laput fix

6
“KEBERADAANKU TIDAK TERSISIHKAN, NAMUN AKU PERLU DILESTARIKAN” “Sexy dancer dan seafood”, dua kata itu mungkin tidak asing dilihat, didengar, dan dicerna arti pelafalannya dalam interaksi di kancah pariwisata Indonesia. Dalam dunia pariwisata kini mulai banyak menjamur kosa kata asing yang digunakan di dalam interaksi yang terjadi antara para wisatawan dan para pekerja di sektor pariwisata. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bali merupakan daerah pariwisata atau disebut surganya pariwisata dunia di kelas internasional. Sebagai daerah pariwisata, wisatawan berkunjung ke Bali bersifat universal, baik yang berasal dari lokal maupun internasional. Tidak dipungkiri pengaruh arus globalisasi akan masuk dan menjadi bumbu penyedap perkembangan pariwisata Indonesia khususnya pariwisata Bali. Sejak nenek moyang, di Indonesia memang telah termaktub dan mendapat pengakuan bahwa bahasa nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan identitas nasional yang wajib digunakan oleh setiap warga Negara Indonesia. Jika saat ini kita telisik lebih dalam, keberadaan bahasa Indonesia seakan tersisihkan dengan posisi bahasa asing yang diprioritaskan dalam dunia pariwisata.

Upload: gung-lisa

Post on 05-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Loo

TRANSCRIPT

KEBERADAANKU TIDAK TERSISIHKAN, NAMUN AKU PERLU DILESTARIKAN

Sexy dancer dan seafood, dua kata itu mungkin tidak asing dilihat, didengar, dan dicerna arti pelafalannya dalam interaksi di kancah pariwisata Indonesia. Dalam dunia pariwisata kini mulai banyak menjamur kosa kata asing yang digunakan di dalam interaksi yang terjadi antara para wisatawan dan para pekerja di sektor pariwisata. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bali merupakan daerah pariwisata atau disebut surganya pariwisata dunia di kelas internasional. Sebagai daerah pariwisata, wisatawan berkunjung ke Bali bersifat universal, baik yang berasal dari lokal maupun internasional. Tidak dipungkiri pengaruh arus globalisasi akan masuk dan menjadi bumbu penyedap perkembangan pariwisata Indonesia khususnya pariwisata Bali.Sejak nenek moyang, di Indonesia memang telah termaktub dan mendapat pengakuan bahwa bahasa nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan identitas nasional yang wajib digunakan oleh setiap warga Negara Indonesia. Jika saat ini kita telisik lebih dalam, keberadaan bahasa Indonesia seakan tersisihkan dengan posisi bahasa asing yang diprioritaskan dalam dunia pariwisata. Bahasa Inggris yang diakui sebagai bahasa internasional seakan menjadi payung utama dalam komunikasi dikancah pariwisata dunia. Hal tersebut tercermin dari penggunaan bahasa asing khususnya bahasa Inggris yang mendominasi diksi dalam penggunaannya di sektor pariwisata, seperti dalam penulisan daftar menu makanan, nama restoran ataupun tempat hiburan yang menggunakan bahasa Inggris sebagai identitasnya. Padahal seyogianya bahasa Indonesia lah yang harus digunakan secara lebih optimal.Menurut Pak Joger alias bapak si Pendiri Joger (Pendiri Pabrik Kata-Kata Joger), tanpa dipungkiri bahasa Indonesia memang telah dinomor duakan. Mengapa, hal tersebut tidak dapat dipungkiri juga disebabkan oleh pengaruh dari terkenalnya Bali hingga ke kancah internasional. Lagi pula tidak semua wisatawan asing mengerti bahasa Indonesia. Ujar Pak Joger. Namun, secara optimal di dalam penulisan daftar makanan yang disediakan sudah ada upaya untuk membuat bahasa Indonesia tersebut tetap ada dan tidak tergeser oleh bahasa Inggris dengan membubuhi bahasa Indonesia di sebelah nama makanan yang ditulis dalam bahasa Inggris tersebut. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahawa kita juga biasa menjumpai kata sexy dancer, chiken steak, dan lain-lain yang menggunakan bahasa Inggris. Terbersit pertanyaan lagi bahawa mengapa kata-kata tersebut tidak menggunkan bahas Indonesia yang baik dan benar saja? Maksudnya apakah yang terkadung dalam bahasa tersebut?

Ketika dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Pak Joger menyatakan bahwa sebenarnya pihak kita (Indonesia) mengambil budaya mereka, contohnya chicken steak jika di bahasa Indonesia-kan menjadi ayam panggang, akan tetapi bumbu steak yang digunakan untuk memasaknnya berasal dari luar negeri. Kalau begitu, bagaimana mau menjadikannya bahasa Indonesia? tentu janggal, bukan? Kalau sudah begitu secara tidak langsung budayanya saja (bumbu masaknya) sudah berasal dari luar Indonesia. Jadi maksud beliau terkadang terasa janggal dan sulit untuk diingat serta dicerna, karena dari awal diperkenalkan sudah menggunakan bahasa asing yang pada prosesnya pun menggunakan bumbu atau budaya asing.

Namun di sisi lain, pemicu bahasa Indonesia di daerah pariwisata pada khususnya menjadi bahasa yang kedua adalah bahasa Inggris bersifat flesikbel dan tidak kaku serta gengsi yang dikalahkan oleh trend yang ada.

Bahasa inggris memang lebih fleksibel digunakan karena tidak memandang aturan kesopanan yang jelas secara langsung dapat dikategorikan tidak kaku. Kemudian bahasa inggris juga menjadi trend saat ini, jadi bahasa Indonesia yang terkesan kaku dianggap kuno. Sebenarnya kita agak susah menggunakan bahasa Indonesia untuk dunia pariwisata apalagi dengan bahasa Indonesia yang sesuai Ejaan Yang Disempurnakan. Ujar Pak Joger.Namun taukah anda, bahasa Indonesia juga tidak kalah saing dengan bahasa Inggris, khususnya untuk daerah pariwisata. Tidak sedikit kita menemui para wisatawan asing alias bule yang cakap dalam berbahasa Indonesia ya walaupun belum tentu bahasa yang digunakan baik dan benar. Maka dari itu, kita bisa menghapus anggapan bahwa bahasa Indonesia itu kaki dan tidak fleksibel. Bule saja bisa dan mau belajar serta menggunakan bahasa Indonesia, kenapa Indonesia tidak apalagi warga di daerah pariwisata. Kenalkanlah bahasa Indonesia yang sopan dan memiliki tingkat kesopanan yang tinggi untuk memperkenalkan Indonesia, khususnya Bali sehingga kita makin dihargai, dikenal serta semakin dihormati dan tidak adanya pengklaiman lagi.Kata gengsi memang suatu kata yang sangat sulit untuk ditepis pengaruhnya. Pengaruh gengsi benar-benar menjadi momok yang berat untuk dilawan. Namun tahukah anda bahwa gengsi tidak akan menghasilkan suatu keuntungan yang besar untuk kita. Gengsi tidak akan membuat Indonesia makin terkenal khususnya Bali sebagai daerah pariwisata. Pernahkah anda mendengar bahwa Bali itu terkenal karena budayanya, keramahannya serta adat istiadatnya. Kemudian budaya dapat kita maknai sebagai cipta, karsa, hasil karya yang bersifat tradisional dan turun temurun. Bahasa pun mampu kita masukkan dalam kategori budaya. Secara tidak langsung bahasa Indonesia juga merupakan budaya Indonesia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia juga menjadi bahasa yang disukai, digemari dan menarik untuk semakin dilestarikan, dipelajari dan dipahami. Bukan berarti hanya karena daerah pariwisata yang tentunya banyak dipengaruhi globalisasi berupa bahasa asing, kita jadi enggan menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan disinilah jika kita mampu melihat peluang untuk melestarikan dan membuat bahasa Indonesia semakin menjadi nomor satu. Ciptakanlah tren kita sendiri, tentunya tren Indonesia. Apakah mungkin bahasa Indonesia menjadi tren? Mengapa tidak, tentu bisa. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahasa Indonesia itu kental dengan kesopanan dalam berbahasa yang mungkin untuk beberapa orang hal tersebut membuat bahasa Indonesia menjadi kaku dan tidak fleksibel. Namun, tahukah anda disinilah peluang cemerlang bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dapat mengajarkan orang lain baik sengaja maupun tidak sengaja mengenai kesopanan baik jika kita gunakan untuk berbahasa dalam lisan dan tulisan. Ketika kesopanan tercermin dalam dalam bahasa yang digunakan dan disertai dengan tutur kata yang tepat serta menarik maka orang lain akan menjadi tertarik untuk mengetahui. Dan ketika orang-orang tertarik mengetahui maka hal tersebut akan semakin menyebar dan meluas. Dan misalnya yang tertarik itu adalah wisatawan asing maka mereka akan pelajari terus-menerus dan seperti yang dikatakan sebelumnya hal tersebut meluas dan menyebar. Secara tidak langsung, hal itu sudah membuat bahasa Indonesia semakin lestari. Dan ketika mereka pulang ke negaranya, mereka akan bercerita ke keluarga, teman atau orang lainnya sehingga mereka bisa menggunakan bahasa Indonesia, lebih bagus lagi jika bahasa Indonesia yang mereka tahu, pelajari, dan gunakan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bukan tidak mungkin ketika mereka kembali mengunjungi Bali pada khususnya, mereka akan menggunakan bahasa Indonesia. Jadi bahasa Indonesia akan menjadi bahasa utama, namun jika belum optimal terlaksana, setidaknya bahasa Indonesia dapat digunakan lebih banayak, lebih baik dan semakin berkembang terutama di daerah pariwisata seperti Bali.