larutan timbal balik sistem biner fenol
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
1/13
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA
Nama : Arin Nur Suci H
Kelompok : 2
NIM : 4301409008
Prodi/Jurusan : Pend. Kimia/Kimia
Dosen : Ir. Sri Wahyuni, M.Si
Tanggal Praktikum : 29 September 2011
Teman kerja : Stella Dila A
Fina Haziratul Q
PERCOBAAN 2
KELARUTAN TIMBAL
BALIK SISTEM BINER
FENOL AIR
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
2/13
KELARUTAN TIMBAL BALIK SISTEM BINER
FENOL- AIR
I. TUJUAN
a. Memperoleh kurva komposisi sistem fenol - air terhadap suhu pada tekanan
tetap.
b.
Menentukan suhu kritis kelarutan timbal balik sistem fenol air.
II. LATAR BELAKANG TEORI
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada
kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut
dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Sistem biner fenol - air merupakan sistem yang memperlihatkan sifat
kelarutan timbal balik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap.
Disebut sistem biner karena jumlah komponen campuran terdiri dari dua zat yaitu
fenol dan air. Fenol dan air kelarutanya akan berubah apabila dalam campuran itu
ditambahan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol atau air. Jika komposisi
campuran fenol air dilukiskan terhadap suhu akan diperoleh kurva sebagai berikut.
T0
T
L1 L2
A1 B1
B2A2 T2
T1
XA = 1 XF = 1XC
Mol Fraksi
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
3/13
L1 adalah fenol dalam air, L2 adalah air dalam fenol, XA dan XF masing-
masing adalah mol fraksi air dan mol fraksi fenol, XC adalah mol fraksi komponen
pada suhu kritis (TC). Sistem ini mempunyai suhu kritis (TC) pada tekanan tetap,
yaitu suhu minimum pada saat dua zat bercampur secara homogen dengan komposisi
CC. Pada suhu T1dengan komposisi di antara A1 dan B1 atau pada suhu T2dengan
komposisi di antara A2 dan B2, sistem berada pada dua fase (keruh). Sedangkan di
luar daerah kurva (atau diatas suhu kritisnya, TC), sistem berada pada satu fase
(jernih).
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur
sebagian bila temperaturnya dibawah temperature kritis. Jika mencapai temperature
kritis, maka larutan tersebut dapat bercampur sempurna dan jika temperaturnya telahmelewati temperature kritis maka system larutan tersebut akan kembali dalam
kondisi bercampur sebagian lagi.Salah satu contoh dari temperature timbale balik
adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva parabola yang berdasarkan
% bertambahnya fenol dalalm setiap perubahan temperature baik dibawah
temperature kritis. Jika temperature dari dalam kelarutan fenol air dinaikkan diatas
50oC maka komposisi larutan dari system larutan tersebut akan berubah kandungan
fenol dalam airuntuk lapisan atas akan bertambah dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang. Pada saat suhu kelarutan mencapai 66oC maka komposisi
system kelarutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat bercampur
sempurna.
Ada dua macam larutan, yaitu :
1. Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu larutan
yang susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-
bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan
dapat dikatakan dapat bercampur secara seragam (miscible).
2. Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur masih terdapat
permukaan-permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara
III. ALAT DAN BAHAN
a.
Alat:
1. Tabung reaksi diameter 4 cm 1 buah
2.
Sumbat tabung 1 buah
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
4/13
3. Pengaduk 1 buah
4. Gelas kimia 400 ml 1 buah
5. Kaki tiga dan kasa 1 set
6.
Pembakar 1 set
7.
Buret 50 ml 1 buah
8. Statif dan klem 1 buah
9. Termometer 1 buah
b.
Bahan
1. Fenol
2. Aquades
IV. CARA KERJA
Susun alat seperti gambar
Timbang fenol 5 gram dalam tabung
Titrasi dengan aquades hingga keruh, catat ml aquades
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
5/13
V. Biarkan dingin d
V. DATA PENGAMATAN
1. Penambahan aquades sampai terjadi kekeruhan pertama
No Aquades( mL) Pengamatan T1 T2 Trata
1 6,5 40 66 53
2. Penambahan aquades setelah terjadi kekeruhan
No Aquades Massa (g) Suhu (oC) % massa
(ml) Fenol Air T1 T2 Trata-
rata
Fenol Air
1 0,2 5,14 6,7 53 59 56 43,41 56,59
2 0,3 5,14 6,8 60 62 61 43,04 56,96
3 0,4 5,14 6,9 63 64 63,5 42,51 57,49
4 0,5 5,14 7,0 60 65 62,5 42,33 57,67
5 0,6 5,14 7,1 63 55 59 41,99 58,01
6 0,8 5,14 7,5 64 56 60 41,32 58,68
Panaskan dalam penangas,
sambil aduk, catat suhu
saat campuran berubahdari keruh menjadi jernih
T1
Tetap dipanaskan
hingga T1 + 4Tambah aquades
sesuai tabel B
Biarkan dingin, catat
suhu saat keruh muncul
kembali (T2)
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
6/13
7 1,0 5,14 8 63 64 63,5 40,66 59,34
8 1,5 5,14 9 59 63 61 39,11 60,89
9 2,5 5,14 10 63 64 63,5 35,69 64,31
10 5,0 5,14 11,5 64 63 63,5 30,89 69,11
11 12,5 5,14 19 62 67 64,5 21,29 78,71
12 15,0 5,14 21,5 62 65 63,5 19,29 86,71
13 17,5 5,14 24 62 62 62 17,64 82,36
14 20,0 5,14 26,5 61 63 62 16,24 83,76
VI. PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA
A.
Menghitung % massa fenol dan air
1. % massa Fenol =
= 43,14 %
% massa air =
= 56,59 %
2. % massa fenol =
= 43,04 %
% massa air =
= 56,96 %
3. % massa Fenol =
= 42,51 %
% massa air =
= 57,49 %
4. % massa Fenol =
= 42,33 %
% massa air =
= 57,67 %
5. % massa Fenol =
= 41,99 %
% massa air =
= 58,01 %
6.
% massa Fenol =
= 41,32 %
% massa air =
= 58,68 %
7.
% massa Fenol =
= 40,66 %
% massa air =
= 59,34 %
8. % massa Fenol =
= 39,11 %
% massa air =
= 60,89 %
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
7/13
9. % massa Fenol =
= 35,69 %
% massa air =
= 64,31 %
10.
% massa Fenol =
= 30,89 %
% massa air =
= 69,11 %
11. % massa Fenol =
= 21,29 %
% massa air =
= 78,71 %
12. % massa Fenol =
= 19,29 %
% massa air =
= 86,71 %
13. % massa Fenol =
= 17,64 %
% massa air =
= 82,36 %
14. % massa Fenol =
= 16,24 %
% massa air =
= 83,76 %
B.
Menghitung Fraksi Mol Fenol dan Air
Kadar fenol = 99 %
Massa fenol = 99 % x 5,14 = 5,0886 gram
Mol fenol =
=
= 0,054 mol
1.
Mol air =
= 0,37 mol
Xfenol=
= 0,127
Xair = 1- 0,127 = 0,873
2.
Mol air =
= 0,38 mol
Xfenol=
= 0,124
Xair= 1- 0,124 = 0,876
3. Mol air =
= 0,38 mol
Xfenol=
= 0,124
Xair= 1- 0,124 = 0,876
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
8/13
4. Mol air =
= 0,39 mol
Xfenol =
= 0,122
Xair
= 1- 0,122 = 0,878
5. Mol air =
= 0,394 mol
Xfenol =
= 0,120
Xair= 1- 0,120 = 0,88
6. Mol air =
= 0,405 mol
Xfenol=
= 0,513
Xair= 1- 0,513 = 0,487
7. Mol air =
= 0,416 mol
Xfenol =
= 0,115
Xair= 1- 0,115 = 0,885
8. Mol air =
= 0,444 mol
Xfenol=
= 0,108
Xair = 1- 0,108 = 0,892
9. Mol air =
= 0,5 mol
Xfenol=
= 0,097
Xair= 1- 0,097 = 0,903
10.Mol air =
= 0,639 mol
Xfenol=
= 0,078
Xair = 1- 0,078 = 0,922
11.Mol air =
= 1,05 mol
Xfenol =
= 0,049
Xair = 1- 0,049 = 0,951
12.Mol air =
= 1,19 mol
Xfenol =
= 0,04
Xair = 10,04 = 0,96
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
9/13
13.Mol air =
= 1,33 mol
Xfenol=
= 0,039
Xair
= 1- 0,039 = 0,961
14.Mol air =
= 1,47 mol
Xfenol =
= 0,035
Xair= 1- 0,035 = 0,965
VII. PEMBAHASAN
Eksperimen ini akan membuktikan kelarutan sistem biner fenol air. Fenol
dan air kelarutanya akan berubah apabila ke dalam campuran itu ditambahkan
dengan salah satu komponen penyusunnya yaitu fenol dan air. Perubahan warna
larutan dari keruh menjadi jernih dan dari jernih menjadi keruh menandakan kalau
zat mengalami perubahan kelarutan yang dipengaruhi oleh perubahan suhu. Pada
percobaan ini komponen air selalu ditambahkan dan jumlah fenolnya tetap sehingga
perubahan larutan dari jernih menjadi keruh atau sebaliknya terjadi pada suhu yang
berubah-ubah. Perubahan suhu bergantung pada komposisi atau fraksi mol kedua
zat.
Kelarutan merupakan jumlah maksimum suatu zat terlarut untuk dapat larut
dalam zat pelarut tertentu. Faktor faktor yang mempengaruhi kelarutan itu sendiri
adalah temperatur, konsentrasi, tekanan, jenis-jenis zat pelarut, ion asing, ion
senama, pengadukan, luas permukaan. Temperatur, semakin tinggi temperatur
semakin cepat kelarutannya, dan sebaliknya semakin rendah tempetur semakin kecil
kelarutannya. Semakin besar konsentrasi semakin lambat kelarutannya, semakin
kecil konsentrasi semakin besar kelarutan. Dalam larutan zat terlarut yang bersifatpolar akan semakin cepat kelarutan dalam pelarut polar dan sebaliknya zat terlarut
yang bersifat non polar akan semakin cepat kelarutannya dalam pelarut yang non
polar.
Dari data antara suhu (T) dan fraksi mol yang diperoleh dari percobaan dapat
dibuat grafik sistem biner fenol air, yaitu antara fraksi mol vs suhu (T). Grafik
yang terbentuk seharusnya berupa parabola dimana puncaknya merupakan suhu
kritis yang dicapai pada saat komponen mempunyai fraksi mol tertentu. Pada
percobaan suhu kritisnya adalah 64,5C dengan komposisi campurannya adalah
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
10/13
fraksi mol fenol 0,049 dan fraksi mol airnya 0,951. Ini menunjukkan kalau pada
suhu 62 C, komponen yang berada di dalam kurva merupakan sistem dua fase dan
komponen di luar kurva atau di luar titik kritis komponen merupakan sistem satu
fase.
Komponen berada pada satu fase pada saat campurannya larut homogen
(jernih), sedangkan komponen berada pada dua fase ketika dilakukan penambahan
air yang menghasilkan dua lapisan (keruh). Grafik yang terbentuk pada percobaan
ini kurang sempurna karena bentuknya tidak simetris dan kurva lebih dominan di
bagian kiri. Paling tidak kurva ini cenderung membentuk parabola. Kurva ini adalah
kurva kelarutan fenol dalam air dan tidak menunjukkan kelarutan timbal balik fenol
terhadap air.
Bentuk kurva yang diperoleh kurang sesuai dengan teori, hal ini mungin
disebabkan karena hal-hal berikut.
1. Kekurangtelitian praktikan saat percobaan, misalnya pada saat membaca
termometer.2. Validitas alat yang digunakan.
3. Kesalahan analisa data.
VIII.KESIMPULAN DAN SARAN
a.
Kesimpulan
- Kelarutan timbal balik sistem biner fenol air mempunyai suhu kritis
64,5C.
-
Pada suhu kritisnya nilai fraksi mol fenol 0,049 dan fraksi mol airnya 0,591.
0
10
20
30
40
50
60
70
Suhu
X fenol
Grafik Sistem Biner Fenol-Air
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
11/13
- Sistem biner fenol air memperlihatkan sifat kelarutan timbal balik antara
fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap.
- Campuran fenol dan air dapat saling melarutkan, yang jumlahnya banyak
sebagai pelarut dan sebaliknya.
b.
Saran
1. Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang.
2. Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatam
3.
Alat yang digunakan sesuai dengan standar.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Rohman, Ijang.2004.Kimia Fisika I. Bandung:UPI.Tim Dosen Kimia Fisika. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Semarang.
Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
Wahyuni, Sri.2003.Buku Ajar Kimia Fisika 2.Semarang:UNNES.
Mengetahui, Semarang, 04 Oktober 2011
Dosen Pengampu Praktikan
Dra. Sri Wahyuni, M.Si Arin Nur Suci Handayani
NIP NIM 4301409008
LAMPIRAN
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
12/13
JAWABAN PERTANYAAN
a. Tugas
1.
Tulis rumus kimia fenol dan Mrnya!
Fenol mempunyai rumus kimia C6H6O dengan nilai Mr = 94. Rumus
strukturnya sebagai berikut.
2.
Jika fenol yang digunakan berkadar 95% (b/b) dan massa yang ditimbangsebesar 5,140 gram, hitung jumlah mol fenol!
Massa fenol = 140,5100
954,883 gram.
Mol fenol = 94
883,4
Mr
m0,052 mol
3.
Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan fase? Adakah perbedaan
dengan wujudnya?
Fase adalah bagian serba sama dari suatu zat yang dapat dipisahkan secara
mekanik serta serba sama dalam sifat fisika dan kimia, sedangkan wujud
merupakan bentuk zat pada suhu tertentu. Zat pada suhu yang berbeda
mungkin mempunyai wujud yang berbeda. Misal air pada suhu -10C
wujudnya padat, sedangkan pada suhu 10C wujudnya cair.
b. Pertanyaan
1. Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam % (b/b) pada suhu kritis
larutannya?
Massa fenol = 5,14 g Fraksi mol fenol = 0,049
Massa air = 19 g Fraksi mol air = 0,951
Komposisi campuran dalam %
Fenol = 1001914,5
14,5
% = 21,29% Air = 1001914,5
19
% = 78,71%
2.
Berapa komposisi campuran fenol dan air dalam satuan mol fraksi padasuhu 50C, dimana sistem berada pada satu fase dan dua fase?
OH
-
7/26/2019 Larutan Timbal Balik Sistem Biner Fenol
13/13
Komposisi campuran pada suhu 50C (diambil dari Trata2= 56C)
XF= 0,127
XA= 0,873
Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di atas 64,5C.
Sistem berada dalam 2 fase pada suhu di bawah 64,5C.