literatur anastesi bab 3

26
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 General Anestesi atau A nestesi Umum An berasal dari bahasa Yu nani yang berarti tidak dan/atau tanpa , sedan gkan aesthēt os berarti perseps i atau kemampua n untuk merasa. Secara umum berarti sua tu tin dak an menghi langka n ras a sakit ket ika mel aku kan pembed ahan dan  berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kal i oleh Oliver Wendel olmes Sr pada tahun !"#$. Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit, namun obat an estasi umum ti da k ha ny a me nghila ng ka n ra sa sakit akan teta pi %uga meng hilang kan kesad aran. &ada operasi'ope rasi daerah tertentu seperti perut, maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan %uga relaksasi otot yang optimal agar operasi dapat ber%alan dengan lancar. (eneral anestesi atau anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri atau rasa sakit secara sent ral disertai hi langny a kesadaran da n bersi)at rev ersible . Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidaksadaran, analgesia, rileksasi otot tanpa menimbulkan resiko y ang tidak diinginkan dari pasien. Anestesi umum men%amin hidup pasien, yang memungkinkan operator melakukan tindakan bedah dengan leluasa dan menghilakan rasa nyeri. *ac am obat anestes i umum mel iput i+ obat anestetika gas, obat anesteti ka yang menguap , obat anestetika yang diber ikan secara intrav ena. *etode anestesi umum di li hat dari cara pemberi an obat me lip ut i+ pa ren teral , perekt al dan  perinhalasi. 3.2 Persiapan A nestesi atau Pra A nestesi 19

Upload: fikri-putro

Post on 06-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 1/26

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 General Anestesi atau Anestesi Umum

An berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidak dan/atau tanpa, sedangkan

aesthētos berarti persepsi atau kemampuan untuk merasa. Secara umum berarti

suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan

 berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah

anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel olmes Sr pada tahun !"#$.

Anestesi menurut arti kata adalah hilangnya kesadaran rasa sakit, namun obat

anestasi umum tidak hanya menghilangkan rasa sakit akan tetapi %uga

menghilangkan kesadaran. &ada operasi'operasi daerah tertentu seperti perut,

maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan %uga relaksasi otot

yang optimal agar operasi dapat ber%alan dengan lancar.

(eneral anestesi atau anestesi umum adalah tindakan meniadakan nyeri atau

rasa sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersi)at reversible.

Anestesi umum yang sempurna menghasilkan ketidaksadaran, analgesia, rileksasi

otot tanpa menimbulkan resiko yang tidak diinginkan dari pasien. Anestesi umum

men%amin hidup pasien, yang memungkinkan operator melakukan tindakan bedah

dengan leluasa dan menghilakan rasa nyeri.*acam obat anestesi umum meliputi+ obat anestetika gas, obat anestetika

yang menguap, obat anestetika yang diberikan secara intravena. *etode anestesi

umum dilihat dari cara pemberian obat meliputi+ parenteral, perektal dan

 perinhalasi.

3.2 Persiapan Anestesi atau Pra Anestesi

19

Page 2: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 2/26

20

un%ungan pra anestesi pada pasien yang akan men%alani anestesi dan

 pembedahan baik elekti) dan darurat mutlak harus dilakukan unutk keberhasilan

tindakan tersebut. un%ungan preoperati) dilakukan untuk menilai keadaan umum

 pasien dan men%elaskan prosedur yang akan dilakukan.

Adapun tu%uan kun%ungan pra anestesi adalah +

!. *empersiapkan mental dan )isik secara optimal dengan melakukan

anamnesis, pemeriksaan )isik, laboratorium, dan pemeriksaan lain.

-. *erencanakan dan memlilih teknis serta obat'obat anestesi yang sesuai

dengan )isik dan kehendak pasien.

. *enentukan status )isik penderita dengan klasi)ikasi ASA  American

Society Anesthesiology0.

*enenetukan status )isik dengan klasi)ikasi ASA American Society

Anesthesiology0, yaitu +

ASA ! + &asien dalam keadaan sehat, kelainan bedah terlokalisir, tanpa

kelainan )aal, biokimia dan psikiatri. Angka mortalitas mencapai -1.

ASA - + &asien dengan kelainan sistematik ringan sampai sedang karena

 penyakit bedah maupun proses pato)isiologis. Angka mortalitas mencapai

!$ 1.

ASA + &asien dengan gangguan atau penyakit sistematik berat sehingga

aktivitas harian terbatas. Angka mortalitas mencapai $ 1.

ASA # + &asien dengan kelainan sitematik berat yang secara langsung

mengancam kehidupanya dantdik selalu sembuh dengan operasi. Angka

mortalitas mencapai $" 1. ASA 2 + &asien dengan kemunkinan hidup kecil. 3indakan operasi hampir 

tidak harapan. 3idak ada harapan hidup dalam -# %am 4alaupun dioperasi

atau tidak. Angka mortalitas mencapai 5"1.

6ntuk operasi cito, ASA ditambah huru) 7 7mergency0, tanda darurat yang

terdiri dari kega4atan otak, %antung, paru, ibu dan anak.

3.3 Premedikasi Anestesi

Page 3: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 3/26

21

&emberian obat !'- %am sebelum induksi anestesi untuk memperlancar 

induksi. 8umatan dan bangun dari anestesi, seperti9

!. *eredakan kecemasan dan ketakutan.

-. *emperlancar induksi.

. *engurangi sekresi kelen%ar ludah dan bronkus.

#. *eminimalkan dosis obat'obat anestesi.

2. *engurangi e)ek mual muntah pasca bedah.

$. *enciptakan amnesia.

:. *engurangi isi cairan lambung.

". *encegah re)leks yang membahayakan.

Obat ; obat yang sering digunakan sebagai premedikasi adalah9

!. Antiemetik+ Metoklopramide

-. (olongan hipnotik sedati) + <arbiturat, Benodiaepin, 3rans=uili>er.

. Analgetik narkotik + *or)in, &ethidin, !entan"l.

#. ?euroleptik + @roperidol, @ehidroben>operidol.

2. Anti olinergik + Antropin, Skopolamin.

Meto#lopramide

Suatu antagonis reseptor serotonin 2 ; 3 selekti). <aik untuk pencegahan

dan pengobatan mual, muntah pasca bedah.  7)ek samping berupa hipotensi,

 bronkospasme, konstipasi dan sesak na)as. @osis de4asa -'# mg.

ara er%a Obat

*etoclopramide merupakan ben>amida tersubstitusi yang merangsang

motilitas saluran pencernaan makanan tanpa mempengaruhi sekresi lambung,

empedu atau pankreas. *etoclopramide mempunyai aktivitas parasimpatomimetik 

dan mempunyai si)at antagonis reseptor dopamin dengan e)ek langsung pada

Page 4: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 4/26

22

kemoreseptor Btrigger >oneB. *etoclopramide kemungkinan %uga mempunyai si)at

antagonis reseptor serotonin.

Indikasi

&enderita dengan gangguan pencernaan seperti mual, muntah akibat

intoleransi obat tertentu, kemoterapi kanker maupun karena anaestesia atau

sesudah operasi. *engobati rasa panas sehubungan dengan re)luks esophagitis.

*eringankan atau mengurangi simptom diabetik gastro paresis akut dan yang

kambuh kembali.

ontraindikasi

&enderita epilepsi atau sindroma ekstrapiramidal. &enderita pheochroma

cytoma, penderita hipersensiti), perdarahan gastrointestinal, obstruksi mekanik 

atau per)orasi.

@osis

' *erangsang peristaltik atau pengosongan lambung

' @e4asa + ! suntikan i.v. !C mg disuntikkan selama ! ' - menit. $ ' !# tahun +

! suntikan i.v. -,2 ' 2 mg. $ tahun + ! suntikan i.v. C,! mg/kg <<

' *encegah muntah akibat kemoterapi ! ' - mg/kg << sebagai in)us i.v.,

disuntikkan C menit sebelum kemoterapi.

' &encegahan muntah setelah operasi !C'-C mg, disuntikkan i.m., selama ! ' -

menit men%elang akhir pembedahan.

Benodiaepine

<en>odia>epine adalah obat sedati) golangan ben>odia>epine yang gugus

triazoionnya diganti gugus oksi imidzol yang masa ker%anya bersi)at ultra short-

acting . Obat ini berguna untuk premidikasi karena dapat dengan cepat

merangsang tidur dan mempunyai e)ek amnesia anterograd. <en>odia>epine %uga

memiliki e)ek muscle  relaxant   dan anti konvulasi. &ada pemberian intravena

untuk premediksi operati) dosis yang digunakan adalah - mg dan akan beker%a 2'

!C menit kemudian. @osis ! mg dapat diberikan kembali %ika diperlukan.

Page 5: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 5/26

23

ara er%a

<en>odia>epine diikat pada protein plasma sebanyak 521. &erombaknnya

 ber%alan dengan cepat dan sempurna $C'"C10 men%adi metabolati) akti) 1

hidroximetyl-midazoam, yang dikeluarkan le4at urin. *asa paruhnya !,2'-,2 %am

sedangakan metabolit hidroksinya $C'"C menit.

7)ek Samping

&ada dosis diatas C,!'C,!2 mg/g<< dapat berupa hambatan perna)asan yang

dapat )atal. ?yeri pada tempat in%eksi dan trombo)lebitis dapat timbul pada tempat

in%eksi.

(olongan ben>odia>epine pada kehamilan dapat menimbulkan sindrom

D floppy infant” yang berge%ala hipotoni, hipotermia dan gangguan perna)asan,

 %uga ketergantungan )isik dan e)ek penarikan pada neonatus. Sebaiknya untuk 

golongan ben>odia>epine yang dipakai yang bersi)at  short acting , lipo)il ringan

dan tanpa metabolit akti).

Sedian + ampul ml 2 mg per ml0 dan 2ml ! mg per ml0

@osis + C,C2 ' C,!C mg/g<<

&emberian + iv, im

!entan"l

Eentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika

digunakan sebagai penghilang nyeri.

ara er%a

Eentanyl beker%a di dalam sistem sara) pusat untuk menghilangkan rasa

sakit. <eberapa e)ek samping %uga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem sara) 

 pusat. &ada pemakaian yang lama dapat menyebabkan ketergantungan tetapi tidak 

sering ter%adi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan. etergantungan biasa

ter%adi %ika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga untuk mencegah

e)ek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan

 periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.

Page 6: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 6/26

24

@osis

@e4asa+ &ra'pengobatan untuk men%adi tepat dimodi)ikasi pada orang tua,

lemah dan mereka yang telah menerima obat depresan lainnya0 2C'!CC mikrogram

!'- ml0 dapat diberikan intramuskuler !2 sampai C menit sebelum operasi.

3ambahan untuk umum anestesi+ induksi 2C'!CC mikrogram !'- ml0 dapat

diberikan secara intravena pada a4alnya dan dapat diulangi pada interval -'

menit sampai e)ek yang diinginkan tercapai. Sebuah dosis dikurangi serendah -2'

2C mikrogram C,2'! ml0 direkomendasikan pada pasien lan%ut usia dan rendah

resiko. &emeliharaan -2'2C mikrogram C,2'! ml0 dapat diberikan secara

intravena atau intramuskuler ketika gerakan dan/atau perubahan tanda vital

mengindikasikan stres bedah atau keringanan analgesia. 3ambahan untuk daerah

anestesi+ 2C'!CC mikrogram !'- ml0 dapat diberikan secara intramuskuler atau

intravena perlahan saat analgesia tambahan diperlukan. &asca bedah recovery

room0+ 2C'!CC mikrogram !'- ml0 dapat diberikan intramuskuler untuk 

mengontrol munculnya rasa sakit, takipnea, dan delirium. @osis dapat diulang

dalam ! atau - %am yang diperlukan. @osis yang biasa pada Anak+ untuk induksi

dan pemeliharaan pada anak'anak -'!- tahun, dosis dikurangi serendah -C'C

mikrogram C,#'C,$ ml0 per !C kg dian%urkan.

3.$ Induksi

Induksi+ tindakan membuat pasien sadar men%adi tidak sadar sehingga

memungkinkan dimulainya anesthesi dan pembedahan. Sebelum melakukan

induksi, lakukan persiapan alat+ Stetoskop, Tube 7330, Air4ay O&A0, Tape

plester0, Introducer mandrin0, %onnector, Suction S3A3IS0.

*acam'macam stadium anestesi+

!. Stadium I analgesia0

' *ulai pemberian >at anestesi sampai dengan hilangnya kesadaran

 permulaan stadium bedah.

Page 7: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 7/26

25

' *engikuti perintah, rasa sakit hilang.

-. Stadium II @elirium0

' *ulai hilangnya kesadaran sampai dengan permulaan stadium bedah.

' (erakan tidak menurut kehendak, na)as tidak teratur, midriasis, takikardi.

adang ter%adi tahan na)as. &erlu dibedakan antaran tahan na)as denga

tahap IF anestesi dimana pada tahan na)as terdapat anestesi baru sa%a

dimulai.

. Stadium III &embedahan0

' 3ingkat ! + ?a)as teratur spontan, miosis, bola mata tidak menurut

kehendak, na)as dada dan perut seimbang.

' 3ingkat - + ?a)as teratur spontan kurang dalam, bola mata tidak 

 begerak, pupil mulai melebar, mulai relaksasi otot.

' 3ingkat + ?a)as perut dari na)as dad, relaksasi otot sempurna.

' 3ingkat # + ?a)as perut sempurna, tekanan darah menurun, midriasis

masimal, re)lek cahaya '0.

#. Stadium IF &aralisis0

 ?a)as perut melemah, tekanan darah tidak terukur, denyut nadi berhenti

dan meninggal.

&emberian induksi meliputi induksi intravena, induksi intravena 3iopental

dosis ': mg/kg0, &ropo)ol -' mg/kg0, etamin !'- mg/kg0, induksi

intramuskular etamin '!C mg/kg dan induksi secara inhalasi alotan dan

Sevo)luran biasanya diberikan pada anak'anak atau de4asa yang takut disuntik0.

Propo&ol

Secara kimia tak ada hubungannya dengan anestetik intravena lain. Gat ini

 berupa minyak pada suhu kamar dan disediakan sebagai emulsi !1. 7)ek 

 pemberian anestesi umum intravena propo)ol - mg/kg0 menginduksi secara

cepat. 8asa nyeri kadang ter%adi ditempat suntikan, tetapi %arang disertai dengan

thrombosis.

&ropo)ol merupakan obat induksi anestesi cepat. Obat ini didistribusikan

secara cepat dan dieliminasi secara cepat. ipotensi ter%adi sebagai akibat depresi

Page 8: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 8/26

26

langsung pada otot %antung dan menurunnya tahanan vaskuler sistematik. &ropo)ol

tidak mempunyai e)ek analgesik. Waktu pulih sadar lebih cepat dan tidak terdapat

mual dan muntah. &ada dosis rendah &ropo)ol memiliki e)ek antiemetik. &ropo)ol

menekan korteks adrenal dan menekan kortisol plasma, tetapi supresi adrenal

cepat kembali dan memberikan respon terhadap e)ek A3. &ropo)ol mengurangi

tekanan darah ke otak dan per)usi ke otak. *emiliki e)ek potensiasi depresi SS&

dan sirkulasi dengan golongan obat narkotik, sedati) dan anestesi inhalasi.

&otensiasi ter%adi pada blokade neuromuskuler dari golongan obat pelumpuh otot

non'depolarisasi.

7)ek samping propo)ol pada sistem perna)asan adanya depresi perna)asan,

apnea, bronkospasme dan laringospasme. &ada sistem kardiovaskuler berupa

hipotermia, aritmia, takikardi, bradikardi, hipertensi. &ada SS& adanya sakit

kepala, pusing, euphoria, kebingungan, gerakan klonik'mioklonik, epistotonus.

arena mengandung protein telur dan pemba4anya adalah minyak maka propo)ol

menimbulkan nyeri pada daerah penyuntikan.

@osis + pemberian intravena !,2'- mg/kg<<.

Sedian + ampul atau vial -C ml -CCmg0 tiap ml mangandung !C mg

 propo)ol

3.' Pemeli(araan

*aintenance atau pemeliharaan adalah pemberian obat untuk 

mempertahankan atau memperdalam stadium anestesi setelah induksi. @apat

diker%akan secara intravena ataupun inhalasi atau dengan campuran intravena

maupun inhalasi. &emeliharaan anestesia biasanya mengacu pada trias anestesi

yaitu tidur ringan hipnosis0, sekedar tidak sadar, analgesik cukup, diusahakan

selama di bedah tidak menimbulkan nyeri dan relaksasi otot lurik yang cukup.

3.'.1 )initro*en +ksida atau Nitrous +,ide -N2+

Page 9: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 9/26

27

 ?itrous oksida ditemukan oleh &riestley pada tahun !::-, kemudian pada

tahun !::5, oleh umphrey @avy menyatakan bah4a ?-O mempunyai e)ek 

anestesia. &ada tahun !"## otton dan Wells mempergunakannya dalam praktik 

klinik. ?itrous oksida lebih populer dengan nama gas gelak. ? -O adalah satu'

satunya gas inorganik yang masih dipakai dalam praktek anestesia.

 ?-O adalah anestesi lemah dan harus diberikan dengan konsentrasi besar 

lebih dari $210 agar e)ekti). &aling sedikit -C1atau C1 oksigen harus diberikan

sebagai campuran, karena konsentrasi ?-O lebih besar dari :C'"C1 dapat

menyebabkan hipoksia. ?-O tidak dapat menghasilkan anestesia yang adekuat

kecuali dikombinasikan dengan >at anestesi yang lain, meskipun demikian,

karakteristik tertentu membuatnya men%adi >at anestesi yang menarik, yaitu

koe)isien partisi darah atau gas yang rendah, e)ek analgesik pada konsentrasi

subanestetik, kecilnya e)ek kardiovaskuler yang bermakna klinis, toksisitasnya

minimal dan tidak mengiritasi %alan napas sehingga ditoleransi baik untuk induksi

dengan masker.

7)ek anestesi ?-O dan >at anestesi lain bersi)at additi), sehingga pemberian

 ?-O dapat secara substansial mengurangi %umlah >at anestesi lain yang seharusnya

digunakan. &emberian ?-O akan menyebabkan peningkatan konsentrasi alveolar 

dari >at anestesi lain dengan cepat, oleh karana si)at De)ek gas keduaH dan De)ek 

konsentrasiH dari ?-O. 7)ek konsentrasi ter%adi saat gas diberikan dengan

konsentrasi tinggi. Semakin tinggi konsentrasi gas diinhalasi, maka semakin cepat

 peningkatan tekanan arterial gas tersebut. Seorang pasien menerima :C':21 ?-O

akan menyerap sampai !.CCC ml/menit ?-O saat )ase a4al induksi. &emindahan

volume ?-O dari paru ke darah, menyebabkan aliran gas segar seperti disedot

masuk dari mesin anestesi ke dalam paru'paru, sehingga meningkatkan la%u gas

Page 10: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 10/26

28

lain. &asien menerima hanya !C'-21 ?-O, pengambilan ?-O oleh darah hanya

!2C ml/menit, hal ini tidak menghasilkan perubahan yang signi)ikan pada la%u

 penyerapan agen atau gas lain. 7)ek gas kedua ter%adi saat agen inhalasi kedua

diberikan bersama dengan ?-O. 7)ek ini berkaiatan dengan pengambilan ?-O

yang cepat, sekitar !.CCC ml/menit saat induksi anestesi. &engambilan cepat

volume ?-O yang besar, menimbulkan suatu keadaan vakum di alveolus, sehingga

memaksa lebih banyak gas segar ?-O bersama dengan agen inhalasi lain0 masuk 

ke dalam paru'paru.

*A bangun ?-O adalah $21 diatas konsentrasi tersebut pasien tidak sadar 

atau lupa terhadap tindakan pembedahan. Analgesia yang dihasilakan oleh 2C1

 ?-O kira'kira sama dengan !C mg mor)in.

Kemasan dan Si&at !isik 

 ?-O dibuat dengan cara mereaksikan besi Ee0 dengan asam nitrat, terbentuk 

nitrit oksida ?O0, kemudian bereaksi kembali dengan besi sehingga terbentuk 

 ?-O. Secara komersial, ?-O dihasilkan dari pemanasan kristal amonium nitrat

 pada suhu -#Co dan akan terurai men%adi ?-O dan -O, dimana gas yang

dihasilkan ditampung, dipuri)ikasi dan dekompresi ke dalam silinder metal 4arna

 biru pada tekanan 2! atm.

 ?-O merupakan gas yang tidak be4arna, berbau harum manis, tidak bersi)at

iritasi, tidak mudah terbakar dan tidak mudah meledak tetapi membantu proses

kebakaran akibat gas lain meskipun tidak ada oksigen. ? -O mempunyai berat

molekul ##, titik didih "5o dan umumnya disimpan dalam bentuk cair serta

tekanan kritis :!.: atm, suhu kritis $.2o, berat %enis !.2 udara !0.

 ?-O tidak bereaksi dengan soda lime, obat anestesi lain dan bagian metal

 peralatan tetapi bisa meresap dan berdi)usi melalui peralatan dari karet. elarutan

 ?-O !2 kali lebih larut dibandingkan dengan oksigen, mempunyai koe)isien

 partisi darah atau gas C,#: dan koe)isien partisi darah atau otak !,C.

Page 11: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 11/26

29

A/sorpsi0 )istri/usi dan liminasi

Absorbsi dan eliminasi nitorus oksida relati) lebih cepat dibandingkan dengan

obat anestesi inhalasi lainnya, hal ini terutama disebabkan oleh koe)isien partisi

gas darah yang rendah dari ?-O. 3otal ambilan ?-O oleh tubuh manusia diteliti

oleh Severinghause. &ada menit pertama, ?-O :210 dengan cepat akan

diabsorbsi kira'kira !.CCC ml/menit. Setelah 2 menit, tingkat absorbsi turun

men%adi $CC ml/menit, setelah !C menit turun men%adi 2C ml/menit dan setelah

2C menit tingkat absorbsinya kira'kira !CC ml/menit, kemudian pelan'pelan

menurun dan akhirnya mencapi nol. onsentrasi ?-O yang diabsorbsi tergantung

antara lain oleh konsentrasi inspirasi gas, ventilasi alveolar dan ambilan oleh

sirkulasi, seperti koe)isien partisi darah atau gas dan aliran darah curah %antung0.

 ?-O akan didistribusikan ke seluruh %aringan tubuh. onsentrasi di %aringan

adalah berbanding lurus dengan per)usi per unit volume dari %aringan, lamanya

 paparan dan koe)isien partisi darah atau %aringan >at tersebut. aringan dengan

aliran darah besar/banyak seperti otak, %antung, hati dan gin%al akan menerima

 ?-O lebih banyak sehingga akan menyerap volume gas yang lebih besar. aringan

lain dengan suplai darah sedikit seperti %aringan lemak dan otot menyerap hanya

sedikit ?-O, ambilan dan penyerapan yang cepat menyebabkan tidak terdapatnya

simpanan ?-O dalam %aringan tersebut sehingga tidak menghalangi pulihnya

 pasien saat pemberian ?-O dihentikan. ?-O tidak atau sedikit mengalami biotrans)ormasi dalam tubuh, namun telah

ditemukan bakteri anaerob yang memetabolisir ?-O dan menghasilkan radikal'

radikal bebas meskipun tidak terdapat bukti bah4a radikal'radikal bebas tersebut

menimbulkan kerusakan organ yang spesi)ik. ?-O dieliminasi melalui paru'paru

dan sebagian kecil diekskresikan le4at kulit.

Page 12: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 12/26

30

&ada saat ?-O dihentikan pemberiannya, ?-O berdi)usi keluar dari darah dan

masuk ke alveoli secepat di)usinya ke dalam darah saat induksi. ika pasien

dibiarkan menghirup udara atmos)er sa%a pada saat tersebut akan mengalami

hipoksia di)usi. Selama beberapa menit pertama pasien menghirup udara atmos)er,

se%umlah besar volume ?-O berdi)usi melalui darah ke dalam paru'paru dan

dikeluarkan le4at paru'paru. ira'kira sebanyak !2CC ml ?-O dikeluarkan pada

menit pertama oleh pasien yang menerima ?-O+O- J :21+-21. umlah tersebut

menurun men%adi !.-CC ml pada menit ke dua dan !.CCC ml pada menit ke tiga.

@i)usi ?-O yang cepat dan dalam %umlah besar ke dalam alveoli akan

menyebabkan pengenceran dan mendesak O- keluar dari alveoli., sehingga mudah

ter%adi hipoksia dan %uga menyebabkan ter%adinya pemindahan volume O- yang

lebih besar dari darah, sehinga akan menurunkan tekanan O- dalam darah dan

akan memperberat hipoksia. 7)ek hipoksia di)usi dapat dicegah dengan pemberian

!CC1 O- selam minimal '2 menit pada akhir operasi.

&ek !armakolo*i

Ter(adap Sistem Sara& Pusat

<erkhasiat analgesia dan tidak mempunyai khasiat hipnotik. hasiat

analgesianya relati) lemah akibat kombinasinya dengan oksigen. &ada konsentrasi

-21 ?-O menyebabkan sedasi ringan. &eningkatan konsentrasi menyebabkan

 penurunan sensasi perasaan khusus seperti keta%aman, penglihatan, pendengaran,

rasa, bau dan diikuti penurunan respon sensasi somatik seperti sentuhan,

temperatur, tekanan dan nyeri. &enurunan perasaan membuat agen ini cocok untuk 

induksi sebelum pemberian agen lain yang lebih iritati). ?-O menghasilkan

analgesia sesuai besarnya dosis. ?-O 2C1 e)ek analgesinya sama dengan mor)in

!C mg. <ukti menun%ukkan bah4a ?-O memiliki e)ek agonis pada reseptor opioid

Page 13: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 13/26

31

atau mengakti)kan sistem opioid endogen. Area pusat muntah pada medula tidak 

dipengaruhi oleh ?-O kecuali %ika terdapat hipoksia.

 ?itrous oksida tidak mengikuti klasi)ikasi stadium anestesi dari guedel dalam

kombinasinya dengan oksigen dan sangat tidak mungkin mencoba memakai

nitrous oksigen tanpa oksigen hanya karena ingin tahu gambaran stadium anestesi

dari guedel. 7)eknya terhadap tekanan intrakranial sangat kecil bila dibandingkan

dengan obat anestesi yang lain.

@alam konsentrasi lebih dari $C1, ?-O dapat menyebabkan amnesia,

4alaupun masih diperlukan penelitian yang lebih lan%ut. 3erhadap susunan sara) 

otonom, nitrous oksida merangsang reseptor al)a sara) simpatis, tetapi tahanan

 peri)er pembuluh darah tidak mengalami perubahan.

Ter(adap Sistem Kardioaskuler

@epresi ringan kontraktilitas miokard ter%adi pada rasio ? -O+O- J "C1+-C1.

 ?-O tidak menyebabkan perubahan la%u %antung dan curah %antung secara

langsung. 3ekanan darah tetap stabil dengan sedikit penurunan yang tidak 

 bermakna.

Ter(adap Sistem espirasi

&engaruh terhadap sistem pernapasan minimal. ?-O tidak mengiritasi epitel

 paru sehingga dapat diberikan pada pasien dengan asma tanpa meningkatkan

resiko ter%adinya spasme bronkus. &erubahan la%u dan kedalaman pernapasan

men%adi lebih lambat dan dalam0 lebih disebabkan karena e)ek sedasi dan

hilangnya ketegangan.Ter(adap Sistem Gastrointestinal

 ?-O tidak mempengaruhi tonus dan motilitas saluran cerna. @istensi dapat

ter%adi akibat masuknya ?-O ke dalam lumen usus. &ada gangguan )ungsi hepar,

 ?-O tetap dapat digunakan.

Ter(adap Gin4al

 ?-O tidak mempunyai pengaruh yang signi)ikan pada gin%al maupun pada

komposisi urin.

Ter(adap +tot an*ka

Page 14: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 14/26

32

 ?-O tidak menyebabkan relaksasi otot rangka. arena tonus otot tetap tidak 

 berubah sehingga dalam penggunaannya mutlak memerlukan obat pelumpuh otot.

Ter(adap Uterus dan Ke(amilanontraksi uterus tidak terpengaruh baik pada kekuatan maupun )rekuensinya.

 ?-O mele4ati barier plasenta dengan mudah masuk ke dalam sirkulasi )etus yang

dapat mengakibatkan konsentrasi O-  di darah )etus turun dengan drastis bila

kurang dari -C1 O- diberikan bersama dengan ?-O. kehamilan bukan merupakan

kontra indikasi penggunaan ?-O ; O- sebagai sedasi inhalasi.

Ter(adap Sistem 5ematopoeitik 

@ilaporkan pada pemakaian %angka pan%ang secara terus menerus lebih dari

-# %am bisa menimbulkan depresi pada )ungsi hematopoietik. Anemia

megaloblastik sebagai salah satu e)ek samping pada pemakaian nitrous oksida

 %angka lama.

&ek Sampin*

Walaupun nitrous oksida dikatakan sebagai obat anestetik non toksik dan

mempunyai pengaruh yang sangat minimal pada sistem organ seperti tersebut di

atas, kadang'kadang ter%adi %uga e)ek samping seperti berikut+

!. ?itrous oksida akan meningkatkan e)ek depresi na)as dari obat tiopenton

terutama setelah diberikan premedikasi narkotik.

-. ehilangan pendengaran pasca anestesia, hal ini disebabkan adanya

 perbedaan solubilitas antara ?-O dan ?- sehingga ter%adi perubahan tekanan

 pada rongga telinga tengah.

. &eman%angan proses pemulihan anestesia akibat di)usinya ke rongga tubuh

seperti pneumothorak.

#. &emakaian %angka pan%ang menimbulkan depresi sumsum tulang sehingga

menyebabkan anemia aplastik.

2. *empunyai e)ek teratogenik pada embrio terutama pada umur " hari s/d $

minggu, yang dianggap periode kritis.

Page 15: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 15/26

33

$. ipoksia di)usi pasca anestesia. al ini ter%adi sebagai akibat dari si)at

di)usinya yang luas sehingga proses evaluasinya terlambat. Oleh karena itu

 pada akhir anestesia, oksigenasinya harus diperhatikan.Pen**unaan Klinik 

@alam praktik anestesia, ?-O digunakan sebagai obat dasar dari anestesia

umum inhalasi dan selalu dikombinasikan dengan oksigen dengan perbandingan

 ?-O + O- J :C + C untuk pasien normal0, $C + #C untuk pasien yang memerlukan

tun%angan oksigen yang lebih banyak0, atau 2C + 2C untuk pasien yang beresiko

tinggi0. Oleh karena ?-O hanya bersi)at analgesia lemah, maka dalam

 penggunaannya selalu dikombinasikan dengan obat lain yang berkhasiat sesuai

dengan target Dtrias anestesiaH yang ingin dicapai.

Ke#elakaan dalam Pen**unaan N2+

ecelakaan dalam praktik anestesia mempergunakan ?-O sering kali ter%adi.

al ini disebabkan oleh )aktor alat atau mesin anestesia yang digunakan dan

)aktor manusianya akibat kelalaian. Seperti telah diuraikan di atas, pemakaian

 ?-O harus selalu diberikan bersama'sama dengan oksigen. ecelakaan bisa ter%adi

 pada saat induksi, pada saat pemeliharaan atau pada saat akhir anestesia. &ada saat

induksi, petugas anestesia ingin memberikan oksigen, tetapi yang dialirkan %ustru

 ?-O. pada saat pemeliharaan, persediaan oksigen habis dan petugas tidak 

4aspada. &ada saat akhir anestesia, petugas anestesia bermaksud memberikan

oksigen, tetapi yang dialirkan ternyata ?-O.

6ntuk megurangi resiko kecelakaan dalam penggunaan ?-O, dilakukan

modi)ikasi dan penyempurnaan sarana sistem perpipaan gas di rumah sakit dan

mesin anestesia. emasan tabung gas diberi tanda / 4arna / label tertentu, sistem

 perpipaan dilengkapi dengan alat pengaman dan mesin anestesia dibuat

sedemikian rupa sehingga tanpa aliran oksigen, gas ?-O tidak bisa mengalir.

3.'.2 Seo&luran

Page 16: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 16/26

34

Sevo)luran merupakan halogenasi eter, dikemas dalam bentuk cairan, tidak 

 ber4arna, tidak eksplosi), tidak berbau, stabil di tempat biasa dan tidak bersi)at

iritati) terhadap %alan na)as baik untuk induksi inhalasi0. &roses induksi dan

 pemulihannya relati) cepat dibandingkan dengan obat'obat anestesi inhalasi yang

ada pada saat ini.

&ek !armakolo*i

Ter(adap Sistem Sara& Pusat

7)ek depresinya terhadap SS& sesuai dengan dosis yang diberikan.

Sevo)luran tidak menimbulkan kelainan 77( seperti yang ditimbulkan oleh

en)luran. &ada dosis anestesi tidak menimbulkan vasodilatasi dan perubahan

sirkulasi serebrum serta mekanisme autoregulasi aliran darah otak tetap stabil.

elebihan lain yang dimiliki oleh Sevo)luran adalah penurunan konsumsi oksigen

otak. Sehingga dengan demikian Sevo)luran merupakan obat pilihan untuk 

anestesi pada kraniotomi, karena tidak berperengaruh pada tekanan intrakranial,

mempunyai e)ek proteksi serebral dan e)ek metaboliknya yang menguntungkan

 pada tekhnik hipotensi kendali.

Ter(adap Sistem Kardioaskuler

7)ek depresinya pada otot %antung dan pembuluh darah lebih ringan

dibanding dengan obat anesetesi volatil yang lain. 3ekanan darah dan denyut nadi

relati) stabil selama anestesi. Aman dipakai pasien dengan & atau risiko %antung

iskemik. @engan demikian Sevo)luran merupakan obat pilihan untuk obat anestesi

 pasien yang menderita kelainan kardiovaskuler.

Ter(adap Sistem espirasi

Seperti halnya obat anestesi inhalasi yang lain, Sevo)luran %uga menimbulkan

depresi pernapasan, volume tidal menurun, )rekuensi pernapasan meningkat,

Page 17: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 17/26

35

relaksasi otot polos bronkus yang dera%atnya sebanding dengan dosis yang

diberikan.

Ter(adap +tot an*ka

*enurunkan tonus otot rangka melalui mekanisme depresi pusat motorik 

 pada serebrum, sehingga dengan demikian berpotensiasi dengan obat pelumpuh

otot non depolarisasi. Walaupun demikian, masih diperlukan obat pelumpuh otot

untuk mendapatkan keadaan relaksasi otot yang optimal terutama pada operasi

laparatomi.

Ter(adap Gin4al

&ada dosis anestesi, Sevo)luran menurunkan aliran darah gin%al dan la%u

)itrasi glomerulus sehingga produksi urin berkurang, akan tetapi masih dalam

 batas normal.

Ter(adap 5ati

Sevo)luran tidak menimbulkan perubahan )ungsi hati. Sampai saat ini belum

ada laporan hasil penelitian yang menyatakan bah4a iso)luran hepatotoksik.

Biotrans&ormasi

ampir seluruhnya dikeluarkan melalui udara ekspirasi, -1'1

dimetabolisme di dalam tubuh. onsentrasi metabolitnya sangat rendah, tidak 

cukup untuk menimbulkan gangguan )ungsi gin%al.

Pen**unaan Klinik 

Sama seperti halotan dan en)luren, Sevo)luran digunakan terutama sebagai

komponen hipnotik dalam pemeliharaan anestesi umum. @isamping e)ek hipnotik,

 %uga mempunyai e)ek analgetik ringan dan relaksasi ringan.

6ntuk mengubah cairan Sevo)luran men%adi uap, diperlukan alat penguap

vapori>er0 khusus Sevo)luran.

)osis

!. 6ntuk induksi, konsentrasi yang diberikan pada udara inspirasi adalah '21

 bersama'sama dengan ?-O.

-. 6ntuk pemeliharaan dengan pola na)as spontan konsentrasinya berkisar 

antara -'1, sedangkan untuk na)as kendali berkisar antara C,2'!1.

Page 18: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 18/26

36

Kontra Indikasi

3idak ada kontra indikasi yang unik. ati'hati pada Ddrug induced

hyperthermiaH, hipovolemik berat, dan hipertensi intrakranial.

Keuntun*an dan Kelema(an

euntungannya adalah induksi cepat dan lancar, tidak iritati) terhadap

mukosa %alan na)as, pemulihannya lebih cepat dari halotan, tidak menimbulkan

mual muntah, dan tidak menimbulkan menggigil serta tidak mudah meledak atau

terbakar. &enilaian terhadap pemakaian Sevo)luran saat ini adalah bah4a

Sevo)luran tidak menimbulkan guncangan terhadap )ungsi kardiovaskuler, tidak 

mengubah sensitivitas otot %antung terhadap katekolamin, sangat sedikit yang

mengalami pemecahan dalam tubuh dan tidak menimbulkan e)ek eksitasi SS&.

elemahannya adalah batas keamanan sempit mudah ter%adi kelebihan

dosis0, analgesia dan relaksasinya kurang, sehingga harus dikombinasikan dengan

obat lain. arga lebih mahal daripada iso)luran.

3.6 Anal*etik 

3.6.1 Ketorola#

etorolac tromethamine merupakan suatu analgesik non'narkotik. Obat ini

merupakan obat anti'in)lamasi nonsteroid yang menun%ukkan aktivitas antipiretik 

yang lemah dan anti'in)lamasi. etorolac tromethamine menghambat sintesis

 prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang beker%a peri)er karena

tidak mempunyai e)ek terhadap reseptor opiat.

etorolac diindikasikan untuk penatalaksanaan %angka pendek terhadap nyeri

akut sedang sampai berat setelah prosedur bedah. @urasi total etorolac tidak 

 boleh lebih dari lima hari. etorolac secara parenteral dian%urkan diberikan segera

setelah operasi. arus diganti ke analgesik alternati) sesegera mungkin, asalkan

terapi etorolac tidak melebihi 2 hari. etorolac tidak dian%urkan untuk 

Page 19: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 19/26

37

digunakan sebagai obat prabedah obstetri atau untuk analgesia obstetri karena

 belum diadakan penelitian yang adekuat mengenai hal ini dan karena diketahui

mempunyai e)ek menghambat biosintesis prostaglandin atau kontraksi rahim dan

sirkulasi )etus.

)osis )e7asa9 Ampul + @osis a4al ketorolac yang dian%urkan adalah !C mg

diikuti dengan !C;C mg tiap # sampai $ %am bila diperlukan. arus diberikan

dosis e)ekti) terendah. @osis harian total tidak boleh lebih dari 5C mg untuk orang

de4asa dan $C mg untuk orang lan%ut usia, pasien gangguan gin%al dan pasien

yang berat badannya kurang dari 2C kg. Kamanya terapi tidak boleh lebih dari -

hari. &ada seluruh populasi, gunakan dosis e)ekti) terendah dan sesingkat

mungkin. &asien lan%ut usia Ampul + 6ntuk pasien yang usianya lebih dari $2

tahun, dian%urkan memakai kisaran dosis terendah+ total dosisharian $C mg tidak 

 boleh dilampaui.

3.6.2 Tramadol 5%l

3ramadol adalah analgesik kuat yang beker%a pada reseptor opiat. 3ramadol

mengikat secara stereospesi)ik pada reseptor di sistem sara) pusat sehingga

mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. @i samping itu tramadol

menghambat pelepasan neurotransmitter dari sara) a)eren yang sensiti) terhadap

rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.

Indikasi9 e)ekti) untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat, nyeri

 pasca pembedahan.

@osis de4asa dan anak di atas !$ tahun+ dosis tunggal 2C mg. @osis tersebut

 biasanya cukup untuk meredakan nyeri, apabila masih terasa nyeri dapat

ditambahkan 2C mg setelah selang 4aktu C'$C menit.

Page 20: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 20/26

38

3erapi parenteral+ dosis yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan

intensitas rasa nyeri. <ila tidak ada petun%uk lain dari dokter, dosis yang diberikan

adalah sebagai berikut + !CC mg ! ampul0, diin%eksikan i.v. secara lambat atau

dilarutkan dalam larutan in)us, kemudian diin)uskan. Secara i.m. !CC mg !

ampul0.

@osis tersebut biasanya cukup untuk meredakan nyeri. <ila masih terasa

nyeri, dapat ditambahkan ! kapsul tramadol 2C mg atau 2C mg tramadol in%eksi !

ml0 setelah selang 4aktu C'$C menit. &ada penderita gangguan )ungsi hati atau

gin%al, perlu dilakukan penyesuaian dosis.

)osis Maksimum8

#CC mg sehari. @osis sangat tergantung pada intensitas rasa nyeri yang

diderita.

Penderita *an**uan (ati dan *in4al den*an (creatinine clearance  9

3:ml;menit 8 2C'!CC mg setiap !- %am, maksimum -CC mg sehari.

&ek sampin*

7)ek samping yang umum ter%adi seperti pusing, sedasi, lelah, sakit kepala,

 pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, mual, muntah. @ispepsia dan

obstipasi. 7)ek samping yang berupa ketergantungan sangat %arang ter%adi.

Kontraindikasi

&enderita yang hipersensiti) terhadap 3ramadol atau Opiat dan penderita yang

mendapatkan pengobatan dengan penghambat *AO, intoksikasi akut dengan

alkohol, hipnotika, analgetik atau obat'obat yang mempengaruhi SS& lainnya.

3.< Tatalaksana Jalan Na&as

3.<.1 Manuer Triple Airway

!. epala ekstensi pada sendi atlanto'oksipital.

-. *andibula didorong ke depan pada kedua angulus mandibula.

. *ulut dibuka.

3.<.2 Jalan Na&as =arin*

Page 21: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 21/26

39

 ?&A  Naso-pharyngeal airway0, ukuran O&A ro-pharyngeal airway0

kecil no. "C mm0, sedang no. # 5C mm0, besar no. 2 !CC mm0 ukuran de4asa

 pria no. # 5C mm0, 4anita no. "C mm0.3.<.3 Face Mask 

<ayi baru lahir C0 anak kecil C-, C!, !0 anak besar -,0 de4asa #,20

 !ace mask de4asa terdiri dari atas mulut sungkup, pengait, badan sungkup, dan

lingkar tepi.

 !ace mask  bayi tidak memiliki pengait. <ila memegang  face mask dengan

satu tangan, %ari kelingking diletakkan di sudut rahang untuk melakukan manuver 

 "aw trust ke arah anterior untuk memudahkan ventilasi.3.<.$ ndotrakeal Tu/e -TT

*erupakan suatu tindakan memasukan pipa khusus kedalam trakea,

sehingga %alan na)as bebas hambatan dan na)as mudah mudah dimonitor dan

dikendalikan. 3indakan intubasi trakea ini bertu%uan untuk+

!. *empermudah pemberian anestesia.

-. *empertahankan %alan na)as agar tetap bebas serta mempertahankan

kelancaran perna)asan.

. *encegah kemungkinan ter%adinya aspirasi isi lambung pada keadaan tidak 

sadar, lambung penuh dan tidak ada re)leks batuk0.

#. *empermudah pengisapan sekret trakheobronkial.

2. &emakaian ventilasi mekanis yang lama.

$. *engatasi obstruksi laring akut.

733 pada anak'anak diba4ah 2 tahun tidak memakai cu)) karena penampang

trakea hamper bulat, sedangkan pada anak L 2 tahun dan de4asa, penampang

trakea seperti huru) @, sehingga memerlukan cu)) agar tidak ter%adi kebocoran.Ta/el 3.1 Ukuran TT

Usia Internal )iameter -mm %ut =en*t( -#m

<ayi .2 !-

Anak'anak # M N usia # M N usia

Eemale :.C ; :.2 -#

*ale :.2 ; 5.C -#

Intu/asi TT Menurut Giesel 2::2

Page 22: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 22/26

40

eadaan oksigenasi yang tidak adekuat karena menurunnya tekanan oksigen

arteri dan lain'lain0 yang tidak dapat dikoreksi dengan pemberian suplai oksigen

melalui masker nasal.1. Indikasi Intu/asi TT

a. eadaan ventilasi yang tidak adekuat karena meningkatnya tekanan

karbondioksida di arteri.

 b. ebutuhan untuk mengontrol dan mengeluarkan sekret pulmonal atau

sebagai bronchial toilet.

c. *enyelenggarakan proteksi terhadap pasien dengan keadaan yang ga4at

atau pasien dengan re)leks akibat sumbatan yang ter%adi.Indikasi intu/asi endotrak(eal lainn"a antara lain 8

a. *en%aga %alan na)as yang bebas dalam keadaan'keadaan yang sulit.

 b. Operasi'operasi di daerah kepala, leher, mulut, hidung dan tenggorokan,

karena pada kasus'kasus demikian sangatlah sukar untuk menggunakan

)ace mask tanpa mengganggu peker%aan ahli bedah.

c. &ada banyak operasi abdominal, untuk men%amin perna)asan yang tenang

dan tidak ada ketegangan.

d. Operasi intra torachal, agar %alan na)as selalu paten, suction dilakukan

dengan mudah, memudahkan respiration control dan mempermudah

 pengontrolan tekanan intra pulmonal.

e. 6ntuk mencegah kontaminasi trachea, misalnya pada obstruksi intestinal.

). &ada pasien yang mudah timbul laringospasme.

g. &ada pasien dengan )iksasi vocal chords.

Selain intubasi endotrakheal diindikasikan pada kasus'kasus di ruang

 bedah, ada beberapa indikasi intubasi endotrakheal pada beberapa kasus

non sur*i#al, antara lain+

a. As)iksia neonatorum yang berat.

 b. 6ntuk melakukn resusitasi pada pasien yang tersumbat perna)asannya,

depresi

2. Kontraindikasi Intu/asi TT

Page 23: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 23/26

41

a. <eberapa keadaan trauma %alan na)as atau obstruksi yang tidak 

memungkinkan untuk dilakukannya intubasi. 3indakan yang harus

dilakukan adalah cricothyrotomy pada beberapa kasus. b. 3rauma servikal yang memerlukan keadaan imobilisasi tulang vertebra

servical, sehingga sangat sulit untuk dilakukan intubasi.

3. Tindakan Intu/asi TT

a. &ersiapan

&asien sebaiknya diposisikan dalam posisi tidur terlentang, oksiput

digan%al dengan menggunakan alas kepala bisa menggunakan bantal

yang cukup keras atau botol in)us0, sehingga kepala dalam keadaan

ekstensi serta trachea dan laringoskop berada dalam satu garis lurus.

 b. Oksigenasi

Setelah dilakukan anestesi dan diberikan pelumpuh otot, lakukan

oksigenasi dengan pemberian oksigen !CC1 minimal dilakukan selama

- menit. Sungkup muka dipegang dengan tangan kiri dan balon dengan

tangan kanan.

c. Karingoskop

*ulut pasien dibuka dengan tangan kanan dan gagang laringoskop

dipegang dengan tangan kiri. @aun laringoskop dimasukkan dari sudut

kiri dan lapangan.

d. &emasangan 733

&ipa dimasukkan dengan tangan kanan melalui sudut kanan mulut

sampai balon pipa tepat mele4ati pita suara. <ila perlu, sebelum

memasukkan pipa asisten diminta untuk menekan laring ke posterior 

sehingga pita suara akan dapat tampak dengan %elas. <ila mengganggu,

stilet dapat dicabut. Fentilasi atau oksigenasi diberikan dengan tangan

kanan memompa balon dan tangan kiri mem)iksasi. <alon pipa

dikembangkan dan daun laringoskop dikeluarkan selan%utnya pipa

di)iksasi dengan plester.

Page 24: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 24/26

42

e. *engontrol Ketak 733

@ada dipastikan mengembang saat diberikan ventilasi. Se4aktu

ventilasi, dilakukan auskultasi dada dengan stetoskop, diharapkan suara

na)as kanan dan kiri sama. <ila dada ditekan terasa ada aliran udara di

 pipa endotrakheal. <ila ter%adi intubasi endotrakheal akan terdapat

tanda'tanda berupa suara na)as kanan berbeda dengan suara na)as kiri,

kadang'kadang timbul suara 4hee>ing, secret lebih banyak dan tahanan

 %alan na)as terasa lebih berat. ika ada ventilasi ke satu sisi seperti ini,

 pipa ditarik sedikit sampai ventilasi kedua paru sama. Sedangkan bila

ter%adi intubasi ke daerah eso)agus maka daerah epigastrum atau gaster 

akan mengembang, terdengar suara saat ventilasi dengan stetoskop0,

kadang'kadang keluar cairan lambung, dan makin lama pasien akan

nampak semakin membiru. 6ntuk hal tersebut pipa dicabut dan intubasi

dilakukan kembali setelah diberikan oksigenasi yang cukup.

). Fentilasi

&emberian ventilasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien

 bersangkutan.

$. Kesulitan Intu/asi TT

a. leher pendek berotot.

 b. mandibula menon%ol.

c. maksila/gigi depan menon%ol.

'. Komplikasi Intu/asi TTa. omplikasi tindakan laringoskop dan intubasi.

!0 *alposisi berupa intubasi eso)agus, intubasi endobronkial serta

malposisi laringeal cu)).

-0 3rauma %alan na)as berupa kerusakan gigi, laserasi bibir, lidah atau

mukosa mulut, cedera tenggorok, dislokasi mandibula dan diseksi

retro)aringeal.

Page 25: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 25/26

43

0 (angguan re)leks berupa hipertensi, takikardi, tekanan intracranial

meningkat, tekanan intraocular meningkat dan spasme laring.

#0 *al)ungsi tuba berupa per)orasi cu)).

 b. omplikasi pemasukan pipa endotracheal.!0 *alposisi berupa ekstubasi yang ter%adi sendiri, intubasi ke

endobronkial dan malposisi laringeal cu)).

-0 3rauma %alan na)as berupa in)lamasi dan ulserasi mukosa, serta

ekskoriasi kulit hidung.

0 *al)ungsi tuba berupa obstruksi.

c. omplikasi setelah ekstubasi.

!0 3rauma %alan na)as berupa edema dan stenosis glotis, subglotis atau

trachea0, suara sesak atau parau granuloma atau paralisis pita suara0,

mal)ungsi dan aspirasi laring.

-0 (angguan re)leks berupa spasme laring.

3.> Terapi %airan

&rinsip dasar terapi cairan adalah cairan yang diberikan harus mendekati

komposisi cairan yang hilang. 3erapi cairan perioperati) bertu%uan untuk+

' *emenuhi kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang hiilang selama

operasi.

' *engatasi syok dan kelainan yang ditimbulkan karena terapi yang

diberikan

Selama operasi dapat ter%adi de)isit cairan karena kurang makan, puasa,

muntah, penghisapan isis lambung, penumpukan cairan pada ruang ketiga seperti

 pada ileus obstrukti), perdarahan, luka baka dan lain'lain. ebutuhan cairan

adalah sebagai berikut+

!. *aintenence J -ml/kg<</%am J -2C J !CCml/%am

-. &engganti puasa J %am puasa maintenence J -!CCJ -CCml

. Stress operasi J!C 2C J 2CC ml

#. 3otal + "CCml

3.? Pemuli(an

Setelah pembedahan pasien dira4at diruang pulih sadar. &asien yang dikelola

adalah pasien pasca anestesi mum ataupun anestesi regional. @iruang pulih sadar 

Page 26: Literatur Anastesi Bab 3

8/17/2019 Literatur Anastesi Bab 3

http://slidepdf.com/reader/full/literatur-anastesi-bab-3 26/26

44

dimonitor %alan na)asnya apakah bebas atau tidak, ventilasi cukup atau tidak dan

sirkulasi baik atau tidak. &asien dengan gangguan %alan na)as dan ventilasi harus

segera ditangani. Selain obstruksi, lidah %atuh kebelakang dapat %uga ter%adi

spasme laring dan mungkin ter%adi aspirasi pasca bedah. Anestesi yang masih

dalam dan sisa obat pelumpuh otot akan mengakibatkan berkurangnya ventilasi.

*onitor kesadaran %uga merupakan hal penting karena selama pasien belum sadar 

ter%adi gangguan %alan na)as. &asien yang belum sadar diberi oksigen dengan

canul nasal atau masker sampai pasien sadar betul. Sadar yang berkepan%angan

dapat ter%adi akibat sisa pengaruh obat anestesi, hipotermia, hipoksia atau

hiperkabi.

Setelah pasien sadar dan memenuhi criteria untuk dipindahkan dari ruang

 pulih sadar dikembalikan ke bangsal atau dipulangkan dan %ika masih

membutuhkan pera4atan intensi) maka pasien dikirim ke I6. &asien sadar dapat

melakukan orientasi sekitar, mempertahankan %alan na)as, )ungsi vital sign yang

stabil dalam ! %am, dan dapat meminta pertolongan pada orang sekitar dan tidak 

ada penyulit pasca pembedahan dapat segera dipindahkan dari ruang 88.