lbm 1 kgd sgd 10 wahyoe

Upload: andrea-putra

Post on 11-Jul-2015

320 views

Category:

Documents


58 download

TRANSCRIPT

LBM 1 Kegawatdaruratan Medik Jalan nafas tersumbat

STEP 1 Primary survey : langkah pertama penilaian pasien pada kasus trauma, Deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi pasien yang mengancam Jaw thrust bawah STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengapa terjadi kesadaran menurun pada pasien? Bagaimana penilaian GCS? Apa saja penyebab jalan nafas tersumbat? Mengapa bunyi nafas pasien ngorok? Mengapa terjadi TD turun dan nadi naik dan RR naik? Apa saja urutan dari primary survey?bagaimana caranya airway? Mengapa setelah dilakukan jaw thrust masih tersumbat jalan nafasnya dan apa yang harus dilakukan? 8. Apa saja yang harus diketahui kalau terjadi sumbatan jalan nafas? 9. Apa saja klasifikasi dari obstruksi jalan nafas? 10. Bagaimana penatalaksanaan dari obstruksi jalan nafas? 11. Bagaimana kondisi pasien jika saat KLL tidak memakai helm? : upaya pembebasan jalan nafas dengan cara mengangkat sudut rahang

STEP 3 1. Mengapa terjadi kesadaran menurun pada pasien? - Karena terjadinya trauma pada kepala yang mengakibatkan terjadi sumbatan jalan nafas. Oksigen yang mengalir pada darah tidak lancar - Trauma kepala mengenai pusat kardiorespirasi, terjadi depresi nafas dan jantung sehingga GCS turun - Sumbatan jalan nafas sehingga terjadi penurunan saturasi oksigen sampai ke otak sehingga kesadaran menurun - Trauma kepala dapat mengakibatkan muntah, makanan yang ada di lambung refluk, lidah ke belakang menutup jalan nafas, mabuk juga dapat menyebabkan GCS turun 2. Mengapa bunyi nafas pasien ngorok?gargling?crowing Disebabkan karena lidahnya terdorong ke belakang Menunjukkan adanya penyumbatan jalan nafas bagian atas biasanya oleh benda padat, jika terjadi ngorok lakukan pengecekan langsung dengan cross finger

3. Mengapa terjadi TD turun, nadi naik dan RR naik? Mekanisme kompensasi tubuh RR naik Diawali dengan O2 turun jantung memompa darah lebih cepat RR naik Berkurangnya o2 dalam darah akan menyebabkan hipoksia lalu terjadi sesak nafas, sesak nafas yang berlangsung lama kan menyebbkan kelelahan otot nafas terjadi penumpukan CO2CO2 meningkat memengaruhi SSP sehingga menekan pusat nafas yang bisa mnegakibatkan henti nafas TD turun nadi naik Kompensasi tahap awal pemb.darah perifer konstriksi lama lama akan berdilatasi sehingga TD turun, cardiac output turun, kerja jantung berkurang Kompensasi awal jantung memompa lebih cepat nadi naik 4. Apa saja yang harus diketahui kalau terjadi sumbatan jalan nafas? LOOK : kesadaran, sianosis/tdk, nafas cepat dan dangkal, simetris/ tdk LISTEN : suara nafas snoring (ada benda padat), gargling (ada cairan), crowing (nada tinggi) FEEL : pada trakea ada deviasi/tdk, krepitasi/tdk Look, listen, feel dilakukan secara bersamaan Sianosis saturasi 02 kurang Tidak simetris curiga ada luka pada paru-paru Apneu dan obstruksi jalan nafas tak ditangani dapat berakibat pasien meninggal 5. Apa saja klasifikasi dari obstruksi jalan nafas? - Parsial: korban masih bisa bernafas baik/pun buruk Komplikasimerusak otak, sembab paru dan henti jantung sekunder - Total: tidak dapat berbicara, bernafas atau batuk Saturasi 02 menurun yang menyebabkan kesadaran menurun Komplikasi henti nafas, henti jantung Obstruksi Supraglotik contoh: edem laring, infeksi, aspirasi benda asing Obstruksi Intraglotik contoh: karena proses maligna atau benigna seperti pertumbuhan tumor di lumen endobronkial Obstruksi Infraglotik contoh: asma 6. Mengapa setelah dilakukan jaw thrust masih tersumbat jalan nafasnya dan apa yang harus dilakukan? Jaw thrust tidak boleh dilakukan pada trauma cervical. Cara mengecek jaw thrust berhasil atau tidak dipakai kaca untuk mengetahui nafasnya baik dari hidung atau mulut Jalan nafas masih tertutup walau sudah dilakukan jaw thrust Yang harus dilakukan lakukan cross finger 7. Apa saja penyebab jalan nafas tersumbat? Edem jalan nafas karena infeksi, alergi, pemasangan ET yang salah Trauma tumpul Spasme otot laring Benda asing

Kelumpuhan otot abductr pita suara Tumor Kelainan kongenital Cairan di hipofaring 8. Bagaimana penilaian GCS?skor - sadar : 15 pingsan(-), defisit neurolgis(-) - Ringan : 13-15 pingsan < 10 menit, defisit neurolgis(-) - Sedang : 9-12 pingsan 10 menit s.d 6 jam, defisit neurolgis(+) - Berat : 3-8 pingsan >6 jam, defisit neurolgis(+) Yang dinilai eye, verbal, motor EYE Membuka mata spontan:4 Suara:3 Nyeri :2 Unrespon: 1 VERBAL Orientasi baik: 5 Bingung tapi kacau:4 Tidak mampu mngucapkan kata:3 Bisa mngeluarkan suara tapi tak bermakna:2 Tidak ada suara:1 MOTORIK Menurut perintah: 6 Dapat melokalisir rgsn sensorik:5 Menolak rgsgn nyeri pd anggt grak: 4 Menjauhi rgsgn nyeri:3 Ekstensi spontan:2 Tdk ada gerakan:1 9. Apa saja urutan dari primary survey?bagaimana caranya airway? - Airway : pembebasan jalan nafas, dengan cara look; listen; feel; jaw thrust, chin lift, head tilt - Breathing : pernafasannya ada/tdk, dengan look; listen; feel - Circulation: sirkulasi stabil/tdk dengan cara periksa nadi, TD. Bila ada perdarahan hentikan. Bila ada pasang infus. Mencegah TIK meningkat. - Dissabilty : keasadarannya dapat dilakukan dengan px pupil, rangsang cahaya - Exposure : buka bajuapa ada cedera yang timbul tetapi cegah hipotermi Dilakukan secara berurutan 10. Bagaimana penatalaksanaan dari obstruksi jalan nafas? Primary survey Secondary survey 11. Bagaimana kondisi pasien jika saat KLL tidak memakai helm kaitannya dengan trauma apa yang harus dilakukan?

12. Bagaimana mengetahui pasien sadar atau tidak bila ada obstruksi jalan nafas dan bagaimana penanganannya? Sadar: lakukan perasat heimlich untuk mengeluarkan benda asing Tak sadar : KLL, tenggelam

13. Akibat terjadinya sumbatan jalan nafas 14. Tindakan membuka jalan nafas 15. Bagaimana melakukan bantuan ventilasi 16. Bagaimana monitoring jalan nafas sudah baik

STEP 4 STEP 5 STEP 7 1. Mengapa terjadi kesadaran menurun pada pasien? PATOFISIOLOGI dari trama kapitis Gangguan metabolisme jaringan otak akan mengakibatkan oedem yang dapat menyebabkan heniasi jaringan otak melalui foramen magnum, sehingga jaringan otak tersebut dapat mengalami iskhemi, nekrosis, atau perdarahan dan kemudian meninggal. Fungsi otak sangat bergantung pada tersedianya oksigen dan glukosa. Cedera kepala dapat menyebabkan gangguan suplai oksigen dan glukosa, yang terjadi karena berkurangnya oksigenisasi darah akibat kegagalan fungsi paru atau karena aliran darah ke otak yang menurun, misalnya akibat syok. Karena itu, pada cedera kepala harus dijamin bebasnya jalan nafas, gerakan nafas yang adekuat dan hemodinamik tidak terganggu sehingga oksigenisasi cukup. 2. Bagaimana penilaian GCS? Cara Pemeriksaan a. Membuka Mata Spontan Dengan diajak bicara Dengan rangsang nyeri Tidak membuka mata

Derajat 4 3 2 1

b. Respons verbal Sadar dan orientasi ada Berbicara tanpa kacau Berkata tanpa arti Hanya mengerang Tidak ada suara c. Respon motorik Sesuai perintah Terhadap rangsang nyeri : - Timbul gerakan normal - Fleksi cepat dan abduksi bahu - Fleksi lengan dengan adduksi bahu - Ekstensi lengan, adduksi, endorotasi bahu, pronasi lengan bawah - Tidak ada gerakan Nilai tertinggi scala coma Glasgow : 4+5+6 = 13 Nilai terendah : 1 +1 +1 = 3 Scoring : 15 = composmentis 3 = coma ( Sumber : Buku Panduan Gawat Darurat, Jilid 1, FKUI ) 3. Apa saja penyebab jalan nafas tersumbat?

5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1

Penyebab sumbatan jalan nafas yang sering dijumpai adalah dasar lidah, palatum mole, darah atau benda asing yang lain. Dasar lidah sering menyumbat jalan nafas pada penderita koma, karena pada penderita koma otot lidah dan leher lemas sehingga tidak mampu mengangkat dasar lidah dari dinding belakang farings. Hal ini sering terjadi bila kepala penderita dalam posisi fleksi. Benda asing seperti tumpahan atau darah di jalan nafas atas yang tidak dapat ditelan atau dibatukkan oleh penderita yang tidak sadar dapat menyumbat jalan nafas. Penderita yang mendapat anestesi. Dapat terjadi laringospasme dan ini biasanya terjadi oleh karena rangsangan jalan nafas pada penderita stupor atau koma yang dangkal. Sumbatan jalan nafas dapat juga terjadi pada jalan nafas bagian bawah, dan ini terjadi sebagai bronkospasme, sembab mukosa, sekresi bronkus, masuknya isi lambung atau benda asing ke dalam paru Penanganan Penderita Gawat Darurat. Prof.DR.Dr.I.Riwanto,SpBD.FKUI

1. Trauma

Trauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri, atau kasus percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang rawan sekitar, misalnya aritenoid, pita suara dll. 2. Benda Asing Benda Asing tersebut dapat tersangkut pada : a. Laring Terjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot nafas

tambahan, atau dapat pula terjadi sianosis. Gangguan oleh bendabenda asing ini biasanya terjadi pada anak-anak yg disebabkan oleh berbagai biji-bijian dan tulang ikan tg tdk teratur bentuknya. b. Saluran nafas Berdasarkan lokasi benda-benda yg tersangkut dalam saluran nafas maka dibagi atas : Pada Trakhea Benda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di dalam bronkhus, karena dapat menimbulkan asfiksia. Benda asing didalam trakea tidak dapat dikeluarkan, karena

tersangkut di dalam rima glotis dan akhirnya tersangkut dilaring dan menimbulkan gejala obstruksi laring Pada Bronkhus Biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar (Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)

4. Mengapa bunyi nafas pasien ngorok? Berhubungan dengan jenis2 suara tambahan juka ada hambatan jalan nafas sebagian a. Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut

b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan-cairan).

c. Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena pembengkakan (edema)pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja

5. Mengapa terjadi TD turun dan nadi naik dan RR naik? Berkurangnya oksigen di dalam tubuh kita akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Hipoksia ini dikenal dengan istilah sesak napas. Frekuensi napas pada keadaan

sesak napas lebih cepat daripada keadaan normal. Oleh karena itu, bila sesak napas ini berlangsung lama maka akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2. Gas CO2 yang tinggi ini akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan menekan pusat napas yang ada di sana. Keadaan ini dikenal dengan istilah henti napas. Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung. Penyebab Henti Napas dan Henti Jantung Penyebab henti napas dan henti jantung ini sangat banyak. Setiap peristiwa atau penyakit apapun yang menyebabkan berkurangnya oksigen dalam tubuh dapat menimbulkan keadaan henti napas dan henti jantung. Penyakit dan keadaan yang dapat menyebabkan henti napas dan henti jantung antara lain: a. Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis. b. Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan, dan penyakit jantung lainnya. c. Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada. d. Penyakit-penyakit yang mngenai susunan saraf. e. Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak.

6. Apa saja urutan dari primary survey?bagaimana caranya airway? A : airway, menjaga airway dengan kontrol servikal B : breathing, menjaga pernafasan dengan ventilasi C : circulation dengan control perdarahan D : disability : status neurologis E : exposure ; buka baju penderita, tapi cegah hipotermia ATLS untuk Dokter. Edisi ke-7 A. AIRWAY Menilai jalan nafas dan pernafasan : Bila penderita sadar dapat berbicara kalimat panjang : Airway baik, Breathing baik Bila penderita tidak sadar bisa menjadi lebih sulit Lakukan penilaian Airway-Breathing dengan cara : Lihat-Dengar-Raba Obstruksi jalan nafas Merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation.lagipula perbaikan breathing tidak mungkin dilakukan bila tidak ada Airway yang baik. a. Obstruksi total Pada obstruksi total mungkin penderita ditemukan masih saar atau dalam keadaan tidak sadar. Pada obstruksi total yang akut, biasanya disebabkan tertelannya benda asing yang lalu menyangkut dan menyumbat di pangkal larink, bila obstruksi total timbul perlahan (insidious) maka akan berawal dari obstruksi parsial menjadi total. - Bila penderita masih sadar

Penderita akan memegang leher, dalam keadaan sangat gelisah. Kebiruan (sianosis) mungkin ditemukan, dan mungkin ada kesan masih bernafas (walaupun tidak ada udara keluar-masuk/ventilasi). Dalam keadaan ini harus dilakukan perasat Heimlich (abdominal thrust). Kontra-indikasi Heimlich manouvre atau kehamilan tua dan bayi. b. Obstruksi parsial Disebabkan beberapa hal, biasanya penderita masih dapat bernafas sehingga timbul beraneka ragam suara, tergantung penyebabnya (semuanya saat menarik nafas, inspirasi) - Cairan (darah, sekret, aspirasi lambung dsb), bunti kumur-kumur. - Lidah yang jatuh kebelakang-mengorok - Penyempitan di larink atau trakhea-stridor Pengelolaan Jalan nafas a. Penghisapan (suction) bila ada cairan b. Menjaga jalan nafas secara manual Bila penderita tidak sadar maka lidah dapat dihindarkan jatuh kebelakang dengan memakai : = Angkat kepala-dagu (Head tilt-chin manouvre), prosedur ini tidak boleh dipakai bila ada kemungkinan patah tulang leher. = Angkat rahang (jaw thrust) B. BREATHING DAN PEMBERIAN OKSIGEN Bila Airway sudah baik, belum tentu pernafasan akan baik sehingga perlu selalu dilakukan pemeriksaan apakah ada pernafasan penderita sudah adekuat atau belum. 1. Pemeriksaan Fisik penderita. a. Pernafasan Normal, kecepatan bernafas manusia adalah : Dewasa : 12-20 kali/menit (20) Anak-anak : 15-30 kali/menit (30) Pada orang dewasa abnormal bila pernfasan >30 atau 100 kali per menit b.Telapak tangan basah dingin dan pucat c.Capilarry Refill Time > 2 detik ( CRT dapat diperiksa dengan cara menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku merah lagi)

. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah akan lebih banyak ke jantung

Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock menghilang Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati) Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara tiba-tiba.

9. Apa saja klasifikasi dari obstruksi jalan nafas?o Sebagian (parsial) Korban mungkin masih mampu melakukan pernapasan, namun kualitas pernapasan dapat baik atau buruk. Pada korban dengan pernapasan yang masih baik, korban biasanya masih dapat melakuakan tindakan batuk dengan kuat, usahakan agar korban tetap bisa melakukan batuk dengan kuat sampai benda asing tersebut dapat keluar. Bila sumbatan jalan napas partial menetap, maka aktifkan sistem pelayanan medik darurat. Obstruksi jalan napas partial dengan pernapasan yang buruk harus diperlakukan sebagai obstruksi jalan napas komplit. Komplit (total) Korban biasanya tidak dapat berbicara, bernapas, atau batak. Biasanay korban memegang lehernya diantara ibu jari dan jari lainnya.

o

Saturasi oksigen akan dengan cepat menurun dan otak akan mengalami kekurangan oksigen sehinga menyebabkan kehilangan kesadaran, dan kematian akan cepat terjadi jika tidak diambil tindakan segera

10. Bagaimana penatalaksanaan dari obstruksi jalan nafas? 11. Bagaimana kondisi pasien jika saat KLL tidak memakai helm? 12. Bagaimana mengetahui pasien sadar atau tidak bila ada obstruksi jalan nafas dan bagaimana penanganannya? 13. Akibat terjadinya sumbatan jalan nafas 14. Bagaimana monitoring jalan nafas sudah baik 15. Bagaimana melakukan bantuan ventilasi 16. Tindakan membuka jalan nafas