjadi standard interoperabilitas data katalog koleksi perpustakaan MARC21-XML. Selanjutnya Perpustakaan Nasional juga mendapatkan hak menterjemahkan standar pengelolaan perpustakaan Library for All dan School Library Manifesto. Kedua buku ini merupakan acuan terhadap pengelolaan perpustakaan umum dan manifesto dunia tentang keberadaan dan pentingnya perpustakaan sekolah. Manfaat teknis yang didapatkan oleh Perpustakaan Nasional secara khusus serta Indonesia secara umum lainnya adalah Indonesia mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam beberapa kegiatan IFLA yang terkait dengan diseminasi dan sosialisasi penerapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDG). Melalui partisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut, Indonesia yang diwakili oleh Perpustakaan Nasional serta Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) dapat melaporkan program-program perpustakaan yang memberikan andil untuk mencapai salah satu atau beberapa TPB sekaligus. Program-program yang dilaporkan oleh Indonesia ini kemudian dijadikan contoh salah satu best practices bagaimana program perpustakaan turut seta dalam pencapaian TPG. Program perpustakaan yang diterapkan oleh Perpustakaan Nasional yang sudah disitir oleh IFLA dapat dilihat dalam IFLA Toolkit: Libraries and implementation of the UN 2030 Agenda (https://www.ifla.org/files/assets/hq/topics/libraries-development/documents/libraries-un-2030-agenda-toolkit.pdf) dan panduan tentang TPG oleh IFLA berjudul How libraries contribute to sustainable development & the SDGs IFLA ALP: Building Better Library Communities (https://www.ifla.org/files/assets/alp/103-fbradley-alp.pdf).

Page 61: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

57

RENCANA PEMANFAATAN KEANGGOTAAN INDONESIA PADA IFLA UNTUK PERIODE 5 TAHUN KE DEPAN

1. Saling tukar informasi tentang isu-isu

mutakhir perpustakaan dan kepustakawanan, teknologi, keahlian dan bahan perpustakaan.

2. Mengadakan kongres/ pertemuan, workshop dan seminar bersama antarpustakawan di tingkat regional IFLA dan internasional membahas aspek-aspek khusus di bidang perpustakaan dalam rangka pengembangan perpustakaan dan pustakawan di Indonesia;

3. Mendorong para pustakawan khususnya di lingkungan Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Provinsi, Kabupaten/Kota, Perguruan Tinggi, Khusus dan perpustakaan-perpustakaan lainnya untuk meneruskan tradisi partisipasi sebagai pemakalah dalam acara tahunan IFLA;

4. Aktif menggunakan hak-hak sebagai anggota institusional dalam memberikan suara pada penentuan arah kebijakan strategis IFLA;

5. Mendorong partisipasi pejabat struktural dan fungsional Perpustakaan Nasional serta pustakawan-pustakawan seluruh Indonesia dalam struktur organisasi (Dewan Pengurus) IFLA melalui nominasi.

6. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan serta rekomendasi IFLA tentang peran perpustakaan dalam mencapai TPG untuk menguatkan peran dan posisi perpustakaan dalam pembangunan di Indonesia secara umum.

IMPLIKASI YANG AKAN TIMBUL JIKA INDONESIA KELUAR DARI KEANGGOTAAN PADA IFLA

1. Perpustakaan dan pustakawan di

Indonesia akan mengalami kemunduran secara umum, dan akan berdampak pada dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan di Indonesia.

2. Pustakawan Indonesia akan kehilangan privilege dan benefit saat akan mendaftar sebagai peserta atau pemakalah pada kegiatan-kegiatan IFLA.

3. Indonesia akan kehilangan hak pilih pada IFLA General Assembly serta kehilangan kesempatan untuk menempatkan perwakilannya pada Dewan Pengurus IFLA.

4. Indonesia akan kehilangan kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam upaya penguatan peran perpustakaan untuk mencapai TPG yang dapat meningkatkan reputasi Indonesia secara umum di dunia.

 

 

B.  Konferensi  Perpustakaan  Digital   Indonesia  Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-10 (KPDI 10) telah diselenggarakan di Hotel Lombok Raya, Mataram, Nusa Tenggara Barat tanggal 7 sampai dengan 10 November 2017 dengan baik. Penyelenggaraan KPDI 10 merupakan hasil kerja sama antara Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan Universitas Mataram, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Kota Mataram, Forum Perpustakaan Digital Indonesia serta dukungan dari Universitas Islam Indonesia Mataram.

Tema KPDI 10 yaitu “Peran Perpustakaan Digital dalam Menunjang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2030” membahas potensi dan peran penting perpustakaan digital dalam mendukung pencapaian TPB melalui penyediaan akses ke informasi, sarana teknologi informasi dan komunikasi, bantuan kepada masyarakat dalam pembangunan kapasitas pemanfaatan informasi, serta pelestarian informasi untuk generasi mendatang melalui topik-topik sebagai berikut:

Page 62: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

58

1. Perpustakaan digital dalam meningkatkan akses ke public knowledge;

2. Perpustakaan digital dalam mendukung inovasi dan invensi pengetahuan;

3. Manifestasi perpustakaan digital dalam pelestarian budaya;

4. Perpustakaan digital dan pembangunan kapasitas sosial kemasyarakatan.

KPDI 10 diawali dengan sesi kebijakan yang diisi oleh tiga narasumber yaitu Plt Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Prof. Dr. Ir. Bambang Subiyanto, M.Sc, Kepala Subdirektorat Industri Teknologi Informasi Komunikasi dan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Komunikasi dan Informatika Drs. Erwin Sjachrial yang mewakili Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik serta Kepala Perpustakaan Universitas Mataram Muslimin, S.Sos., M.M. yang mewakili Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Mataram. Selanjutnya, ada 16 makalah yang dipaparkan pada sesi paralel konferensi. Makalah tersebut hasil seleksi dari total 42 makalah yang diterima melalui call for papers. Total jumlah peserta yang hadir pada KPDI 10 sebanyak 441 orang. Rangkaian kegiatan KPDI 10 diakhiri dengan kegiatan kunjungan wisata ke berbagai lokasi wisata di sekitar kota Mataram. Pada KPDI 10 ini, Forum Perpustakaan Digital Indonesia (FPDI) melalui Rapat Pengurus Tahunan menghasilkan rumusan Peta Jalan Program Strategis 2017—2019 yaitu: 1. Menyusun kerangka kerja (framework)

Perpustakaan Digital Indonesia 2. Menyusun pedoman pengelolaan konten

digital dan kurasi digital 3. Menyusun pedoman akses repositori

nasional berbasis pada integrasi repositori institusi

4. Menyusun pedoman metadata dan interoperabilitas perpustakaan digital Indonesia.

5. Menyusun pedoman akses terbuka (open Access), keternampakan (visibilitas, visibility), skalabilitas (scalability) data pepustakaan digital

6. Menyusun pedoman etika dan perlindungan hak cipta konten perpustakaan digital

7. Komunikasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi program dengan pelibatan pemangku kepentingan (stakeholders) program pengembangan perpustakaan digital

8. Menyusun pedoman indeks pengukuran impak Implementasi perpustakaan digital di masyarakat

9. Menyusun pedoman literasi digital 10. Menyusun pedoman sistem keamanan

data perpustakaan digital. Beberapa poin rekomendasi juga dihasilkan, yaitu: Rekomendasi Internal 1. Finalisasi dan Sosialisasi Anggaran Dasar

Organisasi FPDI tahun 2017-2018; 2. FPDI Pusat menfasilitasi pembentukan

organisasi FPDI tingkat wilayah provinsi; 3. KPDI akan diselenggarakan oleh FPDI

pusat dengan institusi di daerah; 4. Penguatan organisasi dan tata kelola

FPDI dengan membuat kegiatan-kegiatan mandiri.

5. Penambahan sesi kepakaran pada KPDI selanjutnya.

6. Penambahan jumlah sesi parallel.

Rekomendasi Eksternal 1. Mendukung upaya Menristek Dikti dan

Perpusnas mewujudkan kebijakan akses terbuka repositori institusi dan distribusi hasil kajian ilmiah yang sesuai dengan semangat keterbukaan dan pemerataan;

2. Mendorong kerjasama pengembangan akses sumber daya elektronik (e-resources) untuk kepentingan pendidikan dan penelitian.

Melalui proses pemungutan suara peserta KPDI 10, Medan, Sumatera Utara terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-11 tahun 2018 mendatang.

Page 63: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

59

IKU  6.  Jumlah  Dokumen  Kebijakan  di  Lingkungan  Pusjasa  Kebijakan Jasa Perpustakaan dan Informasi adalah dokumen kebijakan NSPK yang mengatur baik secara strategis maupun teknis pengelolaan jasa layanan perpustakaan dan informasi yang bertujuan mempermudah dan memberikan kepastian atas setiap kebijakan. Dokumen-dokumen ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Perpustakaan Umum lain di Indonesia dalam menerapkan kebijakan layanannya.

1. Rencana Strategis Pusjasa 2015-2019 2. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(Pusjasa) 3. Kajian Kepuasan Pemustaka 4. Dokumen Kebijakan Graha Literasi 5. Laporan Quick Win peningkatan

Layanan Keanggotaan 6. Standar Pelayanan Publik di

Lingkungan Perpusnas.

Tabel  22.    Target  dan  capaian  Indikator  Kinerja  6  2017  

No.   Sasaran    Strategis   Indikator  Kinerja   2017  Target   Real isasi   %  

Capaian  1.   Tersedianya  Kebijakan  

Layanan  Perpustakaan    Jumlah  Dokumen  Kebijakan  di  Lingkungan  Pusjasa  

6   6   100  

   Capaian  Kinerja  Tahun  2017  Terhadap  Renstra  Tahun  2015-­‐2019  Berdasarkan capaian kinerja tahun 2015 dan tahun 2016, maka capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi berdasarkan hasil pengukurannya sampai dengan tahun 2017 terhadap Renstra Perpustakaan Nasional

Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut. Analisis capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi sampai dengan tahun 2017 berdasarkan masing-masing indikator kinerja, meliputi:

 

a. Indikator  Kinerja  Jumlah  pemustaka  yang  memanfaatkan  layanan  

Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 1: Jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan sebesar 429,1%, dengan rincian target capaian 1.240.000 orang dan realisasi sebesar 5.321.048 orang. Selama 2015-2017, telah tercapai sebanyak 10.464.918 pemustaka. Berdasarkan target akhir tahun renstra yang menargetkan 7.060.000 orang, maka capaian

Indikator kinerja 1 telah mencapai 148,22% dari target akhir. Tingginya angka capaian ini tidak terlepas dari penggunaan fasilitas layanan gedung baru Merdeka selatan dan meningkatnya partisipasi masyarakat terhadap layanan on-line. Dengan demikian, diperlukan penyesuaian target pada renstra 2020-2024 dengan baseline asumsi yang aktual.

 

b. Indikator  Kinerja  Jumlah  alih  aksara,  alih  bahasa  dan  penelitian  naskah  kuno  

Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 2: Jumlah alih aksara, alih bahasa dan

penelitian naskah kuno sebesar 200%, dengan rincian target capaian 10 naskah dan realisasi sebesar 20 naskah. Selama 2015-2017, telah

Page 64: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

60

tercapai sebanyak 44 naskah. Berdasarkan target akhir tahun renstra yang menargetkan 174 naskah, maka capaian Indikator kinerja 2 telah mencapai 25% dari target akhir. Untuk

memenuhi target ini, maka program alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah kuno telah menjadi prioritas bidang di Perpustakaan Nasional pada tahun 2019.

 

c. Indikator  Kinerja  Jumlah  mitra  jejaring  perpustakaan  yang  difasilitasi  TIK  Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 3: Jumlah mitra jejaring perpustakaan yang difasilitasi TIK sebesar 100%, dengan rincian target capaian sebanyak 20 perpustakaan dan realisasi sebanyak 20 perpustakaan. Selama

2015-2017, telah tercapai sebanyak 120 perpustakaan dengan fasilitas jaringan yang memadai. Berdasarkan target akhir tahun renstra yang menargetkan 250 perpustakaan, maka capaian Indikator kinerja 3 telah mencapai 48% dari target akhir.

 

d. Indikator  Kinerja  Pengembangan  TIK  Perpusnas  Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 4: Pengembangan TIK Perpusnas sebesar 100%, dengan rincian target capaian sebanyak 1 paket

dan realisasi sebanyak 1 paket. Selama 2015-2017, telah tercapai sebanyak 3 paket (70,1%) dengan rincian sebagai berikut:

   

Tabel  23.  Progress  Pengembangan  TIK  Perpusnas  2015-­‐2017    No  Tahun Anggaran  

 (da lam  r ibu)  Persentase  Jenis  Keg iatan

 1.  2015  2.250.000  1,23  % Grand  desain  TI  dan  Komunikasi  untuk  gedung  Perpustakaan  Nasional  RI  di  Jalan  Medan  Merdeka  Selatan,  Penyediaan  Generator  Set  pendukung  data  center  gedung  layanan  

 merdeka  selatan.  2.  2016  60.389.814  33,21  % Pembangunan  fisik  data  center,  pembangunan  

sistem  pengkabelan  jaringan  komputer,  pembangunan  sistem  keamanan  dan  inventori  koleksi  berbasis  RFID,  pembangunan  

 perangkat  keras  layanan  berbasis  TIK.  3.  2017  66.557.005  36,  60  % Pengembangan  Infrastruktur  data  center,  

penambahan  perangkat  jaringan  komputer  terdistribusi,  pengadaan  RFID  tag  dan  komponen  pendukung,  pengadaan  kartu  keanggotaan  dual  transponder  berbasis  RFID,  pengadaan  personal  komputer  bagi  layanan  multimedia,  perangkat  keras  digital  signage  dan  sarana  layanan  mandiri,  pengadaan  server  

 digital  iPusnas.    

e. Indikator  Kinerja  Terlaksananya  kerjasama  antar  perpustakaan  Capaian   kinerja   Pusat   Jasa   Perpustakaan   dan   Informasi   tahun   2017   untuk   Indikator   Kinerja   5:  Terlaksananya   kerjasama   antar   perpustakaan   sebesar   100%,   dengan   rincian   target   capaian  sebanyak   3   kali   dan   realisasi   sebanyak   3   kali,   melalui   (1) Pelaksanaan Kerja Sama di Bidang Perpustakaan melalui Nota Kesepahaman, (2) Partisipasi dalam Organisasi Profesi, dan (3)

Page 65: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

61

Pelaksanaan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia.  Selama  2015-­‐2017,  telah  tercapai  sebanyak  230  lembaga  yang  mengimplementasikan  kerja  sama  dengan  Perpusnas.  Berdasarkan  target  akhir  tahun   renstra   yang   menargetkan   496   perpustakaan,   maka   capaian   Indikator   kinerja   5   telah  mencapai  40%  dari  target  akhir.  

 

f. Indikator  Kinerja  Terlaksananya  kerjasama  antar  perpustakaan  Capaian   kinerja   Pusat   Jasa   Perpustakaan   dan   Informasi   tahun   2017   untuk   Indikator   Kinerja   6:  Jumlah   dokumen   kebijakan   layanan   perpustakaan   sebesar   100%,   dengan   rincian   target  capaian   sebanyak   6   dokumen   dan   realisasi   sebanyak   6   dokumen.   Selama   2015-­‐2017,   telah  tercapai   sebanyak   6   dokumen   kebijakan   layanan   .   Berdasarkan   target   akhir   tahun   renstra   yang  menargetkan  33  dokumen,  maka  capaian  Indikator  kinerja  6  telah  mencapai  18%  dari  target  akhir.    

Akuntabil itas  Kinerja  Dalam mendukung pencapaian indikator kinerja tahun 2017, Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional menyerap anggaran sebesar 101.691.016.417,- atau 98,63% dari alokasi anggaran tahun 2017 sebesar Rp.103.106.409.000,-. Dengan demikian, pencapaian kegiatan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional tahun

2017 secara keseluruhan telah berjalan dengan baik Tingkat akuntabilitas kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi 2017 secara keseluruhan berdasarkan hasil pengukurannya terhadap target anggaran yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Deputi I Tahun 2016 dapat diilustrasikan dalam Tabel di bawah.

   Tabel  24.  Akuntabilitas  Kinerja  Pusat  Jasa  Perpustakaan  dan  Informasi  Tahun  2015-­‐2017  

 

 

 

 

 

 

Page 66: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

62

   BAB  IV  PENUTUP  

 

 

Kesimpulan  1. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi

Perpustakaan Nasional melaksanakan tugas perumusan kebijakan dan pelaksanaan di bibdang pengembangan bahan pustaka dan jasa informasi di lingkungan Perpustakaan Nasional berdasarkan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi berlandaskan pada visi, misi, tujuan, kebijakan dan sasaran strategis, serta indikator kinerja yang ditetapkan dalam Renstra Perpusnas 2015-2019, Renstra Deputi I 2015-2019, Renstra Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016.

2. LKIP Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sebagai bagian integral dan siklus akuntabilitas kinerja yang utuh yang dituangkan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

3. LKIP Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional ini menyajikan indikator, target dan capaian kinerja serta hambatan dan upaya pemecahan masalah tahun 2017. Capaian

kinerja (performance results) Pusat Jasa tahun 2017 tersebut diperbandingkan dengan Perjanjian Kinerja (performance agreement) dan rencana kegiatan sebagai tolok ukur keberhasilan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. LKIP juga menyajikan analisis capaian kinerja pada tahun 2017, perbandingan dengan capaian pada tahun sebelumnya (2016), dan capaian sampai pada akhir tahun Renstra.

4. Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional, terdapat enam sasaran strategis, yakni (1) Terselenggaranya layanan perpustakaan yang prima, (2) Terlaksananya pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno, (3) Terlaksananya jejaring nasional perpustakaan, (4) Terlaksananya pengembangan layanan perpustakaan berbasis TIK, (5) Terlaksananya kerjasama teknis di bidang perpustakaan, dan (6) Tersedianya kebijakan jasa perpustakaan dan informasi yang mencakup tiga indikator utama. Ketiga target Indikator telah tercapai dengan baik, dengan rincian sebagai berikut:

a. Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 1: Jumlah pemustaka yang memanfaatkan layanan sebesar 429,1%, dengan rincian target capaian 1.240.000 orang dan realisasi sebesar 5.321.048 orang. Selama 2015-2017, telah tercapai sebanyak 10.464.918 pemustaka. Berdasarkan target akhir tahun renstra yang menargetkan 7.060.000 orang,

Page 67: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

63

maka capaian Indikator kinerja 1 telah mencapai 148,22% dari target akhir. Tingginya angka capaian ini tidak terlepas dari penggunaan fasilitas layanan gedung baru Merdeka selatan dan meningkatnya partisipasi masyarakat terhadap layanan on-line. Dengan demikian, diperlukan penyesuaian target pada renstra 2020-2024 dengan baseline asumsi yang aktual.

b. Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 2: Jumlah alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah kuno sebesar 200%, dengan rincian target capaian 10 naskah dan realisasi sebesar 20 naskah. Selama 2015-2017, telah tercapai sebanyak 44 naskah. Berdasarkan target akhir tahun renstra yang menargetkan 174 naskah, maka capaian Indikator kinerja 2 telah mencapai 25% dari target akhir. Untuk memenuhi target ini, maka program alih aksara, alih bahasa dan penelitian naskah kuno telah menjadi prioritas bidang di Perpustakaan Nasional pada tahun 2019.

c. Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 3: Jumlah mitra jejaring perpustakaan yang difasilitasi TIK sebesar 100%, dengan rincian target capaian sebanyak 20 perpustakaan dan realisasi sebanyak 20 perpustakaan. Selama 2015-2017, telah tercapai sebanyak 120 perpustakaan dengan fasilitas jaringan yang memadai. Berdasarkan target akhir tahun renstra yang menargetkan 250 perpustakaan, maka capaian Indikator kinerja 3 telah mencapai 48% dari target akhir.

d. Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 4: Pengembangan TIK Perpusnas sebesar 100%, dengan rincian target capaian

sebanyak 1 paket dan realisasi sebanyak 1 paket. Selama 2015-2017, telah tercapai sebanyak 3 paket (70,1%)

e. Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 5: Terlaksananya kerjasama antar perpustakaan sebesar 100%, dengan rincian target capaian sebanyak 3 kali dan realisasi sebanyak 3 kali, melalui (1) Pelaksanaan Kerja Sama di Bidang Perpustakaan melalui Nota Kesepahaman, (2) Partisipasi dalam Organisasi Profesi, dan (3) Pelaksanaan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia. Selama 2015-2017, telah tercapai sebanyak 230 lembaga yang mengimplementasikan kerja sama dengan Perpusnas. Berdasarkan target akhir tahun renstra yang menargetkan 496 perpustakaan, maka capaian Indikator kinerja 5 telah mencapai 40% dari target akhir.

f. Capaian kinerja Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi tahun 2017 untuk Indikator Kinerja 6: Jumlah dokumen kebijakan layanan perpustakaan sebesar 100%, dengan rincian target capaian sebanyak 6 dokumen dan realisasi sebanyak 6 dokumen. Selama 2015-2017, telah tercapai sebanyak 6 dokumen kebijakan layanan. Berdasarkan target akhir tahun renstra yang menargetkan 33 dokumen, maka capaian Indikator kinerja 6 telah mencapai 18% dari target akhir.

5. Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional menyerap anggaran sebesar 101.691.016.417,- atau 98,63% dari alokasi anggaran tahun 2017 sebesar Rp.103.106.409.000,-. Dengan demikian, pencapaian kegiatan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional tahun 2017 secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.

Page 68: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan

64

Keberhasilan pencapaian target kinerja secara keseluruhan ini sangat ditentukan oleh adanya komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen di Pusat Jasa

Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional dan dukungan kerja sama Unit-Unit Kerja terkait serta stakeholder sebagai bagian integral dari Perpustakaan Nasional.

 

 

Saran  1. Perlu adanya pemutakhiran konten

layanan online di Perpustakaan Nasional demi meningkatkan jumlah pemustaka;

2. Peningkatan jumlah pemustaka juga harus diupayakan melalui peningkatan kualitas layanan onsite di Perpustakaan Nasional melalui upaya sosialisasi dan promosi yang terukur yang dapat menarik minat dan antusias pemustaka;

3. Perlu adanya survei tingkat kepuasan layanan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan;

4. Perlunya peningkatan upaya penelitian dan internalisasi naskah kuno dalam kehidupan sehari-hari.

5. Peningkatan jejaring perpustakaan nasional dapat diupayakan melalui peningkatan implementasi kerjasama bidang perpustakaan yang menunjang tujuan Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi.

6. Perpusnas perlu memastikan bahwa setiap program dapat menyentuh dampaknya kepada pemustaka dan bisa diukur secara akuntabel.

 

 

 

Page 69: LKIP 2017 Pusjasa Recovered - rb.perpusnas.go.idrb.perpusnas.go.id/wp-content/uploads/2018/12/LAKIP-2017-Pusat...Perpustakaan dan Informasi Tahun 2015-2019 dan ... Dalam pelaksanaan