leaflet dt

3
 Pilihan T est Ba ru  Telah tersedia pemerik saan serolog is untuk mendeteksi infeksi demam tifoid yang se dang terjadi (curr ent infe ctio n) yang disebabk an oleh Salmonella typhi yaitu IgM Anti Salmonella typhi (TUBEX®TF). Hasil IgM Anti Salmonella typhi positif diser tai dengan gejala klinis demam tifoid menunjuk kan bah wa kemungki nan besar sa at ini te rjadi cur rent infection oleh Salmonella typhi  Prinsip Metode  Tes TUBEX® merupaka n tes aglutina si kompetetifsemi kuantitatif yang sederhana dan cepat 2 menit) dengan menggunakan partikel yang berwarna untuk meningkatka n sensitivitas. Spesifisitas ditingkatk an dengan menggunakan antigen O9 yang benar-b enar spesifik yang hanya ditemukan pada Salmonella serogroup D. Tes ini sang at akur at dalam diag nosis infeksi ak ut karena hanya mendeteksi ad an ya antibody IgM dan tidak mendeteksi antibody IgG. Beber apa pen el iti an pendahuluan men yimpulkan bahwa tes ini mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang lebih baik dar ipada uji Widal. Penelitian oleh Lim dkk (2002) mendapatkan hasil sensitivitas 100% dan spesifisitas 100%.  Tes ini dapat menjadi pemeriksaan ya ng ideal, dapat digunakan untuk pemer iksaan secar a rutin karena cep at, mudah dan sederhana.  Referensi 1. Di ag no si s of typhoi d fever, Dala m: Background document: The diagnosis, trea tment and pre venti on of typh oid fever. Wor ld Heal th Org ani zat ion, 2003; 7-18 2. Par ry CM. Ty phoi d fever . N Engl J Me d 2002; 347(22): 1770-82. 3.Lim PL, Tam FCH, Cheong YM,  Jegathesa n M. One-step 2-minute test to dete ct typho id-s pesi fic anti bodi es based on particle separation in tubes.  J Clin Microbiol 1998; 36(8):2271-8 4. Ga sem MH, Smit s HL , Go ri s MGA, Dolmans WMV. Evaluation of a sample an d ra pi d di ps ti ck as sa y fo r th e diagnosis of typhoid fever in Indonesia.  J Med Microb iol 2002 ; 51: 173-7 5. Gopha lakhr isn an V, Sek har WY, Soo EH, Vinsent RA, Devi S. Typhoid fever in Kual a Lump ur and a compara tive evaluatin of two commercial dia gno sti c kit s for the det ectio n of anti bodies to Salmone lla typhi . Sing Med J 2002; 43(7): 354-8 D I S U S U N OLEH:   T en t angDemam T y ph o id Sampai saat ini demam tifoid masih merupakan problem kesehatan masyarakat di nega ra ber kemb ang sepe rti Indo nesi a. Data WHO tah un 200 3 memper ki rakan ter dap at 17 jut a kasus demam tif oi d di selu ruh duni a deng an insi dens i 600. 000 kasus kematian per tahun. De mam ti fo id di se ba bk an ol eh Salmo nel la typ hi, merupa ka n ba kt er i batan g gra m negat ive . Spekt rum kli nis demam tifoid tidak khas dan sangat lebar, dari asimtomatik atau yang ringan berupa panas disertai diare yang mudah disembuhkan sampai dengan bentuk klinis yan g berat baik berupa gejal a sis temik panas tinggi, gejala septic ya ng lain, ensefalo pati atau timbul ko mplikasi gastrointestinal berupa perforasi usus atau perdarahan. Diagnosis demam tifoid secara klinis se ringkali ti dak tepat karena ti dak ditemukannya gejala klinis spesifik atau didapa tk an ge ja la ya ng sama pa da beberapa pen yaki t lain seperti dengue, malaria atau leptospirosis, terutama pada minggu pertama sakit. Hal ini menunjukkan per lunya pemeriksaan penunj ang laboratorium untuk konfirmasi penegakan diagnosis.  Pem eriksaan La boratorium penunja ngDem a m Tifoi d Pemeriksaan laboratorium penunjang diagnosis demam tifoid dibagi dalam empat kelompok, yaitu: (1) pemeriksaan dar ah ramal yang cukup tinggi untuk dipakai memb edak an pend erit a dema m tifo id atau bukan, tetapi adan ya leucopenia dan limfositosis relatif menjadi dugaan kua t diagnosis demam tifoid Diagnosis past i ditegakkan dar i hasil biakan darah/sumsum tul ang (pada awal penya kit ) serta ur ine dan feces . Me tod e biakan darah mempunyai spesifisitas tinggi (95%) akan tetapi sensitivitasnya rendah (± 40%) terutama pada anak dan pada pasien yang sudah mendapa tkan terapi antibiotik a sebelumnya . Selain itu, hasil juga tergantung dari saa t pen gambi lan pada perj ala nan penyakit Pemeriksaan biakan perlu waktu lama (± 7 hari), harganya relative maha l dan tidak semu a labo rato rium bias mela kuk anny a. Pemeriksaan kuman secara molekuler deng an mel aca k DNA dari specime n klin is mengg una kan metod e PCR masih belum memberik an hasil yang sangat memuaskan seh ing ga saa t ini pengg unaannya masih terbatas dalam laboratorium penelitian. Metode pemeriks aa n serolo gi s mempunyai nilai penting dalam proses diagnostic demam tifoid, yang paling sering digunakan adalah tes Widal  Problema tika T es Wida l Prin sip uji widal adalah pemeriksaan reaksi antar a antibo di agglutin in dalam ser um pen der ita yang tel ah men galami pengenceran berbeda-beda terhadap antigen Inte rprestasi tes wid al harus mempe rhatikan beb er apa fac tor yai tu sensitivitas, stadium penyakit; factor penderita seperti status imunitas dan status gizi yang dapat mempengaruhi pembentukan antibodi; ga mb aran imunol ogis dari ma syarakat setempat (daerah endemis atau non-endemis); faktor anti gen; teknik serta reagen ya ng digunakan.  Tes widal mempunyai keterbatasan nilai diagnostik karena sulit diinterpres tas ikan ter utama di daerah endemis, seperti Indonesia, dan bila pemeriksaan hanya di lakukan sat u kali (single seru m). Pemeriksaan Wi dal baru mempunyai nilai diagnostik bila pada pemeriksaan serum fase konvalesen terdapat peningkatan titer anti O dan anti H sebanyak empat kali.  Tes Widal mempunyai sensitivitas dan spesifisitas moderat (± 70%), dapat negatif palsu pada 30% kasus demam tifoid dengan kultur positif  Tes Widal negat if palsu dapat terjadi pada: Carrier tifoid  Jumlah bakteri hanya sedikit sehingga ti dak cukup memicu produksi antibody pada host Pasie n sud ah menda patka n ter api antibiotika sebelumnya  Tes Wida l positif palsu dapat terjadi pada: Imunisasi dengan antigen Salmonella NAMA: NIM : DEMAM TIFOID DEMAM TIFOID

Upload: oshin

Post on 11-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Leaflet Dt

7/23/2019 Leaflet Dt

http://slidepdf.com/reader/full/leaflet-dt 1/1

 Pilihan Test Baru

 Telah tersedia pemeriksaan serologis

untuk mendeteksi infeksi demam tifoid yang

sedang terjadi (current infection) yang

disebabkan oleh Salmonella typhi yaitu IgM

Anti Salmonella typhi (TUBEX®TF). Hasil

IgM Anti Salmonella typhi positif disertaidengan gejala klinis demam tifoid

menunjukkan bahwa kemungkinan besar

saat ini terjadi current infection oleh

Salmonella typhi

 Prinsip Metode

 Tes TUBEX® merupakan tes aglutinasi

kompetetifsemi kuantitatif yang sederhanadan cepat (± 2 menit) denganmenggunakan partikel yang berwarna untukmeningkatkan sensitivitas. Spesifisitasditingkatkan dengan menggunakan antigenO9 yang benar-benar spesifik yang hanyaditemukan pada Salmonella serogroup D. Tesini sangat akurat dalam diagnosis infeksiakut karena hanya mendeteksi adanyaantibody IgM dan tidak mendeteksiantibody IgG.

Beberapa penelitian pendahuluanmenyimpulkan bahwa tes ini mempunyaisensitivitas dan spesifisitas yang lebih baikdaripada uji Widal. Penelitian oleh Lim dkk(2002) mendapatkan hasil sensitivitas 100%dan spesifisitas 100%.

 Tes ini dapat menjadi pemeriksaanyang ideal, dapat digunakan untukpemeriksaan secara rutin karena cepat,mudah dan sederhana.

 

Referensi

1. Diagnosis of typhoid fever, Dalam:Background document: The diagnosis,treatment and prevention of typhoidfever. World Health Organization,2003; 7-18

2. Parry CM. Typhoid fever. N Engl J Med2002; 347(22): 1770-82.

3. Lim PL, Tam FCH, Cheong YM, Jegathesan M. One-step 2-minute testto detect typhoid-spesific antibodiesbased on particle separation in tubes. J Clin Microbiol 1998; 36(8):2271-8

4. Gasem MH, Smits HL, Goris MGA,Dolmans WMV. Evaluation of a sample

and rapid dipstick assay for thediagnosis of typhoid fever inIndonesia.  J Med Microbiol 2002; 51:173-7

5. Gophalakhrisnan V, Sekhar WY, SooEH, Vinsent RA, Devi S. Typhoid feverin Kuala Lumpur and a comparativeevaluatin of two commercialdiagnostic kits for the detection of antibodies to Salmonella typhi. SingMed J 2002; 43(7): 354-8

D

I

S

US

U

N

OLEH:

  Tentang Demam Typhoid

Sampai saat ini demam tifoid masihmerupakan problem kesehatan masyarakatdi negara berkembang seperti Indonesia.Data WHO tahun 2003 memperkirakanterdapat 17 juta kasus demam tifoid diseluruh dunia dengan insidensi 600.000kasus kematian per tahun.

Demam tifoid disebabkan olehSalmonella typhi, merupakan bakteribatang gram negative. Spektrum klinisdemam tifoid tidak khas dan sangat lebar,dari asimtomatik atau yang ringan berupapanas disertai diare yang mudahdisembuhkan sampai dengan bentuk klinisyang berat baik berupa gejala sistemik

panas tinggi, gejala septic yang lain,ensefalopati atau timbul komplikasigastrointestinal berupa perforasi usus atauperdarahan.

Diagnosis demam tifoid secara klinisseringkali tidak tepat karena tidakditemukannya gejala klinis spesifik ataudidapatkan gejala yang sama padabeberapa penyakit lain seperti dengue,malaria atau leptospirosis, terutama padaminggu pertama sakit. Hal ini menunjukkan

perlunya pemeriksaan penunjanglaboratorium untuk konfirmasi penegakandiagnosis.

 Pemeriksaan Laboratorium

penunjang Demam Tifoid

Pemeriksaan laboratorium penunjang

diagnosis demam tifoid dibagi dalam empat

kelompok, yaitu: (1) pemeriksaan darah

ramal yang cukup tinggi untuk dipakai

membedakan penderita demam tifoid atau

bukan, tetapi adanya leucopenia dan

limfositosis relatif  menjadi dugaan kuat

diagnosis demam tifoid

Diagnosis pasti ditegakkan dari hasil

biakan darah/sumsum tulang (pada awal

penyakit) serta urine dan feces. Metode

biakan darah mempunyai spesifisitas tinggi

(95%) akan tetapi sensitivitasnya rendah (±

40%) terutama pada anak dan pada pasien

yang sudah mendapatkan terapi antibiotika

sebelumnya. Selain itu, hasil juga tergantung

dari saat pengambilan pada perjalanan

penyakit

Pemeriksaan biakan perlu waktu lama

(± 7 hari), harganya relative mahal dan tidaksemua laboratorium bias melakukannya.

Pemeriksaan kuman secara molekuler

dengan melacak DNA dari specimen klinis

menggunakan metode PCR masih belum

memberikan hasil yang sangat memuaskan

sehingga saat ini penggunaannya masih

terbatas dalam laboratorium penelitian.

Metode pemeriksaan serologis

mempunyai nilai penting dalam prosesdiagnostic demam tifoid, yang paling sering

digunakan adalah tes Widal

 Problematika Tes Widal

Prinsip uji widal adalah pemeriksaan

reaksi antara antibodi agglutinin dalam

serum penderita yang telah mengalami

pengenceran berbeda-beda terhadap antigen

Interprestasi tes widal harusmemperhatikan beberapa factor yaitusensitivitas, stadium penyakit; factorpenderita seperti status imunitas dan statusgizi yang dapat mempengaruhipembentukan antibodi; gambaranimunologis dari masyarakat setempat(daerah endemis atau non-endemis); faktor

antigen; teknik serta reagen yangdigunakan.

 Tes widal mempunyai keterbatasannilai diagnostik karena sulitdiinterprestasikan terutama di daerahendemis, seperti Indonesia, dan bilapemeriksaan hanya dilakukan satu kali(single serum). Pemeriksaan Widal barumempunyai nilai diagnostik bila padapemeriksaan serum fase konvalesenterdapat peningkatan titer anti O dan anti H

sebanyak empat kali.

 Tes Widal mempunyai sensitivitasdan spesifisitas moderat (± 70%), dapatnegatif palsu pada 30% kasus demam tifoiddengan kultur positif 

 Tes Widal negatif palsu dapat terjadipada:

− Carrier tifoid

−  Jumlah bakteri hanya sedikitsehingga tidak cukup memicuproduksi antibody pada host 

− Pasien sudah mendapatkan terapiantibiotika sebelumnya

 Tes Widal positif palsu dapat terjadi pada:

− Imunisasi dengan antigen Salmonella

NAMA :

NIM :

DEMAM TIFOID

DEMAM TIFOID