lembar kerja 1 - universitas brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... ·...

53
LEMBAR KERJA 1 PEMBERIAN PAKAN DAN MINUM Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ternak perah adalah pakan dan air minum. Pakan merupakan sumber energi dan protein bagi mahluk hidup. Ternak ruminansia contohnya sapi perah pakan pokoknya berupa rumput rumputan, daun – daunan tanaman leguminosa dan dari berbagai jenis pohon - pohonan atau tanaman semak serta limbah pertanian. Berbagai macam hijauan pakan ternak seperti yang disebut di atas berfungsi sebagai sumber zat makanan sehingga ternak dapat mempunyai produksi susu yang tinggi. Selain hijauan sapi perah perlu diberi pakan konsentrat. Pakan yang baik dalam bentuk hijauan maupun konsentrat mempunyai peranan yang sangat erat terhadap kuantitas dan kualitas produksi susu, sehingga pemberiannya harus sesuai dengan berat badan, produksi dan kadar lemak susu dari sapi perah laktasi. Demikian pula dengan pedet maupun sapi dara, pakan yang diberikan harus dapat mendukung kecepatan pertumbuhannya. Sedang pemberian air minum sebaiknya secara ad libitum. Alat dan bahan 1. Timbangan (menimbang pakan) 2. Karung 3. Ember 4. Termometer – Higrometer 5. Pita ukur sapi 6. Hijauan 7. Konsentrat Tugas 1. Ukur bobot hidup ternak, produksi susu, kadar lemak dan pertambahan bobot badan. 2. Cari informasi status reproduksinya. 3. Periksa Body Condition Score (BCS) 4. Hitung jumlah pakan dan air minum yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan tingkat konsumsi dan palatabilitas pakan kemudian perhatikan waktu yang tepat dalam pemberian pakan dan cara memberikannya. 1

Upload: ledang

Post on 06-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

LEMBAR KERJA 1PEMBERIAN PAKAN DAN MINUM

Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ternak perah adalah pakan dan air minum. Pakan merupakan sumber energi dan protein bagi mahluk hidup. Ternak ruminansia contohnya sapi perah pakan pokoknya berupa rumput rumputan, daun – daunan tanaman leguminosa dan dari berbagai jenis pohon - pohonan atau tanaman semak serta limbah pertanian. Berbagai macam hijauan pakan ternak seperti yang disebut di atas berfungsi sebagai sumber zat makanan sehingga ternak dapat mempunyai produksi susu yang tinggi. Selain hijauan sapi perah perlu diberi pakan konsentrat. Pakan yang baik dalam bentuk hijauan maupun konsentrat mempunyai peranan yang sangat erat terhadap kuantitas dan kualitas produksi susu, sehingga pemberiannya harus sesuai dengan berat badan, produksi dan kadar lemak susu dari sapi perah laktasi. Demikian pula dengan pedet maupun sapi dara, pakan yang diberikan harus dapat mendukung kecepatan pertumbuhannya. Sedang pemberian air minum sebaiknya secara ad libitum.

Alat dan bahan1. Timbangan (menimbang pakan)2. Karung3. Ember4. Termometer – Higrometer 5. Pita ukur sapi6. Hijauan7. Konsentrat

Tugas1. Ukur bobot hidup ternak, produksi susu, kadar lemak dan pertambahan

bobot badan.2. Cari informasi status reproduksinya.3. Periksa Body Condition Score (BCS)4. Hitung jumlah pakan dan air minum yang dibutuhkan dengan

mempertimbangkan tingkat konsumsi dan palatabilitas pakan kemudian perhatikan waktu yang tepat dalam pemberian pakan dan cara memberikannya.

5. Berikan pakan dan minum sesuai dengan cara setempat.6. Berikan pakan dan minum dengan cara alternatif dengan seijin

petugas. 7. Hitung konsumsi pakan dan air minum hubungkan dengan suhu

lingkungan.8. Perhatikan suhu dan kelembaban lingkungan serta kecepatan angin.9. Bersihkan dan kembalikan alat yang digunakan

1

Page 2: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Hasil Pengamatan dan Pembahasan

2

Page 3: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Kesimpulan

Daftar Pustaka

3

Page 4: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

LEMBAR KERJA 2PENILAIAN DAN PEMILIHAN SAPI PERAH

Acara pemilihan dan kontes ternak sapi perah merupakan salah satu cara untuk melakukan seleksi pada sapi atau ternak perah yang baik berdasarkan penampakan bentuk tubuh (Body Conformation) dari luar dan sesuai untuk produksi daging atau susu. Selain itu juga dapat menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak sapi perah sudah baik atau belum. Sapi perah yang mempunyai nilai tinggi dalam kontes tersebut belum tentu mempunyai nilai genetik yang tinggi bila tidak disertai dengan recording yang baik. Hasil seleksi secara eksterior dan didukung oleh data recording yang baik dapat digunakan untuk menentukan apakah ternak tersebut layak untuk dijadikan bibit atau tidak. Tipe fungsional dapat diartikan sebagai bentuk tubuh yang pantas untuk tipe perah dan mudahnya manajemen pada kandang free stall atau stanchion barn housing yang nantinya akan diperoleh umur sapi perah yang panjang dan menghasilkan produksi susu yang tinggi. Tipe kekuatan ambing menggantung, kuku dan kaki serta ukuran tubuh mempunyai hubungan yang positif dengan lamanya hidup dan besarnya life time production.

Seleksi sapi perah yang menggunakan parameter penampakan dari luar menurut Hartman (1990) yaitu “Liniear Classification”. Klasifikasi linear merupakan suatu alat pembantu untuk merencanakan peternakan sapi perah, karena sebagian besar tipe fungsional digunakan untuk meramalkan produksi sapi perah yang bersangkutan. Sapi perah betina merupakan tipe fungsional dalam menghasilkan sejumlah besar produksi susu dari beberapa periode sapi laktasi.

Bagian – bagian dari sapi perah

Hal yang pertama kali dilakukan untuk belajar tentang sapi perah adalah

mempelajari nama – nama bagian sapi perah. Lihat bagan sapi di bawah ini secara

seksama :

4

Page 5: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Ada 5 kategori utama yang ditentukan : Frame : 15 % Dairy Character : 20 % Body Capacity : 10 % Feet and Leg : 15 % Udder : 40 %

1. Frame 15 %

Frame meliputi penilaian pada rump, stature, front end dan back. Rump termasuk hip (hook), thruls dan pins. Rump yang ideal

adalah panjang, luas dan rata. Oleh karena itu rump merupakan framework untuk ambing.

Thruls harus luas dan terletak di antara hip dan pin dan di tengah. Letak dari thruls menentukan struktur kaki belakang, sehingga hal ini merupakan bagian penting untuk diamati. Pins harus tinggi dan luas.

Stature dinilai melalui tinggi dan panjang tulang kaki. Hewan yang lebih tinggi biasanya ambingnya lebih tinggi dan cenderung sebagai sapi yang besar dengan kapasitas makan yang banyak. Kapasitas makan yang lebih banyak mensuplai nutrisi untuk produksi susu lebih banyak sehingga produksi susu banyak.

Front end terdiri dari dada yang dalam dan luas, dengan shoulder yang merata dengan body wall. Shoulder yang rata dengan body wall akan menyebabkan sapi tampak harmoni, style dan balanced.

NB : Rump, Stature, dan Front end adalah aspek pertimbangan utama pada evaluasi bagian frame. Breed characteristic untuk Holstein kepalanya harus

5

Page 6: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

feminim, moncongnya lebar, lubang hidungnya terbuka lebar dan mempunyai rahang yang kuat.

2. Dairy Character 20 %

Dairy character ditentukan dengan bukti seekor sapi perah dapat memproduksi banyak susu. Dairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak kasar dan secara keseluruhan bersih. Yang penting kaitannya penilaian dalam penilaian dairy character adalah ribs, thighs, withers, dan chine.

3. Body Capacity 10 %

Body capacity biasanya dihubungkan dengan kemampuan ternak untuk dapat makan dengan banyak yang digunakan untuk memperoleh nutrisi untuk memproduksi susu yang banyak. Body capacity penilaian terhadap panjang dan dalam dari tubuh ternak. Body capacity yang baik biasanya ditandai dengan kapasitas, kekuatan dan tenaga. Body capacity diekspresikan dalam terminologi panjang, luas dan dalam bagian barrel. Seekor ternak seharusnya memiliki chest yang lebar, dengan ribs yang menghadap ke arah udder dan baik serta dalam.

4. Feet and Legs 15 %

Pada feet dan legs yang penting dalam kategori penilaian adalah feet, rear legs (rear dan side view), hocks dan pasterns. Kaki yang ideal adalah toe yang pendek dan heel yang dalam dan pendek, pastern yang kuat. Rear legs seharusnya renggang dan lurus dengan model hock yang moderat. Kaki yang sempurna ketika berjalan adalah lurus ke atas ketika dilihat dari bagian belakang. Hock yang ideal adalah flat dan bersih, tidak bengkak.

5. Udder 40 %

Udder adalah bagian penting dari seekor sapi perah. Sapi perah adalah penghasil susu maka perlu ditekankan pada sistem mamary. Jika melihat performa jangka panjang, maka pemilihan ditekankan pada produksi yang tinggi yaitu udder harus benar – benar kuat, memiliki ukuran serta kapasitas yang layak, dan seimbang. Fore udder seharusnya tidak terlalu besar, menempel secara kuat dan

sesuai dengan ukuran tubuh. Fore udder seharusnya tidak sama luasnya saat berkembang dan seimbang dengan rear udder. Udder harus sedikit bergerak saat sapi berjalan.

Perlekatan rear udder harus tinggi, luas, halus dan dalam. Bagian rear harus sama besar dan sama lebar dari atas sampai bawah.

Ligamen median dan lateral adalah pendukung utama dari udder. Ligamen median terletak membelah dua udder, dan ligamen lateral terletak di samping udder.

6

Page 7: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Teat harus sama ukurannya dan bentuknya dan panjangnya 1,5 sampai 2,5 inch. Teat harus terletak di ujung bawah udder.

Klasifikasi dari “National Holstein Fresian Association” akan membantu suatu farm dan mengevaluasi setiap sapi betina melalui 15 tipe fungsional sapi seperti:

1. Stature (tinggi badan)2. Strength (kekuatan)3. Body depth (kedalaman badan)4. Rump angel (sudut pantat)5. Rump length (panjang pantat)6. Hip width (daerah pinggul)7. Rear legs side view (kedudukan kaki belakang)8. Foot angel (sudut teracak)9. Fore udder attachment (pelekatan ambing depan)10. Rear udder hight (tinggi ambing belakang)11. Rear udder width (lebar ambing belakang)12. Udder clift (celah ambing)13. Udder depth ( kedalaman ambing)14. Teat placement (letak putting)Hal ini disebut klasifikasi linear, karena setiap perlakuan dievaluasi dengan

nilai linier yaitu 1 sampai 9.

1. STATURE (Tinggi badan)

Tinggi badan merupakan dasar pengukuran sapi perah betina, mulai dari tanah sampai pada bagian top withers. Sapi yang mempunyai tinggi badan 51 inch dan dibawah sedikit ekstrim memperoleh nilai 5 atau lebih rendah.

2. STRENGTH (Kekuatan)

Kekuatan dapat ditunjukkan oleh dada (chest) yang dalam dan lebar bila dilihat dari sebelah samping, sedang pada bagian muka, panjang dengan muzzle dalam dan bagian yang bertulang. Pada kontes dapat diperlihatkan kisaran kekuatan yang lemah sampai yang terkuat. Sapi perah betina yang ekstrim dangkal bila dilihat dari samping dan sempit dari pandangan depan, akan memperoleh nilai yang rendah.

7

Page 8: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

3. BODY DEPTH (Kedalaman tubuh)

Shallow Intermediate Deep

Pembuat klasifikasi melakukan evaluasi pada bagian ini, terutama yang dilihat adalah bagian rib cage. Sebagai contoh yang berkisar antara bentuk dangkal sampai ke intermediate hingga ke bentuk yang dalam. Hal ini penting sekali karena berhubungan langsung dengan kapasitas dari sapi tersebut untuk mengkonsumsi sejumlah besar

8

Page 9: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

raughage. Bila sapi tersebut mempunyai bentuk dangkal akan menerima nilai lebih rendah, bila sapi yang bersangkutan mempunyai tubuh yang dalam akan memperoleh nilai yang tinggi.

4. RUMP ANGEL (Sudut pantat)

Pins higher than Slight slope from Extreme slope hooks hips to pins from hips to pins

Pada bagian ini dilakukan observasi dari samping untuk menentukan bentuk sudut segitiga dari bagian rump yang ditunjukkan oleh tulang hip dan pin. Bagian pin yang tinggi dari pada hips, bentuk yang demikian ini

9

Page 10: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

disebut rump dalam keadaan miring. Ternak dalam keadaan seperti ini memperoleh nilai antara 1-9. Sapi perah betina yang mempuanyai sloping rump yang ekstrim dapat ditunjukkan pada gambar di atas.

5. THURL WIDTH (Lebar daerah pinggul)

Menentukan daerah pinggul dengan cara mengevaluasi daerah pelvic. Daerah pinggul merupakan daerah yang sangat penting, karena hal ini ada hubunganya dengan luas ruang pelvis yang dilewati pedet ketika dilahirkan. Sapi betina lebarnya daerah pinggul memiliki nilai yang berkisar antara 1-9.

6. REAR LEGS, SIDES VIEW (Kaki belakang, pandangan samping)

Posty In Posty Intermediate set Sickle

Posty Intermediate set Sickle

Hocked-in Correct

10

Page 11: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Kaki belakang dievaluasi dari pandangan samping, karena hal ini merupakan bagian yang perlu diperhatikan, mengingat berdiri merupakan kekuatan dasar saat dikandang model free stall dan menunggu selama proses pemerahan, yang akan menyebabkan adanya gangguan antara otot dengan tendon pada kaki. Penilaian pada daerah ini sangat penting untuk dijadikan sapi bibit.

7. FOOT ANGEL ( Sudut teracak)

Low Intermediate Steep

11

Page 12: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Penilaian sudut teracak sebagai dasar dari keterjalanan, dilihat dari sisi samping. Sudut teracak yang rendah mempunyai nilai 1-4. Sapi yang tergolong intermediate mempunyai nilai 5, sedang sudut yang ekstrim mempunyai nilai 6-9. Bagian ini berhubungan dengan daya tahan dan gerakan dari sapi yang bersangkutan.

8. FORE UDDER ATTACHMENT (Pelekatan ambing depan)

Loose Intermediate Strong

12

Page 13: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Nilai pada bagian ini ditentukan oleh observasi dari sebelah samping dan ditentukan oleh kekuatan dari lateral ligament. Ambing yang kurang pertautannya mempunyai nilai 1-4. Sapi yang termasuk intermediate mempunyai nilai 5, sedang sapi perah yang mempunyai perlekatan ambing yang baik mempunyai nilai 6-9. Hal ini sangat penting diperhatikan karena erat hubungannya dengan terjadinya luka pada puting dan ambing, serta sulit/mudahnya proses pemerahan.

9. REAR UDDER HEIGHT (Tinggi ambing belakang)

13

Page 14: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Low Intermediate High

Pada prinsipnya pertautan ambing belakang ditentukan oleh tingginya ambing belakang. Sapi yang mempunyai pertautan ambing belakang rendah menerima nilai 1-5, sedang sapi yang termasuk kategori intermediate memperoleh nilai 5 dan sapi yang memiliki pertautan tinggi secara ekstrim mempunyai nilai 6-9. Ambing belakang yang tinggi menunjukkan bahwa ambing tersebut mempunyai kapasitas yang tinggi.

10. REAR UDDER WIDTH (Lebar ambing belakang)

14

Page 15: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Narrow Intermediate Wide

Lebar dari pertautan ambing belakang juga dapat ditentukan dari arah belakang. Hal ini merupakan indikator dari kapasitas ambing dan kemampuan dalam memproduksi susu.

11. UDDER SUPPORT ( Penunjang ambing)

Weak Intermediate Strong

Penunjang ambing dapat juga disebut celah ambing, yang dapat dievaluasi oleh penampakan dasar ambing bagian belakang. Penilaian pada dasarnya adalah kedalaman dari celah. Bagian ini merupakan bagian yang terpenting karena ada hubunganya dengan penunjang ambing dan posisi puting. Jika puting letaknya menyimpang akan mempersulit posisi pemerahan.

12. UDDER DEPTH (Kedalaman ambing)

15

Page 16: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Deep Udder Udder floor Udder well below hocks above hocks above hocks

Kedalaman ambing dapat diukur antara lantai dengan ambing yang berhubungan dengan hock.

13. FRONT TEAT PLACEMENT, REAR VIEW (Letak puting, dilihat dari belakang)

16

Page 17: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Wide placement Centrally placed Inside placement on quarter on quarter on quarter

Letak puting bagian depan dapat diberi penilaian seperti pada puting bagian belakang. Letak puting yang baik akan mempermudah pemerahan dan mengurangi terjadinya luka.

14. TEATH LENGTH (panjang puting)

Panjang puting dapat diukur dari penampakan samping. Panjang puting 1 inch atau kurang memperoleh 1-5. Sapi rata-rata memiliki panjang puting 2-2,5 inch. Sedang puting yang panjangnya 4 inch atau lebih memperoleh nilai 1-4. Puting yang agak panjang akan mempermudah pemerahan dan menimbulkan sedikit infeksi mastitis dan luka.

Tugas1. Amati dua ekor sapi perah betina yang sudah berproduksi dan umurnya

relatip sama.a. Tanda-tanda bentuk umum sapi perah

17

Page 18: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

b. Tanda tanda perangai pemerahanc. Tanda-tanda kondisi kekuatand. Tanda-tanda kesangguapan makan banyake. Tanda-tanda penghasil susu yang subur

2. Berdasarkan penilaian saudara pilih sapi mana yang baik digunakan untuk sapi perah yang produktif.

3. Untuk menguji obyektifitas penilaian saudara lakukanlah perabaan pada bagian yang saudara nilai, dan cocokkan dengan hasil penilaian saudara apakah sudah benar.

18

Page 19: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

FORM PENLAIAN SAPI

Bagian Sapi Yang Dinilai

SAPI Ke- %1 2 3 4

Frame 15 %StatureRump

Thurls width = Rump width

Front EndJUMLAHDairy Character 20 %

RibsThighsWithers

NeckChine

JUMLAHBody Capacity 10 %

Rib widthJarak antar Rib

Chest widthJUMLAHFoot and Legs 15 %

Foot angelPasternRear leg

Side leg viewHock

JUMLAHUdder 40 %

Fore udder attachmentRear udder heightRear udder width

Udder supportUdder depth

Front teat placementTeat length

JUMLAHJUMLAH

19

Page 20: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Hasil Pengamatan dan Pembahasan

20

Page 21: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

21

Page 22: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Kesimpulan

Daftar Pustaka

22

Page 23: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

LEMBAR KERJA 3PEMERIKSAAN BODY CONDITION SCORE

Body Condition Score (BCS) merupakan gambaran derajat kegemukan pada ternak yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya penerapan manajemen pakan dalam suatu peternakan sapi perah. Tabel 2 menunjukkan BCS yang diinginkan untuk berbagai tingkat laktasi dan berbagai umur heifer. Oleh karena tiap individu kondisinya bervariasi maka ada variasi di antara sapi – sapi tersebut pada tingkat laktasi yang sama. Tetapi apabila ada seekor sapi yang sangat ekstrim bedanya dari nilai yang disebutkan di tabel disarankan untuk mengubah ransumnya.

Table II. Desired and reasonable body condition scores of dairy cattle at critical times.

Time of scoring Desired score Reasonable rangeCowsCalving 3.5 3.0 - 4.0Peak Milk 2.0 1.5 - 2.0Mid-lactation 2.5 2.0 - 2.5Dry Off 3.5 3.0 - 3.5Heifers6 Months 2.5 2.0 - 3.0Breeding 2.5 2.0 - 3.0Calving 3.5 3.0 - 4.0

Examples of body condition scores

Body Condition Score 1

Body Condition Score 1Rump Area: Deep cavity around tailhead. No fatty tissue felt between pins. Pelvic bone easily felt. Skin is supple. Loin Area: Ends of short ribs sharp to touch. Upper surfaces can be felt easily. Deep depression in loin. Cows after having a severe DA are typically scored a 1.

23

Page 24: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Body Condition Score 2

Body Condition Score 2Rump Area: Shallow cavity lined with fatty tissue at tailhead. Some fatty tissue felt under pin bone. Pelvis easily felt.Loin Area: Ends of short ribs feel rounded. Upper surface felt with slight pressure. Depression visible in loin.High-producing, early lactation cows should score 2.

Body Condition Score 3

Body Condition Score 3Rump Area: No visible cavity around tailhead. Fatty tissue is easily felt over whole rump. Skin appears smooth. Pelvis is felt with slight pressure.Loin Area: Ends of short ribs can be felt with pressure. There is a thick layer of tissue on top. There is only a slight depression in the loin.

Body Condition Score 4

Body Condition Score 4Rump Area: Folds of fatty tissue are visible around tailhead. Patches of fat are present around the pin bones. Pelvis is felt only with firm pressure.Loin Area: Short ribs cannot be felt even with firm pressure. No

24

Page 25: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

depression is visible in loin between backbone and hip bone.

Body Condition Score 5

Body Condition Score 5Rump Area: Tailhead is buried in fatty tissue. Skin is distended. No part of pelvis can be felt even with firm pressure.Loin Area: Folds of fatty tissue over short ribs. Bone structures cannot be felt.These cows are good candidates for fat cow syndrome.

How do I Score a Cow? In dairy cattle, we rank cows on a scale of 1 (very thin) to 5 ( very fat). The parts of the cow's body we need to focus on is the rear end of the animal: primarily the area around the hips, (the hook bones), the pin bones and the tail-head

The chart below should help you determine a score for your cow. Some people like to start with the drawing an "imaginary" line between the hook and the pin bone as the first point of decision. If the line forms a "V", the score will be less or equal to three. If the line forms a "U", the score will be three or above. I prefer to use a combination of at least two factors to help me make my mind up.

25

Page 26: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Tugas:Amati dan raba dengan tekanan, tepat pada daerah loin, rump, tailhead,

pin bone, thurl dan hook (hip) bone. Bandingkan hasil pemeriksaan anda dengan Dairy Herd BCS Cart berikut dan lakukan diskusi dan penilaian (apakah manajemn pemberian pakan dilokasi praktikum sudah sesuai dengan standart)

26

Page 27: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Hasil Pengamatan dan Pembahasan

27

Page 28: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Kesimpulan

Daftar Pustaka

28

Page 29: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

LEMBAR KERJA 4MEMANDIKAN / MEMBERSIHKAN BAGIAN LUAR TUBUH SAPI

Dalam rangka untuk menjaga kesehatan kulit dan mutu produksi susu sapi perah maka setiap kotoran maupun debu dan rambut yang lepas harus dibersihkan dengan cara menyikat (gromming) maupun memandikan bila mana diperlukan. Memandikan ternak perah sebaiknya dilakukan pada pagi hari, untuk selanjutnya ternak perah dilepas di tempat exercise atau dijemur di bawah sinar matahari selama 1-2 jam. Bila menggunakan sabun maka hindarkan air sabun tersebut dari mata untuk menghindari stres pada ternak. Penggunaan sikat dari bahan plastik maupun ijuk harus dilakukan secara bijaksana, sebaiknya searah dengan tumbuhnya rambut atau bulu, hindarkan penggosokan yang terlalu kuat yang dapat menimbulkan luka. Bila ada kotoran yang sulit dibersihkan, maka lakukan pembersihan dengan sabar, bila perlu tenak harus dibasahi atau diguyur dengan air agar kotoran jadi lunak dan baru dilakukan penyikatan. Rambut yang terlalu panjang disekitar ambing dan kedua kaki belakang sebaiknya dipotong secara teratur. Kebersihan kulit dan rambut diharapkan dapat menjamin kesehatan kulit dan kesehatan susu. Hindarkan tetesan air membasahi puting terlalu lama untuk mencegah masuknya kuman ke puting yang dapat menimbulkan mastitis.Alat dan bahan:

1. Sikat2. Ember / selang3. Sabun cuci4. Air bersih5. Tali pengikat sapi / ekor6. Termometer

Cara Pelaksanaan1. Bersihkan alat dan bahan yang digunakan2. Bersihkan pakan / kotoran di sekitar ternak3. Periksa tali pengikat ekor sapi4. Periksa respiration rate dan suhu rektal5. Guyur sapi dengan air bersih dari arah belakang ke depan hingga

seluruh permukaan tubuh basah6. Ambil sikat dan bersihkan bagian tubuh yang kotor termasuk lipatan

paha, sekitar ambing dan celah kuku (gunakan sabun bila perlu)7. Bilas dengan air bersih dan lakukan penjemuran (jangan lupa melepas

tali pengikat ekor) agar kulit kering dan mendapat kesempatan exercise.

8. Bila kasus mastitis cukup tinggi kejadiannya lakukan perendaman puting dengan biocid atau preparat lain sebelum ternak di jemur.

Periksa respiration rate dan rectal temperature serta air liurnya, selanjutnya ternak segera dimasukkan ke kandang atau tempat yang teduh manakala sinar matahari mulai terik dan ternak kepanasan.

29

Page 30: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Hasil Pengamatan dan Pembahasan

30

Page 31: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Kesimpulan

Daftar Pustaka

31

Page 32: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

LEMBAR KERJA 5PERKANDANGAN SAPI PERAH

Dalam melakukan rancang bangun kandang dan perlengkapannya seyogyanya :1. Dapat memperkecil kebutuhan tenaga kerja2. Dapat menghemat pemakaian peralatan3. Dapat memungkinkan untuk dilakukan pengembangan dimasa depan

Pada prinsipnya fungsi kandang sapi perah di daerah tropis antara lain:1. Memisahkan ternak ke dalam suatu lokasi yang khusus agar tidak

menimbulkan gangguan pada lingkungan sekitar, misalnya pemukiman, tanaman pangan dan pengguna lahan untuk kepentingan lainnya.

2. Memberi perlindungan ternak dari radiasi matahari dan stress panas.3. Melindungi ternak dari hujan lebat, angin kencang, khususnya pada

periode tertentu pada musim penghujan.4. Membuat lingkungan kandang yang dapat memberi kenyamanan pada

ternak dan peternak dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.Webster (1987) menegaskan bahwa kebutuhan lingkungan yang pokok untuk

menjamin tercapainya tingkat produksi yang optimal, kesehatan dan kesejahteraan ternak, maka dibutuhkan kondisi kandang yang nyaman (berkaitan dengan fisik dan suhu) dan kepuasan bertingkah laku.

Rancang bangun dan rekayasa kandang sapi perah tidak saja penting ditinjau dari kepentingan ternak tetapi juga untuk kepentingan peternak serta masyarakat sekitarnya.

Alat dan bahan:1. Pensil2. Meteran3. Selang air transparan (0,25 dim, 5 m)4. Kertas gambar5. Jangka6. Penggaris7. Thermometer8. Higrometer9. Obat nyamuk bakar (secukupnya)

Tugas:1. Buat gambar sapi perah lengkap dengan bagian bagiannya secara

proporsional dengan skala 1:50 pada kertas gambar yang sesuai. Perhatikan perbedaan ukuran atau kemiringan lantai untuk kandang pedet, sapi dara, laktasi, kering bunting tua, pejantan, karantina, kandang kawin, kamar susu, exercise yard, jaraknya dengan gudang pakan, sumber air minum dan kantor.

2. Perhatikan / ukur kemiringan lantai dan selokan kandang untuk pedet, sapi dara, laktasi, kering bunting tua, pejantan, karantina, kandang kawin, kamar susu, exercise yard.

3. Perhatikan sirkulasi udara kandang. Gunakan asap obat nyamuk bakar. Evaluasi kecepatan aliran udaranya (Gunakan standart yang

32

Page 33: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

dikemukakan olegh Mc.Dowell 1972 dalam improvement of livestock in warm climates halaman 41).

4. Ukur suhu kelembaban udara pada jam 06.00, 12.00 dan 18.00 pada ketinggian 150 cm dari lantai (tinggi sapi Friesian 150 cm).

5. Ukur statistik vital ternak perah misalnya : ukur tinggi, panjang badan, lingkar dada (ditarik dengan tegangan 5 kg) masing – masing sapi yang ada pada kategori kandang yang anda ukur.

6. Perhatikan tata air dan limbah, pola penanganan limbahnya dan gambar tempat penimbunan akhir limbah (buat skema pengelolaan limbahnya).

7. Bandingkan dengan pustaka dan tarik kesimpulannya.Catatan:

- Lakukan tugas anda dengan baik dan buat laporannya dengan diskusi dan simpulkan.

- Setiap kelompok mempersiapkan dan bertanggung jawab atas alat yang diperlukan / digunakan masing-masing.

33

Page 34: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Hasil Pengamatan dan Pembahasan

34

Page 35: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Kesimpulan

Daftar Pustaka

35

Page 36: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

LEMBAR KERJA 6MEMBERSIHKAN KANDANG

Kebersihan kandang hendaknya selalu dipelihara setiap saat untuk menjamin kesehatan ternak, masyarakat maupun lingkungan. Pembersihan kandang penting dilakukan setiap saat secara teratur. Sisa pakan, sisa susu, kotoran ternak dan air kencing serta bahan lain seperti botol / bungkus / kemasan obat dan makanan baik yang biodegradable perlu dibersihkan dari lingkungan kandang untuk menghindari pencemaran lingkungan maupun sarang lalat dan tikus serta hewan maupun mikroorganisme yang lain. Kandang yang tercemar dapat mencemari susu maupun menjadi media untuk tumbuh mikroorganisme yang dapat menggangu kesehatan masyarakat konsumen.Alat dan bahan:

1. Sekop2. Sapu lidi3. Sikat lantai4. Ember atau selang5. Sumber air bersih6. Gerobak sampah7. Cangkul8. Karung plastik

Tugas:1. Bersihkan tempat pakan dan minum dari sisa pakan dengan alat yang

sesuai. Masukkan sisa pakan ke dalam karung plastik (timbang) dengan menggunakan gerobak, buang di tempat yang telah ditentukan.

2. Bersihkan lantai dan dinding kandang dengan sekop, cangkul, sikat dan sapu. Timbang kotoran ternak dan masukkan ke dalam gerobak sampah dan buang di tempat yang ditentukan. Semprot atau guyur dengan air bersih bagian kandang yang masih kotor sambil disikat atau digosok dengan sapu bila perlu (hitung jumlah air yang digunakan).

3. Evaluasi semua kegiatan.

36

Page 37: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Hasil Pengamatan dan Pembahasan

37

Page 38: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Kesimpulan

Daftar Pustaka

38

Page 39: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

LEMBAR KERJA 7PENGELOLAAN LIMBAH

Pada peternakan dengan pola tradisional sering di jumpai terjadinya masalah yang terkait dengan saluran drainase dan penanganan limbah. Penanganan limbah seharusnya sudah diperhitungkan pada saat melakukan rancang bangun kandang sapi perah agar di kemudian hari tidak menjadi masalah serius bagi pencemaran lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan pada masyarakat sekitar. Limbah seyogyanya dapat dikelola sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil terjadinya pencemaran bahkan harus diupayakan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan misalnya pemanfaatan sebagai pupuk hijauan pakan ternak, kompos, sumber energi maupun pakan ternak.

Tugas:1. Hitung jumlah limbah yang harus dikelola perusahaan susu setiap hari

(bedakan macam limbahnya).2. Hitung panas yang muncul dari proses fermentasi limbah peternakan

dalam waktu 24 jam (bedakan limbah hijauan, konsentrat, kotoran ternak, urine, maupun kompos) buat percobaannya.

3. Amati pengelolaan limbah di perusahaan susu tempat praktikum anda.4. Kelola limbah di tempat praktek dengan bimbingan pertugas.5. Buatlah alternatip pengelolaan limbah berikut alasannya.6. Bersihkan dan kembalikan alat yang digunakan.

Hasil dan Pembahasan

39

Page 40: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

Kesimpulan

Daftar Pustaka

40

Page 41: LEMBAR KERJA 1 - Universitas Brawijayadairylab.fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/1b... · Web viewDairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh yang ideal, tidak

DAFTAR PUSTAKA

- Bath, D. L., F. N. Dickenson, H. A. Tucker and R. D. Apple. 1985. Dairy Cattle: Principles, Practices, Problems, profit. Third Ed. Lea & Febiger. Philadelphia.

- Chamberlain, A. 1989. Milk Prodaction in the Tropics. Longman Scientific and Technical. Kualalumpur.

- Hardjosubroto, W., 1990. Pola Operasioanl Pelaksanaan perbaikan Mutu Genetik sapi Perah. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta

- Nickerson, S.C., J.L. Watts, R. L. Boddie and C. H Ray. 1990. Effect of Postmilkking test Antiseptic on Teat Canal Infection In lactating dairy Cows. J. Dairy Sci., 73:373-380

- Rodenburg, J. 1996. Body Ciondition Scoreing of dairy cattle. http://search. gov.on.ca:8002/compass?view-template=simple

- Sarwiyono, R. de Jong. 1992. Housing and practical farm Management. Post graduate Program Specialization “ Animal Feeding” KPK UGM-UNIBRAW AH Project.

- Sarwiyono, P. Surjowardjoyo dan T. S. Susilorini. 1990. Manajemen Produksi ternak perah. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

- Webster. J. 1997. Understanding the dairy cow. B. s. p. professional Books. London.

41