laporan tutorial ssg vii

Upload: nha-bocah-consisteam

Post on 06-Jan-2016

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan gawat darurat: efusi pleura

TRANSCRIPT

LAPORAN KELOMPOK 2 C

MAKALAH TUTORIAL KEPERAWATAN GAWAT DARURATSKENARIO II

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSTIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA2015PENYUSUN

1. ISMIAUDIA FRINAWATI(04.12.3207)KETUA2. MARIA NIRMANIA O. G.(04.12.3212)NOTULEN3. IRMAWATI(04.12.3205)ANGGOTA4. JOKO TRIYONO(04.12.3208)ANGGOTA5. KADEK MINA SUSANTI(04.12.3209)ANGGOTA6. KADEK SUMANTARI(04.12.3210)ANGGOTA7. KIKI LOLITA(04.12.3211)ANGGOTA8. MASFIYAH(04.12.3213)ANGGOTA9. MEY SULASTRI(04.12.3214)ANGGOTA10. MIFTKHUN NASYIM(04.12.3215)ANGGOTA11. M. FACHRUDIN T. F(04.12.3216)ANGGOTA

FORM PENILAIAN LAPORAN/PAPER

Nama Kelompok/Kelas: 2 CHari/Tanggal: Sabtu, 17 Okt. 2015Nama Mahasiswa:Mata Kuliah : Tutorial Kep. Gadar1. Irmawati(04.12.3205)2. Ismiaudia Frinawati(04.12.3207)3. Joko Triyono(04.12.3208)4. Kadek Mina Susanti(04.12.3209)5. Kadek Sumantari(04.12.3210)6. Kiki Lolita(04.12.3211)7. Maria Nirmania O. G. (04.12.3212)8. Masfiyah(04.12.3213)9. Mey Sulastri(04.12.3214)10. Miftkhun Nasyim(04.12.3215)11. M. Fachrudin T. F.(04.12.3216)

NOITEM PENILAIAN54321

1Penulisan laporan sesuai format yang diberikan

2Menjelaskan kelengkapan data terkait topic

3Kesesuaian topic dengan data penunjang

4Menjelaskan isi topic secara jelas dan rinci

5Menampilkan data terbaru

6Menampilkan critical analisis terhadap topic

7Memberikan literature/referensi yang adekuat berdasarkan evidence

8Menyimpulkan topic secara jelas dan rinci

9Menggunakan penulisan yang benar (EYD) dan kesalahan penulisan

10Menampilkan konsistensi penulisan (topic, tujuan dan evaluasi)

Total Skor

Nilai Akhir

Keterangan Angka: 5: Eexcellent2: Below Average4: Good 1: Unsatisfied3: AverageComments:

InstrukturBAB I PENDAHULUANa. KasusSesakkuuuu .Seorang laki-laki usia 35 tahun mengeluh sesak napas, dan menurut keluarga sempat pingsan. Hal ini terjadi setelah penderita dibawa pulang dari sebuag RS swasta. Tgl 24/3/2015 laki-lki tersebut mengalami kecelakaan dirawat di RS swasta dengan hasil pengkajian ditemukan Fr. Costa 3, 4, 5 dan hemathotorak. Laki-laki tersebut di operasi dan pada tgl 30/3/2015 keluarga membawa pulang paksa. Pada tgl 2/4/2015, klien mengeluh seperti di atas. Hasil rontgen menunjukkan adanya penumpukan cairan di rongga pleura. Pola pernafasan cepat dangkal. TD : 100/65 mmHg, N : 90x/mnt, RR : 28 x/mnt. Anda akan melakukan kolaborasi untuk pasien ini.

b. Daftar kata sulit1. Rontgen2. Rongga pleura3. Sesak nafas4. Pingsan5. Hematotorak6. Pernafasan cepat dangkal7. Costa c. Daftar pertanyaan1) Pertanyaan kasus1. Apa penyebab fraktur costa pada laki-laki di dalam kasus 2?2. Apa penyebab terjadinya penumpukan cairan di rongga pleura pada laki-laki di dalam kasus 2?3. Apa penyebab sesak nafas pada laki-laki di dalam kasus?4. Faktor penyebab pasien mengalami pernafasan cepat dangkal di dalam kasus?5. Apa faktor penyebab pasien pingsan?6. Sebagai seorang perawat apa yang perlu dikaji dari kasus tersebut untuk mendapatkan diagnosa dan penatalaksanaan yang tepat?7. Bagaimana pandangan keperawatan terkait dengan pulang paksa oleh keluarga pasien?8. Apa tindakan pre hospital yang harusnya dilakukan di dalam kasus?9. Kolaborasi apa saja yang dapat dilakukan terkait dengan kasus di atas?10. Kenapa pasien masih mengalami sesak nafas setelah di bawa pulang dari Rumah Sakit?11. Apa indikasi pasien dilakukan operasi pada kasus di atas?12. Bisakah operasi menjadi salah satu penyebab terjadinya efusi pleura?13. Bagaimanakah penatalaksanaan yang tepat pada efusi pleura?14. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan untuk mengetahui masalah efusi pleura pada pasien di atas?

2) LO1. Anatomi dan fisiologi paru-paru2. Definisi efusi pleura3. Etiologi efusi pleura4. Klasifikasi efusi pleura5. Tanda dan gejala efusi pleura6. Pemeriksaan diagnostic efusi pleura7. Pathway efusi pleura8. Patofisiologi efusi plura9. Komplikasi efusi pleura10. Penatalaksanaan efusi pleura

BAB II HASILa. Klarifikasi istilah1. Rotgent: merupakan alat potret yang menggunakan sinar X dapat menembus bagian-bagian dalam tubuh (www.Artikata.com/arti-156416-rontgen.html).2. Rongga Pleura: merupakan ruang yang berada diantara membrane tipis (pleura) viseralis dan parietalis (anoname).3. Sesak nafas: (dyspnea) merupakan perasaan yang dirasakan oleh seseorang mengenai ketidaknyamanan atau kesulitan dalam bernafas (http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/tips-hidup-sehat/sesak-nafas). 4. Pingsan: suatu kondisi dimana seseorang kehilangan kesadarannya secara tiba-tiba, dalam jangka waktu tertentu dan biasanya terjadi dalam waktu yang singkat atau biasa dikenal dengan istilah sinkop (anoname).5. Hematotorak: adanya darah pada rongga pleura (Reksoprojo, 1995).6. Pernafasan cepat dangkal: (takipnea) pernafasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya didefinisikan lebooh dari 60 hembusan per menit (http://kamuskesehatan.com/arti/takipnea/).7. Costa : (tulang rusuk) adalah tulang-tulang yang melengkung dan membentuk bagian besar dari kerangka dada (http://kamuskesehatan.com/arti/tulang-rusuk/).

b. Jawaban pertanyaan1. Pertanyaan dari kasus1) Penyebab fraktur costa yang dialami klien dalam kasus 2 bisa saja terjadi karena kemungkinan adanya benturan yang mengenai bagian thorax klien pada saat ia mengalami kecelakaan pada tanggal 24 Maret 2015.2) Penyebab dari terjadinya penumpukan cairan di rongga pleura klien pada kasus 2 adalah kemungkinan di sebabkan karena terjadinya benturan pada bagian thorax klien yang berdampak pada terjadinya fraktur sehingga dapat berimbas pada adanya abnormalitas berupa penumpukan cairan pada rongga pleura klien. 3) Penyebab sesak nafas yang dialami oleh klien pada kasus 2 adalah karena terjadinya penumpukan cairan pada rongga pleura klien. oleh karena sebab penumpukan cairan tersebut, paru-paru akan mengalami gangguan pada saat berkontraksi karena tertahan oleh cairan yang menumpuk. Sehingga suplai oksigen ke jaringan mengalami penurunan, dan dimanifestasikan oleh tubuh dengan terjadinya sesak nafas.4) Faktor penyebab klien dalam kasus 2 mengalami pernafasan cepat dangkal antara lain karena terhambatnya ekspansi paru dikarenakan terjadinya penumpukan cairan dalam rongga pleura. Tubuh berusaha untuk mendapatkan oksigen maksimal dengan kejadian tersebut, sehingga digambarkan dengan usaha bernafas dengan cepat namun dangkal. 5) Penyebab pingsan yang dialami oleh klien pada kasus 2 adalah karena kurangnya suplai oksigen jaringan keseluruh tubuh. 6) Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, sebagai perawat kita harus dapat menentukan diagnosa yang tepat terkait dengan kasus atau hal yang dialami klien. dan untuk menentukan sebuah diagnosa keperawatan, seorang perawat harus mengkaji klien secara keseluruhan. Terkait dengan kasus, maka yang harus dikaji adalah; identitas klien, ttv, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat penyakit keluarga, pemeriksaan fisik head to toes, kronologi kejadian dari awal sampai dibawa ke rumah sakit, dapat berupa penanganan awal yang diberikan sebelum dibawa ke rumah sakit, dll. yang termasuk dalam pengkajian awal atau primer yang dapat dilakukan dari beberapa pengkajian diatas adalah; identitas diri, ttv, pemeriksaan fisik awal dan kronologi kejadian dan semua penanganan awal. Sedang pengkajian skunder dapat pemeriksaan fisik lanjutan, riwayat terkait penyakit baik riwayat penyakit diri ataupun penyakit keluarga. 7) Pandangan keperawatan terkait dengan pulang paksa menurut kelompok adalah dibolehkan. Selama perawat sudah memberikan penanganan dan informasi terkait dengan penanganan (informed concent). Karena perawat tidak bisa memaksakan klien ataupun keluarganya terhadap otonomi klien. 8) Tindakan pre hospital yang dapat dilakukan adalah mengevakuasi klien, memastikan keadaan klien tetap stabil dengan penanganan terkait dengan kesadaran klien yang hilang, kemudian mengantisipasi adanya trauma yang dapat mengancam klien lalu mentransport klien ke pelayanan kesehatan terdekat. 9) Kolaborasi yang dapat dilakukan terkait dengan masalah yang dialami klien dalam kasus 2 adalah:a. Kolaborasi dengan dokter terkait dengan tindakan medis dan pengobatan.b. Kolaborasi dengan labolatorium terkait dengan pemeriksaan darah, urin, dll.c. Kolaborasi dengan radiologi terkait dengan tindakan rongent, CT Scan, dll.d. Kolaborasi dengan perawat (teman sejawat) terkait dengan pelayanan ASKEP yang optimal dan komperhensif.e. Kolaborasi dengan keluarga klien terkait dengan informasi penanganan dan kenyamanan klien dengan pelayanan. 10) Alasan pasien kembali mengalami sesak setelah mendapat operasi dan penanganan awal adalah karena belum maksimalnya pelayanan medis yang harusnya didapatkan klien. Keluarga mengambil keputusan dengan memulang paksakan klien, sehingga tim medis dan tim kesehatan lainnya tidak dapat mengontrol kondisi klien yang masih belum stabil yang bisa saja kritis sewaktu-waktu. 11) Indikasi dilakukannya operasi pada klien adalah karena adanya fraktur costa akibat kecelakaan yang dialami klien. hal tersebut dibuktikan dengan adanya hasil rontgen yang menunjukkan klien mengalamu fraktur pada costa 3, 4 dan 5.12) Setelah operasi, bisa saja terjadi komplikasi seperti efusi pleura, dll. Hal tersebut biasa terjadi pada kasus-kasus pembedahan thoraks, bisa juga terjadi karena adanya human eror.13) Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien-pasien yang mengalami efusi pleura antara lain; tindakan WSD untuk mengeluarkan cairan, pemberian antibiotic jika terjadi infeksi, thorakosintesis, biopsy paru, tirah baring, dll. 14) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan terkait dengan masalah yang dialami klien pada kasus 2 adalah; pemeriksaan AGD, foto thorax, CT-Scan, Ultra Sonografi, dll.

2. Pertanyaan LO (Learning Objective)1) Anatomi ParuParu-paru(lung, dari kata latinpulmonesuntuk paru-paru.) Adalah organ utama pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) dan juga sistem ekskresi. Fungsinya adalah untuk menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah atau sering disebut bernapas. Pada umumnya paru-paru terdapat pada hewan mamalia termasuk juga manusia.Paru-paru terletak di dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi oleh struktur tulang selangka. Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat disebut diafragma. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan paru-paru kiri sekitar 560 gram. Masing-masing paru-paru dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta struktur-struktur lain di dalam rongga dada. Selaput yang membungkus paru-paru disebut pleura. Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu:1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru.2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir tengah (lobus medius), dan gelambir bawah (lobus inferior). Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus superior) dan gelambir bawah (lobus inferior). Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2 0,3 mm.Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada gelembung inilah terjadi pertukaran udara di dalam darah, O2masuk ke dalam darah dan CO2dikeluarkan dari darah. Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya 90m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700juta buah. Ukurannya bervariasi, tergantung lokasi anatomisnya, semakin negatif tekanan intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe sel epitel alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan berbentuk skuamosa, bertanggungjawab untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe ii, yaitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam pertukaran udara. Sel-sel tipe II inilah yang memproduksi surfaktan, yang melapisi alveolus dan mencegah kolapnya alveolus (anoname).Fisiologi paruFungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan melalui paru-paru, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke alveoli, dan dapat erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu lapisan membran , yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmhg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbon dioksida adalah salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bias menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis, misalnya orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup, ruang kapal, ketel uap, dll. Bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti menjadi kebiru-biruan misalnya di bibir, telinga, lengan, dan kaki (sianosis).Pengambilan udara pernapasan dikenal dengan inspirasi dan pengeluaran udara pernapasan disebut dengan ekspirasi. Mekanisme pertukaran udara pernapasan berlangsung di alveolus disebut pernapasan eksternal. Udara pernapasan selanjutnya diangkut oleh hemoglobin dalam eritrosit untuk dipertukarkan ke dalam sel. Peristiwa pertukaran udara pernapasan dari darah menuju sel disebut pernapasan internal. Aktivitas inspirasi dan ekspirasi pada saat bernapas selain melibatkan alat-alat pernapasan juga melibatkan beberapa otot yang ada pada tulang rusuk dan otot diafragma (selaput pembatas rongga dada dengan rongga perut). Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara(inspirasi)dan pengeluaran udara(ekspirasi)maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah pertukaran gas, tetapi tetap berada dalam saluran napas di mana pada tempat ini tidak terjadi pertukaran gas, seperti pada hidung, faring dan trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi, sebab tidak berguna dalam proses pertukaran gas. Pada waktu ekspirasi, yang pertama kali dikeluarkan adalah udara ruang rugi, sebelum udara di alveoli sampai ke udara luar. Oleh karena itu, ruang rugi merupakan kerugian dari gas ekspirasi paru-paru. Ruang rugi dibedakan lagi menjadi ruang rugi anatomik dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi anatomik meliputi volume seluruh ruang sistem pernapasan selain alveoli dan daerah pertukaran gas lain yang berkaitan erat. Kadang-kadang, sebagian alveoli sendiri tidak berungsi atau hanya sebagian berfungsi karena tidak adanya atau buruknya aliran darah yang melewati kapiler paru-paru yang berdekatan. Oleh karena itu, dari segi fungsional, alveoli ini harus juga dianggap sebagai ruang rugi dan disebut sebagai ruang rugi fisiologis (anoname).2) Definisi Efusi PleuraEfusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleura yang terjadi karena proses penyakit primer dan dapat juga terjadi karena penyakit skunder akibat penyakit lain. Efusi pleura dapat berupa cairan jernih yang merupakan transudat, dan dapat berupa pus atau darah (Baughman C Diane, 2000).Efusi pleura adalah adanya cairan yang berlebih dalam rongga pleura baik transudate maupun eksudat (Smeltzer C Suzanne, 2001).Efusi pleura adalah jumlah cairan nonpurulen yang berlebihan dalam rongga pleura, antara lapiran visceral dan parietal (Mansjoer Arif, 2001).Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat akumulasi cairan yang abnormal dalam rongga pleura (Brunner dan Suddarth, 2001).Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam rongga pleura yang terletak di antara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit skunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleura mengandung sejumlah kecil cairan (5ml sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleura bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzane, 2002).Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura (Priece, 2005).Efusi pleura adalah adanya cairan yang berlebih dalam rongga pleura (Davey, 2005).3) Etiologi Efusi PleuraPada kejadian efusi pleura, bisa terjadi 2 jenis keadaan yang berbeda1. Efusi pleura transudativa, biasanya disebabkan oleh suatu kelainan pada tekanan normal di dalam paru-paru.2. Efusi pleura eksudativa, terjadi akibat peradangan pada pleura yang sering kali disebabkan oleh penyakit paru-paru, kanker, tuberculosis dan infeksi paru lainnya, reaksi obat, asbestosis dan sarkoidosis.Penyebab lain dari efusi pleura adalah:1. Gagal jantung.2. Kadar protein darah yang rendah.3. Sisrosis.4. Pneumonia.5. Blastomikosis.6. Koksidiodomikosis.7. Tuberculosis.8. Histoplasmosis.9. Kriptokokosis.10. Abses di bawah diafragma.11. Atritis rematoid.12. Pankreatitis.13. Emboli paru.14. Tumor.15. Lupus erimatisus sistemik.16. Pembedahan jantung.17. Cedera di dada.18. Obat-obatan (hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin, klorpamazin, nitrofurantoin, bromokriptin, dantrolen, prokarbazin).19. Pemasangan selang untuk makan atau selang intra vena yang kurang baik. (http://www.spesialis.info/?efusi-pleura.994). Menurut Hudak dan Gallo (1998:562) penyebab efusi pleura adalah:f. Peningkatan tekanan negatif intra pleura.g. Penurunan tekanan osmotic koloid darah.h. Peningkatan tekanan kapiler subleural.i. Adanya inflamasi atau neoplastic.4) Klasifikasi Efusi Pleura1. Efusi pleura transudatePada efusi jenis transudate ini keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan dari pembuluh darah. Mekanisme terbentuknya transudate karena peningkatan tekanan hidrostatik CHF), penurunan onkotik (hipoalbumin) dan tekanan negatif intra pleura yang meningkat (atelectasis akut). Ciri-ciri cairan :a. Serosa jernih.b. Berat jenis rendah (di bawah 1,012%).c. Terdapat limfosit dan mesofel tetapi tidak ada neutrophil.d. Protein 1,015 %.b. Kadar protein >3% atau >30g/dl.c. Ratio protein pleura berbanding LDH serum 0,6.d. LDH cairan pleura libih besar daripada 2/3 batas atas LDH serum normal.e. Warna cairan keruh.Penyebab dari efusi pleuran eksudat ini adalah:a. Kanker : karsinoma bronkogenik, mesothelioma atau penyakit metatatik ke paru atau permukaan pleura.b. Infrak paru.c. Pneumonia.d. Pleuritis virus.5) Tanda dan Gejala Efusi PleuraMenurut Nettina, (1996:229) gambaran klinis efusi pleura adalah; nyeri dada, dyspnea (nyeri saat bernafas), batuk, dullness bila dilakukan perkusi pada are menumpukan cairan.Menurut Hudak dan Gallo (1998:560); dyspnea bervariasi, nyeri ruang interkosta menonjol pada efusi pleura yang berat, suara nafas berkurang, vocal premitus menurun.

Menurut Tierney, 2002 dan Tucker, 1998. Manifestasi klinis yang dapat muncul dari efusi pleura adalah:a. Sesak nafas.b. Nyeri dada.c. Kesulitan bernafas.d. Peningkatan suhu tubh jika ada infeksi.e. Keletihan.f. Batuk.6) Pemeriksaan Diagnistik Efusi PleuraAdapun beberapa pemeriksaan yang dapat menunjangg adanya efusi pleura adalah:a. Foto RongentFoto thorax dapat mengetahui adanya cairan dalam cavum pleura walaupun cairannya masih sedikit pada efusi pleura ringan.b. Ultra SonografiUntuk mengetahui lokasi cairan untuk tujuan fungsic. TorakosistesisSuatu tindakan pengambilan cairan pleura untuk membedakan cairan tersebut teansudat, eksudat atau pus.d. AGDVariabel tergantung dari derajat fungsi paru dipengaruhi oleh gangguan mekanik pernafasan dan kemampuan mengkompensasi PaCO2 kadang meningkat, PaCO2 mungkin normal atau menurun. SaO2 biasanya menurun (Tucker,1998:265).e. Pemeriksaan RadiologiPada fluoroskopi maupun foto thorax PA cairan yang kurang dari 300cc tidak bisa terlihat. Mungkin kelainan yang tampak hanya berupa penumpukan kostofrenikus. Pada efusi pleura sub pulmonal, meski cairan pleura lebih dari 300 cc, frenicocostalis tampak tumpul, diafragma kelihatan meninggi. Untuk memastikan dilakukan dengan foto thorakx lateral dari sisi yang sakit (lateral decubitus) ini akan memberikan hasil yang memuaskan bila cairan pleura sedikit (Hood Alsagaf, 1990:786-787).f. Biopsy PleuraBiopsy pleura ini berguna untuk mengambil specimen jaringan pleura dengan melalui biopsijalur percutaneous. Biopsy ini digunakan untuk mengetahui adanya sel-sel ganas atau kuman-kuman penyakit (biasanya kasus pleurisy tubelculosa dan tumor pleura) (Soeparman, 1990:788).g. Pemeriksaan Biokimia Secara biokimiaefusi pleura terbagi atas transudah dan eksudat yang perbedaannya dapat dilihat pada tabel berikut:TransudatEksudat

Kadar protein dalam efusi g/dl3

Kadar protein dalam efusi0,5

Kadar protein dalam serum

Kadar LDH dalam efusi (1-U)200

Kadar LDH dalam efusi0,6

Kadar LDH dalam serum

Berat jenis cairan efusi1,016

Rivalta Negatif Positif

Di samping pemeriksaan di atas, secara biokimia diperiksakan juga cairan pleura: Kadar pH dan Glukosa. Biasanya merendah pada penyakit-penyakit infeksi, arthritis reumathoid dan neolpasma. Kadar amylase. Biasanya meningkat pada paulercatilis dan metastasis adenocarcinoma (Soeparman, 1990:787).h. Analisa Cairan Pleura Transudate: jernih, kekuningan. Eksudat: kuning, kehijau-hijauan. Hilothorax: putih seperti susu. Empyema: kental dan keruh. Empyema anaerob: berbau busuk. Mesothelioma: sangat kental dan berdarah.i. Perhitungan Sel dan Sitologi Leukosit 25.000 (mm3) : empyema. Banyak netrofil : tuberculosis, limfoma, keganasan. Eosinophil meninglat : mengalami peningkatan 1000-10000/mm3 cairan tampak kemorogis, sering dijumpai pada pankreatitis atau pnemoni. Bila eritrosit >10000 mm3 menunjukkan infrak paru, trauma dada dan keganasan. Misotel banyak : jika terdapat mesotel kecurigaan TB bisa disingkirkan.j. SitologyHanya 50-60% kasus-kasus keganasan dapat ditemukan sel ganas. Sisanya kurang lebih terdeteksi karena akumulasi cairan pleura lewat mekanisme obstruksi, preamonitas atau atlektasis (Alsagaff Hood, 1994:147-148).k. BakteriologiJenis kuman yang sering ditemukan dalam cairan pleura adalah pneamo cocclis, E-coli, klesiecla, pseudomonas, enterobacter. Pada pleuritis TB kultur cairan terhadap kuman tahan asam hanya dapat menunjukkan yang positif sampai 20% (Soeparman, 1998:788).7) Pathway efusi pleuraEtiologiTransudate disebabkan oleh: Payah jantung Penyakit ginjal Penyakit hatiEksudat disebabkan oleh infeksi

Efusi Pleura

Pengumpulan cairan dalam rongga pleura

Ekspansi paru menurunNormal cairan 10-20 ml

Pertukaran O2 dalam alveoli menurunSebagai pelicin gerakan kedua pleura pada waktu bernafas

Serosa jernihDarah NanahCairan Seperti Susu

Dyspnea

Ketidakefektifan Pola Nafas

Batuk

Sputum Iritasi membrane mukosa dalam saluran pernafasan

Mengalir ke tenggorokanBau sputum tertinggal di dalam saluran pernafasanNyeri dada

Akumulasi sputumGangguan Rasa Nyaman: Nyeri

Reaksi paru terhadap iritanMual

Ketidakefektifan Bersihan Jalan NafasMuntah

Adanya tumor paruTidak nafsu makan

Anoreksia

Sputum merah mudaKetidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

(sumber: Brunner & Suddarth, 2001)8) Patofisiologi efusi pluraDi dalam rongga pleura terdapat 5ml cairan yang cukup untuk membasahi seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura viseralis. Cairan ini dihasilkan oleh kapiler pleura viseralis karena adanya tekanan hidrostatik, tekanan koloid dan daya tarik elastis. Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura viseralis, sebagian kecil lainnya (10-20%) mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga cairan disini mencapai 1 liter seharinya. Terkumpulnya cairan di rongga pleura disebut efusi pleura, ini terjadi bila keseimbangan antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia akibat inflamasi, perubahan tekanan osmotic (hipoalbuminemia), peningkatan tekanan vena (gagal jantung). Atas dasar kejadiannya efusi pleura dapat dibedakan atas transudate dan eksudat pleura. Transudate misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan vena disertai peningkatan hidrostatik, dan sirosiss hepatic karena tekanan osmotic koloid yang menurun. Eksudat dapat disebabkan antara lain oleh keganasan dan infeksi. Cairan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan protein dan berat jenisnya tinggi. Cairan ini juga mengandung banyak sel darah putih. Sebaliknya transudate kadar proteinnya rendah sekali atau nihil sehingga berat jenisnya rendah (anoname). 9) Komplikasi efusi pleura

1. Infeksi.2. Fibrosis paru.(Mansjoer, 2011)10) Penatalaksanaan efusi pleuraMenurut Mansjoer, 2011 penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah:1. ThorakosentasisDrainase cairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif seperti nyeri, dyspnea dan lain-lain. Cairan efusi sebanyak 1-1,5 liter perlu dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya edema paru. Jika jumlah cairan efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutnya baru dapat dilakukan 1 jam kemudian. 2. Pemberian antibioticJika ada infeksi3. PleurodesisPada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan obat (tetrasiklin, kalk dan bieomisin) melalui selang interkostalis untuk melekatkan kedua lapisan pleura dan mencegah cairan terakumulasi kembali.4. Biopsy pleuraUntuk mengetahui keadaan kegnasan. 5. Tirah baringTirah baring ini bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen karena peningkatan aktivitas akan meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga dyspnea akan semakin meningkat pula.

BAB III BAGAN/SKEMA/KONSEP SOLUSI

DAFTAR PUSTAKA

_____. _____. Efusi Pleura. Dikutip dari http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-asuhankepe-5141-2-babii.pdf. diakses tanggal 2 Oktober 2015, pukul 07.50 WIB_____. _____. Efusi Pleura. Dikutip dari http://eprints.ums.ac.id/16669/2/BAB_I.pdf. Diakses tanggal 2 Oktober 2015, pukul 08.57 WIB_____. _____. Efusi Pleura. Dikutip dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24310/5/Chapter%20I.pdf. Diakses tanggal 2 Oktober 2015, pukul 08.59 WIB_____. _____. Efusi Pleura. Dikutip dari http://staff2.ui.ac.id/upload/pudjo.astowo/material/efusipleuraepgdanempiema.pdf. diakses tanggal 2 Oktober 2015, pukul 07.58 WIB_____. _____. Pengertian Costa. Dikutip dari http://kamuskesehatan.com/arti/tulang-rusuk/. Diakses tanggal 2 Oktober 2015, pukul 08.25 WIB_____. _____. Pengertian Rontgen. Dikutip dari www.Artikata.com/arti-156416-rontgen.html. Diakses tanggal 2 Oktober 2015, pukul 08.20 WIB_____. _____. Pengertian Sesak Nafas. Dikutip dari http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/tips-hidup-sehat/sesak-nafas. Diakses tanggal 2 Oktober 2015, pukul 08.22 WIB_____. _____. Pengertian Takipnea. Dikutip dari http://kamuskesehatan.com/arti/takipnea/. Diakses tanggal 2 Oktober 2015, pukul 08.23 WIB