laporan vitamin c

4
PEMBAHASAN Preaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung fenol akan terjadi endapan berwarna putih dan setelah dipanaskan berubah warna menjadi merah. Gugus fenol pada tirosin ini akan ternitrasi membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon yang akan membentuk kompleks berwarna merah (Poedjiadi 2007). Larutan fenol yang berfungsi sebagai kontrol seharusnya mengalami perubahan warna menjadi merah dan terbentuk endapan kuning, namun semua larutan bereaksi negative terhadap preaksi Millon. Hasil menunjukkan bahwa larutan kasein bereaksi negatif dengan uji Millon, sedangkan menurut Sajuthi Dondiet et al(2010) kasein merupakan protein yang paling banyak mengandung asam amino tirosi, begitupula dengan larutan pepton, gelatin dan albumin menunjukkan hasil negatif terhadap preaksi Millon.Namun hasil praktikum ini didapatkan warna bening dengan cincin berwarna orange pada larutan pepton, gelatin,fenol. tersebut. Hal ini, dikarenakan keadaan larutan yang rusak dan terkontaminasi, sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Pada larutan kasein sama sekali tidak terjadi perubahan warna. Preaksi Hopkins-Cole adalah larutan yang mengandung asam glioksilat. Reaksi ini berdasarkan adanya triftopan dalam molekul protein. Triftopan mudah sekali berkondensasi dengan aldehid bila ada asam kuat. Sehingga membentuk persenyawaan berwarna. Uji Hopkins-Cole digunakan untuk menunjukan inti indol asam amino triptofan yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu

Upload: syafiqah

Post on 27-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

biokimi hewan

TRANSCRIPT

PEMBAHASANPreaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, bila direaksikan dengan senyawa yang mengandung fenol akan terjadi endapan berwarna putih dan setelah dipanaskan berubah warna menjadi merah. Gugus fenol pada tirosin ini akan ternitrasi membentuk garam merkuri dengan pereaksi millon yang akan membentuk kompleks berwarna merah (Poedjiadi 2007). Larutan fenol yang berfungsi sebagai kontrol seharusnya mengalami perubahan warna menjadi merah dan terbentuk endapan kuning, namun semua larutan bereaksi negative terhadap preaksi Millon. Hasil menunjukkan bahwa larutan kasein bereaksi negatif dengan uji Millon, sedangkan menurut Sajuthi Dondiet et al(2010) kasein merupakan protein yang paling banyak mengandung asam amino tirosi, begitupula dengan larutan pepton, gelatin dan albumin menunjukkan hasil negatif terhadap preaksi Millon.Namun hasil praktikum ini didapatkan warna bening dengan cincin berwarna orange pada larutan pepton, gelatin,fenol. tersebut. Hal ini, dikarenakan keadaan larutan yang rusak dan terkontaminasi, sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Pada larutan kasein sama sekali tidak terjadi perubahan warna.Preaksi Hopkins-Cole adalah larutan yang mengandung asam glioksilat. Reaksi ini berdasarkan adanya triftopan dalam molekul protein. Triftopan mudah sekali berkondensasi dengan aldehid bila ada asam kuat. Sehingga membentuk persenyawaan berwarna. Uji Hopkins-Cole digunakan untuk menunjukan inti indol asam amino triptofan yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu pada sampel percobaan. Pereaksi Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat. Prinsip uji Hopkins-Cole adalah kondensasi inti indol dengan aldehid jika terdapat asam kuat yang menyebabkan terbentuknya cincin ungu pada bidang batas. Reaksi tersebut hanya akan berhasil jika ada oksidator kuat, seperti senyawa H2SO4yang digunakan pada percobaan ini. Fungsi penambahan asam sulfat ini adalah sebagai oksidator agar terbentuk cincin ungu pada larutan sampel (Poedjiadi 2007).Pada uji Ninhidrin digunakan untuk menguji adanya gugus karboksil dan gugus amino bebas. Pada praktikum yang dilakukan didapat hasil, pada larutan pepton didapat cincin berwarna ungu sedangakan larutan gelatin dan kasein hanya terdapat cincin menunjukkan hasil negatif pada preaksi Ninhidrin. Hal ini dapat terjadi karena kerusakan pada bahan coba dan terkontaminasi oleh bahan lain. Proses pemanasan dan penabahan preaksi juga dapat mempengaruhi keberhasilan dari percobaan. Seharusnya semua larutan uji positif mengandung asam amino bebas.Pada uji Belerang dalam larutan basa, yang berasal dari sistein akan bereaksi dengan PB-asetat membentuk garam PbS yang berwarna hitam.Sistein merupakan asam amino yang mengandung atom S pada molekulnya. Reaksi Pb-asetat dengan asam-asam amino tersebut akan membentuk endapan berwarna gelap, yaitu garam PbS. Penambahan NaOH dalam percobaan ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS, sedangkan Pb berfungsi sebagai donor Pb+ (Girindra 1986). Hasil praktikum yaitu samasekali tidak terjadi perubahan warna pada larutan pepton,gelatin, dan kasein. Hasil yang didapat negatif, tidak satupun bahan mengalami berubahan warna. Hal ini, dapat terjadi karena kondisi larutan yang sudah rusak, pemanasan, serta kontaminasi dari bahan lain. Pada uji Xantoproteat , warna yang terbentuk dalam uji ini disebabkan oleh nitrasi inti benzena oleh asam nitrat pekat. Reaksi ini menghasilkan turunan nitro benzena berwarna kuning tua. Penambahan basa akan mengubah warna tersebut menjadi orange. Uji ini menjadi khas untuk asam-asam amino yang mengandung inti benzena. Hasil yang didapat dari praktikum ini ialah semua bahan berwana kuning tua dan menunjukkan hasil positif. Pada gelatin, pepton, urea, kasein didapat hasil positif mengandung inti benzena.Fungsi penambahan HNO3 adalah sebagai penyebab terjadinya reaksi nitrasi karena inti benzena dari asam amino akan bereaksi dengan HNO3 dan menghasilkan campuran berwarna kuning (Girindra 1986). Uji Biuret, senyawa biuret dihasilkan dengan cara memanaskan urea diatas penanggas air. Dalam larutan basa, biuret memberikan warna violet dengan CUSO4. Reaksi ini dosebut reaksi biuret. Reaksi positif akibat pembentukan senyawa kompleks CU2+ gugus Co dan NH Percobaan ini menghasilkan larutan urea, kasein dan pepton yang bereaksi positif menunjukkan warna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam sampel tersebut terdapat ikatan peptida yang menggabungkan asam amino yang satu dengan yang lainnyadari rantai peptida dalam suasana basa.

Girindra A. 1986. Biokimia I . Jakarta: Gramedia. Poedjiadi. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta (ID): UI Press Pr Sajuthi Dondinet al . 2010. Purifikasi dan Pencirian Enzim Protease Fibrinolitik dari Ekstrak Jamur Merang. Jurnal Makara Sains. 14 (2) :145-140