rizqon yk kgd lbm 1

26
Kegawatdaruratan Medis Lbm 1 : Sumbatan Jalan Napas STEP 7 1. Apa saja penyebab sumbatan jalan napas ? Tanda Obstruksi jalan napas . a. Sebagian (parsial) i. Korban mungkin masih mampu melakukan pernapasan, namun kualitas pernapasan dapat baik atau buruk. ii. Pada korban dengan pernapasan yang masih baik, korban biasanya masih dapat melakuakan tindakan batuk dengan kuat, usahakan agar korban tetap bisa melakukan batuk dengan kuat sampai benda asing tersebut dapat keluar. iii. Bila sumbatan jalan napas partial menetap, maka aktifkan sistem pelayanan medik darurat. iv. Obstruksi jalan napas partial dengan pernapasan yang buruk harus diperlakukan sebagai obstruksi jalan napas komplit. b. Komplit (total) i. Korban biasanya tidak dapat berbicara, bernapas, atau bat u k. ii. Biasanya korban memegang lehernya diantara ibu jari dan jari lainnya. Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP Derajat2 (stadium) sumbatan jln napas

Upload: rizqon-yassir-kuswondo

Post on 27-Jan-2016

334 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: Rizqon YK KGD LBM 1

Kegawatdaruratan Medis

Lbm 1 : Sumbatan Jalan NapasSTEP 7

1. Apa saja penyebab sumbatan jalan napas ?

Tanda Obstruksi jalan napas.

a. Sebagian (parsial)i. Korban mungkin masih mampu melakukan pernapasan, namun kualitas

pernapasan dapat baik atau buruk. ii. Pada korban dengan pernapasan yang masih baik, korban biasanya masih

dapat melakuakan tindakan batuk dengan kuat, usahakan agar korban tetap bisa melakukan batuk dengan kuat sampai benda asing tersebut dapat keluar.

iii. Bila sumbatan jalan napas partial menetap, maka aktifkan sistem pelayanan medik darurat.

iv. Obstruksi jalan napas partial dengan pernapasan yang buruk harus diperlakukan sebagai obstruksi jalan napas komplit.

b. Komplit (total)i. Korban biasanya tidak dapat berbicara, bernapas, atau batuk.

ii. Biasanya korban memegang lehernya diantara ibu jari dan jari lainnya. Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP

Derajat2 (stadium) sumbatan jln napas

Sumbatan saluran napas atas dapat dibagi menjadi 4 derajat berdasarkan kriteria Jackson.

Jackson I ditandai dengan sesak, stridor inspirasi ringan, retraksi suprasternal, tanpa

sianosis.

Jackson II adalah gejala sesuai Jackson I tetapi lebih berat yaitu disertai retraksi

supra dan infraklavikula, sianosis ringan, dan pasien tampak mulai gelisah.

Jackson III adalah Jackson II yang bertambah berat disertai retraksi interkostal,

epigastrium, dan sianosis lebih jelas.

Page 2: Rizqon YK KGD LBM 1

Jackson IV ditandai dengan gejala Jackson III disertai wajah yang tampak tegang,

dan terkadang gagal napas.

(SUMBER : Kedaruratan Medik, Dr. Agus Purwadianto & Dr. Budi Sampurna)

Sebab Terjadinya obstruksi: Trauma

Trauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri, atau kasus percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang rawan sekitar, misalnya aritenoid, pita suara dll.

Benda AsingBenda Asing tersebut dapat tersangkut pada :o Laring

Terjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot nafas tambahan, atau dapat pula terjadi sianosis. Gangguan oleh benda-benda asing ini biasanya terjadi pada anak-anak yg disebabkan oleh berbagai biji-bijian dan tulang ikan tg tdk teratur bentuknya.

Saluran nafasBerdasarkan lokasi benda-benda yg tersangkut dalam saluran nafas maka dibagi atas :oPada Trakhea

Benda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di dalam bronkhus, karena dapat menimbulkan asfiksia. Benda asing didalam trakea tidak dapat dikeluarkan, karena tersangkut di dalam rima glotis dan akhirnya tersangkut dilaring dan menimbulkan gejala obstruksi laring

oPada BronkhusBiasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar

(Sumber : Buku Agenda Gawat Darurat, Jilid 2, Prof. Dr.. H. Tabrani Rab)

2. Apa yg terjadi jika sumbatan jalan napas tidak cepat ditangani (komplikasi)? Patofisiologi ke organ vital?

Page 3: Rizqon YK KGD LBM 1
Page 4: Rizqon YK KGD LBM 1

3. Indikasi penggunaan alat bantu napas? Efektif diberikan pada klien yang mengalami :

1. Gagal nafas

Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan CO2 di

dalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga sistem

pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh.

2. Gangguan jantung (gagal jantung)

Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.

3. Kelumpuhan alat pernafasan

Suatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk memenuhi

Page 5: Rizqon YK KGD LBM 1

kebutuhan oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga

terjadi kegagalan pertukaran gas O2 dan CO2.

4. Perubahan pola napas.

Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea (kesulitan bernapas, misal pada

pasien asma),sianosis (perubahan warna menjadi kebiru-biruan pada permukaan kulit

karena kekurangan oksigen), apnea (tidak bernapas/ berhenti bernapas), bradipnea

(pernapasan lebih lambat dari normal dengan frekuensi kurang dari 16x/menit),

takipnea (pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dari 24x/menit

(Tarwoto&Wartonah, 2010:35)

5. Keadaan gawat (misalnya : koma)

Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan sendiri jalan

napas yang adekuat sehingga mengalami penurunan oksigenasi.

6. Trauma paru

Paru-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan mengalami

gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.

7. Metabolisme yang meningkat : luka bakar

Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat sebagai

akibat dari keadaan hipermetabolisme.

8. Post operasi

Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat bius akan

mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat asupan oksigen yang

cukup.

9. Keracunan karbon monoksida

Keberadaan CO di dalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena akan menggantikan

posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah.

(Aryani, 2009:53)

4. Kapan pemasangan oropharingeal airway? Indikasi ? KI?

Oropharyngeal tube adalah sebuah tabung / pipa yang dipasang antara mulut dan pharynx pada orang yang tidak sadar yang berfungsi untuk membebaskan jalan nafas.

Page 6: Rizqon YK KGD LBM 1

(Medical Dictionary)Pembebasan jalan nafas dengan oropharyngeal tube adalah cara yang ideal untuk mengembalikan sebuah kepatenan jalan nafas yang menjadi terhambat oleh lidah pasien yang tidak sadar atau untuk membantu ventilasi (Sally Betty,2005)Oropharyngeal tube adalah alat yang terbuat dari karet bengkok atau plastik yang dimasukkan pada mulut ke pharynx posterior untuk menetapkan atau memelihara kepatenan jalan nafas. (William dan Wilkins).Pada pasien tidak sadar, lidah biasanya jatuh ke bagian pharynx posterior sehingga menghalangi jalan nafas, sehingga pemasangan oropharyngeal tube yang bentuknya telah disesuaikan dengan palatum / langit-langit mulut mampu membebaskan dan mengedarkan jalan nafas melalui tabung / lubang pipa. Dapat juga berfungsi untuk memfasilitasi pelaksanaan suction. Pembebasan jalan nafas dengan oropharingeal tube digunakan dalam jangka waktu pendek pada post anastesi atau langkah postictal. Penggunaan jangka panjang dimungkinkan pada pasien yang terpasang endotracheal tube untuk menghindari gigitan pada selang endotraceal.IndikasiAdapun indikasi pemasangan oropharyngeal tube adalah sebagai berikut :a. Pemeliharaan jalan nafas pasien dalam ketidaksadaran,b. Melindungi endotracheal tube dari gigitan,c. Memfasilitasi suction pada jalan nafasNafas spontanTidak ada reflek muntahPasien tidak sadar , tidak mampu maneuver manual

2. Kontra indikasiTidak boleh diberikan pada pasien dengan keadaan sadar ataupun semi sadar karena dapat merangsang muntah, spasme laring.Harus berhati-hati bila terdapat trauma oral.Pasien dengan adanya reflek batuk dan muntah masih ada

5. Kapan dilakukan Primary survey, triple airway maneuver, Divinitife airway (indikasi ,KI) ?

6. Sebutkan algoritma dasar dari Primary Survey!

BASIC LIFE SUPPORT (BLS) PRIMARY SURVEY

Assess Action

Page 7: Rizqon YK KGD LBM 1

Airway

- Apakah jalan napasnya

terbuka?

Buka airway menggunakan teknik

non-invasif (headtilt-chinlift / jaw

thrust tanpa mengextensikan kepala

jika duiduga trauma).

Breathing

- Apakah respirasinya adekuat?

Look, listen, and feel. Jika tak ada

napas, beri 2x bantuan napas. Beri

sekitar 1 detik setiap bantuan napas.

Setiap bantuan napas harus membuat

dada korban terangkat. Jangan

melakukan ventilasi terlalu cepat atau

terlalu banyak (volume).

Circulation

- Apakah ada pulsasi?

Periksa pulsasi a. Carotis (dewasa)

atau a. Femoralis / a. brachialis

(infant) paling tidak 5 detik tapi tidak

lebih lama dari 10 detik.

Defibrillation

- Jika pulsasi tidak ada, periksa

bila ada irama yang shockable

maka gunakan defibrillator

atau AED (Automated External

Defibrillation)

Siapkan shock jika ada indikasi. Ikuti

segera setiap shock dengan CPR,

mulai dengan kompresi dada.

Sumber : ACLS Provider Manual. AHA, 2006

Page 8: Rizqon YK KGD LBM 1

7. Apakah indikasi dan KI pemasakan oksigen non rebreathing mask 10ml/mnta. Non rebreathing mask

mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan kecepatan aliran 10-

12 liter/menit. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi

karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup saat pada

saat ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat

inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi. (Tarwoto&Wartonah, 2010:37)

Indikasi : klien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi. (Asmadi, 2009:34)

Tujuan

Memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang dengan konsentrasi dan

kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul. (Suparmi, 2008:68)

Page 9: Rizqon YK KGD LBM 1

Prinsip

Mengalirkan oksigen tingkat sedang dari hidung ke mulut, dengan aliran 5-6

liter/menit dengan konsentrasi 40 - 60%. (Suparmi, 2008:68)

Tabel 1. Jenis Peralatan dan Konsentrasi Oksigen

JENIS ALAT KONSENTRASI OKSIGEN ALIRAN OKSIGENNasal kanula 24-32% 2-4 LPMSimple Face Mask 35-60% 6-8 LPMPartial Rebreather 35-80% 8-12 LPMNon Rebrether 50-95/100% 8-12 LPMVenturi 24-50% 4-10 LPMBag-Valve-Mask (Ambubag) Tanpa oksigen 21% (udara) Dengan oksigen 40-60% 8-10 LPMDengan reservoir 100% 8-10 LPM

Muhammad Amin, Hood Alsagaff,WBM Taib Saleh,Penyakit Paru Obstruktif Menahun, Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab/UPF Paru RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, 1994Indikasi

Efektif diberikan pada klien yang mengalami :

1. Gagal nafas

Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan CO2 di dalam

darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga sistem pernapasan tidak

mampu memenuhi metabolisme tubuh.

2. Gangguan jantung (gagal jantung)

Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.

3. Kelumpuhan alat pernafasan

Suatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk memenuhi kebutuhan

oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan

pertukaran gas O2 dan CO2.

Page 10: Rizqon YK KGD LBM 1

4. Perubahan pola napas.

Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea (kesulitan bernapas, misal pada pasien

asma),sianosis (perubahan warna menjadi kebiru-biruan pada permukaan kulit karena

kekurangan oksigen), apnea (tidak bernapas/ berhenti bernapas), bradipnea (pernapasan lebih

lambat dari normal dengan frekuensi kurang dari 16x/menit), takipnea (pernapasan lebih cepat

dari normal dengan frekuensi lebih dari 24x/menit (Tarwoto&Wartonah, 2010:35)

5. Keadaan gawat (misalnya : koma)

Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan sendiri jalan napas

yang adekuat sehingga mengalami penurunan oksigenasi.

6. Trauma paru

Paru-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan mengalami gangguan

untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.

7. Metabolisme yang meningkat : luka bakar

Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat

dari keadaan hipermetabolisme.

8. Post operasi

Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat bius akan

mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat asupan oksigen

yang cukup.

9. Keracunan karbon monoksida

Keberadaan CO di dalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena akan menggantikan

posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah.

(Aryani, 2009:53)

Dalam pemberian oksigen harus memperhatikan apakah pasien betul-betul membutuhkan oksigen , apakah yang dibutuhkan terapi oksigen jangka panjang atau jangka pendek.

Indikasi terapi oksigen jangka pendek:

Hipoksemia akut (PaO2< 60 mmHg: SaO2 < 90%) Henti jantung dan henti napas Hipotensi (tekanan darah sistolik < 100 mmHg)

Page 11: Rizqon YK KGD LBM 1

Curah jantung yang rendah dan asidosis metabolic (bikarbonat <18 mmol/L)

Indikasi terapi oksigen jangka panjang

PaO2 istirahat ≤ 55 mmHg atau saturasi oksigen ≤ 88% PaO2 istirahat 55-59 mmHg dengan saturasi oksigen 89% pada salah satu keadaan:

Edema karena disebabkan oleh CHF

P pulmonal pada pemeriksaan EKG (gelombang P > 3 mmpada lead II,III,aVF)

Eritrosemian (hematokrit >56%) PaO2 > 59 mmHg atau oksigen saturasi >89%

Kontraindikasi

Tidak ada konsentrasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat pemberian jenis dan

jumlah aliran yang tepat. Namun demikan, perhatikan pada khusus berikut ini

Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai bernafas spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non rebreathing dapat menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal ini dikarenakan jenis masker rebreathing dan non-rebreathing dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi yang tinggi yaitu sekitar 90-95%

Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntaho Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul.

8. Macam2 trauma kapitis?

Page 12: Rizqon YK KGD LBM 1

cedera kepala adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak, dan otak yang terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran bahkan dapat menyebabkan kematiaan.

Macam-macam cedera kepalaMenurut, Brunner dan Suddarth, (2001) cedera kepala ada 2 macam yaitu:a. Cedera kepala terbukaLuka kepala terbuka akibat cedera kepala dengan pecahnya tengkorak atau luka penetrasi, besarnya cedera kepala pada tipe ini ditentukan oleh massa dan bentuk dari benturan, kerusakan otak juga dapat terjadi jika tulang tengkorak menusuk dan masuk kedalam jaringan otak dan melukai durameter saraf otak, jaringan sel otak akibat benda tajam/ tembakan, cedera kepala terbuka memungkinkan kuman pathogen memiliki abses langsung ke otak.

b. Cedera kepala tertutupBenturan kranial pada jaringan otak didalam tengkorak ialah goncangan yang mendadak. Dampaknya mirip dengan sesuatu yang bergerak cepat, kemudian serentak berhenti dan bila ada cairan akan tumpah. Cedera kepala tertutup meliputi: kombusio gagar otak, kontusio memar, dan laserasi.http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-ekapurnama-5391-2-babii.pdf

BERDASARKAN PATOFISIOLOGI1. Komosio serebri : tidak ada jaringan otak yang rusak tp hanya kehilangan fungsi otak

sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca cedera kepala.

Page 13: Rizqon YK KGD LBM 1

2. Kontusio serebri : kerusakan jar. Otak + pingsan > 10 mnt atau terdapat lesi neurologik yg jelas.

3. Laserasi serebri : kerusakan otak yg luas + robekan duramater + fraktur tl. Tengkorak terbuka.

BERDASARKAN GCS:

1. GCS 13-15 : Cedera kepala ringan à CT scan dilakukan bl ada lucid interval/ riw. kesdran menurun. à evaluasi kesadaran, pupil, gejala fokal serebral + tanda-tanda vital.

2. GCS 9-12 : Cedera kepala sedang à prks dan atasi gangg. Nafas, pernafasan dan sirkulasi, pem. Ksdran, pupil, td. Fokal serebral, leher, cedera orga lain, CT scan kepala, obsevasi.

3. GCS 3-8 : Cedera kepala berat : Cedera multipel. + perdarahan intrakranial dg GCS ringan /sedang.

(Dr. Wiwin Sundawiyani )

9. Hubungan fraktur impresi os.frontal dan sumbatan jln napas?Fossa crania anterior menampung lobus frontal cerebri, dibatasi di anterior oleh permukaan dalam os frontale, batas superior adalah ala minor ossis spenoidalis. Dasar fossa dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontale di lateral dan oleh lamina cribiformis os etmoidalis di medial. Permukaan atas lamina cribiformis menyokong bulbus olfaktorius, dan lubung lubang halus pada lamini cribrosa dilalui oleh nervus olfaktorius. Fraktur yang mengenai pars orbita os frontal mengakibatkan perdarahan subkonjungtiva (raccoon eyes atau periorbital ekimosis) yang merupakan salah satu tanda klinis dari fraktur basis cranii fossa anterior.Gejala tergantung letak frakturnya :Fraktur fossa anteriorDarah keluar beserta likuor serebrospinal dari hidung atau kedua mata dikelilingi lingkaran “biru” (Brill Hematoma atau Racoon’s Eyes), rusaknya Nervus Olfactorius sehingga terjadi hyposmia sampai anosmia. Anosmia adalah kerusakan nervus olfactorius menyebabkan

gangguan sensasi pembauan yang jika total disebut dengan anosmia dan bila parsial disebut hiposmia.

SNELL RS. CLINICAL ANATOMY FOR MEDICAL STUDENT. 6TH ED. SUGIHARTO L, HARTANTO H, LISTIAWATI E, SUSILAWATI, SUYONO J, MAHATMI T, DKK,

Page 14: Rizqon YK KGD LBM 1

PENERJEMAH. ANATOMI KLINIK UNTUK MAHASISWA KEDOKTERAN. EDISI 6. JAKARTA: EGC: 2006.740-59

10. Mengapa pasien sianosis dan mengeluarkan bny darah dari mulut?Mengapa terjadi sianosis ?

SUMBER :

Suara mengorok (snoring): Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut

Page 15: Rizqon YK KGD LBM 1

Suara berkumur (gurgling): a. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan

yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger, lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).

Suaranya timbul akibat turbulensi aliran udara pada saluran nafasatas akibat sumbatan. Tempat terjadinya sumbatan biasanya di basis lidahatau palatum. Sumbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas menstabilkan jalan nafas di mana otot-otot faring berelaksasi, lidah dan palatum jatuh ke belakang sehingga terjadi obstruksi.

Page 16: Rizqon YK KGD LBM 1

Journal of The Royal Society of Medicine 2003; 96: 343 – 4. Can Med Assoc J 2007; 176(9): 1299-303.

11. Interpretasi SpO2 90%, RR 32 x /menit, GCS, dihubungkan dgn sumbatan jalan napas.

Penurunan konsentrasi oksigen dalam darah à perangsangan kemoreseptor (glomus karotikum dan glomus aortikum) à perangsangan pusat pernafasan àRR naik

Nadi naik dan tekanan darah turun

Penurunan oksigen dalam darah à hipoksia (jaringan kekurangan oksigen) à aliran darah ke jaringan diperlama (agar jaringan mendapat pasokan oksigen lebih banyak ) à venous return turun à stroke volume menurun àTekanan darah menurun

Tekanan darah menurun à merangsang baroreseptor (di glomus karotikum dan aortikum) à merangsang dilatasi arteri sistemik àfrekuensi jantung menurun

Mekanisme takikardiaPerdarahan→ volume darah menurun→ aliran darah ke jantung sedikit→simpatik→meningkatkan kontraksi dan daya konduksi jantung→ takikardia

Mekanisme hypotensiVolume darah menurun → penurunan tekanan pengisian sirkulasi rata-rata→ penurunan aliran balik darah vena ke jantung→ curah jantung menurun→ hypotensi

RR naik karena adanya usaha untuk bernafas oleh karena adanya sumbatan jalan nafas parsial sehingga selain RR naik nafas juga dangkal.

(Sumber : Buku Penanganan Penderita Gawat Darurat, Prof. DR.dr. I. Riwanto, Sp.BD, FK UNDIP)

Nadi naik karena adanya kebutuhan dari jantung akan O2 yang terhenti dari paru2 oleh karena kesulitan dalam pengambilan oksigen. Sedangkan tekanan darah turun karena sudah terjadi dekompensasi pada jantung yang biasanya diikuti oleh penurunan kesadaran.

IPD FK UI

12. Mengapa didapatkan Snoring dan gurgling?Suara mengorok (snoring):

Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk membuka mulut

Page 17: Rizqon YK KGD LBM 1

(menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll). Pindahkan benda tersebut

Suara berkumur (gurgling): a. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan

yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-finger, lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).

Suaranya timbul akibat turbulensi aliran udara pada saluran nafas

Page 18: Rizqon YK KGD LBM 1

atas akibat sumbatan. Tempat terjadinya sumbatan biasanya di basis lidahatau palatum. Sumbatan terjadi akibat kegagalan otot-otot dilator saluran nafas atas menstabilkan jalan nafas di mana otot-otot faring berelaksasi, lidah dan palatum jatuh ke belakang sehingga terjadi obstruksi.Journal of The Royal Society of Medicine 2003; 96: 343 – 4. Can Med Assoc J 2007; 176(9): 1299-303.

13. Mengapa setelah dilakukan tindakan kndisi memburuk, saturasi turun, masih ada suara berkumur?

14. Apa penanganan pertama untuk pasien ini?

Basic Life Support

Algorithm

Page 19: Rizqon YK KGD LBM 1

ALS (ADVANCED LIFE SUPPORT)

Exposure, Evaluasi & Secondary Survey (bleeding, bebat-bidai)

Pasien tidak sadar

Call for help

Bernafas Tidak bernafas/Gasping

pertahankan jalan nafas bebas beri oksigen/nafas bantuan raba arteri radialisPijat jantung 1 siklus raba carotis 10”

ada tidak ada tidak ada ada

posisi shock pasang infus ekstra cairanCPR 30 : 2, 2 menit pasang monitorNafas buatan, teruskan, evaluasi

manajemen shock shockable un-shockable

Bebaskan jalan nafas (head tilt, chin lift, jaw thrust)

Look : pengembangan dada, retraksi intercosta Listen : dengarkan, suara tambahan (sumbatan parsial: snoring, gargling, crowing) Feel : rasakan hawa nafasnya

Advanced Life Support

Advanced Life Support

A : AIRWAY & CERVICAL SPINE CONTROL

- Menggunakan prinsip Airway BLS (Ingat : Head Tilt, Chin Lift, Jaw Thrust, Suction/Finger Swap, back blow, abdominal thrust, chest thrust)

- Lihat adakah jejas di atas bahu à trauma di kepala, leher, dsb àMultiple trauma?- Curiga cedera cervical, bila:

o Jejas di atas clavicula

Page 20: Rizqon YK KGD LBM 1

o Multiple traumao Mode of injuryo Defisit neurologis fokal

- Alat :o Sementara:

Nasopharyngeal tube (bila masih ada reflex muntah). Ukuran: diameter sesuai dengan jari kelingking kanan pasien

Oropharyngeal tube (Mayo®) à mempertahankan jalan nafas tetap terbuka & menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke belakang yang dapat menutup jalan nafas pada orang tidak sadar, GCS <8 (reflex muntah menurun/tidak ada). Ukuran: dari sudut bibir ke tragus/submental ke angulus mandibula

o Definitif: Endotracheal tube (ETT) à untuk intubasi (pemasangan dibantu

STATICS-Scope/Laringoskop & stetoskop, Tube, Airway tools, Tape, Introducer/stilet, Connector to O2, Suction & spuit)

Laryngeal mask à lebih mudah pemasangannya, mahal Krikotiroidotomi dengan jarum/pisau à metode: Jet insuflasi (memakai

spuit pump yang dilubangi dindingnya, berguna sebagai ‘klep’ yang dapat dibuka & ditutup. Hitungan membuka: 1 (inspirasi), menutup 4 (ekspirasi). Metode ini dapat menarik lebih banyak O2, namun sedikit mengeluarkan CO2, oleh karena itu hanya dapat bertahan ± 10 menit)

Surgical cricothyroidotomi & trakeostomi à melebarkan lubang krikotiroidotomi dengan pembedahan

o Collar brace Soft : hanya untuk menopang saja, masih dapat digerakkan; px rawat

jalanCara mengukur : ukur dari angulus mandibula ke clavicula (diukur sebelah samping Collar brace)

Semi-rigid : untuk immobilisasi; bisa cek carotid pulse à masih bisa ukur/gerak sedikit (biasanya untuk orang kecelakaan)Cara mengukur : dibuat garis imajiner dari dagu menyamping; lalu ukur dari garis imajiner tadi ke clavicula

Stabilisasi/fiksasi : Bantal pasirxa.yimg.com/kq/groups/22967691/1264994378/name/PPGD