laprak pembuatan kalsium sulfat dari batu gamping
DESCRIPTION
kimia anorganikTRANSCRIPT
Pembuatan Kalsium Sulfat dari Batu Gamping
17 November 2014
Afina Zahrah
1113016200059
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pembuatan kalsium sulfat dari bantu gamping untuk
membuat kalsium sulfat dari batu gamping dan uji kualitatif dari kalsium sulfat yang
didapatkan. Metode yang digunakan yaitu Gravimetri dan Uji Kualitatif. Hasil yang
didapatkan yaitu kalsium sulfat dapat dilakukan dari batu gamping sebesar 0,05 gram dari 2
gram serbuk batu gamping.
Kata Kunci : Ekstraksi, Kalsium Sulfat, Batu Gamping, Pembuatan dan Kalsinasi.
PENDAHULUAN
Gamping banyak terdapat di Indonesia. Gamping mempunyai rumus kimia CaCO3
dengan impuritis umum berupa silika, besi dan magnesium. Batu gamping dapat terlarutkan
oleh air hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Di bawah pengaruh
tekanan yang tinggi, batu gamping termetamorfosakan menjadi batuan metamorf marble.
Pada kondisi tertentu, kalsit yang terdapat di dalam batu gamping teralterasi menjadi batuan
dolomite. Salah satu penggunaan batu gamping adalah untuk pembuatan bahan kimia,
diantaranya kalsium sulfat. Kalsium sulfat umumnya berwarna putih, tergantung mineral
pengotornya dengan derajad kekerasan 1,5 – 2 dan berat jenis 2,31 – 2,35. Kalsium sulfat
termasuk garam kalsium yang mudah mengendap dengan nilai Ksp 2,4.10-5. Kalsium sulfat
dapat digunakan sebagai salah satu bahan pembuat portland semen, bahan baku kapur tulis,
penambah kekerasan untuk bahan bangunan, dll. (Pranato, 2011)
Batu kapur (bahasa Inggris : limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen
terdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah
organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit dilantai
samudra sebagai pelagicooze (lihat lysocline untuk informasi tentang dissolusi calcite).
Calcite sekunder juga dapat terdeposit oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang
presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit.
Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan
penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan
sedimen. Pembentukan batu gamping terjadi secara organik, mekanik atau secara kimia.
(Achmad, 2001)
Batu gamping adalah batuan fosfat yang sebagian besar tersusun oleh mineral kalsium
karbonat (CaCO3). Bahan tambang ini biasa digunakan untuk bahan baku terutama dalam
pembuatan semen abu/portland (biasa digunakan sebagai perekat untuk memplester), industri
keramik, obat-obatan, dll. Batu gamping (limestone) merupakan batuan sedimen organik
klastik. Secara umum batu gamping dikelompokkan berdasarkan mineral utama pembentuk
batu gamping yaitu kalsit (calcite (CaCO3)) atau dolomite (MgCa(CO3)2). Batu gamping juga
dikelompokkan berdasarkan kandungan senyawa karbonat dalam batuan misalnya batu
gamping murni, batu gamping napalan, batu gamping tufan. Pengelompokkan batu gamping
berdasarkan grade atau kandungan karbonatnya banyak digunakan dalam kajian pedology
dan edaphology. (Geops, 2014)
Kalsium merupakan kation yang sering dihubungkan dengan kemasaman tanah,
karena dapat mengurangi efek kemasaman. Sebagai sumber utama kalsium tanah adalah
kerak bumi yang didalamnya terkandung 3,6% Ca. Mineral utama yang banyak mengandung
kalsium antara lain kalsit (CaCO3) dan dolomit [CaMg(CO3)2] yang merupakan penyusun
batuan sedimen limestone dan dolomit. Adanya kandungan kapur (CaCO3) bebas, di dalam
tanah dapat diketahui dengan meneteskan asam Chlorida 10% (HCl 2 N). Adanya percikan
menandakan adanya kapur bebas, makin banyak percikannya makin banyak kandungan kapur
dalam tanah. Reaksi yang terjadi CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2 (Ranawijaya, 1985)
Kalsium adalah logam yang lunak, tetapi sedikit lebih keras dari pada timah,mudah
ditempa dan ditekan. Oleh karena logam ini didapatkan dalam bentuk persenyawaan yang
mengandung nitrogen, sehingga untuk memperolehnya logam kalsium murni sangat sulit.
Biasanya untuk mendapatkan logam kalsium dengan jalan elektrolisa terhadap leburan
kalsium klorida murni. Logam kalsium sangat reaktiv, bereaksi dengan halogen dan hidrogen
masing-masing membentuk senyawa halidanya dan hidridanya.
Ca + Cl2→ CaCl2
Ca + H2 →CaH2
Pada temperatur tinggi, kalsium mereduksi sebagian besar logam, maka kalsiumbanyak
dipakai sebagai reduktor dalam pembuatan logam-logam Cu, Fe, Ni dan Pb. Dan juga dipakai
untuk membuat logam campuran. Kalsium klorida banyak terdapat pada Tachydrite. Secara
teknis kalisum klorida diperoleh dari hasil samping dari pembuatan Natrium bikarbonat
dengan prosessolvay. Dapat juga diperoleh dengan jalan melarutkan (Ca(OH)2) atau CaCO3
dalam HCl.
Kalsium klorida dalam bentuk anhidrous banyak digunakan sebagai bahan pengering.
Sifat kalsium klorida adalah asam sehingga kalsium klorida juga dapat mempercepat
terjadinya proses korosi pada besi. (Vogel, 1985)
METODOLOGI
Dalam praktikum kali ini alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu oven, gelas kimia 250
ml, gelas ukur 100 ml, satu set statif, tabung reaksi, spatulla, mortas dan alu, kertas saring,
neraca analitik, kaca arloji, labu erlenmeyer 250 ml, batu gamping, asam sulfat, asam klorida,
asam nitrat, aquadest, kalium tiosianat, natrium karbonat, natrium oksalat.
Langkah awal yang harus dilakukan yaitu menumbuk halus batu gamping seberat 2
gram kira-kira 100 mesh lalu kemudian dipanaskan dalam tanur pada 900oC selama 1 jam.
Kemudian batu gamping yang sudah dipanaskan , serbuk hasil pentanuran direndam dengan
50 ml akuadest dan 25 ml HCl 1M selama 15 menit sambil diaduk-aduk. Kemudian larutan
disaring dengan kertas saring. Filtrat yang terbentuk dipekatkan dengan cara diuapkan diatas
spirtus namun jangan sampai terbentuk endapan. Bila terbentuk endapan hentikan pemanasan
dan kemudian tambahkan setetes semi setetes akuadest sampai larut kembali. Filtrat yang
sudah dipekatkan ditambahkan setetes demi setets H2SO4 1M sambil diaduk sampai terbentuk
endapan. Kemudian filtrat didinginkan dan disaring kembali dengan kertas saring. Endapan
kemudian dipanaskan didalam oven selama 20 menit dan kemudian ditimbang massanya
dengan neraca analitik.
Setelah endapan kering selanjutnya dilakukan uji kualitatif yaitu endapan yang
terbentuk dibagi dua kedalam 2 tabung reaksi sama rata. Tabung pertama ditambahkan
dengan KSCN 1M dan amati perubahan yang terjadi. Tabung kedua ditambahkan dengan 10
ml asam nitrat 1M, amati perubahan yang terjadi selanjutnya tambahkan dengan natrium
oksalat atau natrium oksalat 1M dan amati kembali perubahan yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berat kertas saring kosong : 0,45 gram
Berat kertas saring + endapan yang sudah dipanasan : 0,5 gram
Berat endapan yang sudah dipanaskan 0,05 gram
Uji Kualitatif
NO Reaksi Perubahan
1 Endapan + KSCN 1M Endapan tidak larut namun warna larutan berubah
menjadi merah muda bening
2 Endapan + 10 ml asam nitrat 1M Endapan yang ada larut
3
Endapan + 10 ml asam nitrat 1M
+ natrium oksalat atau natrium
karbonat 1M
Terbentuk gelembung-gelembung gas dan larutan
keruh
Dalam praktikum pembuaran kalsium sulfat dari batu gamping ini yaitu untuk dapat
memeperoleh kalsium sulfat dalam batu gamping. Batu gamping banyak mengandung
kalsium sulfat yang cukup tinggi untuk itulah kita melakukan percobaan dengan
menggunakan batu gamping. Sebelum dilakukan pernyaringan batu gamping ditumbuk halus
terlebih dulu agar mudah untuk dilakukan penyaringan nantinya dan setelah itu dilakukan
penaturan dalam oven. Fungsi penaturan dalam percobaan ini adalah untuk menghilangkan
hidrat atau air yang masih terkandung dalam batu gamping tersebut. Setelah dipanaskan
sampel dicampur dengan larutan yang berisi 50 ml akuadest dan 25 ml HCl 1M sambil
diaduk terus menerus selama ± 15 menit, hal ini berfungsi untuk mempercepat tumbukan
antar partikel sehingga semakin cepat pula ia bereaksi atau larut. Kemudian endapan disaring
dan difiltratnya dipekatkan dengan cara diuapkan namun tidak sampai terbentuk endapan.
Kemudian fitrat ditambahkan dengan H2SO4 sampai terbentuk endapan. Endapan putih yang
terbentuk ini merupakan kalsium sulfat, dimana reaksi yang terjadi ialah:
CaCl2 + H2SO4CaSO4 + 2 HCl
Endapan yang didapatkan yaitu endapan putih kemudian endapan ini dikeringkan
didalam oven selama 20 menit. Selanjutnya endapan ditimbang dan didapatkan massa sampel
yang kering 0,05 gram dari 2 gram sampel yang dilakukan.
Selanjutnya dilakukan uji kualitatif dengan tujuan untuk memastikan apakah endapan
yang sudah panaskan ini merupakan kalsium sulfat. Pertama membaginya menjadi 2 di 2
tabung yang berbeda. Tabung 1 ditambahkan dengan KSCN 1M dan hasil yang didapatkan
endapan tidak larut namun warna larutan berubah menjadi merah muda bening. Warna ini
menandakan adanya ion kalsium. Sedangkan tabung 2 ditambahkan dengan Asam Nitrat 1M
10 ml dan endapan yang mengering ini larut dan kemudian ditambahkan dengan natrium
karbonat 1M beberapa tetes dan terbetuk gelembung-gelembung gas serta larutannya keruh.
Hal ini menandakan terbentuknya kalsium karbonat dari reaksi yang terjadi.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami lakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Pembuatan kalsium sulfat dapat dilakukan dari bahan dasar batu kapur (batu
gamping).
Batu gamping banyak mengandung kalsium sulfat.
Massa kalsium suldat yang didapatkan yaitu 0,05 gram atau 25% dari sampel batu
gamping yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Ranawijaya, J. 1985. Ilmu Kimia 2. Jakarta: Depdikbud.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima Bagian II.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Geops Min. 2014. Jenis-jenis Batu Gamping. https://www.academia.edu/4645095/JENIS-
JENIS_BATU_GAMPING. [Diakses pada 20 November 2014 pukul 21.19 WIB]
Pranoto. 2011. Diktat Praktikum Kimia Anorganik 2012.
prananto.lecture.ub.ac.id/files/2011/12/Diktat-Praktikum-Kimia-Anorganik-2012.pdf.
[Diakses pada 20 November 2014 pukul 21.14 WIB]
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
% CaSO4 yang terbentuk =
× 100%
=
× 100%
= 2,5%
REAKSI
CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + H2CO3
CaCl2 + H2SO4 CaSO4 + 2 HCl
CaSO4 + 2 KSCN Ca(SCN)2 + K2SO4
CaSO4 + 2 HNO3 Ca(NO3)2 + H2SO4
Ca(NO3)2 + Na2CO3 CaCO3 + 2 NaNO3
FOTO