uji konsolidasi (recovered) 2003
DESCRIPTION
2015TRANSCRIPT
M - IX
UJI KONSOLIDASI
9.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari uji konsolidasi adalah :
Menentukan sifat kemampatan tanah (dinyatakan dengan koefisien
kemampatan volume (Mv) atau indeks kompresi (Cc)).
Karakteristik konsolidasi yang merupakan fungsi dari permeabilitas tanah,
dengan pemberian beban secara bertahap kepada tanah dan mengukur
perubahan volume (atau perubahan tinggi) contoh tanah terhadap waktu
yang dinyatakan oleh koefisien konsolidasi (Cv) yang menggambarkan
kecepatan kompresi tanah terhadap waktu.
9.2 Landasan Teori
Uji konsolidasi dilakukan pada tanah lempung atau lanau jenuh dengan
interpretasi berdasarkan teori terzaghi. Pengujian secara khusus untuk tanah
ekspansif dan tanah organik tidak termasuk dalam lingkup pengujian ini.
Terdapat beberapa definisi yang berkaitan dengan percobaan ini diantaranya :
Konsolidasi adalah proses dimana tanah mengalami kompresi akibat
beban dalam suatu periode waktu tertentu, dimana kompresi
berlangsung akibat pengaliran air keluar dari pori-pori tanah.
Tekanan air pori ekses adalah tekanan air pori tanah akibat pemberian
beban seketika. Dengan mengalirnya air dari pori tanah, tekanan air pori
ekses ini akan menurun secara berangsur-angsur, peristiwa ini disebut
disipasi tekanan air pori.
Derajat konsolidasi adalah rasio antara tekanan air pori yang menurun
setelah beberapa waktu berdisipasi terhadap tekanan air pori ekses
mula-mula selama proses konsolidasi. Disebut juga sebagai persentase
disipasi tekanan air pori.
Derajat konsolidasi rata-rata (Ū) adalah rata-rata derajat konsolidasi
sepanjang ketinggian contoh tanah. Dapat dibuktikan bahwa derajat
konsolidasi rata-rata sama dengan rasio pemampatan tanah pada saat
tertentu terhadap pemampatan final dari contoh tanah.
Kompresi awal adalah pemampatan yang terjadi seketika setelah beban
diberikan kepada contoh tanah, sebelum diproses disipasi langsung.
Konsolidasi primer adalah bagian dari kompresi tanah akibat pengaliran
air hingga seluruh proses disipasi selesai.
Konsolidasi sekunder adalah pemampatan tanah yang berlangsung
setelah konsolidasi selesai.
Koefisien konsolidasi, Cv adalah parameter yang menghubungkan
perubahan tekanan air pori ekses terhadap waktu.
Hasil uji konsolidasi ini dapat digunakan untuk menghitung penurunan
tanah akibat proses konsolidasi dan secara tidak langsung dapat digunakan
untuk menentukan permeabilitas tanah. Kekurangan dari uji konsolidasi ini yaitu
hanya melakukan konsolidasi dari 1 arah saja yaitu arah vertikal.
Selain itu terdapat beberapa ketentuan dalam pengujian konsolidasi ini
yaitu :
Spesimen tanah harus secepatnya diuji agar menghindari berkurangnya
kadar air dalam spesimen, serta spesimen tidak boleh dipasang dan
dibiarkan terlalu lama sebelum beban pertama diberikan
Selama percobaan sel konsolidasi harus tetap terisi air dengan penuh.
Pada beberapa macam tanah akan terjadi pengembangan (swelling)
pada pembebanan pertama setelah sel konsolidasi diisi dengan air. Bila
hal ini terjadi segera pasang beban kedua lalu baca arloji penurunan. Bila
pada percobaan kedua masih terjadi pengembangan maka beban ketiga
segera dipasang, demikian perlakuan berikutnya agar tidak terjadi
pengembangan.
9.3 Alat dan Bahan
Alat konsolidasi, terdiri dari 2 bagian yaitu alat pembebanan dan alat
konsolidasi
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
Foto 9.1 Alat Uji Konsolidasi
Peralatan untuk meletakkan contoh tanah ke dalam ring konsolidasi
(Consolidation Unit)
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
Foto 9.2
Consolidation Unit
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr dan 0,1 gr
Oven
Stopwatch
Penggaris
Dial Gauge
Bahan :
Spesimen tanah pengujian
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
Foto 9.3 Spesimen Tanah Pengujian
9.4 Prosedur Percobaan
Siapkan contoh tanah.
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
Foto 9.4 Preparasi Spesimen Tanah Pengujian
Ukur tinggi (z₁)dan diameter ring konsolidasi, ukur tebal gabungan
penutup dan batu pori (z₂), timbang massa batang (untuk meletakan
beban).
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
Foto 9.5 Penimbangan Spesimen Tanah Pengujian
Masukkan contoh tanah ke dalam ring, ratakan permukaan contoh tanah
namun lapisi bagian bawahnya dengan kertas pori.
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
Foto 9.6 Spesimen Tanah Dimasukkan Kedalam Ring Dengan Dilapisi Kertas Pori
Letakan batu pori pada bagian bawah (batu pori telah dicelupkan dalam
air), lalu isi air sampai setinggi batu pori tersebut.
Tempatkan batu pori pada bagian atas ring sehingga contoh tanah yang
sudah dilapisi kertas pori terapit oleh kedua batu pori.
Masukan consolidation unit ke dalam peralatan pembebanan (loading
unit).
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
Foto 9.7 Consolidation Unit Dipasang Pada Alat Pengujian Menutupi Spesimen
Pasang dial gauge unit untuk mengukur besarnya penurunan vertikal.
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
Foto 9.8 Dial Gauge Dipasang Pada Alat Pengujian
Berikan beban 0,5 kg/cm2 dan lakukan pembacaan waktu (lihat tabel
consolidation test) dan penurunannya.
Setelah 24 jam pembebanan, lakukan pembacaan dan catat waktunya
lalu naikan beban menjadi 1 kg/cm2. Lakukan sama seperti langkah h.
Lakukan langkah h dan i untuk penambahan beban berikutnya, yaitu 2, 4,
dan 8 kg/cm2.
Setelah beban 8 kg/cm2 selama 24 jam, kurangi beban sampai 2 kg/cm2
biarkan selama 4 jam, kemudian baca pengembangannya.
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
Foto 9.9 Beban Mulai Dipasang Pada Alat Pengujian
Kurangi lagi beban sampai 0,5 kg/cm2, biarkan selama ½ jam, baca
pengembangannya.
Selama pengujian, lakukan minimal 2x pengukuran , lakukan diakhir
penambahan beban.
Setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan contoh tanah dan ring dari
sel konsolidasi. Bersihkan air yang menempel pada permukaan contoh,
kemudian timbang. kemudian batu pori diambil dari permukaan atas dan
bawah.
Keringkan contoh tanah, hitung kadar airnya.
9.5 Rumus Yang Digunakan
Koefisien Konsolidasi
Dimana :
0,848 = time factor 90% konsolidasi
Cv = Koefisien konsolidasi (cm2/detik)
H = ½ tinggi benda uji rata-rata (cm)
T90 = Waktu untuk mencapai 90% konsolidasi (detik)
Permeabilitas tanah (k)
Dimana :
K = Permeabilitas tanah
Mv = Massa pori (gr)
w = Massa jenis air (1 gr/cc)
Cv = Koefisien konsolidasi
Logarithm of Time Fitting Method
Dimana :
0,197 = time factor 90% konsolidasi
Cv = Koefisien konsolidasi (cm2/detik)
H = ½ tinggi benda uji rata-rata (cm)
T50 = Waktu untuk mencapai 90% konsolidasi (detik)
Void Ratio
2HO
Dimana :
M5 = Massa tanah kering (gr)
SGs = Berat Jenis Tanah (2,576)
= Massa jenis air (1 gr/cm3)
A = Luas permukaan tanah (cm2)
9.6 Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan data sebagai
berikut :
Z1 = 2 cm
Z2 = 3 cm
Z3 = 0,1 cm
Massa tanah awal = 78 gram
Massa container = 13 gram
Massa tanah basah = 61,5 gram
Massa tanah kering = 59 gram
Massa air = 2,5 gram
Kadar air = 4,2%
Untuk data hasil pembacaan dial gauge dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 9.1 Pembacaan Dial Gauge
Pressure
Elap. Time
t½
Dial Reading x 10exp-2mm
Penurunan Pengembangan
0,5 1 2 4 8 2 0,5
0 0,0 0 199 231 275,5 331
392 384
0,25 0,5 192 218 261 313 376
1 1,0 192 221 265 316,5 380,5
2,25 1,5 194 223 265 318,5 383
4 2,0 194,5 223 266,5 320 384,5
6,25 2,5 195 224 267,5 321,5 385,5
9 3,0 195 225 268,5 322 387
16 4,0 195,5 225,5 270 323,5 388,5
20,25 4,5 195,5 226 270 324 389
25 5,0 196 226 271 325 389,5
43 6,6 196 227 272 326,5 391
68 8,2 197 228 273 327,5 392,5
93 9,6 197 228 273,5 328,5 393
130 11,4 198 229 274 329 394
190 13,8 198 230 274,5 330 395
304 17,4 199 231 275,5 331 396
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
9.7 Perhitungan
Sebelum dilakukan perhitungan, terlebih dahulu dibuat grafik waktu paruh
terhadap pembacaan dial gauge agar didapat data yang dibutuhkan dalam
perhitungan. Berikut grafik untuk tiap-tiap pembebanan :
Grafik waktu paruh terhadap pembacaan dial gauge (penurunan beban
0,5 kg)
Grafik 9.1
Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Grafik 9.2
Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Grafik waktu paruh terhadap pembacaan dial gauge (penurunan beban 1
kg)
Grafik 9.3
Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Grafik 9.4
Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Grafik waktu paruh terhadap pembacaan dial gauge (penurunan beban 2
kg)
Grafik 9.5
Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Grafik 9.6
Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Grafik waktu paruh terhadap pembacaan dial gauge (penurunan beban 4
kg)
Grafik 9.7
Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Grafik 9.8 Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Grafik waktu paruh terhadap pembacaan dial gauge (penurunan beban 8
kg)
Grafik 9.9
Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Grafik 9.10
Grafik Waktu Paruh t½ terhadap Pembacaan Dial Gauge
Dari grafik tersebut didapat nilai :
Setelah grafik dibuat dan nilai-nilai yang tertera pada grafik sudah didapat
juga, maka lakukan perhitungan berikut untuk tiap-tiap pembebanan
Perhitungan perubahan dial x 0,01 mm
Perhitungan 2H
Perhitungan 2H dari Perubahan Dial Gauge
Perhitungan 2HO
=
Void ratio €
Perhitungan Koefisien Konsolidasi Untuk Konsolidasi 90%
Perhitungan Koefisien Konsolidasi Untuk Konsolidasi 50%
Setelah perhitungan dilakukan maka input pada tabel dibawah ini :
Tabel 9.2 Data Hasil Perhitungan dan Grafik
a b c d e f g h i j k
Tekanan
(kg/cm2)
Perubahan Dial
X 0,01 mm
Z3
(mm)
2H
(mm)
2H dari Perubahan
Dial
(mm)
2Ho
Void Ratio
e
Fitting Time
(sec) Kofisien Konsolidasi
t90 t50 Cv (t90) Cv (t50)
0,5 1,99 20 60 40
0,046
-0,33 5,3 0,83 0,16 0,024
1 0,32 40 80 40 -0,5 5,7 0,625 0,15 0,03
2 0,445 50 90 40 -0,56 6,1 0,35 0,14 0,056
4 0,555 50 90 40 -0,56 6,2 0,42 0,14 0,047
8 0,65 50 90 40 -0,56 5,9 0,38 0,14 0,052
2 -0,04 50 90 40 -0,56
0,5 -0,08 60 100 40 -0,6
Sumber : Praktikum Geomekanika 2015
9.8 Analisa
Pada pengujian konsolidasi ini yang bertujuan untuk mengetahui
kemampatan tanah dapat dianalisa beberapa hal salah satunya pada spesimen
pengujian, spesimen pengujian konsolidasi ini mempengaruhi tingkat
kemampatannya, makin mampat tanah makin kecil pula pemampatan oleh
pembebanan sebab tanah tersebut sudah cukup solid.
Lalu pada pembebanan yang dilakukan secara bertahap ini bertujuan
agar pori yang ada pada tanah tertutup secara optimum. Lalu adanya secondary
consolidation bertujuan untuk mengetahui pengembangan tanah pada suatu
beban setelah menerima beban yang dilakukan primary consolidation, adanya
secondary consolidation sebab belum tentu butir pada tanah telah termampatkan
atau menyesuaikan dengan beban yang telah diterimanya pada saat primary
consolidation.
Pada pembacaan dial gauge bila ditemukan pembacaan yang sama
dalam 4 kali pembacaan dalam rentang waktu yang telah ditentukan, maka
dilakukan penambahan beban, sebab dapat diindikasikan spesimen tanah telah
termampatkan dengan optimum pada beban tersebut.
Kemudian didapat nilai t90 dan t50 menandakan konsolidasi berjalan 90% dan
50%. Biasanya makin tinggi pembebanan maka nilai t90 dan t50 makin kecil
sebab spesimen tanah sudah termampatkan pada beban sebelumnya.
9.9 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada pengujian konsolidasi ini yaitu koefisien
konsolidasinya, untuk konsolidasi 90% didapat pada beban 0,5 kg sebesar 0,16
cm2/detik, pada beban 1 kg 0,15 cm2/detik, pada beban 2 kg, 4 kg dan 8 kg
didapat koefisien konsolidasi sebesar 0,14 cm2/detik. Untuk konsolidasi 50%
didapat pada beban 0,5 kg sebesar 0,024 cm2/detik, pada beban 1 kg 0,03
cm2/detik, pada beban 2 kg 0,056 cm2/detik, pada beban 4 kg 0,047 cm2/detik,
dan pada beban 8 kg 0,052 cm2/detik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. “Konsolidasi”. http://wikipedia.com/. Diakses pada 12 Mei 2015
pukul 22.41 WIB
Rony. 2011. “Uji Konsolidasi”. http://ronymedia.wordpress.com/. Diakses pada
12 Mei 2015 pukul 22.33 WIB
LAMPIRAN