learning objective

Upload: yevan-harrybrata

Post on 13-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uu

TRANSCRIPT

LEARNING OBJECTIVE1. Contoh2 stekholder yg baik dalam mencegah penyakit 2. Bagaimana pelayanan yg baik dalam peningkatan kesehatan masy (konsep pelayanan) 3. Konsep dan aplikasi epidimologi dalam kesehatan 4. Penyakit screening dan pencegahan 5. Epidimologi dan penelitian desainANSWER1. Istilah stakeholder dari definisi Gray et al (2001) menyatakan bahwa stakeholder adalah:..pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan yang dapat mempengaruhi atau dapat dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan, para stakeholder antara lain masyarakat, karyawan, pemerintah, supplier, pasar modal dan lain-lain. Menurut Ghozali dan Chariri (2007) stakeholder theory mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (shareholders, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut.Kasali dalam Wibisono (2007) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut: 1. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal

Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain. 2. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal

Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders sekunder dan yang biasa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu. 3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan

Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan 27 memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial. 4. Proponents, opponents, dan uncommitted

Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional. 5. Silent majority dan vokal minority

Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif). Terdapat beberapa alasan yang mendorong perusahaan perlu memperhatikan kepentingan stakeholders, yaitu: 1. Isu lingkungan melibatkan kepentingan berbagai kelompok dalam masayarakat yang dapat mengganggu kualitas hidup mereka, 2. Dalam era globalisasi telah mendorong produk-produk yang diperdagangkan harus bersahabat dengan lingkungan, 3. Para investor dalam menanamkan modalnya cenderung untuk memilih perusahaan yang memiliki dan mengembangkan kebijakan dan program lingkungan,28

4. LSM dan pencinta lingkungan makin vokal dalam mengkritik perusahaan-perusahaan yang kurang peduli terhadap lingkungan. KOMITMEN STAKEHOLDER PERUSAHAAN TERHADAP[Tesis Emy Iryanie TAHUN 2009 KINERJA SOSIAL DAN KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)]2. Rumah sakit tidak boleh dipandang sebagai suatu entitas yang terpisah dan berdiri sendiri dalam sektor kesehatan. Rumah sakit adalah bagian dari sistem kesehatan dan perannya adalah mendukung pelayanan kesehatan dasar melalui penyediaan fasilitas rujukan dan mekanisme bantuan. Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia atau World Health Organization (WHO), Rumah Sakit harus terintegrasi dalam sistem kesehatan di mana ia berada. Fungsinya adalah sebagai pusat sumber dayabagi peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan, Adapun fungsi-fungsi yang harus diselenggarakan oleh Rumah Sakitadalah:1. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;2. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;3. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidangkesehatan.

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, keselamatan pasien merupakan prioritas utama rumah sakit tanpa membedakan segmen tersebut. Dan dalam melaksanakan fungsi sosial seperti tersebut dalam Permenkes di atas, setiap rumah sakit dengan antara lain menyediakan fasilitas untuk merawat penderita yang tidak/ kurang mampu sesuai peraturan yang berlaku. Selain itu, dalam fungsi sosial tersebut, rumah sakit berpartisipasi dalam penanggulangan bencana alam nasional atau lokal dan melakukan misi kemanuasiaan rumah sakit.

Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah upaya untukmeningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasankesehatan.

1. Pemberdayaan Pemberdayaan adalah ujung tombak dari upaya Promosi Kesehatan di rumah sakit. Pada hakikatnya pemberdayaan adalah upaya membantu atau memfasilitasi pasien/klien, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya. Karena itu, pemberdayaan hanya dapat dilakukan terhadap pasien/klien.

2. Bina Suasana Pemberdayaan akan lebih cepat berhasil bila didukung dengan kegiatan menciptakan suasana atau lingkungan yang kondusif. Tentu saja lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang diperhitungkan memiliki pengaruh terhadap pasien yang sedang diberdayakan. Kegiatan menciptakan suasana atau lingkungan yang kondusif ini disebut bina suasana.

3. Advokasi Advokasi perlu dilakukan, bila dalam upaya memberdayakan pasien dan klien, rumah sakit membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain. Misalnya dalam rangka mengupayakan lingkungan rumah sakit yang tanpa asap rokok, rumah sakit perlu melakukan advokasi kepada wakil-wakil rakyat dan pimpinan daerah untuk diterbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang mencakup di rumah sakit. Advokasi merupakan proses yang tidak sederhana. Sasaran advokasi hendaknya diarahkan/dipandu untuk menempuh tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) memahami/menyadari persoalan yang diajukan (2) tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan (3) mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam berperan (4) menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan (5) menyampaikan langkah tindak lanjut

4. Kemitraan Baik dalam pemberdayaan, maupun dalam bina suasana dan advokasi, prinsip-prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas rumah sakit dengan sasarannya (para pasien/kliennya atau pihak lain) dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Di samping itu, kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan efektivitas PKRS, petugas rumah sakit harus bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, seperti misalnya kelompok profesi, pemuka agama, Lembaga Swadaya Masyarakat, media massa, dan lain-lain. Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan adalah: (1) kesetaraan (2) keterbukaan (3) saling menguntungkan.

Januari 2007 Penulis dr. H. Achmad Farich, MM. Manajemen Pelayanan Masyarakat

3. 1.Epidemiologi deskriptif Disebut epidemiologi deskriptif apabila hanya mempelajari tentang frekuensi dan penyebaransuatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi, penyebaran, dan atau munculnya msalah kesehatantesebut.Hasil dari pekerjaan epidemiologi deskriptif ini hanya menjawab pertanyaan siapa (who),dimana (where), dan kapan (when) dari timbulnya suatu masalah kesehatan, tetapi tidak menjawab pertanyaan mengapa (why) timbulnya masalah kesehatan masyarakat tersebut.Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel epidemiogi, yang terdiri dari:

1) Orang (person)Ciri-ciri manusia yang dapat mempengaruhi penyebaran penyakit antara lain dilihat dariumur, jenis kelamin, kelas sosial, jenis pekerjaan, penghasilan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, dan paritas (keadaan wanita berdasarkan jumlah anak yangdilahirkan)

2) Tempat (place)Pengertian mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi (penyebab suatu penyakit tertentu) penyakit.Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajarietiologi suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah dan padamenyelidikan-penyelidikan mengenai kaum migran. Didalam memperbandingkan angkakesakitan atau angka kematian antar daerah (tempat) perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiap-tiap daerah (tempat):1.Susunan umur 2.Susunan kelamin3.Kualitas data4.Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk

3) Waktu (time)Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalamanalisis epidemiologis, oleh karena perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanyaperubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angkakesakitan, maka dibedakan: fluktuasi jangka pendek (perubahan angka kesakitan selama beberapa jam, hari, dll); perubahan secara siklus di mana perubahan angka kesakitan berulang-ulang dengan antara beberapa hari, bulan, dll; dan perubahan-perubahan angka kesakitan dalam periode waktu yang panjang. , bertahun-tahun, yang disebut secular trends 2.Epidemiologi analitik Disebut epidemiologi analitik bila telah mencakup pencarian jawaban terhadap penyebabterjadinya frekuensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan.Disini diupayakantersedianya jawaban terhadap faktor-faktor penyebab yang dimaksud.Karena itu studi inidipergunakan untuk menguji data dan informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologideskriptif. Ada 3 studi tentang epidemiologi ini, yaitu:1.Studi riwayat kasus (case study history)Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, kelompok orang yang terkena penyakit dan kelompok orang tidak terkena. Contoh : Ada hipotesis yang menyatakan bahwa penyebab utama kanker paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambilsekelompok orang penderita kanker paru-paru.Kepada penderita ini ditanyakan tentangkebiasaan merokok. Dari jawaban pertanyaan tersebut akan terdapat 2 kelompok, yakni penderitayang mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak merokok. Kemudian keduakelompok ini diuji dengan uji statistik, apakah ada perbedaan yang bermakna antara keduakelompok tersebut.2. Studi KohortDalam studi ini sekelompok orang dipaparkan suatu penyebab penyakit. Kemudian diambilsekelompok orang lagi mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan penyebab penyakit (Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol.Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak. Contoh : Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama penyebab kanker paru-paru, diambil 2 kelompok orang,kelompok satu terdiri dari orang-orang yang tidak merokok kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan kelompok non perokok

3. Epidemiologi eksperimenStudi ini diadakan dengan mengadakan eksperimen kepada kelompok seubjek kemudiandibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan). ). Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikanvaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanyadiberikan placebo.Setelah beberapa tahun kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinantimbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antarakelompok percobaan dan kelompok kontrol. Contoh epidemiologi eksperimen :1)Clinical Trial 2)Community Trial.4. epidemiologiNon eksperimental1 Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort diartikansebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).2.Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit.3.Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk penyelidikan secaraempiris fakto resiko atau karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat.Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.

Peranannya dalam pemecahan masalah kesehatan di masyarakatMeninjau dari penjelasan tentang pengertian epidemiologi, serta ruang lingkupnya, seorang ahliepidemiologi atau epidemiolog memiliki peran-peran penting dalam kesehatan masyarakat. Ada beberapa peranan epidemiolog dalam kesehatan masyarakat, diantaranya adalah:1. Mencari / mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan atau penyakit dalam suatu masyarakat tertentu dalam usaha mencari data untuk penanggulanganserta cara pencegahannya.2. Menyiapkan data / informasi untuk keperluan program kesehatan dengan menilai statuskesehatan dalam masyarakat serta memberikan gambaran tentang kelompok penduduk yangterancam.3. Membantu menilai beberapa hasil program kesehatan.Mengembangkan metodologi dalam menganalisis penyakit serta cara mengatasinya, baik penyakit perorangan ( tetapi dianalisis dalam kelompok ) maupun kejadian luar biasa ( KLB) / wabah dalam masyarakat

4. Screening adalah suatu penerapan uji atau tes terhadap orang yang tidak menunjukkan gejala dengan tujuan mengelompokkan mereka ke dalam kelompok yang mungkin menderita penyakit tertentu. Screening merupakan deteksi dini penyakit, bukan merupakan alat diagnostik. Bila hasil screening positif, akan diikuti uji diagnostik atau prosedur untuk memastikan adanya penyakit.Macam-macam screening : 1.Mass screening Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan. Contoh: screening pra kanker leher rahim dengan metode IVA pada 22.000 wanita. 2.Multiple screening Screening yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji penyaringan pada saat yang sama. Contoh: skrining pada penyakit aids 3.Screening yang ditargetkan Screening yang dilakukan pada kelompok-kelompok yang terkena paparan yang spesifik. Contoh: screening yang dilakukan pada pekerja pabrik dengan bahan timbal

Penyalahgunaan Alkohol dan Kecanduan AlkoholDiperkirakan 57% laki-laki dan 45% wanita di Amerika Serikat mengkonsumsi minumanberalkohol ( Administrasi Jasa Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Zat,2003).Walaupun beberapa studi telah menyatakan keuntungan kesehatan yang positif darialkohol dari pemabuk ringan hingga yang pertengahan, konsumsi alkohol juga diasosiasikandengan sejumlah hasil yang negatif.Penggunaan alkohol yang berat diasosiasikan dengan resiko tinggi kerusakan syaraf atauliver, jenis-jenis kanker tertentu, masalah-masalah kardiovaskular, sindrom alkohol janin (fetalsyndrom alcohol), tindakan penyerangan fisik dan kejahatan ( Departemen Kesehatan danPelayanan Manusia AS, 2000). Daftar panjang masalah-masalah yang berhubungan denganalkohol telah menyebabkan perawatan dan pencegahan penyalahgunaan alkohol dan kecanduanalkohol (alkoholisme) menjadi prioritas utama.Selama bertahun-tahun, banyak pendekatan perawatan telah diaplikasikan untuk masalahmasalahpemabuk, banyak perawatan; kebanyakan perawatan ini mengajarkan puasa total. Inisemua mulai dari perawatan medis dan obat-obatan seperti disulfram (Antabuse) dan nalxtresonesampai psikoterapi tradisional serta strategi dukungan kelompok seperti Alcoholics Anonymous.Bagaimanapun juga alkoholisme adalah satu masalah yang kebal pada semua intervensi danangka kekambuhannya tinggi.Pendekatan lain yang lebih kontroversial pada masalah alkohol adalah minum yangdikontrol (Sobell dan Sobell, 1976). Seperti namanya, pendekatan ini memiliki tujuan/ target darimulai minum yang ringan sampai yang pertengahan (namun terkontrol). Klien diajarkanmengembangkan respon mengatasi alternatif (selain minum-minum) dan untuk secara dekatmemonitor jumlah asupan alkohol.Wilayah ini dibagi-bagi berdasarkan manfaat pendekatan ini, namun penelitian benarbenarmenyatakan bahwa minum yang terkontrol adalah sebuah pilihan perawatan yang viable(dapat berjalan) untuk sebagian pecandu alkohol (Departemen Kesehatan dan PelayananManusia AS, 2000).Banyak program perawatan alkohol juga menggabungkan latihan pencegahankekambuhan (Marlatt dan Gordon,1985). Mayoritas klien yang dirawat untuk masalah alkoholmengalami episode kekambuhan yang cepat setelah program dihentikan. Daripada melihat halini sebagai sebuah kegagalan (sebuah tanda bahwa kambuh total yang terjadi), klien diajarkankemampuan mengatasi dan perilaku-perilaku yang dapat mereka gunakan dalam situasi-situasiberesiko-tinggi untuk mencegah kemungkinan untuk kambuh total.Penyalahgunaan alkohol dan kecanduan adalah masalah rumit yang mungkinmembutuhkan strategi perawatan yang multi-bentuk. Karena kesulitan pada pendekatan sekunderdan tertier pada perawatan atau pencegahan, makin banyak profesional yang berpindah padapencegahan primer untuk mencegah perkembangan masalah minum ini.Untuk penyalahgunaan abat-obatan dan minuman, program yang serupa dengan itudidesain utnuk mencegah remaja dari merokok sedang dikembangkan. Seringkali programprogramini diimplementasikan melalui kursus pendidikan kesehatan di SMA-SMA ataukampanye-kampanye media.Program pencegahan berbasis sekolah biasanya melibatkan satu atau lebih komponenkomponenberikut: pendidikan afeksi (membangun penghargaan diri, meningkatkankemampuan membuat keputusan); keterampilan hidup ( kemampuan komunikasi, pelatihankeasertifan); program penolakan ( belajar untuk menolak tekanan untuk minum alkohol) ; danperbaikan persepsi yang keliru tentang norma-norma peer (Departemen Kesehatan danPelayanan Manusia AS, 1997). Bukti-bukti penelitian menunjukkan bahwa program yangmenggabungkan latihan penolakan pada teman sebaya dan perbaikan mispersepsi mengenainorma-norma sesama (teman sebaya) lebih menjanjikan (Departemen Kesehatan dan PelayananManusia AS, 1997).Budioro.B.2007.Pengantar Epidemiologi Edisi II..Semarang : Badan Penerbit Undip.

5. Contoh epidemiologi eksperimen :1)Clinical Trial . Contoh : Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk mencegahterjadinya stroke. Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi Tetanus Neonatorum.

2) Community Trial.Contoh :Studi Pemberian zat flourida pada air minum.Eksperimental murni Merupakan suatu penelitian eksperimental yg sering dilakukan di lab. Maupun klinik dgn menggunakan randomisasi yaitu setiap individu dlm penelitian tsb mempunyai kesempatan yg sama utk terpilih dlm kasus atw kontrol.Peneliti banyak menggunakan binatang percobaanContoh : penelitian lab. Utk uji hipotesis ttg penyebab & faktor risiko, percobaan klinik termasuk uji coba pengobatan, pencegahan & intervensi klinik. Eksperimental semuSt penelitian tanpa menggunakan randomisasiDpt dilakukan pd klp populasi t3 Contoh : Intervensi komunitas, Uji coba sistem pelayanan terpadu, analisis biaya pelak.upaya kes.Hasil penelitian yg diperoleh dpt dibandingkan dgn keadaan pd klp penduduk lainnya atw klp pddk yg sama sblm percobaan

Menurut Kamus Kedokteran Penyakit tentang wabah penyakit menular yang berjangkit secara cepat di daerah yang luas

Budioro.B.2007.Pengantar Epidemiologi Edisi II..Semarang : Badan Penerbit Undip.