laporan_karangsambung

24
Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kampus Lapangan Geologi Karangsambung merupakan daerah kawasan tropis yang tidak luas namun menyimpan fenomena geologi dan aneka batuan unik dan langka. Teori tentang lempeng tektonik dapat diuji kebenarannya disini. Lokasi kampus ini juga luput dari kegiatan gunung api muda dan relatif terhindar dari disintegrasi iklim tropis. Daerah Karangsambung memiliki ciri khas geologi yang sangat menarik untuk dipelajari. Pada daerah ini terdapat batuan Pra-Tersier dengan jenis batuan yang beragam serta tatanan dan struktur geologi yang kompleks. Kondisi geologi yang kompleks ini terbentuk karena pada daerah Karangsambung merupakan zona meratus, yaitu daerah pertemuan antara lempeng (subduksi) yang terangkat. Lempeng yang saling bertabrakan tersebut membentuk boudin- boudin lonjong yang membentuk formasi masing-masing dengan jenis batuan yang beragam. Sebelum palung subduksi tersebut terangkat, banyak jenis batan yang terendapkan dengan batuan domiannya berupa batu lempung. Pada daerah ini juga ditemukan batuan yang berada di laut dalam, karena proses pengangkatan pada zona palung subduksi tersebut. Geologi Karangsambung mempunyai formasi yang khas dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini terlihat dari bentuk morfologi yang berbentuk lonjong dan berbukit-bukit dengan formasi batuan yang berbeda-beda, stratigrafi daerah ini sangta khas dan membentuk formasi yang beragam, struktur geologi pada daerah ini terdiri dari lipatan, sesar dan kekar. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Keadan geomorfologi daerah Karangsambung? 2. Batuan apa saja yang terdapat di daerah Karangsambung? C. TUJUAN Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui keadaan geomorfologi daerah Karangsambung. 2. Untuk mengidentifikasi batuan yang terdapat di daerah Karangsambung.

Upload: jundi

Post on 05-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ddsvdsdvdsvdfb

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kampus Lapangan Geologi Karangsambung merupakan daerah kawasan tropis yang

tidak luas namun menyimpan fenomena geologi dan aneka batuan unik dan langka. Teori

tentang lempeng tektonik dapat diuji kebenarannya disini. Lokasi kampus ini juga luput

dari kegiatan gunung api muda dan relatif terhindar dari disintegrasi iklim tropis. Daerah

Karangsambung memiliki ciri khas geologi yang sangat menarik untuk dipelajari. Pada

daerah ini terdapat batuan Pra-Tersier dengan jenis batuan yang beragam serta tatanan dan

struktur geologi yang kompleks. Kondisi geologi yang kompleks ini terbentuk karena pada

daerah Karangsambung merupakan zona meratus, yaitu daerah pertemuan antara lempeng

(subduksi) yang terangkat. Lempeng yang saling bertabrakan tersebut membentuk boudin-

boudin lonjong yang membentuk formasi masing-masing dengan jenis batuan yang

beragam. Sebelum palung subduksi tersebut terangkat, banyak jenis batan yang

terendapkan dengan batuan domiannya berupa batu lempung. Pada daerah ini juga

ditemukan batuan yang berada di laut dalam, karena proses pengangkatan pada zona

palung subduksi tersebut. Geologi Karangsambung mempunyai formasi yang khas

dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini terlihat dari bentuk morfologi yang berbentuk

lonjong dan berbukit-bukit dengan formasi batuan yang berbeda-beda, stratigrafi daerah ini

sangta khas dan membentuk formasi yang beragam, struktur geologi pada daerah ini terdiri

dari lipatan, sesar dan kekar.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Keadan geomorfologi daerah Karangsambung?

2. Batuan apa saja yang terdapat di daerah Karangsambung?

C. TUJUAN

Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keadaan geomorfologi daerah Karangsambung.

2. Untuk mengidentifikasi batuan yang terdapat di daerah Karangsambung.

Page 2: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 2

D. MANFAAT

Manfaat yang diperoleh dari kuliah lapangan ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mempelajari dan menambah ilmu pengetahuan tentang geomorfologi daerah

Karangsambung.

2. Dapat mengenali dan mengidentifikasi jenis-jenis batuan.

Page 3: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 3

BAB II

ISI

A. GEOLOGI KARANGSAMBUNG

1. Fisiografi Regional

Daerah Karangsambung berada di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah,

Indonesia. Batas wilayah di sebelah utara daerah ini adalah dengan wilayah Banjarnegara,

di timur berbatasan dengan wilayah Wadaslintang, di sebelah selatan berbatasan dengan

wilayah Kebumen dan di sebelah barat berbatasan dengan daerah Gombong.[1]

Secara

geografis, daerah Karangsambung mempunyai koordinat 7⁰34’00” - 7⁰36’30” LS dan

109⁰37’00” - 109⁰44’00” BT. Secara administratif, daerah pemetaan Gunung Paras

termasuk kedalam Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Karanggayam, Kabupaten

Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Secara fisiografis, daerah Karangsambung termasuk ke

dalam Zona Pegunungan Serayu Selatan. [2]

Gambar1. Peta dan batas wilayah cagar alam Karangsambung

Daerah Karangsambung memiliki elevasi ± 11m dpl dengan morfologi yang disebut

sebagai amphitheatre, merupakan suatu antiklin raksasa yang memiliki sumbu yang

menunjam (inclined anticline) ke arah Timur Laut yang telah mengalami erosi. Morfologi

yang khas ini memanjang ke arah Barat mulai dari daerah Klepoh hingga Kali Larangan.

Sayap-sayap dari antiklin raksasa tersebut membentuk morfologi berupa perbukitan di

Page 4: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 4

bagian utara (G. Paras) dan Selatan (G.Brujul dan Bukit Selaranda) dari daerah pemetaan.

Perbukitan ini memiliki arah memanjang Timur-Barat. Sumbu antiklin tersebut mengalami

proses erosi yang membentuk morfologi berupa lembah di daerah Karangsambung dengan

adanya perbukitan-perbukitan terisolasi yang berupa tubuh batuan beku (intrusi) dan batu

gamping (Jatibungkus) serta konglomerat (Pesanggrahan). Pada daerah pemetaan, di

sebelah Barat Laut dari lembah Karangsambung, terdapat perbukitan kompleks (Pagerbako

dan Igir Kenong) yang tersusun atas lithologi berupa fragmen-fragmen raksasa batuan

metamorf ( filit) dan batu sedimen laut dalam (perselingan rijang dan gamping merah)

yang tertanam di dalam massa dasar lempung.

Gambar 2. Peta bentukan morfologi Karangsambung

Perbedaan morfologi di daerah ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik geologi

yang dicerminkan oleh lithologi yang menyusun daerah tersebut yang memiliki kekerasan

dan resistensi yang berbeda-beda terhadap erosi yang akhirnya membentuk morfologi yang

khas dari daerah ini, serta pengaruh dari struktur geologi yang berupa perlipatan dan sesar

yang berkembang di daerah Karangsambung.

Daerah Karangsambung dilewati oleh sungai besar yang disebut Sungai Luk Ulo dan

sungai-sungai kecil yang bermuara di Luk Ulo. Sungai Luk Ulo mengalir dari Utara hingga

ke Selatan daerah pemetaan (membelah perbukitan Waturanda dan Gunung Brujul) dan

merupakan sungai yang telah memasuki tahap sungai tua dicirikan oleh bentuk Luk Ulo

Page 5: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 5

yang meander. Sungai Luk Ulo dan sungai-sungai kecil yang mengalir di daerah

Karangsambung juga memiliki peran penting dalam pembentukan morfologi di daerah ini

berkaitan dengan proses erosi dan sedimentasi. [2]

2. Geomorfologi Karangsambung

Geomorfologi merupakan studi mengenai bentuk-bentuk permukaan bumi dan semua

proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.Morfologi daerah Karangsambung

merupakan perbukitan struktural, disebut sebagi kompleks melange. Tinggian yang berada

didaerah ini antara lain adalah Gunung Waturanda, bukit Sipako, Gunung Paras, Gunung

brujul, serta bukit Jatibungkus. Penyajian melange di lapangan Karangsambung merupakan

dalam bentuk blok dengan skala ukuran dari puluhan hingga ratusan meter, selain itu juga

terdapat melange yang membentukl sebuah rangkaian pegunungan.[1]

Daerah Karangsambung oleh para ahli geologi sering disebut sebagai lapangan

terlengkap di dunia. Karangsambung merupakan jejak-jejak tumbukan dua lempeng bumi

yang terjadi 117 juta tahun sampai 60 juta tahun yang lalu. Ia juga merupakan pertemuan

lempeng Asia dengan lempeng Hindia. Ia merupakan saksi dari peristiwa subduksi pada

usia yang sangat tua yaitu pada zaman Pra-Tersier. Di daerah ini terjadi proses subduksi

pada sekitar zaman Paleogene (Eosen, sekitar 57,8 juta sampai 36,6 juta tahun yang lalu).

Oleh karena itu, pada tempat ini terekam jejak-jejak proses paleosubduksi yang ditunjukan

oleh singkapan-singkapan batuan dengan usia tua dan merupakan karakteristik dari

komponen lempeng samudera. Karangsambung merupakan tempat singkapan batuan

terbesar batuan-batuan dari zaman Pre-Tersier yang terkenal dengan sebutan Luk Ulo

Melange Complex , suatu melange yang berhubungan dengan subduksi pada zaman

Crateceous (145.5 ± 4.0 hingga 65.5 ± 0.3 juta tahunyang lalu) yang diperkirakan berumur

117 juta tahun.

Tersingkapnya batuan melange di daerah Karangsambung ini disebabkan oleh

adanya tektonik kompresional yang menyebabkan daerah tersebut dipotong oleh sejumlah

sesar-sesar naik disamping adanya pengangkatan dan proses erosi yang intensif. Apabila

diperhatikan bahwa posisi batuan melange ini dijumpai di sekitar inti lipatan antiklin dan

di sekitar zona sesar naik dan kenyataannya pada saat sekarang posisi inti lipatan ini berada

di bagian lembah yang didalamnya mengalir aliran sungai Luk Ulo yang menunjukan

bahwa di daerah tersebut proses erosi berlangsung lebih intensif.

Melange Luk Ulo didefinisikan oleh Asikin (1974) sebagai percampuran tektonik

dari batuan yang mempunyai lingkungan berbeda, sebagai hasil dari proses subduksi antara

Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Benua Asia Tenggara, yang

Page 6: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 6

terjadi pada Kala Kapur Atas-Paleosen. Melange tektonik ini litologinya terdiri atas batuan

metamorf, batuan basa dan ultra basa, batuan sedimen laut dalam (sedimen pelagic) yang

seluruhnya mengambang di dalam masa dasar lempung hitam yang tergerus (Scally clay).

Selanjutnya penulis ini membagi kompleks melange menjadi dua satuan berdasarkan sifat

dominansi fragmenya, yaitu Satuan Seboro dan Satuan Jatisamit. Kedua satuan tersebut

mempunyai karakteristik yang sama yaitu masa dasarnya merupakan lempung hitam yang

tergerus (Scally clay). Bongkah yang berada di dalam masa dasar berupa boudin dan pada

bidang permukaan tubuh bongkahnya juga tergerus. Beberapa macam dan sifat fisik

komponen melange tektonik ini, antara lain batuan metamorf, batuan sedimen dan batuan

beku.

Morfologi perbukitan disusun oleh endapan melange, batuan beku, batuan sedimen

dan endapan volkanik Kuarter, sedangkan morfologi pedataran disusun oleh batuan

melange dan aluvium. Seluruh batuan penyusun yang berumur lebih tua dari Kuarter telah

mengalami proses pensesaran yang cukup intensif terlebih lagi pada batuan yang berumur

Kapur hingga Paleosen.

Morfologi perbukitan dapat dibedakan menjadi dua bagian yang ditentukan

berdasarkan bentuknya (kenampakannya), yaitu perbukitan memanjang dan perbukitan

prismatik. Perbukitan memanjang umumnya disusun oleh batuan sedimen Tersier dan

batuan volkanik Kuarter, sedangkan morfologi perbukitan prismatik umumnya disusun

oleh batuan yang berasal dari melange tektonik dan batuan beku lainnya (Intrusi).

Perbedaan kedua morfologi tersebut akan nampak jelas dilihat, apabila kita mengamatinya

di puncak bukit Jatisamit.

Bukit Jatisamit terletak di sebelah barat Karangsambung (Kampus LIPI). Tubuh

bukit ini merupakan bongkah batuan sedimen terdiri atas batulempung merah, rijang,

batugamping merah dan chert yang seluruhnya tertanam dalam masa dasar lempung

bersisik. Pada bagian puncak bukit inilah kita dapat melihat panorama daerah

Karangsambung secara leluasa sehingga ada istilah khusus yang sering digunakan oleh

para ahli geologi terhadap pengamatan morfologi di daerah ini yaitu dengan sebutan

“Amphitheatere”. Istilah ini mengacu kepada tempat pertunjukan dimana penonton berada

di atas tribune pertunjukan. Istilah ini digunakan karena di tempat inilah kita dapat

mengamati seluruh morfologi secara lebih jelas.

Ada beberapa fenomena geologi yang dapat dijelaskan di tempat ini, yaitu :

1. Daerah bermorfologi pedataran terletak di sekitar wilayah aliran Sungai Luk Ulo.

Sungai ini merupakan sungai utama yang mengalir dari utara ke selatan mengerosi

batuan melange tektonik,melange sedimenter, sedimen Tersier (F. Panosogan. F.

Page 7: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 7

Waturanda, F. Halang ). Di sekitar daerah Karangsambung, morfologi pedataran ini

terletak pada inti antiklin sehingga tidak mengherankan apabila di daerah ini

tersingkap batuan melange yang berumur tua, terdiri atas konglomerat, lava bantal,

rijang, lempung merah, chert dan batugamping fusulina. Bongkah batuan tersebut

tertanam dalam masa dasar lempung bersisik (Scally clay).

2. Morfologi perbukitan disusun oleh batuan melange tektonik, batuan beku, batuan

sedimen Tersier dan batuan volkanik Kuarter. Perbukitan yang disusun oleh melange

tektonik dan intrusi batuan beku umumnya membentuk morfologi perbukitan dimana

puncak perbukitannya terpotong-potong (tidak menerus/terpisah-pisah). Hal ini

disebabkan karena masing-masing tubuh bukit tersebut (kecuali intrusi) merupakan

suatu blok batuan yang satu sama lainnya saling terpisah yang tertanam dalam masa

dasar lempung bersisik (Scally clay). Morfologi perbukitan dimana batuan

penyusunnya terdiri atas batuan sedimen Tersier dan batuan volkanik Kuarter nampak

bahwa puncak perbukitannya menerus dan relatif teratur sesuai dengan sumbu

lipatannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan bentuk

perbukitan antara batuan melange dengan batuan sedimen Tersier/volkanik.

Satuan morfologi ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Di bagian selatan menunjukkan struktur sinklin pada puncak Gunung Paras.

b. Di bagian timur sebelah barat memperlihatkan kenampakan lembah yang

memanjang dan melingkar menyerupai tapal kuda membentuk amphiteatre.

c. Di bagian utara sampai selatan merupakan rangkaian pegunungan seperti Gunung

Paras, Dliwang, Perahu, dan Waturondo. Setelah dilakukan interpretasi proses

pembalikan topografi, secara detail, bentuk bentang alam dari Gunung Paras ke

selatan sampai Gunung Waturondo, direkonstruksi awalnya merupakan antikline

pada lembahnya, dengan memposisikan kelurusan puncaknya, dan Bukit Bujil

sebagai pilarnya. Namun saat ini telah mejadi puncak Gunung paras dengan

struktur sinkilin dan antikilinnya,tersusun oleh batuan Sedimentasi Breksi Volkanik.

Selain itu juga, terdapat bukit- bukit seperti Bukit Pesanggrahan, Bukit Bujil, dan

Bukit Jati Bungkus.Satuan daerah perbukitan ini, tampak bergelombang lemah dan

terisolir pada pandang luas cekungan morfologi amphiteatre. Batuan yang mengisi

satuan ini, menunjukkan Breksi Volkanik yang tersebar dari Gunung Paras sampai

Gunung Waturondo dan sinklinnya yang terlihat pada puncak Gunung Paras ke

arah timur.

3. Satuan Perbukitan-Pegunungan Kompleks Melange(Campur Aduk Batuan)

Page 8: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 8

Satuan morfologi ini memperlihatkan bukit-bukit memanjang dengan DAS Sungai

Gebong dan Sungi Cacaban yang membentuk rangkaian Gunung Wangirsambeng,

Gunung Sigedag dan Bukit Sipako. Puncak Gunung wangirsambeng berupa bentukan

panorama bukit memanjang dengan perbedaan ketinggian antara 100-300 M di atas

permukaan laut. Di daerah ini juga, nampak bentang alam yang memperlihatkan bukit-

bukit prismatic hasil proses tektonik.

4. Lajur Pegunungan Serayu Selatan

Bagian utara kawasan geologi Karangsambung merupakan bagian dari Lajur

Pegunungan Serayu Selatan. Pada umumnya daerah ini terdiri atas dataran rendah

hingga perbukitan menggelombang dan perbukitan tak teratur yang mencapai

ketinggian hingga 520 m. Musim hujan di daerah ini berlangsung dari Oktober hingga

Maret, dan musim kemarau dari April hingga September. Masa transisi diantara kedua

musim itu adalah pada Maret-April dan September-Oktober. Tumbuhan penutup atau

hutan sudah agak berkurang, karena di beberapa tempat telah terjadi pembukaan hutan

untuk berladang atau dijadikan hutan produksi (jati dan pinus).

3. Stratigrafi Karangsambung

Stratigrafi yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan sabtuan serta

hubungannya dengan lapisan batuan yang lainnya, yang bertujuan untuk mendapatkan

pengetahuan tentang sejarah bumi.

Secara garis besar, stratigrafidaerah Karangsambung diurutkan berdasarkan umur

dari tua ke muda, yaitu:

1. Komplek Melange Luk Ulo atau Formasi Melange berumuran Pra-tersier.

2. Formasi Karangsambung yang terdiri atas lempung hitam.

3. Formasi Totogan dengan batuan utamanya lempung bersisik’ Scaly Clay.

4. Formasi Waturanda, terdiri atas perlapisan batu pasir dan batuan breksi.

5. Formasi Penosongan, terdiri dari perselingan lempung dan pasir karbonat.

Page 9: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 9

Gambar 3. Kolom statigrafi wilayah Karangsambung (Asikin, 1974)

Page 10: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 10

Gambar 4. Peta Geologi wilayah Karangsambung (Asikin et al., 1992)

1. KOMPLEKS MELANGE LUK ULO / FORMASI LUK ULO

Page 11: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 11

Luk Ulo merupakan formasi tertua berupa melange yang sangat

kompleks, berumur Pre-Tersier. Batuannya meliputi graywacke, lempung hitam,

lavabantal yang berasosiasi dengan rijang dan gamping merah, tirbidit klastik,

dan ofiolit yang tersisipkan diantara batuan metamorfose berfasies sekis.

Batuan-batuan tersebut merupakan hasil dari pencampuran secara tektonik pada

jalur penunjaman (zona subduksi) yang juga telah melibatkan batuan-batuan

asal kerak samudra dan kerak benua. Kompleks ini dibagi menjadi 2 satuan

berdasarkan dominasi fragmen pada masa dasrnya, yaitu satuan Jatisamit

disebelah barat dan satuan Seboro di sebelah utara.

Satuan Jatisamit merupakan batuan yang berumur paling tua. Satuan

ini terdiri bongkah asing di dalam masa dasar lempung hitam. Bongkah yang

ada adalah batuan beku basa, batupasir graywacke, serpentinit, rijang,

batugamping merah dan sekis mika. Batuan tersebut membentuk morfologi

yang tinggi seperti Gunung Sipako dan Gunung Bako.

2. FORMASI KARANGSAMBUNG

Karakteristik litologi dari formasi Karangsambung yaitu terdiri dari

batulempung abu-abu yang mengandung concression besi, batugamping

numulites, konglomerat, dan batu pasir kuarsa polemik yang berlaminasi.

Batupasir graywacke sampai tanah liat hitam menunjukkan struktur yang

bersisik dengan irisan ke segala arah dan hampir merata di permukaan. Struktur

tersebut diperkirakan sebagai hasil mekanisme pengendapan yang terjadi

dibawah permukaan air dengan volume besar, estimasi ini didukung oleh gejala

merosot yang dilihat pada inset batupasir. Umur Formasi Karangsambung ini

adalah dari Eosen Tengah (45 juta tahun) sampai Eosen Akhir (36 juta tahun)

dilihat dari adanya foraminifera plankton.

3. FORMASI TOTOGAN

Formasi Totogan mempunyai karakteristik yang sama dengan

Formasi Karangsambung. Ditandai dengan litologi berupa batulempung dengan

warna coklat, dan kadang-kadang ungu dengan struktur scaly (menyerpih). Juga

terdapat fragmen berupa batukarang yang terperangkap pada batulumpur,

batupasir, batukapur fossil dan batuan beku. Umur dari formasi Totogan adalah

Oligosen (36-25 juta tahun), yang didasarkan pada keberadaan Globoquadrina

praedehiscens dan Globigeriona binaensis.

Page 12: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 12

Gambar6. Formasi Totogan

4. FORMASI WATURANDA

Usia formasi Waturanda ini hanya dapat ditentukan secara langsung

berdasarkan posisi statigrafi kebawah diperkirakan sebagai usia Meocene (25,2-

5,2 juta tahun) yang terdiri dari breksi vulkanik dan batupasir wacke dengan

sisipan batu lempung dibagian atas. Masa dasar batupasir berwarna abu-abu

dengan butir sedang hingga kasar, terdiri atas kepingan batuan beku dan

obsidian.

5. FORMASI PENOSOGAN

Formasi Penosogan diendapkan diatas Formasi Waturanda dengan

litologi berupa perubahan secara berangsur dari satuan breksi kearah atas

menjadi perselingan batupasir tufan dan batulempung merupakan ciri batas dari

Formasi Penosogan yang terletak selaras di atasnya.

Secara umum formasi terdiri dari perlapisan tipis sampai sedang

batupasir, batulempung, sebagian gampingan, kalkanerit, napal-tufan dan tuf.

Bagian bawah umumnya dicirikan oleh pelapisan batupasir dan batulempung,

kearah atas kadar karbonatnya semakin tinggi. Bagian atas terdiri atas

perlapisan batupasir gampingan, napal dan kalkanerit. Bagian atas didomonasi

oleh batulempung tufan dan tuf.

Batuan

campur

aduk

Patahan

Luk Ulo

Batuan

Sejenis

Page 13: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 13

Gambar 8. Cross-section penampang stratigrafi formasi Karangsambung

B. IDENTIFIKASI BATUAN DAERAH KARANGSAMBUNG

1. Litologi Daerah Karangsambung

Litologi adalah ilmu tentang batu-batuan yg berkenaan dengan sifat fisik,

kimia, dan strukturnya.Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan

menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda

dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula. Pembekuan magma akan membentuk

berbagai jenis batuan beku. Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses

alamiah, seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses

kimiawi dan organis serta proses penguapan / evaporasi. Letusan gunung api sendiri

dapat menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf terbentuk dari berbagai jenis

batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperature

atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan temperature itu sendiri maksimal di

bawah temperature magma.

Litologi di daerah Karangsambung dapat dijelaskan dalam tabel berikut.

Page 14: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 14

Tabel 1. Litologi daerah Karangsambung

No Lokasi Umur Litologi

1 Kompleks

Melange

Kapur Akhir (85-140

juta tahun yang lalu)

Batuan Metamorf (Schist

mica – 117Ma)

Batuan sedimen pelagic

(Rijang-endapan laut

dalam)

Batuan ofiolit

2 Formasi

Karangsambung

Eocene-Oligocene

(23,7 -57,6 juta tahun

yang lalu)

Batulempung bersisik

Olistolit (Konglomerat,

Batugamping Nummulites)

3 Formasi

Totogan

Oligocene-Miocene

Awal (36,6-23,7 juta

tahun yang lalu)

Breksi dengan komponen

batulempung, batupasir dan

batugamping

4 Formasi

Waturanda

Miocene Awal –

Miocene Tengah

(23,7- 13 juta tahun

yang lalu)

Batupasir vulkanik dan

breksi vulkanik

5 Formasi

Panosogan

Miocene Awal –

Miocene Tengah

(23,7- 13 juta tahun

yang lalu)

Perselingan batupasir,

batulempung, tufa, napal

dan kalkarenit

Batuan beku, sedimen, dan metamorf di Karangsambung dengan variasi umur

batuan mulai puluhan hingga ratusan juta tahun, merupakan singkapan batuan yang

berasal dari benua maupun samudra, dari dasar laut hingga laut dangkal berfosil-fosil,

tersebar pada hamparan yang tidak terlalu luas, dan dapat dijumpai di lapangan

Karangsambung sebagai obyek studi dalam kegiatan penelitian.

Lingkungan proses pembentukan dari ragam dan jenis batuan pada kawasan

Karangsambung, adalah palung laut dalam, cekungan muka daratan dan jalur

penunjaman. Pada palung laut dalam, dijumpai batuan sedimen berfosil Radiolaria yang

terangkut dan mengendap setra mengisi pada batuan sedimen rijang (Chert). Pada

kondisi cekungan muka daratan, ditemukan batuan sedimen yang mengandung fosil

biota laut berupa sedimen batu gamping (Lime Stone) kondisi laut dangkalm. Pada

Page 15: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 15

palung laut dalam, berupa batuan beku basalt dan batuan metamorfosa ubahan dari

batuan periodotit, berupa serpentinit.

2. Identifikasi Batuan Karangsambung

Pada kuliah lapangan ini, telah dilakukan kunjungan kebeberapa tempat untuk

mengetahui jenis-jenis batuan serta formasi yang terdapat di Karangsambung ini.

Tempat-tempat tersebut antara lain, Kali Muncar, Desa Pucangan, tepi Sungai Luk Ulo

(Kaki bukit Sipako).

a. Kali Muncar

Pada Lokasi ini terdapat batu rijang, termasuk batuan sedimen dengan tempat

pengendapannya pada laut dalam. Batuan ini berselang-seling secara vertikal dengan

batu gamping merah, yang merupakan batuan sedimen juga. Batu rijang ini berwarna

merah hati, sedangkan batu gampingnya berwarna merah mudah.

Gambar7. Batu Rijang merah selang-seling gamping merah (bawah) dan batu lava

bantal (atas)

Diatas rijang merah terdapat batuan dari lava yang dikenal dengan lava bantal,

merupakan batuan beku yang berasal dari lava basalt. Tidak jauh dari lokasi batuan

ini, terdapat singkapan batu lempung bersisik yang juga merupakan batuan sedimen.

Page 16: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 16

Gambar8. Batu Lempung Bersisik

Batuan rijang termasuk batuan sedimen. Batuan ini merupakan batuan sedimen

laut dalam (± 4000 meter dibawah permukaan laut). Batuan ini sangat keras dan

kompak dan bersifat silikaan. Mengandung kristal kuarsa yang saling mengikaat

sehingga nampak seperti dilapisi kaca (sernivitreous) dan mengandung amorphous

silica (opal). Batuan ini terbentuk oleh proses pengendapan pada dasar samudera.

Batuan ini kaya akan fosil renik Radiolaria yang berukuran kurang lebih 1/100 mm.

Biasanya batuan ini berasosiasi dengan batugamping merah. Didaerah

Karangsambung, fosil ini menunjukkan umur Kapur, yaitu sekitar 85 juta hingga 140

juta tahun yang lalu.

Batugamping merah juga termasuk batuan sediment. Batuan ini termasuk

kedalam batugamping klastik yang halus hasil dari transport oleh arus dengan energi

lemah di laut dalam yang masih memungkinkan terbentuknya larutan karbonat.

Warna merah merupakan hasil pengotoran mineral lain seperti minera hematit atau

bisa juga akibat oksidasi besi. Batuan ini ralatif keras dan biasanya berasosiasi

dengan sedimen laut dalam seperti rijang.

Batuan gamping merah dan rijang secara teori merupakan batuan yang hanya

bisa ditemui di Dasar lautan. Dan batuan ini terbentuk dari proses sedimentasi dari

hasil pelapukan batuan yang kemudian mengalami transport ke laut. Sedimentasi

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Sedimentasi di dasar laut dangkal. Contohnya Gamping.

b) Sedimentasi di dasar laut dalam (lebih dari 4000m). Contohnya Rijang

(chert) Batuan dari samudra yang terbentuk 60-140 juta tahun yang lalu bisa ditemui

Page 17: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 17

di Karangsambung. Menurut ilmu geologi hal ini terjadi dikarenakan

Karangsambung dahulunya merupakan daerah subduksi, yaitu zona pertemuan 2

lempeng, lempeng benua Eurasia dan lempeng samudra Hindia. Pertemuan lempeng

samudera akan menunjam kebawah dikarenakan berat jenis yang lebih tinggi

dibandingkan lempeng benua. Penunjaman terus berlangsung sampai ke perut bumi

yang mempunyai suhu dan tekanan yang tinggi, sehingga batuan menjadi meleleh

kemudian ada yang muncul keluar dari perut bumi. Singkapansingkapan batuan kuno

yang ada di Karangsambung perlahan muncul di permukaan dikarenakan erosi tanah.

Jadi bisa disimpulkan bahwa

Karangsambung dahulunya merupakan batuan dasar lautan. Namun sekarang

sudah berubah pertemuan lempeng yang terjadi adalah lempeng benua Australia dari

selatan menuju utara ke lempeng Eurasia. Pertemuan 2 lempeng ini disinyalir sebagai

penyebab munculnya rangkaian gunung-gunung api di Indonesia (Sumatra, jawa,

bali , Lombok). Dengan adanya gunung-gunung api, maka akan terbentuk batuan-

batuan beku dari magma.

Batuan gamping merah dan rijang ini termasuk batuan sedimen, dimana ciri

umumnya berlapis-lapis. Batuan sediment yang ditemui di Karangsambung

lapisannya vertical, hal ini dikarenakan tekanan dari aktifitas tektonik selama berjuta-

juta tahun. Untuk gamping merah materi penyusunnya sebagian besar dari kalsium

yang terikat karbonat CaCO3. Sedangkan Rijang kebanyakan tersusun atas silica

SiO2 dan besi. Dari segi warna gamping berwarna merah terang dan rijang merah

gelap. Dari segi tekstur gamping lebih kasar dan berpori sedangkan rijang lebih halus.

Untuk membedakan batuan gamping merah dengan rijang dilakukan pengujian

dengan larutan asam (HCl aq). Dengan reaksi-reaksi sebagai berikut:

Gamping Merah

CaCO3 + HCl → CaCl2 + CO2 +H2O

Artinya, gamping akan bereaksi dengan asam. Hal ini disebabkan karena

komposisi kalsium menyebabkan gamping merah bersifat basa.

Rijang

SiO2 + HCl → tidak bereaksi.

artinya Rijang tidak bereaksi dengan asam

Jadi, salah satu cara untuk membedakan antara batuan gamping merah dan

rijang adalah denga cara menetesi batuan tersebut dengan HCl.

Page 18: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 18

Sedangkan batuan basalt termasuk pada jenis batuan beku yang berasal dari

letusan gunung api, lebih tepatnya gunung api dasar laut. Prosesnya berawal dari

pemekaran lantai samudra, kemudian muncul gunung api yang memuntahkan lava.

Selanjutnya lava membeku ketika terkena air laut. Prinsipnya seperti membuat

cendol ketika masih panas seketika masuk kedalam air, kemudian membeku

ditambah dengan adanya tekanan hidrostatis menyebabkan batuan berbentuk bulat.

Bentuknya bulat lonjong sehingga sering disebut pillow lava. Batuan basalt ini

biasanya berwarna hitam dan bersifat asam.

Batuan Lempung bersisik merupakan batuan sediment. Biasanya pada zona

dasar subduksi akan akan ditemui massa dasar yaitu lempung hitam, warnanya hitam

mengkilap. Hal ini disebabkan gesekan antar lempung (uplift), akan tetapi akibatnya

batuan menjadi mudah rapuh. Bila dilihat dari strukturnya batuan lempung hitam

termasuk pada boudinade sehingga bisa mengetahui arah gaya. Adanya tekanan

membuat batuan menjadi memipih (foliasi) dan memanjang, melempung sehingga

struktur menjadi bersisik (scaly clay / lempung bersisik).

b. Desa Pucangan

Pada daerah ini terdapat batuan Serpentinit, yang tergolong dalam jenis batuan

Metamorf. Batu ini berwarna hijau, bertekstur masif, serta berkilap. .Strukturnya

slincken side, Nonfoliasi. Batuan asalnya merupakan batuan beku ultramafik yang

telah mengalami proses methamorfosis yang berhubungan dengan air laut.[1]

Batuan

Serpentinit merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari mineral serpentin akibat

perubahan basalt dasar laut yang bertekanan tinggi pada temperatur rendah. Mineral

serpentin tergolong dalam kelas mineral Silikat yaitu Phyllosilicates.[3]

Kemudian

batu ultrabasa bergerak bersama lempeng samudera,kemudian masuk zona subduksi,

terjadi proses penunjaman disertai metamorfosa kedua menjadi batu serpentinite, dan

terakhir muncul ke luar perut bumi disertairetak-retak dikarenakan tekanan.

Jadi, singkatnya magma (peridotite, dunite)-batu ultrabasa-serpentinite.

Serpentinite sering digunakan sebagai sumber mineral, contohnya pembuatan asbes,

talc, dll. Batuan ini bersifat rapuh (kekar). Serpentinite juga mempunyai sifat

magnetis (nonfoliasi).

Page 19: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 19

Gambar9. Batu Serpentinit

Mineral Serpentin mengandung chrysotile yaitu mineral serpentin yang

mengkristal membentuk serat tipis yang panjang. Mineral serpentin memiliki

beberapa senyawa kimia antara lain:

• Antigorite; (Mg, Fe)3 Si2 O5 (OH)4

• Clinochrysotile; Mg3 Si2 O5 (OH)4

• Lizardite; Mg3 Si2 O5 (OH)4

• Orthochrysotile; Mg3 Si2 O5 (OH)4

• Parachrysotile; (Mg,Fe)3 Si2 O5 (OH)4

Berikut karakteristik Batu Serpentinit:

Warna Hijau kehitaman, cokelat, merah dan hitam

Kekerasan 2,5-5

Bidang Belahan (Cleavage) Tidak ada

Kilauan (Luster) Berminyak atau lilin

Bentuk Kristal Ortorombik, monoklin, dan heksagonal

Berat Jenis 2,5-2,6

Goresan Putih

c. Tepi Sungai Luk Ulo (Kaki bukit Sipako)

Pada daerah ini terdapat singkapan batu Filit, yang termasuk kedalam jenis

batuan Metamorf. Batu filit ini merupakan hancuran batu pasir dengan komponen

greywacke yang mengalami proses metamorfisme dengan tekanan tinggi dan

Page 20: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 20

temperature rendah. Derajat metamorfismenya Rendah-intermediet. Berwarna hitam,

abu-abu, berekstur lapidoblastik (terdiri dari mineralmineral tabular). Strukturnya

Filitik, terlihat rekristalisasi yang lebih kasardari slaty cleavage, sudah mulai terjadi

pemisahan mineral granular (segresi) tetapi belum sempurna. Ukuran butirnya halus.

Gambar10. Sungai Luk Ulo dengan kaki bukit Sipako yang menyimpan batu Filit.

Batu ini, lebih tepatnya untuk jenis batu filit warna hitam, berasal dari lempung

hitam yang sudah kaya akan karbon (C). Bertekstur Lepidoblastik (Terdiri dari

mineral – mineral yangtabular). Prosesnya berawal dari daerah palung , kemudian

masuklah mineralmineral organic terutama karbon, kemudian lempeng samudera

masuk zona subduksi, kemudian menerima panas dan tekanan, kemudian berubah

menjadi filit. Batuan ini memiliki microfault (sesar minor) yaitu adanya garis

lekukan-lekukan pada batuan berukuran kecil.

Sebenarnya, pada tepian sungai Luk Ulo ini terdapat banyak sekali jenis-jenis

batuan sedimen dan malihan yang tercecer disepanjang tepi sungai. Contohnya ada

sekis mika, batu kapur, konlongmerat, diabas, dan masih banyak lagi. Disini akan

dibahas lebih dalam lagi mengenai batu sekis mika serta diabas.

Batu sekis mika terdapat pada lintasan Kali Brengkok. Genesis batuan ini

terjadi pada kuarsa tinggi yang kemudian termalihkan menjadi granit atau pasir

kuarsa. Warna dominan batuan adalah abu – abu dengan bintik putih dengan tekstur

Page 21: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 21

sekistos dan mineral yang terkandung ialah mika. Batuan ini berasal dari lempeng

benua dengan umur sekitar 117 juta tahun. Sekis mika ini merupakan batuan tertua

yang tersingkap di Pulau Jawa.

Gambar11. Batu sekis mika di lintasan kali Bengkok

Batu diabas sebenarnya terdapat dikawasan Gunung parang. Gunung Parang

merupakan hasil intrusi magmatis yang diduga merupakan kelanjutan dari jalur

magmatis selatan Pulau Jawa dan Sumatera.

Batuan Diabas di Gunung Parang merupakan batuan beku basa yang terbentuk

akibat tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera yang

kemungkinan terjadi pada kala Miosen. Tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya

partial melting batuan menjadi magma yang bersifat basaltik (magma yang

komposisinya kaya Fe dan bersifat relatif encer). Magma basaltik ini kemudian

mengalami alih tempat menuju kerak benua bagian bawah, kemudian mengalami

fraksinasi dan diferensiasi sehingga membentuk magma diabas yang selanjutnya

tersingkap di permukaan bumi sebagai Gunung Parangan dengan menerobos Formasi

Karangsambung.

Diabas Gunung Parang merupakan tubuh intrusi sill. Hal tersebut berdasarkan

adanya bidang kontak antara lempung Formasi Karangsambung dengan diabas di

sekitar Kali Jebug dan kenampakan struktur lava bantal di Watutumpang.

Page 22: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 22

Secara petrografis batuan diabas menunjukan struktur diabasic atau ophitic dan

tersusun oleh mineral plagioklas (labradorit, bytownit), piroksen (augit, hypersten,

enstantit dan diopsid), magnetit, sedikit klorit, serisit serta mineral karbonat. Batuan

diabas termasuk langka terutama di Indonesia karena untuk membentuk batuan jenis

ini diperlukan kondisi tertentu, apalagi Indonesia merupakan wilayah yang termasuk

dalam deret busur gunungapi memiliki tipe gunungapi kerucut sehingga magma yang

dihasilkan secara umum adalah magma andesitik.

Page 23: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 23

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Geomorfologi Karangsambung terdiri dari satuan daratan pada daerah aliran sungai

(DAS) Luk Ulo, satuan perbukitan lipatan , satuan perbukitan-pegunungan Kompleks

Melange serta lajur Pegunungan Serayu Selatan.

2. Daerah Karanagsambung mempunyai berbagai jenis batuan yang sangat kompleks,

mulai dari batuan beku yang terdiri dari Diabas dan Basalt (lava bantal), batuan sedimen

yang terdiri dari Rijang, Gamping Merah, dan Lempung Bersisik, serta batuan

metamorf yang terdiri dari Serpentinit, Sekis Mika dan Filit.

Page 24: LAPORAN_KARANGSAMBUNG

Laporan Kuliah Lapangan Karangsambung Anis Stiyani Page 24

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wibowo, Pradana Adi. Laporan Observasi Geologi Karangsambung Kebumen. 2013.

[2] Mulyaningsih, Eris. Laporan Kuliah Lapangan Morfologi Stratigrafi dan Litologi serta

Pengukuran Strike dan Dip di Sebagian Daerah di Karangsambung.2013.

[3]Nurulhakim, Alma Arif Iqbal. Kumpulan KKL Karangsambung.2011.

(http://kumpulankkl.blogspot.com/ diakses pada 11 Januari 2014 pukul 14.30 WIB)