lepto spiros is

42
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................... .......................... 1 DAFTAR ISI ......................... .......................... 2 BAB I ILUSTRASI KASUS Identitas pasien .................................................. . 4 Subjektif ......................... .......................... 4 Objektif ......................... .......................... 5 Pemeriksaan Penunjang .................................................. . 8 2

Upload: zainuddin-surkan-h

Post on 17-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dsrfeadtartstsys

TRANSCRIPT

Page 1: Lepto Spiros Is

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................... 1

DAFTAR ISI ................................................... 2

BAB I ILUSTRASI KASUS

Identitas pasien ................................................... 4

Subjektif ................................................... 4

Objektif ................................................... 5

Pemeriksaan Penunjang ................................................... 8

Resume ................................................... 8

Assesment ................................................... 9

Tatalaksana ................................................... 9

Rencana Pemeriksaan ................................................... 9

Prognosis ................................................... 9

Follow-up ............................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ................................................... 17

B. Epidemiologi ................................................... 17

C. Etiologi ................................................... 18

D. Patofisiologi ................................................... 19

E. Manifestasi klinis ................................................... 202

Page 2: Lepto Spiros Is

F. Diagnosis ................................................... 22

G. Diagnosis Banding ................................................... 23

H. Pemeriksaan Penunjang ................................................... 23

I. Penatalaksanaan ................................................... 25

J. Prognosis ................................................... 26

BAB III PEMBAHASAN ................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................... 29

3

Page 3: Lepto Spiros Is

BAB I

ILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. La Dai

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal lahir : Lamena/28 Oktober 1962

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : Pedagang

Agama : Islam

Alamat : Batu Merah

Tanggal masuk : 21 April 2014

Tanggal pemeriksaan : 22 April 2014

Tanggal pulang : 05 Mei 2014

Nomor rekam medik : 00-90-07

Ruang rawat : Interna lelaki

B. SUBJEKTIF

ANAMNESIS (Autoanamnesis tanggal 05 Maret 2014)

Keluhan utama : lemah sejak 4 hari SMRS

Keluhan tambahan : Pusing, Demam, mual, muntah, nyeri pada kaki,

tangan dan perut

Anamnesis terpimpin :

Pasien MRS dengan keluhan lemah sejak 4 hari SMRS. lemah dirasakan tiba-

tiba. Pasien sebelumnya tidak melakukan aktivitas berat. Pasien juga

mengeluh pusing ketika berjalan dan terkadang merasa seperti mau terjatuh.

Pasien juga mengeluh nyeri pada kaki kiri dan tangan kanan dan terasa sakit

sekali jika berjalan pada kaki kiri. Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk. Kaki

kiri juga terasa tebal jika berjalan, begitu juga dengan kaki kanan. Pasien

merasa sulit tidur sejak 4 hari dan sering terbangun, nyeri kepala (-). Sebelum

mengalami keluhan lemah serta nyeri, pasien mengaku diawali demam (+).

4

Page 4: Lepto Spiros Is

Sesak(-), mual(+), muntah(+) 1 kali isi cairan sejak 1 hari SMRS, darah (-),

nyeri perut atas (+). Nyeri tidak menjalar. Pasien mengaku tidak pernah

makan terlambat dan memakan makanan yang biasa dimakan sehari-hari.

Makan/minum kurang karena pasien mengaku setiap mau makan terasa ingin

muntah, BAB/BAK normal warna kuning.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien memiliki riwayat hipertensi (+), DM (-),

riwayat trauma (-). Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami gejala seperti

yang sekarang dialami.

Riwayat Keluarga : Dalam keluarga juga pasien mengaku tidak ada yang

mengalami gejala yang sama.

Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat ke dokter untuk keluhan

sekarang.

Riwayat Kebiasaan : Pasien memiliki riwayat kebiasaan sering membersihkan

parit jika musim hujan dan parit tersumbat, riwayat makan terlambat (-) rokok

(-), alkohol (-)

C. OBJEKTIF (tanggal 05 Maret 2014)

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Gizi : Cukup (BB = 63 kg, TB = 160 cm, IMT = 24,60)

Kesadaran : Compos mentis

TANDA VITAL

TD : 120/90 mmHg

Nadi : 100 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukup

Pernapasan : 18 x/menit, reguler, vesikuler

Suhu : 36,8ºC

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Ekspresi : tampak lemah

Simetris wajah : simetris kiri-kanan

Deformitas : tidak ada

5

Page 5: Lepto Spiros Is

Rambut :hitam, lurus, distribusi merata, tidak mudah

dicabut

Mata : Eksoftalmus / enoftalmus : tidak ada

Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan (TDP)

Kelopak mata : normal, ptosis -/-, xantelasma -/-

Konjungtiva anemis -/- injeksi konjungitva +/+, sklera

ikterik +/+

Gerakan bola mata normal, nistagmus (-), strabismus -/-

Kornea : refleks kornea +/+

Pupil : isokor, refleks cahaya langsung & tidak langsung

normal

Telinga : Tophi -/-, nyeri tekan processus mastoideus -/-

Pendengaran : normal kiri-kanan

Sekret -/-, deformitas -/-

Hidung : Perdarahan -/-, deformitas (-), sekret -/-, deviasi septum

nasi (-),

pernapasan cuping hidung (-)

Mulut : Lidah bersih, tidak hiperemis, tidak ada ulcer, tidak ada

jamur, tidak ada selaput, stomatitis (-), perdarahan gusi (-),

gigi non intak

Tonsil : T1-T1

Faring : mukosa licin hiperemis

Leher : Trakea letak tengah, pembesaran KGB leher (-),

pembesaran kelenjar tiroid (-), JVP 3 cmH2O, tumor (-),

kaku kuduk (-)

Dada : Ginekomasti (-), benjolan (-), jaringan parut (-), deformitas

(-)

Pembuluh darah : venektasi (-)

Paru :

Inspeksi : bentuk normochest, pengembangan dada simetris,

pelebaran sela iga (-), retraksi iga (-)

6

Page 6: Lepto Spiros Is

Palpasi : nyeri tekan (-), fremitus raba +/+ normal

Perkusi : Paru kiri dan kanan : sonor

Batas paru hepar : setinggi ICS V midclavicula dextra

Batas paru belakang kiri : setinggi vertebra torakal X

Batas paru belakang kanan : lebih tinggi 1 jari dari batas

kiri

Auskultasi : Bunyi pernapasan : vesikuler kiri = kanan

Bunyi tambahan : Ronki basah halus - / - , Wheezing - / -

Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5 linea mid klavikulasinistra

Perkusi : Redup, batas jantung kanan di antara linea midclavicula

dextra dan linea parasternalis dextra, batas jantung kiri di

mid klavikula sinistra

Auskultasi : BJ I/II, reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen :

Inspeksi : Cembung, jaringan parut (-), dilatasi vena (-)

Auskultasi : Peristlatik usus (+) normal

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) , hepar tidak teraba, lien tidak

teraba, ascites (-)

Perkusi : Timpani

Punggung :

Inspeksi : lordosis (-), skoliosis (-), kifosis (-), massa (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-)

Perkusi : NKCVA -/-

Auskultasi : Bunyi pernapasan : vesikuler kiri = kanan

Bunyi tambahan : Ronki basah halus - / - , Wheezing - / -

Gerakan : Simetris kiri-kanan

Alat genital : TDP

Anus : TDP

7

Page 7: Lepto Spiros Is

Ekstremitas : Akral dingin, pitting oedem (-), sianosis (-), atrofi otot (-)

- -

- -

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium :

Darah rutin (tanggal 22 April

2014):

Darah kimia (tanggal 22 April 2014):

Hb : 12,0 gr%

Hct : 33,4%

RBC : 4.000.000 sel/mm3

WBC : 14.600 sel/mm3

Plt : 30.000

Ureum/kreatinin

TKK

SGOT/PT

Asam Urat

Cholesterol

GDP

: 181/7,9

: 9,74

: 97/57

: 10,0

: 182

: 60

E. RESUME

Pasien MRS dengan keluhan lemah sejak 4 hari SMRS. lemah dirasakan tiba-

tiba. Pasien sebelumnya tidak melakukan aktivitas berat. Pasien juga mengeluh

pusing ketika berjalan dan terkadang merasa seperti mau terjatuh. Pasien juga

mengeluh nyeri pada kaki kiri dan tangan kanan dan terasa sakit sekali jika

berjalan pada kaki kiri. Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk. Kaki kiri juga terasa

tebal jika berjalan, begitu juga dengan kaki kanan. Pasien merasa sulit tidur sejak

4 hari dan sering terbangun. Sebelum mengalami keluhan lemah serta nyeri,

pasien mengaku diawali demam (+), selain itu, os juga mual(+), muntah(+) 1 kali

isi cairan sejak 1 hari SMRS nyeri perut atas (+). Nyeri tidak menjalar. Pasien

mengaku tidak pernah makan terlambat dan memakan makanan yang biasa

dimakan sehari-hari. Makan/minum kurang karena pasien mengaku setiap mau

makan terasa ingin muntah, BAB/BAK normal warna kuning.

Pasien memiliki riwayat hipertensi (+) tapi tidak pernah diobati. Sebelumnya

pasien tidak pernah mengalami gejala seperti yang sekarang dialami. Dalam

keluarga juga pasien mengaku tidak ada yang mengalami gejala yang sama.

8

Page 8: Lepto Spiros Is

Pasien memiliki riwayat kebiasaan sering membersihkan parit jika musim hujan

dan parit tersumbat,Sebelumnya pasien belum pernah berobat ke dokter.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan injeksi konjungtiva, sklera ikterik. Selain

itu, didapatkan peningkatan kadar ureum/kreatinin (181/7,9) TKK : 9,74 dan

leukosit (14.600 sel/mm3) serta terjadi juga penurunan jumlah trombosit (30.000)

F. ASSESMENT

Diagnosis : suspek leptospirosis, ckd ESRD

Diagnosis banding : hepatitis virus

G. TATALAKSANA

Tirah baring

Diet rendah lemak

IVFD NaCl 0,9% 14 tpm

Ceftriaxone 2x1 iv

Ranitidine 2x1 amp

Sohobion im 1x1 amp

Aminoleban 500c 1x1

Hepa-Q 3x1 tab

Epsonal 3x1 tab

Alganax 0,5mg 0-0-1

Bicnat 3x1 tab

Ketocid 3x1 tab

Clonidin 2x1 tab

H. RENCANA PEMERIKSAAN

Darah kimia (Bilirubin Total, Direk, Indirek, HbsAg, Anti HCV, HIV 3

metode)

Darah rutin (RBC, WBC, Plt, Hb, Hct)

USG abdomen

I. PROGNOSIS

Bonam9

Page 9: Lepto Spiros Is

J. FOLLOW UP

Tanggal S O A P22-04-2014

Darah RutinHb : 12,0 gr%

Hct : 33,4%

RBC : 4x106 sel/mm3

WBC : 14.600 sel/mm3

Plt : 30.000Darah Kimia

UR/CR : 181/7,9TKK = 9,74

SGOT/PT : 97,57Asam Urat : 10,0Cholesterol : 182

GDP : 60

S

O

A

P

Nyeri kepala Pusing Mual Nyeri perut Nyeri pada kedua kaki KU : tampak sakit sedangKesadaran : compos mentisTTV : TD = 150/90 mmHg RR = 26 x/m

N = 90 x/m S = 36,1 ºCMata : injeksi konjungtiva, sklera ikterik Icterus et causa suspek leptospirosis,

hepatitis virus CKD ESRD HT grade I Tirah baring Diet rendah lemak, rendah garam IVFD NaCl 0,9% 14 tpm Ceftriaxone iv 2x1amp Ranitidine 2x1 amp Aminoleban 500cc 1x1 Epsonal 3x1 tab Alganax 0,5mg 0-0-1 Sohobion im 1x1 amp Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab Clonidin 2x1 tab Allopurinol 2x100mg tab Periksa HbSAg, AntiHCV, HIV

23-04-2014Darah KimiaHBSAg : NR

Anti HCV : NRHIV : NR

S

O

Nyeri kepala Pusing Mual Nyeri perut Nyeri pada kedua kaki Susah tidur Tidak nafsu makanKU : tampak sakit sedangKesadaran : compos mentis

10

Page 10: Lepto Spiros Is

A

P

TTV : TD = 160/100 mmHg RR = 28 x/m N = 90x/m S = 36,4 ºC

Mata : injeksi konjungtiva, sklera ikterik Ikterus et causa suspek leptospirosis,

hepatitis virus? CKD ESRD HT grade II Tirah baring Diet rendah lemak, rendah garam IVFD NaCl 0,9% 14 tpm Ceftriaxone iv 2x1amp Ranitidine 2x1 amp Aminoleban 500cc 1x1 Epsonal 3x1 tab Alganax 0,5mg 0-0-1 Sohobion im 1x1 amp Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab Clonidin 2x1 tab Allopurinol 2x100 mg tab

24-04-2014 S

O

A

P

Nyeri kepala Nyeri perut Penglihatan terasa gelap Susah tidur Tidak nafsu makanKU : tampak sakit sedangKesadaran : compos mentisTTV : TD = 130/80 mmHg RR = 26 x/m

N = 70 x/m S = 36,5 ºCMata : Injeksi konjungtiva dan sklera ikterik Susp leptospirosis CKD ESRD Tirah baring Diet rendah lemak IVFD Rl 30 tpm Ceftriaxone iv 2x1amp Aminoleban 500cc 1x1 Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab

11

Page 11: Lepto Spiros Is

Hepa-Q 2x1 tab Allopurinol 2x100 mg tab Tampung urin Konsul dokter Sp.M

25-04-2014Hasil tampung urin :

2250ml

S

O

A

P

Mual (+) Muntah (+) Susah tidur Nafsu makan membaik Perasaan tebal pada paha kiriKU : tampak sakit beratKesadaran : compos mentisTTV : TD = 130/80 mmHg RR = 24 x/m

N = 64 x/m S = 36,8 ºCMata : Injeksi konjungtiva dan sklera ikterik Susp leptospirosis CKD ESRD Tirah baring Diet rendah lemak IVFD Rl 30 tpm Ceftriaxone iv2x1 amp Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab Allopurinol 2x100mg tab Dari dokter mata : Polydex 3x1gtt, Inmatrol

3x1gtt Tampung urin

26-04-2014Ureum : 89

Kreatinin : 1,8TKK : 42,77

S

O

A

Mual (+) menurun dari hari sebelumnya Muntah (+) menurun dari hari sebelumnya Sakit perut Leher tegang Perasaan tebal pada paha kiriKU : tampak sakit sedangKesadaran : compos mentisTTV : TD = 140/90 mmHg RR = 24 x/m

N = 64 x/m S = 36,8 ºCMata : Injeksi konjungtiva dan sklera ikterik leptospirosis CKD stadium 3 HT grade I

12

Page 12: Lepto Spiros Is

P Tirah baring Diet rendah lemak IVFD Rl 30 tpm Ceftriaxone iv 2x1 amp Aminoleban 500cc 1x1 Captopril 3x12,5 mg Allopurinol 2x100mg tab Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab Tampung urin

28-04-2014 S

O

A

P

Mual (-) Muntah (-) Sakit perut (-) Leher tegang (-) BAK warna coklatKU : tampak sakit sedangKesadaran : compos mentisTTV : TD = 170/90 mmHg RR = 22 x/m

N = 70 x/m S = 36 ºCMata : Injeksi konjungtiva dan sklera ikterik leptospirosis CKD stadium 3 HT grade II Tirah baring Diet rendah lemak IVFD Rl 30 tpm Ceftriaxone iv 2x1 amp Captopril 12,5mg 3x1 tab Bicnat 3x1 tab Aminoleban 500cc 1x1 Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab Allopurinol 2x100mg tab Tampung urin

29-04-2014Hasil tampung urin :

3000ml

S

O

Belum BAB (3 hari) Nafsu makan membaikKU : tampak sakit sedangKesadaran : compos mentis

13

Page 13: Lepto Spiros Is

A

P

TTV : TD = 150/80 mmHg RR = 22 x/m N = 66 x/m S = 36 ºC

Mata : sklera ikterik leptospirosis CKD stadium 3 HT grade I Tirah baring Diet rendah lemak IVFD Rl 30 tpm Captopril 3x12,5mg Ceftriaxone 2x1 iv Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab Aminoleban 500cc 1x1 Allopurinol 2x100mg tab Tampung urin

30-04-2014 S O

A

P

Belum BAB (4 hari)KU : tampak sakit ringanKesadaran : compos mentisTTV : TD = 160/90 mmHg RR = 22 x/m

N = 70 x/m S = 36 ºCMata : sklera ikterik leptospirosis CKD stadium 3 HT grade II Tirah baring Diet rendah lemak, tinggi serat IVFD Rl 30 tpm Captopril 3x12,5mg Ceftriaxone iv 2x1 amp Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab USG abdomen Cek kimia darah (SGOT/PT, BILT/D/I)

02-05-2014Hasil USG :

- Perlemakan hati- Gambaran

S O

Sudah BABKU : tampak sakit ringanKesadaran : compos mentisTTV : TD = 160/100 mmHg RR = 22 x/m

14

Page 14: Lepto Spiros Is

penyakit parenkim ginjal

A

P

N = 70 x/m S = 36 ºCMata : sklera ikterik leptospirosis CKD stadium 3 HT grade II Tirah baring Diet bebas lemak, tinggi serat IVFD Nacl 0,9% 20 tpm Captopril 3x 25 mg Aminoleban botol 100cc 1x1 Allopurinol 2x100mg tab Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab USG abdomen Periksa ulang ureum kreatinin

03-05-2014Darah Kimia

Bilirubin T/D/I : 39/3,3/0,6

UR / CR : 19/0,8TKK = 96

S O

A

P

Kurang tidurKU : tampak membaikKesadaran : compos mentisTTV : TD = 160/90 mmHg RR = 24 x/m

N = 78 x/m S = 36 ºCMata : sklera ikterik (-) leptospirosis HT grade II Tirah baring Diet bebas lemak, tinggi serat IVFD Nacl 0,9% 20 tpm Captopril 3x 25 mg Aminoleban botol 100cc 1x1 Allopurinol tab 2x100mg Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab

05-05-2014 S O

Tidur membaikKU : tampak membaikKesadaran : compos mentisTTV : TD = 140/80 mmHg RR = 20 x/m

N = 70 x/m S = 36 ºCMata : sklera ikterik (-)

15

Page 15: Lepto Spiros Is

A

P

leptospirosis HT grade I

Tirah baring Diet bebas lemak, tinggi serat IVFD Nacl 0,9% 20 tpm Captopril 3x 25 mg Aminoleban oral 1x1 Allopurinol 2x100mg tab Bicnat 3x1 tab Ketocid 3x1 tab Hepa-Q 2x1 tab Pasien pulang (rawat jalan)

BAB II16

Page 16: Lepto Spiros Is

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikro

organisme leptospira interogans tanpa memandang bentuk spesifik serotipenya.1

Penyakit ini disebut sebagai zoonosis paling umum di dunia.2 Penyakit ini dikenal

dengan berbagai nama seperti mud fever, swamp fever, autnomal fever, infectious

jaundice, field fever, cane cutter fever dan lain-lain. 1 Leptospirosis hampir

tersebar diseluruh dunia, namun lebih sering pada daerah tropis.2

Manusia dan hewan-hewan seperti kelompok mamalia, amfibi, burung dan

reptildapat menjadi sumber infeksi leptospirosis. 2 Namun pada manusia jarang

terjadi karier kronis dan sering menjadi accidental hosts. 2 Leptospirosis

ditransmisikan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi

atau terpapar dengan tanah atau air yang terkontaminasi dengan urin dari hewan

yang sudah karier kronis. 2

Leptospirosis pada manusia sering disebabkan karena terpapar air yang

terkontaminasi oleh urin sapi,tikus, dan anjing yang terkena.1,2,3 Penyakit ini juga

terjadi pada mereka yang sering petualangan atau liburan yang mana sering

melakukan olahraga air atau dapat juga terjadi karena terpapar banjir. 1,2,3

B. Epidemiologi

Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditemukan hampir di

seluruh dunia.2 Di Amerika tercatat sekitar 100-200 kasus setiap

tahunnya dengan sekitar 50% kasus terjadi di hawai.2 Namun, nilai ini

belum bisa dianggap mewakili kasus sebenarnya yang terjadi di Amerika

karena penyakit ini kadang sembuh sendiri, tidak terlaporkan, atai

kadang terjadi kesalahan dalam mendiagnosis pasien ini. 2

17

Page 17: Lepto Spiros Is

Untuk epidemiologi internasional dilaporkan sebanyak 80% individu

pada area tropis diperkirakan positif seroconversion rate, yang

mengindikasikan infeksi sekarang ataupun sebelumnya.2

Tingkat mortalitas dari pasien leptospirosis yang berat biasanya

berada antar 5-40 %.2 Untuk leptospirosis ringan jarang yang berakibat

fatal dan biasanya 90% kasus leptospirosis adalah kasus ringan. 2 Faktor

resiko kematian paling tinggi biasanya pada orang tua dan

immunocompromised.2

Di Indonesia leptospirosis ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat,

Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu,

Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Bali, NTB, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. 1 Pada

keadaan banjir besar di Jakarta tahun 2002, dilaporkan lebih dari 100

kasus leptospirosis dengan 20 kematian. 1

C. Etiologi

Leptospira merupakan bakteri gram negative dan merupakan organisme

anaerob yang masuk pada family leptospiraceae dengan panjang 6-20 µm. bakteri

ini motil dengan ciri khas berbelit,tipis, flexibel dan memiliki flagella yang

berpasangan memungkinkan mereka untuk masuk ke dalam jaringan. 1,2 Jenis

bakteri ini unik karena dapat dikultur pada media artifisial.1,2

Leptospirosis ditransmisikan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh

hewan yang terinfeksi atau terpapar dengan tanah atau air yang terkontaminasi

dengan urin dari hewan yang mengandung bakteri leptospira.1,2 Hewan-hewan

yang dapat menyebarkan bakteri leptospira yaitu1,2,3 :

1. Sapi

2. Babi

18

Page 18: Lepto Spiros Is

3. Anjing

4. Kuda

5. Kerbau

6. Kambing

7. Domba

D. Patofisiologi

Patofisiologi dari leptospirosis tidak sepenuhnya dapat dipahami.2 Sebagian

beranggapan bahwa leptospira masuk ke tubuh penjamu melalui kulit atau selaput

lender, memasuki aliran darah dan berkembang, lalu menyebar secara luas ke

jaringan tubuh.1,2 Kemudian terjadi respon imunologi baik secara selular maupun

humoral sehingga infeksi ini dapat ditekan dan terbentuk antibodi spesifik.1,2

Walaupun demikian beberapa organisme ini masih bertahan pada daerah yang

terisolasi secara imunologi seperti di dalam ginjal, bertahan di sana dan

dilepaskan melalui urin.1,2 Leptospira dapat dijumpai dalam air kemih sekitar 8

hari sampai beberpa minggu setelah infeksi dan sampai berbulan-bulan bahkan

bertahun-tahun kemudian.1,2 Leptospira dapat dihilangkan dengan fagositosis dan

mekanisme humoral.1,2 Kuman ini dengan cepat lenyap dari darah setelah

terbentuknya agglutinin.1,2 Setelah fase leptospiremia 4-7 hari, mikroorganisme

hanya dapat ditemukan dalam jaringan ginjal dan okuler.1,2 Leptospiruria

berlangsung 1-4 minggu.1,2 Secara umum mekanisme yang terjadi pada

leptospirosis yaitu : invasi bakteri langsung, faktor inflamasi non spesifik, dan

reaksi imunologi.1,2

Manifestasi klinis mayor dari penyakit ini merupakan hasil sekunder dari

mekanisme ini, yang dapat mengenai hampir semua organ sistem.2 Adapun

kelainan spesifik yang dapat terjadi pada organ yaitu:

Pada ginjal dapat terjadi nefritis interstisial, nekrosis tubular dan gangguan

permeabilitas kapiler yang berhubungan dengan hypovolemia yang dapat

mengakibatkan gagal ginjal. 1,2

19

Page 19: Lepto Spiros Is

Jika hati yang terkena terjadi gambaran khas yaitu nekrosis sentrolobuler

dan proliferasi sel kupffer dengan disfungsi hepatoseluler. 1,2

Jika paru yang terkena hasil sekunder dapat menyebabkan kerusakan pada

alveoli dan pembuluh darah interstisial sehingga menyebabkan

perdarahan. Keadaan ini merupakan penyebab mayor terjadinya kematian

pada leptospirosis. 1,2

Kulit dapat terkena jika epitel vaskular terkena. 1,2

Sistem musculoskeletal termauk jika sekunder dari edema, vakuolisasi

myofibril dan kerusakan vascular. 1,2

Kerusakan sistem vaskular sebagai hasil dari semua kejadin akan

menyebabkan kebocoran kapiler, hipovolemia dan syok. Banyak pasien

dengan leptospirosis dapat terjadi DIC, Hemolytic Uremic Syndrome

(HUS), thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP) dan vaskulitis.

Trombositopenia mengindikasikan penyakit yang parah dan patut dicurigai

untuk resiko perdarahan. 1,2

E. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis pada leptospirosis dapat terjadi pada hari kedua sampai

minggu ke-4 setelah terinfeksi leptospirosis. Adapun gejala umum yang sering

terjadi dibagi berdasarkan beberapa fase, yaitu:

1. Fase septisemik/fase awal/fase leptospiremik: pada fase ini bakteri dapat

diisolasi dari darah, cairan serebrospinal, dan sebagian besar jaringan

tubuh.gejala mirip flu selama 7 hari yaitu:

Demam yang tinggi disertai menggigil

Mual dengan atau tanpa muntah disertai mencret

Rasa sakit yang hebat pada otot terutama pada paha, betis,

dan pinggang disertai nyeri tekan

Nyeri kepala

Batuk20

Page 20: Lepto Spiros Is

Faringitis

Konjungtivitis tanpa disertai eksudat/purulen (conjunctival

suffusion)

Uveitis

Fotofobia pada hari ke 3-4

Penurunan kesadaran 25% kasus

Ruam kulit

Hepatomegali dan splenomegaly.1,4,5

2. Fase imun/fase leptospirurik sirkulasi antibody dapat dideteksi dengan

isolasi kuman dari urin, dan mungkin tidak bisa didapatkan lagi dari

darah atau cairan serebrospinal. Fase ini terjadi pada hari pertama sampai

hari ke 30 akibat respon pertahanan tubuh terhadap infeksi. Gejalanya

antara lain :

Demam mencapai 400C disertai menggigil dan kelemahan

umum

Nyeri otot pada leher, perut dan otot-otot kaki terutama otot

betis. Pada nyeri perut, hal ini biasanya disebabkan oleh pembesaran

hepar dan terjadi hepatitis.

Gejala kerusakan pada ginjal dan hati (uremik dan

jaundice)

Manifestasi perdarahan petechie, purpura, mimisan,

perdarahan gusi, serta tanda-tanda akibat radang selaput otak.

Injeksi konjungtiva.1,4,5

3. Penyakit weil. ini merupakan fase terberat pada penyakit ini, diamana

terjadi peningkatan kreatinin dan terjadi ikterus. Pada stadium ini, banyak

organ yang terkena. Pada pemeriksaan fisik paru misalnya dapat

ditemukan bunyi abnormal seperti terdapatnya bunyi wheezing. Pada

jantung dapat terjadi miokarditis, sehingga pada auskultasi dapat

ditemukan S3 gallop bahkan sampai pada atrial fibrilasi. 1,4,5

21

Page 21: Lepto Spiros Is

F. Diagnosis

Pada umumnya diagnosis awal leptospirosis sulit, karena pasien biasanya

datang dengan meningitis, hepatitis, pneumonia, influenza, sindroma syok toksik,

demam yang tidak diketahui asalnya, dan diateisis hemoragik, bahkan beberapa

kasus datang sebagai pankreatitis. 1,4 Pada anamnesis penting diketahui tentang

riwayat pekerjaan pasien, apakah termasuk kelompok resiko tinggi. 1,4 Gejala atau

keluhan didapati demam yang muncul mendadak, sakit kepala terutama dibagian

frontal, nyeri otot, mata merah/fotofobia, mual atau muntah, pada pemeriksaan

fisik, dijumpai demam, bradikardi, nyeri tekan otot, hepatomegali dan lain-lain.1,4

Pada pemeriksaan laboratorium diagnosis pasti dilakukan dengan mencari

antibodi antileptospira yang dapat dideteksi dengan menggunakan microscopic

agglutination test (MAT). 1,4 Pemeriksaan darah rutin bisa dijumpai leukositosis,

normal atau sedikit menurun, disertai gambaran neutrofilia dan laju endap darah

yang tinggi. 1,4 Pada urin dijumpai proteinuria, leukosuria, dan torak(cast). Bila

organ hati terlibat, bilirubin direk meningkat tanpa peningkatan transaminase,

BUN, ureum dan kreatinin juga bisa meninggi bila terjadi komplikasi pada

ginjal.1,4 Trombositopenia terdapat pada 50% kasus. Diagnose pasti dengan isolasi

leptospira dari cairan tubuh dan serologi.1,4

Untuk kultur, dilakukan dengan mengambil spesimen dari darah atau CCS

segera pada gejala awal.1,4 Dianjurkan untuk melakukan kultur ganda dan

mengambil spesimen pada fase leptospiremia serta belum diberi antibiotik.1,4

Kultur urin diambil setelah 2-4 minggu onset penyakit.1,4 Pada spesimen yang

terkontaminasi, inokulasi hewan dapat digunakan. 1,4

Untuk tes serologi digunakan untuk mendeteksi adanya leptospira dengan

cepat yaitu dengan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR), silver stain

atau fluroscent antibody stain dan mikroskop lapangan gelap.1,4

Tabel 1. Jenis uji serologi pada leptospirosis4

Jenis uji Serologi pada leptospirosisMicroscopic Agglutination Test (MAT) Macroscopic Slide Agglutination Test

22

Page 22: Lepto Spiros Is

(MSAT)Uji carik celup:

- Lepto Dipsttick- LeptoTek Lateral Flow

Aglutinasi Lateks kering (Leptotek Dry-Dot)Indirect Fluorescent Antibody test (IFAT)Indirect Haemagglutination test (IHA)uji aglutinasi lateksComplement fixation test (CFT)

Enzyme Linked Immunosorban Assay (ELISA)Microcapsule Aglutination TestPatoc- Slide Agglutination test (PSAT)Sensitized Erythrocyte Lysis test (SEL)Counter Immune Electrophoresis (CIE)

G. Diagnosis Banding

Pada fase ringan, penyakit leptospirosis menunjukan gejala mirip flu,

sehingga pada fase ini leptospirosis dapat di diagnosis banding dengan

influenza.6Namun pada fase yang lebih berat, leptospirosis dapat mengenai

banyak organ. Pada fase ini, dapat terjadi hepatitis, penyakit ginjal kronik,

vaskulitis, miokarditis, dan lain-lain.1,6

H. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu :7

1. Pemeriksaan laboratorium7

Digunakan dengan 2 tujuan, yaitu untuk mengatahui diagnosis dan untuk

mengetahui sejauh mana infeksi telah mengenai organ-organ lain dan

keparahan dari komplikasinya. Antibodi antileptospira dapat dideteksi dengan

menggunakan microscopic agglutination test (MAT). Pemeriksaan

laboratorium lainnya yang dapat digunakan untuk mengetahui organ lain yang

terkena yaitu :

a. pemeriksaan hemoglobin pada anemia karena perdarahan paru dan

traktus gastrointestinal

b. serum bilirubin yang biasanya meningkat jika mengenai hati

c. ureum kreatini yang menigkat pada penyakit ginjal

d. penurunan kadar platelet dan peningkatan massa pembekuan yang

menunjukan tanda-tanda DIC. 7

23

Page 23: Lepto Spiros Is

Gambar 1. Contoh pemeriksan lapangan gelap pada MAT7

2. Teknik Pencitraan7

Pemeriksaan ini juga sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana organ

lain yang terkena dampak dari infeksi leptospira. Kelainan umum yang sering

dijumpai pada foto dada yaitu kardiomegali, edema pulmonal karena

miokarditis. Pada pasien dengan perdarahan alveolar karena kapilaritis paru,

parenkim paru dapat ditemukan patchy infiltrate. USG kandung empedu

dapat menunjukan acalculous cholecystitis.

3. Pemeriksaan histologi7

Tidak lama setelah inokulasi dan selama masa inkubasi, leptospira bereplikasi

secara aktif di hepar, dan menyebar ke seluruh tubuh untuk menginfeksi

organ-organ lainnya. Silver stain dan immunofluorescent merupakan

pemeriksaan histologi yang digunakan untuk mengindentifikasi leptospira

pada hati, lien, ginjal, CNS, otot, dan jantung. Pada fase akut, temuan

histologi dapat menunjukan organisme leptospira tanpa banyak infiltra

inflamasi. Leptospirosis dapat terlihat sebagai vaskulitis sistemik yang

infektif. Toxin leptospira dapat dapat menembus sel endothelial membrane

kapiler. Toxin ini dapat mengakibatkan terjadinya ekstravasasi dari darah dan

leptospirosis dari pembuluh darah ke daerah parenkimal sekitar. Kemudian

akibat sistem kapiler yang tidak lagi berfungsi, dapat menyebabkan iskemia

dan kematian sel (nekrosis). Kemudian setelah itu dapat ditemukan

predominasi sel mononklear pada area nekrosis. 7

24

Page 24: Lepto Spiros Is

Gambar 2. Gambaran histologisleptospira pada silver stain7

I. Pengobatan

Pengobatan suportif dengan observasi ketat untuk mendeteksi dan mengatasi

keadaan dehidrasi, hipotensi, pedarahan dan gagal ginjal sanga penting pada

leptospirosis.1,5,8 Gangguan fungsi ginjal umumnya dengan spontan akan membaik

dengan membaiknya kondisi pasien. Namun pada beberapa pasien membutuhkan

tindakan hemodialisa temporer.1

Pemberian antibiotik harus dimulai secepat mungkin, biasanya pemberian

dalam 14 hari setelah omset cukup efektif.1,8,9 Berbagai jenis pilihan antibiotic

pilihan untuk terapi leptospirosis antara lain : doksisiklin, ampsilin, amoksisilin

dan Penisilin G. untuk kasus berat, pemberian intravena penisilin G, amoksisilin,

ampisilin, atau eritromisin dapat diberikan. 1,5,8,9 Sedangkan untuk kasus-kasus

ringan dapat diberikan antibiotika oral seperti tetrasiklin, doksisiklin, ampisilin

atau amoksisilin maupun sefalospoin. 1,5,8,9 Pada pasien hamil yang alergi terhadap

penisilin, dapat diberikan terapi pengganti yaitu dengan eritromisin. 8,9

Pengobatan dan Kemoprofilaksis leptospirosis

Indikasi Regimen Dosis

Leptospirosis Ringan Doksisiklin

Ampisilin

Amoksisilin

2 X 100mg

4 X 500-750 mg

4 X 500mg

Leptospirosis Sedang /

Berat

Penisilin G

Ampisilin

Amoksisilin

1,5 juta unit / 6 jam (i.v)

1 gram / 6 jam (i.v)

1 gram / 6 jam (i.v)

Kemoprofilaksis Doksisiklin 200mg / minggu

25

Page 25: Lepto Spiros Is

Sampai saat ini penisilin masih merupakan antibiotika pilihan utama, namun

perlu diingat bahwa antibiotika bermanfaat jika leptospira masih didarah (fase

leptospiraemia). 1,8 Pada pemberian penisilin, dapat muncul reaksi Jarisch-

Herxherimer 4 sampai 6 jam setelah pemberian intravena, yang menunjukan

adanya aktivitas anti leptospira. 1,8 Tindakan suportif diberikan sesuai dengan

keparahan penyakit dan komplikasi yang timbul. 1,8 Keseimbangan cairan,

elektrolit dan asam basa diatur sebagaimana pada penanggulangan gagal ginjal

secara umum. 1,8 Kalau terjadi azotemia/uremia berat sebaiknya dilakukan

dialisis.1

Untuk diet, harus diberikan masukan cairan yagn adekuat, untuk menghindari

penurunan cairan selam periode poliuri. 1,8,9 Pada kasus yang berat, restriksi

elektrolit dan protein dilakukan pada insufisiensi renal. 1 Pasien dengan hipotensi

dan syok tidak boleh diberikan makanan secara enteral sampai perfusi kembali

normal. 1,8,9

J. Prognosis

Jika tidak ada icterus, penyakit jarang fatal. Pada kasus dengan icterus, angka

kematian 5% pada umur dibawah 30 tahun dan pada usia lanjut mencapai 30-

40%.1,10

26

Page 26: Lepto Spiros Is

BAB III

PEMBAHASAN

Pasien MRS dengan keluhan lemah sejak 4 hari SMRS. Lemah dirasakan

tiba-tiba. Pasien juga mengeluh pusing ketika berjalan dan terkadang merasa

seperti mau terjatuh. Pasien juga mengeluh nyeri pada kaki kiri dan tangan kanan

dan terasa sakit sekali jika berjalan pada kaki kiri. Kaki kiri juga terasa tebal jika

berjalan, begitu juga dengan kaki kanan. Pasien merasa sulit tidur sejak 4 hari dan

sering terbangun, nyeri kepala (-). Keluhan ini diawali dengan demam (+).

Sesak(-), mual(+), muntah(+) 1 kali isi cairan sejak 1 hari SMRS, nyeri perut atas

(+). Makan/minum kurang, BAB/BAK normal.

Pasien memiliki riwayat hipertensi (+) tapi tidak pernah diobati, DM

disangkal. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami gejala seperti yang

sekarang dialami. Dalam keluarga juga pasien mengaku tidak ada yang

mengalami gejala yang sama. Pasien memiliki riwayat kebiasaan sering

membersihkan parit jika musim hujan dan parit tersumbat, rokok (-), alkohol (-).

Sebelumnya pasien belum pernah berobat ke dokter. Pada pemeriksaan fisik

ditemukan injeksi konjungtiva, sklera ikterik.

Dari gejala dan tanda di atas, maka pasien didiagnosis dengan leptospirosis.

Hal ini didukung dengan adanya riwayat membersihkan selokan yang merupakan

salah satu faktor resiko infeksi bakteri leptospira.

Selain itu, didapatkan peningkatan kadar ureum/kreatinin (181/7,9) TKK :

9,74) dan leukosit (14.600 sel/mm3) serta terjadi juga penurunan jumlah trombosit

(30.000). Dari hasil pemeriksaan ini, awalnya pasien didiagnosis dengan suspek

leptospirosis dan CKD ESRD. Namun setelah pengobatan selama 4 hari, terjadi

perbaikan nilai ureum dan kreatinin (89/1,8, TKK:42,77), sehingga diagnosis

suspek leptospirosis berubah menjadi leptospirosis yang dapat dicurigai kalau

pasien sudah masuk leptospirosis stadium berat (penyakit weil) yang sudah

mengenai beberapa organ, misalnya ginjal yang jika dilihat dari nilai TKK

menggambarkan CKD ESRD pada awal pemeriksaan. Jumlah trombosit yang

rendah juga dapat dicurigai terjadi kelainan vaskular yaitu DIC.

27

Page 27: Lepto Spiros Is

Pemeriksaan lain yang dilakukan yaitu pemeriksaan USG. Pada pemeriksaan

ini didapatkan hasil :

Perlemakan hati

Gambaran penyakit parenkim ginjal

Dari hasil USG diatas dapat disimpulkan kalau infeksi sudah jauh

menginfeksi organ lain, tidak hanya ginjal, vaskuler, namun juga sudah mengenai

organ hati.

Pengobatan pasien ini diberikan antibiotik sefalosporin golongan III

(ceftriaxone). Selain itu diberikan terapi suportif untuk keluhan yang mengenai

organ seperti ketocid, bicnat, Hepa-Q, aminoleban dan captopril. Meskipun

diagnosis leptospirosis pada pasien ini belum pasti, mengingat diagnosis pasti

ditegakan berdasarkan microscopic agglutination test (MAT), namun menimbang

respon pasien yang baik terhadap pengobatan yang diberikan, maka dapat

dikatakan pasien mengalami infeksi leptospira (leptospirosis).

Prognosis pasien dengan leptospirosis biasanya baik, namun yang fatal pun

hanya 5% pada pasien muda dan 30-40% pada pasien dengan usia lanjut. Pada

pasien dalam laporan ini, lama perawatan adalah 2 minggu dan pasien pulang

pada tanggal 5 mei 2014 dengan keadaan sehat.

28

Page 28: Lepto Spiros Is

DAFTAR PUSTAKA

1. Zein U. Leptospirosis. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III,

Ed.V. Jakarta: InternaPublishing; 2009. Hal:2807-2811

2. Gompf SG, Bronze ME. Leptospirosis overview. [Online] 2014 March 14

[cited 2014 May 25]; [6 screen]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/220563-overview#showall

3. National Center for Emerging and Zoonotic Infectious Diseases.

Leptospirosis. [cited 2014 May 25]; [1 screen]. Available from:

http://www.cdc.gov/leptospirosis/pdf/fact-sheet.pdf

4. Gompf SG, Bronze ME. Leptospirosis Clinical Presentation. [Online] 2014

March 14 [cited 2014 May 25]; [4 screen]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/220563-clinical#showall

5. Angky M. Interna : a mini note. Makassar : Medical Mini note Production;

2014. Hal : 63-64

6. Gompf SG, Bronze ME. Leptospirosis Differential Diagnosis. [Online] 2014

March 14 [cited 2014 May 25]; [4 screen]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/220563-differential

7. Gompf SG, Bronze ME. Leptospirosis Workup. [Online] 2014 March 14

[cited 2014 May 25]; [6 screen]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/220563-workup#showall

8. Gompf SG, Bronze ME. Leptospirosis Treatment & Management. [Online]

2014 March 14 [cited 2014 May 25]; [5 screen]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/220563-treatment#showall

9. Gompf SG, Bronze ME. Leptospirosis Medicaion. [Online] 2014 March 14

[cited 2014 May 25]; [6 screen]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/220563-medication#showall

10. Gompf SG, Bronze ME. Leptospirosis Follow-up. [Online] 2014 March 14

[cited 2014 May 25]; [5 screen]. Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/220563-followup#showall

29