lembaga sosial

29
LEMBAGA SOSIAL MAKALAH Oleh: 1. Kadina Alifianur 25010112130197 2. Jeany Rahma Nafizar 25010112130198 3. Dhandy Dwi Yustica 25010112130199 4. Yulia Nur Azizah 25010112130200 5. Ni’matun Faizah Laksana 25010112140201 6. Umi Ardiningsih 25010112130202 7. Ardita Prima Gistanio 25010112130203 8. Andrean Dikky Pradana Putra 25010112140204 9. Hamas Musyaddad 25010112130205 10. Ardy Widya Pangestu 25010112130206 11. Kinanti Fajar Cahyaning Tyas 25010112140207 12. Ilham Maulana 25010112130208 13. Rachmawati Yulianingtyas 25010112130209

Upload: kinanti-fajar-cahyaning-tyas

Post on 01-Dec-2015

144 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: lembaga sosial

LEMBAGA SOSIAL

MAKALAH

Oleh:

1. Kadina Alifianur 25010112130197

2. Jeany Rahma Nafizar 25010112130198

3. Dhandy Dwi Yustica 25010112130199

4. Yulia Nur Azizah 25010112130200

5. Ni’matun Faizah Laksana 25010112140201

6. Umi Ardiningsih 25010112130202

7. Ardita Prima Gistanio 25010112130203

8. Andrean Dikky Pradana Putra 25010112140204

9. Hamas Musyaddad 25010112130205

10. Ardy Widya Pangestu 25010112130206

11. Kinanti Fajar Cahyaning Tyas 25010112140207

12. Ilham Maulana 25010112130208

13. Rachmawati Yulianingtyas 25010112130209

14. Ferosvi Nada Adhima El Hasna 25010112140210

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2013

Page 2: lembaga sosial

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki keberagaman suku bangsa.

Dengan keberagaman tersebut, tentu saja menimbulkan keberagaman budaya masyarakat.

Tipe dan pola hidup masyarakat suku yang satu pasti akan berbeda dengan tipe dan pola

hidup masyarakat yang lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat,

didukung dengan adanya budaya globalisasi, mengarahkan pola hidup masyarakat dari

yang semula primitif, perlahan menjadi tradisional dan akhirnya menjadi modern seperti

sekarang ini. Dengan berkembangnya gaya dan pola hidup masyarakat yang semakin

modern, semakin berkembang dan bertambah pula kebutuhan masyarakat dalam menjalai

aktivitas sehari-hari. Dalam pemenuhan kebutuhannya, masing-masing individu

mengalami sebuah hubungan alamiah dengan individu lainnya dalam masyarakat.

Hubungan antar individu dalam masyarakat dalam usaha pemebuhan kebutuhannya

tersebut memerlukan sebuah pranata sosial budaya, yang memiliki fungsi-fungsi dan

aturan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat.

Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang biasanya

terhimpun di sekitar fungsi-fungsi atau tugas-tugas masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan pokok. Tujuan dari pranata sosial adalah mengatur cara berpikir dan cara

bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok. Sehingga pranata sosial atau lembaga sosial

yang dibutuhkan dalam hubungan dalam masyarakat mengandung himpunan kaidah-

kaidah atau norma-norma.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dan perkembangan lembaga sosial?

2. Apa sajakah unsur dan fungsi lembaga sosial?

3. Bagaimana pengembangan dan proses terjadinya pranata sosial?

4. Bagaimana klasifikasi ciri dan fungsi lembaga sosial?

Page 3: lembaga sosial

5. Apa sajakah macam-macam dari pranata sosial?

6. Apa sajakah lembaga dan pranata modern dan tradisional yang ada di Indonesia?

7. Bagaimana perbedaan pranata dan perkembangannya yang telah hidup dalam

masyarakat?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui konsep dan perkembangan lembaga sosial.

2. Mengidentifikasi unsur dan fungsi lembaga sosial.

3. Memahami pengembangan dan proses terjadinya pranata sosial.

4. Mengetahui klasifikasi ciri dan fungsi lembaga sosial.

5. Mengidentifikasi macam-macam dari pranata sosial

6. Mengidentifikasi lembaga dan pranata modern dan tradisional yang ada di

Indonesia

7. Mengetahui perbedaan pranata dan perkembangannya yang telah hidup dalam

masyarakat.

1.4 Manfaat

Bagi Mahasiswa :

1. Sebagai tambahan pengetahuan mengenai lembaga sosial.

2. Sebagai referensi untuk kajian belajar.

3. Sebagai tugas mata kuliah Sosiologi Antropologi.

Bagi Pembaca:

1. Menambah wawasan pembaca mengenai lembaga sosial.

2. Mempermudah pembaca dalam mengimplementasikan ilmu lembaga sosial

dalam kehidupan.

Page 4: lembaga sosial

BAB II

PEMBAHASAN

Menurut para ahli, lembaga sosial didefinisikan sebagai berikut :

a. Menurut Hoarton dan Hunt, lembaga sosial (institutation) bukanlah sebuah

bangunan, bukan kumpulan dari sekelompok orang, dan bukan sebuah organisasi.

Lembaga (institutations) adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan

atau kegiatan yang oleh masyarakat dipandang penting atau secara formal,

sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok

manusia. Dengan kata lain, lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun}

untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu.

b. Menurut Koentjaraningkrat, pranata sosial adalah suatu system tata kelakuan dan

hubungan yang berpusat kepada akatifitas sosial untuk memenuhi kompleks-

kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

c. Menurut Leopold Von Weise dan Becker, lembaga sosial adalah jaringan proses

hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan

itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan

kelompoknya.

d. Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page, lembaga sosial adalah prosedur atau tata

cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung

dalam suatu kelompok masyarakat.

e. Menurut Soerjono Soekanto, pranata sosial adalah himpunan norma-norma dari

segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehiduppan

masyarakat.

Page 5: lembaga sosial

2.1. Konsep dan Perkembangan Lembaga Sosial

membutuhkan

akan membentuk

Yaitu Yaitu Yaitu Yaitu

1. Keluarga

Manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidup

Nilai dan norma yang berlaku di

masyarakat

Lembaga Sosial

PendidikanEkonomiAgamaKeluarga

lembaga yang mengatur hubungan kelompok individu-

individu yang dipersatukan oleh

ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi, yang membentuk satu

rumah tangga yang berinteraksi dan

berkomunikasi satu sama lainnya.

Lembaga yang mengatur

pemenuhan kebutuhan fisik atau kebutuhan

material manusia.

Lembaga yang mengatur

masyarakat dalam menyebarkan

pengetahuan, nilai, norma, dan

ideologi untuk mempersiapkan

para generasi muda dalam mengambil alih peran generasi

tua.

lembaga yang mengatur sistem keyakinan dan

praktik hubungan manusia dan

Tuhan, manusia dan manusia, serta

manusia dan lingkungan alam.

Page 6: lembaga sosial

Proses perkembangan sosial berawal dari sejumlah nilai yang menjadi cita-cita

masyarakat. Nilai-nilai tersebut kemudian terinternalisasi dalam perilaku warga

masyarakat dan membentuk norma. Proses ini tentu tidak sekali jadi, tetapi melalui proses

yang panjang dan memakan waktu yang lama.

Norma-norma dalam masyarakat kemudian membentuk sistem norma yang

kemudian kita sebut lembaga sosial. Proses sejumlah norma menjadi lembaga sosial

disebut pelembagaan atau institusionalisasi. Proses ini pun memakan waktu yang lama dan

juga melalui internalisasi (penyerapan) dalam kebiasaan warga masyarakat.

Secara garis besar, timbulnya lembaga sosial dapat diklasifikasikan ke dalam dua

cara berikut:

1. Secara Tidak Terencana

Artinya, lembaga sosial itu lahir secara bertahap (berangsur-angsur) dalam praktek

kehidupan masyarakat. Hal ini biasanya terjadi ketika manusia dihadapkan pada

masalah-masalah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya.

2. Secara Terencana

Artinya, lembaga sosial muncul melalui suatu perencanaan yang matang oleh

seorang atau sekelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Misalnya,

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kota yang penghasilannya

terus menurun akibat lahan usaha dan lahan pertanian yang kurang memadai,

pemerintah membentuk institusi atau lembaga transmigrasi.

2.2. Unsur dan Fungsi Lembaga

2.2.1. Unsur Lembaga :

a. Simbol Kebudayaan

Manusia telah menciptakan berbagai simbol yang berfungsi untuk

mengingatkannya dengan cepat akan suatu lembaga.

Page 7: lembaga sosial

b. Kode Perilaku

Suatu kode/norma perilaku yang resmi betapapun mengesankan, tidak

menjamin pelaksanaan peran secara tepat. Misalnya suami atau istri bisa

mengingkari jani perkawinan. Jika kode perilaku benar-benar dipelajari dan

sering diperkuat, mungkin akan dipatuhi; jika tidak dan jika tidak ada sanksi

bagi pelanggaran maka kode itu akan diabaikan. Kode yang resmi hanya

merupakan sebagian dari keseluruhan perilaku yang membentuk peran

lembaga.

c. Ideologi

Ideologi mungkin dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu sistem

gagasan yang menyetujui seperangkat norma. Norma menetapkan

bagaimana orang diharapkan untuk berperilaku; ideologi menjelaskan

mengapa harus bertindak demikian dan mengapa mereka seringkali gagal

bertindak sebagaimana seharusnya. “Ideologi dapat didefinisikan sebagai

seperangkat gagasan yang menjelaskan atau melegalisasikam tatanan sosial,

struktur kekuasaan, atau cara hidup dilihat dari segi tujuan, kepentingan atau

status sosial dari kelompok atau kolektivitas dimana ideologi itu muncul.”

2.2.2. Fungsi Lembaga :

a. Fungsi Manifes

Terdapat fungsi yang oleh banyak orang dipandang dan diharapkan akan

dipenuhi oleh lembaga itu sendiri. Keluarga harus memelihara anak.

Lembaga ekonomi harus menghasilkan dan memdistribusikan kebutuhan

pokok dan mengarahkan arus modal ke tempat yang membutuhkan. Sekolah

harus mendidik anak-anak. Fungsi manifes adalah jelas, diakui, dan

biasanya dipuji (Paul B. Horton, 1996)

b. Fungsi Latens

Terdapat berbagai konsekuensi lembaga yang tidak dikehendaki dan tidak

dapat diramalkan. Lembaga ekonomi tidak hanya memproduksi dan

mendistribusikan kebutuhan pokok, tetapi kadang-kadang juga

meningkatkan pengangguran dan perbedaan kekayaan.

Lembaga pendidikan tidak hanya mendidik anak-anak, tetapi juga

menyelenggarakan hiburan dan menjauhkan orang-orang muda usia dari

Page 8: lembaga sosial

pasar tenaga kerja, yang menurut beberapa ahli teori konflik, melindungi

anak-anak orang kaya dari persaingan dengan anak-anak orang miskin (Paul

B. Horton, 1996).

Fungsi laten lembaga :

1) Mendukung fungsi manifes

2) Tidak relevan

3) Merongrong fungsi manifes

Fungsi laten meruntuhkan fungsi manifes.

Contohnya :

Peraturan pamong praja mempunyai fungsi manifes untuk menjamin staf

pegawai pemerintah yang kompeten dan berdedikasi membuat pemerintah

lebih efisien. Fungsi laten pamong praja ialah membentuk birokrasi yang

mengakar dan mencekik, yang bisa melindungi pegawai yang tidak

kompeten dan menyebabkan program pejabat terpilih mengecewakan. Jadi

terdapat banyak contoh dimana fungsi laten mungkin lebih tepat disebut

dengan “disfungsi laten” karena cenderung meruntuhkan lembaga atau

merintangi apa yang mau dicapai oleh fungsi manifes.

2.3. Pengembangan dan Proses Terjadinya Pranata Sosial

2.3.1. Pengembangan Pranata Sosial

2.3.1.1. Cresive institutions (pranata yang utama) adalah institusi yang paling

primer dan tumbuh dari adat istiadat. Contoh: perkawinan, agama dan

hak milik.

2.3.1.2. Enacted institutions (pranata yang dibuat) adalah institusi yang

dibentuk untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan tertentu. Contoh:

pendidikan, perdagangan dan utang piutang.

Page 9: lembaga sosial

2.3.2. Proses Terjadinya Pranata Sosial

2.3.2.1. Norma Sosial

Norma dalah wujud konkrit dari nilai yang merupakan pedoman, berisi

keharusan bagi individu atau masyarakat. Norma dianggap positif apabila

dianjurkan atau diwajibkan oleh lingkungan sosialnya. Sedangkan norma

dianggap negatif, apabila tindakan atau prilaku seseorang dilarang dalam

lingkungan sosialnya. Karena norma sosial sebagai ukuran untuk

berperilaku sehingga individu dapat menyesuaikan diri dengan norma yang

telah disepakati, maka diperlukan sanksi bagi individu yang melanggar

norma. Karena seseorang yang melanggar norma harus diberikan

penyadaran bahwa perbuatannya tersebut tidak sesuai dengan aturan.

Norma-norma yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat mempunyai

kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang lemah kekuatan

mengikatnya, adajuga yang kuat. Berkenaan hal tersebut dikenal ada

empat pengertian norma, sebagai berikut :

1) Cara (usage), penyimpangan terhadap cara tidak akan mendapat

hukuman yang berat, tetap hanya celaan. Contohnya orang yang makan

bersuara, cara makan tanpa sendok dan garpu.

2) Kebiasaan (folkways), perbuatan yang berulang-ulang sehingga

menjadi kebiasasan. Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat

dibandingkan cara. Bila tidak dilakukan dianggap menyimpang dari

kebiasaan umum dan masyarakat. Memberi hormat kepada orang lain

yang lebih tua, mendahulukan kaum wanita waktu antri dan

sebagainya.

3) Tata kelakuan (mores), kebiasaan yang dianggap tidak hanyasebagai

perilaku saja, tetapi diterima sebagai norma-norma pengatur.

4) Adat istiadat (costum), yaitu tata kelakuan yang menyatu dengan pola-

pola perilaku masyarakat dan memiliki kekuatan mangikat yang

lebih.bila dilanggar akan mendapat sanksi keras dari masyarakat.

Page 10: lembaga sosial

Dalam masyarakat dikenal beberapa norma yang mengatur pola perilaku

setiap individu sebagai berikut :

1) Norma tidak tertulis yang dilakukan (informal) masyarakat dan telah

melembaga, yang lambat laun akan berupa peraturan dan tertulis pula,

walupun sifatnya tidak baku tetapi tergantung pada kebutuhan saat

masyarakat. Hal ini berupa gabungan dari folk-sway dan mores, seperti

kebutuhan keluarga, cara membesarkan anak. Dari lembaga terkecil

sampai masyarakat, akan mengenal norma prilaku, nilai cita-cita dan

system hubungan sosial. Karena itu suatu lembaga mencakup :

a. Seperangkat pola prilaku yang telah distandarisasi dengan baik

b. Serangkaian tata kelakuan, sikapdan nilai-nilai yang

mendukung,dan

c. Sebentuk tradisi, ritual, upacara simbolik dan pakaian adapt serta

perlengkapan yang lain.

2) Norma tertulis (formal), biasanya dalam bentuk peraturan atau hokum

yang telah yang telah dibakukan dan berlaku dimasyarakat. Contoh :

a. Norma yang umum berhubungan dengan kepentingan dan

ketentraman warga masyarakat banyak.seperti mengganggu gadis

yang lewat dll.

b. Norma itu bertujuan mengatur dan menegakan kehidupan

masyarakat, agar meresa tentram dan aman dari segala gangguan

yang dapat merasahkan.

3) Tindakan atau perbuatan yang dilakukan individu atau sekelompok

masyarakat berupa isenga atau meniru tindakan orang lain. Contohnya:

individu meniru pakaiannya atau penampilan kelompok musik

tentunya.

Page 11: lembaga sosial

Berdasarkan klasifikasi di atas, ada beberapa norma yang umumnya

berlaku dalam kehidupan suatu masyarakat, sebagai berikut :

1) Norma kesopanan / etika, adalah norma yang berpangkal pada aturan

tingkah laku yang diakui masyarakat, seperti cara berpakaian, cara

bersikap dan berbicara dalam pergaulan. Contohnya : memakai

pakaian yang minim bagi perempuan tidak umum adalah tidak sopan.

2) Norma kesusilaan, norma ini mengatur bagaimana seseorang dapat

berperilaku secara baik dengan pertimbangan moral atau didasarkan

pada hari nurani atau ahlak manusia. Contohnya : tindakan

pembunuhan atau perkosaan tentu banyak ditolak oleh masyarakat

dimanapun, bagi masyarakat Indonesia berciuman di depan masyarakat

umum dianggap melanggar norma susila, walaupun mereka pasangan

suami istri.

3) Norma agama, didasarkan pada ajaran atau akidah suatu agama.dalam

agama terdapat perintah dan larangan yang harus dijalankan

pemeluknya.

4) Norma hukum, merupakan jenis norma yang paling jelas dan kuat

ikatannya karena merupakan norma yang baku. Didasarkan pada

perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu

masyarakat dengan ketentuan yang sah dan terdapat penegak hokum

sebagai pihak yang berwenang menjatuhkan sanksi. Contohnya :

seorang terdakwa melakukan pembunuhan terancana divonis oleh

hakim dengan dikenakan hukuman minimal 15 tahun.

5) Norma kebiasaan,didasrkan pada hasil perbuatan yang dilakukan

berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga manjadi sautu

kebiasaan. Contohnya : mudik di hari raya.

Selain hal-hal diatas, agar aturan-aturan atau norma-norma sosial dapat

diterapkan dalam kehidupan masyarakat, maka norma-norma tersebut

harus melembaga (institutionalized). Agar norma sosial biasa melembaga,

maka sebagai berikut :

Page 12: lembaga sosial

1) diketahui;

2) dipahami;

3) ditaati;

4) dihargai.

2.3.2.2. Sistem pengendalian sosial

Dalam kehidupan sehari-hari system pengendalian sosial atau sosial control

seringkali diartikan sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya

pemerintahan, khususnya pemerintahan beserta aparaturnya. Control sosial

atau pengendalian sosial terutama bertujuan untuk mencapai keserasian

antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam

masyarakat. Dari sudut sifatnya dapatlah dikatakan bahwa pengendalian

sosil dapat bersifat preventif atau represif atau bahkan kedua-duanya.

Preventif merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-

gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan.Misalnya

melalui proes sosialisasi, pendidikan formal atau informal. Sedangkan

usaha-usah represif bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah

mengalami gangguan. Misalnya penjatuhan sanksi terhadap warga

masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang

berlaku. Suatu proses control sosial dapat dilaksanakan dengan berbagai

cara seperti cara-cara tanpa kekerasan (persuasive) ataupun dengan paksaan

(coersive). Selain cara tersebut dikenal pula teknik-teknik compulsion dan

pervasion :

1) Compulsion, diciptakan situasi demikian rupa, sehinggan seseorang

terpaksa taat atau mengubah sikapnya, yang menghasilkan kepatuhan

secara tidak langsung.

2) Pervasion, norma yang ada di ulang-ulang penyampaiannya

sedemikian rupa, dengan harapan bahwa hal tersebut masuk dalam

aspek bawah sadar seseorang.dengan demikian orang tersebut akan

Page 13: lembaga sosial

mngubah sikapnya sehingga serasi dengan hal-hal yang diulang-ulang

penyampaiannya itu.

2.4. Klasifikasi Ciri dan Fungsi Lembaga Sosial

2.4.1. Klasifikasi Ciri Lembaga Sosial

Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul "Ciri-ciri Umum Lembaga

Sosial" (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut :

a. Lembaga sosial adalah organisasi pola-pola pemikiran dan perilaku yang

terwujud melalui aktivitas-aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya. Ia terdiri

atas kebiasaan-kebiasaan, tata kelakukan, dan unsur-unsur kebudayaan lain

yang tergabung dalam suatu unit yang fungsional.

b. Lembaga sosial juga dicirikan oleh suatu tingkat kekekalan tertentu. Oleh

karena lembaga sosial merupakan himpunan norma-norma yang berkisar

pada kebutuhan pokok, maka sudah sewajarnya apabila terus dipelihara dan

dibakukan.

c. Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga

pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, demikian juga lembaga

perkawinan, perbankan, agama, dan lain- lain.

d. Terdapat alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid,

gereja, pura, dan wihara untuk lembaga agama.

e. Lembaga sosial biasanya juga ditandai oleh lambang-lambang atau simbol-

simbol tertentu. Lambang-lambang tersebut secara simbolis menggambar

tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk

lembaga perkawinan, bendera dan lagu kebangsaan untuk negara, serta

seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.

f. Lembaga sosial memiliki tradisi tertulis dan tidak tertulis yang merumuskan

tujuan, tata tertib, dan lain-lain. Sebagai contoh, izin kawin dan hukum

perkawinan untuk lembaga perkawinan.

Page 14: lembaga sosial

Sedangkan seorang ahli sosial yang bernama John Conen ikut pula

mengemukakan karakteristik dari lembaga sosial. Menurutnya terdapat sembilan

ciri khas (karakteristik) lembaga sosial sebagai berikut :

a. Setiap lembaga sosial bertujuan memenuhi kebutuhan khusus masyarakat.

b. Setiap lembaga sosial mempunyai nilai pokok yang bersumber dari

anggotanya.

c. Dalam lembaga sosial ada pola-pola perilaku permanen menjadi bagian

tradisi kebudayaan yang ada dan ini disadari anggotanya.

d. Ada saling ketergantungan antarlembaga sosial di masyarakat, perubahan

lembaga sosial satu berakibat pada perubahan lembaga sosial yang lain.

e. Meskipun antarlembaga sosial saling bergantung, masing-masing lembaga

sosial disusun dan di- organisasi secara sempurna di sekitar rangkaian pola,

norma, nilai, dan perilaku yang diharapkan.

f. Ide-ide lembaga sosial pada umumnya diterima oleh mayoritas anggota

masyarakat, terlepas dari turut tidaknya mereka berpartisipasi.

g. Suatu lembaga sosial mempunyai bentuk tata krama perilaku.

h. Setiap lembaga sosial mempunyai simbol-simbol kebudayaan tertentu.

Suatu lembaga sosial mempunyai ideologi sebagai dasar atau orientasi

kelompoknya.

2.4.2. Fungsi Lembaga Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, lembaga sosial memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka

harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah

yang muncul atau berkembang di lingkungan masyarakat, termasuk yang

menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.

b. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan

Page 15: lembaga sosial

c. Memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem

pengendalian sosial, yaitu sistem pengawasan masyarakat terhadap anggota-

anggotanya.

Menurut Horton dan Hunt, fungsi lembaga sosial adalah:

a. Fungsi Manifes atau fungsi nyata yaitu fungsi lembaga yang disadari dan di

akui oleh seluruh masyarakat

b. Fungsi Laten atau fungsi terselubung yaitu fungsi lembaga sosial yang tidak

disadari atau bahkan tidak dikehendaki atau jika di ikuti dianggap sebagai

hasil sampingan dan biasanya tidak dapat diramalkan.

2.5. Macam Pranata Sosial

Menurut Koentjaraningrat, pranata sosial dibagi atas :

a. Pranata kekeluargaan ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

kehidupan kekerabatan. Misalnya, pelamaran, perkawinan, poligami, pengasuh

anak, dan perceraian.

b. Pranata ekonomi ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup,

memproduksi, menimbun, dan mendistribusi harta dan benda. Misalnya, pertanian,

peternakan, pemburuan, industri, koperasi, dan penjualan.

c. Pranata pendidikan ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

penerangan dan pendidikan manusia supaya menjadi anggota masyarakat yang

berguna. Misalnya, pengasuhan anak-anak, pendidikan rakyat, pendidikan

menengah, pendidikan tinggi, pemberantasan buta huruf, pendidikan agama, pers,

dan perpustakaan umum.

d. Pranata ilmiah ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah

manusia dan menyelami alam semesta. Misalnya, metode ilmiah dan penelitian

pendidikan ilmiah.

e. Pranata keindahan dan rekreasi ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan manusia menyatakan rasa keindahan dan untuk rekreasi. Misalnya, seni

rupa, seni suara, seni gerak, seni drama, kesusastraan, dan olahraga.

Page 16: lembaga sosial

f. Pranata keagamaan ialah pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau dengan alam gaib. Misalnya,

mesjid, gereja, doa, kenduri, upacara keagamaan, penyiaran agama, pantangan, dan

ilmu gaib.

g. Pranata pemerintahan ialah pranata yang bertujuan untuk mengatur kehidupan

berkelompok secara besar-besaran atau kehidupan bernegara. Misalnya,

pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, dan ketentaraan.

Pranata kesehatan jasmaniah ialah pranata yang bertujuan untuk mengurus

kebutuhan jasmani manusia. Misalnya, pemeliharaan kecantikan, pemeliharaan

kesehatan, dan kedokteran.

2.6. Lembaga atau Pranata Modern dan Tradisional

Kebudayaan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat, bukan merupakan sesuatu

yang bersifat statis. Hal ini karena fungsinya untuk memenuhi kebutuhan manusia

yang beraneka ragam dan selalu berubah-ubah, maka pranata sosial juga mengalami

perubahan. Keadaan ini sangat bergantung pada :

a. Proses internalisasi

Proses internalisasi pranata sosial yang dialami sejak lahir sampai meninggal

merupakan proses yang relative lama

b. Kontrol sosial

Pada dasarnya kontrol sosial merupakan suatu mekanisme dalam kehidupan

masyarakat yang dijalankan untuk menjamin individu agar mematuhi norma-norma

yang berlaku.

Walaupun pranata sosial dapat berubah, tetapi dalam kenyataannya perubahan sosial

dalam masyarakat berdampak pada adanya perkembangan pada pranata sosial baru

dalam aspek kehidupan. Pranata-pranata sosial tersebut membawa kemajuan dan

kemudahan dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Disisi lain, hal

ini melahirkan perubahan dalam pola hidup masyarakat yang membawa dampak

negatif. Beberapa perubahan pranata sosial antara lain :

a. Bidang ekonomi

Page 17: lembaga sosial

Dilihat dari munculnya supermarket, berdirinya bank-bank dengan berbagai

fasilitas pelayanannya. Kondisi ini membentuk pola hidup masyarakat tradisional

menjadi masyarakat modern.

b. Bidang sosial

Dengan munculnya organisasi-organisasi yang banyak menampung kegiatan

remaja sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti organisasi pecinta alam, basket,

dan modeling dan sebagainya.

c. Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

Munculnya berbagai pranata baru yang menggantikan pranata tradisional, seperti

teknologi transportasi dan informasi (computer dan internet).

d. Bidang seni budaya

Tumbuh pesatnya tempat-tempat hiburan dan kelompok-kelompok seni budaya

yang menggelar seni modern. Fenomena ini melahirkan pola budaya baru yang

secara tidak sadar telah mengubah pola budaya tradisional.

e. Bidang politik

Munculnya demokratisasi telah menggeser budaya parokial yang sudah lama

dikenal oleh masyarakat Indonesia.

f. Bidang keluarga

Dilihat adanya pergeseran peran seorang ibu setelah adanya perubahan sosial,

seorang ibu tidak hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi juga bisa memiliki karir.

2.7. Perbedaan Pranata dan Perkembangan yang Hidup dalam Masyarakat

Menurut Gillin and Gillin ada beberapa tipe lembaga dilihat dari berbagai sudut

pandang:

2.7.1. Dilihat dari perkembangannya:

a. Cresive Institution adalah lembaga paling primer merupakan lembaga sosial

yang tidak sengaja dibentuk dan tumbuh dari adat istiadat masyarakat.

Contoh: pranata perkawinan, pranata hak milik dan pranata agama.

Page 18: lembaga sosial

b. Enacted Institution adalah lembaga sosial yang sengaja dibentuk untuk

mencapai tujuan tertentu. Contoh: Lembaga pendidikan, lembaga ekonomi

2.7.2. Dilihat dari sistem nilai yang diterima masyarakat:

a. Basic Institution adalah lembaga sosial yang penting untuk memelihara dan

mempertahankan tatatertib dalam masyarakat. Contoh: Keluarga, sekolah

dan negara

b. Subsidiary Institution adalah lembaga sosial yang berkaitan dengan hal2

yang dipandang masyarakat kurang penting. Contoh: kegiatan rekreasi.

2.7.3. Dilihat dari penerimaan masyarakat:

a. Approved/Sanctioned Institution adalah lembaga sosial yang diterima oleh

masyarakat. Contoh: Sekolah dan perusahaan dagang.

b. Unsanctioned Institution adalah lembaga sosial yang ditolak oleh

masyarakat, meskipun masyarakat tidak bisa memberantasnya. Contoh:

kelompok preman, geng, kelompok pengemis, kelompok mafia.

2.7.4. Dari faktor penyebarannya:

a. General Institution adalah lembaga yang dikenal oleh sebagian besar

masyarakat dunia. Contoh: agama.

b. Restrcted Institution adalah lembaga sosial yang dikenal oleh masyarakat

tertentu saja. Contoh: agama Islam, kristen, katolik, Hindu, Budha dll.

Page 19: lembaga sosial

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang biasanya

terhimpun atau berkisar di sekitar fungsi-fungsi atau tugas-tugas masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok karena tujuannya adalah mengatur cara berpikir

dan cara bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok. Macam- macam pranata sosial

dalam masyarakat adalah pranata keluarga, pranata agama, pranata politik, pranata

pendidikan, pranata ekonomi, pranata kesenian, pranata pelayanan sosial, dan pranata

ilmiah.

3.2. Saran

Dalam rangka kedudukan dalam suatu pranata, diharapkan individu warga

masyarakat bertindak menurut norma-norma khusus dari kedudukan khusus dalam pranata

itu. Tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu disebut dengan

suatu istilah ilmiah, yaitu peranan sosial.

Page 20: lembaga sosial

DAFTAR PUSTAKA

Ardiwinata, S. Jajat. dkk. 2008. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung: UPI Press

Horton, Paul B. & Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Horton, Paul B. & Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2001. Sosiologi. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Murdiyatmoko. 2009.Sosiologi “Memahami dan Mengkaji Masyarakat”. Jakarta: PT.

Grafindo Media Pratama.

Rohman, Arif.dkk. 2003. Sosiologi. Klaten : PT Intan Prawira.

Susanto, Astrid S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta : Binacipta.