lapsus kala ii lama

33
Laporan Kasus PERSALINAN KALA II LAMA Oleh Ivanna (I1A000016) Doni Saputra (I1A000022) Agustina Maria (I1A000027) Nor Hasanah (I1A000040) Pembimbing Dr. Fery Armanza, Sp. OG

Upload: iskandar-hasan

Post on 17-Feb-2016

94 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Kasus Obygn

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Kala II Lama

Laporan Kasus

PERSALINAN KALA II LAMA

Oleh

Ivanna (I1A000016)

Doni Saputra (I1A000022)

Agustina Maria (I1A000027)

Nor Hasanah (I1A000040)

Pembimbing

Dr. Fery Armanza, Sp. OG

Page 2: Lapsus Kala II Lama

BAGIAN/SMF ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGANRSUD ULIN – FK UNLAM

BANJARMASIN

2006DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................... ii

Pendahuluan ............................................................................................. 1

Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 2

Definisi .......................................................................................... 2

Etiologi .......................................................................................... 2

Manifestasi Klinis.............................................................................. 3

Diagnosa .......................................................................................... 3

Komplikasi ………........................................................................... 4

Penatalaksanaan ................................................................................ 4

Penanganan Khusus........................................................................... 6

Laporan Kasus .......................................................................................... 8

Diskusi .........................................................................................................16

Penutup ......................................................................................................19

Daftar Pustaka

Page 3: Lapsus Kala II Lama

PENDAHULUAN

Proses persalinan merupakan suatu proses mekanik dimana suatu benda

didorong melalui suatu ruangan oleh suatu tenaga. Benda yang didorong adalah janin,

ruangannya adalah pelvis dan tenaga adalah his yang mempunyai fungsi membuka

serviks dan mendorong bayi keluar. Salah satu bentuk patologi persalinan adalah

partus lama yang disebabkan kala II lama. 1,2,3

Partus abnormal terutama pada kala II dapat disebabkan satu dari tiga

permasalahan :1

- Passenger (ukuran bayi dan presentasi bayi)

- Pelvis atau passage (ukuran dan pelvis yang adekuat)

- Power (kontraksi uterus/his)

Pemanjangan kala II dapat menyebabkan peningkatan morbiditas dan

mortalitas perinatal serta maternal. Insiden partus lama menurut penelitian sekitar

2,8% - 4,9%. Partus yang berlangsung lama dapat menimbulkan komplikasi baik

terhadap ibu maupun terhadap anak. Oleh karena itu kita berusaha mengurangi angka

morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak dan tentunya yang ideal adalah

bagaimana mencegah terjadinya partus lama.4

Page 4: Lapsus Kala II Lama

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Kala II lama adalah kala pengeluaran janin yang dimulai sejak pembukaan

lengkap hingga janin lahir dan berlangsung ≥2 jam untuk primigravida dan ≥1 jam

untuk multipara.1

Etiologi

Persalinan normal rata-rata berlangsung ≥18 jam dihitung dari awal

pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari kala II, maka

kemungkinan akan timbul partus lama.

Sebab-sebab terjadinya kala II lama adalah multikompleks dan tentu saja

bergantung pada pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik dan

penatalaksanaannya. Faktor-faktor prnyebabnya antara lain :1,5

- His yang tidak adekuat

- Faktor janin (malpresentasi, malposisi, janin besar, kelainan congenital)

- Faktor jalan lahir (panggul sempit, tumor jalan lahir)

- Faktor penolong (pimpinan persalinan yang salah)

- Primitua

- Perut gantung, grandemultipara

Page 5: Lapsus Kala II Lama

- Ketuban pecah dini

Manifestasi Klinis :6

1. Pada Ibu

Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernafasan cepat

dan meteorismus. Di daerah lokal sering ditemui Bandl, edema vulva, edema

cerviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.

2. Pada Janin

- Denyut jantung janin cepat/tidak teratur bahkan (-), air

ketuban kental, kehijauan, berbau dan terdapat mekonium

- Kaput suksadeneum yang besar

- Maulage kepala yang hebat

- Kematian janin dalam kandungan

- Kematian janin intra partum

Diagnosa

Pada partus kala II lama penekanan diagnostik dilihat dari pembukaan cervik

yang lengkap tanpa disertai kemajuan persalinan ≥2 jam untuk primigravida dan ≥1

jam untuk multipara disertai sindrom pada ibu dan anak.7

Page 6: Lapsus Kala II Lama

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul pada kala II lama yaitu :3,8

1. Terhadap ibu bisa mengakibatkan :

- Infeksi sampai sepsis

- Asidosis dan gangguan elektrolit

- Dehidrasi, syok dan kegagalan fungsi organ

- Robekan jalan lahir

- Fistula buli-buli, vagina, rahim dan rectum

2. Pada janin :

- Gawat janin sampai meninggal dalam rahim

- Lahir dengan asfiksia berat sehingga dapat menimbulkan cacat otak menetap

- Trauma persalinan, fraktur tulang dada, lengan, kaki, kepala, karena

pertolongan persalinan dengan tindakan

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada kala II lama mencakup :3

1. Memperbaiki keadaaan umum ibu

- pasang infus set/blood transfusion set yang cukup adekuat (no.16-18) dan

kateter urine (ditampung)

- beri cairan, kalori dan elektrolit

Page 7: Lapsus Kala II Lama

Normal saline = 500 cc

Dextrose 5-10% = 500 cc

Dalam 1-2 jam pertama, selanjutnya tergantung produksi urine, berat jenis

plasma ( bila perlu) dan sesuai kebutuhan cairan.

- Koreksi asam basa dengan pengukuran CO2 dan pH (bila perlu)

- Pemberian antibiotic spectrum luas secara parenteral. Derivat :

Ampicilin 3x1 gr/hari

Gentamisin 60-80 mg, 2-3 kali/hari

Sefalosporin generasi III 2-3 kali, 1 gr/hari

- Menurunkan panas diberikan antipiretik dan kompres basah

2. Mengakhiri persalinan tergantung sebab dan janin hidup atau mati

1. Sebab

a. His yang tidak adekuat (inersia uteri)

- pastikan tidak ada CPD

- perbaiki keadaan umum penderita

- pecahkan ketuban, jika belum pecah diberikan infuse pitosin 5 satuan

dalam larutan glukosa 5% secara IV dengan kecepatan 12-50 tetes

permenit, tetesan dinaikkan perlahan sampai his adekuat

-nilai kemajuan persalinan 2 jam setelah his baik, bila tidak ada kemajuan

persalinan maka dilakukan tindakan SC. Pada kala II persalinan dapat

diakhiri dengan vakum ekstraksi atau cunam bila syarat-syarat terpenuhi.

Page 8: Lapsus Kala II Lama

b. Faktor janin

- Janin yang besar dan panggul yang sempit (CPD) tidak bisa dilahirkan

pervaginam, harus diakhiri dengan SC

- Malposisi dan malpresentasi janin, dilakukan penatalaksanaan secara

spesifik sesuai dengan keadaan malpresentasi dan malposisi yang

didapatkan

c. Faktor jalan lahir

- kelainan bentuk panggul dan panggul yang sempit akan menyulitkan

persalinan. Pengakhiran persalinan biasanya dengan SC

d. Pimpinan partus yang salah

- melahirkan harus pada orang yang terlatih dan berwenang (bidan atau

dokter)

2. Janin hidup atau mati

- Pembukaan lengkap, bila syarat-syarat persalinan pervaginam terpenuhi

maka persalinan dilakukan pervaginam dengan mempercepat kala II

(vakum/forceps/embriotomi)

- Pembukaan belum lengkap, syarat pervaginam tidak terpenuhi maka

dilakukan SC

Penanganan Khusus

Kala II memanjang :4,7

Page 9: Lapsus Kala II Lama

- Jika malpresentasi dan tanda-tanda obstruksi bisa disingkirkan berikan infuse

oksitosin

- Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala :

- jika kepala tidak lebih dari 1/5 diatas simfisis pubis atau bagian tulang kepala di

stasion (0) lakukan ekstraksi vakum atau forceps

- jika kepala antara 1/5-3/5 diatas simfisis pubis atau bagian tulang kepala di stasion (0)

sampai (-2), lakukan ekstraksi vakum, jika operator kesulitan dilakukan tindakan SC

- jika kepala lebih dari 3/5 diatas simfisis pubis atau bagian tulang kepala si stasion (-2)

lakukan SC

Page 10: Lapsus Kala II Lama

LAPORAN KASUS

I. Identitas

Nama : Ny. Wati Nama suami : Tn. Utuh

Umur : 20 tahun Umur : 20 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pekerjaan : Petani Pekerjaan : Petani

Alamat : Jl. Banjarmasin

MRS tanggal : 17 – 01 – 2006 (Pukul 13.45 Wita)

II. Anamnesa

Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa tanggal 17-01-2006 pukul 13.45

WITA.

1. Keluhan utama :

Ingin melahirkan

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Kurang lebih 4 hari yang lalu os mengeluh sakit perut yang kemudian disertai

keluarnya lendir darah serta air. Os kemudian pergi ke dukun kampung dan

mengaku perutnya didorong-dorong selama 2 hari berturut-turut. Karena tidak

juga melahirkan melainkan os semakin sakit dan kelelahan, kemudian os

Page 11: Lapsus Kala II Lama

dibawa ke rumah sakit Kapuas dan didiagnosa sebagai kala II lama dengan

CPD + KPD + Gawat janin + Ruptur uteri imminens. Selama di rumah sakit

Kapuas os mendapat pengobatan D5% 30 tetes/menit dan cefotaxim 1 gr.

Kemudian os dirujuk ke RSU Ulin Banjarmasin.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Os mengaku tidak pernah menderita darah tinggi, asma maupun kencing

manis.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Os mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang menderita tekanan

darah tinggi, kencing manis maupun asma.

5. Riwayat Haid

Menarche umur 14 tahun, siklus haid 27 hari, teratur, lama 5 hari, tidak ada

keluhan selama haid, HPHT 04 – 2005.

7. Riwayat Perkawinan:

Os menikah pada 1 kali dan sudah 1 tahun lamanya.

8. Riwayat Obstetri:

G1P0A0

III. Pemeriksaan

A. Pemeriksaan Fisik Umum

1. Keadaan umum : Tampak lemah

2. Kesadaran : Kompos mentis

Page 12: Lapsus Kala II Lama

3. Tanda Vital

Tensi :130/80 mmHg

Nadi : 96 x/menit

Suhu : 38,5 oC

Pernapasan : 32 x/menit

BB : 52 kg TB: 147 cm

4. Kepala dan leher

Kepala : Bentuk normal

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, palpebrae tidak

edem, pupil isokor, refleks cahaya +/+.

Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, tidak

ada ganguan pendengaran.

Hidung : Bentuk normal, tidak tampak defiasi septum, tidak ada sekret,

tidak ada epistaksis, tidak ada pernapasan cuping hidung.

Mulut : Bibir dan mukosa tidak anemis, perdarahan gusi tidak ada,

tidak ada trismus, tidak ada pembesaran atau radang pada

tonsil, lidah tidak ada kelainan, tidak ada gigi palsu.

Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak tampak pembesaran kelenjar

getah bening dan tiroid, tidak ada pembesaran JVP.

5. Thoraks

Paru

Page 13: Lapsus Kala II Lama

Inspeksi : bentuk normal, gerakan simetris dan ICS tidak melebar.

Palpasi : fremitus raba +/+ simetris, tidak ada nyeri tekan.

Perkusi : sonor +/+, tidak ada nyeri ketuk.

Auskultasi : Vesikuler, tidak ada ronkhi atau wheezing.

Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak, voissure cardiac tidak

tampak

Palpasi : tidak teraba thrill.

Perkusi : batas jantung normal, ICS V LMK kiri dan ICS II LPS

kanan.

Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, bising jantung tidak ada.

6. Abdomen : Status Obstetri

7. Ekstremitas atas dan bawah :

Atas : Edema (-), gerak normal, nyeri gerak (-).

Bawah : Edema (-), gerak normal, nyeri gerak (-).

B. Pemeriksaan Obstetri :

1. Inspeksi : Perut tampak membuncit

2. Palpasi : Leopold I : fundus uteri teraba 3 jari di bawah

processus xyphoideus (TFU = 36 cm)

Leopold II : memanjang, punggung kanan.

Leopold III : presentasi kepala

Page 14: Lapsus Kala II Lama

Leopold IV: 3/5.

His : 2x/10’/25”

TBJ : 3565 gram

3. Auskultasi : DJJ 136 x/menit.

4. Pemeriksaan Dalam :

Vaginal Touche : portio tidak teraba, arah mendatar, ketuban (-), pembukaan

lengkap, bagian kepala terbawah di Hodge II.

Kesan Panggul : luas

C. Pemeriksaan Penunjang

Hb Sahli 10,7 gr %.

IV. Diagnosa

G1P0A0, hamil aterm, kala II lama + CPD + KPD + ruptur uteri imminens. Janin

tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala.

V. Penatalaksanaan

- IVFD RL

- Cefotaxim 1 gr

- Cito SC

VI. Laporan SC

Page 15: Lapsus Kala II Lama

Diagnosa Pre operasi : G1P0A0, hamil aterm, kala II lama + CPD + KPD +

ruptur uteri imminens. JTHIU, presentasi kepala.

Macam Operasi : SC corporal

Tanggal operasi : 17 Januari 2006 (Pukul 19.05 s/d 20.00 WITA)

Jenis Anestesi : General Anestesi

Operator : dr. Adjar W Sp.OG

Laporan Operasi :

- Pasien terlentang diatas meja opersi, dilakukan aseptic dan antiseptic

- Lapangan pandang opersi dipersempit dengan duk steril, kemudian dilakukan

general anstesi

- Dilakukan insisi midline ± 15 cm antara simfisis-pusat kemudian insisi

diperdalam smpai cavum abdomen. Tampak uterus gravid sesuai kehamilan

pada segmen bawah rahim tampak berwarna kebiruan → rupture uteri

imminens

- Dilakukan insisi corporal

- Dilakukan ekstraksi bokong, kemudian berturut-turut lahir kaki, badan, bahu

dan kepala. Lahir bayi laki-laki, tidak segera menangis, AS 2-3-4, BB 2550

gram, PB 47 cm, anus (+), kelainan congenital (-).

- Plasenta lahir secara manual, insersio sentralis, infark (-), hematom (-),

lengkap

- Dilakukan pencucian kavum uteri dengan Nacl 0,9% ± 500 cc

Page 16: Lapsus Kala II Lama

- Dilakukan penjahitan kavum uteri lapis demi lapis, dilakukan evaluasi

perdarahan

- Dilakukan pencucian cavum abdomen dengan Nacl 0,9% ± 1000 cc

- Dilakukan penjahitan cavum abdomen lapis demi lapis dengan jelujur

- Operasi selesai

Diagnosa Post Op : P1A0 post SC corporal a.i rupture uteri imminens + fetal

fetus POD I

Terapi post operasi

o IVFD RL : D5% = 1 : 1

o Transfusi sampai Hb > 10 gr%

o Injeksi Cefotaxim 3 x 1 gram (IV)

o Injeksi Alinamin F 3 x 1 ampul (IV)

o Injeksi Ulsikur 3x1 ampul (IV)

o Injeksi Antrain 3x1 ampul (IV)

o Injeksi Fladex 2x1 flash (drip)

VII. Observasi Post Operasi

Jam TD

(mmHG)

Nadi

(x/’)

RR

(x/’)

T

(oC)

Urine

(cc)

20.30 110/70 90 16 36,2 200

21.30 120/70 88 18 36,2 250

22.30 120/70 82 18 36,5 300

23.30 120/80 80 20 36,5 400

Page 17: Lapsus Kala II Lama

VIII. Follow Up

Perawatan dari tanggal 17 - 23 Januari 2006 Tgl

SOAP

17 18 19 20 21 22 23

Januari 2006

Subjektif

Nyeri

Perdarahan

Mobilisasi

+

+

-

<<

<<

+

<<

<<

+

<<

<<

+

<<

<

+

<<

<<

+

<

<

+

Objektif

TD (mmHg)

Nadi (x/menit)

RR (x/menit)

Temperatur (oC)

120/80

72

18

36,2

120/80

80

18

36,8

130/80

80

18

36,8

130/70

92

20

36,5

110/70

80

22

37

110/70

80

22

36,5

120/70

80

20

36,5

Assesment P1A0 Post SC Corporal a/i Ruptur Uteri Imminens

Penatalaksanaan

IVFD Rl:D5% = 1:1

Transfusi darah (kolf)

Inj. Cefotaxim 3 x 1 (IV)

Injeksi Alinamin F 3 x 1

ampul (IV)

Injeksi Ulsikur 3x1 amp

(IV)

Injeksi Antrain 3 x 1 ampul

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

-

+

+

+

+

+

-

+

+

+

+

-

-

-

-

-

-

Page 18: Lapsus Kala II Lama

(IV)

Injeksi Fladex 2x1 flash

(drip)

Amoxicilin 3x500 mg

Grahabion 1x1 tab

Grafamic 3x1 tab

+ + + + -

+

+

+

+

+

+

+

+

+

DISKUSI

Pada kasus ini dari anamnesa, penderita datang dengan keluhan utama ingin

melahirkan. Penderita mengaku kurang lebih 4 hari yang lalu sakit perut, kemudian

keluar lendir darah disertai air. Penderita mengaku ada ke dukun kampung dan

didorong-dorong perutnya selama 2 hari berturut-turut. Karena tidak berhasil, dan

penderita kelelahan serta sakit perut bertambah, penderita dibawa ke RS Kapuas dan

didiagnosa sebagai kala II lama dengan CPD+KPD+Gawat janin+Ruptur uteri

imminens dan penderita telah mendapat pengobatan D5% 30 tetes/menit dan

cefotaxim 1 gram. Penderita kemudian dirujuk ke RS Ulin Banjarmasin untuk

mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Berdasarkan status obstetric didapatkan pembukaan cervik yang lengkap

dengan presentasi kepala pada Hodge II dan selama pemantauan lebih dari 2 jam

tidak didapatkan adanya kemajuan persalinan. Dari anamnesa diketahui 4 hari yang

lalu ketuban penderita sudah pecah dan ada riwayat didorong oleh dukun selama 2

Page 19: Lapsus Kala II Lama

hari berturut-turut. Sehingga berdasarkn anamnesa dan status obstetric penderita

didiagnosa sebagai G1P0A0 hamil aterm kala II lama + CPD + KPD + Ruptur uteri

imminens JTHIU presentasi kepala.

Kala II lama merupakan kala pengeluaran janin yang dimulai sejak

pembukaan lengkap hingga janin lahir dan berlangsung 2 jam untuk primigravida dan

1 jam untuk multigravida. Pada kasus ini kala II lama disebabkan oleh CPD dan

ketuban pecah dini serta pimpinan persalinan yang salah yang mana mengakibatkan

terjadinya ruptur uteri imminens. CPD terjadi karena janin terlalu besar atau panggul

terlalu sempit sehingga persalinan macet.

Pada pemeriksaan fisik diketahui bahwa tinggi badan penderita yaitu 147 cm

sehingga terdapat kemungkinan ukuran panggul yang kecil sedangkan dari

pemeriksaan status obstetric didapatkan tinggi fundus uteri 3 jari di bawah prosessus

xyphoideus (36 cm) dan diperkirakan berat badan janin 3565 gram. Untuk

pemeriksaan pelvimetri klinik maupun pemeriksaan rontgenologis tidak dilakukan

pada penderita ini karena pertimbangan resiko yang akan membahayakan janin.

Pada kasus ini, kala II lama disebabkan oleh Cranio Pelvico Disproporsi

(CPD) serta juga terjadi ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini pada kehamilan

aterm dapat menimbulkan komplikasi infeksi janin, infeksi maternal, penekanan/

prolaps tali pusat dan gagal induksi.

Ruptur uteri imminens yang terjadi pada penderita ditandai dengan terabanya

bundle ring yaitu nampak lingkaran diantara korpus uteri dan segmen bawah rahim

Page 20: Lapsus Kala II Lama

(SBR) dan didapatkan hematuri pada kateterisasi. Selain itu penderita nampak

gelisah, ketakutan, disertai perasaan nyeri di abdomen yang semakin meningkat

setiap datangnya his. Berdasarkan anamnesa sebelumnya penderita telah ditolong

oleh dukun dengan melakukan pendorongan di abdomen untuk mempercepat

persalinan.

Penatalaksanaan pada penderita ini adalah dengan memberikan infus RL

untuk memperbaiki keadaan umum penderita yang sebelumnya menunjukkan gejal

dehidrasi. Pemberian antibiotic cefotaxim untuk mengurangi infeksi yang terjadi pada

ibu akibat KPD. Penanganan selanjutnya direncanakan tindakan seksio seksarea

elektif untuk mengeluarkan janin. Indikasi dilakukan seksio seksarea pada kasus ini

adalah CPD dan ketuban pecah dini serta curiga adanya ruptur uteri imminens .

Dari hasil laporan operasi SC dilahirkan bayi laki-laki, tidak langsung

menangis dan tanpa adanya kelainan congenital, pada segmen bawah rahim juga

didapatkan tampak warna kebiruan yang menunjukkan adanya ruptur uteri imminens.

Penatalaksanaan post partum pada penderita ini dengan pemberian RL:D5

1:1, transfusi darah untuk mencapai HB >10 gr% dan antibiotic untuk mengurangi

infeksi pada luka akibat proses persalinan secara SC corporal. Untuk mengurangi

keluhan nyeri pada penderita diberikan obat golongan analgetik antipiretik. Penderita

juga mendapatkan terapi suportif dengan pemberian suplemen vitamin.

Page 21: Lapsus Kala II Lama

PENUTUP

Telah dilaporkan pasien wanita usia 20 tahun dengan diagnosa G1P0A0 hamil

aterm kala II lama + CPD + KPD + ruptur uteri imminens JTHIU presentasi kepala.

Pada penderita ini dilakukan seksio seksarea secara corporal. Pemulihan pasca

operasi memperlihatkan keadaan umum yang baik pada ibu.

Page 22: Lapsus Kala II Lama

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. Distosia Karena Kelainan Tenaga. Dalam : Ilmu Kebidanan.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 1994

2. Scoff, Naylor. Persalinan dan Kelahiran. Dalam : Referensi Ringkas Obstetri-

Ginekology, EGC. Jakarta, 2005

3. Kegawatdaruratan

4. Management

5. Cunningham G, Mac Donald P, Gant N. Obstetri William. Alih Bahasa : Joko S

dan Andry H. EGC, Jakarta. 1995

6. Mochtar, Rustam. Partus Lama. Dalam : Sinopsis Obstetri, EGC. Jakarta. 1998

7. El-Damanhoury, Hala. Problems during Childbirth in Selected Practise

Recommendations for Pregnancy and Childbirth. Association for Health and

Environmental (AHED), 2003.

8. Soedarto, W W. Partus Kasep. Dalam : Standar Pelayanan Profesi Obstetri dan

Ginekologi, FK UNLAM. Banjarmasin. 2000

Page 23: Lapsus Kala II Lama

9. Saifuddin. Persalinan Lama. Dalam : Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. JN PKKR-POGI, Jakarta. 2001